Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

EDUKASI PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT


(ISPA)

KHILYAH TASYA PUTRI ARIFIANSYAH

20902000031

PRODI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

a. Latar Belakang
Infeksi saluran pernapasan akut merupakan keadaan infeksi anak paling lazim,
tetapi kemakananya tergantung frekuensi relatif dari komplikasi yang terjadi pada
anak. Sindrom ini lebih luas dari pada orang dewasa. Biasanya anak dengan ISPA
mengalami penurunan nafsu makan tetapitindakan memaksa dia untuk makan
anak-anak untuk makan hidangan tidak ada gunanya. Sebagian besar penyakit
pada anak-anak adalah infeksi, sebagian besar infeksi adalah ISPA, kebanyakan
adalah virus,. Ispa dapat mencetus kejang demam dan serangan asma.
Dinding dan seluruh sistem pernapasan dilapisi oleh mukosa yang saling
berhubungan sehingga infeksi yang terjadi disuatu tempat dengan mudah bisa
mempengaruhi bagian saluran pernapasan. Ispa juga menjadi alasan utama
mengapa pasienlebih memilih perawatan ambulatory atau rawat jalan. Oleh
karena itu menjadi penting bahwa perawat perlu dipersiapkan untuk memberikan
perawatan terbaik, memberikan penyuluhan dan informasi mengenai obat-obatan
kepada pasien. Meskipun teknologi kedokteran telah berkembangsedemikian
pesatnya, namun pertanyaan-pertanyaan klinis yang umum untuk penyakit ispa.

Penyakit ispa merupakan suatu masalah kesehatan utama di indonesia karena


masih tingginya angka kejadian ispa terutama pada anak- anak dan balita. Ispa
mengakibatkan sekitar 20%-30% kematian anak balita. Sebnayak 40%-60%
kunjungan berobat di puskesmas dan 15%- 30% kunjungan berobat dirawat jalan
dan rawat inap.

b. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan kelompok keluarga mengetahui dan
memahami kondisi lingkungan polusi yang tercemar agar tidak terserang ISPA,
dan bisa mencegah dari penyakit tersebut dengan upaya kuratif dan preventif agar
keluarga sehat sejahtera.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan masyarakat dapat :
a. Mampu menyebutkan pengertian dari infeksi saluran pernapasan akut.
b. Mengetahui dan memahami penyebab dari infeksi saluran pernapasan akut.
c. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari seseorang yang terinfeksi
saluran pernapasannya akut dan dapat menyebutkan upaya pencegahan dari
infeksi saluran pernapasan akut.
d. Mengetahui kegunaan dari masker dan cara serta waktu menggunakannya.

c. Waktu dan Tempat


Waktu : Jam 10.30-11.30, Hari Senin 04 Oktober 2021
Tempat : Kediaman Tn. A

d. Sasaran
Keluarga Tn. A

e. Metode
Ceramah dan tanya jawab

f. Media/alat bantu
Leaflet
g. Kegiatan

Tahap Kegiatan pemateri Kegiatan Peserta Waktu

Pembuk 1. Menyampaikan salam 1. Membalas salam 10 Menit

aan
2. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan

3. Kontrak waktu 3. Memberi respon

4. Tes awal 4. Menjawab


Inti 1. Menjelaskan pengertian
1. Mendengarkan dan 20 Menit
dan penyebab dari infeksi menyimak
saluran pernapasan, tanda2. Mengajukan
dan gejala dari infeksi
saluran pernapasan, upaya Pertanyaan

3. Mendengarkan

pencegahan dan
pengobatan dari infeksi
saluran pernapasan.
2. Memberikan
kesempatan bertanya
3. Menjawab pertanyaan
Terminasi1. Tes akhir 1. Menjawab 30 Menit

2. Aktif bersama
2. Menyimpulkan hasil
menyimpulkan
penyuluhan
3. Membalas salam
3. Memberi salam penutup
Materi Pendidikan Kesehetan
Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)
1. Defenisi
Infeksi sluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan akut
yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang
lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan
penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulant atau
berurutan. (Nurrijal, 2009)
Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernapasan, dan
akut. Dengan pengertian sebagai berikut: infeksi adalah masuknya kuman atau
mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga
menimbulkan gejala penyakit. Saluran pernapasan adalah organ yang mulai dari
hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga
telinga tengah dan pleura. Dengan demikian ISPA secara otomatis mencakup
saluran pernapasan bagian atas, saluran pernapasan bagian bawah (termasuk
jaringan paru- paru) dan organ adneksa saluran pernapasan. Sesuai dengan batasan
ini maka jaringan paru-paru termasuk saluran pernapasan. Infeksi akut adalah
infeksi yang berlangsung sampai 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk
menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat
digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari. (Depkes,
2010).

2. Penyebab
Depkes (2004) menyatakan bakteri penyebab ispa antara lain adalah genus
streptococcus, stapilococus, pneumococus, haemophyllus, bordetella dan
corynobacterium. Virus penyebab ispa antara lain golongan paramykovirus
(termasuk didalamnya virus influenza, virus parainfluenza dan virus campak),
adenovirus, coronavirus, picornavirus, herpesvirus, dan lain-lain. Di Negara-
negara berkembang umumnya kuman penyebab ispa adalah streptococcus
pneumonia dan haemopylus influenza.
3. Patofisiologi
Perjalanan klinis penyakit ispa dimulai dengan berinteraksinya virus dengan
tubuh. Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernapasan menyebabkan silia
yang terdapat pada permukaan saluran napas bergerak keatas mendorong virus
kearah faring atau dengan suatu tangkapan reflex spasmus oleh laring. Jika reflex
tersebut gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran
pernapasan
Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering.
Kerusakan struktur lapisan dinding saluran pernapasan menyebabkan kenaikan
aktfitas kelenjar mucus yang banyak terdapat pada dinding saluran napas,
sehingga terjadipengeluaran cairan mukosa yang melebihi normal. Rangsangan
cairan berlebihan tersebut menimbulkan gejala batuk sehingga pada tahap awal
gejala ispa paling menonjol adalah batuk.

Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder


bakteri. Akibat infeksi virus tersebut terjadi kerusakan mekanisme mukosiliaris
yang merupakan mekanisme perlindungan pada saluran pernapasan terhadap
infeksi bakteri sehingga memudahkan bakteri-bakteri pathogen yang terdapat pada
saluran pernapasan atas seperti streptococcus menyerang mukosa yang rusak
tersebut. Infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan sekresi mucus bertambah
banyak dan dapat menyumbat saluran napas sehingga timbul sesak napas dan juga
menyebabkan batuk yang produktif. Invasi bakteri ini dipermudah dengan adanya
factor-faktor seperti kedinginan dan malnutrisi. Suatu laporan penelitian
menyebutkan bahwa dengan adanya suatu serangan infeksi virus pada saluran
napas dapat menimbulkan gangguan gizi akut pada bayi dan anak.

4. Manifestasi Klinik
Depkes RI membagi tanda dan gejala ISPA menjadi tiga yaitu :
a. Gejala dari ispa ringan
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau
lebih gejala-gejala sebagai berikut; batuk, serak, pilek atau flu, dan panas atau
demam, suhu badan lebih dari 37 C
b. Gejala dari ispa sedang
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika ditemukan satu atau lebih
gejala-gejala sebagai berikut; pernapasan cepat, suhu tubuh lebih dari 39C,
tenggorokan berwarna merah, timbul bercak merah pada kulit, telinga sakit,
pernapasan mendengkur
c. Gejala dari ispa berat
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika ditemukan satu atau lebih
gejala-gejala sebagai berikut; bibir atau kulit membiru, kesadaran menurun,
pernapasan mengorok dan anak tampak gelisah, sela iga tertarik kedalam pada
waktu bernapas, nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba, dan
tenggorokan berwarna merah.
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai