Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

tentang

Faktor –Faktor Yang

Mempengaruhi Perkembangan Lingkungan Dan Kematangan Belajar Anak

Dosen Pengampuh :

Dr. Eneng Fitri Amali, M. Pd

Muhammad Syamsul Taufik, S,Si , M. Pd

Disusun Oleh Kelompok 6

NAMA : M.BINTANG PRATAMA

:REZA WAHIDIN SOLEH

: FAHRIZAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SURYAKANCANA

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang faktor
faktor yang mempengaruhi perkembangan belajar peserta didik.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga bermanfaat dan dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Bogor , 7 Oktober 2021

penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
Latar belakang Masalah............................................................................................................... 1
Rumusan Masalah........................................................................................................................ 1
Tujuan.......................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK LINGKUNGAN DAN
KEMATANGAN................................................................................ 2
1 Pengertian Lingkungan.......................................................................................................... 2

1.1. Ragam Bentuk Lingkungan .................................................................................................. 2

1.1.1 Lingkungan Keluarga....................................................................................................... 3

1.1.2 Lingkungan Sekolah......................................................................................................... 7

1.1.3 Lingkungan Masyarakat.................................................................................................... 8

1.2 Pengaruh Lingkungan............................................................................................................. 9

1.2.1. Faktor Ekstern.................................................................................................................... 9


1.2.2. Ketegangan Emosioal....................................................................................................... 10
1.2.3. Takhayul dan kenyataan di Indonesia............................................................................ 10

2. Pengertian Kematangan..................................................................................................... 11

2.1 Pentingnya Tingkat Kematangan...................................................................................... 11

BAB III KESIMPULAN........................................................................................................... 14


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan dan


perkembangan perilaku individu, baik dalam lingkungan fisik maupun social. Lingkungan dan
kematangan sangat mempengaruhi perkembangan individu, oleh karena itu, sangat penting
dibahas mengenai faktor-faktor tersebut.
Dalam makalah ini dibahasa faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik
bagian lingkungan dan kematangan.
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu lingkungan?

