Anda di halaman 1dari 39

Struktur Beton I - LENTUR

BAB III. ANALISIS PENAMPANG YANG


MENERIMA
BEBAN LENTUR

3.1 UMUM

Beban-beban yang bekerja pada struktur, baik berupa beban gravitasi


(berarah vertikal) maupun beban-beban lain seperti beban angin, beban
gempa (dapat berarah horisontal), menyebabkan adanya lentur dan
deformasi pada elemen struktur. Lentur pada balok merupakan akibat dari
adanya regangan yang timbul karena beban luar tersebut.

Apabila beban bertambah, maka pada balok terjadi deformasi yang


mengakibatkan timbulnya retak lentur disepanjang bentang balok. Bila
bebannya bertambah, pada akhirnya dapat terjadi keruntuhan pada
elemen struktur, yaitu pada saat beban luarnya mencapai kapasitas
elemen. Oleh karena itu, perencana struktur harus mendesain penampang
sedemikian sehingga tidak terjadi retak yang berlebihan pada saat beban
kerja, dan masih mempunyai keamanan yang cukup dan kekuatan
cadangan untuk menahan beban dan tegangan tanpa mengalami
keruntuhan.

Didalam bab ini akan dibahas analisis dan desain penampang persegi yang
menahan lentur, sedangkan faktor-faktor lain seperti lendutan, lebar
retak, panjang penyaluran tulangan, akan dibahas pada bab tersendiri.

3.2 BLOK TEGANGAN EKUIVALEN

Distribusi tegangan tekan yang terjadi pada penampang mempunyai


bentuk parabola seperti diperlihatkan pada Gambar 3.1.c.

17
Struktur Beton I - LENTUR

GAMBAR BLOK TEGANGAN EKIVALEN

18
Struktur Beton I - LENTUR

Untuk menghitung volume blok tegangan tekan yang berbentuk parabola


bukanlah suatu hal yang mudah, olah karena itu Whitney mengusulkan
agar digunakan blok tegangan ekuivalen yang dapat digunakan untuk
menghitung gaya tekan.

Blok tegangan ekuivalen ini mempunyai tinggi a dan tegangan tekan rata-
'
rata sebesar 0,85 f c seperti terlihat pada Gambar 3.1.d, besarnya

a =  1 c yang ditentukan dengan menggunakan koefisien  1 sedemikian


rupa sehingga luas luas blok segiempat ekuivalen kurang lebih sama
dengan blok tegangan yang berbentuk parabola.

Whitney menentukan bahwa  1 = 0,85 untuk beton dengan f c ≤ 30


'

MPa, dan diredusir dengan 0,008 untuk setoiap kelebihan 1 MPa, tetapi
 1 tidak boleh diambil kurang dari 0,65.

Dengan menggunakan semua asumsi diatas, maka dapat dihitung :


'
C = 0,85. f c .a.b.............................................................................(3.1)

T = As . f y .....................................................................................(3.2)

Keterangan :
C = gaya tekan beton, yaitu volume blok tekan pada atau dekat keadaan
batas, yaitu bila gaya tarik tewlah leleh.
T = gaya tarik baja tulangan

Dengan prinsip kesetimbangan, C = T, maka :


'
0,85. f c .a.b = As . f y ...................................................................(3.3)

Sehingga :
As . f y
a= ' ..............................................................................(3.4)
0,85 f c . b

19
Struktur Beton I - LENTUR

Momen tahanan penampang, yaitu kekuatan nominal Mn dapat ditulis


sebagai :
a
M n  As . f y ( d  ) .......................................................................(3.5)
2
Atau
' a
M n  0,85 . f c . a . b . (d  ) ........................................................(3.6)
2
Pemisalan-pemisalan yang diambil dalam perencanaan penampang
disimpulkan sebagai berikut :
a. bidang rata tetap rata setelah dideformasi
b. kekuatan tarik beton (polos) diabaikan
c. terjaminnya kompatobilitas regangan antara baja dan beton bertulang.
d. Regangan tekan maksimum beton didalam lentur  cu = 0,003 (PB –
89) atau 0,0035 (PBI – 71) dan didalam aksial tekan 0,002
e. Ketinggian blok tegangan tekan ekuivalen a diambil sebesar  1 kali
daerah tekan.
f. Untuk menjamin perilaku yang daktail, maka jumlah tulangan tarik
dibatasi.

3.3 KEADAAN REGANGAN BERIMBANG

Suatu definisi yang sangat berguna didalam metode kekuatan adalah yang
dinamakan keadaan regangan berimbang. Yang dimaksud dengan
regangan berimbang adalah keadaan dimana serat tekan ekstrim dan
tulangn tarik sevara bersamaan mencapai masing-masing regangan  cu
dan  y . Keadaan ini diperlihatkan pada Gambar 3.2

20
Struktur Beton I - LENTUR

 cu 0,85
'
fc
ab Cb
cb

Asb
Tb= Asb .
s   y
b

Gambar 3.2. Keadaan Regangan Berimbang

Untuk keadaan berimbang, secara geometris diperoleh :


0,003
cb  cu 600
=    = 0,003  f y = 600  f ......................................(3.7)
d cu y y
Es

Dimana E s = 200.000 MPa dan  cu = 0,003


Gaya-gaya dalam pada persamaan (3.1) dan persamaan(3.2) menjadi :
C b = 0,85 . f c ' . a b . b = 0,85 . f c ' . 1 . a b . b ................................(3.8)

Tb = Asb . f y ...............................................................................(3.9)
Keterangan :
Asb
b = .................................................................................(3.10)
b.d

Dengan menggunakan C b dan Tb , dan dengan mengingat persamaan


(3.7), diperoleh :

0,85 . f c
'
 600 
b = 1   ........................................................(3.11)

fy  600  f y 

Tulangan yang diberikan oleh persamaan (3.11) dinamakan tulangan


didalam keadaan berimbang. Penampang yang tulangan tariknya lebih
besar dari persamaan (3.11) disebut sebagai bertulangan kuat. Didalam
keadaan ini keruntuhan balok akan terjadi dengan tiba-tiba, tanpa disertai

21
Struktur Beton I - LENTUR

dengan lendutan/deformasi yang berfungsi sebagai aba-aba terhadap


keruntuhan.

Sebaliknya, penampang yang bertulangan lebih kecil dari (3.11) disebut


sebagai bertulangan lemah, yang mempunyai daktilitas tinggi
(deformasi plastis sebelum runtuh). Oleh karena tulangan yang diberikan
oleh persamaan (3.11) relatif tinggi, maka untuk menjamin pola
keruntuhan yang daktail, tulangan tarik dibatasi sehingga tidak boleh lebih
besar dari 0,75 kali tulangan pada keadaan berimbang .

 maks  0,75  b ............................................................................(3.12)

Untuk komponen balok yang menahan beban gempa, jumlah tulangan 


disyaratkan tidak melebihi 0,5  b , sehingga dapat dijamin daktilitas yang
lebih tinggi.

Pada PB-89, juga menuliskan tulangan minimum untuk balok, sebesar :


1,4
 min =
f y ..................................................................................(3.13)

Dimana f y dinyatakan dalam MPa, hal ini sesuai untuk memperhitungkan


adanya tegangan-tegangan akibat susut, rangkak dan perubahan
temperatur, sedangkan  min untuk pelat akan dijelaskan kemudian.

3.4 ANALISIS DAN PERENCANAAN PENAMPANG PERSEGI


BERTULANGAN TUNGGAL

Dua istilah yang sering dipakai didalam bab ini yaitu analisis dan
perencanaan, yang mempunyai arti lain sebagai berikut :
AnalIsis penampang, bertujuan untuk mengetahui kapasitas penampang
(kekuatan nominal), dengan demikian harus diberikan data mengenai
dimensi penampang beton dan tulangannya. Perencanaan penampang
adalah sebaliknya yaitu untuk mengetahui dimensi penampang beton

22
Struktur Beton I - LENTUR

beserta tulangannya, dengan demikian harus diberikan data gaya-gaya


dalam (Mu) yang timbul. Di dalam praktek, dimensi beton biasanya sudah
ditentukan terlebih dahulu, sehingga didalam perencanaan penampang
tinggal mencari luas tulangannya.

Dari persamaan (3.2) sampai persamaan (3.6) di muka, analisis


penampang persegi bertulangan tunggal dapat ditulis dalam bagan alir,
seperti diperlihatkan didalam Gambar 3.3. Untuk perencanaan atau
pemeriksaan penampang, tentunya lebih disukai menggunakan rumus-
rumus yang telah terorganisir (dan sederhana)
Dari persamaan (3.1) dan (3.2) diperoleh :
 f 
a =  .  y
 . d ...................................................................(3.14)
' 
 0,85 f c 

As
Dimana :   b . d . Dengan menggunakan persamaan (3.14) kedalam
persamaan (3.5) diperoleh :

M n   . b . d 2 . f y (1  1  . m) ...................................................(3.15)
2
Dimana :
fy
m ' .................................................................................(3.16)
0,85 f c

Disini didefinisikan suatu koefisien lawan Rn yang diberikan oleh :


