Anda di halaman 1dari 18

UJI-T

(ONE SAMPLE T-TEST DAN PAIRED SAMPLE T-TEST)

MAKALAH

Dosen Pengampu : Aziz Kurniawan, M.Pd


Disusun Oleh:
Kelompok 10
1. Luzi Ragil Fadilah (2017405069)
2. Indana Farikha Khomsah (2017405071)
3. Latif Al Ahmasi (2017405082)

3 PGMI B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROFESOR KIAI HAJI SAIFUDDIN
ZUHRI PURWOKERTO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmah,
hidayah dan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang
“Uji-t (One Sample T-Test Dan Paired Sample T-Test)” dengan lancar.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Aziz Kurniawan, M.Pd yang
telah membi,bing kami sehingga dapat menyelesaiakan Makalah ini tepat waktu.
Kami menyadari Makalah ini Masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala
kritik dan saran kami harapkan demi perbaikan dan pengembangan Makalah ini.
Semoga Makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan tentang
“Uji-t (One Sample T-Test Dan Paired Sample T-Test)”, Aamiin.

Purwokerto, 22 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2
A. Pengertian Uji-t.............................................................................................. 3
B. Fungsi Uji-t…….............................................................................................4
C. Langkah-langkah Penggunaan Uji-t.............................................................. 4
BAB III PENUTUP..................................................................................................11
A. Kesimpulan ................................................................................................. 11
B. Saran.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam suatu penelitian, peneliti akan menemukan suatu problem dimana
sebelum mencari jawaban secara faktual terlebih dahulu peneliti mencoba
mencari jawaban secara teoritis. Jawaban secara teoritis sering disebut dengan
hipotesis, dimana hipotesis itu masih bersifat sementara dan perlu diuji
kebenarannya melalui fakta-fakta. Pengujian hipotesis dangan dasar fakta-fakta
memerlukan alat bantu yaitu menggunakan analisis statistik.
Misalnya dalam suatu penelitian yang akan diselidiki apakah suatu metode
baru memberikan hasil yang lebih baik dari metode lama, atau dua pendekatan
dalam memberikan hasil yang sama. Masalah seperti ini dapat diselesaikan
dengan melakukan pengujian rata-rata dua populasi. Pengujian hipotesis ini dapat
dilakukan salah satunya dengan menggunakan uji t.
Uji t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau
kepalsuan hipotesis nol, dimana pertama kali dikembangkan oleh William Seely
Gosset pada tahun 1915. Uji t sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa macam
diantaranya adalah uji t satu sampel dan uji t dua sampel dimana bila
dihubungkan dengan kebebasan sampel yang digunakan (khusus bagi uji t
dengan dua sampel), maka uji t dibagi lagi menjadi dua, yaitu uji t untuk sampel
bebas (independent) dan uji t untuk sampel berpasangan (dependent).
Dalam makalah ini tidak membahas lebih dalam mengenai hipotesis,
namun akan dibahas lebih lanjut mengenai uji t serta penggunaannya dalam
penelitian, dimana akan dibahas mengenai ketiga macam uji t yaitu uji t satu
sampel, dan dengan dua sampel yang terdiri dari t-test independent (uji t tidak
berpasangan/bebas) dan t-test dependent (uji t berpasangan).

1
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan uji-t?
2. Apakah fungsi uji-t?
3. Bagaimanakah langkah-langkah penggunaan uji-t?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian uji-t
2. Untuk mengetahui fungsi uji-t
3. Untuk mengetahui langkah-langkah penggunaan uji-t

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Uji-t

Tes t atau uji-t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji
kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol (H0). Uji t pertama kali dikembangkan
oleh William Seely Gosset pada tahun 1915. Awalnya William Seely Gosset
menggunakan nama samaran Student, dan huruf t yang terdapat dalam istilah uji
“t” dari huruf terakhir nama beliau. Uji t disebut juga dengan nama student t.1

Uji t (t-test) merupakan statistik uji yang sering kali ditemui dalam
masalah-masalah praktis statistika. Uji t merupakan dalam golongan statistika
parametrik. Statistik uji ini digunakan dalam pengujian hipotesis, uji t digunakan
ketika informasi mengenai nilai variance (ragam) populasi tidak diketahui. Uji t
adalah salah satu uji yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan yang signifikan (menyakinkan) dari dua mean sampel (dua buah
variabel yang dikomparasikan).