2. Bagaiamana lingkungan keluarga mempengaruhi anak?

3. Bagaiamana lingkungan sekolah mempengaruhi anak?

4. Bagaiamana lingkungan masyarakat mempengaruhi anak?

5. Apa itu kematangan?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah memenuhi tugas dari dosen, dan para
pembacanya agar dapat menambah pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan faktor
yang mempengaruhi perkembangan peserta didik, khususnya bagian lingkungan dan
kematangan.
BAB II
PEMBAHASAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
LINGKUNGAN DAN KEMATANGAN
1. Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia, baik berupa benda mati,
makhluk hidup, ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk masyarakat terutama yang
dapat memberikan pengaruh kuat kepada individu.
Menurut Hasbullah (2003) lingkungan mencakup:
a. Tempat (lingkungan fisik), keadaan iklim, keadaan tanah dan keadaan alam.
b. Kebudayaan (lingkungan budaya) dengan warisan budaya, seperti seni, bahasa, ekonomi
ilmu pengetahuan dsb.
c. Kelompok hidup bersama (lingkungan social atau masyarakat)keluarga, kawan bermain dsb.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan dan
perkembangan perilaku individu, baik dalam lingkungan fisik maupun sosial.
Terhadap faktor lingkungan ini ahli yang mengikuti aliran Empirisme, yang berarti
pengalaman, karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami perubahan dan mengecap
alam sekitarnya. Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan,
karena lingkungan tersedia disekitarnya.
1.1. Ragam Bentuk Lingkungan
Linkungan adalah tempat seseorang memperoleh pendidikan secara langsung dan tidak
langsung. Oleh karena itu, lingkungan ada yang bersifat social dan materiel. Lingkungan secara
garis besarnya oleh Ki Hajar Dewantoro dibagi menjadi tiga, yaitu: lingkungan keluarga, sekolah
dan masyarakat.
1.1.1. Lingkungan Keluarga
Keluarga dalam pandangan antropologi adalah satu kesatuan kecil yang memiliki tempat
tinggal dan ditandai oleh kerjasama yang sangat erat. Orang tua ( ayah dan ibu) mempunyai
kewajiban dan tanggaung jawab untuk mendidik anaknya. Pada dasarnya kewajiban ayahlah
yang melindungi semua anggota keluarganya baik secara fisik maupun psikis., sedangkan
kewajiban ibu adalah menjaga, memeliharanya dengan mendidik dan merawat anaknya-anaknya.
Tetapi boleh jadi peran dan fungsi ayah dan ibu bisa bergantian tergangtung kepada situasi dan
kondisi (sikon) yang diperlukan.
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah keluarga kecil
karena hubungan darah. Meskipun pada mulanya ibu yang paling berpengaruh dalam
perkembangan anak, walaupun pada akhirnya anggota keluarga lainnya dapat mempengaruhi
perkembangan anak. Disamping itu faktor-faktor lain dalam keluarga juga ikut mempengaruhi
perkembangan anak, seperti lingkungan kebudayaan,masyarakat dan lainnya.
Anak dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarganya, anak mendapat asuhan dan buaian
pertama kali adalah keluarga melalui ibu dan bapaknya. Sebelum ia bisa berbuat sesuatu untuk
dirinya, ibu dan bapaknyalah yang memberikan pemenuhan kebutuhannya. Keluarga juga
sebagai salah satu lembaga penidikan yang beran penting dalam pembentukan generasi terbaik.
Dalam islam manusia lahir dalam keadaan fitrah, yakni memiliki kemampuan untuk
berTuhan, sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an surah Al A’raf ayat 172:
‫ت بَِربِّ ُك ْم‬ ِ ِ ِ ِ َ ُّ‫وإِ ْذ أَخ َذ رب‬
ُ ‫ك م ْن بَِِن ءَ َاد َم م ْن ظُ ُهوِره ْم ذُِّريَّتَ ُه ْم َوأَ ْش َه َد ُه ْم َعلَى أَنْ ُفس ِه ْم أَلَ ْس‬ َ َ َ
ِِ ِ ِ
‫ي‬َ ‫قَالُوا بَلَى َش ِه ْدنَا أَ ْن تَ ُقولُوا يَ ْوَم الْقيَ َامة إِنَّا ُكنَّا َع ْن َه َذا َغافل‬
Artinya:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan cucu Adam dari sulbi (tulang belakang)
meraka, dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa meraka, (seraya berfirman: “bukankah
AKU ini Tuhanmu?” Mereka menjawab “betul, (engkau adalah Tuhan kami), kami menjadi
saksi" (kami lakukan demikian itu) agar di hari kiamat kami tidak mengatakan “sesungguhnya
ketika itu kami lengah terhadap ini.”. (Q.S Al A’raf: 172)
Demikian juga sabda Rasulullah saw:
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: bahwa Rasulullah Saw bersabda: “setiap anak
dilahirkan dalam keadan fitrah, maka kedua orang tuanya lah yang membuat ia Yahudi, Nasrani
atau Majusi, sebagaimana seekor hewan ternak yang melahirkan anaknya (dengan sempurna
kejadian dan anggotanya), adakah kamu menganggap hidung, telinga dan anggota lainnya
terpotong?(H.R Bulhari dan Muslim).
Dari ayat dan hadits diatas dapat disimpulkan bahwa walaupun manusia lahir memiliki
insting untuyk bertuhs, namun iya lahit tidk beragama melainkan iya menjadi beragama bila iya
medapatkan untuk itu (Agama). Sama dengan hal-hal yang lain, komitmen untuk beragama
seseorang adalah karena pengaruh atau pendidikanorang lain dan membaginya dengan orang
lain. Dengan kata lain, interaksi social, religious merupakan keniscayaan dalam perkembangan
keragaman seseorang sejak iya lahir sampai iya kembali kepada Tuhannya.
Baik buruknya perkembangan jiwa beragama pada anak-anak sangat dipengaruhi oleh
pendidikan agama dari orang tuanya atau pendidikan lainya. Argyle dikutip dalam buku
perkembangan peserta didik dalam penelitiannya tentang hubungan keluarga dengan
perkembangan anak menyimpulkan bahwa terdapat hubunan yang sangat signifikan antara sikap
orang tua terhadap agama dan merupakan factor yang paling penting dalam membentuk sikap
beragama anak.
Dalam beribadah anak-anak cenderung meniru orang tuanya. Bandura mengatakan
“melalui identifikasi seorang anak mulai menerima sifat-sifat peribadi dan tingkah laku tertentu
sebagai sesuatu yang berguna agar bisa sesuai dan diterima orang lain.” Hal ini disebabkan
karena anak suka meniru, palagi menirui orang tuanya atau pengasuhnya yang selalu dilihat atau
di dengarnya setiap hari. Pentingnya proses peniruan ini mengajak kita semua untuk bisa menjadi
teladan yang baik bagi anak-anak. Seorang anak yang selalu melihat orang tuanya sholat,
mengaji, berbuat baik, akan mempunyai kesan yang positif terhadap pengamalan pengajaran
agama, sehingga mereka tertarik untuk mengerjakan ibadah-ibadah tersebut.
Islam sangat mengajarkan orang tua menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya ,
Rasulullah selalu mengajarkan orang tua untuk menjadi contoh yang baik buat anak-anaknya.
Rasulullah pernah menegur seorang ibu yang berjanji akan memberi anaknya kurma, tetapi tidak
berniat memenui janjinya, maka Rasulullah menegur ibu tersebut, beliau mengatakan “kalau
engkau tidak memberinya kurma maka engkau telah berdusta. Hal tersebut dapat menjadi
pendidkan pada anak bahwa berbohong dibolehkan.

