Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA LANSIA TN.

S DENGAN
RHEUMATOID ARTHRITIS DI DESA PELIATAN KECAMATAN UBUD
TANGGAL 18 OKTOBER – 7 NOVEMBER 2021

OLEH:
NI KOMANG AYU APRILIANI
NIM. 2114901071

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2021
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA LANSIA TN. S DENGAN
RHEUMATOID ARTHRITIS DI DESA PELIATAN
TANGGAL 19 NOVEMBER 2020

Nama Mahasiswa : Ni Komang Ayu Apriliani


NIM : 2114901071
Tanggal Pengkajian : 19 Oktober 2021

A. Pengkajian Keperawatan Asuhan Keperawatan Gerontik


Pengumpulan data dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Oktober 2021 pukul
10.00 WITA. Data diperoleh dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan
fisik dan dokumentasi.
1. Identitas
Nama : TN. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 65 tahun
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Petani
Alamat rumah : Teges, Peliatan

2. Keluhan Utama
Nyeri pada kedua lutut.

3. Riwayat Kesehatan
a. Masalah kesehatan yang pernah dialami dan yang dirasakan saat ini
Klien mengatakan nyeri pada lutut yang dirasakan saat beraktivitas.
Klien mengatakan nyeri dirasakan di lutut kanan dan kiri, nyeri
dirasakan seperti tertusuk-tusuk, dan skala nyeri 4 dari 10 yang
diberikan. Klien juga mengeluh nyeri dirasakan hilang timbul pada
saat bangun pagi, dan kadang-kadang klien mengalami kekakuan
sendi saat pagi hari. Klien mengatakan nyeri dirasakan sejak ± 2
tahun yang lalu. Klien mengatakan sudah sempat memeriksakan diri
ke dokter dan dikatakan mengalami rheumatoid arthritis. Klien
mengatakan sedikit kesulitan dalam menggerakkan kakinya ketika
berjalan, dan klien juga mengatakan mengalami kekakuan sendi di
kedua lututnya. Klien tampak gelisah dan meringgis saat nyeri
tersebut muncul.
b. Masalah kesehatan sebelumnya
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami sakit seperti
ini. Klien mengatakan kadang-kadang hanya mengalami panas
maupun sakit kepala ketika terlalu lelah bekerja, dan cepat hilang
ketika sudah minum obat pereda panas maupun nyeri yang dibelinya
di warung. Klien mengatakan di keluarga tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit rheumatoid arthritis
c. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan
: Klien/pasien

: Tinggal dalam satu rumah

: Menikah

: Anak kandung
4. Kebiasaan Sehari-Hari
a. Biologis
1) Pola makan
Klien mengatakan makan 3x sehari dengan 2 sendok nasi dan
lauk pauk seperti pindang, tempe dan tahu. Kadang-kadang
klien juga makan ikan teri, ayam, dan telur. Klien mengatakan
setiap makan selalu menambahkan garam dimakanannya. Klien
juga sering makan kangkung, kacang panjang, dan bayam. Klien
mengatakan tidak memiliki pantangan dalam makanan.
2) Pola minum
Klien mengatakan minum air sekitar 1-2 liter sehari. Klien
mengatakan tidak memiliki kebiasaan meminum kopi maupun
teh saat pagi dan sore hari.
3) Pola tidur
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan tidurnya. Klien
mengatakan tidur sekitar pukul 9-10 malam dan bangun jam 5
pagi. Klien mengatakan saat tengah malam kadang-kadang
bangun karena ingin buang air kecil tetapi klien mengatakan
bisa tertidur kembali. Pada siang hari klien mengatakan jarang
tidur siang karena klien masih bekerja pergi ke kebun.
4) Pola eliminasi (BAB/BAK)
Klien mengatakan kencing lancar setiap hari, sekitar 5x
tergantung seberapa banyak air yang diminum. Klien
mengatakan kencingnya berwarna bening, tidak keruh, dan tidak
berbau. Untuk BAB, klien mengatakan BAB 1x sehari dengan
konsistensi lembek dan bau khas feses.
5) Aktivitas sehari – hari
Aktivitas (ADL) 0 1 2 3 4
Makan √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilisasi ditempat tidur √
Mobilisasi berpindah √
Berias √
ROM √
Keterangan:
0 : Mandiri
1 : Membutuhkan alat bantu
2 : Membutuhkan pengawasan orang
3 : Membutuhkan bantuan orang lain
4 : Ketergantungan total
Kesimpulan:
Dari hasil pengkajian aktivitas sehari-hari, lansia dikategorikan
dalam status mandiri karena lansia masih dapat melakukan
aktivitas tanpa alat bantu dan bantuan orang lain.
6) Rekreasi
Klien mengatakan biasanya berkumpul, mengobrol atau
berbincang dengan tetangga dan keluarga dirumah setiap sore
hari di teras rumah. Klien juga mengatakan kadang-kadang pergi
ke rumah anak perempuannya yang sudah menikah untuk
menengok cucu-cucunya. Namun karena pandemi Covid-19,
klien dan keluarga mengatakan mengurangi kontak dengan
tetangga, dan jarang kumpul-kumpul di teras lagi untuk
mencegah penyebaran covid-19, dan lebih banyak melakukan
aktivitas dengan keluarga terdekat saja.
7) Indeks KATZ:
Indek Keterangan
A Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB, BAK),
menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah,
dan mandi.
B Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi
diatas.
C Mandiri, kecuali mandi, dan satu lagi fungsi yang
lain.
D Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu lagi
fungsi yang lain.
E Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan
satu
F Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet,
berpindah dan satu fungsi yang lain.
G Ketergantungan untuk enam fungsi tersebut
Lain - Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi
lain tidak dapat diklasifikasi sebagai C, D, E, F dan G
Kesimpulan:
Dari hasil pengkajian dengan indeks KATZ, klien dikategorikan
kedalam indeks A, karena klien masih mandiri dalam makan,
BAB/BAK, menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah,
dan mandi.
b. Psikologis
1) Mental (SPMSQ/ MMSE)
Short Portabel Mental Status Questionaire (SPMSQ)
Skore
No Pertanyaan
+ -
+ 1. Tanggal berapa hari ini?
+ 2. Hari apa sekarang ini?
+ 3. Apa nama tempat ini?
4. Berapa nomer telepon anda?
+ 4a. Dimana alamat anda? Tanyakan hanya klien
tidak mempunyai telepon
+ 5 Berapa umur anda?
- 6 Kapan anda lahir?
+ 7 Siapa presiden indonesia sekarang?
+ 8 Siapa presiden sebelumnya?
+ 9 Siapa nama kecil ibu anda?
+ 10 Kurangi 3 dari 20 dam tetap pengurangan 3
dari setiap angka baru, semua secara menurun
Jumlah kesalahan total
Penilaian SPMSQ:
Kesalahan 8 - 10 fungsi intelektual berat
Kesalahan 5 – 7 fungsi intelektual sedang
Kesalahan 3 - 4 fungsi intelektual ringan
Kesalahan 0 - 2 fungsi intelektual utuh
Penilaian skor klien 8 = fungsi intelektual berat
Kesimpulan:
Dari hasil pengkajian menggunakan SPMSQ, klien
dikategorikan memiliki fungsi intelektual yang utuh karena
hanya menjawab 1 soal salah dari 10 pertanyaan yang diberikan.
2) Depresi (Beek/Yesavage)
Penilaian dengan menggunakan skala Depresi Beck
No Uraian Depresi Beck Skore
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidak bahagia dimana
saya tak dapat menghadapinya
2 Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan
saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih 0
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan saya adalah
sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk
memandang kedepan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa
depan
0 Saya tidak begitu pasimis atau kecil hati 0
tentang masa depan
C.Rasa kegagalan
3 Saya merasa saya benar-benar gagal sebagi
seseorang (orang tua, suami, Istri)
2 Seperti melihat ke belakang hidup saya, semua
yang dapat saya lihat hanya kegagalan
1 Saya merasa saya telah gagal melebihi orang
pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal 0
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari
apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas 0
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk
atau tak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk atau tak berharga sebagai
bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah 0
F. Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran 0
mengenai membahayakan diri sendiri
