Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A . Latar Belakang Masalah


Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan sesuatu tugas.
Jadi Perencanaan Pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip
prinsip umum mengajar tersebut di dalam pelaksanaan tugas mengajar
dalam suatu situasi interaksi guru dan murid, baik di dalam kelas maupun di
luar kelas. Perencanaan pembelajaran didasari oleh beberapa konsep.
Konsep-konsep itu dibahas pada awal usaha menguraikan perencanaan
pendidikan ini, dengan maksud agar pemahaman tentang perencanaan lebih
mudah dan lebih mendalam.
Selain itu setiap uraian yang didasari oleh konsep tertentu mempunyai
ciri tersendiri, walaupun uraian itu mempunyai tujuan yang sama. Dengan
demikian konsep-konsep yang dipilih akan memberikan warna kepada
perencanaan ini. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas
penjelasan tentang konsep perencanaan pembelajaran.

B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konsep perencanaan mengajar ?
2 Apa saja dimensi-dimensi perencanaan pengajaran?
3. Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran?

C.Pembahasan Masalah
1. Mengetahui pengertian konsep perencanaan mengajar
2 Mengetahui apa saja dimensi-dimensi perencanaan pengajaran
3. Mengetahui Tujuan dan fungsi perencanaan pembelajaran

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan bermakna sangat kompleks. Perencanaan didefinisikan
dalam berbagai macam ragam tergantung dari sudut pandang mana melihat,
serta latar belakanag apa yang mempengaruhi orang tersebut dalam
merumuskan definisi. Diantara beberapa definisi tersebut dirumuskan
sebagai berikut:

1. Menurut Prajudi Atmusudirdjo, perencanaan adalah perhitungan dan


penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan
tertentu, oleh siapa dan bagaimana.
2. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah proses
mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai
keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Sedangkan pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas


berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi.
Komponen tersebut mencakup pendidik, peserta didik, materi, metode, dan
evaluasi.1
Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan
oleh para guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta
didik untuk memiliki pengalaman dan mengarahkan peserta didik untuk
memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain pembelajaran adalah suatu
cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.
Sampai saat ini riset tentang perencanaan pembelajaran masih jarang,
tetapi beberapa konsep dapat membantu guru dalam meningkatkan
efektifitas pembuatan perencanaan pengajaran. Konsep tersebut
mengandung dua pemikiran utama, yaitu proses pengambilan keputusan
1 Dimyati,Mujiono Belajar&Pembelajaran, (Penerbit: PT. Rineka Cipta Jakarta 2012),
2011, hlm. 198

2
dan pengetahuan profesional tentang proses pengajaran. Keputusan yang
diambil oleh guru bisa bermacam-macam, mulai dari yang sederhana
sampai pada tingkat yang komplek.2

Berdasarkan uraian diatas, konsep perencanaan pembelajaran dapat


dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
1. Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan
yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan
tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan
problem-problem pengajaran.3
2. Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem adalah subuah susunan
dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan
pembelajaran. Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang
sistematik selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada sistem
perencanaan itu.
3. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari
pengetahuan yang senantiasa memperhentikan hasil-hasil penelitian dan
teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi
tersebut.
4. Perencanaan pembelajaran sebagai sains (science) adalah mengkreasi
secara detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan
pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unitunit
yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala
tingkatan kompleksitasnya.4
5. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses adalah mengembangkan
pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus atas dasar
teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas
pembelajaran. Dalam perencanaan ini dilakukan analisis kebutuhan dari

2 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru ,


(Penerbit: PT. Remaja Rosdakarya, Bandung), 2011, hlm.17

3 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru ,


(Penerbit: PT. Remaja Rosdakarya, Bandung), 2011, hlm.17
4 http://koreshinfo.blogspot.co.id/2015/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html

3
proses belajar dengan alur yang sistematik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Termasuk di dalamnya melakukan evaluasi terhadap materi
pelajaran dan aktifitas-aktifitas sistematik.
6. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran
dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke
waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencana dengan mengecek
secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains
dan dilaksanakan secara sistematik.
Beberapa definisi perencanaan pembelajaran menurut para ahli,
antara lain sebagai berikut:
1. Definisi yang dikemukakan oleh Guruge (1972) bahwa: “A simple
definision of educational planning is the process of preparing decisions for
action in the future in the field of educational development is the funtion
of educational planning”. Dengan demikian menurut Guruge bahwa
perencanaan pembelajaran adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa
depan dalam bidang pembangunan pendidikan adalah tugas perencanaan
pendidikan
2. Definisi yang lain sebagaimana dikemukakan oleh Albert Waterston
bahwa: “Functional planning involves the application of a rational system
of choices among feasibel cources of educational invesment and the other
development actions based on a consideration of economic and social cost
and benefits”. Atau dengan kata lain bahwa perencanaan pembelajaran
adalah investasi pendidikan yang dapat dijalankan dan kegiatan-kegiatan
pembangunan lain yang didasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya
serta keuntungan sosial.

3. Menurut Coombs (1982) bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu


penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan
pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien
serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan
masyarakatnya.
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses
penyusunan materi pelajaran, penggunaan media, pendekatan dan metode
pembelajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan
dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang, yaitu:5
1. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi
2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem
3. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah
4. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science)

5 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru ,


(Penerbit: PT. Remaja Rosdakarya, Bandung), 2011, hlm.17

4
5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses
6. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas 6
Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan
program pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran
yang dianut dalam kurikulum. Penyusunan program pengajaran sebagai
sebuah proses, disiplin ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi
pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan dengan efektif
dan efisien. Kurikulum khususnya silabus menjadi acuan utama dalam
penyusunan perencanaan program pengajaran, namun kondisi
sekolah/madrasah dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan
hal penting jangan sampai diabaikan.

B. Dimensi-Dimensi Pengajaran7
Dimensi perencanaan pengajaran yakni berkaitan dengan cakupan dan
sifat-sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan
pengajaran. Pertimbangan terhadap dimensi-dimensi itu memungkinkan
diadakannya perencanaan komprehensif yang menalar dan efesien, yakni:
1. Signifikan7
Tingkat signifikansi tergantung apada tujuan pendidikan yang diajukan
dana signifikansi dapat ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria yang
dibangun selama proses pembelajaran.
2. Fleksibilitas
Maksudnya adalah bahwa perencanaan harus disusun berdasarkan
pertimbangan realistis baik yang berkaitan dan biaya maupun
pengimplementasiannya.
3. Relevansi
Konsep relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan
memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu
yang tepat agar dapat dicapai tujuan spesifik secara optimal.
4. Kepastian
Konsep kepastian diharapkan dapat mengurangi kejadian-kejadian yang
tidak terduga.
5. Ketelitian 8

6 Pidarta, Made, Perencanaan Pendidikan Partisipatori Dengan Pendekatan Sistem ,


(Penerbit Asdikarya Jakarta), 2005,hlm 21
7 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru ,
(Penerbit: PT. Remaja Rosdakarya, Bandung), 2011, hlm.17
8

5
Prinsip utama yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan pengajaran
disusun dalam bentuk yang sederhana, serta perlu diperhatikan secra
sensitif kaitan-kaitan yang pasti terjadi antar berbagai komponen.
6. Adaptabilitas
Perencanaan pengajaran bersifat dinamis, sehingga perlu senantiasa
mencari informasi sebagai umpan balik.
7. Waktu
Faktor yang berkaitan dengan waktu yang cukup banyak, selain
keterlibatan perencanaan dalam memprediksi masa depan, juga validasi
dan readibilitas analisis yang dipakai, serta kapan untuk menilai
kebutuhan kependidikan masa kini dalam kaitannya dengan masa
mendatang.
8. Monitoring atau pemantauan9
Monitoring merupakan mengembangkan criteria untuk menjamin bahwa
berbagai komponen bekerja secara efektif.
9. Isi perencanaan
Isi perencanaan merujuk pada hal-hal yang akan direncanakan.
Perencanaan pengajaran yang baik perlu memuat: 1011

a. Tujuan apa yang diinginkan atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas


belajar dan layanan-layanan pendukungnya.
b. Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas
belajar dan layanan-layanan pendukungnya.
c. Tenaga manusia, yakni mencakup cara-cara mengembangkan prestasi,
spesialisasi, perilaku, kompetensi, maupun kepuasan mereka.
d. Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan penerimaan.
e. Bangunan fisik mencakup tentang cara-cara penggunaan pola distribusi
dan kaitannya dengan pengembangan psikologis.
f. Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan
manajemen operasi dan pengawasan program dan aktivitas kependidikan
yang direncanakan.
g. Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan
dalam perencanaan pengajaran.
Hal ini menunjukkan bahwa guru harus mempersiapkan perangkat yang
harus dilaksanakan dalam merencanakan program. Hidayat (1990)
mengemukakan bahwa perangkat yang harus dipersiapkan dalam perencanaan
pembelajaran antara lain: 1. Memahami kurikulum 11
2. Menguasai bahan ajar

