Aldy.ky latoana
Aldy.ky latoana
O 121 16168
Kelas : Ptk 7
Kelompok : 03 (Tiga)
Universitas : Tadulako
Mengetahui Penyusun
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kita panjatkan kepada allah swt karena rahmatnya dan hidayanya penulis
dapat menyelesaikan laporan praktikum ilmu produksi tenak unggas peternakan ini guna
melengkapitugas mata kuliah ilmu produksi tenak unggas dijurusan peternakan fakultas
peternakan & perikanan universitas tadulako. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
1. Dosen mata kuliah ilmu produksi ternak ungga fakultas peternakan & perikanan
universitas tadulako
2. Teman – teman dan semua pihak yang telah memberi bantuan dalam penulisan laporan
ini .
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa akan datang. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya mahasiswa peternakan & perikanan
universitas tadulako
1. Dosen mata kuliah ilmu produksi ternak ungga fakultas peternakan & perikanan
universitas tadulako
2. Teman – teman dan semua pihak yang telah memberi bantuan dalam penulisan laporan
ini .
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurngan oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa akan datang. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya mahasiswa peternakan & perikanan
universitas tadulako
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Mengidentifikasi Organ Reproduksi Ayam Dan Itik ( Jantan Dan Betina )
2.2 Mengidentifikasi Organ Pencernaan Ayam Dan Itik
2.3 Pengenalan Bahan Penyusun Ransum
2.4 Pengenalan Bentuk Kandang
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
(aves).Jenis unggas yang umum dipelihara adalah ayam, itik, puyuh, dan burungmerpati.
Unggas air memilki perbedaan yang spesifik dengan unggas darat dari luarnya yang menunjukan
perbedaan habitat, makanan, cara pertahanan diri dan kebiasaannya. Ransum merupakan pakan
yang siap diberikan kepada ternak terdiri dari campuran bahan – bahan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi ternak selama 24 jam.Formulasi ransum berguna untuk meminimalisir biaya
yang dikeluarkan untuk pakan tetapi dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ternak tersebut. Ransum
yang baik membutuhkan beberapa data seperti bahan pakan yang meliputi kandungan gizi serta
adanya zat anti nutrisi atau zat berbahaya yang terkandung di dalamnya.Sistem kandang
merupakan pembentukan suatu kandang sesuai dengan tujuannya hingga membuat ternak merasa
1.2 TUJUAN
perkandangan yang baik, teknik maupun cara dalam penyusunan ransum, factor - faktor yang
Sistem Reproduksi JantanAlat reproduksi ayam jantan terdiri atas alat kelamin pokok dan alat
kelamin pelengkap. Alat kelamin pokok adalah organ yang langsung membentuk spermatozoa
yaitu testis. Alat kelamin pelengkap terdiri atas saluran yang menuju kloaka yaitu
epididymis,vasdefferens,dan papillae.
Terdapat 3 bagian utama:
sepasang testes
sepasang saluran deferens (ductus deferens)
kloaka
Sistem reproduksi ayam betina dibantu oleh alat-alat reproduksi.Alat reproduksi tersebut
berupa ovarium (kantong telur) yang berfungsi sebagai pembentuk telur dan dilengkapi dengan
oviduct (saluran telur). Selain alat-alat reproduksi, sistem reproduksi ayam betina juga dibantu
oleh hormon-hormon reproduksi seperti hormon FSH (Follicle Stimulating Hormon) yang
berfungsi merangsang ovarium untuk membentuk folikel telur dan hormon-hormon lain. Proses
Mula-mula hormon FSH merangsang ovarium untuk membentuk folikel yang jumlahnya
cukup banyak (20.000 sel waktu embrio, setelah ayam dewasa kelamin ada sekitar 400
calon telur yang siap matang selama hidup ayam). Folikel yang telah terbentuk makin
lama makin besar. Ketika folikel telah berbentuk bola dengan diameter 40 mm (telah
magnum untuk membentuk putih telur kental dan melapisi kuning telur. Panjang magnum
selaputputih (dalam dan luar) yang akan membungkus semua isi telur yang disalurkan
oleh magnum.
Di uterus isi telur ditambah dengan air dan larutan mineral yang terdiri dari natrium,
kalsium, dan kalium. Denganbantuan hormon estrogen terjadi proses pembentukan kulit
dikeluarkan dari tubuh ayam. Sesaat sebelum keluar, kulit telur dilapisi oleh lapisan
mukosa yang akan mengering begitu telur dikeluarkan dari tubuh ayam. Lapisan mukosa
ini berguna melindungi permukaan kulittelur dari bibit penyakit/zat-zat halus lain yang
Dengan bantuan hormon oksitosin, telur didorong dari vagina ke kloaka kemudian
dikeluarkan dari tubuh ayam. Proses pembentukan telur di dalam oviduct kurang lebih 25
ayam untuk memanfaatkan nutrien dari pakan atau bahan pakan yang diperlukan tubuh untuk
hidup, beraktivitas, berproduksi dan bereproduksi. Sistem pencernaan ayam terdiri atas rongga
mulut, esofagus dan temboloknya, lambung kelenjar, lambung otot, usus halus, usus besar,
kloaka dan anus, beserta kelenjar asesori yaitu hati dan pankreas.Kelenjar ludar mensekresikan
saliva ke dalam rongga mulut untuk membasahi makanan agar mudah ditelan. Saliva
mengandung enzim pencernaan yang akan memecah makanan secara kimiawi. Lidah membantu
(enzimatis), dan mikrobiologis (North, 1978). Prinsip pencernaan pada unggas ada tiga macam,
yaitu pencernaan secara mekanik (fisik) dilakukan oleh kontraksi otot polos, terutama terjadi di
empedal (gizzard) yang dibantu oleh bebatuan (grit), pencernaan secara kimia (enzimatik)
dilakukan oleh enzim pencernaan yang dihasilkan kelenjar salivadi mulut, enzim yang dihasilkan
oleh proventikulus,enzim dari pankreas,enzim empedudari hati, dan enzim dari usus halus, dan
pencernaan secara mikrobiologik (jumlahnya sedikit sekali) dan terjadi di sekum dan kolon.
Secara umum pencernaan unggas meliputi aspek tiga aspek,yaitu digesti yang terjadi pada paruh,
tembolok,proventikulus, ventrikulus (empedal/ guisar), usus halus, usus besar dan ceca, absorbsi
yang terjadi pada usus halus (small intestinum) melalui vili-vili (jonjot usus), metabolisme yang
terjadi pada sel tubuh yang kemudian disintesis menjadi protein, glukosa dan hasil lain untuk
pertumbuhan badan, produksi telur atau daging, pertumbuhan bulu, penimbunan lemak, dan
Ransum adalah campuran bahan pakan yang sudah dipilih yang mengandung semua gizi
dibutuhkan oleh unggas untuk berproduksi sesuai umur dan ukuran tubuhnya (Rasyaf,
2011).Prinsip penyusunan ransum adalah menyamakan kandungan nutrisi bahan pakan terpilih
dengan kebutuhan ayam yang dipelihara (Rasyaf, 2008).Ayam broiler fase finisher
membutuhkan protein kasar 18 – 20% dan energi metabolis 3000 – 3200 kkal/kg (Yuwanta,
2004).Keseimbangan protein dan energi dalam penyusunan ransum perlu diperhatikan. Protein
dijadikan sebagai patokan karena kualitas suatu bahan dan harga pakan ditentukan oleh kadar
protein tersebut (Rukmana, 2007). Teknik pencampuran ransum yaitu pertama tama, bahan
pakan disusun berlapis secara vertikal yang jumlahnya paling besar diletakkan pada lapisan
paling bawah dan bagian kecil diletakkan semakin keatas kemudian semua bahan pakan tersebut
Penyusunan ransum merupakan suatu metode atau cara mencampurkan beberapa bahan
pakan yang diberikan pada ternak sesuai dengan kebutuhan ternak untuk memenuhi
kebutuhannya selama 24 jam dan sebagai pertumbuhan dan produksinya dengan berbagai
pertimbangan yakni dengan beberapa metode antara lain metode trial and error method (coba -
(Suprijatna dkk., 2005). Metode formulasi ransum yang mudah untuk mendapatkan ransum yang
murah dan berkualitas diperlukan yang betujuan untuk digunakan, lebih cepat dan akurat dalam