G. Membahayakan Diri Sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika
saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan
bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran 0
mengenai membahayakan diri sendiri
H. Menarik Diri dari Sosial
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada
orang lain dan tidak perduli pada mereka semua
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada
orang lain dan tidak sedikit perasaan pada
mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada
sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minta pada orang lain 0
I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama
sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam
membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik 0
J. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak
menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan
yang permanet dalam penampilan saya dan ini
membuat saya tidak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau
tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih 0
buruk daripada sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan
keras untuk melakukan sesuatu
1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk
memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya 0
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasanya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya 0
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama
sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang 0
biasanya
Penilaian:
0-4 = Derpresi tidak ada atau minimal
5-7= Depresi ringan
8-15= Depresi sedang
>15 =depresi berat
Kesimpulan:
Dari hasil pengkajian dengan depresi beck, klien dikategorikan
kedalam tidak mengalami depresi dengan skor 0
3) Keadaan emosi
Saat pengkajian klien kooperatif, emosi klien terkontrol, klien
tidak merasakan marah atau sedih, klien juga bersikap terbuka
terhadap orang-orang sekitar.
4) Konsep diri
a) Identitas diri:
Klien mampu menyebutkan identitas dirinya seperti nama,
umur dan tempat tinggal. Klien mengatakan namanya Tn. S,
berumur 65 tahun, dan tempat tinggal di desa Peliatan Ubud
b) Gambaran diri:
Klien mengatakan bahwa dirinya kurus, dan tidak terlalu
tinggi. Klien mengatakan kulitnya sudah mulai keriput dan
menggelap. Klien juga mengatakan rambutnya sudah
beruban.
c) Ideal diri:
Klien mengtakan tidak ada keinginan yang belum terpenuhi.
Apa yang klien inginkan sudah terpenuhi. Klien
mengatakan sudah senang dan puas dengan dirinya saat ini.
d) Peran diri:
Klien mengatakan masih bekerja sebagai petani. Klien
mengatakan masih melakukan pekerjaan rumah tangga
seperti menyapu, dan memasak dengan dibantu oleh
menantunya. Klien juga mengatakan bahwa klien adalah
seorang nenek dari keempat cucunya.
e) Harga diri :
Klien mengatakan biasa berbaur dengan tetangga atau
keluarga dan klien tidak merasa malu dengan keadaanya.
5) APGAR Gerontik
APGAR Gerontik
No Fungsi Uraian Skore
1 Saya puas bahwa dapat kembali 2
pada Gerontik saya untuk
Adaptasi
membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2 Saya puas dengan cara Gerontik 2
saya membicarakan sesuatu
Hubungan dengan saya dan
mengungkapkan masalah
dengan saya
3 Saya puas bahwa Gerontik saya 2
menerima dan mendukung
Pertumbuhan
keinginan saya untuk melakukan
aktivitas atau arah baru.
4 Saya puas dengan cara Gerontik 2
saya mengespresikan afek dan
Afeksi berespon terhadap emosi-emosi
saya, seperti marah, sedih atau
mencintai.
5 Saya puas dengan cara teman- 1
teman saya dan saya
Pemecahan
menyediakan waktu bersama-
sama
Keterangan:
Skor 2 jika selalu
Skor 1 jika kadang-kadang
Skor 0 jika hampir tidak pernah
Kesimpulan:
Dari hasil pengkajian menggunakan APGAR Gerontik,
didapatkan hasil bahwa klien selalu puas dengan apa yang
dialaminya dan hubunganya dengan orang lain.
c. Sosial
1) Dukungan keluarga
Klien mengatakan keluarga selalu mendukung apa yang klien
lakukan. Ketika klien mengalami masalah, keluarga selalu
membantu mencari jalan keluarnya. Ketika klien sakit, keluarga
selalu mau menemani klien untuk berobat ke puskesmas
2) Hubungan dengan gerontik
Klien mengatakan hubunganya dengan lansia lain baik dan
mereka berkomunikasi dengan baik. Klien mengatakan sering
ikut kegiatan dengan lansia lain di balai banjar desa seperti
senam lansia. Namun karena pandemi Covid-19, klien
mengatakan kegiatan senam lansia jarang dilakukan kembali.
Klien juga mengatakan klien dan keluarga mengurangi kontak
dengan tetangga, dan jarang kumpul-kumpul di teras rumah lagi
untuk mencegah penyebaran covid-19, dan lebih banyak
melakukan aktivitas di rumah dengan keluarga terdekat saja.
3) Hubungan dengan orang lain
Klien mengatakan hubungan dengan tetangga dan lainya terjalin
baik, dan kadang-kadang sering mengobrol di sore hari.
Interaksi dengan masyarakat sekitar tidak ada keterbatasan
sebelum pandemi terjadi. Namun karena pandemi covid-19,
klien mengatakan sedikit mengurangi berkumpul di sore hari
dengan tetangga. Klien mengatakan lebih baik diam di rumah
dan melakukan aktivitas dengan keluarga terdekat saja.
d. Spiritual
1) Pelaksanaan ibadah
Klien mengatakan beragama hindu dan rutin melakukan ibadah
pada hari-hari tertentu seperti purnama dan tilem. Klien juga
mengatakan setiap pagi selesai memasak selalu mebanten saiban
2) Keyakinan tentang kesehatan
Klien mengatakan percaya akan sekala dan nisakala dalam
ajaran agama hindu. Ketika klien sakit, klien mengatakan akan
pergi ke puskesmas untuk berobat, namun selain pergi ke
