Anda di halaman 1dari 29

BAB III

HASIL KEGIATAN

3. 1 Gambaran Umum

3. 1. 1 Sejarah Pemerintahan Kota Semarang

Pada tahun 1906 dengan Staatblat Nomor 120 tahun 1906


dibentuk Pemerintah Gemeente. Pemerintah kota besar ini dipimpin
oleh seorang Burgemeester (Walikota). Sistem Pemerintahan Gemeente
yang dipegang oleh orang-orang Belanda dan berakhir pada tahun 1942
bersamaan datangnya Jepang ke Indonesia. Dimasa pendudukan Jepang
mereka membentuk Pemerintah Daerah Semarang yang di kepalai
Militer (Shico) dari Jepang, dengan 2 (dua) orang wakil (Fuku Shico)
yang dari Jepang dan seorang dari Indonesia.

Setelah kependudukan Jepang dan memasuki masa


kemerdekaan Indonesia, Pemerintahan Kota Semarang belum dapat
menjalankan tugasnya karena pendudukan Belanda. Samoai tidak lama
sesudah kemerdekaan yaitu 14 sampai 19 Oktober 1945 terjadilah
peristiwa yang disebut Pertempuran Lima Hari Semarang, pertempuran
tersebut diakukan sebagai cara untuk mengusir Belanda dari Daerah
Senarang. Tahun 1946 Inggris atas nama sekutu menyerahkan Kota
Semarang kepada pihak Belanda yang terjadi pada tanggal 16 Mei
1946. Selama masa pendudukan Belanda tidak ada pemerintahan daerah
Kota Semarang. Namun, para pejuang di bidang pemerintahan tetap
menjalankan pemerintahan di daerah pedalaman atau daerah
pengungsian di luar kota sampai dengan bulan Desember 1948. Daerah
pengungsian berpindah-pindah mulai dari kota Purwodadi, Gubug,
Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta.
Pada tanggal 1 April 1950 Mayor Suhardi, menyerahkan
kepemimpinan daerah Semarang kepada Mr. Koesoedibyono yang
merupakan seorang pegawai tinggi Kementriaan Dalam Negeri di
Yogyakarta, samapi akhirnya beliau menyusun kembali aparat
pemerintahan guna mempelancar jalannya pemerintahan. Sejak
kedaulatan mencapai kejayaanya Kota Semarang diakui sebagai
pemerintahan yang berbentuk kotamadya, dan diikuti dengan
perkembangan fungsi-fungsi lain yaitu perhubungan, perdagangan,
industri dan lain sebagainya. Untuk menunjang perkembangan kegiatan
tersebut maka sejak tanggal 19 Juni 1976 Kota Semarang telah
diperluas sampai wilayah Mijen, Gunungpati, Genuk dan Tugu. Hingga
saat ini Kota Semarang memiliki 16 kecamatan dan 177 kelurahan serta
jumlah penduduknya sekitar 1.653.035 jiwa.

Sejak tahun 1945 para Walikota yang memimpin kota besar


Semarang yang kemudian menjadi Kota Praja dan akhirnya menjadi
Kota Semarang adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1
Tabel Walikota Semarang

No Nama Tahun
1 Mr. Moch Ichsan 1945-1949
2 Mr. Koesoebiyono Tjondrowibowo 1949-1951
3 RM. Hadisoebeno Sosrowerdoyo 1951-1958
4 Mr. Abdulmadjid Djoyoadiningrat 1958-1960
5 Rm Soebagyono Tjondrokoesoemo 1961-1964
6 Mr. Wuryanto 1964-1966
7 Letkol Soeparno 1966-1967
8 Letkol R Warsito Soegiarto 1967-1873
9 Kolonel Hadijanto 1973-1980
Kol. H Imam Soeparto Tjakrajuda
10 1980-1990
SH
11 Kolonel H. Soetrisno Soeharto 1990-2000
12 H. Sukawi Sutarip SH 2000-2010
13 Drs H. Soemarmo HS, MSi 2010-2013
14 Hendrar Prihadi, SE, MM 2013-sekarang
3. 1. 2 Visi dan Misi Pemerintah Kota Semarang

Visi

Visi Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016-2021 berdasarkan


visi Walikota dan Wakil Walikota Semarang terpilih adalah sebagai
berikut : Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat Menuju
Masyarakat Semakin Sejahtera.

Visi tersebut mengandung maksud bahwa Semarang sebagai


kota metropolitan berwawasan lingkungan akan menjadi kota yang
handal dan maju dalam pedagangan dan jasa, dengan dukungan
infrastuktur yang memadai serta tetap menjadi daerah yang kondusif
untuk meningkatkan kesejahteraan warganya dengan dukungan
pengembangan politik, keamanan, sosial, ekonomi, budaya dan
pendidikan.

Visi pertama, menjadikan Semarang HEBAT, mengandung arti


masyarakat Kota Semarang yang bergerak untuk mencapai keunggulan
dan kemuliaan, serta kondisi perkotaan yang kondusif dan modern
dengan tetap memperhatikan lingkungan berkelanjutan demi kemajuan
perdagangan dan jasa. Semarang yang Hebat dapat terlihat antara lain
melalui kontribusi kategori-kategori yang terkait dengan perdagangan
dan jasa-jasa terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan
kontribusi kategori Industri Pengolahan terhadap PDRB yang semakin
meningkat, nilai investasi yang semakin besar, laju pertumbuhan
ekonomi yang tiap tahun terus meningkat, serta luas genangan banjir
dan rob yang semakin menurun.

