Dosen:Dra.Ifham Choli,m.Si
OLEH:
Segala puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam tak lupa
kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta
keluarga,sahabat,dan pengikutnya. Yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam
yang berilmu pengetahuan. Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah landasan
Pendidikan. Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu kami asih
memerluka kritikan dan saran-saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Karena sesungguhnya tiada yang sempurna di dunia ini.Akhirnya hanya kepada Allah
SWT. kita kembalikan semua, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berasal dari bahasa Yunani yaitu psiche dan logos. psiche yang memiliki arti jiwa,
sukma, dan roh, sedangkan logos berarit ilmu. Psikologi secara harfiah diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari mengenai jiwa seseorang. Psikologi mempelajari
mengenai manusia secara umum maupun secara pribadi/lebih khusus. Saat di sekolah
tentu saja sering ditemui siswa yang memiliki karakteristik yang sangat beragam,
bukan hanya perbedaan pada fisik, tingkat kecerdasan ataupun bakat, namun juga
meliputi perbedaan pengalaman, tingkat perkembangan siswa, cita-cita ataupun
perbedaan kepribadian secara keseluruhan. Siswa yang memiliki perbedaan tersebut
tentunya tidak dapat diperlakukan sama dalam kegiatan pembelajaran. Pemahaman
siswa oleh pendidik sangat penting dikuasai untuk memahami tingkat pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik. Pemahaman akan perkembangan siswa diharapkan
dapat mengatasi atau meminimalisir berbagai permasalahan yang di temui mengenai
peserta didik dalam pembelajaran.
Dengan demikian, psikologi adalah salah satu landasan pokok dari pendidikan. Antara
psikologi dengan pendidikan merupakan satu kesatuan yang sangat sulit dipisahkan.
Subjek dan objek pendidikan adalah manusia, sedangkan psikologi menelaah gejala-
gejala psikologis dari manusia. Dengan demikian keduanya menjadi satu kesatuan
yang tidak terpisahkan. Dalam proses dan pelaksanaan kegiatankegiatan pendidikan
peranan psikologi menjadi sangat mutlak. Analisis psikologi akan membantu para
pendidik memahami struktur psikologis anak didik dan kegiatan-kegiatannya,
sehingga dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan secara efektif (Yusuf,
2000:2).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan landasan psikologis dan psikologis
perkembangan?
2. Bagaimana penerapan unsur psikologis dalam pendidikan ?
BAB 2
PEMBAHASAN
Psikologi sebagai sebuah landasan dalam pendidikan adalah bahwa dalam pelaksanaan
pendidikan haruslah menerapkan unsur-unsur psikologis karena yang menjadi sasaran
pendidikan tersebut adalah manusia. Oleh karena itu, dalam penyelenggaraannya, pendidikan
selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia. Untuk memahami berbagai karakteristik siswa
yang beragam maka diperlukan psikologi dalam pendidikan. Pendidikan memposisikan
manusia sebagai objek dan subjeknya sehingga sangat diperlukan psikologi sebagai landasan
pendidikan.
Menurut Pidarta (2007:194) Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa
manusia. Jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani, yang dapat
dipengaruhi oleh alam sekitar. Jiwa manusia berkembang sejajar dengan pertumbuhan
jasmani. Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan
psikologis pendidikan merupakan suatu landasan dalam proses pendidikan yang membahas
berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang
berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu
untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang
bertujuan untuk memudahkan proses Pendidikan.
B.Psikologis Perkembangan
1. Periode sensorimotor pada umur 0 – 2 tahun, kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak
refleks.
3. Periode operasi konkret pada umur 7 – 11 tahun, anak sudah bisa berpikir logis, sistematis,
dan memecahkan masalah yang bersifat konkret.
4. Periode operasi formal pada umur 11 – 15 tahun, anak-anak sudah dapat berpikir logis
terhadap masalah baik yang konkret maupun yang abstrak, serta dapat membentuk ide-ide
dan masa depannya secara realistis. Sementara hal yang masih bertalian dengan
perkembangan kognitif Piaget tersebut yaitu menurut Bruner (dalam Pidarta.2009:202)
sebagai berikut;
2. Tahap ikonik, anak memahami dunia melalui gambaran-gambaran dan visualisasi verbal.
3. Tahap simbolik, anak telah memiliki gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi oleh
bahasa dan logika. Sementara Kohlberg mengembangkan teori moral kognisi atas dasar teori
Piaget. Tingkatan-tingkatan tersebut antara lain:
3. Tingkat Post-Konvensional a. Tahap orientasi kontrak sosial yang legal, yaitu tindakan
yang mengikuti standar masyarakat dan mengkonstruksi aturan baru. b. Tahap orientasi
prinsip etika universal, yaitu tindakan yang melatih kesadaran mengikuti keadilan dan
kebenaran universal. Dalam aspek afeksi, Erikson (dalam Salvin.2006:49) mencoba
menyusun perkembangannnya. Perkembangan tersebut antara lain:
4. Perasaan Produktif (Industry) vs rendah diri (inferiority) pada umur 6 -11 tahun
8. Integritas (integrity) vs putus asa (despair) pada umur 45 tahun ke atas Sementara Gagne
(dalam Pidarta.2009:207) menjelaskan perkembangan kemampuan belajar, perkembangan
tersebut sebagai berikut. 1. Multideskriminasi, yaitu belajar membedakan stimuli yang mirip,
misalnya huruf b dengan d. 2. Belajar konsep, yaitu belajar membuat respons sederhana,
seperti huruf hidup, huruf mati, dan sebagainya.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Psikologi ialah landasan dalam Pendidikan karena sangat diperlukan dalam
memposisikan manusia sebagai objek dan subjeknya yang didalamnya menerapkan
unsur-unsur psikologis dan melibatkan aspek kejiwaan pada manusia,yang membahas
informasi tentang kehidupan manusia serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek
pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangannya dengan tujuan memudahkan
proses Pendidikan.
B. Saran