puskesmas klien juga kadang-kadang pergi ke balian. Terkait
keyakinan klien terhadap pandemi covid-19 seperti ini, klien
mengatakan selalu mencuci tangan setelah datang dari bepergian
dengan sabun di air mengalir, dan ketika klien pergi bertamu ke
rumah orang lain, atau ketika ada acara keagaamaan di rumah
tetangga klien selalu menggunakan masker.
e. Pemeriksaan Fisik
Tinjauan Sistem
1) Keadaan umun : Baik, klien tampak sedikit meringgis
2) GCS :V=4M=5E=6
3) Tingkat kesadaran : Compos mentis
4) Suhu : 36,7oC Nadi : 84x/menit
Tekanan Darah : 120/80mmHg RR : 20x/menit
Tinggi Badan : 155cm BB : 48 Kg
5) Kepala (rambut)
Kulit kepala dan rambut klien tampak bersih, tidak terdapat
ketombe maupun kutu, rambut tampak sudah berwarna putih,
rambut tampak mulai menipis, rambut tampak sedikit rontok,
tidak tampak adanya luka, tidak ada benjolan, dan nyeri tekan
pada kepala.
6) Mata, telinga, hidung dan mulut
a) Mata
Bentuk mata simetris, pupil isokor, konjungtiva berwarna
merah muda, sclera berwarna putih. Tidak terdapat kantung
mata hitam, dan tidak ada nyeri tekan
b) Telinga
Bentuk telinga simetris kiri dan kanan, kedua telinga
tampak bersih, tidak terdapat serumen, tidak ada lesi dan
massa, fungsi pendengaran baik. Tidak ada benjolan di
tulang mastoid dan tidak ada nyeri tekan.
c) Hidung
Hidung tampak bersih, dan tidak ada secret. Tidak ada nyeri
tekan
d) Mulut
Mukosa bibir tampak lembab, gigi tampak bersih, beberapa
gigi sudah tidak ada.
7) Leher
Tidak tampak adanya lesi, dan benjolan. Tidak ada nyeri tekan,
tidak ada distensi vena jugularis, dan tidak ada pembengkakan
kelenjar tiroid.
8) Dada dan punggung
Bentuk dada simetris, tidak ada lesi, tidak ada retraksi otot dada.
Suara rongga paru sonor, dan suara jantung S1-S2 tunggal
regular. Punggung tampak tegak dan tidak bungkuk
9) Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak
terdapat asites, peristaltik usus 18x/menit
10) Ekstremitas Atas dan Bawah
a) Atas
Tidak ada luka ataupun edema, tdak ada gangguan pada
ekstremitas atas, tangan tampak bisa digerakkan, tidak ada
kesulitan dalam melakukan fleksi maupun ekstensi, CRT <2
detik.
b) Bawah
Tidak ada luka ataupun edema. Kaki tampak susah
digerakan, klien tampak sedikit susah melakukan fleksi
maupun ekstensi dan saat duduk klien tampak lebih sering
meluruskan kakinya. Pergerakan tampak sedikit terhambat
karena kekakuan di lutut, tampak adanya kemerahan di
kedua lutut bagian atas, dan namun tidak teraba hangat.
CRT <2 detik
Kekuatan otot:
555 555
444 444
11) Kulit
Tidak tampak ada luka maupun lesi dikulit, tidak tampak ada
benjolan, kulit tampak kering dan keriput
12) Genitalia
Tidak terkaji.
13) Keadaan lingkungan
Lingkungan disekitar klien bersih, kamar tampak bersih dan
rapi, terdapat pencahayaan dan ventilasi yang cukup, kamar
mandi tampak bersih dan terdapat pegangan untuk menjadi
pegangan ketika mandi karena lantai sedikit licin untuk
mencegah klien dan keluarga jatuh, ruang tamu tampak bersih
dan tertata rapi namun tidak terdapat pegangan, dan diteras
depan kamar terdapat 2 anak tangga yang tingginya ± 20 cm.
Tangga di depan kamar klien tidak terlalu curam dengan tingkat
kemiringan sekitar 40 derajat.
5. Informasi Penunjang
a. Laboratorium
Tidak terdapat hasil laboratorium
b. Radiologi
Tidak terdapat hasil radiologi
c. Diagnosa Medis: Rheumatoid Arthritis
d. Terapi medis (Obat, dll)
Tidak terdapat penggunaan obat
6. Analisa Data
Data Masalah Etiologi
Data Subjektif: Nyeri Kronis Rheumatoid
1. Klien mengeluh Arthritis
nyeri
2. Klien mengatakan Inflamasi membran
sinovial
nyeri dirasakan
saat beraktivitas.
Pelepasan mediator
3. Klien kimia bradikinin
mengatakan nyeri
Stimulus ujung saraf
dirasakan seperti
nyeri
tertusuk-tusuk
4. Klien mengatakan Menyentuh serabut
C
nyeri dirasakan di
lutut kanan dan
Nyeri Kronis
kiri
5. Klien mengatakan
skala nyeri 4 dari
10 yang
diberikan.
6. Klien juga
mengeluh nyeri
dirasakan hilang
timbul pada saat
bangun pagi
Data Objektif:
1. Klien tampak
meringgis ketika
nyeri kambuh
2. Klien tampak
gelisah
3. Tampak adanya
kemerahan di
kedua lutut
bagian atas
Data Subjektif: Gangguan Mobilitas Rheumatoid
1. Klien mengatakan Fisik Arthritis
kesulitan dalam
menggerakkan Penebalan membran
sinovial
kakinya ketika
berjalan
Terbentuk tannus
2. Klien mengatakan
merasa nyeri saat Menghambat nutrisi
pada kartilago
beraktivitas.
3. Klien mengatakan
Kartilago nekrosis
mengalami
kekakuan sendi di Erosi kartilago
kedua lututnya.
Adhesi permukaan
Data Objektif:
sendi
1. Kaki tampak
susah digerakan Ankylosis fibrosa
2. Klien tampak
Kekakuan pada
sedikit susah
sendi
melakukan fleksi
maupun ekstensi Gangguan
3. Pergerakan Mobilitas Fisik
tampak sedikit
terhambat karena
kekakuan di lutut
4. Kekuatan otot
ektremitas bawah
kiri dan kanan 4
Data Subjektif: Kesiapan Peningkatan
1. Klien mengatakan Manajemen Kesehatan
klien dan
keluarga
mengurangi
kontak dengan
tetangga, dan
jarang kumpul-
kumpul di teras
rumah lagi untuk
mencegah
penyebaran
covid-19
2. Karena pandemi
covid-19, klien
mengatakan
sedikit
mengurangi
berkumpul di sore
hari dengan
tetangga. Klien
mengatakan lebih
baik diam di
rumah dan
melakukan
aktivitas dengan
keluarga terdekat
saja.
3. Klien mengatakan
selalu mencuci
tangan setelah
datang dari
bepergian dengan
sabun di air
mengalir
4. Klien mengatakan
ketika klien pergi
bertamu ke rumah
orang lain, atau
ketika ada acara
keagaamaan di
rumah tetangga
klien selalu
menggunakan
masker.
Data Objektif:
1. Klien tampak
rajin memakai
masker ketika
bepergian keluar
rumah