Visi kedua, menjadikan Semarang SEJAHTERA, mengandung


arti bahwa dalam lima tahun ke depan masyarakat Kota Semarang akan
semakin meningkat kesejahteraannya dengan pemenuhan kebutuhan
pendidikan, kesehatan, pelayanan dasar maupun sarana dan prasarana
penunjang. Peningkatan kesejahteraan tersebut antara lain ditunjukkan
melalui peningkatan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan
Indeks Pembangunan Gender (IPG) serta penurunan angka kemiskinan,
dan tingkat pengangguran.

Misi

Mewujudkan Visi Semarang Kota Perdagangan dan Jasa, dirumuskan 4


(empat) misi pembangunan daerah, sebagai berikut :

1. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan


Berkualitas. Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia yang memiliki tingkat
pendidikan dan derajat kesehatan yang tinggi serta menjunjung
tinggi budaya asli Kota Semarang.
2. Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk
Meningkatkan. Pelayanan Publik Penyelenggaraan
pemerintahan diprioritaskan pada pelaksanaan otonomi daerah
secara nyata, efektif, efisien dan akuntabel dengan menerapkan
prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance) sehingga mampu memberikan pelayanan yang
prima kepada masyarakat yang disertai dengan penegakan
supremasi hukum dan hak asasi manusia
3. Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan
Berwawasan. Lingkungan Pembangunan diprioritaskan pada
optimalisasi pemanfaatan tata ruang dan peningkatan
pembangunan infrastruktur wilayah yang terencana, selaras,
serasi, seimbang dan berkeadilan dengan tetap memperhatikan
konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan.
4. Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal
dan Membangun Iklim Usaha yang Kondusif Pembangunan
diprioritaskan pada peningkatan kemampuan perekonomian
daerah dengan struktur perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif yang berbasis pada
potensi ekonomi lokal, berorientasi pada ekonomi kerakyatan
dan sektor ekonomi basis yang mempunyai daya saing baik di
tingkat lokal, nasional maupun internasional serta
meningkatkan investasi pada sektor industri besar untuk
menyerap tenaga kerja (Penanaman Modal Asing) yang
didukung oleh keberadaan kawasan berikat, kawasan industri
dan pergudangan serta dibangunnya sentrasentra industri kecil
dan rumah tangga.

3. 2 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Semarang


3. 2. 1 Susunan Organisasi Setda Kota Semarang

Pemerintah Kota Semarang dipimpin oleh Walikota dan Wakil


Walikota yang dipilih melalui pemilu setiap 5 tahun sekali. Kantor
Pemerintah Kota Semarang terletak di jalan Pemuda No. 148 Semarang
(Kompleks Balaikota dan Gedung Moch. Ichsan) dan jalan Pemuda No.
175 Semarang (Gedung Pandanaran). Berdasarkan Bab 1 Pasal 1
Peraturan Walikota Semarang Nomor 58 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja
Sekertariat Daerah Kota Semarang menjelaskan bahwa

1. Daerah adalah Kota Semarang


2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Otonom.
3. Walikota adalah Walikota Semarang.
4. Wakil Walikota adalah Wakil Walikota Semarang.
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
6. Sekretariat Daerah yang selanjutnya disebut Setda adalah
Sekretariat Daerah Kota Semarang.
7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Semarang.
8. Asisten adalah Asisten Sekretaris Daerah Kota Semarang.
9. Staf Ahli adalah Staf Ahli Walikota Semarang.
10. Kepala Bagian adalah Kepala Bagian di lingkungan Sekretariat
Daerah.
11. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah
profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
12. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi
dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang
berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu.
13. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kumpulan jabatan
fungsional yang terdiri dari sejumlah tenaga ahli dalam jenjang
jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai
keahliannya.

Kedudukan dan Susuan Orgaisasi juga sudah diatur di dalam Peraturan


Walikota Semarang No 58 Tahun 2016 yaitu

1. Setda merupakan unsur staf.


2. Setda dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang berkedudukan
dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota.

Susunan Organisasi Setda terdiri dari

A. Sekertaris Daerah
B. Asisten Administrasi Pemerintahan, membawahkan dan
mengkoordinasikan :
1) Bagian Tata Pemerintahan, terdiri dari :
a) Subagian Administrasi Kewilayahan
b) Subbagian Pemerintahan Umum
c) Subbagian Pemberdayaan Masyarakat.
2) Bagian Otonomi Daerah, terdiri dari
a) Subbagian Kapasitas dan Evaluasi Kinerja
Pemerintahan
b) Subbagian Politik dan Fasilitasi Kepala Daerah
c) Subbagian Kerjasama Antar Lembaga.
3) Bagian Hukum, Terdiri dari :
a) Subbagian Perancangan Produk Hukum Pengaturan
dan Dokumentasi
b) Subbagian Perancangan Produk Hukum Penetapan
c) Subbagian Bantuan Hukum dan HAM.
4) Bagian Organisasi, Terdiri dari :
a) Subbagian Kelembagaan
b) Subbagian Tatalaksana dan Pelayanan Publik
c) Subbagian Pendayagunaan Aparatur dan Analisa
Jabatan.
C. Asisten Administrasi Ekonmi, Pembangunan, dan Kesejahteraan
Rakyat, membawahkan dan mengkoordinasikan :
1) Bagian Perekonomian
a) Subbagian Bina Usaha
b) Subbagian Bina Produksi
c) Subbagian Potensi Ekonomi dan BUMD.
2) Bagian Administrasi Pembangunan, terdiri dari
a) Subbagian Program
b) Subbagian Pengendalian
c) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan.
3) Bagian Kesejahteraan Rakyat
a) Subbagian PelayananSosial
b) Subbagian Kesehatan dan Keluarga
c) Subbagian Agama,Pendidikan dan kebudayaan.
4) Bagian Layanan Pengadaan Barang/Jasa, terdiri dari :
a) Subbagian Pembinaan dan Pengendalian Pengadaan
b) Subbagian Layanan Pengadaan Jasa Konstruks
c) Subbagian Layanan Pengadaan Barang, Jasa
Konsultansi, dan Jasa Lainnya.
D. Asisten Administrai Umum, membawahkan dan
mengkoordinasikan
1) Bagian Humas dan Protokol, terdiri dari
a) Subbagian Pemberitaan
b) Subbagian Peliputan dan Dokumentasi;
c) Subbagian Protokol.
2) Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
a) Subbagian Tata Usaha Kepala Daerah dan Staf Ahli;
b) Subbagian Tata Usaha Sekretaris Daerah
c) Subbagian Penatausahaan Keuangan.
3) Bagian Perlengkapan
a) Subbagian Analisa Kebutuhan
b) Subbagian Pengadaan dan Distribusi
c) Subbagian Pengelolaan Barang Milik Daerah.
4) Bagian Rumah Tangga
a) Subbagian Transportasi
b) Subbagian Pemeliharaan Gedung
c) Subbagian Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan
Gedung
E. Kelompok Jabatan Fungsional
F. Staff Ahli

3.2.2 Tugas dan Fungsi Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Kota


Semarang

Bagian Kesejahteraan rakyat meupakan salah satu bagian yang


berkoordinasi langsung dengan Asisten II Bidang Administrasi
Ekonmi, Pembangunan, dan Kesejahteraan Rakyat. Bagian
Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas merencanakan,
mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta
mengevaluasi tugas yang diberikan kepada Subbagian didalamnya.
Bagian Kesejahteraan Rakyat mempunyai tanggungjawab untuk
merwujudkan kesejahteraan masyarakat yang dapat menciptakan
struktur masyarakat yang seimbang, ideal dan teratur dengan memberi
kesempatan kepada semua elemen masyarakat untuk membangun
suatu peradaban kehidupan yang layak dan mereka yang lemah
mendapatkan bantuan dari pemerintah. Bagian Kesejahteraan Rakyat
memiliki 3 Subbagian diantaranya :

1. Sub Bagian Keagamaan, Pendidikan, dan Kebudayaan


2. Sub Bagian Kesehatan Keluarga
3. Sub Bagian Pelayanan Sosial

Masing-Masing Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang


keseluruhannya berkedudukan sama dan bertanggungjawab kepada
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat. Nantinya Kepala Bagian
Kesejahteraan Rakyat bertanggungjawab serta berkoordinasi langsung
dengan Asisten II Administrasi Perekonomian, Pembangunan, dan
Kesejahteraan Rakyat,

