Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Sesuai dengan reaksi kimia, rata-rata reaksi kimia di dalam tubuh tergantung pada
temperatur. Menurunnya reaksi kimia tubuh seiring dengan menurunnya temperatur
( hukum Vantt Hoff)  Fungsi pengatur tubuh terutama terletak pada reaksi biokimia dari
organisme itu sendiri. Energi panas yang hilang atau masuk dalam tubuh melalui kulit ada
empat cara, yaitu konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi.

Manusia juga menghasilkan kalor atau panas, sama halnya dengan peralatan
mekanis seperti mesin atau peralatan eletronika. Panas yang dihasilkan adalah
berdasarkan jenis aktivitas yang dilakukannya. Jika panas yang dihasilkan berlebih karena
proses aktivitas yang terus menerus maka harus segera didinginkan.

Jika panas yang berlebih terjadi pada tubuh manusia maka hal ini akan
mengganggu kenyamanan kita dalam beraktivitas, keseimbangan suhu pada manusia
harus dipertahankan atau dikendalikan agar kenyamanan suhu dapat tercapai. Tubuh
manusia mempunyai mekanisme alam untuk mempertahankan keseimbangan suhu
tersebut, mekanisme itu adalah berkeringat atau menggigil. Bila laju perpindahan panas
tubuh terlalu lambat maka tubuh akan memberi peringatan kepada kita melalui keringat
yang berlebih sedangkan bila perpindahan panas terlalu cepat maka yang terjadi adalah
menggigil. Pada pasien yang mengalami peningkatan suhu menengah, misalnya sampai
38,40C, metode yang digunakan adalah pendinginan permukaan, dimulai dengan metode
yang paling sederhana yaitu membuka selimut yang tipis atau pakaian dalam. Jika
mungkin kita menjaga agar suhu kamar tetap berada pada suhu dibawah suhu tubuh dan
peningkatan sirkulasi udara sekitar tubuh merupakan bantuan yang penting. Jika suhu
pasien tetap naik, mungkin diperlukan perlakuan yang lebih aktif atau cermat, misal
mandi, menggunakan kompres, atau perangkat pendingin khusus seperti selimut
hipotermik.

Obat-obatan seperti parasetamol dan aspirin biasa disebut sebagai antiperik dan


dapat digunakan untuk menurunkan suhu tubuh yang naik, walau hanya satu atau
beberapa derajat. Obat itu bekerja pada hipotalamus untuk meningkatkan keluarnya panas

1
dengan cara mendilatasi pembuluh darah kecil pada kulit yang akan memperbanyak
pengeluaran keringat.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalahnya sebagai berikut:
1. Apa pengartian dari perpindahan panas?
2. Apa saja jenis-jenis perpindahan panas?
3. Contoh penerapan perpindahan panas secara konduksi dalam dunia kebidanan

C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini antara lain:
1. Dapat mengetahui dan memahami pengertian perpindahan panas
2. Untuk mengetahui jenis-jenis perpindahan panas terutama konduksi
3. Dapat mengetahui dan memahami contoh penerapan perpindahan panas secara konduksi
dalam bidang kebidanan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perpindahan Panas


Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari satu
daerah ke daerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu antara daerah-daerah tersebut.
Karena beda suhu terdapat di seluruh alam semesta, maka aliran panas bersifat
universal yang berkaitan dengan tarikan gravitasi. Tetapi tidak sebagaimana halnya
gravitasi, aliran panas tidak dikendalikan oleh sebuah hubungan yang unik, namun
oleh kombinasi dari berbagai hukum fisika yang tidak saling bergantungan.
Kepustakaan perpindahan panas pada umumnya mengenal tiga cara
perpindahan panas yaitu, konduksi (condiction, juga dikenal dengan istilah hantaran),
konveksi (convection, juga dikenal dengan istilah aliran), radiasi (radiartion) dan
evaporasi.
B. Jenis-jenis Perpindahan Panas

1. Konduksi (Conduction)

Konduksi adalah pemaparan panas dari suatu objek yang lebih tinggi suhunya
ke objek lain yang suhunya lebih rendah melalui kontak langsung. Berdasarkan teori
kinetis di mana energi kinetis dihantarkan dari satu molekul ke molekul lain dengan
jalan benturan (tabrakan) sehingga terbentur panas. Berdasarkan teori ini misalkan
ada sebuah logam dengan T1 >T2 mengalir panas perdetik melalui luas penampang
dalam cm2. Perbedaan temperatur ∆T = T1 – T2

 
  ∆T

  L

Jq = kalori/cm = -K

Tanda (-) menyatakan aliran panas dari temperatur tinggi ke temperatur rendah.

