Anda di halaman 1dari 47

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

(Studi Empiris pada PT Express Trasindo Tbk yang Terdaftar di Bursa


Efek Indonesia Tahun 2019-2020)
Dosen

RENO VIRLANDANA A S.E. , M.M.

NIDN. 8807050017

Mata Kuliah

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

07SAKE005

Ditulis Oleh

DINA AULIA

NIM. 181011200982

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dan segala puji bagi Allah SWT yang

tekah memberikan kenikmatan, keberkahan, perlindungan serta karunia-NYA

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Laporan

Keuangan (Studi Empiris pada PT Express Trasindo Tbk yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2019-2020)”.

Penulisan makalah analisis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu

nilai tugas, Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membuat penulis menjadi lebih baik

lagi di masa mendatang. Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan rasa

hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. (H.C.). Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya

yang telah mewujudkan mimpi-mimpi anak bangsa dengan mempelopori

adanya pendidikan dengan biaya terjangkau dan berkualitas.

2. Bapak Dr. Drs. E. Nurzaman, M.M., M.Si., selaku Rektor Universitas

Pamulang yang telah berupaya keras menjadikan Universitas Pamulang

semakin berkualitas.

3. Bapak Dr. H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M., CSRA, CMA., selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang yang telah memajukan

Fakultas Ekonomi menjadi semakin baik.

4. Bapak Reno Virlandana A S.E., M.M., selaku dosen Analisis Laporan

Keuangan yang mengajarkan saya tentang makalah ini.

ii
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari yang

diharapkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun. Penulis berharap makalah ini dapat berguna oleh pembaca dan dunia

ilmu pengetahuan.

Tangerang Selatan, November 2021


Penulis,

Dina Aulia
181011200982

iii
DAFTAR ISI

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Analisis

Pandemi Covid-19 berdampak kepada hampir semua sektor bisnis,


termasuk transportasi. Salah satunya adalah operator taksi PT Express
Transindo Utama Tbk. Jumlah pegawai emiten TAXI ini susut dari 471 orang
pada Desember 2020 menjadi 143 orang pada Juli 2020. Artinya, sebanyak
328 orang atau 69,6% total jumlah pegawainya mengalami pemutusan
hubungan kerja (PHK) atau pemutusan kontrak. Corporate Secretary PT
Express Transindo Utama Tbk Yuniana menyatakan, penurunan jumlah
karyawan sejalan dengan pembenahan atau restrukturisasi internal Perseroan
yang dilakukan melalui konsolidasi operasi baik di kantor pusat maupun pool.
Semuanya terjadi karena kondisi bisnis yang menurun akibat pandemi
Covid-19. “Sejumlah 143 karyawan Perseroan terkena dampak selain dari
PHK yaitu pemotongan gaji karyawan sebesar 40% dari total gaji per bulan,
yang diperkirakan akan berlangsung hingga periode yang belum dapat
ditentukan saat ini,” kata Yuniana melalui keterbukaan informasi di Bursa
Efek Indonesia Dari sisi kinerja keuangan, PT Express Transindo Utama Tbk
tercatat membukukan kerugian sebesar Rp 43,44 miliar sepanjang semester I
2020, turun 62,47% dibandingkan rugi yang dialami perseroan pada periode
yang sama tahun lalu. Pada semester I 2019 perseroan membukukan rugi
bersih sebesar Rp 115,78 miliar. Pada paruh pertama tahun ini, perusahaan
yang dikenal dengan merek taksi Express ini mengantongi pendapatan
sebesar Rp 19,41 miliar. Jumlah tersebut anjlok hingga 62,47% dibandingkan
dengan semester I 2019 yang mencapai Rp 77,18 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang belum diaudit, pendapatan
dari bisnis taksi tercatat sebesar Rp 13,68 miliar pada semester I 2020. Angka
ini anjlok hingga 75,57% dibandingkan dengan semester I 2019 yang sebesar
Rp 56,03 miliar. Dari bisnis sewa kendaraan, Express Transindo Utama hanya
mengantongi pendapatan sebesar Rp 3,17 miliar pada semester I 2020.
Capaian ini anjlok hingga 79,56% dibandingkan dengan semester I 2019, di
mana perseroan mampu menghasilkan pendapatan Rp 15,51 miliar dari bisnis
sewa kendaraan. Meski begitu, beban pokok pendapatan mampu diturunkan
hingga 56,62% menjadi Rp 160,42 miliar pada semester I 2020. Pada periode
yang sama tahun lalu, Express Transindo Utama menanggung beban pokok
pendapatan sebesar Rp 160,42 miliar. Beban pokok pendapatan bisa turun
drastis karena beban dari penyusutan armada dan peralatan pada semester I
2020 turun 47,24% menjadi Rp 46,37 miliar.
Selain itu, beban gaji dan tunjangan turun 54,66% Rp 12,5 miliar. Pada
paruh pertama tahun ini Express Transindo Utama juga mampu menurunkan
beban usaha dan administrasi sebesar 63,95% menjadi Rp 6,81 miliar. Pada
periode yang sama tahun lalu, perseroan menanggung beban sebesar Rp 18,89
miliar pada pos ini. Sepanjang semester I 2020 perseroan melakukan
beberapa langkah efisiensi karena operasional terdampak pandemi corona.
Salah satu langkah yang diambil adalah menyesuaikan jumlah karyawan dan
penutup sejumlah pool taksi yang sudah tidak aktif lagi. Berkat langkah
efisiensi inilah beban Express Transindo Utama berhasil ditekan sepanjang
semester I 2020. Hal ini berdampak langsung terhadap kinerja, meski secara
keseluruhan perseroan masih membukukan rugi bersih (Katadata.co.id, 2020).

