KELOMPOK 4/B1
BAB 1.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1.2. Tujuan..........................................................................................................................3
BAB 2.........................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................4
2.1. Nugget.........................................................................................................................4
BAB 3.........................................................................................................................................7
METODE PERCOBAAN..........................................................................................................7
BAB 4.........................................................................................................................................9
4.2. Pembahasan...............................................................................................................10
BAB 5.......................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
5.1. Kesimpulan................................................................................................................13
5.2. Saran..........................................................................................................................13
Dafatar Pustaka........................................................................................................................14
Lampiran..................................................................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Daging didefinisikan sebagai semua jaringan hewan yang sesuai untuk
dimakan dan tidak menyebabkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya.
Daging dikenal sebagai bahan pangan yang bernilai gizi tinggi namun mempunyai
sifat mudah rusak. Oleh karena itu usaha pengolahan penanganan merupakan cara
untuk mengurangi kerusakan daging pasca panen sekaligus memperoleh nilaitambah
dari produk yang dihasilkan
Chicken nugget merupakan salah satu produk olahan makanan setengah jadi
terbuat dari gilingan daging ayam dengan campuran bumbu-bumbu. Pembuatan
chicken nugget memanfaatkan daging ayam yang berkualitas rendah atau
memanfaatkan potongan ayam relatif kecil dan tidak beraturan, kemudian dilekatkan
kembali menjadi bentuk yang lebih besar. Chicken nuggetyang terbuat dari daging
ayam sangat digemari oleh masyarakat, akan tetapi tidak semua lapisan masyarakat
dapat menikmatinya karena harganya yang relatif mahal. Sehingga lebih baik
membuat chicken nugget sendiri yang dapat dicampurkan bahan-bahan yang sesuai
dengan selera, kualitas yang lebih baik dengan biaya yang perlu dikeluarkan tidak
semahal dengan membeli chicken nugget yang siap makan
Komponen protein berasal dari daging ayam, lemak dari daging dan minyak
yang terserap pada saat penggorengan, sedangkan karbohidrat dari tepung roti yang
digunakan sebagai pelapis, sedangkan karbohidrat dari tepung roti yang digunakan
sebagai pelapis.Nugget ayam merupakan makanan kaya protein. Kadar proteinnya
mencapai 43 g/140 gram bahan, yaitu memenuhi 86% dari kebutuhan protein tubuh
sehari-hari. Protein nugget ayam tersusun dari sejumlah asam amino esensial dan
nonesensial. Nugget ayam sangat kaya akan asam amino lisin, yaitu suatu asam
amino esensial yang kadarnya sangat rendah pada bahan pangan pokok, seperti
beras, jagung, ubi, sagu, dan lain-lain.
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum pengolahan nugget ayam dan ayam goreng
adalah untuk mengetahui cara yang tepat dalam pengolahan daging ayam menjadi
produk yang dapat meningkatkan nilai tambah.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Nugget
Nugget adalah suatu bentuk produk olahan daging yang terbuat dari daging
giling yang dicetak dalam bentuk potongan empat persegi dan dilapisi dengan
tepung berbumbu (battered dan braded) (Maghfiroh, 2000). Nugget dikonsumsi
setelah proses penggorengan rendam (deep fat frying) (Saleh et al, 2002). Nugget
dibuat dari daging giling yang diberi bumbu, dicampur bahan pengikat, kemudian
dicetak membentuk tertentu, dikukus, dipotong dan dilumuri perekat tepung (batter)
dan diselimuti tepung roti (breading). Nugget digoreng setengah matang dan
dibekukan untuk mempertahankan mutunya selama penyimpanan (Astawan, 2007).
Nugget merupakan salah satu bentuk produk makanan beku siap saji, yaitu produk
yang telah mengalami pemanasan sampai setengah matang (precooked), kemudian
dibekukan (Afrisanti, 2010). Produk beku siap saji ini hanya memerlukan waktu
penggorengan selama 1 menit pada suhu 150º C. Tekstur nugget tergantung dari
bahan asalnya (Astawan, 2007).
METODE PERCOBAAN
3.1. Waktu dan tempat
Praktikum pengolahan nugget ini dilaksanakan pada Hari Rabu, 24 November
2021 yang bertempat di RPA, Kampus Gunung Gede, Sekolah Vokasi Institut
Pertanian Bogor materi yang digunakan pada praktikum ini yaitu daging ayam.
3.2. Alat dan Bahan
Timbangan
Alat masak
Daging Ayam 225 gram
Daging Itik 75 gram
Es batu 21 gram
NaCl 6 gram
STPP0,9 gram
Maizena4,5 gram
Bumbu rempah (Pala, Merica, bawang putih ) 1 gram
Royco¼ sdt
Roti Tawar 40 gram (Hancurkan dengan 5 sdm susu cair)
Batter dan Breading :
Telur 1 butir
Tepung Panir 70 gram
Susu Segar 100 ml
Peubah 1 2 3 4 5
Warna ✓
Tekstur ✓
Aroma ✓
Citarasa ✓
Keterangan :
1 = Sangat tidak menarik
2 = Tidak menarik
3 = Netral
4 = Menarik
5 = Sangat menarik
4.2. Pembahasan
Uji organoleptik merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera
manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk.
Dalam penilaian nugget dan ayam goreng diatas sifat yang menentukan diterima
atau tidak suatu produk adalah sifat indrawinya. Indra yang digunakan dalam
menilai adalah indera penglihatan, peraba, pengecap, dan pembau. Hasil pengujian
nugget dan ayam goreng menunjukkan bahwa produk tersebut tidak mengalami
perbedaan organoleptik yang terlalu berlebih dari kelompok lain. Nugget dan ayam
goreng kelompok kami menjadi salah satu produk yang paling disukai.
4.2.1. Warna
Berdasarkan hasil pembuatan nugget dan ayam goreng diperoleh
hasil warna ayam yang berwarna kuning keemasan. Aspek warna yang di
uji mendapatkan nilai untuk nugget 4 dan untuk ayam goreng 5. Hasil
penilaian tersebut diartikan bahwa warna nugget dari kelompok kami sudah
menunjukkan warna yang seharusnya ada pada nugget dan ayam goreng.
Di samping itu, melakukan uji oeganoleptik warna membutuhkan
indra penglihatan, dengan penglihatan yang tajam maka tiap produk yang
diuji pasti memiliki perbedaan. Warna memegang peranan penting dalam
penerimaan makanan, walaupun tidak ada hubungannya dengan nilai gizi
atau nilai fungsional lainya. Namun warna dapat memberi petunjuk
mengenai perubahan kimia dalam makanan, warna juga merupakan salah
satu parameter yang digunakan konsumen dalam memilih produk (deMan,
1997).
Protein yang ada pada bahan pembuatan nugget dan ayam goreng
akan menyebabkan warna coklat ketika pemanasan, sehingga warna tepung
yang dihasilkan akan lebih putih (Subagio, 2006). Gilingan daging ayam
juga mempengaruhi warna nugget. (Cross ,1988) menyatakan bahwa warna
daging ayam disebabkan oleh provitamin A yang terdapat pada lemak
daging dan pigmen oksimioglobin. Provitamin A (beta karoten) merupakan
vitamin yang larut dalam lemak dan memberi zat warna kuning pada suatu
bahan. Adanya beta karoten dalam daging dan telur ayam, berfungsi
sebagai antioksidan untuk mencegah peroksidasi asam lemak dalam daging.
Pigmen oksimioglobin pada daging ayam terbentuk akibat adanya
oksigenasi mioglobin setelah daging terpapar udara. Dan komposisi yang
terkandung pada setiap tepung berbeda menyebabkan pengaruh warna pada
nugget ayam.
4.2.2. Aroma
Aroma merupakan sesuatu yang dirasakan oleh hidung. Pada
umumnya aroma yang diterima oleh hidung dan otak lebih banyak
merupakan berbagai ramuan atau campuran empat bau utama yaitu harum,
asam, tengik, dan hangus (Zuhra, 2006). Aroma adalah hal terpenting
dalam suatu produk untuk mengetahui kuliatas produk tanpa mencicipi.
Hasil pembuatan nugget ayam dan ayam goreng yang telah kita lakukan
sudah muncul aroma khas nugget dan ayam goreng. Selain itu dari
penilaian aroma, nugget mendapatkan nilai 5 dan 4 untuk ayam goreng.
Penambahan tepung terigu dan maizena aromanya relatif sama
dikarenakan kedua tepung tersebut memiliki kandungan protein yang
cukup tinggi jadi sedikit berpengaruh terhadap aroma nugget. Aroma akan
timbul dan terasa lebih kuat sewaktu dilakukannya proses pemasakan
seperti dipanggang, direbus ataupun digoreng. Pendapat ini didukung oleh
Winarno (2004) menyataan bahwa komponen yang memberikan aroma
adalah asam-asam organik berupa ester dan volatil. Secara kimiawi sulit
dijelaskan mengapa senyawa senyawa menyebabkan aroma yang berbeda,
karena senyawa-senyawa yang mempunyai struktur kimia dan gugus
fungsional yang hampir sama (stereoisomer) kadang-kadang mempunyai
aroma yang sangat berbeda, misalnya methanol, isometanol, dan
neometanol.
4.2.3. Tekstur
Analisa organoleptik tekstur merupakan analisa secara sensori
menggunakan indra peraba dengan penilaian halus atau kasar, keras atau
empuk, dan parameter lainnya yang sedang diajukan (Winarno, 2004).
Tektur nugget dan ayam goreng yang telah dibuat menghasilkan tekstur
yang sudah pas dengan standarnya, dengan nilai yang dihasilkan masing –
masing adalah 4. Hal tersebut karena ketika mencicipi, tektur yang
diberikan tidak terlalu meleleh ataupun tidak terlalu padat untuk nugget dan
empuk untuk ayam goreng. Dari hal tersebut menununjukkan bahwa
pembuatan nugget dan ayam goreng kami sudah sesuai ketentuan.