Bacaan-bacaan yang bernuansa agama disekolah juga berpengaruh terhadap perkembangan


agama anak. Menurut Cassimir, buku-buku agama, majalah-majalah agama, dan benda-benda
lainnya berkaitan dengan agama merupakan alat pendidikan agama yang bersifat sengaja dan
tidak sengaja.

Meskipun kedua faktor (keluarga dan sekolah) tersebut telah diupayakan dengan sebaik-
baiknya, misalnya seorang ayah memelih istri yang soleha untuk anak-anaknya dan telah
mendidiknya menjadi ayah yang baik, selanjutnya telah mendidik anaknya untuk mendidk
anaknya menjadi baik pula, namun Allah berkehendak lain. Manusia tidak dapat menolak
kehendak Allah. Allah telah meemberi contoh didalam Al Quran bagaimana Nabi Nuh tidak
dapat mengajak anaknya menjadi hamba Allah yang beriman. Demikian juga kisah Nabi Luth
yang tidak dapat mengajak istrinya menjadi orang yang beriman kepada Allah. Nabi Ibrahim
juga tidak dapat menajak ayahya Untuk beriman Kepada Alla swt. Nabi Muhammad Saw juga
tidak dapat menolak takdir Allah ketika Pamannya Abu Tholib meninggal dunia dalam keadaan
kafir.

Bebrapa peristiwa diatas menunjukkan bahwa didalam pandangan islam, takdir Allah
merupakan faktor penentu dalam perkembangan seseorang. Sebagaimana hadis nabi Saw yang
artinya:

Sesungguhnya kejadian seseorang diantara kamu diperut ibumu adalah 40 hari pertama
berupa sperma (air mani), kemudian menjadi alaqah (segumpal darah) pada masa seperti itu
lagi (40 hari) lalu menjadi mudgah (segumpal daging), dalam masa itu (40 hari) kemudian
malaikat itus oleh Allah, lalu DIA meniupkan ruh kepada janin dan Allah memerintahkan empat
hal yaitu: rezekinya, umurnya, dan apakah dia orang bahagia atau merugi. (H.R Muslim dari
Ibnu Mas,ud)
Keluarga merupakan lembaga penting dalam pembentukan generasi penerus, keluarga
disebut juga sebagai pendidikan informal. Pendidikan informal adalah kegiatan pendidikan yang
tidak diorganisasikan secara terstruktural dan tidak mengenal ama sekali penjenjangan kronoligis
menurut tingkatan umum maupun tingkatan keterampilan dan pengetahuan.
Keluarga sebagia lingkungan pertama bagi individu dalam berinteraksi, dari interaksi ini
selanjutnya invidu memperoleh unsur dan ciri dasar dari pembentukan kepribadian melalui
akhlak, nilai-nilai, kebiasaan-kebiasan dan emosinya untuk ditampakkan dalam dalam sikap
hidup individu dan tingkah lakunya. Interaksi yang terjadi merupakan proses yang meneguhkan
peran orang tua sebagai penanggung jawab atas proses tersebut.
Motivasi keluarga didasarkan pada cinta kasih yang sangat natural, sehingga suasana
pendidikan yang berlangsung didalamnya tanpa berdasarkan kepada suasana yang tanpa
memikirkan hak. Motivasi keluarga semata-mata demi cinta kasih yang kodrati. Didalam susana
cinta dan kemesraan inilah proses pendidikan berlangsung seumur anak itu didalam
tanggungjawab keluarga. Dasar-dasar ranggung jawabkelurga terhadap pendidikan anak,
meliputi hal-hal berikut:
a. Dorongan/motovasi cinta kasih yang menjiwa huungan orang tua dengan anaknya.
b. Dorongan/motivasi kewijaban moral.
c. Tanggung jawab sebagai bagian dari kekuarga.
Dasar-dasar pendidikan yang diberikan orang kepada anak, meliputi:
a) Pendidikan agama
b) Pendidikan budi pekerti
c) Pendidikan sosial
d) Pendidikan intelek
e) Pembentukan pambiasan berkepribadian baik
f) Pendidikan kekeluargaan
g) Pendidikan nasionalisme

1.1.2. Lingkungan Sekolah


Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan, karena pengaruhnya besar sekali
terhadap jiwa anak. Karena itu disamping keluarga pusat pendidikan untuk pembentukan
kepribadian anak, karena itu sekolah sengaja disediakan atau dibangun khusus untuk tempat
pendidikan, dapat lah digolongkan sebagai tempat atau lembaga pendidikan kedua setelah
keluarga, lebih-lebih mempunyai fungsi melanjutkan pendidikan keluarga denga guru sebagai
ganti orang tua yang harus ditaati.
Pendidikan sekolah, biasanya disebut pendidikan formal karena pendidikan mempunyai
dasar, tujuan isi metode, alat-alatnya disusun secara teratur (sistematis).
Sekolah hendaknya memberikan pendidikan keagamaan, akhlak dan lainnya sesuai dengan
ajaran agama. Pendidikan agama Yng diberikan jangan bertentangan pendidikan yang telah
diberikan keluarga, sehingga mereka kebingungan. Guru adalah pendidik yang profesional,
kerena ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul tanggung jawab yang dipikul para rang
tua.
Pertumbuhan dan perkembangan kepribadian murid itu berkembang disekolah lewat
kurikulum, interaksi dengan lingkungan sosialnya (sesama murid dan guru),interaksi dengan
lingkungannya memungkinkan murid untuk mengadaptasikan dirinya agar dapat mengelola
lingkungannya sedemikian rupa .
Suatu yang sangat sulit unutk dipungkiri bahwa disekolah murid dilatih dengan disiplin
yang lebih ketat dinbandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya (keluarga dan
masyarakat).sekolah dianggap sebafai suatu lingkungan yang paling bertanggung jawab terhadap
pendidikan (murid-muridnya).
1.1.3. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat juga ikut serta dalam memikul tanggung jawab pendidikan, secara sederhana,
masyarakat dapat diartikan sebagai individu dan kelompok dan diikat oleh kesatuan negara,
kebudayaan dan agama. Setiap masyarakat mempunyai cita-cita, peraturan-peraturan dan sitem
kekuasaan tertentu. Lembaga pendidikan ini berorientasi langsung kepada hal-hal yang bertalain
dengan kehidupan. Pendidikan masyarakat merupakan pendidikan yang menunjang pendidikan
keluarga dan sekolah. Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberi arah terhadap oendidikan
anak, terutama para pemimpin masyarakat terutama penguasa yang ada didalamnya.
Dalam perkembangannya, lembaga pendidikan islam, menjadi sarana pengembangan
pribadi kearah kesempurnaan sebagai hasil dari pengumpulan dan latihan sevara terus menerus.
Lembaga pendidikan kemasyarakatan islam dapat mengambil bentuk organisasi kepanduan,
perkmupulan, pemuda, olahraga, kesenian, remaja masjid, majelis taklim, koperasi, dsb. Semua
lembaga seperti ini dapat difungsikan dalam mengemban misi pendidikan islam.
Sosial atau masyarakat adalah pendidikan tersier merupekan pebdidikan terakhir, tetapi
bersifat permanen dengan kependidikannya masyarakat itu sendiri secara sosial, kebudayaan adat
istiadat dan kondisi masayarakat setempat sebagai lingkungan material. Pendidikan dalam
pergaulan masyarakat, terutama banyak sekali lembaga seperti:
a) Masjid, surat atau langgar, musolla
b) Madrasah, pondok pesantren
c) Pengajian atau mejlis ta’lim
d) Kursus-kursus
e) badan-badan pembinaan rohani (biro pernikahaan, biro konsultasi keagamaan dll).

1.2 Pengaruh Lingkungan


1.2.1. Faktor Ekstern
Joffe membuktikan bahwa sinar rontgen mempengaruhi tingkah laku post-natal dalam
bidang tingkah laku motorik, gerak bebas, pembuangan, aktivitas, belajar deskriminatif dan
tingkah laku persetubuhan.Penelitian mengenai akibat penyinaran membuktikan akan adanya
hubungan antara kehamilan dan banyak sedikitnya penyinaran pada satu pihak dengan besar
kecilnya akibat yang ditimbulkan makin banyak dosis penyinaran makin buruk akibatnya
Berhubung penelitian tersebut dilakukan pada hewan,maka perlu kita berhati-hati dalam
menarik persamaannya dengan tingkah laku atau keadaan manusia.Memang sering kali kita tidak
bisa melakukan percobaan-percobaan pada manusia berhubung adanya kode etik dalam hal itu.
Pemakaian obat-obatan jelas memberikan pengaruh terhadap tingkah laku, meskipun
sering tidak nampak tanda-tanda morfologis. Pengaruh obat penenang seperti softenon atau
thalidomid sangat besar karena hingga dapat mengakibatkan cacat yang berat.Penelitian antara
1959-1962 menemukan bahwa cacat yang disebabkan oleh Thalidomid terjadi antara hari ke-34
dan ke-50 jadi, antara minggu kelima dan ketujuh usia kehamilan. Knebel (1973)mengemukakan
bahwa terjadinya kelainan-kelainan jantung juga terjadi pada usia kehamilan yang awal
ini. Usaha-usaha pengguguran dengan obat-obatan pada usia kehamilan awal ini dapat
menyebabkan gangguan-gangguan perkembangan.Akibat-akibat tersebut dapat terjadi pada usia
kehamilan yang dianggap masih kebal terhadap segala jenis gangguan.
1.2.2. Ketegangan Emosioal
Beberapa studi kasus dalam penelitian Fels (Yellow Springs,Ohoi)yang telah mengadakan
penelitian sejak tahun 1929 (lihat Sontag dkk,1958)membuktikan bahwa para wanita dengan
susuna saraf otonom yang labil mempunyai fetus yang paling aktif.dalam delapan kasus dalam
Institut Fels ditunjukkan adanya kenaikan aktivitas yang sangat menyolok pada fetus sebagai
akibat ketegangan emosi pada ibu (misalnya pada satu kasus karena ancaman pembunuhan oleh
suami, pada kasus lain karaena kecelakaan lalu lintas dengan akibat serius pada keluarga).
Fetus yang aktif pada waktu dilahirkan mempunyai berat badan yang kurang serta
menunjukkan masalah-masalah makan.Menurut psikis dalam dua bulan yang pertama dapat
menyebabkan gangguan sentral.Misalnya kelainan yang disebut mongolismus
atau’Downsyndrome’dihubungkan dengan ketegangan psikis pada dua bulan yang pertama. Bila
ketegangan psikis tadi terjadi pada periode fetal,yaitu sesudah bulan yang kedua,maka terjadilah
apa yang disebut sindrom nafsu yang terhambat.Di sini diketemukan sedikit aktivitas,sedikit
spontanitas pada umumnya terjadi suatu tingkah laku apatis.
1.2.3. Takhayul dan kenyataan di Indonesia
Di Indonesia banyak dipermasalahkan mengenai pengaruh tingkah laku orang tua terhadap
keadaan bayi yang akan dilahirkan misalnya:bila ayah atau ibu atau keduanya benci pada
seseorang anak maka anaknya akan mirip dengan orang yang di benci tadi.Bila ayah atau ibu
membunuh seekor hewan misanya ular,pada waktu ibu sedang hamil,anaknya akan mempunyai
gambar sirip ular pada kulitnya.Hal-hal ini semua belum merupakan hasil pembuktian ilmiah,dan
itu masih termasuk lingkup takhayul.
Satu hal yang perlu medapat keteranagn secara ilmiah adalah kenyataan bahwa seorang ibu
hamil menginginkan sesuatu (biasa makanan=ngidam) kadang-kadang yang aneh-
aneh, misalnya makanan tertentu,buah-buahan yang masam menginginkan bau-bauan tertentu
misalnya minyak kayu putih,ingin senantiasa menghalau nyamuk,mula membau keringat atau
rokok suami.Hal-hal yang aneh masih banyak didengar dikalangan indonesia.

