Anda di halaman 1dari 3

Nama : Pebri Saputra

Npm : 1841010335

Kelas : KPI E

Mata Kuliah : Metode Penelitian Komunikasi

TAHAPAN RISET

Riset adalah proses yang memiliki tahapan. Gerald E. Miller dan Henry Nicholson dalam
Communication Inquiry (Littlejohn & Foss, 2008, h.9). Pertama, menanyakan pertanyaan. Tahap
ini merupakan tahap yang menyertai seluruh proses periset. Jadi riset tidak lebih dari proses
menanyakan sesuatu yang menarik, sebuh pertanyaan, dan menyediakan jawaban secara
sistematik.

Kedua, pengamatan, yakni melakukan (mencari informasi) terhadap suatu objek dengan variasi
metode. Ada yang mencaari informasi dengan menguji dokumen-dokumen (misal surat kabar,
twiter, facebook), artefak-artefak, observasi partisipan, kuesioner, eksperimen terkontrol, dan
wawaancara, yang semuanya bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan.ketika, mrnknstruksi
jawaban. Tahap ini mencoba mendefinisakan, menggambarkan dan menjelaskan serta
memberikan penilaian terhadap data yang diperoleh.

Pengenalan Tahapan Riset Kuantitatif

Kegiatan pertama dikenal dengan paradigma/pendekatan objektif(positivistic) atau banyak


diasosiasikan dengan riset kuantitatif. Karenanya tahapan riset kuantitatif ini dimulai dari desain
(proposal adalah desain riset) yang baku dan rigid sehingga terjamin validitas dan reliabilitas alat
ukur dan respondennya.

Pengenalan Tahap Riset Kualitatif

Riset ini dimulai dari pengamatan lapangan kemudia ditarik menjadi simpulan-simpulan teoritis,
dikenal dengan paradigm/pendekatan subjektif atau banyak diasosiasikan dengan riset kualitatif.
Riset kualitatif bersifat interative/recursive, yakni proses riset bersifat berulan-ulang dan tidak
satu arah. Periset bisa langsung turun lapangan untuk koleksi data meski belum menyusun
desain(proposal) atau sudah menyusun proposal, tapi proposal tersebut bersifat cair, bisa berubah
sesuai dengan data yang ditemukan.
Posisi Teori Dalam Riset

Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan
pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variable untuk
menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Fungsi teori dalam riset adalah membantu priset
menerangkan fenomena sosial atau fenomena alam yang menjadi pusat perhatiannya. Teori
mengandung tiga hal : pertama, teori adalah serangkaian proposisi atau konsep saling
berhubungan. Kedua, teori menerangkan secara sistematis suatu fenomena sosial dengan cara
menentukan hubungan antarkonsep. Ketiga, teori menerangkan fenomena tertentu dengan cara
menentukan konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk
hubungannya.

Teori membimbing riset. Dari teori dapat dijabarkan hipotesis baru. Bila ada teori yang
berlawanan, riset dapat menguji mana di antara teori itu yang benar. Teori membantu periset
menerangkan gejala, memprediksikan, dan mengontrol gejala trsebut. Dari teori-teori dilakukan
perincian atau analisis melalui penalaran deduktif. Proses ini dilakukan untuk menuntut periset
merumuskan hipotesis (proposisi/asumsi-asumsi riset). Jadi hipotesis bisa muncul sebelum
tinjauan pustaka dilakukan dan sesudah tinjauan pustaka dilakukan. Tinjauan pustaka adalah cara
yang dilakukan dan sesudah untuk menulusuri dan mencari teori-teori yang relevan dengan riset
kita.

Dalam suatu riset teori menurut Koentjaraningrat (1981, h.19) mempunyai fungsi-fungsi (1)
Menyimpulkan generalisasi-generalisasi dari fakta-fakta hasil pemangatan,. (2). Memberikan
kerangka orientasi untuk analisis dan klasifikasi dari fakta-fakta yang dikumpulkan dalam riset.
(3). Memberi ramalan terhadap gejala-gejala baru terjadi. (4). Mengisi lowongan-lowongan
dalam pengetahuan kita tentang gejala-gejala yang telah atau sedang terjadi.

Perbedaan Fungsi Teori dalam Riset Kuantitatif dan Kualitatif

Riset kuantitatif berawal dari teori yang berfungsi sebagai sarana informasi ilmiah yang
membantu periset menyusun masalah riset yang lebih jelas dan lebih sistematis. Teori berfungsi
sebagai titik tolaknya, menjadi kerangka bagi riset yang baru terhadap fakta-fakta yang lain.

Dalam riset kuantitatif teori berfungsi sebagai dasar hipotesis yang akan diuji. Jadi sudah ada
berbagai riset empiris yang menguji berbagai hipotesis tertentu, sehingga terkumpul berbagai
generalisasi empiris. Periset bertujuan menguji berbagai hipotesis dengan maksud membenarkan
atau memperkuat hipotesis itu.

Dalam riset kualitatif yang berawal dari suatu observasi atas gejala, maka fungsi teori adalah
memebuat generaliasi-generalisasi yang abstrak melalui proses induksi. Periset bebas berteori
untuk memaknai data dan mendialogkannya dengan konteks sosial yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai