Anda di halaman 1dari 9

Nama : Robi Bahroni

Nim : 2100269
Kelas : Pendidikan Teknik Mesin – B
Topik : Urgensi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

A.Psikologi dan Psikologi Pendidikan


Psikologi adalah ilmu yang bertujuan untuk memahami manusia, dengan
tujuan agar dapat meperlakukannya dengan tepat. Psikologi berasal dari kata
Yunani yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti pengetahuan.Jadi
psikologi berarti ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai berbagai
gejala, proses maupun latar belakangnya. Namun demikian jika mengacu pada
salah satu syarat ilmu yakni adanya objek yang dipelajari, maka tidak tepat jika
psikologi diartikan dengan ilmu yang mempelajari jiwa, karena jiwa adalah
sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung. Maka dari
itu, obyek psikologi ini yang dapat diamati atau dikaji secara langsung dapat
berbentuk perilaku atau sikap individu dalam berinteraksi dalam lingkungannya
(Saleh, 2018).
Psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang berusaha memahami perilaku
manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga untuk memahami
bagaimana makhluk ini berpikir dan merasa.Pertama psikologi adalah studi
(pendidikan) tentang roh, ke-2 psikologi adalah ilmu tentang kehidupan mental,
ke-3 psikologi adalah ilmu tentang perilaku organisme.Berdasarkan cakupannya
psikologi terbagi menjadi dua bagian yaitu psikologi umum yang membahas
perilaku pada umumnya dan psikologi khusus yang membahas perilaku atau sikap
individu dalam situasi khusus, yaitu sebagai berkut : Psikologi perkembangan,
Psikologi kepribadian, Psikologi klinis, Psikologi abnormal, Psikologi industri,
dan psikologi pendidikan.Adapun tujuan mempelajari Psikologi dalam pendidikan
diantaranya adalah :
1. Untuk memperoleh paham tentang gejala-gejala jiwa dan pengertian yang
lebih sempurna tentang tingkah laku sesama manusia pada umumnya dan
anak-anak pada khususnya.
2. Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa
sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku manusia atau anak
3. ntuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan baik (Nurjan, 2016).
Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-
faktor yang berhubungan dengan pendidikan.Sedangkan pendidikan adalah proses
pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar.Psikologi
pendidikan merupakan ilmu terapan dari dua disiplin ilmu yang berbeda antara
psikologi dan pendidikan.Guru sebagai pembimbing, pendidik, dan pelatih bagi
siswanya, dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun
perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya.Psikologi pendidikan dapat
dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya telah memiliki kriteria
persyaratan suatu ilmu, yakni: ontologis, epistemologis, dan aksiologis (Rasel,
2019).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, yaitu sebagai berikut:
- faktor pisiologis yang meliputi faktor material pembelajaran, faktor
lingkungan, faktor instrumental dan kondisi individual subjek didik
- faktor psikologis yang meliputi perhatian, pengamatan, ingatan, berfikir,
dan motif (Sriyanti, 2011).

B.Kontribusi Psikogi Terhadap Pendidikan


Dalam dunia pendidikan, Psikologi juga turut memberikan kontribusi
terhadap proses pembelajaran.Kontribusi tersebut diantaranya meliputi:
Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Pengembangan Kurikulum, Kontribusi
Psikologi Pendidikan terhadap Sistem Pembelajaran, dan Kontribusi Psikologi
Pendidikan terhadap Sistem Penilaian (Hasan dan Arif, 2021).
C.Faktor-Faktor Psikologi Dalam Belajar
Hal yang mendorong seseorang itu untuk belajar menurut N. Frandsen
(1961) yaitu:
1. Memiliki sifat ingin tahu dan menyelidiki dunia luar
2. Memiliki sifat kreatif dan ingin selalu maju
3. Memiliki keinginan untuk mendapatkan simpati dari semua orang
4. Memiliki keinginan untuk memperbaiki kegagalan
5. Memiliki keinginan untuk mendapatkan keamanan dalam menguasai
pelajaran.
C.Peran Psikologi Dalam Pendididkan
Psikologi pendidikan berupaya untuk mencapai perilaku psikologis yang
sesuai dalam interaksi antara setiap aktivitas pendidikan.Oleh karena itu, ilmu
psikologi pendidikan harus menjadi syarat yang diperlukan bagi pendidik untuk
mewujudkan peran pendidikannya.Secara singkat dapat dijelaskan bahwa
pengetahuan psikologis tentang siswa sangat penting dalam kegiatan dan proses
pendidikan.
D.Peran Guru Dalam Pendidikan
Menurut Pullias dan Young (1988), serta Yelon dan Weinstein (1997)
peran guru dalam pendidikan yaitu sebagai berikut ;
1. Pendidik
2. Pengajar
3. Pembimbing
4. Pemimpin bagi peserta didik
5. Pengelola pembelajaran
6. Tokoh teladan bagi peserta didik
7. Komunikator pembangunan masyrakat
8. Administrator dalam bidang pendidikan
9. Penasehat bagi peserta didik
10. Inovator bagi peserta didik
11. Pendorong kreatifitas.
Nama : Robi Bahroni
Nim : 2100269
Kelas : Pendidikan Teknik Mesin – B
Topik : Pekembangan Peserta Didik Usia Remaja

Perubahan Tubuh Manusia Saat Masa Pubertas Serta


Rasanya Mengalami Pubertas

Banyak perubahan akibat pubertas yang tak terlihat, salah satunya kita
bertumbuh besar, laki-laki dan perempuan memiliki periode pertumbuhan yang
berbeda,karena perempuan mendapat dorongan tumbuh diawal pubertas,
sedangkan laki-laki terjadi pada akhir pubertas yakni jangka waktu 4 tahun,
perubahan pada tubuh laki-laki mengacu pada kebutuhan untuk kekuatan fisik,
perkembangan fisik remaja lebih maju dari pada kemajuan emosionalnya.pada
masa anak-anak otak terus berkembang tanpa adanya selaput yang
menghalanginya, tetapi saat terjadinya awal pubertas mulai terbentuk selaput yang
menghalangi otak.
Selain dalam bentuk fisik, seseorang pun akan tumbuh menjadi dewasa
dengan menghadapi berbagai tantangan yang harus dia hadapi dan harus
bertanggung jawab atas apa yang dia jalani terutama pada laki-laki.Mereka belajar
menggunakan akal untuk mengatasi situasi yang kompleks,Yakni pada saat masih
kecil, kita cenderung melihat kehidupan dalam hitam atau putih dan mereka masih
mempunyai pandangan yang sangat sederhana.Sedangkan pada saat mulai dewasa
reaksi atau pandangan mereka pun menjadi sangat berbeda akan membuat
penilaian moral yang lebih kompleks.Hormon-hormon kita telah melakukan hal
yang "terburuk".Perempuan menjadi wanita dan sedangkan laki-laki menjadi pria
yang dewasa. Setelah melewati masa pubertas selama beberapa tahun akhirnya
kita akan merasa lega karena setidaknya sekarang kita bisa mengendalikannya dan
siap atau tidak kita akan menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan
dibandingkan masa kecil.
Kita mengira bahwa kita mengendalikan tubuh kita tetapi sebenarnya
tubuh kita yang mengendalikan kita.Otak merupakan pengendali atau yang
mengandalkan pubertas, kita tidak tahu kapan itu terjadi dan tidak bisa
memutuskan kapan terjadinya, setiap hormon mempunyai pesan tersendiri, dan
hormon pubertas bisa merubah kehidupan kita selamanya.Hormon juga ikut andil
dalam perubahan tubuh serta mempengaruhi otak juga, akibat dari pendewasaan
adalah kebingungan yang tak terdefinisi, namun memberikan kematangan fisik,
emosional dan seksual.
Hormon pubertas biasanya diproduksi pada malam hari, maka dari itu
banyak yang gelisah.Sistem biologis telah mengambil alih hormon di dalam tubuh
yang menyebabkan perubahan bentuk, hal yang luar biasa pada pubertas adalah
perbedaan perubahan antara laki-laki dan perempuan.Ketika tubuh perempuan
mulai berubah bentuk yang tak terlihat, tetapi perubahan penting terjadi didalam
tubuh yakni di ovarium.Ovarium tidak hanya menghasilkan hormon yang
mendorong pubertas, tetapi berisi bahan mentah untuk kehidupan baru.Setiap
perempuan memiliki telur yang berjumlah lebih dari 100 ribu.Sejak masa pubertas
terjadi, setiap bulannya salah satu telur itu akan dilepas dan terbawa ke Tuba
Fallopi.Untuk menempuh perjalanan sepanjang 15cm, telur memerlukan waktu
sepanjang 3 hari dari ovarium ke rahim.Sementara itu, rahim mempersiapkan diri
untuk kemungkinan hamil lalu dindingnya menebal dan siap menjadi tempat telur
yang dibuahi.
Pada wanita banyak sekali perubahan saat masa pubertas tetapi mereka
tidak ingin ini terjadi, malah mereka senang manjadi anak-anak.Sedangkan anak
laki-laki tumbuh lebih cepat pada masa pubertas, semua perubahan yang mereka
alami terdorong oleh hormon seksnya yaitu testosteron, hormon yang diproduksi
didalam testis,dan terjadi perubahan bentuk.Jika kita amati perubahan pada
manusia sangat unik berbeda jika dibandingkan dengan hewan.
Terlepas dari perubahan fisik, hormon juga memicu perubahan
penampilan pada remaja, remaja banyak yang bereksperimen mengatur
kehidupannya sendiri serta berpendapat apa saja yang cocok dengannya, remaja
dikenal ingin bebas dari orang tua karena mereka beranggapan mereka sudah
dewasa.Pada masa ini mereka punya keinginan untuk mencoba hal-hal baru,
banyak perbedaan pada usia sebelum 11 tahun dan sesudah 16 tahun, karena saat
usia 16 tahun mereka sudah mulai mandiri bisa mengurus dirinya sndiri tanpa
harus diawasi sama orang tua.
Nama : Robi Bahroni
Nim : 2100269
Kelas : Pendidikan Teknik Mesin – B
Topik : Teori-Teori Belajar

A.Belajar
Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan
keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar.Seseorang dianggap telah
belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.Belajar bukan
hanya menghafal dan bukanpula mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa.Perubahan sebagai hasil
proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan
pengetahuanya, sikap dan tingkahlaku, keterampilan, kecakapanya,
kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimanya.
Sedangkan pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru
yang telah diprogram dalam rangka mendidik siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan sesuai dengan petunjuk kurikulum yang
berlaku.

B.Teori Belajar
Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana
manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses yang
kompleks dari belajar.Ada tiga perspektif utama dalam teori belajar, yaitu
Behavioristik, kognitif, humanistik.
1. Teori Behavioristik
Teori behavioristik adalah teori pembelajaran yang mengamati dan
mempelajari perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari
pengalaman di masa lalu.Teori ini adalah sebuah aliran dalam teori belajar
yang menekankan pada perlunya tingkah laku yang dapat diamati.Menurut
teori behavioristik tingkah laku manusia dikendalikan oleh penguatan dari
lingkungan, artinya teori behavioristik ini dipengaruhi oleh lingkungan
yang ada di sekitar.Adapun hal yang penting dalam teori behavioristik ini
adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons.Faktor
lain yang penting dari teori ini adalah faktor penguatan, karena dilihat dari
pengertiannya penguatan adalah salah satu faktor yang dapat memicu
timbulnya respons.
2. Teori Kognitif
Teori kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik
memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir,
menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan
yang baru dengan pengetahuan yang telah ada.Teori ini menekankan pada
bagaimana informasi diproses.Teori kognitif tidak seluruhnya menolak
gagasan behaviorisme, namun lebih cenderung perluasannya, khususnya
pada gagasan eksistensi keadaan mental yang bisa mempengaruhi proses
belajar.
Perkembangan kognitif dimulai dari proses-proses berfikir secara
konkrit sampai dengan yang lebih tinggi yaitu konsep-konsep abstrak dan
logis.Anak-anak secara alami memiliki ketertarikan terhadap dunia dan
secara aktif mencari informasi yang dapat membantu mereka memahami
dunia tersebut.Teori kognitif berhubungan dengan kemampuan kognisi,
sedangkan kognisi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang
didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang dan sesuatu (lefrancois,
1997).Perkembangan teori kognitif menurut Piaget terjadi dalam empat
tahap yang akan digambarkan dalam skema dibawah ini.

Tahap Sensimotor Tahap pre-operasional


Usia 0-2 tahun 2 – 6/7 tahun
Anak mulai berinteraksi dengan Anak memahami realitas lingkungan
lingkungan. dengan menggunakan fungsi simbol
atau tanda dan pemikiran intuitif.
Tahap pre- operasional konkrit Tahap operasional formal
7 – 11/12 tahun 12 tahun – dewasa
Anak sudah cukup matang untuk Anak sudah dapat menggunnakan
menggunakan pemikiran logika operasi-operasi konkritnya untuk
atau opeasi, tetapi hanya untuk membentuk operasi yang lebih
objek fisik yang ada saat ini. kompleks, seperti mulai dapat
memikirkan masa depan.

Tingkatan perkembangan intelektual manusia mempengaruhi


kedewasaan, pengalaman fisik, pengalaman logika, transmisi sosial dan
pengaturan sendiri.Teori Piaget jelas sangat relevan dalam proses
perkembangan kognitif anak, karena denga menggunakan teori ini,
manusia dapat mengetahui adanya tahap-tahap perkembangan tertentu
pada kemampuan berfikir anak dilevelnya.
3. Teori Humanistik
Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk
memanusiakan manusia.Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.Siswa dalam proses
belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi
diri dengan sebaik-baiknya.Teori belajar ini berusaha memahami perilaku
belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatnya. Aplikasi dari teori himanistik belajar adalah menekankan
pentingnya isi dari proses belajar bersifat elektik, tujuannya adalah
memanusiakan manusia untuk mencapai aktualisasi diri.Aplikasi teori
humanistik dalam pembelajaran guru lebih mengarahkan siswa untuk
berpikir induktif, mementingkan pengalaman serta membutuhkan
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar.
Nama : Robi Bahroni
Nim : 2100269
Kelas : Pendidikan Teknik Mesin – B
Topik : Pengembangan Minat Dan Bakat Peserta Didik

Pendidikan pada hakekat nya merupakan proses dari dalam diri untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar diri.Pendidikan
memiliki peran penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
mendukung perkembangan dan kemajuan suatu negara (Sari, Saputri, & Sasmita,
2017).Pendidikan merupakan tempat pembentukan sumber daya manusia yang
berilmu dan berkarakter. Pembentukan tersebut terjadi pada jenjang pendidikan
usia dini hingga pendidikan tinggi (Warsito, 2019).Memaksimalkan perubahan
sumber daya manusia tersebut dalam pendidikan guna terciptanya sumber daya
manusia yang berilmu dan berkarakter maka seorang pendidik harus paham akan
minat dan bakat dari peserta didik.
A.Minat Dan Bakat
Minat merupakan tanda suka atau ketertarikan seseorang terhadap suatu
hal yang ada dihadapannya tanpa adanya suatu paksaan (Warsito, 2019).Menurut
hurlock (dalam Friantini & Winata, 2019) mengatakan bahwa minat
mempengaruhi bentuk dan intensitas cita-cita, misal orang yang menaruh minat
pada suatu bakat beladiri akan bercita cita menjadi seorang ahli beladiri begitu
pun jika peserta didik menaruh minat pada bidang kesenian akan bercita cita
menjadi ahli kesenian.Kedua minat dapat menjadi pendorong yang kuat, siswa
yang berminat pada beladiri atau kesenian akan terdorong untuk melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan beladiri atau kesenian.Ketiga prestasi selalu
dipengaruhi oleh jenis dan intensitas minat seseorang.Keempat minat
menimbulkan kepuasaan, siswa cenderung mengulang kegiatan yang berhubungan
dengan minatnya tersebut.
Bakat adalah sebuah sifat dasar, kepandaian dan pembawaan yang dibawa
sejak lahir, misalnya menulis.Ada juga kata “bakat yang terpendam”, artinya
bakat alami yang dibawa sejak lahir tapi tidak dikembangkan.Misalnya seseorang
memiliki bakat menjadi seorang pelari, tetapi tidak dikembangkan, sehingga
kemampuannya untuk berlari juga tidak berkembang.Bakat memiliki tiga arti
yaitu achievement (kemampuan aktual), capacity (Kemampuan potensial), dan
aptitude (sifat dan kualitas). Ciri-ciri bakat, yaitu sebagai brikut :
 Anak melakukan kegiatan dengan perasaan senang atau bahagia.Apabila
anak melakukan kegiatan yang sudah pernah dilakukan maka rasa senang
itu cenderung muncul lagi.
 Cenderung anak memahami yang relative lebih cepat, dan dilakukan lebih
sering dari hal- hal lainnya, juga dilakukan lebih banyak atas inisiatif
sendiri.
 Apa yang dilakukan mengaruh pada pencapaian sebuah prestasi.Meskipun
prestasi itu kadang-kadang bagi orang tua belum dianggap sebuah
prestasi.Sebagai contoh keberanian anak bernyanyi didepan kelas,
meskipun bagi orangtua dan guru menganggap “tidak ada artinya”, namun
yang dilakukan anak termasuk pada mengarah pada pencapaian sebuah
prestasi.
Ada 3 aspek bakat yaitu aspek perseptual, aspek psikomotor dan aspek
intelektual.Aspek perseptual meliputi kemampuan dalam memberikan penilaian
atau pemahaman terhadap sesuatu.Aspek psikomotor meliputi: kemampuan fisik
seperti kekuatan fisik, kecepatan gerak, ketelitian dan ketepatan, koordinasi dan
keluwesan anggota tubuh.Aspek intelektual meliputi: kemampuan mengingat dan
mengevaluasi suatu informasi.Bakat peserta didik dibawa sejak lahir dan terkait
dengan struktur otaknya.Peserta didik berbakat adalah peserta didik yang mampu
mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang
unggul, kemampuan-kemampuan tersebut meliputi: kemampuan intelektual
umum (kecerdasan atau intelegensi), kemampuan akademik khusus, kemampuan
berpikir kreatif-produktif, kemampuan memimpin, kemampuan dalam salah satu
bidang seni, kemampuan psikomotor (seperti dalam bidang olahraga).
Minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu minat pribadi (personal interest)
dan minat situasional.Minat pribadi yaitu ciri pribadi individu yang relatif
stabil.Minat pribadi ditujukan pada suatu kegiatan atau topik yang spesifik
(misalnya minat pada olah raga, ilmu pengetahuan, musik, tarian, komputer, dan
lain-lain).Sedangkan minat situasional, yaitu minat yang ditumbuhkan oleh
kondisi atau faktor lingkungan, misalnya peran pendidikan formal, informasi yang
diperoleh melalui buku, internet atau televisi.

B.Peran Guru Dalam Pengembangan Minat Dan Bakat Peserta Didik


Peran guru dalam mengembangkan potensi bakat dan minat siswa pada
yaitu guru menjadi inspirator bagi siswa dengan berbagai langkah seperti memberi
contoh sikap keteladanan, menunjukkan keahliannya untuk dapat menginspirasi
siswa.Guru sebagai motivator, guru dengan berbagai pengalamannya selalu
memberikan semangat kepada siswa untuk mengerjakan tugas dengan baik dan
penuh dengan antusias dilakukan baik secara individual kepada peserta didik dan
secara kelompok.
Indentifikasi bakat anak merupakan hal yang sangat penting dilakukan.Hal
ini dikarenakan setiap anak memerlukan program pendidikan yang sesuai dengan
bakat mereka masing-masing sehingga dapat mengembangkan dan menggunakan
bakat mereka secara maksimal.Dengan mengenali bakat anak sedini mungkin
maka orang tua tentunya akan terasa terbantu bila dapat mengenali potensi dan
bakat anak karena orang tua dapat langsung mengarahkan dan membimbing agar
bakat tersebut bisa berkembang.Begitu pula dengan sang anak, anak menggali
bakat serta potensi yang dimilikinya terasah lebih baik dan bisa mengisi hari-
harinya dengan suatu kegiatan yang berarti baginya dan tentunya disukai olehnya.
Daftar Pustaka

Putra, R., Trifiriani, M., & Yani, Y. I. (2021). Urgensi Psikologi dalam
Pendidikan. IJIP: Indonesian Journal of Islamic Psychology, 3(1), 59-70.

Jumari Ismanto, M. TEORI–TEORI BELAJAR.

Hasanah, R. U. (2018). TEORI-TEORI DALAM PRAKTEK PEMBELAJARAN.

Lena, I. M., Anggraini, I. A., Utami, W. D., & Rahma, S. B. (2020). Analisis
Minat dan Bakat Peserta didik terhadap Pembelajaran. TERAMPIL: Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 7(1), 23-28.

Anda mungkin juga menyukai