9 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru ,


(Penerbit: PT. Remaja Rosdakarya, Bandung), 2011, hlm.20
10 Dimyati,Mujiono Belajar&Pembelajaran, (Penerbit: PT. Rineka Cipta Jakarta 2012),
11 , hlm. 263

6
3. Menyusun program pengajaran
4. Melaksanakan program pengajaran
5. Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan
Dalam pembelajaran berbasis kompetensi perlu ditentukan standar
kompetensi yang harus dikuasai siswa. Komponen materi pokok pembelajaran
berbasis kompetensi meliputi: 1. Kompetensi yang akan dicapai
2. Strategi penyampaian untuk mencapai kompetensi
3. System evaluasi atau penilaian yang digunakan untuk menentukan
keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi.
Komponen minimal pembelajaran berbasis kompetensi adalah:
1. Pemilihan dan perumusan kompetensi yang tepat
2. Spesifikasi indikator penilaian untuk menentukan pencapaian kompetensi
3. Pengembangan sistm pencapaian yang fungsional dan relevan dengan
kompetensi dan sistem penilai

a. Karakteristik Perencanaan Pendidikan12


Karakteristik perencanaan pendidikan ditentukan oleh konsep dan
pemahaman tentang pembelajaran. Pembelajaran mempunyai ciri unik dalam
kaitanya dengan pembangunan nasional dan mempunyai ciri khas karena
yang menjadi muara garapannya adalah manusia. Dengan
mempertimbangkan ciri-ciri pembelajaran dalam perannya dalam proses
pembangunan,maka perencanaan pembelajaran, mempunyai ciri-ciri seperti
antara lain :
1. Perencanaan pembelajaran harus mengutamakan nilai-nilai manusiawi,
karena pembelajaran itu membangun manusia yang harus mampu
membangun dirinya dan masyarakatnya.13
2. Perencanaan pembelajaran harus memberikan kesempatan untuk
memngembangkan segala potensi pesrta didik se-optimal mungkin.
3. Perencanaan pembelajaran harus memberikan kesempatan yang sama
bagi setiap peserta didik.
4. Perencanaan pembelajaran harus komprehensip dan sistematis dalam arti
tidak praktikal atau segmentaris tapi menyeluruh dan terpadu serta
di susun secara logis dan rasional serta mencakup berbagai jalur, jenis dan
jenjang pendidikan.
5. Perencanaan pembelajaran harus diorientasi pada pembangunan, dalam
arti bahwa program pendidikan haruslah ditujukan untuk membantu
mempersiapakan man power (SDM) yang dibutuhkan oleh berbagai
sektor pembangunan.

12
13 Dimyati,Mujiono Belajar&Pembelajaran, (Penerbit: PT. Rineka Cipta Jakarta), 2011,
hlm. 13

7
6. Perencanaan pembelajaran harus dikembangkan dengan memperhatikan
keterkaitanya dengan berbagai komponen pendidikan secara sistematis.
7. Perencanaan pembelajaran harus menggunakan resources secermat
mungkin karena resources yang tersedia adalah langka.
8. Perencanaan pembelajaran haruslah berorientasi kepada masa datang,
karena pembelajaran adalah proses jangka panjang dan jauh menghadapi
masa depan.
9. Perencanaan pembelajaran haruslah kenyal dan responsif terhadap
kebutuhan yang berkembang di masyarakat, tidak setatis tapi dinamis.
10. Perencanan pembelajaran haruslah merupakan sarana untuk
mengembangkan inovasi pendidikan hingga pembaharuan terus menerus
berlangsung.

C. Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran14


1. Tujuan :
Menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan
alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar
bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersedia dan membelajarkan
siswa sesuai yang diprogramkan.

2. Fungsi :14
a. Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan
sekolah dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilaksanakan untuk
mencapai tujuan tersebut.
b. Guru memperjelas pemikiran tentang pembelajarannya terhadap
pencapaian tujuan pendidikan.
c. keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan
prosedur yang dipergunakan.15

d. Kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar Membantu guru
dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat-minat siswa,
dan mendorong motivasi belajar
e. Mengurangi dengan adanya organisasi yang baik dan metoda yang tepat.
f. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa
memberikan bahan- bahan yang up to date kepada siswa.

a. Dasar Perlunya Perencanana Pembelajaran16


14 http://www.wawasanpendidikan.com/2014/11/tujuan-dan-fungsi-
pembelajaranaqidah.html
15 Muhibin Syah. Psikologi Pendidkan, (Penerbit: PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta), 2011,
hlm. 13
16 https://sumberbelajarsmkn10.wordpress.com/kompetensi-profesional/konsep-
dasarperencanaan-pembelajaran/

8
Perlunya perencanana pembelajaran sebagiamana disebutkan diatas,
dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perebaikan
pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
1. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan
perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain
pembelajaran.
2. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan
sistem.
3. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang
belajar.
4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa
secara perseorangan.
5. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan
pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, dan
tujuan pengiring dari pembelajaran.
6. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya
siswa untuk belajar.
7. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel
pembelajaran.
8. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode
pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode


pembelajaran:17
1. Tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan
dalam semua kondisi.
2. Metode pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda
dan konsistensi pada hasil pembelajaran.
3. Kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil
pengajaran.

b. Manfaat Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu
guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan
belajar siswanya. Perencanaan pembelajaran juga dimaksudkan sebagai
langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses
belajar mengajar yaitu:18
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.

17 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru ,


(Penerbit: PT. Remaja Rosdakarya, Bandung), 2011, hlm.135

18 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru ,


(Penerbit: PT. Remaja Rosdakarya, Bandung), 2011, hlm.22

9
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi
setiapunsur yang terlibat dalam kegiatan.
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur
murid.
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.
Sedangkan penerapan konsep dan prinsip pembelajaran berbasis kompetensi
diharapkan bermanfaat untuk:
1. Menghindari duplikasi dalam memberikan materi pelajaran.19
Dengan menyajikan materi pelajaran yang benar-benar relevan
dengan kompetensi yang ingin dicapai, dapat dihindari terjadinya
duplikasi dan pemberian materi pelajaran yang terlalu banyak.
2. Mengupayakan konsistensi kompetensi yang ingin dicapai
mengajarkan suatu mata pelajaran.
Dengan kompetensi yang telah ditentukan secara tertulis, siapapun
yang mengajarkan mata pelajaran tertentu.
3. Meningkatkanpembelajaran sesuai dengan
kebutuhan,kecepatan,dan kesempurnaan siswa.
4. Membantu mempermudah pelaksanaan akreditasi. Pelaksanaan
akreditasi akan lebih dipermudah dengan menggunakan tolok ukur
standar kompetensi
5. Memperbarui sistem evaluasi dan laporan hasil belajar siswa.
Dalam pembelajaran berbasis kompetensi, keberhasilan siswa diukur dan
dilaporkan berdasar pencapaian kompetensi atau subkompetensi tertentu,
bukan didasarkan atas perbandingan dengan hasil belajar siswa yang
lain.
6. Memperjelas komunikasi dengan siswa tentang tugas, kegiatan,
atau pengalaman belajar yang harus dilakukan, dan cara yang digunakan
untuk menentukan keberhasilan belajarnya.
7. Meningkatkan akuntabilitas publik. Kompetensi yang telah
disusun, divalidasikan, dan dikomunikasikan kepada publik, sehingga
dapat digunakan untuk mempertanggung-jawabkan kegiatan
pembelajaran kepada publik.
8. Memperbaiki sistem sertifikasi. Dengan perumusan kompetensi
yang lebih spesifik dan terperinci, sekolah/madrasah dapat mengeluarkan
sertifikat atau transkrip yang menyatakan jenis dan aspek kompetensi
yang dicapai.
c. Jenis-jenis Perencanaan21