B. Diagnosa Keperawatan Asuhan Keperawatan Gerontik


1. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi muskoloskeletal kronis
ditandai dengan klien mengeluh nyeri, klien mengatakan nyeri dirasakan
saat beraktivitas, klien mengatakan nyeri dirasakan seperti tertusuk-
tusuk, klien mengatakan nyeri dirasakan di lutut kanan dan kiri, klien
mengatakan skala nyeri 4 dari 10 yang diberikan, klien juga mengeluh
nyeri dirasakan hilang timbul pada saat bangun pagi, klien tampak
meringgis ketika nyeri kambuh, klien tampak gelisah, dan tampak adanya
kemerahan di kedua lutut bagian atas.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan sendi ditandai
dengan klien mengatakan kesulitan dalam menggerakkan kakinya ketika
berjalan, klien mengatakan merasa nyeri saat beraktivitas, klien
mengatakan mengalami kekakuan sendi di kedua lututnya, kaki tampak
susah digerakan, klien tampak susah melakukan fleksi maupun ekstensi,
dan pergerakan tampak sedikit terhambat karena kekakuan di lutut, dan
kekuatan otot ektremitas bawah kiri dan kanan 4
3. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
C. Intervensi Keperawatan Asuhan Keperawatan Gerontik
1. Prioritas Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi muskoloskeletal kronis
2. Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan Pada Lansia Tn. S Dengan Rheumatoid Arthritis
Di Desa Peliatan Kecamatan Ubud
Tanggal 19, 20, dan21Oktober 2021
No Hari/Tgl Diagnosa Kep Tujuan dan Kriteria Intervensi Kep Rasional
Hasil
1 Selasa, Nyeri kronis berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi lokasi, 1. Identifikasi nyeri
19/10/21 dengan kondisi keperawatan selama 3x1 karakteristik, durasi, dilakukan untuk
10.00 muskoloskeletal kronis jam kunjungan, frekuensi, kualitas, mengevaluasi
WITA ditandai dengan klien diharapkan klien dapat dan intensitas nyeri derajat
mengeluh nyeri, klien mengidentifikasi dan ketidaknyamanan
mengatakan nyeri mengontrol nyeri dengan dan kemungkinan
dirasakan saat beraktivitas, kriteria hasil: terjadinya
klien mengatakan nyeri 1. Mampu mengenali komplikasi
dirasakan seperti tertusuk- nyeri (skala, intensitas, 2. Identifikasi faktor 2. Mengetahui lebih
tusuk, klien mengatakan frekuensi dan tanda yang memperberat jauh faktor-faktor
nyeri dirasakan di lutut nyeri). dan memperingan penyebab nyeri,
kanan dan kiri, klien 2. Mampu mengontrol nyeri supaya faktor
mengatakan skala nyeri 4 nyeri dengan tersebut dapat
dari 10 yang diberikan, menggunakan tehnik dihindari atau
klien juga mengeluh nyeri non farmakologi dibatasi, sehingga
dirasakan hilang timbul 3. Melaporkan bahwa dapat
pada saat bangun pagi, nyeri berkurang meminimalisir
klien tampak meringgis dengan menggunakan kekambuhan
ketika nyeri kambuh, klien teknik non nyeri.
tampak gelisah, dan farmakologi. 3. Anjurkan klien 3. Mengurangi
tampak adanya kemerahan 4. Menyatakan rasa untuk mengurangi faktor pencetus
di kedua lutut bagian atas nyaman setelah nyeri faktor pencetus nyeri nyeri dapat
berkurang. meminimalisir
5. Klien tidak tampak kekambuhan
meringis dan gelisah nyeri
lagi 4. Identifikasi 4. Mengetahui lebih
pemahaman tentang jauh pemahaman
kondisi, situasi, dan klien tentang
perasaannya. keadaan yang
sedang
dirasakannya,
serta tindakan
yang dilakukan
untuk mengatasi
masalah.
5. Edukasi klien 5. Edukasi
tentang rematik dan dilakukan untuk
teknik non meningkatan
farmakologis untuk pengetahuan
mengurangi nyeri klien tentang
rematik (Kompres penyakitnya, serta
air jahe hangat) meningkatkan
pengetahuan
klien dalam
menggunakan
bahan-bahan
disekitarnya
untuk mengatasi
masalah yang
sedang dihadapi
6. Berikan dan ajarkan 6. Kompres air jahe
teknik non hangat
farmakologis untuk merupakan terapi
mengurangi nyeri nonfarmakologis
(Kompres air jahe yang dapat
hangat) digunakan untuk
mengurangi nyeri
rematik karena
jahe memiliki
kandungan yang
dapat
menghambat
proses
peradangan yang
dapat
menimbulkan
nyeri
D. Implementasi Asuhan Keperawatan Gerontik
Implementasi Keperawatan Pada Lansia Tn. S Dengan Rheumatoid Arthritis
Di Desa Peliatan Kecamatan Ubud
Tanggal 19, 20, dan 21 Oktober 2021

No Hari/Tgl No Dx Implementasi Evaluasi Paraf


1 Selasa, Dx 1 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, S:
19/10/21 durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas 1. Klien mengatakan nyeri dirasakan
10.00 nyeri ketika beraktivitas
WITA 2. Klien mengatakan nyeri terasa seperti
ditusuk-tusuk
3. Klien mengatakan nyeri dirasakan di
lutut bagian kanan dan kiri
4. Klien mengatakan skala nyeri 4 dari
10 yang diberikan
5. Klien mengatakan nyeri dirasakan
hilang timbul pada saat bangun pagi
dan ketika beraktivitas.
O:
1. Klien tampak meringis ketika nyeri
mulai kambuh

10.10 2. Mengidentifikasi faktor yang memperberat S:


WITA dan memperingan nyeri 1. Klien mengatakan nyeri memberat
ketika cuaca di rumah sangat dingin
2. Klien mengatakan kadang-kadang
nyeri terasa memberat ketika klien
terlalu keras bekerja
3. Klien mengatakan nyeri sedikit
berkurang ketika duduk dan
meluruskan kakinya dengan sedikit
memijit lututnya yang sakit dengan
minyak-minyakan
O:-

10.15 3. Menganjurkan klien untuk mengurangi S:


WITA faktor pencetus nyeri 1. Klien mengatakan setiap hari mandi
air hangat supaya tidak terlalu dingin
2. Klien mengatakan akan mengurangi
aktivitas bekerja di kebun, dan
beristirahat di rumah untuk
mengurangi kambuhnya nyeri
3. Klien mengatakan akhir-akhir ini
mengurangi menkonsumsi kacang
panjang, kangkung, dan pindang.
O:-
2 Rabu, Dx 1 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, S:
20/10/21 durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas 1. Klien mengatakan nyeri masih
10.00 nyeri dirasakan ketika beraktivitas
WITA 2. Klien mengatakan nyeri terasa seperti
ditusuk-tusuk
3. Klien mengatakan nyeri dirasakan di
lutut bagian kanan dan kiri
4. Klien mengatakan skala nyeri 4 dari
10 yang diberikan
5. Klien mengatakan nyeri dirasakan
hilang timbul pada saat bangun pagi
dan ketika beraktivitas.
O:
1. Klien tidak tampak gelisah ataupun
meringgis

10.10 2. Mengidentifikasi pemahaman tentang S:


WITA kondisi, situasi, dan perasaannya. 1. Klien mengatakan mengetahui bahwa
klien mengalami rematik karena sudah
memeriksakan dirinya 2 tahun yang
lalu. Klien juga mengetahui bahwa
nyeri dan kekakuan sendi yang
dirasakannya karena akibat dari
penyakitnya tersebut karena waktu
memeriksakan diri dijelaskan oleh
dokter.
2. Klien mengatakan merasa kesal
dengan nyeri lututnya ketika kambuh.
3. Klien mengatakan karena sudah tidak
pernah memeriksakan diri lagi, dan
tidak meminum obat lagi, ketika nyeri
kambuh klien bingung harus
melakukan apa. Kadang-kadang klien
hanya memijitnya dengan minyak-
minyakan dan membiarkannya hilang
sendiri
O:-
3 Kamis, Dx 1 1. Mengedukasi klien tentang penyakit S:
21/10/21 rematik dan teknik non farmakologis 1. Klien dan keluarga mengatakan
10.00 untuk mengurangi nyeri rematiknya tambah mengerti dan paham tentang
WITA (Kompres air jahe hangat) rematik
2. Klien mengatakan baru mengetahui
bahwa jahe bisa digunakan untuk
mengurangi nyeri lututnya
O:
1. Klien sangat antusias saat dijelaskan
cara membuat kompres air jahe hangat
2. Klien dan keluarga tampak berdiskusi
satu sama lain
3. Klien dan keluarga tampak bisa
menjawab ketika ditanya kembali
terkait rematik

2. Memberikan dan mengajarkan teknik non


10.30 S:
farmakologis untuk mengurangi nyeri
WITA 1. Klien mengatakan bisa melakukan
rematik (Kompres air jahe hangat)
teknik non farmakologis
mengompres air jahe hangat pada
lututnya
2. Klien mengatakan tindakan
perawatan mengompres dengan air
jahe hangat mudah dilakukan
3. Klien mengatakan merasa nyaman
setelah dilakukan kompres air jahe
hangat pada lututnya.
4. Klien mengatakan nyeri berkurang
setelah dilakukan kompres air jahe
hangat
5. Klien mengatakan skala nyeri
sebelum kompres air jahe hangat
adalah 4, dan skala nyeri setelah
diberikan kompres jahe hangat adalah
3
O:
1. Klien tampak bisa
mendemonstrasikan teknik non
farmakologis mengompres air jahe
hangat pada lututnya.
2. Klien tidak tampak gelisah maupun
meringgis.

10.50 3. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, S:

WITA durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas 1. Klien mengatakan nyeri masih sedikit
nyeri dirasakan ketika beraktivitas
2. Klien mengatakan nyeri terasa seperti
ditusuk-tusuk
3. Klien mengatakan nyeri dirasakan di
lutut bagian kanan dan kiri
4. Klien mengatakan skala nyeri 3 dari
10 yang diberikan
6. Klien mengatakan nyeri dirasakan
hilang timbul pada saat bangun pagi
dan ketika beraktivitas.
O:
1. Klien tidak tampak gelisah ataupun
meringgis
Catatan Perkembangan Keperawatan Pada Lansia Tn. S Dengan Rheumatoid Arthritis
Di Desa Peliatan Kecamatan Ubud
Tanggal 19, 20, dan 21 Oktober 2021

No Hari/Tgl No Dx Kep Evaluasi Paraf


1 Selasa, Dx 1 S:
19/10/21 1. Klien mengatakan nyeri dirasakan ketika beraktivitas
11.00 2. Klien mengatakan nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
WITA 3. Klien mengatakan nyeri dirasakan di lutut bagian kanan dan kiri
4. Klien mengatakan skala nyeri 4 dari 10 yang diberikan
5. Klien mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul pada saat bangun pagi dan
ketika beraktivitas.
6. Klien mengatakan nyeri memberat ketika cuaca di rumah sangat dingin
7. Klien mengatakan kadang-kadang nyeri terasa memberat ketika klien terlalu
keras bekerja
8. Klien mengatakan nyeri sedikit berkurang ketika duduk dan meluruskan
kakinya dengan sedikit memijit lututnya yang sakit dengan minyak-
minyakan
9. Klien mengatakan setiap hari mandi air hangat supaya tidak terlalu dingin
10. Klien mengatakan akan mengurangi aktivitas bekerja di kebun, dan
beristirahat di rumah untuk mengurangi kambuhnya nyeri
11. Klien mengatakan akhir-akhir ini mengurangi menkonsumsi kacang
panjang, kangkung, dan pindang.
O:
1. Klien tampak meringis ketika nyeri mulai kambuh
A: Kriteria 1 tercapai, masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi 1, 4,5, dan 6