Hipotesis adalah dugaan sementara dalam penelitian dimana hipotesis


dibedakan menjadi dua yaitu H0 atau hipotesis nol dan H1 atau biasa disebut
hipotesis kerja. H0 adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan
antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Artinya, dalam
rumusan hipotesis, yang diuji adalah ketidakbenaran variabel (X) mempengaruhi
(Y). Misalnya “tidak ada hubungan antara warna baju dengan kecerdasan
mahasiswa”. Sedangkan H1 adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan
antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) yang diteliti. Hasil
perhitungan H1 tersebut, akan digunakan sebagai dasar pencarian data penelitian.

1
Ridwan. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

3
Misalnya “ada hubungan antara warna baju dengan kecerdasan
mahasiswa”. Uji t dapat dibagi menjadi dua, yaitu uji t yang digunakan untuk
pengujian hipotesis satu sampel dan uji t yang digunakan untuk pengujian
hipotesis dua sampel. Bila duhubungkan dengan kebebasan (independency)
sampel yang digunakan (khusus bagi uji t dengan dua sampel).

B. Fungsi Uji T

Fungsi dari t-test dependent adalah untuk membandingkan rata-rata dua


grup yang saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai
sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau
pengukuran yang berbeda, yaitu pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan
sebuah perlakuan. Selain itu untuk menguji efektifitas suatu perlakuan terhadap
suatu besaran variabel yang ingin ditentukan, misalnya untuk mengetahui
efektifitas metode penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dari responden.2
Fungsi pengujian uji t independent:
1. Untuk memperkirakan interval rata-rata.
2. Untuk menguji hipotesis tentang rata-rata suatu sampel.
3. Untuk mengetahui batas penerimaan suatu hipotesis.
4. Untuk menguji layak tidaknya sebuah pernyataan dapat dipercaya atau
tidak.
C. Langkah-Langkah Penggunaan Uji T
1. Uji T-Test satu sampel(dependent)
Pengujian rata-rata satu sampel dimaksudkan untuk menguji nilai
tengah atau rata-rata populasi µ sama dengan nilai tertentu µ0, lawan
hipotesis alternatifnya bahwa nilai tengah atau rata-rata populasi µ tidak
sama dengan µ0. Pengujian satu sampel pada prinsipnya ingin menguji
apakah suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai pembanding) berbeda
secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel.

2
Ridwan. 2009. Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta.

4
Nilai tertentu di sini pada umumnya adalah sebuah nilai parameter
untuk mengukur suatu populasi. Jadi kita akan menguji :
H0: µ = µ0 lawan H1: µ ≠ µ0
H0 merupakan hipotesa awal sedangkan H1 merupakan hipotesis alternatif
atau hipotesis kerja.
Rumus One sample t-test:
x́−µ0
t hit =
s/√n
t = nilai t hitung
x́ = rata-rata sample
µ0 = nilai parameter
s = standar deviasi sample
n = jumlah sample
Syarat:
a. Untuk menginterpretasikan t-test terlebih dahulu harus ditentukan :
1) Nilai signifikansi α
2) Df (degree of freedom)= N-k, khusus untuk one sample t-test Df
=N- 1

b. Bandingkan nilai thit dengan ttab, dimana ttab = t α ; N−1


2

c. Apabila :
1) thit> ttab  berbeda secara signifikansi (H0 ditolak)
2) thit< ttab  Tidak berbeda secara signifikansi (H0 diterima)
Contoh:
Seorang mahasiswa melakuan penelitian mengenai galon susu
murni yang rata-rata isinya 10 liter. Telah diambil sampel secara acak
dari 10 botol yang telah diukur isinya, dengan hasil sebagai berikut :

Galon ke volume
1 10,2

5
2 9,7
3 10,1
4 10,3
5 10,1
6 9,8
7 9,9
8 10,4
9 10,3
10 9,8
Dengan taraf signifikasnsi α = 0,01.
Apakah galon susu murni rata-rata isinya 10 liter.