Tekstur nugget juga dipengaruhi oleh pemasakan termasuk
penggorengan. Pada perinsipnya pemasakan dapat meningkatkan atau
menurunkan keempukan bahan. Perubahan- perubahan yang terjadi selama
penggorengan yaitu terjadinya penguapan air, kenaikan suhu menyebabkan
terjadinya perbahan tekstur nugget yang digoreng. Perbedaan komposisi
tepung juga akan mempengaruhi tekstur nugget saat penggorengan.
4.2.4. Rasa
Hasil uji organoleptik yang didapatkan oleh rasa dari nugget dan
ayam goreng yaitu masing – masing 5 dan 4. Penggunaan bahan dasar dan
bahan tambahan dicampurkan kedalam adonan nugget ayam menghasilkan
nugget ayam dengan rasa yang enak. Bahan tambahan yang dimaksud
adalah bumbu-bumbu yang menjadi penambah rasa, aroma dan bau bahkan
banyak bumbu-bumbu alami yang berperan sebagai pengawet. Dalam
makanan penambahan garam kurang lebih 0,35% untuk menghasilkan
penilaian organoleptik yang kurang disukai karena makanan tersebut akan
terasa hambar. Bawang putih ditambahkan karena merupakan bahan yang
memiliki fungsi menambah cita rasa dan aroma pada makanan. Selain itu,
merica juga merupakan bahan tambahan yang digunakan sebagai penyedap
rasa dan berfungsi sebagai pengawet alami untuk memperpanjang masa
simpan dari makanan. Penambahan es batu pada olahan nugget ayam
ditujukan untuk mempertahankan suhu adonan nugget agar tetap dingin
karena adonan nugget yang panas cenderung cepat rusak proteinya sehingga
berpengaruh pada tekstur. Es juga berfungsi untuk menstabilkan
kelembaban adonan agar tidak kering selam perebusan dan pencetakan dan
menstabilkan emulsi.
Rasa pada nugget merupakan kombinasi antara rasa dan bau yang
diciptakan untuk memenuhi selera konsumen, sehingga produsen
menggunakan perasa tertentu untuk menghasilkan suatu produk makanan
yang diinginkan serta merupakan salah satu pendukung cita rasa yang
mendukung mutu suatu produk yang diinginkan. Selain itu cita rasa dapat
membangkitkan rasa lewat aroma yang disebarkan, lebih dari sekedar rasa
pahit, asin, asam dan manis.
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan nugget ayam menggunakan daging
ayam serta itik dan pembuatan ayam goreng sudah dibilang cukup dilihat dari
penilaian rasa, warna, tektur, dan aroma. Hasil dari pengamatan secara
oraganoleptik pada nugget dan ayam goreng memiliki warna kuning keemasan khas
nugget dan ayam goreng, beraroma khas, tekstur renyah dan kenampakannya
menarik.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah percobaan dilakukan secara
higienis dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, serta harus lebih teliti
dalam penambahan bahan tambahan dan prosedurnya.
Dafatar Pustaka
Afrisanti, D.W. 2010. Kualitas Kimia dan Organoleptik Nugget Daging Kelinci dengan
Penambahan Tepung Tempe. Skripsi. Program Studi Peternakan. Fakultas Pertanian.
Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
Aswar. 2005. Pembuatan Fish Nugget dari Ikan Nila Merah (Oreochromis Sp.). Skripsi.
Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas Perikanan Bogor: Institut Pertanian Bogor
Badan Standardisasi Nasional. 2002. Nugget Ayam. SNI 01-6683-2002. Jakarta : Badan
Standardisasi Nasional.
Diastari,. I Gusti A. F., dan Agustina, Kadek Karang. 2013. Uji Organoleptik dan Tingkat
Keasaman Susu Sapi Kemasan yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Denpasar.
Indonesia Medicus Veterinus. Vol 2 (4) : 453 – 460.
Fellow, A.P. 2000. Food Procession Technology, Principles and Practise.2nd ed.
Woodread.Pub.Lim. Cambridge. England. Terjemahan Ristanto.W dan Agus
Purnomo.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan ke VI. 2001.
Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Saleh, M., K. Prana, S. Hartatik. 2002. Dokumen Tepat Guna. Institut Pertanian Bogor. UPT.
Perpustakaan. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Sinta, D., Nurhaeda., Rasbawati., dan Fitriani. 2019. Uji Organoleptik dan Tingkat Kesukaan
Nugget Ayam Broiler dengan Penambahan Susu Bubuk Skim Pada Level yang
Berbeda. Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Vol 2 : 298 –
302.
Sulistiana S. 2020. Uji Organoleptik Nugget Ayam Dengan Penambahan Tepung Wortel
(Daucus carota L.). Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi : UIN Alauddin Makassar.
Tanoto, E. 1994. Pembuatan Fish Nugget dari Ikan Tenggiri. Skripsi. Jurusan Teknologi
Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor : Bogor.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Lampiran