A. Tugas Sub Bagian Keagamaan, Pendidikan, dan Kebudayaan


Sub Bagian Keagamaan, Pendidikan, dan Kebudayaan memiliki
tugas sebagai berikut :
1. Menyiapkan kegiatan penyusunan Rencana Kegiatan dan
Anggaran dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Subbagian keagamaan, Pendidikan dan Kebudayaan
2. Membagi tugas kepada bawahan
3. Membimbing bawahan dalam lingkup tanggungjawabnya
4. Memeriksa hasil kerja bawahan
5. Menyiapkan kegiatan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai
6. Menyiapkan pelaksanaan koordinasi
7. Menyiapkan kegiatan penyusunan kebijakan Subbagian
keagamaan, Pendidikan dan Kebudayaan
8. Menyiapkan kegiatan fasilitasi usaha pengembangan
sarana prasarana tempat peribadatan, pendidikan agama
dan lembaga-lembaga keagamaan
9. Menyiapkan kegiatan fasilitasi kegiatan kemahasiswaan
10. Menyiapkan kegiatan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan
bidang agama, pendidikan dan kebudayaan
11. Menyiapkan kegiatan fasilitasi penyelenggaraan ibadah
haji dan kegiatan keagamaan lainnya
12. Menyiapkan kegiatan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan Daerah bidang keagamaan,
pendidikan dan Kebudayaan
13. Menyiapkan kegiatan pelayanan administratif di
Subbagian keagamaan, Pendidikan dan Kebudayaan
14. Menyiapkan kegiatan fasilitasi pengelolaan gaji dan
tunjangan di lingkungan Bagian Kesejahteraan Rakyat
15. Menyiapkan kegiatan penyusunan data dan informasi
Subbagian keagamaan, Pendidikan dan Kebudayaan
16. Menyiapkan kegiatan pengelolaan dan
pertanggungjawaban teknis keuangan Subbagian
keagamaan, Pendidikan dan Kebudayaan
17. Menyiapkan penilaian kinerja pegawai dalam lingkup
tanggungjawabnya
18. Menyiapkan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan Subbagian keagamaan, Pendidikan dan
Kebudayaan
19. Menyiapkan kegiatan penyusunan laporan kegiatan
Subbagian keagamaan, Pendidikan dan Kebudayaan
20. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.
B. Tugas Sub Bagian Kesehatan Keluarga
Sub Bagian Kesehatan Keluarga memiliki banyak tugas yang
diantaranya yaitu :
1. Menyiapkan kegiatan penyusunan Rencana Kegiatan dan
Anggaran dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Subbagian Kesehatan dan Keluarga
2. Membagi tugas kepada bawahan
3. Membimbing bawahan dalam lingkup tanggungjawabnya
4. Memeriksa hasil kerja bawahan
5. Menyiapkan kegiatan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai
6. Menyiapkan pelaksanaan koordinasi
7. Menyiapkan kegiatan penyusunan kebijakan Subbagian
Kesehatan dan Keluarga
8. Menyiapkan kegiatan penyusunan kebijakan bidang
kesehatan masyarakat, pengendalian penduduk dan
keluarga berencana
9. Menyiapkan kegiatan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan
bidang kesehatan masyarakat, pengendalian penduduk
dan keluarga berencana
10. Menyiapkan kegiatan fasilitas penyusunan kajian bidang
kesehatan masyarakat, pengendalian penduduk dan
keluarga berencana
11. Menyiapkan kegiatan pelayanan administratif kebijakan
bidang kesehatan masyarakat, pengendalian penduduk
dan keluarga berencana
12. Menyiapkan kegiatan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan Daerah bidang kesehatan dan
keluarga
13. Menyiapkan kegiatan pelayanan administratif di
Subbagian Kesehatan dan Keluarga
14. Menyiapkan kegiatan fasilitasi pengelolaan kepegawaian
Bagian Kesejahteraan Rakyat
15. Menyiapkan kegiatan pengelolaan tata persuratan dinas
Bagian Kesejahteraan Rakyat
16. Menyiapkan kegiatan penyusunan data dan informasi
Subbagian Kesehatan dan Keluarga
17. Menyiapkan kegiatan pengelolaan dan
pertanggungjawaban teknis keuangan Subbagian
Kesehatan dan Keluarga
18. Menyiapkan penilaian kinerja pegawai dalam lingkup
tanggungjawabnya;
19. Menyiapkan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan Subbagian Kesehatan dan Keluarga
20. Menyiapkan kegiatan penyusunan laporan kegiatan
Subbagian Kesehatan dan Keluarga
21. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai tugas dan fungsinya
C. Tugas Sub Bagian Pelayanan Sosial
Sub Bagian Pelayanan Sosial memiliki beberapa tugas sebagai
berikut :
1. Menyiapkan kegiatan penyusunan Rencana Kegiatan dan
Anggaran dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Subbagian Pelayanan Sosial
2. Membagi tugas kepada bawahan
3. Membimbing bawahan dalam lingkup tanggungjawabnya
4. Memeriksa hasil kerja bawahan
5. Menyiapkan kegiatan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai
6. Menyiapkan pelaksanaan koordinasi
7. Menyiapkan kegiatan penyusunan kebijakan Subbagian
Pelayanan Sosial
8. Menyiapkan kegiatan fasilitasi dan koordinasi
penanggulangan bencana dan kebakaran
9. Menyiapkan kegiatan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan di bidang sosial, pemuda dan
olahraga, serta tenaga kerja dan transmigrasi
10. Menyiapkan kegiatan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan
di bidang sosial, pemuda dan olahraga, serta tenaga kerja
dan transmigrasi
11. Menyiapkan kegiatan fasilitasi penyusunan kajian bidang
sosial, pemuda dan olahraga, serta tenaga kerja dan
transmigrasi
12. Menyiapkan kegiatan pelayanan administratif kebijakan
dibidang sosial, pemuda dan olahraga, serta tenaga kerja
dan transmigrasi, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak
13. Menyiapkan kegiatan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan Daerah bidang pelayanan soaial
14. Menyiapkan kegiatan penyusunan bahan penyusunan
Rencana Strategis, Rencana Kerja, dan Rencana Kinerja
Tahunan Bagian Kesejahteraan Rakyat
15. Menyiapkan kegiatan penyusunan bahan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Bagian
Kesejahteraan Rakyat
16. Menyiapkan kegiatan penyusunan bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Walikota di lingkungan
Bagian Kesejahteraan Rakyat
17. Menyiapkan kegiatan penyusunan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di lingkungan
Bagian Kesejahteraan Rakyat
18. Menyiapkan kegiatan fasilitasi pengelolaan barang milik
daerah Bagian Kesejahteraan Rakyat
19. Menyiapkan kegiatan penyusunan data dan informasi
Subbagian Pelayanan Sosial
20. Menyiapkan kegiatan pengelolaan dan
pertanggungjawaban teknis keuangan Subbagian
Pelayanan Sosial
21. Menyiapkan penilaian kinerja pegawai dalam lingkup
tanggungjawabnya
22. Menyiapkan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan Subbagian Pelayanan Sosial
23. Menyiapkan kegiatan penyusunan laporan kegiatan
Subbagian Pelayanan Sosial
24. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.
3. 2. 3 Struktur Organisasi Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat
Daerah Kota Semarang

Gambar 3.2.1
Struktur Organisasi Setda Kota Semarang
Gambar 3.2.2
Struktur Organisasi Bagian Kesejahteraan Rakyat
3. 3 Kegiatan PKL

Bagian Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas merencanakan,


mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta
mengevaluasi kegiatan didalamnya. Bagian kesra memiliki tujuan
merwujudkan kesejahteraan masyarakat yang dapat menciptakan struktur
masyarakat yang seimbang, ideal dan teratur. Selama melaksanakaan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa ditempatkan di bagian Front office dan
Back Office pada Bagian Kesra . Ketika melaksanakaan PKL, mahasiswa
mempunyai beberapa jobdesk selama 2 bulan mulai tanggal 13 September
2021-12 November 2021 yaitu :

