Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK


KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teori Berkaitan Dengan Tema

Tema yang di gunakan pada proyek ini adalah “Arsitektur Tradisional Jawa”
dengan definisi sebagai berikut :

2.1.1 Kajian Teori Tentang Arsitektur Tradisional Jawa

a. Pengertian Arsitektur

Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia, yang lebih dari


sekedar fisik, tapi juga menyangkut pranata-pranata budaya dasar. Pranata
ini meliputi: tata atur kehidupan sosial dan budaya masyarkat, yang diwadahi
dan sekaligus memperngaruhi arsitektur (Amos Rappoport, 1981)

b. Pengertian Tradisional jawa

Jawa sebagai bentuk arsitektur tradisional yang mencerminkan


budaya Jawa akan digunakan dalam tulisan ini sebagai sudut pandang untuk
memahami simbolik arsitektur Jawa. Penerapan prinsip-prinsip ini dalam
interaksi sosial telah membuat masyarakat Jawa terbuka untuk menghadapi
segala perubahan. Identitas diri mereka diekspresikan secara total melalui
pikiran dan tindakan rasional. Dalam ruang kehidupan materialnya, identitas
dikomunikasikan secara tidak langsung.

c. Kesimpulan Arsitektur Tradisional Jawa

Arsitektur Tradisional Jawa merupakan sebuah peninggalan sejarah


dan budaya yang sekarang banyak mengalami perubahan. Perubahan
dalam konteks ini adalah perubahan fisik bangunan, filosofis, fungsi, etika
dan estetika yang secara tidak langsung juga merubah pola kehidupan
masyarakatnya, ataupun sebaliknya. Perubahan dalam bidang arsitektur
merupakan hal yang wajar, sejauh menuju pada hal-hal yang positif dan
dapat dipadukan antara ilmu pengetahuan, teknologi dengan tradisi yang

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 1


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

ada. Tujuan dari penelitian ini antara lain mengetahui perkembangan


Arsitektur Tradisional Jawa di Baluwarti Surakarta yang telah mengalami
banyak perubahan dalam perjalanan waktu dan sejarah. Selanjutnya untuk
memahami dan menganalisa perubahan tersebut baik perubahan
arsitekturnya maupun perubahan dalam masyarakat pendukungnya. Yang
terakhir adalah mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mendorong
terjadinya perubahan tersebut.

2.1.2 Aplikasi Arsitektur Tradisional Jawa

a. Arsitektur Tradisional Jawa

Desain dengan kanopi dapat diterapkan khususnya pada massa


utama bangunan Tradisional Jawa. Sebagaimana diterapkan di bangunan,
kanopi dengan bentuk dan dimensi yang mudah dilihat cenderung hanya
diterapkan di pendhapa sebagai massa utama sekaligus pusat orientasi
bangunan. Kanopi pada massa utama ini berbentuk atap kampung dengan
gunungan dari kayu ekspose yang dihiasi motif ukiran flora dan fauna untuk
memberi kesan estetis. Penggunaan kanopi seperti ini sekaligus memberi ciri
visual sebagai akses utama ke dalam bangunan, selain juga untuk
menambah kualitas entrance karena lebih teduh dan sejuk. Pada massa
sekunder, penggunaan kanopi didesain tidak terlalu masif dan mencolok. Ciri
visual entrance adalah keberadaan gunungan di atap yang menghadap ke
arah depan, sama dengan penerapan gunungan di kanopi.

b. Bentuk – bentuk atap jawa


a. Atap Joglo Mangkurat
Joglo ini mempunyai ciri atap bersusun 3 (tiga susun) atau
dengan tiga sudut kemiringan dengan perbedaan batas antara
masing-masing sudut biasanya dibatasi dengan penggunaan lis
plank. Atap joglo mangkurat memiliki susunan pada atap utama
(paling atas) mempunyai proporsi lebih besar dan tinggi
menjulang.

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 2


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

Gambar 2.1 : Bentuk Atap Joglo


Sumber : MACAM BENTUK JOGLO – Arsitektur – Interior (wordpress.com)

b. Atap Joglo Pangrawit


Joglo ini hampir sama dengan joglo mangkurat namun
pembeda pada atap utama lebih kecil dan lebih panjang
bumbungan lebih pendek dari joglo mangkurat.

Gambar 2.2 : Bentuk Atap Jawa


Sumber : MACAM BENTUK JOGLO – Arsitektur – Interior (wordpress.com)

c. Atap Joglo Hageng


Bangunan joglo hageng mempunyai proporsi atap utama serta
atap dua dibawahnya lebih pendek dan landai dibandingkan
joglo mangkurat maupun jogja pangrawit. Joglo ini memiliki
bidang atap yang relatif lebih luas. Jogla hageng memiliki ciri

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 3


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

atap tritisan keliling yang luas dan bangunan pun lebih besar
serta luas. Joglo hageng mempunyai atap bersusun 3. Masing-
masing atap memiliki lis plank atap diujungnya.

Gambar 2.3 : Bentuk Atap Jawa


Sumber : MACAM BENTUK JOGLO – Arsitektur – Interior (wordpress.com)

d. Atap Joglo Sinom

Joglo sinom mempunyai bentuk atap tritisan yang sama dengan


joglo hageng namun mempunyai luas bangunan yang lebih
kecil dibandingkan dengan joglo hageng. Bangunan joglo sinom
mempunyai proporsi atap utama lebih tinggi dibandingkan
dengan atap joglo hageng. Atap joglo sinom mempunyai tiga
susun dan tiga sudut kemiringan namun pertemuan antara
masing-masing atap tidak terdapat pembeda dalam bentuk lis
plak.

