Bab I
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kerja yang tinggi, dibutuhkan tenaga kerja yang kompeten, sehingga mampu
untuk bersaing di era globalisasi. Oleh karena itu peranan pendidikan kejuruan
mempersiapkan seseorang untuk mampu bekerja dan meniti karir dalam bidang
education that prepares the learner for entrance into a particular occupation or
1
mempersiapkan peserta didiknya untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan
bidangnya.
adalah pada jenjang lulusan SMK. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
diunduh dari situs www.bps.go.id mencatat terakhir pada bulan Februari 2019
10 9,27
8,928,63
9
7,92
8 7,037,196,78 6,89
7 6,35 6,316,24
6 5,365,18
5,04 4,98
5
4 3,54
2,672,65
3
2
1
0
SD SMP SMA SMK DIPLOMA UNIVERSITAS
I/II/III
pendidikan juga mutu kompetensi lulusan siswa agar terserap dan sesuai dengan
kebutuhan dunia industri maka perlu adanya suatu program yang dapat
Menurut Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK, yaitu
2
menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai
satu bentuk Link and Match dengan industri adalah pembentukan kelas industri
bahwa “pendidikan kejuruan akan efektif jika dia melatih seseorang dalam
kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu
sendiri”
industri dalam mendapatkan tenaga kerja yang kompeten adalah dengan cara
tenaga kerja yang bermutu yaitu memiliki pengetahuan, keterampilan dan etos
kerja yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Selain hal tersebut juga bertujuan
bermutu.
bekerja sama dengan AHM pada kompetensi keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda
Motor. Hal ini dapat dilihat dari adanya MoU antara SMK Muhammadiyah
Prambanan dengan PT. Astra Honda Motor (AHM) Yogyakarta atau HSO
Yogyakarta. Upaya yang diharapkan dari hal tersebut adalah siswa dapat belajar
3
dengan objek dan suasana yang sedekat mungkin seperti di AHM khususnya,
tersendiri bagi guru dalam memanajemen jurusan tersebut. Pada sisi yang lain,
pembinaan yang diberikan kepada guru sangatlah minim, dari sebelas guru
produktif TBSM, baru satu guru yang telah diberikan pelatihan oleh pihak Honda.
Dari hasil observasi ini juga didapatkan informasi bahwa kerjasama yang
terjalin antara industri dengan sekolah masih dikategorikan belum berjalan dengan
baik. Hal ini ditandai dengan penerimaan siswa PKL di industri yang ditunjuk
oleh pihak kerjasama belum maksimal, tidak sebanding dengan jumlah siswa yang
4
pada angkatan pertama. Pada angkatan pertama ini kompetensi keahlian TBSM di
yang didapat, dari 58 siwa tersebut tidak ada satupun siswa yang terserap di
industri Honda.
lulusan-lulusan yang baik. Namun dalam usaha perbaikan program ini belum ada
untuk melihat pada sisi yang mana yang menjadi kendala atau penghambat pada
B. Identifikasi Masalah
diantaranya:
yang bertujuan dalam mencetak lulusan yang siap bekerja, ternyata mengalami
5
4. Minimnya pelatihan yang diberikan oleh pihak mitra, dari 11 orang guru
produktif, baru 1 orang yang telah diberikan pelatihan oleh pihak Honda.
5. Kerjasama yang terjalin antara industri dengan sekolah belum berjalan dengan
baik,hal ini ditandai dengan penerimaan siswa praktik kerja industri di industri
mitra kurang maksimal, tidak sebanding dengan jumlah siswa yang mengikuti
C. Batasan Masalah
yang muncul masih sangat luas sehingga perlu dilakukan pembatasan masalah.
Maka penelitian ini difokuskan pada implementasi program kelas Honda pada
D. Rumusan Masalah
6
2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam pelaksanaan
Muhammadiyah Prambanan?
E. Tujuan Penelitian
Muhammadiyah Prambanan.
F. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Menjadi bahan kajian atau referensi mengenai program kelas Honda dan dapat
b. Manfaat Praktis
1. Bagi sekolah
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam usaha
7
b. Hasil penelitian ini digunakan sebagai tolok ukur sejauh mana penerapan
Muhammadiyah Prambanan.
2. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan dan