Mn
Rn = =  . f y (1  1  . m ) .............................................(3.17)
b.d 2 2
Perhatikan bahwa Rn hanya tergantung dari pada  , f y dan f c . Untuk
'

b dan d yang diketahui, maka  dapat dihitung dengan menggunakan


rumus :
1 2 m Rn
  (1  1 ) .............................................................(3.18)
m fy

Secara rinci prosedur peencanaan balok persegi bertulangan tunggal


diberikan pada Gambar 3.4

23
Struktur Beton I - LENTUR

Mulai

Diberikan : , , , ,
Diambil MPa

As

b.d

1,4
 min 
fy

Tidak    min Ya

terlalu kecil

 1 = 0,85 untuk f c ' ≤ 30 MPa


 1 = 0,85 – 0,008 ( f c ' - 30)
'
Untuk 30 < f c < 55 MPa
 1 = 0,65, untuk f c '  55 MPa

Ya
  0,75 b
Tidak
As . f y
Penampang a '
diperbesar 0,85 f c . b

a
M n  As . f y (d  )
2
Selesai

Gambar 3.3. Bagan Alir Analisis Balok Segiempat Bertulangan Tunggal

24
Struktur Beton I - LENTUR

Mulai

Diberikan : , , , , , ,

Hitung :
=
=
= 0,75
=
=
=

   max
Tentukan agar tulangan tekan leleh
   max

Tulangan : Tulangan minimum :


As =  . b . =..
Hitung :
d =

=
=

Pilih tulangan
Tulangan :
= ..
Selesai = ..

Gambar 3.4. Bagan Alir Perencanaan

25
Struktur Beton I - LENTUR

Contoh soal :

1. Penampang persegi seperti tergambar diatas, analisis dan hitung Mn

b = 400 mm
h = 800 mm
d = 740 mm
h d '
fc = 25 MPa
fy = 400 MPa
As = 6 D 25 = 2945 mm2
b

Penyelesaian :
As 2945
 = b . d = 400 . 740 = 0,0143

1,4 1,4
 min = f = = 0,0035
y 400
 >  min , ok!

0,85 f c
'
 600 
b = . 1  
fy  600  f y 

0,85 . 25  600 
= 400
. 0,85 
600  400 
 

= 0,027

 max = 0,75  b = 0,75 . 0,027 = 0,02

 min <  <  max ; ok!

As . f y 2945 . 400
a = ' = 0,85 . 25 . 400 = 138,6 mm
0,85 f c . b

a
Mn = As . f y ( d  )
2

26
Struktur Beton I - LENTUR

138,6
= 2945 . 400 (740 - )
2
= 790084600 Nmm
= 790,0846 . 106
= 790,0846 KNm

2. Rencanakan penulangan jika :


a. Mu = 5 tonm
b. Mu = 45 tonm
c. Mu = 120 tonm
Dengan data-data sebagai berikut:
'
b = 400 mm d' = 60 mm fc = 25 MPa
fy = 400 MPa  = 0,8 h = 800 mm
d = 720 mm

Penyelesaian :

a. Mu = 5 tm = 50 kNm = 50.106 Nmm


Mu 50.10 6
Mn = = = 62,5.106 Nmm
 0,8

0,85 f c
'
 600  0,85 . 25  600 
b = 1 .  = . 0,45 .   =
fy  600  f y  400  600  400 

0,027
 max = 0,75  b = 0,75 . 0,027 = 0,020

fy 400
m = ' = 0,85 . 25 = 18,823
0,85 f c
Mn 62,5.10 6
Rn = = = 0,3014
bd 2 400 . (720) 2

27
Struktur Beton I - LENTUR

1  2 m Rn 
 = 1  1  =
m 
 fy 

1  2 .18,823 . 0,3014 
1  1 
18,823  400 

= 0,00076

1,4 1,4
 min  = = 0,0035
fy 400

 = 0,00076 <  max = 0,02 (dipakai tulangan tunggal)


 = 0,00076 <  min = 0,0035 (dipakai tulangan minimum)
As =  min b . d = 0,0035 . 400 . 720 = 1008 mm2
Dipakai :

Tulangan tarik 3 D 22 = 3 ( 1 4  (22) ) = 1140 mm2 > 1008 mm2


2

… ok!

b. Mu = 45 tm = 450 kNm = 450.106 Nmm


Mu 450.10 6
Mn = = = 562,5.106 Nmm
 0,8

0,85 f c
'
 600  0,85 . 25  600 
b = 1 .  = . 0,45 .   =
fy  600  f y  400  600  400 

0,027
 max = 0,75  b = 0,75 . 0,027 = 0,020

fy 400
m = ' = 0,85 . 25 = 18,823
0,85 f c
Mn 562,5.10 6
Rn = = = 2,713
bd 2 400 . (720) 2

1  2 m Rn 
 = 1  1  =
m 
 fy 

1  2 .18,823. 2,713 
1  1 
18,823  400 

28
Struktur Beton I - LENTUR

= 0,0073

1,4 1,4
 min 
f y = 400 = 0,0035

 = 0,0073 <  max = 0,02 (dipakai tulangan tunggal)


 = 0,0073 >  min = 0,0035 (dipakai  )
As =  . b . d = 0,0073 . 400 . 720 = 2102 mm2
Dipakai :

= 6 ( 1 4  (22) )
2
Tulangan tarik 6 D 22

=2280 mm2 > 2102 mm2 …ok!

c. Mu = 120 tm = 1200 kNm = 1200.106 Nmm


Mu 1200.10 6
Mn = = = 1500.106 Nmm
 0,8

0,85 f c
'
 600  0,85 . 25  600 
b = 1 .  = . 0,85 .  600  400  =
fy  600  f y  400  

0,027
 max = 0,75  b = 0,75 . 0,027 = 0,020

fy 400
m = ' = 0,85 . 25 = 18,823
0,85 f c
Mn 1500.10 6
Rn = = = 7,234
bd 2 400 . (720) 2

1  2 m Rn 
 = 1  1  =
m 
 fy 

1  2 .18,823. 7,234 
1  1  = 0,023
18,823  400 

 = 0,023 >  max = 0,020 ; maka dipakai tulangan rangkap

29
Struktur Beton I - LENTUR

Tentukan agar tulangan tekan leleh :


1 d'  600  1 60  600 
1 .   
= m d  600  f  = 18,823
. 0,85 .
720  600  400 
 =
 y   

0,0113
Ditentukan :

 -  ' = 0,015 > 0,0113 ; tulangan tekan leleh


 -  ' = 0,015 < 0,20 ; syarat underreinforced

a = (    ' ) m. d = 0,015 . 18,823 . 720 = 203 mm

M n1 = (    1 ) . b . d . f y . (d  a )
2

= 0,015 . 400. 720 . 400 ( 720  203 2 )

= 1068,768.106 Nmm
M n2 = M n  M n1
= 1500.106 – 1068,768.106
= 431,232.106 Nmm
M n2 431,232.10 6
' = = =
b . d . f y . (d  d ' ) 300 . 720 . 400 . (720  60)

0,00566
 = (    ' ) .   ' = 0,015 + 0,00566 = 0,02066
As =  . b . d = 0,02066 . 400 . 720 = 5950,08 mm2
'
As =  ' . b . d = 0,00566 . 400 . 720 = 1630,08 mm2

Dipakai :

Tulangan tarik 10 D 28 = 10 ( 1 4  (28) )


2

= 6150 mm2 > 5950,08 mm2 … ok!

Tulangan tekan 3 D 28 = 3 ( 1 4  ( 28) )


2

= 1845 mm2 > 1630,08 mm2 … ok!

30
Struktur Beton I - LENTUR

3.5 ANALISIS DAN PERENCANAAN PENAMPANG PERSEGI


BERTULANGAN RANGKAP

Ada beberapa pertimbangan yang mendorong penggunaan tulangan


rangkap. Yang paling utama adalah aspek deformasi jangka
panjang/fungsi waktu, seperti rangkak (creep) dan susut (shrinkage).
Adapun kehadiran tulangan tekan disini berfungsi untuk “membebaskan”
beton dari tekanan yang menerus. Alasan lain adalah kemungkinan dari
momen luar yang arahnya bolak-balik (misalnya akibat gaya gempa).

Alasan yang lazim adalah, bahwa dengan terbatasnya tinggi balok (alasan
arsitektural), maka dibutuhkan tulangan tekan didalam menambah
kapasitas momen. Alasan ini sekalipun sering dianut orang secara umum,
sebenarnya merupakan alasan yang kurang baik. Pertama, penambahan
kapasitas penampang dengan penambahan tulangan tekan, tidaklah
sebanding dengan jumlah tulangan tekan yang ditambahkan. Kedua,
aspek kelayanan yang berkenaan dengan lendutan barangkali akan
menjadi problem, sebab balok yang rendah akan cenderung
membutuhkan tulangan geser yang besar, sehingga akan sulit untuk
menempatkan tulangan.

Didalam analisis dan perencanaan, diambil prosedur yang sedikit lain


dengan tulangan tunggal. Tulangan tarik dianggap terdiri dari dua bagian
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 3.5.