19 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru ,


(Penerbit: PT. Remaja Rosdakarya, Bandung), 2011, hlm.23

10
1. Silabus20
Merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran,
pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Silabus harus disusun
secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling
berkaitan untuk memenuhi target pencapaian Kompetensi Dasar.
2. Standar Kompetensi
Merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik
dalam suatu bidang pengembangan.
3. Kompetensi Dasar21
Merupakan pernyataan yang diharapkan dapat diketahui, disikapi dan
dilakukan peserta didik
4. Hasil Belajar
Merupakan pernyataan kemampuan peserta didik yang diharapkan dalam
menguasai sebagian atau seluruh kompetensi yang dimaksud.
5. Indikator
Merupakan kompetensi dasar yang lebih spesifik dan operasional yang dapat
dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran.
6. Perencanaan Semester24

Merupakan program pembelajaran yang dipetakan berisi jaringan tema,


bidang pengembangan, kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator
yang ditata secara urut dan sistematis, alokasi waktu yang diperlukan
untuk setiap jaringan tema, dan sebarannya ke dalam semester 1 dan 2.
7. Perencanaan Mingguan25
Disusun dalam bentuk satuan kegiatan mingguan (SKM). SKM merupakan
penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatankegiatan
dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam satu
minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan subtema.
8. Perencanaan Harian
Disusun dalam bentuk satuan kegiatan harian (SKH). SKH merupakan
penjabaran dari satuan kegiatan mingguan (SKM). SKH memuat
kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara
individual, kelompok, maupun klasikal dalam satu hari.

Kegiatan awal merupakan kegiatan untuk pemanasan dan dilaksanakan


secara klasikal. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain, misalnya
berdoa/mengucap salam, membicarakan tema atau subtema, dan sebagainya.

20 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru ,


(Penerbit: PT. Remaja Rosdakarya, Bandung), 2011, hlm.38
21 https://nurfitriyanielfima.wordpress.com/2013/10/09/pengertian-standar-
kompetensisk-kompetensi-dasar-kd-dan-indikator/

11
Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dapat mengaktifkan perhatian,
kemampuan, sosial dan emosional anak. Kegiatan ini dapat dicapai melalui
kegiatan yang memberi kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan
bereksperimen sehingga dapat memunculkan inisiatif, kemandirian dan
kreativitas anak, serta kegiatan yang dapat meningkatkan
pengertianpengertian, konsentrasi dan mengembangkan kebiasaan bekerja
yang baik.

Istirahat/Makan merupakan kegiatan yang digunakan untuk mengisi


kemampuan anak yang berkaitan dengan makan, misalnya mengenalkan
kesehatan, makanan yang bergizi, tata tertib makan yang diawali dengan cuci
tangan kemudian makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan. Setelah
kegiatan makan selesai, anak melakukan kegiatan bermain dengan alat
permainan di luar kelas dengan maksud untuk mengembangkan motorik
kasar anak dan bersosialisasi
Kegiatan akhir merupakan kegiatan penenangan yang dilaksanakan
secara klasikal. Kegiatan yang dapat diberikan pada kegiatan akhir, misalnya
membacakan cerita dari buku, mendramatisasikan suatu cerita.

24 https://mardiatiaceh.wordpress.com/2013/05/09/makalah-perencanaanpembelajaran/
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan adalah proses penetapan daan pemanfaatan sumber daya
secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan kegiatan dan
upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efesien dan efektif dalam
mencapai tujuan. Pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa
menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaannya mencapai hasil yang
diharapkan. Keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh
rencana yang dibuat guru, oleh karena itu komponen-komponen dalam
perencanaan belajar harus disusun atau dikembangkan secara sistematis dan
sistemik.
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian
yang saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau
komponen yang ada didalam pembelajaran, atau dengan pengertian lain yaitu
suatu proses mengatur, mengkoordinasi, dan menetapkan unsure-unsur atau
komponen-komponen pembelajaran. Dalam menyusun perencanaan

12
pembelajaran harus memperhatikan langkah-langkah, karakteristik dan
faktor-faktor yang lain.
Demikian makalah yang kami susun, tentunya dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki makalah ini dan
selanjutnya. Dan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita dan
juga bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://mardiatiaceh.wordpress.com/2013/05/09/makalah-
perencanaanpembelajaran/.29 September 2013, 11.30 WIB.
2. Made Pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipatori Dengan Pendekatan
Sistem, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2005), hlm. 101-102
3. Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011.
4. Pidarta, Made, Perencanaan Pendidikan Partisipatori Dengan Pendekatan
Sistem, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2005.
5. Sa’ud, Udin Syaefudin, Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan
Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2011.

13
14

Anda mungkin juga menyukai