Anda di halaman 1dari 5

NAMA : KIKI APRILIA MARDIANI

NIM /KELAS :2A/0118021

PRODI :SI KEPERAWATAN

A. PREMATURITAS
a. Definisi
Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia
kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir).
Bayi prematur atau bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa
memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan
kurang 2500 gram (Surasmi, dkk, 2003).
b. Klasifikasi bayi prematur
Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), bayi dengan kelahiran prematur dapat dibagi
menjadi 2 yaitu :
1. Bayi Prematur Sesuai Masa Kehamilan (SMK)
2. Bayi Prematur Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)

c. Etiologi
1. Faktor ibu
Toksemia gravidarum (preeklampsia dan eklampsia).
Riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan antepartum, malnutrisi dan
anemia sel sabit.
2. Faktor Janin
kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini, cacat bawaan, kelainan
kromosom
3. Faktor Lain
faktor plasenta, seperti plasenta previa dan solusio plasenta,

d. Tanda & Gejala


 Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.
 Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram.
 Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm.
 Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm.
 Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm
e. Patofisiologi

Menurut Surasmi, dkk (2003), neonatus dengan imaturitas pertumbuhan dan


perkembangan tidak dapat menghasilkan kalori melalui peningkatan
metabolisme. Hal itu disebabkan karena respon menggigil pada bayi tidak ada
atau kurang, sehingga bayi tidak dapat menambah aktivitas. Sumber utama kalori
bila ada stres dingin atau suhu lingkungan rendah adalah thermogenesis
nonshiver.
f. Komplikasi
 Sindrom Gawat Napas (RDS)
 Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP)
 Duktus Arteriosus Paten (PDA)

g. Penatalaksanaan medis
 Perawatan di Rumah Sakit
 Perawatan di Rumah

h. Pemeriksaan penunjang
 Pemantauan glukosa darah terhadap hipoglikemia
 Pemantauan gas darah arteri
 Kimia darah sesuai kebutuhan

A. Konsep teori BBLR


a. Definisi
BBLR (Bayi berat lahir rendah) adalah bayi dengan berat badan kurang dari
2500 ram pada waktu lahir (Amru sofian,2012).
BBLR (Bayi berat lahir rendah) ialah bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram pada waktu lahir (Huda dan Hardhi, 2013).
b. Tanda & Gejala
1. Sebelum bayi lahir
 Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus, dan
lahir mati.
 Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
 Pergerakan janin pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat
walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
2. Setelah bayi lahir
 Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin
 Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
 Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intrauterine.

c. Patofisiologi

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram pada waktu lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat badan lahir
rendah dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain gizi saat hamil yang kurang
dengan umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun,

d. Pemeriksaan penunjang
 Radiologi
 Laboratorium
e. Penatalaksanaan
 Penanganan bayi
 Mempertahankan suhu tubuh
 Inkubator
 Pemberian oksigen
 Pencegahan infeksi
f. Komplikasi
 Sindrom aspirasi mekonium (menyebabkan kesulitan bernapas pada bayi)
 Hipoglikemia simptomatik, terutama pada laki-laki
 Asfiksia neonetorum

B. RDS
a. Definisi
Adalah sindrom gawat napas yang disebabkan defisiensi surfaktan terutama
pada bayi yang baru lahir dengan masa gestasi kurang
b. Etiologi
 Ketidakmampuan paru untuk mengembang dan alveoli terbuka.
 Alveoli masih kecil sehingga mengalami kesulitan berkembang dan
pengembangan kurang sempurna.

c. Patofisiologi
Proses penyakit
Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur
disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang,
pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah, produksi
surfaktan kurang sempurna.

d. Pemeriksaan penunjang
 Seri rontqen dada, untuk melihat densitas atelektasis dan elevasi diaphragma
dengan overdistensi duktus alveolar.
 Bronchogram udara, untuk menentukan ventilasi jalan nafas.
 Data laboratorium
 Profil paru,