Jobdesk Front Office

1. Menangani surat masuk dan keluar


2. Menerima telpon
3. Mengirimkan surat kepada Asisten II Bagian Ekonomi, Pembangunan,
dan Kesra Setda Kota Semarang
4. Mengirimkan surat melalui faximile
5. Meminta nomor surat ke bagian TU
6. Mengarsipkan dokumen atau surat

Jobdesk Back Office

1. Membuat surat undangan


2. Menggandakan dokumen
3. Membuat surat tanda terima
4. Melegalisir surat atau dokumen
5. Membantu memyusun rencana sebuah kegiatan
6. Membantu mengisi SKP Pegawai di bagian Kesra
7. Membantu menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan staff

Selain jobdesk diatas mahasiswa juga sering diminta untuk ikut ketika ada
kegiatan penting atau rapat-rapat dalam lingkup bagian Kesra seperti ;

 Mengikuti Kegiatan Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah


Kota Semarang Tahun 2021

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22 September 2021 di


Kantor Kecamatan Semarang Barat. Mahasiswa diberikan tugas untuk
menyiapkan kegiatan ini seperti menjadi operator, notulen, dan
menadi petugas absensi. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari
sekolah-sekolah yang terletak di Kecamatan Semarang Barat yang
bertujuan untuk menyiapkan UKS sebagai gugus tugas penangan
covid di tingkat sekolah. Kegiatan pembinaan ini diharapkan dapat
mewujudkan sekolah/madrasah di Kota Semarang yang bersih, sehat,
dan berkualitas, serta bebas covid dalam penerapan di sekolah-
sekolah yang sudah mulai melakukan kegiatan belajar mengajar
tatapmuka.

 Mengikuti Kegiatan Pembinaan Tenaga Pendidik Keagamaan Non


Formal Kota Semarang Tahun 2021

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 24-25 September 2021


untuk tenaga pendidik yang beragama Islam dan tanggal 1-2 Oktober
untuk pendidik non Islam. Kegiatan ini diadakan di Miniatur Kampung
Surga yang terletak di Bandungan, Kabupaten Semarang. Kegiatan ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas tenaga pengajar non formal di
Kota Semarang. Seluruh tenaga pendidik non formal juga
mendapatkan insentif sebesar 350 ribu perbulannya sebagai tanda
apresiasi atas kinerjanya dalam membangun sikap tolorenasi pada
warga Semarang. Pada kegiatan ini mahasiswa diminta untuk
membantu mempersiapkan seluruh acara mulai dari pembekalan di
balaikota Semarang sampai terlaksananya acara di Bandungan.

 Mengikuti Safari Jumat dengan Walikota Semarang

Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari jumat yang dilaksanakan


di beberapa masjid yang ada di Kota Semarang secara bergantian.
Safari jumat merupakan pengembangan dari ide safari tarawih
Ramadhan yang hanya dilakukan ketika memasuki bulan puasa.
Kegiatan safari jumat merupakan hasil kerjasama antara MUI, Pemkot,
dan Baznas Kota Semarang. Kegiatan safari jumat dilakukan dengan
tujuan agar semua pihak dapat lebih mengetahui lebih dalam masjid-
masjid di kota Semarang dengan beberapa kekhasan manajerial
masing-masing maupun fenomena khas lainnya. Selain itu safari jumat
menjadi wadah untuk edukasi warga tentang prokes covid, sebagai
wadah penyerapan aspirasi masyarakat, dan juga sebagai wadah
penyerahan bantuan hibah kepada masjid-masjid di Kota Semarang.

 Membantu mempersiapkan Peringatan Hari Santri dan Lomba MTQ


XXX Tingkat Kota Semarang Tahun 2021

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22-23 Oktober 2021 di


halaman balaikota Semarang. MTQ XXX dharapkan menjadi
mementum bagi pembangunan akhlaq para generasi muda kita, karena
generasi muda inilah yang nantinya akan melanjutkan pembangunan di
masa depan. MTQ XXX tahun ini mengambil tema "Kalam Illahi
Membangun Generasi Qur'ani". Generasi qurani adalah generasi yang
senantiasa meneladani ajaran Rasullullah dan alquran sebagai
pegangan hidupnya. Untuk itu alquran senantiasa dibaca, dipelajari
maknanya dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
kegiatan ini mahasiswa diminta untuk ikut peran dalam pawai bendera
anggota LPTQ dan mendampingi juri saat lomba berlangsung.

3. 4 Permasalahan Fokus PKL

Bagian Kesejahteraan rakyat membutuhkan dana untuk melaksanakan


kegiatan-kegiatan yang ada didalamnya. Sumber pembiayaan setiap kegiatan
tersebut berasal dari APBD. Searah dengan adanya otonomi daerah maka
daerah-daerah harus mengelola keuangan daerahnya secara baik. Menurut
(Mardiasmo, 2002), perlimpahan tanggung jawab akan diikuti oleh
pengaturan, pembagian, pemanfaatan, dan sumber daya nasional yang
berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah. Bagian
Kesejahteraan Rakyat medapatkan anggaran sebesar Rp. 12.146.062.000
pada tahun 2020 dan Rp. 34,967,159,481 pada tahun 2021, detail dan rincian
anggaran tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.4.1
Anggaran Bagian Kesejahteraan Rakyat Tahun 2020

Anggaran Target REALISASI


Realisasi
Subbagian Bina Mental 9,767,304,000 100% 9,686,743,000
Spiritual
Subbagian Pelayanan Sosial 2,268,260,000 100% 0