Gambar 2.4 : Bentuk Atap Jawa


Sumber : MACAM BENTUK JOGLO – Arsitektur – Interior (wordpress.com)

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 4


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

e. Atap Joglo Lawakan

Joglo lawakan mempunyai ciri atap bersusun 2. Bangunan ini


mempunyai tampilan lebih sederhana dibandingkan dengan
joglo lain yang beratap susun 3. Atap utama joglo lawakan
cenderung meruncing ke atas dan atap dibawah lebih landai
dan melebar, orang lebih banyak mengidentikan seperti
payung. Batas antara atap satu dengan satunya hampir tidak
ada batas pembeda berupa lis plank namun hanya beda sudut
saja.

Gambar 2.5 : Bentuk Atap Jawa


Sumber : MACAM BENTUK JOGLO – Arsitektur – Interior (wordpress.com)

f. Joglo jompongan
Atap joglo ini memiliki ciri khas atap bersusun 2 dan
mempunyai bumbungan atap yang memanjang ke samping
kanan dan kiri. Pertemuan antara kedua atap tidak dipisahkan
oleh pembatas lis plank. Bangunan joglo jompongan
mempunyai denah lantai cenderung bujur sangkar. Bangunan
joglo jompongan tidak banyak ditemukan ornamen hiasan pada
atapnya, berbeda dengan joglo lawakan yang terdepat
ornamen pada atapnya.

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 5


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

Gambar 2.6 : Bentuk Atap Jawa


Sumber : MACAM BENTUK JOGLO – Arsitektur – Interior (wordpress.com)

2.1.3 Aplikasi perwujudan bentuk

 Kaitan Fungsi Dengan Bentuk


Keberadaan fungsi menimbulkan bentuk. Pengertian fungsionil
merupakan suatu hal yang menonjol dalam kaitan fungsi tertentu.
Dengan kata lain, fungsi merupakan pertimbangan utama bagi suatu
perancangan bentuk. Suatu fungsi dapat mempunyai bermacam-
macam bentuk, tergantung dari keadaan lingkungannya, inilah yang
disebut gaya.

 Kaitan Bentuk Dengan Teknologi


Untuk mendapatkan suatu bentuk yang mempunyai fungsi
tertentu, diperlukan bahan-bahan bangunan sebagai sarana dasar
bangunan. Bahan-bahan yang merupakan elemen bangunan disusun
menjadi suatu kesatuan yang membentuk konstruksi. Suatu sistem
tepat yang perlu dipilih sehingga akan dapat menghasilkan fungsi
yang diinginkan secara maksimal.

 Kaitan Bentuk Dengan Simbol


Suatu bangunan diekspresikan secara simbolik jika bangunan
itu menunjukkan sesuatu yang lebih tinggi dari keadaan bentuk fisik
yang semula. Bangunan tersebut cenderung untuk mewujudkan

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 6


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

sebuah prinsip pengakuan umum. Para arsitek menggunakan bentuk


simbolis untuk menyajikan pengalaman keindahan yang mendalam
sesuai dengan daya bercitranya. Dalam dunia arsitektur juga
dibutuhkan suatu penekanan kebutuhan simbol dalam perancangan.

2.1.4 Kesimpulan

Arsitektur jawa erat kaitannya dengan makna yang disampaikan


melalui bidang arsitektur itu sendiri yang memberikan suatu arti khusus
dalam interaksi antara bentuk bangunan dan program ruang dengan karakter
manusia yang ada di dalamnya. Pengungkapan dalam arsitektur merupakan
suatu hal yang mendasar didalam tiap-tiap komunikasi arsitektur.
Pengungkapan ini sendiri selalu berhubungan dengan bentuk bangunan.
Makna dari simbol-simbol ini biasanya dipengaruhi oleh tata letak bangunan,
bentuk bangunan, organisasi ruang dan karakter bangunan

2.2 Kajian Teori Berkaitan Dengan Judul

Judul yang digunakan pada proyek ini adalah “Perencanaan dan


Perancangan Pusat Budaya Pencak Silat Psht Dalam Segi Kebugaran”
dengan definisi sebagai berikut :

2.2.1 Kajian Teori Tentang Perencanaan dan Perancangan

a. Pengertian Perencanaan

Teori dasar umum mengenai perencanaan dikemukakan menurut T.


Hani Handoko (2011:23), Perencanaan adalah : 1. Pemilihan atau
penetapan tujuan-tujuan organisasi 2. Penentuan strategi, kebijaksanaan,
proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

b. Pengertian Perancangan

Perancangan merupakan sasaran yang dikendalikan dari aktivitas


pemecahan masalah (L. Bruce Archer, 1985). Perancangan adalah usulan
pokok yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih
baik, melalui tiga proses: mengidentifikasi masalahmasalah, mengidentifikasi

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 7


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

metoda untuk pemecahan masalah, dan pelaksanaan pemecahan masalah.


Dengan kata lain adalah pemograman, penyusunan rancangan, dan
pelaksanaan rancangan (John Wade, 1997).

2.2.2 Kajian Teori Tentang Komplek

suatu kesatuan yang terdiri dari sejumlah bagian, khususnya yang


memiliki bagian yang saling berhubungan dan saling tergantung (Kamus
Besar Bahasa Indonesia).

2.2.3 Kajian Teori Tentang Pencak Silat

a. Pengertian Pencak Silat

Pencak silat atau silat nusantara adalah suatu seni bela diri tradisional
yang berasal dari bumi nusantara (Indonesai). Di bumi nusantara sendiri
sudah banyak perguruan-perguruan yang memiliki aliaran silat dan ciri khas
masing-masing. Menurut Djoemali dalam Suryo Ediono (2013:349) Pencak
adalah gerakan bela serang yang berupa tari dan berirama dengan adat
kesopanan tertentu dan biasanya untuk pertunjukan umum. Silat adalah inti
dari pencak, yaitu untuk berkelahi membela diri mati-matian dan tidak dapat
dipertunjukkan pada umum.