Bagian pertama, adalah bagian yang bertulang tunggal dengan luas


'
tulangan tariknya As1  ( As  As ) , termasuk juga balok segi empat

ekuivalen seperti dibahas dalam pasal 3.2, sehingga membentuk kopel T s1

31
Struktur Beton I - LENTUR

dan Cc. Bagian kedua, adalah tulangan tarik dan tulanagn tekan yang
luasnya sama, yaitu As2 = As = (As – As1), sehingga membentuk kopel T s2
dan Cs.
Dengan menjumlahkan momen untuk bagian pertama dan kedua terhadap
tulangan tarik, diperoleh :
M n = M n1  M n 2 .........................................................................(3.19)

( As  As ) f y (d  a )
'
M n1 =
2
Dimana :
'
( As  As ) f y
a = '
0,85 f c b
'
M n 2  As f y (d  d ' )

Adapun bagan alir analisis tulangan rangkap diberikan pada Gambar 3.6.

32
Struktur Beton I - LENTUR

Gambar 3.5

33
Struktur Beton I - LENTUR

Mulai

Diberikan : , , , , , ,

1,4
 min 
fy
Tidak Ya
   min

terlalu kecil

=
Tulangan tekan leleh,

Tidak Ya

Penampang tidak kuat, =


ukuran diperbesar =

Selesai
34
Struktur Beton I - LENTUR

Gambar 3.6 Bagan Alir Analisis Tulangan Rangkap


Contoh soal analisis balok bertulangan rangkap:

'
d' b = 400 mm
As
h = 800 mm

h d d = 720 mm
d' = 60 mm
As fc
'
= 25 MPa
fy = 400 MPa
b

Hitung Mn, jika :


'
1. Tulangan As = 5735,8 mm2 ; As = 1419,4 mm2
'
2. Tulangan As = 5735,8 mm2 ; As = 3277,4 mm2

Penyelesaian soal No.1:

A 5735,8
= 5735,8 mm2    b . d = (400 . 720) = 0,0199
s
As

A 1419,4
= 1419,4 mm2    b . d = (400 . 720) = 0,00493
' s
As

'
As1 = As - As = 5735,8 – 1419,4 = 4316,4 mm2

   ' = 0,01991 – 0,00493 = 0,01498

1,4 1,4
 min 
f y = 400 = 0,0035

 = 0,01991
 >  min  ok!

35
Struktur Beton I - LENTUR

Check tulangan tekan meleleh :

0,85 1 . f c . d '  600 


'

=  
f y .d  600  f y 
0,85 . 0,85 . 25 . 60  600 
= 400 . 720  600  400 
 

= 0,01129

   ' = 0,01498     ' = 0,01498 > 0,01129; tulangan tekan leleh (

'
fs  f y )

Check tulangan maksimum :

0,85 f c
'
 600 
b = 1 .  
fy  600  f y 

0,85 . 25  600 
= 0,85 .    fc' = 25 MPa  30 MPa ; 1
400  600  400 

= 0,85
= 0,02709

 ' . fs
'
 max = 0,75  b   fs'  f y
fy
0,00493. 400
 max = 0,75 . 0,02709  = 0,02524
400

 = 0,01991 <  max  ok!

' '
As . f y  As . f s
a = '
 '
fs  f y
0,85 f c . b
5735,8. 400  1419,4 . 400
= 0,85 . 25 . 400

= 203 mm

36
Struktur Beton I - LENTUR

( As f y  As f s ) (d  a )  As f s (d  d ' )
' ' ' '
Mn =
2
= (5735,8 . 400 – 1419,4 . 400) (720 – 203/2) +
1419,4 . 400 (720 – 60)
= 1442,59 .106 Nmm
= 1442,58 KNm

Penyelesaian soal No. 2 :

A 5735,8
= 5735,8 mm2    b . d = (400 . 720) = 0,01991
s
As

A 3277,4
= 1419,4 mm2    b . d = (400 . 720) = 0,01138
' s
As

'
As1 = As - As = 5735,8 – 3277,4 = 2458,4 mm2

  ' = 0,01991 – 0,01138 = 0,00853

1,4 1,4
 min  = = 0,0035
fy 400
 = 0,01991
 >  min  ok!

Check tulangan tekan meleleh :

0,85 1 . f c . d '  600 


'

=  
f y .d  600  f y 
0,85 . 0,85 . 25 . 60  600 
= 400 . 720

600  400

 

= 0,01129

   ' = 0,00853     ' = 0,00853 < 0,01129; tulangan tekan belum

'
leleh ( f s  f y )

37
Struktur Beton I - LENTUR

'
Dicari f s factual :

 0,85 1 . f c . d ' 
'

= 600 1 
'
fs 
 (    ' ) f y . d 

 0,85 .0,85 . 25 . 60 
= 600 1  0,00853.400. 720 
 

= 335,3 MPa

Check tulangan maksimum :

0,85 f c
'
 600 
b = 1 .  
fy  600  f y 

0,85 . 25  600 
= 400
0,85 . 
600  400   fc' = 25 MPa  30 MPa ; 1
 

= 0,85
= 0,02709

 ' . fs
'
 max = 0,75  b 
fy
0,01138 . 335,3
 max = 0,75 . 0,02709  = 0,02986
400

 = 0,01991 <  max  ok!