2. Pengertian Kematangan
Kematangan adalah siapnya suatu fungsi kehidupan, baik pisik maupun psikis untuk
berkembang dan melakukan tugasnya denagn baik. Bagaimanapun kayanya pembawaan
seseorang individu dan betapapun baiknya lingkungan yang tersedia baginya bila belum
mencapai kematangan untuk berfungsi maka suatu fungsi kehidupan belum dapat berkembang
optial. Kematangan (maturation) adalah urutan perubahan yang dialami individu secara teratur
yang ditentukan oleh rancangan genetiknya (Santrock dan Yussen, 1992).
2.1. Pentingnya Tingkat Kematangan
Anak yang berumur empat atau lima tahun tidak menikmati keindahan musik dunia dan
kita tidak boleh memperkirakan hal itu. Karena kita semua tahu bahwa anak pada tahap ini
senang mendengarkan musik dan lagu-lagu sederhana sesuai dengan tingkatnya. Kematangan
dan kesukaannya terhadap musik bertumbuh apabila ia telah tumbuh dan dewasa, apabila ia
mendapat kesempatan mendengarkan dan belajar musik.
Anak belum mampu menguasai suatu macam kegiatan atau keterampilan, apabila ia belum
sampai tahap kematangan yang cukup, yang diperlukan waktu kegiatan tersebut, baik itu
menyusun kancing baju,membuat rumah untuk boneka kecil atau memotongkayu memakai
gergaji. Dan kita tidak patut mengharapkannya akan senang pada kegiatan tertentu yang sesuai
dengan tingkat yang ebih matang dari padanya.
Gessel menyatakan bahwa anak umur lima tahun condong pada mendengarkan rekaman
musik bergambar dari pada mendengarkan radio, ia condong kepada mendengarkan musik yang
sama. Akan tetapi, pada umur enam tahun, kecondongannya untuk mendengar radio meningkat
pada umur enam tahun dan kecenderungan untuk mendengar percakapan lebih besar dari pada
kecenderungan program musik. Ketika ia telah sampai pada umur tujuh tahun, bertumbuh
padanya kecenderungan untuk mendengarkan cerita-cerita yang berharga, dan kepahlawanan
melalui siaran radio setelah ia berumur sembilan tahun, kecondongannnya pada kisah-kisah dan
cerita yang samar-samar dan memerlukan penelitian serta pengambilan kesimpulan seperti
mengikuti penjahat dan mencari orang yang melarikan diri.
Apabila telah dewasa, kecondongannya beralih kepada ingin mendengarkan program-
program jenis lainnya. Kecondongannya terhadap bermacam-macam program sesudah itu,
tergantung kepada banyak faktor, seperti umur, kemamouan mental, pengaruh sekolah, keluarga
dan sebagianya.
Hal tersebut dapat menjadi pendidikan Kematangan (maturation) adalah urutan perubahan
yang dialami individu secara teratur yang ditentukan oleh rancangan genetiknya (Santrock dan
Yussen, 1992). Kematangan dianggap sebagai suatu pembawaan (nature), yakni warisan biologis
organisme yang dibawa sejak lahir. Disisi lain, pengalaman (experience) merupakan peristiwa-
peristiwa yang di alami oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungan (nature), yakni
sebagai pengalaman-pengalaman environmental yang diperoleh individu dalam kehidupannya.