Subbagian Kesehatan 110,498,000 100% 104,797,200


Masyarakat
TOTAL 12,146,062,000 9,791,540,200
(Sumber : Arsip Bagian Kesra 2020)

Tabel 3.4.2
Rincian Pengunaan Anggaran Bagian Kesra
Anggaran Target Realisasi
Realisas
i
Subbagian Bina Mental Spiritual 9,767,304,000 100% 9,686,743,000
FASILITASI KEGIATAN 802,177,000 100% 794,010,750
KEAGAMAAN
PENINGKATAN PELAYANAN 1,056,560,000 100% 1,007,228,750
PENYELENGGARAAN IBADAH
HAJI
FASILITASI 351,592,000 100% 328,803,500
PENYELENGGARAAN
KEGIATAN MTQ DAN
PESPARAWI
PEMBINAAN TENAGA 7,556,975,000 100% 7,556,700,000
PENDIDIK KEAGAMAAN NON
FORMAL DAN LEMBAGA
PENDIDIKAN
Subbagian Pelayanan Sosial 2,268,260,000 100% 2,062,469.00
FASILITASI KEGIATAN 2,067,750,000 100% 2,062,469.00
PERAWAT JENAZAH
FASILITASI SARPRAS TEMPAT 200,510,000 100% 0
IBADAH
Subbagian Kesehatan Masyarakat 110,498,000 100% 104,797,200
PEMBINAAN DAN 19,222,000 100% 19,222,000
PEMANTAUAN UKS
SOSIAL KEMASYARAKATAN 45,652,000 100% 39,952,000
FASILITASI DAN KOORDINASI 45,624,000 100% 45,623,200
PENANGGULANGAN BAHAYA
NARKOTIKA DAN AIDS
(Sumber : Arsip Bagian Kesra 2020)

Tabel 3.4.3
Anggaran Bagian Kesejahteraan Rakyat 2021
Anggaran Target Realisasi
Realisasi
Subbagian Bina 28,899,730,515 100% 28,699,730,515
Mental Spiritual
Subbagian 5,306,154,791 100% 5,306,154,791
Kesejahteraan Sosial
Subbagian Kesehatan 761,274,175 100% 761,274,175
Masyarakat
Total 34,967,159,481 100% 34,767,159,481
(Sumber : Arsip Bagian Kesra 2021)

Tabel 3.4.4
Rincian Pengunaan Anggaran Bagian Kesra 2021
Anggaran Target Realisasi
Realisas
i
Subbagian Fasilitasi Kegiatan 1,423,100,515 100% 1,423,100,515
Bina Mental Keagamaan
Umroh Tokoh 2,205,000,000 100% 2,205,000,000
Agama dan
Pemenang Lomba
Fasilitasi Ibadah 2,061,630,000 100% 1,861,630,000
Haji
Pembinaan 510,000,000 100% 510,000,000
Tenaga Pendidik
Keagamaan
Nonformal
Fasilitasi Kegiatan 800,000,000 100% 800,000,000
MTQ, Pembinaan
Peserta
Fasilitasi Tenaga 21,000,000,00 100% 21,000,000,000
Pendidik 0
Keagamaan
Nonformal
Hibah BAZNAZ 450,000,000 100% 450,000,000
Hibah BWI 450,000,000 100% 450,000,000
Total 28,899,730,51 100% 28,699,730,515
5
Subbagian Fasilitasi Perawat 5,024,000,000 100% 5,024,000,000
Kesejahteraa Jenazah (P2JS)
n Sosial Pembinaan 282,154,791 100% 282,154,791
Perawat Jenazah
Total 5,306,154,791 100% 5,306,154,791
Subbagian UKS 100,000,000 100% 100,000,000
Kesehatan Penyuluhan 161,274,175 100% 161,274,175
Masyarakat HIV/AIDS dan
Narkoba
Khitanan Massal 250,000,000 100% 250,000,000
dan Donor Darah
Hibah PMI Kota 250,000,000 100% 250,000,000
Semarang
Total 761,274,175 100% 761,274,175
(Sumber : Arsip Bagian Kesra 2021)

Pengelolaan keuangan harus di lakukan dengan efisien dan efektif


agar mendapat hasil yang optimal, karena hal ini berkaitan dengan target dan
realisasi pelayanan kepada masyarakat akan tetapi realisasi seringkali tidak
sesuai dengan target. Jika penggunaan keuangan daerah sudah efisien dan
efektif maka akan adanya suatu jaminan ketersediaan dana pelayanan, dan
kalau pengelolaannya belum efisien dan efektif maka perlu untuk
ditingkatkan supaya pengelolaannya akan lebih membaik dan ini akan
menjamin ketersediaan dana untuk pelayanan itu sendiri.

Berdasarkan pendapat dari (Halim, Abdul; Kusufi, 2014:129)


efisiensi merupakan rasio yang menunjukkan besar kecilnya efisiensi dari
suatu penyelenggaraan kegiatan dengan membandingkan antara output dan
input. Lebih besar output daripada input, maka semakin tinggi pula tingkat
efisiensi suatu organisasi. Ukuran efisiensi mengukur biaya atas output (cost
of output). Halim, Abdul; Kusufi (2014:129) juga menyatakan bahwa
efisiensi terbagi menjadi dua, yaitu:

a) Efisiensi alokasi: berhubungan dengan kemampuan untuk


memanfaatkan sumber daya input pada tingkat kapasitas maksimal.
b) Efisiensi teknis atau manajerial: berhubungan dengan kemampuan
memanfaatkan sumber daya input pada tingkat output tertentu.