Sama halnya menurut kamus besar bahasa Indonesia mengatakan,


“Pencak adalah permainan (keahlian) untuk mempertahankan diri dengan
kepandaian menangkis, mengelak dan sebagainya. Sedangkan Silat adalah
kepandaian berkelahi dengan ketangkasan menyerang dengan membela
diri”. Menurut Ni Luh Putu Spyanawati (2013:15) mengatakan, “Pencak silat
merupakan olahraga beladiri asli bangsa Indonesia yang kaya dengan unsur-
unsur pembelaan diri seperti : hindaran, elakan, bantingan, serangan
(pukulan dan tendangan), dan kuncian. Pencak silat istilah nasional yang
dibakukan pada saat dibentuknya wadah persatuan perguruan pencak dan
silat di Indonesia dalam suatu pertemuan di Surakarta pada tahun 1948 yang
melahirkan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).

Terbentuknya Ikatan Pencak Silat Indonesia ini dipelopori oleh


sepuluh perguruan Pencak Silat Besar yaitu :

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 8


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

1. Persaudaraan Setia Hati Winongo

2. Persaudaraan Setia Hati Terate

3. Perpi Harimurti

4. Phasadja Mataram

5. Persatuan Pencak Silat Indonesia

6. Perisai Diri

7. Tapak Suci

8. Perisai Putih

9. Keluarga Pencak Silat Nusantara

10. Putra Betawi.

Pencak silat mempunyai unsur seni yang sangat kental, bisa dilihat
dari seni yang namanya dalam dunia silat yaitu kembangan (Permainan seni
pada tangan). Pencak silat sendiri dalam bidang olahraga sudah
mendapatkan prestasi yang cukup baik, dengan adanya Munas IPSI
menyatakan bahwa pencak silat merupakan olahraga prestasi yang terdiri
dari 4 kategori yaitu tanding, tunggal, ganda, dan regu (Munas IPSI XII,
2007).

Kategori tanding adalah kategori pertandingan pencak silat yang


menampilkan 2 orang pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling
berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu menangkis,
mengelak, menyerang, menghindar pada sasaran dan menjatuhkan lawan.
Penggunaan taktik dan teknik saat bertanding, dan juga menggunakan jurus-
jurus khas dari masingmasing altet

Kategori tunggal adalah kategori pertandingan pencak silat yang


menampilkan seorang pesilat memperagakan suatu seni pencak silat dengan
menggunakan tangan kosong maupun menggunakan senjata, dimana dalam
penampilannya seorang altet harus penuh penjiwaan dalam setiap
gerakannya.

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 9


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

Kategori ganda adalah kategori pertandingan pencak silat yang


menampilkan dua orang pesilat dari kubu yang sama, memperagakan
kemahiran dari sebuah seni pencak silat dengan teknik menyerang dan
bertahan. Gerakan dari kedua kubu ini harus memliki gerakan yang bagus
(estetis), terarah dan penuh penjiwaan dengan serangan tangan kosong
maupun menggunakan senjata.

Kategori regu adalah kategori pertandingan pencak silat yang


menampilkan tiga orang pesilat dari kubu yang sama, memperagakan
kemahirannya dalam menggunakan jurus secara benar, mempunyai seni
dalam setiap gerakannya, serta menjiwainya.

Dengan adanya perkembangan pencak silat yang semakin banyak


dikenal dan dipelajari oleh masyarakat bahkan pencak silat yang berasal dari
Indonesia tersebar luas sampai keluar negeri, maka pada tahun 1980
dibentuklah International Pencak Silat Federation yang melibatkan 4 negara
yaitu : Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam dengan nama
persekutuan pencak silat antar bangsa (Persilat), presiden persilat pertama
hingga kini adalah H. Eddy M. Nalapraya dari Indonesia. Perkembangan
pencak silat di Indonesia sekarang ini telah tersebar di seluruh bumi
nusantara sebagai pelestarian budaya khas Indonesia.

b. Gerakan Dasar Pada Pencak Silat

Pengertian gerak dasar pencak silat adalah suatu gerakan terarah,


terencana, terkoordinasi, dan terkendali, yang mempunyai 4 aspek sebagai
satu kesatuan. Aspek tersebut yaitu; aspek mental dan spiritual, aspek
beladiri, aspek olahraga dan aspek seni budaya. Dalam gerak dasar pencak
silat ada beberapa hal yang harus di kuasai oleh para pesilat diantaranya :

 Kuda-kuda adalah posisi dimana kaki menjadi sebuah tumpuan untuk


melakukan sikap dan gerakan. Kuda-kuda merupakan hal yang wajib
untuk para pesilat bisa melakukannya, untuk melakukan sebuah kuda-
kuda harus mempunyai keseimbangan badan karena kuda-kuda untuk
bisa dijadikannya tumpuan dalam setiap gerakan serang maupun
bertahan.

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 10


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

 Sikap pasang adalah suatu sikap untuk melakukan sebuah gerakan


dasar untuk melakukan pukulan, tendangan, dan tangkisan. Sikap
pasang ini sendiri juga memperlihatkan gerakan seni pencak silat
dengan memainkan gerakan tangan.
 Belaan adalah prinsip utama atau suatu tujuan utama dari
mempelajari ilmu bela diri, disini para pesilat diajarkan untuk melatih
mental mereka agar tidak takut melakukan pembelaan apabila terjadi
kontak dengan orang lain. Teknik belaan adalah suatu pembelaan diri
terhadap serangan dari lawan, pembelaan ini bisa dilakukan tengan
tangan kosong maupun menggunakan senjata. Teknik dari belaan
sendiri terdiri dari pukulan, tendangan, tangkisan, kuncian, dan juga
jurus-jurus yang telah diberikan kepada pesilat.
 Hindaran adalah suatu usaha pembelaan dengan cara memindahkan
sasaran dari arah serangan lawan, dengan melangkah atau
memindahkan kaki. Sasaran yang dimaksud adalah bagian badan
yang menjadi tujuan dari serangan lawan. Jenis-jenis hindaran :

 Hadap : menghindar dengan memindahkan kaki sehingga posisi


tubuh menghadap lawan.