Para ahli psikologi perkembangan menekankan unsure kematangan atau pembawaan


(maturationists) mengklaim warisan biologis sebagai unsur yang paling mempengaruhi
perkembangan anak. Sebaliknya para ahli yang mengutamakan unsure pengalaman atau
lingkungan (nature) menganggap pengalaman-pengalaman environmental sebagai factor yang
paling penting dalam perkembangan anak.
Menurut pandangan naturasional, pada dasarnya individu berkembang dalam cara yang
terpola secara genetik, kecuali kalau terganggu atau terhambat oleh faktor lingkungan yang
sifatnya merusak. Rancangan atau struktur genetic akan menghasilkan komunalitas- komunalitas
dalam pertumbuhan dan perkembangan individu.

Kaum maturarasionalistists mengakui bahwa kondisi lingkungan yang ekstrim dapat


menyebabkan gangguan terhadap proses perkembangan anak, tetapi mereka meyakini bahwa
kecenderungan-kecenderungan dasar pertumbuhan dan perkembangan individu telah terpola
secara genetik.

Sebaliknya, kaum environmentalists menekankan pentingnya pengalaman dalam


perkembangan anak. Unsur genetik individu sekedar mewariskan potensi dasar. Perkembangan
anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan.

Disamping dua kelompok aliran diatas, ada pula paara ahli perkembangan (interationests)
yang mempercayai bahwa hampir semua kualitas fisik dan psikis individu merupakan hasil dari
pengaruh pembawaan dan lingkungan.

Dalam prakteknya, menentukan kontribusi kematangan (pembawaan) dan pengalaman


(lingkungan) terhadap pertumbuhan dan perkembangan individu secara pasti akan sulit
dilaksanakanpada anak bahwa berdusta dibolehkan.
BAB III
KESIMPULAN
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia, baik berupa benda
matimakhluk hidup, ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk masyarakat.
Anak dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarganya, anak mendapat asuhan dan buaian
pertama kali adalah keluarga melalui ibu dan bapaknya.
Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan, karena pengaruhnya besar sekali
terhadap jiwa anak. Karena itu disamping keluarga pusat pendidikan untuk pembentukan
kepribadian anak.
Masyarakat juga ikut serta dalam memikul tanggung jawab pendidikan, secara sederhana,
masyarakat dapat diartikan sebagai individu dan kelompok dan diikat oleh kesatuan negara,
kebudayaan dan agama.
Kematangan adalah siapnya suatu fungsi kehidupan, baik pisik maupun psikis untuk
berkembang dan melakukan tugasnya denagn baik.

Anda mungkin juga menyukai