Rasio efisiensi yaitu perbandingan antara realisasi anggaran belanja langsung


dengan realisasi anggaran belanja:

Realisasi Penggunaan Anggaran Belanja


Efisiensi= ×100
Anggaran Belanja

Rasio efisiensi menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam


merealisasikan anggaran belanja. Kriteria rasio efisiensi pengelolaan
keuangan daerah diambil dari kriteria penilaian yang ditentukan oleh
Departemen Dalam Negeri melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri No.
690.900-327 Tahun 1996 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Keuangan
dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.4.5

Diatas 100% Tidak Efektif


90% - 100% Kurang Efektif
80% - 90% Cukup Efektif
60% - 80% Efektif
Kurang dari 60% Sangat Efektif

Efektivitas merupakan tolok ukur berhasil tidaknya suatu organisasi


mencapai tujuannya, (Halim, Abdul; Kusufi, 2014:130). Jika suatu organisasi
berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut telah bekerja dengan
efektif. Perhitungan efektivitas menghitung hasil akhir (outcome) suatu
pelayanan dihubungkan dengan outputnya (cost of outcome). Dapat
disimpulkan bahwa efektivitas merupakan perbandingan antara outcome
dengan output.

Efektivitas pengelolaan keuangan daerah dapat dihitung dengan


menggunakan rasio perbandingan antara realisasi anggaran belanja dengan
target anggaran belanja. Rumusan rasio efektivitas pengelolaan keuangan
daerah adalah sebagai berikut:

Realisasi Penggunaan Anggaran Belanja


Efektivitas= ×100
Target Anggaran Belanja

Rasio efektivitas menunjukkan kemampuan pemerintah daerah


dalam merealisasikan anggaran belanja yang direncanakan daripada target
yang ditetapkan. Kriteria rasio efektivitas pengelolaan keuangan daerah juga
diambil dari kriteria penilaian yang ditentukan oleh Departemen Dalam
Negeri melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 690.900-327 Tahun
1996 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Keuangan dengan ketentuan
sebagai berikut:

Tabel 3.4.6

Diatas 100% Sangat Efektif


90% - 100% Efektif
80% - 90% Cukup Efektif
60% - 80% Kurang Efektif
Kurang dari 60% Tidak Efektif
Analisis Efisiensi Pengelolaan Keuangan Daerah di Bagian Kesejahteraan
Rakyat

Dengan menggunakan formulasi efisiensi menurut Kepmendagri No.


690.900-327 Tahun 1996 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Keuangan, maka
tingkat efisiensi pengelolaan keuangan daerah pada Bagian Kesejahetraan Rakyat
adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4.7
Tingkat Efisiensi Pengelolaan Keuangan di Bagian Kesejahteraan Rakyat

Tahun Target
Anggaran Realisasi Efisiensi
Realisasi
Subbagian Bina
9,767,304,000 100% 9,686,743,000 99.2%
Mental Spiritual
Subbagian
2,268,260,000 100% 0 0.0%
Pelayanan Sosial
2020 Subbagian
Kesehatan 110,498,000 100% 104,797,200 94.8%
Masyarakat

Total 12,146,062,000 9,791,540,200 80.6%

Subbagian Bina
28,899,730,515 100% 28,699,730,515 99.3%
Mental Spiritual
Subbagian
5,306,154,791 100% 5,306,154,791 100.0%
Pelayanan Sosial
2021 Subbagian
Kesehatan 761,274,175 100% 761,274,175 100.0%
Masyarakat

Total 34,967,159,481 34,767,159,481 99.4%

Tabel diatas menjelaskan hasil perhitungan rasio efisiensi dalam kurun 2


tahun yang dapat dilihat secara keseluruhan ataupun efisiensi persubbagian. Jika
dilihat secara keseluruhan efisiensi pada Bagian Kesejahteraan Rakyat mengalami
kenaikan yang sebelumnya pada tahun 2020 sebesar 80.6% naik menjadi 99.4%
pada tahun 2021. Pada sub bagian bina mental spiritual mengalami kenaikan rasio
efisiensi sebesar 0.1% di tahun 2021, subbagian pelayanan social dan subbagian
kesehatan masyarakat juga mengalami kenaikan rasio efisiensi yang masing
masing naik 100% dan 4.6%. Pada tahun 2020 subbagian Pelayanan social tidak
bisa merealisasikan sama sekali anggaran yang berjumlah 2,268,260,000
dikarenakan pada tahun 2020 masih ada wabah covid-19 dan anggaran tersebut
dialihkan ke kegiatan yang lainnya.

Berdasarkan perhitungan rasio efisiensi menurut formulasi Kepmendagri


No. 690.900-327 Tahun 1996, maka tingkat efisiensi pengelolaan keuangan di
Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Semarang tahun 2020 dapat dikatakan
cukup efisien. Namun ketika di hitung rasio efisiensi persubbagian, subbagian
bina mental spiritual mendapatkan nilai 99.2% dan subbagian kesehatan
masyarakat mendapatkan nilai 94.8% yang berarti pengelolaan keuangan disana
kurang efisien sedangkan subbagian pelayanan social mendapatkan nilai 0%
karena tidak adanya realisasi anggaran dan dapat dikatakan sangat efisien.

