Disusun Oleh :
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
kunjungan rumah ini sebagai bagian dari tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kusuma Surabaya.
3. Dr. Atik Sri Wulandari, SKM, M.Kes, selaku Kepala Bagian Ilmu
Surabaya.
iii
4. Hj. Andiani.,dr.,M.Kes, selaku Koordinator Kepaniteraan Klinik Ilmu
Surabaya.
rumah ini.
7. Kepala Puskesmas Gedeg beserta staff dan jajaran nya yang telah
ini.
Saya menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik
dan saran yang membangun sangat saya harapkan dan hargai guna
penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penyusun
Ahmed Abdillah
iv
DAFTAR ISI
Cover ....................................................................................................................i
Halaman Pengesahan ............................................................................................ii
Kata Pengantar.......................................................................................................iii
Daftar Isi................................................................................................................v
Daftar Tabel ..........................................................................................................vii
Daftar Gambar ....................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................2
C. Tujuan ..............................................................................................................2
D. Manfaat ............................................................................................................2
BAB II HASIL PEMERIKSAAN KLINIK
A. Identitas Pasien.................................................................................................4
B. Anamnesis.........................................................................................................4
C. Pemeriksaan Fisik ............................................................................................5
D. Pemeriksaan Penunjang ...................................................................................8
E. Resume .............................................................................................................8
F. Diagnosis...........................................................................................................8
G. Penatalaksanaan ...............................................................................................8
H. Follow Up.........................................................................................................9
BAB III PENGELOLAAN PASIEN
A. Patient-Centered Management.........................................................................10
B. Prevensi Bebas Penyakit untuk Keluarga Lainnya...........................................10
BAB IV IDENTIFIKASI FAKTOR KELUARGA DAN LINGKUNGAN
A. Faktor Keluarga................................................................................................12
B. Penyakit karena Faktor Genetik........................................................................14
C. Fungsi Keluarga................................................................................................15
D. Faktor Lingkungan ..........................................................................................24
E. Faktor Perilaku Keluarga..................................................................................25
v
F. Faktor Pelayanan Kesehatan.............................................................................26
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Masalah...............................................................................................27
B. Analisis.............................................................................................................28
C. Pembahasan .....................................................................................................29
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.......................................................................................................31
B. Saran.................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................33
LAMPIRAN ........................................................................................................34
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
FORM HASIL KEGIATAN HOME VISIT
LAPORAN HOME VISIT DOKTER KELUARGA
Berkas Pembinaan Keluarga
Puskesmas Gedeg No. RM : BD029802
Tabel 1. Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode)
Tangga Tingkat Paraf
Paraf Keterangan
l Pemahaman Pembimbing
ix
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastritis merupakan salah satu faktor utama yang menjadi masalah
kesehatan pada masyarakat. Hal ini menjadi masalah kesehatan pada saluran unit
gawat darurat pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya rasa nyeri tekan pada
daerah epigastrium (bagian daerah lambung) dengan mengarah pada diagnosa
gastritis, dimana untuk memastikan di butuhkan suatu pemeriksaan fisik dan
penunjang-penunjang lainnya seperti endoskopi (Sakib N, 2019).
Gastritis adalah suatu inflamasi yang mengenai daerah dinding lambung
terutama pada mukosa gaster. . Gastritis dapat disebabkan oleh beberapa hal
seperti oleh karena infeksi H.pylori, kebiasaan makan makanan yang pedas,
asam, minuman iritatif (seperti soda), serta konsumsi kopi, alcohol, stress
emosional, obat – obatan seperti NSAID, dan juga dapat disebabkan oleh karena
imunitas. (Ricky, 2019)
Insiden gastritis di dunia sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap
tahunnya, di Inggris (22%), China (31%), Jepang (14,5), Kanada (35%), dan
Perancis (29,5). Di Asia Tenggara sekitar 586.635 dari jumlah penduduk setiap
tahunnya. Presentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia menurut (WHO
2017) adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis di Indonesia cukup tinggi dengan
prevalensi 274,396 kasus (Budiana dalam Syamsu 2017).
Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis
merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan seseorang
Laporan ini ditulis berdasarkan kasus dari seorang penderita gastritis akut
yang berusia 43 tahun dengan jenis kelamin perempuan yang berdomisili di
wilayah Puskesmas Gedeg, Kabupaten Mojokerto.
Mengingat kasus gastritis masih sering ditemui di berbagai daerah,
khususnya di wilayah Puskesmas Gedeg, maka penulis tertarik untuk mengambil
kasus ini sebagai kasus Home Visit.
2
B. Rumusan masalah
Bagaimana memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
bersifat holistik kepada Ny. Y sebagai penderita, anggota keluarga, dan
anggota masyarakat?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bersifat
holistik kepada Ny. Y sebagai penderita, anggota keluarga, dan anggota
masyarakat.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi penyakit yang diderita pasien
b. Mengidentifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui APGAR
c. Mengidentifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui SCREEM
d. Mengidentifikasi faktor keturunan pasien melalui Genogram
e. Mengidentifikasi faktor pelayanan kesehatan
f. Mengidentifikasi perilaku pasien terkait yang berkaitan dengan
penyakitnya
g. Mengidentifikasi faktor lingkungan fisik dan sosial ekonomi pasien
h. Memberikan solusi atas semua temuan masalah yang dihadai pasien
secara komprehensif dengan masalah lingkungan keluarga dan
sekitarnya.
D. Manfaat
1. Bagi Dokter Muda
a. Sebagai bekal pengalaman di lapangan untuk melakukan proses
pendataan yang dianalisis secara holistik tentang hubungan antara
penyakit dengan kondisi sosial ekonomi dan pelayanan kesehatan.
b. Mengetahui peran serta sarana pelayanan kesehatan pada penatalaksaan
penyakit di masyarakat.
3
A. Identitas Penderita
Nama : Ny. Y
Umur : 43 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Dsn. Bandung Wetan, RT 2 RW 2 Kecamatan Gedeg,
Kabupaten Mojokerto
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 1 September 2021
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama : Nyeri perut di sebelah kiri
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut sebelah kiri sejak tiga hari
yang lalu. Pasien juga mengeluh badan terasa lemas dan nafsu makan
berkurang. Keluhan lain seperti mual, muntah, batuk juga dirasakan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
a. Riwayat mengeluh penyakit yang sama sebelumnya disangkal.
b. Riwayat alergi obat cotrimoxazole.
c. Riwayat alergi obat amoxicillin.
d. Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma, dan sakit jantung
disangkal.
4
5
8. Riwayat Gizi
Pasien untuk 3 hari sebelum sakit makan sehari-harinya tidak teratur
karena nafsu makan menurun, dan muntah mual, biasanya 1-3 kali sehari
dengan porsi 1 piring dengan nasi dan lauk seperti tahu, tempe, sayur
sayuran, dan daging.
C. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum : cukup
Kesadaran : compos mentis
GCS : E4V5M6
2. Tanda Vital dan Status Gizi
a. Tanda Vital
Nadi : 86 x/menit, kuat, reguler
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,6 oC
Tensi : 110/80 mmHg
6
b. Status Gizi
Berat badan : 65 kg
Tinggi badan : 161 cm
Perhitungan status gizi berdasarkan body mass index (BMI) :
BMI = 25,1
Tabel II.1. Klasifikasi Penilaian Status Gizi berdasarkan BMI
Nilai BMI Status Gizi
>30 Obesitas
25-29,5 Berat badan lebih
18,5- 24,5 Berat badan ideal
<18,5 Berat badan kurang
Berdasarkan tabel BMI di atas, maka status gizi penderita masuk dalam
kategori berat badan lebih.