' '
As . f y  As . f s
a = '
0,85 f c . b
5735,8. 400  3277,4 . 400
= 0,85 . 25 . 400

= 140 mm

= ( As f y  As f s ) ( d  a 2 )  As f s ( d  d )
' ' ' ' '
Mn

= (5735,8 . 400 – 3277,4 . 335,3) (720 – 140/2) +

38
Struktur Beton I - LENTUR

3277,4 . 335,3 (720 – 60)


= 1502,29 .106 Nmm
= 1502,29 KNm

3.6 ANALISIS DAN PERENCANAAN BALOK T MEMIKUL MOMEN


LENTUR MURNI BERTULANGAN TUNGGAL

A. Analisis Balok T Memikul Momen Lentur Murni Bertulangan


Tunggal

b
hfa

d h

As

bw
Ada 2 kondisi : 1. a  h f  balok persegi dengan lebar  b
2. a  h f  balok T Murni

 Untuk Garis Netral Memotong Perbatasan Badan Dengan Flens (


C  hf )

39
Struktur Beton I - LENTUR

b  c  0,003 0,85 f c
'

hf c a  1 . c C

d a
d 
2

s  y T
C T
'
C  0,85 f c . a . b
'
T  As . f y 0,85 f c . a . b  As . f y
a
M n  As . f y ( d  ) As . f y
2 a  '
0,85 . f c . b

 Untuk Garis Netral Memotong Badan Sedemikian Sehingga a  h f

b  c  0,003 0,85 f c
'

hf c a C

d a
d 
2

s  y T
a  h f   1. c
C T
'
C  0,85 f c .a.b '
0,85 f c . a . b  As . f y
T  As . f y
As . f y
a a 
M n  As . f y ( d  ) '
2 0,85 . f c . b
 Untuk Garis Netral Memotong Badan c  h f ; a  h f

40
Struktur Beton I - LENTUR

b  s  0,003 0,85 f c
'

hf
c a C
d
z
Mulai
s   y T
C  C1  C 2 Diberikan :
' '
 0,85 . f c . (b  b w ) . h f  0,85 f c .a.bw
T  As . f y
hf a
M n C1 ( d  )  C 2 ( d  Dicari
)
2 2
saat

Tidak saat Ya

Balok T Murni Balok Persegi

b diambil yang terkecil dari:


L
b
4
b  bw  16 h f
41
b  Ln
Selesai
Struktur Beton I - LENTUR

Gambar 3.7. Bagan Alir Analisis Balok T Bertulangan Tunggal


Contoh soal Analisis:

42
Struktur Beton I - LENTUR

hf
d

As

bw
Ln = 3,5 m

8m
Diketahui balok
penampang T diatas dua perletakan, dengan data-data sebagai berikut:
fc
'
= 30 MPa 1 = 0,85 fy = 400 MPa

h = 800 mm d = 720 mm hf = 120 mm


bw = 300 mm Ln = 3500 mm

Tentukan Mn yang bias ditahan oleh balok T tersebut, apabila


1. As = 5 D 28
2. As = 22 D 30

Penyelesaian :

a. Menentukan lebar efektif flens ( b )


b  bw  16h f = 800 + 16 . 120 = 2220 mm

b =¼L = ¼. 8000 = 2000 mm


b = Ln = 3500 mm
Dipakai b yang terkecil, b = 2000 mm
b. Memeriksa balok T palsu atau balok T murni
C T

43
Struktur Beton I - LENTUR
'
C  0,85 f c . a . b
T  As . f y

'
0,85 f c . a . b  As . f y

1. Untuk As = 5 D 28 = 5 (¼ .  . 25 2 ) = 2453,125 mm2


As . f y 2453,125 . 400
a '
 = 19,24 mm2
0,85 f c . b 0,85 . 30 . 200

a 19,25
c   22,64 mm
1 0,85

c  h f = 120 mm, garis netral didalam flens = balok T palsu dan

dianggap sebagai balok persegi dengan lebar = b


a
M n  As . f y ( d  )
2
19,24
= 2453,125 . 400 (720  )
2
= 697060375 Nmm
= 697,06 kNm

Atau :
a
M n = 0,85 . f c ' . a . b . ( d  )
2
19,24
= 0,85 . 30 . 19,24 . 2000 . (720  )
2
= 697053271,2 Nmm
= 697,05 kNm

CARA II :
Menentukan besarnya As agar garis netral tepat memotong perbatasan
flens dengan badan (web); c  h f = 120 mm

44
Struktur Beton I - LENTUR

C T

'
C  0,85 f c . a . b
T  As . f y

'
0,85 f c . a . b  As . f y

0,85 f c .  1 . c . b  As . f y
'

0,85 . f c .  1 . c . b
'

As 
fy

0,85 . 30 . 0,85 .120 . 2000



400
= 13005 mm2

Menentukan besarnya As agar a  h f = 120 mm


'
0,85 f c . a . b  As . f y
'
0,85 . f c . a . b
As 
fy

0,85 . 30 .120 . 2000



400
= 15300 mm2

2. Untuk As = 22 D 30 = 22 (¼ .  . 30 2 ) = 15543 mm2 (balok T Murni)


C = C1  C 2
' '
 0,85 f c . (b  bw ) h f  0,85 f c . bw . a

C T

T  As . f y

' '
0,85 f c . (b  bw ) h f  0,85 f c . bw . a  As . f y
'
As . f y  0,85 f c . (b  bw ) h f
a = '
0,85 f c . bw
15543. 400  0,85 . 30 ( 2000  300) 120
= 0,85 . 30 . 300

= 132,70 mm

45
Struktur Beton I - LENTUR

a 132,70
c =   156,12 mm
1 0,85

b
hf
½ A1 ½ A1
c a
d A2

bw
hf a
M n  C1 ( d  )  C 2 (d  )
2 2
'
C1  0,85 f c . (b  bw ) h f = 0,85 . 30 . (2000 – 300) . 120 = 520200

N
'
C 2  0,85 f c . bw . a = 0,85 . 30 . 300 . 132,70= 1015155 N

hf a
M n  C1 ( d  )  C 2 (d  )
2 2
120
= 5202000 (720  ) + 1015155
2
= 3433320000 + 663556056,7
= 4096876056,7 Nmm
= 4096 kNm

B. Perencanaan Balok Penampang T Bertulangan Tunggal


Memikul Lentur Murni Dihitung Secara Kekuatan Batas

Diketahui momen yang bekerja, dicari tulangan tarik tunggal

46
Struktur Beton I - LENTUR

 Kondisi Balance (Seimbang)

b c 0,85 f c
'

½ A1 ½ A1 hf
cb ab

d A2

bw s
Kondisi balance
cb c

d c  s

c
cb  .d
c  s
 c  0,003

fy
y 
Es

E s  200000 MPa

a b   1 . cb

Check dulu : ab  h f , maka Balok T Murni


a b  h f , maka balok persegi

'
C1  0,85 f c . (b  bw ) h f
'
C 2  0,85 f c . bw . a b

T1
Asb1  ; T1  C1
fy

47
Struktur Beton I - LENTUR

T2
Asb 2  ; T2  C1
fy

Asb  Asb1  Asb 2

As max  0,75 Asb

 Mengecek Momen Yang Bekerja Pada Penampang T Menghasilkan


Balok T Murni atau Tidak

Anggap a  h f

b c '
0,85 f c
hf a  hf
c
d

T
bw s

Mn yang diketahui :
Mu = 1,2 MD + 1,6 ML ; untuk kombinasi beban mati dan beban
hidup
Mu
Mn = 
;   0,8 Untuk lentur

'
C  0,85 f c . a . b

a
Mn yang dapat ditahan penampang = C ( d  )
2
Check apakah Mn yang diketahui lebih besar dari Mn yang dapat
ditahan oleh penampang untuk keadaan a  h f
Jika Ya, artinya a  h f  balok T Murni

48
Struktur Beton I - LENTUR

Jika Tidak, artinya a  h f  balok Persegi

 Menentukan Tulangan

'
C1  0,85 f c . (b  bw ) h f
'
C2  0,85 f c .bw . a

hf a
M n  C1 ( d  )  C 2 (d  )
2 2

' hf ' a
M n  0,85. f c . (b  bw ) h f (d  )  0,85 f c . bw . a (d  )
2 2
T1
As1   T1  C1
fy

T2
As 2   T2  C2
fy

As  As1  As 2

Check terhadap As max


As ≤ As max  ok
As > As max  Ukuran balok diperbesar

Contoh Soal Perencanaan :