K         = koefisien konduktivitas termal

L          = panjang hambatan

∆T       = perbedaan suhu

3
Sebagian besar penghantar panas dalam tubuh berlangsung dengan proses
konduksi yang melalui sel dan cairan sel dan dibantu oleh sirkulasi cairan tersebut dan
darah. Pada proses konduksi partikel atau molekul yang membentuk zat
menghantarkan energi panas dari satu partikel ke partikel lain. Molekul dipandang
sebagai partikel kecil yang memiliki posisi sebanding dengan yang lain dalam suatu
zat. Energi panas diperoleh melalui konduksi yang dipasok oleh gerakan yang lebih
energik dari molekul yang terlibat.

Darah merupakan suatu zat yang disebut konduktor (Penghantar panas). Pada
situasi tempat konduksi berjalan mungkin memiliki suhu lebih tinggi dari lokasi lain
dan panas cenderung mengalir ke bawah sebagaimana mestinya, untuk memperbaiki
ke tidak seimbangan tersebut, dari lokasi yang lebih panas menuju lokasi yang lebih
dingin, sampai kondisi seimbang tercapai. Konduktor yang baik akan menghantarkan
energi panas dengan cepat pula, sementara konduktor yang buruk sebaliknya.

Jika bagian tubuh menyentuh logam, misalnya tangan maka panas akan
mengalir dai tangan ke logam karena suhu pada tangan lebih tinggi. Panas kemudian
akan keluar dengan cepat dari tangan sehingga angan akan terasa dingin. Situasi
tersebut dikatakan kedinginan dari logam, tapi logam berada dalam suhu ruang.
Kecenderungan logam terasa dingin sebenarnya hanya disebabkan oleh kenyataan
bahwa logam merupakan konduktor yang sangat baik. Hal tersebut berarti bahwa
molekul yang membentuk logam padat merupakan molekul yang dapat menyerap
energi panas dengan meningkatkan laju gerakan atau fibrasi setiap molekul di sekitar
posisi tetapnya di dalam struktur logam tersebut lagi pula energi yang dihasilkan
dapat dialirkan dengan cepat dari satu molekul ke molekul lain yang ada dalam logam
sehingga pengeluaran energi panas dari tangan berlangsung secara terus-menerus dan
bermakna. Proses ini akan terus berlanjut sampai area yang menyentuh logam
mencapai suhu yang sama dengan logam, kenyataannya bahwa energi panas yang
diserap logam saat kontak dengan tangan akan dialirkan ke seluruh logam dengan
cepat memperlihatkan bahwa logam merupakan konduktor yang baik. Kayu yang
merupakan konduktor yang buruk tidak akan terasa sedingin itu. Dalam hal ini kayu
tidak dapat bergetar sekeras getaran molekul dalam logam. Dengan demikian kayu
tidak dapat mengalirkan energy panas demikian juga dengan gelas, air, dan asbes.

4
Tubuh melakukan hal sama dengan menggunakan lapisan lemak. Zat cair
dapat menghasilkan panas, tetapi kapasitasnya dalam menghantarkan panas dibatasi
oleh struktur molekulnya. Pada zat cair, molekul bergerak lebih bebas dibanding zat
padat, sehingga kontak antar molekul tidak sedekat yang terjadi pada zat padat karena
pengaturannya kurang terstruktur. Zat cair dapat menyerap panas dalam jumlah besar
tetapi tidak dapat menghantarkannya sebagaimana mestinya untuk dapat dikatakan
sebagai konduktor yang baik.

C. Penerapan Terhadap Kebidanan

1. Pemeliharaan suhu tubuh

Untuk melindungi tubuh kita menggunakan pakaian dan selimut yang dapat
menghangatkan kita dalam cuaca dingin. Pakaian dan selimut berperan sebagai
insulator, bukan menjaga agar dingin tidak masuk, tetapi menjaga agar panas tetap
berada dalam tubuh.

2. Penurunan suhu tubuh

Sebaliknya jika kita ingin membantu pasien mengeluarkan panas dalam


tubuhnya sehingga merasa dingin, kita perlu melepaskan semua lapisan penghalang
atau menempatkan pasien dalam air dingin atau hangat. Keluarnya panas dari tubuh
akan meningkat, panas keluar ke dalam molekul air, bukan ke dalam molekul udara.
Metode ini sering kali lebih efektif dibandingkan mengelap pasien dan lebih mudah
dilakukan pada anak yang sering kali terlalu aktif atau kesal jika harus berbaring saat
dikompres.

Jenis peralatan yang membantu pengeluaran panas mencakup matras


hipotermia dan selimut yang dibuat dengan bahan khusus penyerap panas atau
mengusapkan larutan alkohol dan air pada pasien. Larutan ini dapat menyerap panas
dan kemudian menguap dan digantikan oleh larutan baru yang dapat menyerap lebih
banyak panas lagi.

5
3. Konduksi lokal

Pemanfaatan prinsip-prinsip konduksi dingin dan panas dapat diterapkan pada


area permukaan untuk menghasilkan efek pada lokasi tersebut bukan perubahan suhu
seluruh tubuh. Dingin dapat memfasilitasi pembekuan darah, memperlambat  gerakan
cairan, dan menghambat peradangan, pembentukan nanah, dan aktivitas mikroba pada
tahap dini suatu infeksi. Panas yang diterapkan secara lokal dapat memperbesar
kecenderungan darah untuk mengalir, pembesaran sirkulasi. Semua efek tersebut
dapat memperlancar pengeluaran produk sisa dan toksik, pengantaran nutrient dan
pulihnya pembengkakan dalam beberapa kondisi. Panas juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kenyamanan, meredakan ketegangan otot dan menangani hipotermia
misalnya setelah pembedahan.

D. Faktor-faktor pengingat

Pemanfaatan panas atau dingin harus dilakukan dengan sangat cermat pada
pasien lansia, pasien muda, tak sadar, mengalami sirkulasi, atau pasien yang tidak
dapat merespons sebagaimana mestinya.  Pada beberapa situasi ada beberapa
kontradiksi mengenai pemanfaatan panas ini, yaitu:

a. Peradangan akut, pemanfaatan panas justru akan memperluas area yang meradang.

b. Trauma, pemanfaatan panas dapat memperbesar resiko pendarahan

c. Jika terdapat keganasan, pemanfaatan panas justru akan memfasilitasi


pertumbuhan dan penyebarannya

E. Penguapan

Penguapan merupakan salah satu proses yang menyebabkan pengeluaran


panas selama berkeringat (diaferesis). Agar proses tersebut dapat berlangsung
molekul pada zat memerlukan energi panas yang sangat besar. Energy panas tersebut
kemudian dimanifestasikan sebagai laju gerakan yang begitu besar dari molekul. Pada
akhirnya akan muncul yang di dalamnya molekul bergetar dengan sangat keras.
Kerasnya getaran tersebut menyebabkan molekul dapat mengalahkan daya tarik yang
menahannya dalam kesatuan dan akhirnya saling berpencar.

6
Faktor yang mempengaruhi penguapan:

1. Area permukaan

Semakin luas area permukaan yang terlibat, semakin tinggi laju penguapan.

2. Suhu cairan

Cairan yang hangat lebih cepat menguap daripada cairan yang dingin. Namun
jumlah panas yang diserap oleh cairan hangat tidak sebesar panas yang diserap cairan
dingin. Dengan demikian cairan dingin lebih efektif dalam mendinginkan pasien.
Namun masalah yang muncul akibat pendinginan permukaan tubuh yang terlalu cepat
tidak boleh disepelekan.

3. Jenis cairan

Ada beberapa cairan yang dapat menguap dengan lebih cepat


dibandingkan dengan cairan lain. Contohnya: eter, bensin, dan alkohol. Karena cairan
tersebut sangat mudah terbakar.

4. Arus konveksi

Biasanya dengan memanfaatkan hembusan angina, pergerakan udara, atau kipas


angin.

F. Alat, Fungsi, dan Cara Kerja Inkubator Bayi

Incubator bayi merupakan salah satu alat medis yang berfungsi untuk menjaga
suhu sebuah ruangan supaya suhu tetap konstan /stabil. Pada modifikasi manual-
otomatis incubator bayi , terdapat sebuah boks kontrol yang dibagi menjadi 2 bagian
(bagian atas dan bagian bawah). Boks bagian atas digunakan untuk meletakkan
sensor, display sensor, kontroler, rangkaian elektronik. Sedangkan pada boks bagian
bawah dibagi menjadi 3 ruangan yang dibatasi dengan sekat , yang digunakan untuk
meletakkan heater , tempat /wadah air dan kipas. Sensor yang digunakan adalah
sensor suhu (PT100) dan sensor kelembaban, dimana sensor suhu PT100 dan sensor
kelembapan diletakkan di dalam boks tidur bayi (di luar boks kontrol). Pada sensor
suhu PT100 dan sensor kelembapan terdapat display yang sekaligus sebagai driver
sensor yang digunakan untuk mengetahui serta memberikan setting suhu dan
kelembaban dalam ruangan boks tidur bayi sesuai yang dikehendaki.

7
Yang menjadi actuator dari alat ini adalah heater dan kipas. Heater berfungsi
sebagai pemanas ruangan , sedangkan kipas berfungsi untuk menyalurkan udara panas
yang dipancarkan heater menuju ruangan tempat air dan menuju boks tidur bayi
melalui selang. Sebagai controller , digunakan sebuah PIC Microchip 16F877A.
Dimana PIC tersebut juga berfungsi untuk menghubungkan boks kontrol dengan
computer secara serial supaya dapat memberikan tampilan serta dapat
memberikan setting suhu sesuai dengan yang dikehendaki melalui komputer.

Berikut ini adalah cara kerja alat incubator bayi:

Ketika power dinyalakan, actuator akan memiliki 2 kondisi. Aktuator dalam


kondisi tidak aktif bila kondisi suhu boks tidur bayi lebih besar dari suhu yang telah
disetting. Sebaliknya, aktuator dalam kondisi aktif bila kondisi suhu boks tidur bayi
lebih kecil dari suhu yang telah disetting. Sensor selalu aktif karena sensor akan
mendeteksi suhu dan kelembapan boks tidur bayi secara terus menerus. Data dari
sensor suhu langsung tertampil dalam display pada boks kontrol dan juga tertampil di
komputer.

Dimana pada sistem ini digunakan kontrol PID yang diatur di dalam TZN4S-
14C sehingga setiap perubahan suhu yang terjadi dapat lebih presisi. Sedangkan untuk
kelembapannya hanya dapat diatur melalui drivernya saja, dan tidak dapat disetting
kelembapan ruangan melalui komputer. Data suhu yang dideteksi oleh PT100 masuk
ke dalam TZN4S-14C (driver sekaligus display PT100). Output dari TZN4S-14C
akan menjadi inputan sinyal bagi PIC. Pada awalnya data input dari TZN4S-14C
diterima oleh PIC melalui port RA0 berupa inputan sinyal analog kemudian diubah
menjadi sinyal digital oleh ADC yang langsung tersedia didalam PIC sebelum data
tersebut akan dapat ditampilkan melalui komputer. Output dari PIC dikirim menuju
komputer secara serial melalui RS-232 yang terhubung dengan port serial komputer.
Data yang diterima komputer diubah menjadi sebuah tampilan suhu melalui program
Visual Basic. Selain memberikan tampilan / display suhu yang sesuai dengan
tampilan pada TZN4S-14C , melalui program Visual Basic kita juga dapat
memberikan setting suhu boks bayi melalui komputer. Penerapan Energi panas dalam
pengobatan

8
a. Metode Konduksi

Apabila ada perbedaan temperatur antara kedua benda maka panas akan
ditransfer secara konduksi yaitu dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih
dingin.

Pemindahan energi panas total tergantung pada luas daerah kontak, perbedaan
temperatur, lama melakukan kontak, material konduksi panas.

Contoh:

 Kantong air panas/botol berisi air panas efisien untuk pengobatan nyeri abdomen
(perut),
 Handuk panas efektif untuk spasme otot, fase akut poliomyelitis,
 Turkist batsh (mandi uap) sebagai penyegar atau relakskan otot,
 Mud packs (lumpur panas) mengonduksi panas ke dalam jaringan, mencegah
kehilangan panas,
 Wax bath (parafin bath) ; efisien untuk mentransfer panas pada tungkai bawah
terutama orang tua. Cara Wax Bath : wax diletakkan di dalam bak dan dipanaskan
sampai temperature 1150 - 1200 F kaki, direndam selama 30 menit-1 jam.
 Electric Pads. Caranya melingkari kawat elemen panas yang dibungkus asbes
atau plastic. Dilengkapi dengan termostat.

Metode konduksi bermanfaat untuk pengobatan terhadap penyakit neuritis, Sprains,


Strain, Contusio, Sinusitis, Low Back Pain.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setiap materi di alam tersusun oleh suatu sistem struktur molekul. Molekul ini
memiliki energi yang dinamakan energi dalam, yaitu suatu energi yang dibutuhkan untuk
aktivitas molekul. Akibat energi yang dimiliki oleh molekul ini akhirnya dapat diketahui
panas dinginya sebuah bahan atau materi. Hukum fisika menyebutkan bahwa seluruh zat
yang berada dalam temperatur di atas nol absolut ( 0°K ) akan memancarkan radiasi panas
akibat temperaturnya.

B. Saran

Harus cermat dalam mengendalikan panas tubuh pasien. Jika panas yang berlebih
terjadi pada tubuh manusia, maka hal ini akan mengganggu kenyamanan kita dalam
beraktivitas, keseimbangan suhu pada manusia harus dipertahankan atau dikendalikan
agar kenyamanan suhu dapat tercapai. Baik panas maupun dingin tidak boleh digunakan
dalam waktu yang lama, karena akan memberi pengaruh yang berlawanan atau negatif.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/04/makalah-fisika-kesehatan-tentang.html

Margiwati, Modul Fisika Kesehatan (BD.205), Bandar Lampung, 2009

11

Anda mungkin juga menyukai