penentuan komposisi bahan (perhitungan) dan yang paling utama adalah mendapatkan biaya
serendah mungkin dalam perhitungannya yakni ada beberapa cara pencampurannya atau
formulasinya antara lain linear programming, trial and error, equation dan pearson’s square
Pemilihan bahan pakan sebaiknya memiliki kandungan gizi yang disesuaikan sesuai
dengan kebutuhan ternak, mudah dicerna agar efisiensi pakan, bahan pakan tidak mengandung
racun yang dapat menyebabkan penyakit bahkan kematian, mudah diperoleh dan harganya
murah (Devani dan Basriati, 2015). Standar kebutuhan akan energi metabolis pada ayam periode
starter adalah 2800 -3200 kkal/kg dan pada unggas fase finisher energi metabolisme sebesar
2800 -3300 kkal/kg, standar protein kasar untuk periode starter adalah 18 - 23 % dan periode
finisher adalah 18 - 22% (Rasyaf, 1995). Serat kasar dalam ransum ayam hanya 5% (Siregar,
1970). Total kebutuhan unggas broiler finisher PK sebesar 20%, LK sebsar 3 - 4%, SK sbesar 3 -
5%, Ca 0,9%, Phospor 0,4%, EM 3200 KKal/kg, Lisin 1,0% dan Metionin 0,38% (NRC, 1984).
Beberapa bentuk pakan yang diberikan pada ternak khususnya unggas ada bermacam
macam antara lain crumble yang merupakan tipe ransum yang dihasilkan dari campuran bahan
pakan, pellet yang merupakan bahan pakan yang dipadatkan menggunakan mesin pellet dan
mash (Jahan dkk., 2006). Pemberian pakan dapat dilakukan dengan cara adlibitum atau secara
terus - menerus (Manurung, 2011). Pemberian pakan sesuai interval yaitu dengan mengatur jarak
waktu antara pemberian ransum setiap harinya (Syahwani, 2004). Metode pemberian pakan
secara force feeding yaitu dengan mempuasakan ayam terlebih dahulu dan kemudian ayam
Kandang merupakan kebutuhan primer awal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu
sebagai tempat untuk ternak hidup setiap harinya dan berproduksi (Haryoto, 1999). Evaluasi
perkandangan dilihat dari aspek layout perkandangan dan konstruksi bentuk kandang serta daya
tampung seberapa banyak jumlah ayam dalam suatu kandang (Nadzir dkk., 2015). Kondisi
kandang yang baik merupakan kandang yang berada jauh dari pusat keramaian (Muslim, 2006).
Syarat kandang dikatakan baik juga harus dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi unggas
Kandang ideal yang baik dan sehat memiliki ciri - ciri antara lain kandang menghadap
timur dengan ventilasi yang baik (Ustomo, 2016). Jarak kandang dari pemukiman yang baik
minimal 500 m dari pemukiman supaya tidak terjadi pencemaran udara, air dan kotoran disekitar
kandang (Yuwanta, 2004).Kandang baterai yang baik di letakkan dengan ketinggian minimal 40
cm dari permukaan lantai untuk memberikan ruang gerak udara (Sudarmono, 2003).Standar
Bagian konstruksi kandang yang perlu di perhatikan meliputi dinding kandang, atap
kandang, lantai kandang, dan sistem kandang (Marconah, 2012). Tipe atap kandang ayam petelur
dibagi menjadi beberapa jenis meliputi tipe atap miring, tipe A, tipe monitor, dan semi monitor
(Udjianto, 2016). Berdasarkan tipe dinding kandang ayam di bagi menjadi dua yaitu kandang
terbuka dan kandang tertutup (Rahayu dkk., 2011). Tipe alas yang baik terbuat dari semen yang
ditutup dengan sekam, pasir kering dan kapur, dan ukuran mencukupi kebutuhan gerak
ayam(Ustomo, 2016).
pertumbuhan unggas, populasi yang terlalu padat dapat mengakibatkan stress pada ayam
(Tamalludin, 2014). Temperaturlingkungan, tipe kandang, ukuran ayam, dan umur ayam
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepadatan kandang (Suprijanta dkk., 2005).
Daya dukung kandang juga berpengaruh berpengaruh terhadap pertumbuhan unggas, karena
daya dukung kandang dapat menjaga kondisi lingkungan unggas aga tidak muda stress, daya
dukung kandang meliputi tempat makan, tempat minum, alat pemanas, alat penerang dan alat
METODE PELAKSANAAN
Praktikum ilmu produksi ternak unggas dilaksanakan pada hari sabtu tangal 2 november
2019 pukul 08:00-12:00 WITA dengan materi karakteristik morfologi ayam jantan dan betina,
itik jantan dan betina. Mengukur organ reproduksi ayam jantan dan betina. Mengukur organ
pencernaan ayam dan itik ( jantan dan betina ). Pengenalan bahan pakan penyusun ransum.
3.2.1 Bahan dan Alat Identifikasi Organ Reproduksi & Pencernaan ayam dan itik ( jantan dan
betina )
HasilDan Pembahasan
4.1 Hasil
1). Hasil identifikasi organ reproduksi ayam dan itik (jantan dan betina)
Testis
Epididimus
Vas deferens
Organ kopulasi
Fertilisasi
Ovarium
Ifundibulum
Magnum
Uterus
Vagina
Kloaka
Paruh/mulut
Esophagus
Tembolok/crop
Proventrikulus
Gizzard/ventrikulus
Usus halus (terdapat duodenum,jejunum,dan ileum
Sekum
Usus besar
Kloaka
Paruh/mulut
Esophagus
Proventrikulus
Gizzard/ventrikulus (duodenum,jejunum,dan ileum)
Sekum
Usus besar
Kloaka
4.2 PEMBAHASAN
Dedak padi
Dedak padi merupakan hasil ikutan penggilingingan padi yang berasal dari
lapisan luar beras pecah kulit dalam proses penyosohan beras ,proses
pengolahan gabah menjadi beras akan menghasilkan dedak padi kira-kira
sebanyak 10% pecahan-pecahan beras atau menir sebanyak 17%,tepung
beras 3%,sekam 20% dan beras nya sendiri 50%.presentase tersebut sangat
bervariasi tergantung pada variates dan umur padi,derajat penggilingan serta
penyosohannya (grist,1972).
Konsentrat
Konsentrat adalah suatu bahan pakan yang digunakan bersama bahan pakan
lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan makanan dan
dimaksudkan untuk disatukan dan dicampur sebagai suplemen (pelengkap)
atau pakan pelengkap (Hartadi dkk<1991). Konsentrat terdiri dari campuran
jagung,dedak halus ,bungkil kelapa dan ttepung ikan .kualitaspakan
konsentrat komersial buatan pabrik berupa pellet memiiliki kandungan
protein yang tinggi (Nismas dkk,2012 )
a) . kapasitas kandang
kapasitas kandang berkaitan dengan kepadatan kandang ,dan kondisi ini juga berhubungan
dengan iklim mikro kandang.
Menurut murni (2009),kapasitas kandang ayam pedaging sesuai dengan tingkat umur ayam
pedaging yaitu :
b) peralatan kandang
Tempat pakan
Tempat air minum
Alat pemanas/heater
Dinding kandang
Atap kandang
Ventilasi kandang
c) kandang kolonil/alas liter
System ini menggunakan lantai tanah yang sudah dipadatkan atau semen plaster ,lalu
diatasnya ditaburi dengan bahan litter (alas lantai ).untuk lantai dari tanah yang dikeraskan
,biasanya tanah dicampur dengan pasir dan kapur agar lebih bisa menyerap air dan menetralisir
ammonia, sedangkan bahan litter yang digunakan umumnya adalah sekam padi ,selain sekam
padi ,juga bisa digunakan serbuk,gergaji,serutan kayu yang halus,potongan kulit kacang ,ataupun
tongkol jagung.semakin tebal lapisan atau alas litter ,maka suhu ruangan kandang akan semakin
hangat,namun ,lapisan litter yang terlalu tebal akan menambahkan beban kerja karyawan
bilamana akan mengganti bahan litter tersebut dengan yang masih segar.