2 Rabu, Dx 1 S:
20/10/21 1. Klien mengatakan nyeri masih dirasakan ketika beraktivitas
11.00 2. Klien mengatakan nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
WITA 3. Klien mengatakan nyeri dirasakan di lutut bagian kanan dan kiri
4. Klien mengatakan skala nyeri 4 dari 10 yang diberikan
5. Klien mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul pada saat bangun pagi dan
ketika beraktivitas.
6. Klien mengatakan mengetahui bahwa klien mengalami rematik karena sudah
memeriksakan dirinya 2 tahun yang lalu. Klien juga mengetahui bahwa nyeri
dan kekakuan sendi yang dirasakannya karena akibat dari penyakitnya
tersebut karena waktu memeriksakan diri dijelaskan oleh dokter.
7. Klien mengatakan merasa kesal dengan nyeri lututnya ketika kambuh.
8. Klien mengatakan karena sudah tidak pernah memeriksakan diri lagi, dan
tidak meminum obat lagi, ketika nyeri kambuh klien bingung harus
melakukan apa. Kadang-kadang klien hanya memijitnya dengan minyak-
minyakan dan membiarkannya hilang sendiri
O:
1. Klien tidak tampak gelisah ataupun meringgis
A: Kriteria 1 dan 5 tercapai, masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi 1, 5, dan 6
3 Kamis, Dx 1 S:
21/10/21 1. Klien dan keluarga mengatakan tambah mengerti dan paham tentang rematik
11.30 2. Klien mengatakan baru mengetahui bahwa jahe bisa digunakan untuk
WITA mengurangi nyeri lututnya
3. Klien mengatakan bisa melakukan teknik non farmakologis mengompres air
jahe hangat pada lututnya
4. Klien mengatakan tindakan perawatan mengompres dengan air jahe hangat
mudah dilakukan
5. Klien mengatakan merasa nyaman setelah dilakukan kompres air jahe hangat
pada lututnya.
6. Klien mengatakan nyeri berkurang setelah dilakukan kompres air jahe
hangat
7. Klien mengatakan skala nyeri sebelum kompres air jahe hangat adalah 4,
dan skala nyeri setelah diberikan kompres jahe hangat adalah 3
8. Klien mengatakan nyeri masih sedikit dirasakan ketika beraktivitas
9. Klien mengatakan nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
10. Klien mengatakan nyeri dirasakan di lutut bagian kanan dan kiri
11. Klien mengatakan skala nyeri 3 dari 10 yang diberikan
12. Klien mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul pada saat bangun pagi dan
ketika beraktivitas.
O:
1. Klien sangat antusias saat dijelaskan cara membuat kompres air jahe hangat
2. Klien dan keluarga tampak bisa menjawab ketika ditanya kembali terkait
rematik
3. Klien tampak bisa mendemonstrasikan teknik non farmakologis
mengompres air jahe hangat pada lututnya.
4. Klien tidak tampak gelisah maupun meringgis.
A: Kriteria 1-5 tercapai, masalah teratasi
P: Hentikan intervensi, pertahankan kondisi kesehatan klien saat ini.
E. Evaluasi Keperawatan Asuhan Keperawatan Gerontik
Evaluasi Keperawatan Pada Lansia Tn. S Dengan Rheumatoid Arthritis
Di Desa Peliatan Kecamatan Ubud
Tanggal 19, 20, dan 21Oktober 2021

No Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan Evaluasi Paraf


1 Kamis, Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi S:
21/10/21 muskoloskeletal kronis ditandai dengan 1. Klien mengatakan saat ini nyeri sudah sedikit
11.30 klien mengeluh nyeri, klien mengatakan berkurang, dan klien mengatakan akan mengurangi
WITA nyeri dirasakan saat beraktivitas, klien faktor-faktor yang dapat menyebabkan nyerinya
mengatakan nyeri dirasakan seperti kambuh dengan cara seperti mandi dengan air
tertusuk-tusuk, klien mengatakan nyeri hangat, dan mengurangi makanan seperti kacang-
dirasakan di lutut kanan dan kiri, klien kacangan
mengatakan skala nyeri 4 dari 10 yang 2. Klien mengatakan saat ini nyeri terasa seperti
diberikan, klien juga mengeluh nyeri ditusuk-tusuk namun tidak terlalu mengganggu
dirasakan hilang timbul pada saat bangun aktivitas
pagi, klien tampak meringgis ketika nyeri 3. Klien mengatakan nyeri masih dirasakan di lutut
kambuh, klien tampak gelisah, dan bagian kanan dan kiri
tampak adanya kemerahan di kedua lutut 4. Klien mengatakan skala nyeri 3 dari 10 yang
bagian atas. diberikan
5. Klien mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul
pada saat bangun pagi dan setetelah dilakukan
kompres air jahe hangat nyeri mulai perlahan mulai
berkurang dan jarang timbul.
6. Klien mengatakan merasa nyaman setelah dilakukan
kompres air jahe hangat pada lututnya.
7. Klien mengatakan nyeri berkurang setelah dilakukan
kompres air jahe hangat
8. Klien mengatakan skala nyeri sebelum kompres air
jahe hangat adalah 4, dan skala nyeri setelah
diberikan kompres jahe hangat adalah 3
O:
1. Klien tidak tampak gelisah maupun meringgis lagi
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi, pertahankan kondisi kesehatan
klien saat ini.
Lampiran 1. Ringkasan Jurnal Terkait Tindakan Kompres Jahe Hangat

Penyakit rheumatoid artritis merupakan penyakit autoimun yang


menyebabkan nyeri pada daerah lutut, kaki, tangan dan pinggul sehingga dapat
mengganggu aktifitas (Maria, 2019). Menurut Purba (2020) rematik (rheumatoid
arthritis) adalah penyakit inflamasi sistemik kronis yang dapat mempengaruhi
jaringan dan organ, terutama menyerang fleksibel (sinovial) sendi. Tanda gejala
dari rheumatoid arhtritis meliputi kekakuan, bengkak, dan nyeri yang membuat
penderita sulit berjalan, mendaki, duduk, dan bangkit dari kursi serta kaku di pagi
hari
Manajemen nyeri pada artritis rheumatoid bertujuan untuk mengurangi atau
mengilangkan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Secara umum manajemen arthritis
reumatoid ada dua yaitu manajemen farmakologi (obat-obatan) dan manajemen
non-farmakologi. Tindakan non farmakologi yang sangat sederhana dan efektif
untuk menangani nyeri pada arthritis rematoid dapat dilakukan dengan
menggunakan kompres jahe hangat pada bagian yang nyeri. Tindakan yang
dilakukan ini tidak menimbulkan resiko bagi pasien dan tidak membutuhkan biaya
yang banyak. Pengobatan komplementer ini dapat dilakukan oleh perawat maupun
kelurga secara mandiri tanpa adanya kolaborasi dengan tim medis lainnya (Maria,
2019).
Pada penderita rheumatoid arthritis adanya inflamasi yang disebabkan oleh
proses imunologik pada sinovial yang mengakibatkan sinovitis akhirnya
menyebabkan kerusakan sendi. Kerusakan yang terjadi pada sel dan jaringan akan
membebaskan berbagai mediator substansi radang. Asam arakhidonat mulanya
merupakan komponen normal yang disimpan pada sel dalam bentuk fosfolipid
dan dibebaskan dari sel penyimpanan lipid oleh asilhidrosilase sebagai respon
adanya oksi. Asam arakidonat kemudian mengalami metabolisme menjadi dua
alur. Alur siklooksigenase yang membebaskan prostalglandin, prostasiklin, dan
tromboksan. Prostalglandin yang dihasilkan melalui jalur siklo oksigenase
berperan dalam proses timbulnya nyeri, demam dan reaksi-reaksi peradangan
(Arman, 2019).
Kompres jahe bermanfaat untuk mengurangi nyeri sendi dikarenakan pada
jahe terdapat kandungan seperti ginggerol, shogaol, dan zingerone yang dapat
memberikan efek farmakologis seperti antioksidan, anti inflamasi, analgesik, dan
antikarsinogenik. Kandungan zingerone dalam jahe berfungsi menekan
prostaglandin melalui hambatan pada aktivitas COX-2 yang menghambat
produksi PGE2 dan leukotrin yang merupakan mediator reaksi-reaksi peradangan.
(Purba, 2020)
Pada penelitian yang dilakukan oleh Arman, dkk. (2019) dijelaskan bahwa
komponen utama dari jahe segar adalah senyawa homolog fenolik keton yang
dikenal sebagai gingerol. Pada suhu tinggi gingerol akan berubah menjadi
shogaol yang memiliki efek panas dan pedas dibanding gingerol. Efek panas dan
pedas pada jahe ini dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga
dapat meredakan nyeri, kaku dan spasme otot pada arthritis reumatoid. Manfaat
yang maksimal akan dicapai dalam waktu 20 menit sesudah aplikasi panas
Hal ini juga dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Virgo dan
Sopianto (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “Efektivitas kompres jahe
merah terhadap penurunan skala nyeri pada lansia yang menderita rheumatoid
arthritis di Puskesmas Pembantu Bakau Aceh Wilayah Kerja Puskesmas Batang
Tumu. Hasil penelitiannnya mengatakan bahwa terdapat pengaruh kompres jahe
merah terhadap penurunan nyeri penderita rheumatoid arthritis dengan p-value
0,000. Pada penelitian ini juga dijelaskan bahwa jahe mengandung enzim yang
dapat menghambat siklooksigenasi yang dapat mengurangi peradangan pada
penderita arthritis rheumatoid dengan cara menghambat prostaglandin. Kompres
jahe hangat juga memberikan efek terapeutik melebarkan pembuluh darah
(vasodilatasi) dan memberikan rasa nyaman.
Penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fatmawati dan Ariyanto (2019) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh
kompres hangat terhadap penurunan skala nyeri arthritis rheumatoid pada lanjut
usia di Panti Sosial Tresna Werda Budi Luhur Jambi. Dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa terdapat pengaruh pemberian kompres jahe terhadap skala
nyeri arthritis rheumatoid pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kota Jambi
dengan p-value 0,006. Pada penelitian ini juga dijelaskan bahwa senyawa gingerol
yang terdapat pada jahe diduga dapat memblok produksi prostaglandin sehingga
dapat menurunkan nyeri sendi pada penderita RA.

Referensi:
Arman, E., Yanti, E., Mimitri, M., & Nofia, V. R. (2019). Pengaruh kompres
hangat jahe merah (Zingiber Officinale Rosc) terhadap rasa nyeri pada pasien
rheumatoid arthritis. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 10(1),8-7.
Fatmawati, T. Y., & Ariyanto. (2019). Pengaruh kompres jahe terhadap
penurunan skala nyeri arthritis rheumatoid pada lanjut usia di Panti Sosial
Werdha Budi Luhur Jambi. [Prosiding]. Prodi DIII Keperawatan Stikes
Baiturrahim Jambi.
Maria, D. (2019). Pengaruh kompres jahe hangat terhadap penurunan intensitas
nyeri arthritis rheumatoid pada lansia. JSS (Jurnal Scientific Solutem), 2 (1),
24-29.
Purba, R., Marlina, S., & Arianto, A. (2020). Pengaruh kompres hangat jahe
terhadap penurunan skala nyeri arthritis reumatoid pada lansia di Desa Lau
Rakit Dusun II Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Jurnal
Penelitian Keperawatan Medik, 2(2), 15-20.
Virgo, G., & Sopianto, S. (2019). Efektivitas kompres jahe merah terhadap
penurunan skala nyeri pada lansia yang menderita rheumatoid arthritis di
Puskesmas Pembantu Bakau Aceh Wilayah Kerja Puskesmas Batang Tumu.
Jurnal Ners, 3(1), 82-111

Anda mungkin juga menyukai