 Sisi : menghindar dengan memindahkan kaki sehingga posisi


tubuh menyamping lawan.

 Angkat kaki : menghindar dengan cara mengangkat kaki.

 Kaki silang : menghindar dengan memindahkan kaki secara


Menyilang.

 Pukulan adalah sebuah teknik serangan yang dilakukan dengan


memfokuskan tenaga pada tangan. Teknik pukulan ini berguna untuk
menjatuhkan lawan dengan serangan yang sangat keras. Serangan

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 11


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

pukulan bisa dilakukan dengan pukulan depan maumpun pukulan dari


samping.

 Tendangan adalah teknik serangan yang digunakan untuk serangan


jarak jangkauan jauh serta menggunakan tungkai sebagai alat
penyerangannya. Teknik tendangan yang terdapat dalam pencak silat
pada prinsipnya dapat dipergunakan untuk menyerang dalam
pertandingan pencak silat.

c. Unsur-Unsur Latihan Pencak Silat

Dalam ilmu bela diri Pencak Silat terdapat beberapa unsur latihan
yaitu : latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik, dan latihan mental untuk para
calon pendekar. Dengan adanya ke 4 unsur tersebut agar dapat
mengahsilkan para pendekar dan bisa menjadi seorang atlit yang tanggung.
Berikut penjelasan dari ke 4 unsur di atas :

 Latihan Fisik
Latihan fisik merupakan suatu hal yang wajib dilakukan bagi
seorang pesilat. Tujuan dari dilakukannya latihan fisik ini agar seorang
pesilat mempunyai kekuatan, kecepatan, ketepatan, keseimbangan,
dan juga kelenturan badan. Dengan adanya latihan fisik ini dimana
seorang pesilat dapat melakukan gerakan-gerakan dengan baik,
melakukan gerakan untuk menyerang ataupun bertahan. Kondisi fisik
ini juga berpengaruh ketika seorang pesilat sedang bertarung mereka
akan memiliki daya tahan tubuh yang kuat dan tidak terjadi hal seperti
keram ataupun cidera. Latihan fisik tidak hanya melakukannya dengan
tanga kosong, latihan fisik dengan melakukan latihan beban juga
sangat penting dilakukan oleh seorang pesilat. Latihan beban bisa
dilakukan dengan melakukan agkat beban, dan juga bisa dengan cara
memberikan beban pada area tangan maupun kaki. Dengan
dilakukannya latihan beban ini agar seorang pesilat diharapkan
mempunyai kecepatan dalam menyerang dan kekuatan dalam
mempertahankan diri dari serangan. Jadi dengan adanya latihan
beban seorang pesilat mempunyai power pukulan dan tendangan

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 12


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

yang sangat kuat. Seorang pesilat juga dapat melakukan latihan


pengolahan tenaga dengan menggunakan peralatan seperti treatmill,
barble, dan sebagainya.

 Latihan Teknik
Latihan teknik merupakan latihan yang dilakukan bertujuan
untuk membentuk kecepatan, kekuatan, keseimbangan, dan
kelenturan para pesilat. Untuk itu sebagai factor pendukung untuk
memperoleh kondisi ayng optimal perlu adanya latihan-latihan untuk
membentuk daya tahan otot (endurance), daya tahan jantung dan
paru-paru (stamina) serta tenaga ledak (explosive power).
Latihanlatihan ini dapat diwujudkan dengan melakukan pembinaan
khusus yang berguna untuk menjadikan seorang pesilat yang hebat
dan menjadikan seorang altet yang berkualitas tinggi yang mempunyai
daya serang dan bertahan yang sangat kuat dan terampil dalam
melakukan sebuah gerakan yang mempunyai seni. Dalam melakukan
latihan teknik juga sangat penting untuk memperhatikan sikap dan
gerakan. Kedua hal tersebut merupakan dasar dari latihan ilmu
pencak silat. Latihan pembentukan sikap dan dan gerakan merupakan
unsur pokok yaitu sikap kaki (kuda-kuda), sikap tubuh, dan juga sikap
gerakan tangan. Ketiga unsur tersebut akan membentuk sikap duduk,
sikap tegak, sikap berbaring, dan sikap kuda-kuda. Untuk latihan
pembentukan gerak yang memperlajari unsur arah, lintasan, langkah,
pola langkah serta kecepatan. Unsusr ini bertujuan agar seorang
pesilat dapat melakukan pembelaan dengan melakukan pertahanan
dan juga serangan pada lawan.

Maksud dilakukannya latihan teknik adalah untuk menguasai


teknik-teknik yang berpola dan berkaidah pencak silat. Adapun unsur-
unsur teknik yang perlu dibina, meliputi :

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 13


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

 Langkah dan pola langkah


 Sikap pasang beserta pengembangannya.
 Teknik belaan.
 Teknik serangan.
 Teknik jatuhan.
 Teknik kuncian.

 Latihan Taktik
Latihan taktik dilakukan agar seorang pesilat atau seorang atlet
dapat melalukan gerakan-gerakan seni pencak silat dan
mengembangkan taktik bertanding secara baik. Dengan adanya unsur
latihan ini bertujuan agar seorang pesilat atau pun seorang atlet bisa
mendapatkan kemampuan yang mumpuni dan dapat menjadi seorang
pendekar atau seorang altet yang baik. Dalam latihan ini terdapat
unsur-unsur latihan taktik yang perlu di perhatikan oleh seorang
pesilat ataupun seorang atlet yaitu melakukan sikap pasang dengan
benar, pengembangan pola langkah, pengembangan taktik
menyerang dan bertahan. Selain itu, seorang pesilat tidak hanya
dibekali teknik dan taktik saja agar menjadi seorang pendekar yang
hebat. Namun seorang pesilat juga perlu mengutamakan unsur
kerapian teknik dan taktiknya. Latihan taktik ini biasanya dilakukan
dengan latihan berpasangan atau ganda, latihan ini agar seorang
pesilat dalam mengolah taktik dan memahami gerakan lawan akan
dapat lebih terarah.
 Latihan Menta
Latihan mental bagi seorang pesilat juga sangatlah penting dari
latihanlatihan yang lainnya. Latihan mental ini perlu mendapat
perhatian yang serius dari seorang pelatih pencak silat, dan harus
diberikan da dibekali sejak awal seorang pesilat berlatih. Yang

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 14


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

dilakukan dalam membina mental seorang pesilat untuk tujuan


prestasi diantaranya adalah sebagai berikut :
 Menanamkan motivasi untuk berlatih dengan semangat tinggi
serta sikap kerja sama yang baik.
 Membina sikap mental yang positif dalam latihan dan
pertandingan, serta mengembangkan sikap pribadi yang baik.
 Mengembangkan sikap sportifitas, disiplin serta rasa tanggung
jawab seorang pesilat.
 Menanamkan sikap berani, ulet, tabah dan mampu
mengendalikan diri baik emosi maupun perasaan.
 Menanamkan kesadaran untuk terus mempelajari ilmu
pengetahuan dan bersikap kritis.
 Membina sikap mental juara dan membawanya menjadi juara
sejati.

Latihan mental ini merupakan latihan terpenting bagi seorang pesilat


karena latihan ini lah yang nantinya membentuk karakter seorang pesilat.
Latihan ini agar seorang pesilat nantinya setelah menjadi seorang pendekar
bisa memanfaatkan ilmunya untuk hal yang positif tidak untuk mencari
masalah, karean pada dasarnya ilmu pencak silat diperuntukan untuk
membela diri apabila terdapat perlawan dari musuh, ilmu ini tidak untuk
mencari musuh.

Latihan mental biasanya diberikan pelatih dengan selalu memberikan


semangat baik ketika berlatih maupun ketika terjadi wejangan. Namun ada
hal yang tak bisa dilupakan bahwa semua itu tergantung dari individu pesilat
masing-masing. Untuk itu perlu ada latihan meditasi, tergantung kebutuhan
pesilat itu sendiri, mengingat kebutuhan olah pikiran dan meditasi dari
masing-masing pesilat berbeda-beda satu sama lain. Dengan meditasi
diharapkan seorang pesilat dapat mengatur konsentrasi, mental dan
emosinya sendir.

d. Bentuk Kegiatan Latihan Pencak Silat

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 15


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

Dalam berlatih silat tentu adanya sebuah bentuk kegiatan seperti


latihan gerakan kaki (tendangan, latihan gerakan tangan (pukulan),
tangkisan, dan jurusjurus. Dalam latihan terdapat juga latihan dengan
menggunakan alat (pedang, tongkat, dll) dan juga tanpa bantuan alat
(tangan kosong). Berikut penjelasan tentang latihan dengan alat dan tanpa
alat :

 Latihan Tanpa Alat (Tangan kosong)


Latihan ini adalah kegiatan olahraga pencak silat yang
melakukannya dengan tangan kosong, seperti pukulan, tendangan,
tangkisan, dll. Yang dilakukan untuk pembelaan diri baik menyerang
maupun bertahan.

Gambar 2.7 : Latihan Tanpa Alat


Sumber : https://eventkampus.com/blog/detail/1416/teknik-
pukulan-pencak-silat-paling-berguna

 Latihan Dengan Alat


Kegiatan ini adalah kegiatan latihan olahraga beladiri yang
memanfaatkan alat-alat seperti trisula, toya, golok dan sebagainya.
Akan tetapi yang ditekankan pada latihan dengan alat ini, alat yang
dipergunakan adalah yang dipergunakan dalam pertandingan-
pertandingan yang digelar oleh IPSI yaitu toya dan golok (belati).

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 16


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

Gambar 2.7 : Latihan Dengan Menggunakan Alat


Sumber : https://tirto.id/sea-games-2017-indonesia-tambah-emas-
di-cabang-silat-cvwg

e. Sifat Kegiatan Pencak Silat

 Dari Segi Kebugaran


 Melatih Tubuh Secara Total
Pencak silat adalah olahraga aerobik tingkat tinggi, yang
memanfaatkan setiap otot di dalam tubuh. Jadi dengan terbiasa
berlatih pencak silat, stamina, bentuk otot, fleksibilitas, keseimbangan,
dan kekuatan Kamu akan meningkat secara keseluruhan.
 Meningkatkan Kepercayaan Diri, Konsentrasi, dan Moral
Dalam pencak silat, pemain harus memiliki gol dan optimisme. Selain
itu, pencak silat juga menjunjung tinggi nilai respek, sehingga pemain
harus menghargai lawan. Hal-hal tersebut akan membantu
menumbuhkan rasa percaya diri secara positif. Lama-kelamaan,
pemain akan merasa nyaman dan bisa beradaptasi dalam situasi
apapun, seperti saat berada dalam bahaya. Hal itu akan mendorong
pemain untuk bertindak di luar comfort zone mereka.
 Meningkatkan Kesehatan Jantung
Penelitian menunjukkan bahwa satu-satunya cara yang benar-benar
bisa meningkatkan kesehatan sistem kardiovaskular adalah dengan

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 17


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

berpartisipasi dalam aktivitas yang menimbulkan 'stres' pada jantung,


seperti pencak silat.
 Meningkatkan Refleks
Penelitian menemukan bahwa pencak silat mampu meningkatkan
refleks. Tidak hanya saat bermain, pemain pencak silat memiliki
refleks yang lebih cepat dalam aktivitas sehari-hari.
 Terlatih untuk Fokus dan Tenang
Di balik pukulan dan tendangan dalam pencak silat, pemain harus
memahami diri dan mencari kelemahannya sendiri. Pemain pencak
silat harus belajar cara menenangkan diri, tetapi tetap fokus saat
tertantang.
 Meningkatkan Kekuatan Otot
Dalam pencak silat, Kamu bisa meningkatkan jumlah massa otot di
dalam tubuh. Semakin tinggi massa otot, semakin lancar juga
metabolisme tubuhmu. Hal tersebut juga akan membakar lebih
banyak kalori tubuh setiap harinya. Oleh sebab itu, pencak silat bisa
mencegah obesitas.
 Meningkatkan Mood
Pada umumnya, olahraga rutin memang bisa menjadi salah satu cara
untuk meningkatkan mood. Menurut ahli, pencak silat tidak hanya bisa
dimanfaatkan oleh pemain untuk melampiaskan stres dan frustrasi,
melainkan juga meningkatkan mood dan lebih bahagia. Pasalnya,
berlatih pencak silat akan mendorong tubuh untuk memproduksi
hormon endorfin hingga berjam-jam setelah selesai berolahraga.