3. Kulit
Warna : sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)
Kelembaban : lembab
Turgor : baik
CRT : dalam batas normal
4. Mata
Conjunctiva : anemis (-/-),
Sklera : Ikterik (-/-)
Pupil : Isokor (3mm/3mm)
Reflek kornea : (+/+)
Katarak : (-/-)
Radang : (-/-)
Konjungtivitis: (-/-)
Uveitis : (-/-)
Pterigium : (-/-)
5. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas (-)
6. Mulut
7
Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-),
tepi
lidah hiperemis (-)
7. Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-)
8. Tenggorokan
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)
9. Leher
Pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-).
10. Thoraks
Simetris (+), retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
a. Cor:
I : iktus kordis tidak tampak
P : iktus kordis tidak kuat angkat
P : Batas kiri atas : ICS II 1 cm lateral LPSS
Batas kanan atas : ICS II LPSD
Batas kiri bawah : ICS V 1 cm lateral MCLS
Batas kanan bawah : ICS IV LPSD
A : BJ I-II intensitas normal, regular, bising (-)
Batas jantung kesan normal.
b. Pulmo: (depan belakang)
I : simetris, jejas (-)
P : nyeri tekan (-), fremitus raba dada kanan sama dengan kiri.
P : sonor (+/+)
A: suara nafas dasar vesikuler (+/+)
suara tambahan Rh (-/-), wh (-/-)
11. Abdomen
I: dinding perut sejajar dengan dinding dada, jejas (-)
A: bising usus normal
8
D. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
E. Resume
Dari hasil anamnesis didapatkan:
Seorang pasien perempuan usia 43 tahun dengan keluhan utama nyeri pada
perut sebelah kiri. Sakit dirasakan sejak tiga hari yang lalu. Pasien juga
mengeluh badan terasa lemas dan nafsu makan berkurang. Keluhan lain
seperti mual, muntah, batuk juga dirasakan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit ringan,
compos mentis. Tanda vital: Tensi: 110/80 mmHg, Nadi: 86x/menit,
Frekuensi napas: 20 x/menit, Suhu: 36,6° C, BB: 65 kg, TB: 161 cm, status
gizi berat badan lebih. Pada pemeriksaan palpasi abdomen ditemukan nyeri
tekan di regio epigastric.
Diagnosis: Gastritis akut.
F. Penatalaksanaan
a. Non Medika mentosa
1. Edukasi kepada pasien untuk minum obat secara rutin serta
melakukan pemeriksaan kembali ke puskesmas/RS bila ada keluhan
agar segera mendapatkan penanganan.
2. Edukasi kepada pasien tentang terapi nutrisi/diet pada gastriris akut.
9
BAB III
PENGELOLAAN PASIEN (PATIENT MANAGEMENT)
A. Patient-Centered Management
1. Medikamentosa
2. Non Medikamentosa
a. Memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga untuk
memperbaiki pola makan yang sesuai dengan kebutuhan pasien dan
keluarga.
b. Memberi informasi kepada pasien agar melakukan
pemeriksaan kembali ke puskesmas/RS bila ada keluhan agar
segera mendapatkan penanganan.
c. Mengingatkan pasien untuk tidak stress fisik maupun
psikologis seperti banyak pikiran dalam menghadapi suatu
masalah.
1. Struktur Keluarga
Suami Ny. Y
Anak Anak
Pertama Kedua
a
Keterangan :
: : Hubungan baik
11
13
e. Selanjutnya siapa?
14
: Laki Laki
: Perempuan
: Pasien (Penderita Gastritis)
: Meninggal
15
C. Fungsi Keluarga
a. Adaptation
c. Growth
d. Affection
e. Resolve
Score
FAKTOR TEORI TEMUAN
2 1 0
Bagaimana dukungan dari Anggota keluarga
keluarga apabila ada salah menerima keluhan Ny. Y.
seorang anggota keluarga
mengalami masalah, terutama
Adaptation √
untuk masalah kesehatan.
Adakah saling keterbukaan di
dalam keluarga tersebut
(Notoatmodjo, 2003).
Komunikasi yang terjalin antara Dalam menghadapi
anggota keluarga. Apakah pada persoalan yang
saat salah satu anggota keluarga menyangkut penyakit Ny.
memiliki masalah, terutama Y di diskusikan bersama
Partnership
untuk masalah kesehatan, suami dan anaknya dalam
didiskusikan bersama mengambil keputusan.
bagaimana pemecahannya
(Notoatmodjo, 2003).
Apakah keluarga tersebut dapat Anggota keluarga kurang
memenuhi kebutuhan sabar terhadap sikap Ny. Y
Growth -kebutuhannya yang kurang mampu
(Notoatmodjo,2003). mengurangi konsumsi
makanan pedas.
Hubungan kasih sayang dan Suami dan anak pasien
interaksi antar anggota keluarga selalu mengingatkan pasien
Affection
(Notoatmodjo, 2003). untuk rutin kontrol ke
Puskesmas.
Kepuasan di dalam keluarga Ny. Y puas dengan waktu
akan waktu dan kebersamaan yang diluangkan oleh
yang diluangkan oleh masing- keluarganya untuk
Resolve √
masing anggota keluarga bagi menghabiskan waktu
keluarganya (Notoatmodjo, bersama.
2003).
Total Score 9
Keterangan :
*) Tekanan Patologi Sosial
22
Hasil Analisis
D. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan Sosial
Ny. Y adalah seorang ibu yang tinggal satu rumah dengan suami
dan kedua anaknya. Anak pertama pasien masih menempuh pendidikan
SMA dan anak kedua SMP. Hubungan pasien dalam keluarga cukup
baik. Suami dan kedua anaknya selalu memberikan perhatian kepada
pasien. Untuk perekonomian suami bekerja menjadi pegawai swasta,
begitu juga dengan pasien (Ny. Y). Setiap hari pasien makan sebanyak
2-3 kali dengan menu yang bervariasi dan pasien suka mengkonsumsi
makanan pedas. Pasien olahraga 1x/minggu dengan jalan pagi
disekitar rumah. Pasien rutin minum obat hingga habis. Dapat
disimpulkan bahwa pola perilaku pasien teratur karena rutin
meminum obat.
A. Temuan Masalah
1. Masalah aktif (individu pasien)
a. Ny. Y menderita Gastritis
b. Frekuensi makan per hari yang tidak teratur
c. Diet yang tidak teratur
2. Faktor perilaku
a. Rutin meminum obat hingga habis
b. Frekuensi makan yang tidak teratur
c. Suka makan makanan pedas
3. Faktor lingkungan
a. Lingkungan fisik
Sanitasi rumah sedikit kurang baik
b. Lingkungan sosial/budaya
1) Kondisi sosial ekonomi kelas menengah ke bawah
2) Tingkat pendidikan lulusan sma
4. Faktor pelayanan kesehatan
25
Setiap kali kontrol Ny. Y selalu menggunakan BPJS, sehingga
tidak perlu mengeluarkan biaya dan dana pribadi
5. Faktor genetik
Tidak dijumpai.
B. Analisis
Keturunan
Tidak dijumpai
Perilaku
Rutin meminum obat
Lingkungan hingga habis
Rumah layak huni Frekuensi makan per
Kebersihan sedikit Ny. Y
hari tidak teratur
kurang baik 43 th Suka makan yang
Lingkungan yang pedas
kurang bersih Kepatuhan pasien
meminum obat
dikarenakan banyak
Pelayanan Kesehatan Pasien kurang patuh
timbunan barang mengikuti larangan
Setiap kali kontrol Ny. Y
selalu menggunakan
BPJS, sehingga tidak
perlu mengeluarkan biaya
dan dana pribadi
Kurangnya penyuluhan
karena terkendala oleh
waktu dan antusias
masyarakat yang kurang
26
pasien suka makan makanan yang pedas, serta frekuensi makan per hari
tidak teratur.