d) kandang batrey ayam broiler
kandang tipe battery merupakan modifikasi dari kandang sistem sangkar atau
kurungan,yang disusun secara berderet memanjang ,bertingkat dua atau lebiih.setiap sangkar
bisa untuk satu ekor ayam atau kalua ayam tipe rinngan bisa diisi dua ekor,hasil penelitian yang
sudah ada,pengisian satu ekor per lokal kandang battery adalah lebih baik disbanding kan dengan
lebih satu ekor lokal.hal ini kemungkinan disebabkan adanya sifat-sifat atau tingkah laku
kehidupan social dari ayam.dasar lantai kandang sisteem battery dibuat agak condong kedepan
dengan harapan agar telur dapat menggelinding kedepan untuk memudahkan pengambilan
telur.sistem kandang battery dipandang kurang menguntungkan untukk pemeliharaan ayam buras
pedaging karena sering menimbulkan lepuh dada atau pemmbengkakan pada tulang dada.
sistem reproduksi jantan –alat reproduksi unnggas jantan terdiri atas alat kelamin pokok
dan alat kelamin pelengkap.alat kelamin pokok adalah organ yang langsung membentuk
spermatozoa yaitu testis,alat kelamin pelengkap terdiri atas saluran yang menuju kloaka
yaitu epididymis,vas deferens,dan papillae.
Terdapat 3 bagian utama ;
sepasang testes
sepasang saluran deferens (ductus deferens )
kloaka
testis
2. jaringan interstitial yang terdiri dari sel glandular ( seling Leydig ) tempat
disekresikannya hormon steroid ,androgen dan testosterone.
Saluran deferens
Alat kopulai pada ayam berupa papila (penis) yang rudi menter
Pada itik (unggas air) berbentuk spiral dengan panjang sekitar 15 cm
Pada papilla di produksi cairan transparan yang bercampur dengan
sperma pada saat terjadi kopulasi
Mekanisme spermatogenesis
Ovarium
Oviduct
5.1 KESIMPULAN
Unggas jantan umumnya memiliki tampilan yang cenderung menarik untuk sebagai
penarik perhatian betina.Saluran respirasi unggas terbang cenderung memiliki pundi-pundi udara
yang besar utuk meringankan saat terbang. Bentuk paruh dan organ pencernaan lain pada unggas
dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan suatu formulasi ransum dibutuhkan
ketelitian dalam perhitungan agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi suatu ternak.Selain
memenuhi kebutuhan nutrisi suatu ternak juga dapat mencari bahan – bahan campuran dengan
diperoleh dari praktikum sistem kandang yaitu dapat mengetahui keadaan kandang yang diatur
untuk membuat ternak menjadi nyaman dengan konstruksi kakandang yang dapat diatur dengan
5.2 SARAN
Saran untuk praktikum sebaiknya dilakukan dengan lebih teliti, hati-hati, tertib dan tepat
Afiati, F., Herdis dan S. Said. 2013. Pembibitan Ternak dengan Inseminasi Buatan. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Horhoruw, W. M. 2012. Ukuran saluran reproduksi ayam petelur fase pullet yang diberi pakan
dengan campuran rumput laut (Gracilarria edulis). J. Ilmu Ternak dan Tanaman. 2 (2) : 75 – 80.
Nadzir, A. Tusi, A. Haryanto. 2015. Evaluasi desain kandang ayam broiler di desa rejo binangun,
kecamatan raman utara, kabupaten lampung timur. J. Teknik Pertanian Lampung. 4 (4) : 255-
266.
Prasetyo, L. H. 2006. Strategi dan Peluang Pengembangan Pembibitan Ternak Itik. J.Wartazoa
16 (3) : 109 - 115
Rahayu, I., T. Sudaryani dan H. Santosa. 2011. Panduan Lengkap Ayam. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Siwi, N., T. H. Wahyuni dan Hamdan. 2014. Identifikasi morfologi dan morfometri organ
pencernaan serta sifat kualitatif warna bulu Belibis Kembang (Dendrocygna arcuata) dan Belibis
Batu (Dendrocygna javanica). J. Peternakan Integratif. 2 (2) : 193 – 208.
Suprijatna, E., U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Suprapti,S.W.H., J. Wahju, D. Sugandi dan D.J. Samosir. 2008. Implementasi dedak padi
terfermentasi oleh Aspergillus ficuum dan pengaruhnya terhadap kualitas ransum serta
performans produksi ayam petelur. J.Indon.Trop.Anim.Agric. 33 (4) : 255–261.