Penyelesaian:
a. Hipotesis Ho : µ = 10 lawan H1 : µ ≠ 10
b. Uji statistik t (karena α tidak diketahui atau n < 30).
c. α = 0.01

d. wilayah kritik : t hit < t α N −1ataut hit > t α N −1


2 2

e. Perhitungan, dari data : x́= 10.06 dan simpangan baku sampel s =


0.2459.
2 1 ❑ 2
s= ∑ ( x i−x́ )
N−1 ❑
x́−μo
t hit =
s
√N

6
10,06−10
=0,772
0,2459
√ 10
t tab=3,259

Karena thit = 0,772 <thit = 3,259, maka Ho diterima. Atau untuk


menguji Hipotesis nol menggunakan interval Confidence dengan
ketentuan apabila terletak diantara -0,1927 dan 0,3127 disimpulkan
untuk menerima Ho , artinya pernyataan bahwa rata-rata isi galon susu
murni 10 liter dapat diterima.
2. Uji T-Test dua sampel (independent)
Uji ini untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua
populasi/kelompok data yang independen. Contoh kasus suatu penelitian
ingin mengetahui hubungan status merokok ibu hamil dengan berat badan
bayi yang dilahirkan. Respondan terbagi dalam dua kelompok, yaitu
mereka yang merokok dan yang tidak merokok.
Uji T independen ini memiliki asumsi/syarat yang mesti dipenuhi,
yaitu :
a. Datanya berdistribusi normal.
b. Kedua kelompok data independen (bebas)
c. Variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik (dengan
hanya 2 kelompok)
Rumus Independent Sample t-test

M 1−M 1
t hit =
ss 1 +ss 2
√ n1 +n2 −2
¿¿¿

M1 = rata-rata skor kelompok 1


M2 = rata-rata skor kelompok 2
SS1 = sum of square kelompok 1

7
SS2 = sum of square kelompok 2
n1 = jumlah subjek/sample kelompok 1
n2 = jumlah subjek/sample kelompok 2

Dimana:

m 1=
∑ x1
n1

m 2=
∑ x2
n2

m 3=
∑ x3
n3

m4 =
∑ x4
n4
Syarat:
a. Untuk menginterpretasikan t-test terlebih dahulu harus ditentukan :
1) Nilai signifikansi α
2) Interval Confidence = 1- α
3) Df (degree of freedom)=N − k, khusus untuk independent sample
t-test df = N- 2 atau DF (Degree of freedom)=(n1 + n2)− 2
b. Bandingkan nilai thit dengan ttab
c. Apabila :
1) thit > ttab  berbeda secara signifikansi (H0 ditolak)
2) thit < ttab  Tidak berbeda secara signifikansi (H0 diterima)
Contoh:
Seorang Guru ingin mengetahui pengaruh musik klasik
terhadap kecepatan mengerjakan puzzle pada anak TK. Setelah
mendapatkan 16 orang anak Tk, ia mengacak mereka untuk

8
dimasukkan ke dalam 2 kelompok, yaitu KE dan KK. Pada KE
diperdengarkan musik klasik saat setiap anak mengerjakan puzzle,
sedangkan pada KK mengerjakan hal yang sama tanpa diperdengarkan
apapun. Nilai yang diperoleh dari waktu (detik) yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan puzzle.
Data adalah waktu (dalam detik) yang dibutuhkan untuk
mengerjakan puzzle.
KE KK
178 191
175 202
187 183
170 196
175 195
173 193
163 207
171 198
Dengan taraf signifikasnsi α = 0,05.
Penyelesaian:
a. Hipotesis
1) Ho: tidak ada pengaruh musik klasik terhadap kecepatan
mengerjakan puzzle.
2) H1: ada pengaruh musik klasik terhadap kecepatan
mengerjakan puzzle
b. Uji statistik t (karena α tidak diketahui atau n < 30).
c. α = 0.05
d. wilayah kritik :thit < tα;(n-2) atau thit < tα;(n-2)
e. Perhitungan:

a) m1=
∑ x 1 = 1392 =174
n1 8

b) ss1=∑ x22 −¿ ¿ ¿

c) M 2=
∑ x 2 = 1565 =195,63
n2 8

9
d) ss2 =∑ x22 −¿ ¿ ¿ ¿

( 1565 )2
= 30517-
8
= 363,88
Dari perhitungan di atas, diperoleh nilai thit sebesar 6,13. Untuk
mengetahui signifikansi nilai-t hitung yang diperoleh ini, maka perlu
dibandingkan dengan nilai-t tabel. Pada tabel dengan degreesof
freedom sebesar 14 (df = N − 2 = 16 − 2) dan signifikansi (α) 0,05
diperoleh nilai ttab sebesar 2,145.
Karena nilai thit lebih besar dari nilai ttab (6,13 > 2,145), berarti
ada perbedaan waktu yang signifikan dalam mengerjakan puzzle
antara anak TK yang diperdengarkan musik klasik dengan yang tidak
diperdengarkan musik klasik. Dengan demikian, Ho ditolak karena
nilai-t yang diperoleh signifikan. Kesimpulan dari hasil analisis
statistik ini adalah ada pengaruh musik klasik terhadap kecepatan
mengerjakan puzzle.
3. Paired Sample t –Test
Uji – t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode
pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas
(berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang
berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai 2 buah
perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang sama,
peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan
pertama dan data dari perlakuan kedua. Hipotesis dari kasus ini dapat
ditulis :
H0 = µ1- µ2 = 0 atau µ1 = µ2
Hα = µ1- µ2 ≠ 0 atau µ1 ≠ µ2
Ha berarti bahwa seilisih sebenarnya dari kedua rata-rata tidak sama
dengan nol.
Rumus Paired Sample t-test.