C. Pembahasan
Dalam mengatasi masalah Ny. Y (43 tahun) dengan status sebagai
pasien gastritis yang tinggal di tengah-tengah masyarakat Desa Bandung,
Kecamatan Gedeg, Kabupaten Sidoarjo dapat ditempuh dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Mengatur pola hidup untuk mencegah Gastritis
Pola hidup dapat dikatakan sebagai suatu model yang menjadi
kebiasaan yang dilakukan seseorang dalam kehidupan sehari-hari seperti
pola makan, pola mengalokasikan waktu dan pola melakukan kegiatan
fisik.
a. Pola makan
Pola makan terkait dengan jenis, proporsi dan kombinasi
makanan yang dimakan. Penyebab gastritis dapat dibedakan atas faktor
internal dan eksternal. Faktor internal disebabkan oleh adanya kondisi
yang memicu keluarnya asam lambung yang berlebihan yang membuat
tidak nyaman. Faktor eksternal disebabkan oleh iritasi dan infeksi pada
lambung. Faktor resiko yang menyebabkan gastritis adalah penggunaan
obat aspirin atau anti radang non steroid yang tidak sesuai aturan pakai,
infeksi kuman Helicobacter pyilori, kebiasaan yang kurang baik seperti
merokok dan minum-minuman beralkohol, kebiasaan makan tidak
teratur, suka mengkonsumsi makanan yang pedas dan asam, serta
mengalami stress.
Untuk mencegah terjadinya gastritis bisa dengan cara mengubah
pola makann yang baik dengan proporsi yang seimbang antara
karbohidrat protein dan lemak serta makanan yang kaya akan serat,
sayur dan mineral merupakan salah satu cara dalam menata pola makan
yang sehat.
b. Aktivitas fisik/bekerja
27
Aktifitas fisik adalah gerakan tubuh yang disebabkan oleh
kontraksi otot untuk menghasilkan energi. Untuk menjaga kesehatan
tubuh dibutuhkan aktifitas fisik yang sedang atau bertenaga serta
dilakukan secara rutin kurang lebih 30 menit setiap harinya dalam
seminggu. (Jayanti, 2017).
2. Edukasi pasien (Ny. Y) dan keluarga tentang penyakit Gastritis
Adapun permasalahan yang ditemukan dalam diri pasien dan
keluarganya yaitu (1) tingkat penerapan pemahaman tentang penyakit
gastritis yang masih rendah, (2) pola makan yang tidak mendukung
pengendalian penyakit gastritis.
a. Mengubah tingkat pengetahuan/pemahaman
Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi umumnya memiliki
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik daripada orang dengan
pendidikan yang rendah. Hal ini berkaitan dengan kemudahan
menerima informasi sehingga dengan adanya pengetahuan tersebut
dapat meningkatkan kesadaran dan motivasi dalam menjaga
kesehatannya. Sebaliknya pada seseorang dengan tingkat pendidikan
yang rendah akan tidak mudah untuk menerima dan mengerti pesan-
pesan kesehatan yang disampaikan sehingga pengetahuan yang dimiliki
terbatas dan berdampak pada misalnya pemilihan jenis makan yang
tidak tepat dan pola makan yang tidak terkontrol. Pemahaman tentang
penyakit gastritis perlu dijelaskan secara sederhana baik faktor risiko
yang mendorong terjadinya penyakit tersebut maupun pentingnya
pengendalian kadar gula darah dengan kontrol secara teratur dan
minum obat secara rutin. Penyakit gastritis yang tidak dapat
disembuhkan dengan pengobatan harus ditanamkan betul-betul,
sehingga dapat dicegah terjadinya komplikasi. Ketidakpatuhan untuk
pemeriksaan rutin dan minum obat secara teratur akan berdampak
buruk terhadap perkembangan penyakitnya.
b. Mengubah sikap
28
Perubahan sikap yang positif agar mampu mengubah perilaku
dalam menjaga kesehatan agar penyakitnya tidak berkembang
memburuk atau terjadi komplikasi perlu pendampingan yang terus-
menerus dari anggota keluarga. Peran keluarga dinilai sangat penting
untuk mengubah sikap dan perilaku pasien agar mampu mengatasi
masalah penyakitnya secara mandiri. Selain itu, dengan menerapkan
kebiasaan aktifitas fisik seperti olahraga ringan, pengaturan pola makan
dan kebiasaan-kebiasaan buruk lain yang tidak sesuai dengan
pencegahan komplikasi penyakitnya perlu mendapatkan perhatian
keluarga dengan sabar dan berkesinambungan.
c. Mengubah tingkah laku
Tingkah laku tentang pola makan yang tidak sehat, tidak rutin
berolahraga merupakan gambaran masih rendahnya tingkat
pengetahuan dan pemahaman mengenai penyakit gastritis yang diderita.
Kebiasaan tersebut tidak akan membawa penyakitnya kearah lebih baik,
hal itu yang belum disadari oleh kebanyakan masyarakat. Sekali lagi,
faktor pendampingan keluarga untuk terus-menerus rutin memeriksakan
diri ke Puskesmas, minum obat teratur dan beraktivitas fisik secara
cukup harus diupayakan menjadi perilaku yang mutlak dilakukan secara
berkesinambungan.
d. Mengubah perilaku keluarga
Anggota keluarga Ny. Y yang tidak menderita gastritis harus
memahami sejak dini apa itu gastritis dan cara mencegah agar tidak
terkena gastritis. Cara pencegahan telah disampaikan sebagaimana
dijelaskan pada butir 1 diatas. Pemahaman yang diperoleh keluarga
dengan edukasi ini diharapkan mampu memberikan informasi dan
motivasi kepada Ny. Y agar penyakitnya tidak berakhir dengan
komplikasi.
4. Edukasi masyarakat sekitar pasien tentang penyakit gastritis
Deskripsi mengenai kasus gastritis pada Ny. Y dan keluarganya
kemungkinan juga merupakan gambaran yang terjadi pada masyarakat di
29
sekitar kediamaan keluarga pasien tersebut. Perilaku negatif Ny. Y dalam
menghadapi penyakitnya seperti yang disebutkan sebelumnya kemugkinan
juga merupakan kebiasaan yang ada di masyarakat. Kebiasaan olahraga di
masyarakat yang belum menjadi kebutuhan hidup, pola makan yang tidak
sehat serta belum terbiasanya menjaga kesehatan sebelum sakit adalah
kebiasaan tidak baik yang masih banyak dijumpai di masyarakat-masyarakat
dengan sosial budaya seperti di sekitar kediaman Ny. Y. Kegiatan
kunjungan rumah (home visit) seperti kunjungan rumah ke pasien Ny. Y
tersebut perlu dikembangkan dengan penyuluhan kesehatan di sekitar
kediaman pasien.
30
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hasil anamnesis penyakit pasien
b. Tidak ada faktor keturunan dari penyakit Ny. Y dimana hal ini
dibuktikan dengan tidak adanya keluarga Ny. Y yang menderita
penyakit yang sama.
c. Hasil analisis metode APGAR menunjukkan bahwa fungsi anggota
keluarga khususnya penerimaan anggota keluarga Ny. Y sebagai
penderita Gastritis cukup baik, hanya saja anggota keluarga kurang
sabar terhadap sikap Ny. Y yang kurang mampu mengurangi konsumsi
makanan pedas. Sedangkan analisis patologi lingkungan metode
SCREEM menunjukkan bahwa keluarga Ny. Y tidak merasa mendapat
tekanan (masalah) dalam menghadapi fungsi patologi sosial.
31
d. Secara umum kondisi fisik tempat tinggal keluarga pasien belum
memenuhi syarat sanitasi sepenuhnya. Lingkungan sosial ekonomi
keluarga Ny. Y termasuk lingkungan kelas menengah ke bawah.
32
32
34
LAMPIRAN
35
Gambar 3 – Kamar Tidur
36
Gambar 5 – Dapur
37
Gambar 7 – Gudang 1 dan 2
38