Perhitungan rasio efisiensi pengelolaan Keuangan di Bagian Kesejahteraan


Rakyat Setda Kota Semarang pada tahun 2021 dapat dinyatakan Kurang Efisien.
Hal itu disebabkan karena pada perhitungan rasio efisiensi di subbagian bina
mental spiritual mendapatkan nilai 99.3%, subbagian pelayanan social
mendaptkan nilai 100%, dan subbagian kesehatan masyarakat mendapatkan nilai
100% yang dikatakan ketiga subbagian termasuk dalam kategori kurang efisien
dalam pengelolaan keuangan.

Semakin besar nilai rasio efisiensi keuangan maka semakin tidak efisien
pengelolaan keuangan daerah di Bagian Administrasi Ksejahteraan Rakyat. Hal
ini menyangkut perbandingan output dan input pelaksanaan program kerja atau
kegiatan pelayanan publik.

Analisis Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah di Bagian Kesejahteraan


Rakyat

Efektivitas cenderung lebih menitik beratkan pada tingkat keberhasilan organisasi


dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Halim, Abdul; Kusufi (2014:130)
menyatakan bahwa efektivitas merupakan tolok ukur berhasil tidaknya suatu
organisasi mencapai tujuannya. Jika suatu organisasi berhasil mencapai tujuan,
maka organisasi tersebut telah bekerja dengan efektif. Efektivitas hanya melihat
apakah suatu program kerja atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Perhitungan efektivitas menghitung hasil akhir dari suatu pelayanan
dihubungkan dengan outputnya (cost of outcome).

Rasio efektivitas menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam


merealisasikan anggaran belanja dibandingkan dengan target anggaran belanja
dikalikan seratus dalam bentuk persentase. Semakin tinggi rasio efektivitas, maka
menggambarkan kemampuan daerah yang semakin baik.

Dengan menggunakan formulasi efektivitas menurut Kepmendagri No.


690.900-327 Tahun 1996 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Keuangan, maka
tingkat efisiensi pengelolaan keuangan daerah pada Bagian Kesejahetraan Rakyat
adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4.8
Tinkat Efektivitas Pengelolaan Keuangan di Bagian Kesejahteraan Rakyat

Tahun Target
Anggaran Realisasi Efektivitas
Realisasi
Subbagian
Bina Mental 9,767,304,000 100% 9,686,743,000 99.2%
Spiritual
Subbagian
2020 Pelayanan 2,268,260,000 100% 0 0.0%
Sosial
Subbagian
Kesehatan 110,498,000 100% 104,797,200 94.8%
Masyarakat

Total 12,146,062,000 9,791,540,200 80.6%

2021 Subbagian
Bina Mental 28,899,730,515 100% 28,699,730,515 99.3%
Spiritual
Subbagian 5,306,154,791 100% 5,306,154,791 100.0%
Pelayanan
Sosial
Subbagian
Kesehatan 761,274,175 100% 761,274,175 100.0%
Masyarakat

Total 34,967,159,481 34,767,159,481 99.4%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat efektivias


pengelolaan keuangan daerah di Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Kota
Semarang pada tahun 2020-2021 berada di kategori cukup efektif dan efektif.
Efektivitas pengelolaan keuangan di Bagian Kesra mengalami kenaikan pada
tahun 2021 yang semula 80.6% menjadi 99.4%. Kenaikan efektivitas juga diikuti
ketiga subbagian di Bagian Kesra, pada tahun 2020 subbagian bina mental
spiritual mendapakan nilai 99.2% dan pada tahun 2021 naik 0.1% menjadi 99.3%,
subbagian kesehatan masyarakat mendapatkan nilai 94.8% pada tahun 2020 dan
mengalami kenaikan rasio efektivitas pada tahun 2021 menjadi 100%. Subbagian
pelayanan social juga mengalami kenaikan pada tahun 2021, walapun pada tahun
2020 subbagian pelayanan social tidak bisa merealisasikan anggaran yang
disediakan karena pandemik covid-19 yang melanda Kota Semarang. Pada tahun
2021 subbagian pelayanan social dapat meralisasikan hingga 100% anggaran yang
disediakan untuk beberapa kegiatan yang berdampak pada kenaikan rasio
efektivitas hingga 100%.

Perhitungan rasio efektivitas di Bagian Kesejahteraan rakyat tahun 2020


dapat dikatakan cukup efektif karena mendapat nilai 80.6% yang diperoleh dari
kinerja ketiga subbagiannya yang mendapatkan nilai 99.2% (Efektf) untuk
subbagian bina mental spiritual, nilai 0% (Tidak Efektif) untuk bagian Pelayanan
Sosial, dan nilai 94.8% (Efektif) untuk bagian kesehatan masyarakat. Sedangkan
rasio perhitungan efektivitas Bagian Kesra tahun 2021 masuk dalam kategori
Efektif. Kenaikan tingkat efektivitas ketiga subbagiannya membuat Bagian Kesra
masuk ke kategori efektif. Tahun 2021 subbagian bina mental spiritual
mendapatkan nilai 99.3% yang dapat dikatakan efektif. Subbagian pelayanan
social yang sebelumnya tidak bisa meralisasikan anggaran pada tahun 2020
akhirnya dapat menrealisasikan anggarrannya untuk beberapa kegiatan karena
kondisi covid-19 yang semakin membaik di Kota Semarang, hal itu berimbas pada
kenaikan rasio efektivitas sebesar 100% yang dapar dikatakan efektif. Subbagian
kesehatan masyarakat juga mendapatkan nilai 100% pada perhitungan rasio
efektivitas dan membuatnya masuk dalam kategoti efektif.

Anda mungkin juga menyukai