49
Struktur Beton I - LENTUR

b
hf

bw
Tentukan luas tulangan balok T diatas, yang memikul momen akibat
beban mati dan beban hidup, dengan data :
'
fc = 30 MPa fy = 400 MPa b = 750 mm

d = 900 mm bw = 300 mm hf = 175 mm


MD = 50 tm ML = 70 tm

Langkah penyelesaian :

a. Menentukan luas tulangan tarik maks (As max)


As max  0,75  b

As max  0,75 Asb

  As . b . d

b c 0,85 f c
'

½ A1 ½ A1 hf
cb ab

d A2

s
bw

50
Struktur Beton I - LENTUR

 c  0,003

fy 400
s   y    0,002
Es 200000
0,003
cb  .d
0,003  0,002

cb  0,6 . 900  540 mm

a b   1 . cb = 0,85 . 540 = 459 mm > h f = 175 mm  balok T Murni

'
C1  0,85 f c . (b  bw ) h f

C1  0,85 . 30 . (750  350) . 175 = 1785000 N

'
C 2  0,85 f c . bw . a b = 0,85. 30. 350. 459 = 4096575 N

T1 1785000
Asb1  = = 4462,5 mm2
fy 400

T = As . f y , karena C = T  C1 = T 1 ; C 2 = T 2

T2 4096575
Asb 2  = = 10241,4 mm2
fy 400

Asb  Asb1  Asb 2 = 4462,5 + 10241,4 = 14703,9 mm2

As max  0,75 Asb = 0,75 . 14703,9 = 11027,9 mm2

b. Menentukan apakah akibat momen yang bekerja tersebut, balok


berfungsi sebagai balok T
Dianggap a  h f = 175 mm

51
Struktur Beton I - LENTUR

b c 0,85 f c
'

hf c a  hf C

s T
bw
'
C  0,85 f c . a . b

= 0,85 . 30 . 175 . 750


= 3346875 N

Momen yang dapat ditahan penampang


a
M n  C (d  )
2
175
= 3346875 . (900  )
2
= 2719335937 Nmm
= 2719 kNm

Mu yang diketahui :
Mu = 1,2 MD + 1,6 ML
= 1,2 . 50 + 1,6 . 70
= 60 + 112
= 172 tm
= 1720 kNm

1 tm = 10 kNm = 10. 106 Nmm


Mn yang diketahui :
Mu 1720
Mn =  = 0,8 = 2150 kNm

52
Struktur Beton I - LENTUR

Mn yang diketahui = 2150 kNm < Mn jika a  h f = 2719 kNm artinya

a  hf  balok persegi

1. Jika diketahui Mu = 250 tm = 2500 kNm

Mu 2500
Mn =  = 0,8
= 3125 kNm = 3,125.109 Nmm

Mn yang diketahui = 3125 kNm > Mn jika a  h f = 2719 kNm 


artinya a  h f  Balok T Murni

Menentukan Tulangan
' hf ' a
M n  0,85. f c . (b  bw ) h f (d  )  0,85 f c . bw . a (d  )
2 2

3,125.109 = 0,85.30 (750 – 350) 175 ( 900  175 2 ) + 0,85.30.350. a .(

900  a )
2

3,125.109 = 1460312500 + 8925 a ( 900  a 2 )

4462,5 a 2 - 8032500 a + 1674687500 = 0


Harga a dicari dengan rumus abc,
Didapat x1 = 1,5593.103 dan x2 = 240,667

Diperoleh harga a = 240,67 mm

'
C1  0,85 f c . (b  bw ) h f = 0,85 . 30 . (750  350) . 175 =

1785000 N
C = T

T = As . f y
T1
As1   T1  C1
fy

1785000
=
400

53
Struktur Beton I - LENTUR

= 4462,5 mm2

C 2  0,85 f c ' . bw . a

= 0,85 .Mulai
30 . 350. 240,67
= 2147979,75 N
diambil yang terkecil dari :
Diberikan : Untuk balok T, = L/4
T
As 2  , ,,2 ,,, T  C
2 2
=
fy = Ln
2147979,75 Untuk balok L, = L/12
= =
400
= Ln/2
= 5369,95 mm2

As  As1  As 2 = 4462,5 + 5369,95 = 9832,45 mm2

As = 9832,45 mm2 < As max = 11027,9 mm2


Tidak
Dipakai tulangan = 14 D 30, As = 14 (¼ .  . 30 2 ) = 9891 mm   0,75  b
Ya

As 1,4
Penampang 
diperbesar bw . d fy
Tidak Ya
As f y ditingkatkan
 .
bd f c '

1,18  d
Balok T Murni  hf Balok Persegi
1

3.7 ANALISIS BALOK T DAN L

54

Selesai
Struktur Beton I - LENTUR

Tidak Ya

55

Anda mungkin juga menyukai