f. Dari Segi Pesilat Untuk Tanding


 Pengertian setiap kategori
 Kategrori Tanding :Kategori yang menampilkan 2 ( dua )
orang Pesilat dari sudut yang berbeda . Keduanya saling
berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan
yaitu menangkis / mengelak / mengena / menyerang pada
sasaran dan menjatuhkan lawan ; menggunakan taktik dan
teknik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang ,

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 18


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

menggunakan kaidah dengan memanfaatkan kekayaan teknik


dan jurus.
 Kategori Tunggal :Kategori yang menampilkan seorang
Pesilat memperagakan kemahirannya dalam Jurus Tunggal
Baku secara benar , tepat dan mantap , penuh penjiwaan ,
dengan tangan kosong dan bersenjata serta tunduk kepada
ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk kategori Tunggal.
 Kategori Ganda :Kategori yang menampilkan 2 (dua) orang
Pesilat dari tim yang sama , memperagakan kemahiran dan
kekayaan teknik jurus serang bela yang dimiliki . Gerakan
serang bela ditampilkan secara terencana, efektif, estetis,
mantap dan logis dalam sejumlah rangkaian seri yang teratur
, yang dimulai dari tangan kosong dan dilanjutkan dengan
bersenjata , serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan
yang berlaku untuk kategori Ganda .
 Kategori Regu :Kategori yang menampilkan 3 ( tiga ) orang
Pesilat dari tim yang sama memperagakan kemahirannya
dalam Jurus Regu Baku secara benar, tepat, mantap, penuh
penjiwaan dan kompak dengan tangan kosong serta tunduk
kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk kategori
Regu .
 Perlengkapan Gelanggang dan Pertandingan
 GelanggangGelanggang dapat dilantai atau di panggung dan
dilapisi matras standar IPSI dengan ketebalan antara 3 cm
sampai 5cm, permukaan rata dan tidak memantul, berukuran
10 m X 10 m dengan warna dasar hijau terang dan garis
berwarna putih sesuai dengan keperluannya. Seluruh peralatan
disediakan oleh panitia pelaksana.

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 19


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

Sudut merah

Sudut hijau

Gambar 2.8 : Gelanggang Pentandingan


Sumber : http://walpaperhd99.blogspot.com/2017/01/lapangan-dan-perlengkapan-pencak-silat.html

1. Untuk kategori tanding mengikuti ketentuan sebagai berikut :


1. Gelanggang pertandingan.Bidang gelanggang berbentuk segi
empat bujur sangkar dengan ukuran 10 m X 10 m. Bidang tanding
berbentuk lingkaran dalam bidang gelanggang dengan garis
tengah 8m.
2. Batas gelanggang dan bidang tanding dibuat dengan garis
berwarna putih selebar ± 5 cm kearah dalam.
3. Pada tengah-tengah bidang tanding dibuat lingkaran dengan garis
tengah 3m, lebar garis ±5cm berwarna putih sebagai batas
pemisah sesaat akan dimulai pertandingan.
4. Sudut pesilat adalah ruang pada sudut bujur sangkar gelanggang
yang berhadapan yang dibatasi oleh bidang tanding terdiri atas:
 Sudut berwarna biru yang berada disebelah ujung kanan meja
pertandingan.
 Sudut berwarna merah yang berada diarah diagonal sudut
biru.
 Sudut berwarna kuning yaitu kedua sudut lainnya sebagai
sudut netral.

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 20


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

2. Untuk kategori tunggal, ganda dan regu mengikuti ketentuan sebagai


berikut :Gelanggang penampilan untukketiga kategori tersebut adalah
bidang gelanggang dengan ukuran 10m X 10m.
 Perlengkapan GelanggangPerlengkapan gelanggang yang wajib
disediakan oleh panitia pelaksana terdiri dari:
1. Meja dan kursi pertandingan.
2. Meja dan kursi Wasit Juri.
3. Formulir pertandingan dan alat tulis menulis.
4. Jam pertandingan, gong ( alat lainnya yang sejenis ) dan bel.
5. Lampu babak atau alat lainnya untuk menentukan babak.
6. Lampu isyarat berwarna merah, biru dan kuning untuk memberikan
isyarat yang diperlukan sesuai dengan proses pertandingan yang
berlangsung.
7. Bendera warna merah dan biru, bertangkai, masing-masing
dengan ukuran 30 cm x 30 cm untuk Juri Tanding dan bendera
dengan ukuran yang sama warna kuning untuk Pengamat Waktu.
8. Papan informasi catatan waktu peragaan pesilat kategori Tunggal,
Ganda dan Regu.
9. Tempat Senjata.
10. Papan Nilai dan atau Alat system Penilaian Digital atau penilaian
secara manual.
11. Timbangan.
12. Perlengkapan pengeras suara (sound system).
13. Ember, kain pel, keset kaki.
14. Alat perekam suara / gambar, operator dan perlengkapannya (alat
ini tidak merupakan alat bukti yang sah dalam menentukan
kemenangan).
15. Papan nama: Ketua Pertandingan, Dewan Wasit Juri, Sekretaris
Pertandingan, Pengamat waktu, Dokter pertandingan, juri sesuai
dengan urutannya ( 1 sampai5). Bila diperlukan istilah tersebut
dapat diterjemahkan kedalam bahasa lain yang dituliskan dibagian
bawah.

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 21


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

 Perlengkapan lain yang diperlukan. Antara lain, dalam keadaan


penonton terlalu ramai dan suara wasit tidak dapat didengar oleh
Pesilat maka Wasit dapat menggunakan pengeras / pembesar
suara (wireless).
 Dari Segi Pencak Silat
Dalam kegiatan pencak silat seorang pesilat harus berlatih
sungguhsungguh agar nantinya bisa menjadi seorang pendekar atau
seorang atlet yang mempunyai kualitas tinggi dan menjadi seorang
pendekar atau seorang altet yang kuat.

g. Kebutuhan Ruang Latihan

Dengan adanya bentuk kegiatan latihan rutin untuk para altet maka
diperlukannya ruang untuk berlatih baik indoor maupun outdoor. Bentuk
ruang latihan ini nantinya akan disesuaikan dengan kebutuhan ruang untuk
para altet yang melakukan kegiatan didalamnya. Tidak hanya memberikan
fasiltas ruang indoor saja tetapi juga disediakannya ruangan terbuka yang
menyatu dengan alam supaya para altet bisa berlatih dengan menikmati
udara segar dari alam sekitar. Kebutuhan ruang ini nantinya mencakup
dengan jenis latihan seperti latihan fisik, taktik, teknik, latihan tanpa senjata,
latihan dengan senjata, dan ruang untuk bertanding. Ruang-ruang yang
dibutuhan antara lain:

 Ruang latihan altet (Teknik dan Taktik)


Ruang dengan fasiltas matras berukuran 10x10 sebagai sarana
untuk pengembangan para altet dengan teknik dan taktik bertanding
yang baik dari semua kategori tanding. Pada ruangan ini diharapkan
memiliki luasan yang cukup untuk menampung para altet yang akan
melakukan latihan, tidak ada kolom pada tengah-tengah ruangan yang
nantinya tidak mengganggu pergerakan para altet saat latihan.

 Ruang latihan fisik


Ruang latihan fisik untuk melatih fisik para altet pencak silat,
pada latihan ini untuk melatih para altet dari segi kecepatan,
ketepatan, kelincahan stamina, power, dll. Maka dari itu

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 22


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

terperlukannya ruangan dengan luasan yg besar dan tidak


mengganggu pergerakan para altet. Pada ruang latihan fisik ini
nantinya akan diterapkannya ruangan outdoor supaya pergerakan
para altet bisa leluasa karena latihan ini biasanya dilakukan secara
bersamaan dari semua kategori.

 Jogging Track
Sebagai sarana pendukung untuk meningkatkan kondisi fisik
altet untuk menunjang ketahanan dalam sebuah pertandingan,
ketahanan fisik pada altet harus ditekankan supaya altet bisa bertahan
pada saat bertanding, melakukan jogging disini bisa meningkatkan
kondisi fisik para atlet, jadi selain melakukan latihan fisik melakukan
jongging juga bisa berdampak bagus pada kondisi fisik para atlet.

 Ruang Publik Luar


Sarana ruang public luar juga bisa dimanfaatkan sebagai
sarana untuk memperkenalkan pencak silat dalam sebuah
pertunjukan untuk masyarakan umum. Ruang public luar ini untuk
dapat dinikmati oleh semua masyarakat.

 Asrama Altet
Asrama ini difungsikan untuk tempat tinggal / menginap para
atlet pencak silat dari luar kota maupun dalam kota yang akan
mengikuti pertandingan pencak silat.

2.2.4 Kajian Teori Budaya

a. Pengertian Budaya

Menurut Koentjaraningrat (1974)

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu


buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 23


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata
Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan
sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki


bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni.

Budaya merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga


banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.

Menurut Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski

Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh


kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat
itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang
lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi

kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.


Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan seharihari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan
oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-
benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 24


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan


bermasyarakat.

b. Unsur-Unsur Budaya

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai


komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

 Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur


pokok, yaitu:

- Alat-alat teknologi
- Sistem ekonomi
- Keluarga
- Kekuasaan politik
 Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:

- Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota


masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam
sekelilingnya
- Organisasi ekonomi
- Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk
pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
- Organisasi kekuatan (politik)
c. Wujud Komponen Budaya

 Wujud
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
gagasan, aktivitas, dan artefak.
 Gagasan (Wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk


kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan
sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud
kebudayaan ini terletak dalam kepalakepala atau di alam pemikiran warga
masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu
dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 25


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat


tersebut.

 Aktivitas (Tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola


dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan
sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitasnmanusia yang
saling berinteraksi, mengadakan kontak, sertanbergaul dengan manusia
lainnya menurut pola-pola tertentu yangnberdasarkan adat tata kelakuan.
Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.

 Kompenen

Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua


komponen utama :

 Kebudayaan Material

Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang


nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-
temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat,
perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup
barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian,
gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

 Kebudayaan Non Material

Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang


diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita
rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

d. Hubungan Antara Unsur-Unsur Budaya

Di dalam budaya terdapat beberapa unsur-unsur utama dari


kebudayaan antara lain :

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 26


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

 Kesenian

Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari


ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata
ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia
menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga
perwujudan kesenian yang kompleks.

 Bahasa

Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia


untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan,
ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud
hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa,
manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata
krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan
segala bentuk masyarakat. Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat
dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum
adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk
mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara
khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari,
mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuna, dan untuk
mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

e. Perubahan Sosial Budaya

Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan


melakukan kontak dengan kebudayaan asing. Perubahan sosial budaya
adalah sebuah gejala berubahnya struktur social dan pola budaya dalam
suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang
terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi
sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin
mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan
manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 27


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan social :


 Tekanan kerja dalam masyarakat
 Keefektifan komunikasi
 Perubahan lingkungan alam.
Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan
lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan
lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya
sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya
dalam kebudayaan.

f. Budaya Silat di Nganjuk

Perkembangan prestasi pencak silat IPSI Kabupaten Nganjuk karena


pada lima tahun terakhir ini prestasi yang diraih oleh para Atlet pencak slat
IPSI Kabupaten Nganjuk mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun-
tahun sebelumnya. Hal tersebut di sebabkan karena peran pengurus dalam
proses pembinaan masih kurang. Sedangkan dari segi atletnya pun sebagian
besar belum mempunyai rasa sadar dan tanggungjawab, sehingga setiap
latihan harus menunggu instruksi dari pelatih telebih dahulu. Selain dari segi
pelatih, pengurus, dan atlet hal yang berpengaruh dalam pencapaian
prestasi atleta dalah sarana prasarana, program latihan, dan manajemen.
Dan memberi rekomendasi dari sistem pembinaan atlet pencak silat di
Kabupate Nganjuk.

g. Sejarah Perkembangan Budaya Silat di Nganjuk

Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika


penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada
abad ke-14 di Nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama
dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi bagian dari
latihan spiritual.[16] Dalam budaya beberapa suku bangsa di Indonesia,
pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara adatnya.
Misalnya kesenian tari Randai yang tak lain adalah gerakan silek
Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai perhelatan dan acara adat
Minangkabau. Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat tradisi "palang

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 28


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

pintu", yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara
kecil. Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah drama
kecil yang menceritakan rombongan pengantin pria dalam perjalanannya
menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara (pendekar) kampung
setempat yang dikisahkan juga menaruh hati kepada pengantin wanita. Maka
terjadilah pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-jawara penghadang
dengan pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang tentu saja
dimenangkan oleh para pengawal pengantin pria.

2.3 Kajian Teori Berkaitan Dengan Korelasi Antara Judul dan Tema

Arsitektur Tradisional Jawa adalah sebuah seni dalam arsitektur yang


didasari oleh sebuah simbol atau lambang dengan menyampaikan ekspresi
bangunan melalui bentuk bangunan, tata letak bangunan, dan hubungan
ruang yang disampaikan secara langsung kepada manusia. Tradisional jawa
diterapkan dalam rancangan arsitektur yang bertujuan agar penyampaikan
makna atau isi bangunan bisa tersampaikan dari fungsi bangunan, bentuk,
atau ruang-ruang dalam bangunan.

Perencanaan dan Perancangan Pusat Budaya Pencak Silat Psht


Dalam Segi Kebugaran di kota Nganjuk merupakan judul proyek yang
difungsikan sebagai wadah suatu aktivitas seperti Festival pencak silat
tingkat nasional maupun se-kota Nganjuk, Pagelaran seni pencak silat,
Tempat berlatih untuk para calon atlet, dll.

Pengaplikasian tema arsitektur Tradisional Jawa pada proyek


Perencanaan dan Perancangan Pusat Budaya Pencak Silat Psht Dalam Segi
Kebugaran di kota nganjuk dalam aspek Tatanan Lahan, Bentuk dan Ruang
diantaranya :

2.3.1 Korelasi Terhadap Tatanan Lahan

Korelasi tema arsitektur Tradisional Jawa terhadap Komplek Pencak


Silat di kota Nganjuk pada tatanan lahan ini dibuat dengan menggunakan
sirkulasi terarah. Terciptanya tatanan lahan yang berkesinambungan dengan
menerapkan sirkulasi terarah. Membuat pola sirkulasi terarah sehingga

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 29


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

penggunjung yang memiliki karakter yang berbeda-beda bisa saling bertemu


dan saling menyapa agar terciptanya suasana yang harmonis.

2.3.2 Korelasi Terhadap Bentuk

Korelasi tema arsitektur simbolisme pada bentuk bangunan Komplek


Pencak Silat adalah untuk menciptakan bentuk bangunan yang
menyimbolkan dari fungsi bangunan dan kegiatan yang dilakukan pada
bangunan itu sendiri. Pengaplikasan tema simbolis pada fasade berupa
representatif dengan memperlihatkan ciri khas budaya setempat, penerapan
bertujuan untuk memberikan identitas bangunan yang memiliki nilai-nilai
budaya lokal.

2.3.3 Korelasi Terhadap Ruang

Korelasi arsitektur simbolisme pada ruang bangunan Komplek Pencak


Silat ini adalah mengekspresikan fungsi dan kegiatan yang dilakukan
didalamnya. Pengaplikasian tema simbolis pada ruang berupa ekspresif,
dimana dengan menggunakan tema ini bisa tercipta suasana yang harmonis
dengan pengunjung yang mempunyai karakter berbeda-beda.

2.4 Rangkuman Kajian Teori

Perencanaan dan Perancangan Komplek Pencak Silat Dalam Upaya


Melestarikan Budaya di Kota Nganjuk merupakan suatu proyek yang
berfungsi sebagai tempat atau wadah suatu aktivitas yang dikhususkan
mengarah pada kegiatan pencak silat. Perencanaan dan perancangan ini
tidak hanya berdasarkan pada era saat ini dan menggunakan gaya modern.
Akan tetapi menggunakan Arsitektur Simbolis yang dapat menghadirkan
bentuk yang menggunakan simbolsimbol tertentu pada citra silat untuk
mempresentasikan maksud dari bangunannya. Hal ini dimaksudkan untuk
menyampaikan secara langsung fungsi bangunan atau makna dari bentuk
bangunan itu sendiri.

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 30


LAPORAN KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELESTARIAN PENCAK SILAT UNTUK
KEBUGARAN DI KOTA NGANJUK

Dengan judul Perencanaan dan Perancangan Komplek Pencak Silat


dengan Tema Arsitektur Simbolis ini dapat menjadi tempat terwujudnya
sebuah bangunan budaya yang menjadi icon di Kota Nganjuk.

ABDUL KHOLIK | 04.2016.1.03011 II - 31

Anda mungkin juga menyukai