10

t hit =
sd
√n
Ingat:
SD=√ var
n
1
var ( s 2) = ∑ ( x −x́ )2
n−1 i=1 i
t = nilai t hitung
D́ = rata-rata selisih pengukuran 1 dan 2
SD = standar deviasi selisih pengukuran 1 dan 2
n = jumlah sample.
Syarat:
a. Untuk menginterpretasikan uji t-test terlebih dahulu harus ditentukan:
1) Nilai signifikansi α
2) Df (degree offreedom) = N-k, khusus untuk paired sample t-test df
= N-1
b. Bandingkan nilai thit dengan ttab=a;n-1
c. Apabila:
1) thit> ttab  berbeda secara signifikansi (H0 ditolak)
2) thit< ttab Tidak berbeda secara signifikansi (H0 diterima)
Contoh:
Seorang peneliti ingin mengetahui efektivitas pengaruh model
pembelajaran Cooperative Learning type Jigsaw terhadap prestasi
belajar matematika. Dari satu kelas hanya diambil sample 10 siswa
dan dilakukan tes prestasi sebelum dan sesudah diterapkan model
pembelajaran Cooperative Learning Type Jigsaw.
I Sebelum Sesudah
D
a 76 77
b 78 78
c 75 80

11
d 80 82
e 74 82
f 72 76
g 68 78
h 67 80
i 69 79
j 79 84
Dengan taraf signifikansi α = 0,05. Apakah terdapat pengaruh
model pembelajaran Cooperative learning type jigsaw terhadap
prestasi belejar matematika?
Penyelesaian:
1. Hipotesis
H0 = tidak ada pengaruh model pembelajaran cooperative
learning type jigsaw
Ha= µ1- µ2 ≠ 0
2. Uji statistik t (karena α tidak diketahui atau n < 30). α =
0.05 3.
3. Wilayah kritik: thit< tα;(n-1) atau thit> tα;(n-1)
4. Perhitungan

t=
SD
√n
no Sebelum Sesudah (xj-xi) D́ ((xj-xi) D́ ) (( x j−x i) D́)2
(xi) (xi)
1 5,8
2
3
4
5
6
7
8
9
10
∑❑ 58 167,6
Dari table perhitungan diperoleh:

12
58
D́= =5,8
10
n
1 2
var ( s 2) = ∑ (( x j −xi ) − D́ )
n−1 i=1

1
= ( 167,6 )
9
=18,62
S=√ v ar
=√ 18,62
=4,32

t=
SD
√n
5,8
¿
4,32
√10
¿ 4,25
karena thit = 4,250 > t0,05;9 = 2,262 disimpulkan untuk menolak
H0 , artinya pernyataan bahwa selisih rata-rata antara sebelum dan
sesudah diterapkan model Cooperative Learning Type Jigsaw
berbeda. Atau dapat dikatakan terdapat pengaruh/efektif Cooperative
learning type jigsaw terhadap prestasi belajar matematika.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Uji-t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau
kepalsuan hipotesis nol (H0).
2. Uji-t satu sampel digunakan untuk mengetahui perbedaan mean (rerata)
populasi  atau penelitian terdahulu dengan mean data sampel penelitian, uji-t
independen digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata antara dua
kelompok berbeda berdasarkan suatu variabel dependen sedangkan uji-t
dependen untuk membandingkan rata-rata dua grup yang saling berpasangan.
3. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek
yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda,
yaitu pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah perlakuan.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat
disusun menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Nuryadi, Tutut Dewi Astuti, Endang Sri Utami, Budiantara. 2017. Dasar dasar
statistik penelitian. Yogyakarta: Gramasurya.

Ridwan. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Ridwan. 2009. Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta.

15

Anda mungkin juga menyukai