C. ASPHYXIA
a. Definisi
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas
secara spontan dan teratur setelah lahir.

b. Etiologi dan Faktorpredisposisi


 Faktor Ibu
 Faktor Plasenta
 Faktor Janin dan Neonatus
 Faktor Persalinan
c. Patofisologi
Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, timbulah rangsangan
terhadap nervus vagus sehingga DJJ (denyut jantung janin) menjadi lambat. Jika
kekurangan O2 terus berlangsung maka nervus vagus tidak dapat dipengaruhi lagi.

d. Gejala klinik
 Pernafasan terganggu
 Detik jantung berkurang
 Reflek / respon bayi melemah
 Tonus otot menurun
 Warna kulit biru atau pucat

e. Patofisologi
Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, timbulah rangsangan
terhadap nervus vagus sehingga DJJ (denyut jantung janin) menjadi lambat. Jika
kekurangan O2 terus berlangsung maka nervus vagus tidak dapat dipengaruhi lagi.
Timbulah kini rangsangan dari nervus simpatikus sehingga DJJ menjadi lebih cepat
akhirnya ireguler dan menghilang.

1. Bagaimana cara menaikkan BB pada bayi baru lahir reflek hisap dan menelan belum
ada atau kurang tau? Dan jika hanya diberi asupan asi biasanya bayi apalagi prematur
sering tidur apa jika saat diberikan asi harus dibangunkan,biasanya berapa kali sehari?
Jawaban : yang pertama cara menaikkan bb bayi prematur yaitu dengan:
1.pemberian asi setiap 2-3 jam sekali. Untuk bayi prematur dengan bb 1,2-1,5kg
pemberian asi melalui pipa orogastik karena belum mampu menghisap dan menelan
asi.
2.menerapkan kangaroo care atau skin-to-skin contact untuk membantu menambah
berat badan bayi, menjaga kehangatan tubuhnya, membantutidur kebih nyenyak,
mengatur jantung dan pernafasan.

2. Berapa tingkat resiko bayi terkena asphyxia jika sang ibu mengalami obesitas, dan
bagaimana cara penanganannya?
Jawaban : obesitas pada ibu hamil tidak langsung bisa menyebabkan bayi yang lahir
mengalami asfiksia.
Tetapi ibu hamil mengalami obesitas atau kelebihan berat badan, obesitas tersebut
bisa menyebabkan preeklamasi yang preeklamasi sendiri bisa menyebabkan
terjadinya asfiksia pada bayi.
-Dan untuk penanganannya pada ibu: upaya yang dilakukan sebelum persalinan juga
bisa dilakukan, misalnya ibu dapat menerima oksigen tambahan sebelum persalinan
untuk meningkatkan oksigenasi bayi sebelum lahir.
- sedangkan pada bayi : setelah lahir, penanganan asfiksia pada bayi akan disesuaikan
dengan tingkat keparahannya sampai bayi bisa bernapas sendiri dengan baik.
3. Bagaimana pasien dengan komolikasi duktus arteriosus paten ( PDA) ?
Jawaban : pasien duktus arteriosus( PDP) adalah masalah jantung yang terjadi segera
setelah kelahiran dengan ciri adanya lubang atau shunt yang persisten antara aorta dan
arteri pulmonal melalui pemburuh darah yang disebut ductus arterius. Pada saat bayi
lahir, hal ini merupakan hal yang normal pada sirkulasi darah fetal.

4. Bagaimana HE perawat kepada ibu bayi yang lahir prematur ?


Jawaban :
1. Pertahankan suhu tubuh bayi dengan menggendong cara kanguru
2.memerhatikan posisi tidur si kecil

3.berikan asi sesering mungkin, bayi lahir prematur perlu diberikan asi sesering
mungkin.

4.menjaga kebersihan bayi prematur lebih rentan terserang infeksi karena tertular
penyakit dari orang lain.

5.patuhi jadwal pemberian imunisasi bertujuan menjaga daya tahan tubuh bayi.

Anda mungkin juga menyukai