1
1.2 Lampiran Laporan Keuangan

Dibawah ini ada beberapa lampiran Laporan Keuangan PT AirAsia


Indonesia Tbk pada tahun 2019-2020:

Laporan Keuangan Konsolidasi (IDX.co.id, 01 : 2020).

2
Laporan Keuangan Konsolidasi (IDX.co.id, 02 : 2020).
Laporan Laba/Rugi (IDX.co.id, 03 : 2020
Laporan Laba/Rugi (IDX.co.id, 04 : 2020).
Laporan Perubahan Modal (IDX.co.id, 05 : 2020).

Laporan Arus Kas Komsolidasi (IDX.co.id, 06 : 2020).


Laporan Arus Kas Komsolidasi (IDX.co.id, 07 : 2020).
Laporan Arus Kas Komsolidasi (IDX.co.id, 08 : 2020).
Laporan Arus Kas Komsolidasi (IDX.co.id, 09 : 2020).
1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka

masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah:

1. Bagaimana analisis perbandiangan laporan keuangan yang terjadi pada

PT Express Trasindo Tbk?

2. Bagaimana analisis trend yang terjadi pada PT Express Trasindo Tbk?

3. Bagaimana analisis presentase perkomponen (common size) yang

terjadi pada PT Express Trasindo Tbk?

4. Bagaimana analisis sumber dan penggunaan modal kerja yang terjadi

pada PT Express Trasindo Tbk?

5. Bagaimana analisis sumber dan penggunaan kas yang terjadi pada PT

Express Trasindo Tbk?

6. Bagaimana analisis rasio keuangan yang terjadi pada PT Express

Trasindo Tbk?

7. Apa yang dimaksud dengan analisis perubahan laba kotor serat rumus

perhitungannya?

8. Apa yang dimaksud dengan analisis titik impas serat rumus

perhitungannya?
1.4 Manfaat dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas harus adanya manfaat dan

tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui efek yang dialami laporan keuangan terhadap

pandemik.

2. Menganalisa seberapa kerugian yang dialami PT Express Trasindo Tbk.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Informasi Umum Perusahaan

2.1.1 Pendirian dan Kegiatan Perusahaan

PT Express Transindo Utama Tbk ("Perseroan"), dahulu bernama PT

Kasih Bhakti Utama, didirikan berdasarkan Akta No. 9 tanggal 11 Juni 1981,

dibuat di hadapan Max Lahoendoeitan, S.H., Notaris pengganti dari Nico

Rudolf Makahanap, S.H., Notaris di Jakarta, sebagaimana diubah berdasarkan

Akta Perubahan dan Perbaikan No. 8, tanggal 3 Februari 1986, yang dibuat di

hadapan Nico Rudolf Makahanap, S.H., Notaris di Jakarta. Akta perubahan

ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik

Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-3139.HT.01-01.Th 86, tanggal 26

April 1986 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia

No. 1639 tanggal 11 Juni 1991, Tambahan No.47.

Perseroan telah menyesuaikan Anggaran Dasarnya dalam rangka

memenuhi ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan Peraturan Bursa

Efek Indonesia. Perubahan ini didokumentasikan dalam Akta No. 3 tanggal 3

Juni 2015 dari Martina, S.H., Notaris di Jakarta. Akta perubahan ini telah

diterima dan dicatatkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.03-0936857

dan AHU-AH.01.03-0936858 tertanggal 4 Juni 2015.

Perseroan telah meningkatkan modal dasar sebesar Rp1.000.000.000 yang

terdiri dari 10.000.000.000 saham melalui Akta No. 21 tanggal 7 Mei 2019

dari Leolin Jayayanti, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta. Akta perubahan

10
anggaran dasar ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.

AHU0024341.AH.01.02.Tahun 2019, tanggal 8 Mei 2019.

Perseroan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor sebesar

Rp400.000.000 yang terdiri dari 4.000.000.000 saham melalui Akta No. 80

tanggal 24 Juni 2019 dari Leolin Jayayanti, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta.

Akta perubahan ini telah diterima dan dicatatkan oleh Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-

AH.01.03-0290685 tertanggal 26 Juni 2019. Perseroan bertempat kedudukan

di Jakarta Barat, Indonesia. Perseroan dan entitas anak (secara kolektif disebut

sebagai "Grup") beroperasi di Jakarta (termasuk Depok, Bekasi dan

Tangerang) dan kota-kota lainnya di Indonesia. Kantor pusat Perseroan

terletak di Jl. Sukarjo Wiryopranoto No. 11 Maphar, Taman Sari, Jakarta

Barat 11160.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang Iingkup kegiatan

utama Perseroan adalah bergerak dalam bidang penyediaan jasa transportasi

darat. Perseroan mulai beroperasi pada tahun 1989. Setelah selesai

melaksanakan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih

Dahulu Tahap I pada tanggal 22 Mei 2019, Perseroan tidak lagi memiliki

pemegang saham utama dan pemegang saham pengendali pada tanggal 31

Desember 2019 (IDX.co.id, 2020).

10
2.1.2 Penawaran Umum Efek dan Obligasi

Pada tanggal 22 Oktober 2012, Perseroan memperoleh pernyataan efektif

dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

("Bapepam-LK") dengan suratnya No. S-12327/BL/2012 untuk melakukan

penawaran umum atas 1.051.280.000 saham dengan nilai nominal Rp100

(dalam Rupiah penuh) per saham atas nama Perseroan kepada masyarakat

dengan harga penawaran per lembar saham sebesar Rp560 (dalam Rupiah

penuh). Pada tanggal 2 November 2012, saham tersebut telah dicatatkan pada

Bursa Efek Indonesia.

Pada tanggal 14 Mei 2019, Perseroan memperoleh persetujuan dari Bursa

Efek Indonesia melalui surat No. S-02648/BEI.PPI/05-2019 atas pencatatan

saham tambahan Perseroan dalam dua tahapan. Penerbitkan saham tambahan

ini adalah dalam rangka Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek

Terlebih Dahulu ("PMTHMETD").

1. Tahap I Pencatatan saham tambahan atas konversi pokok Obligasi I

Express Transindo Utama Tahun 2014 sebanyak 4.000.000.000 saham

dengan nilai nominal Rp100 (dalam Rupiah penuh) per saham dan

harga pelaksanaan Rp100 (dalam Rupiah penuh) per saham. Pada

tanggal 23 Mei 2019, saham tambahan ini telah efektif dicatatkan pada

Bursa Efek Indonesia.

2. Tahap II Pra-pencatatan saham tambahan atas konversi pokok Obligasi

Konversi Express Transindo Utama Tahun 2019 sebanyak-banyaknya

6.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100 (dalam Rupiah

penuh) per saham dengan harga pelaksanaan Rp100 (dalam Rupiah

11
penuh) per saham. Penambahan saham ini akan dilaksanakan pada awal

tahun 2021.

Pada tanggal 17 Juni 2014, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari

Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui surat No. S-273/D.04/2014

untuk melakukan Penawaran Umum Obligasi I Express Transindo Utama

Tahun 2014 dengan nilai nominal keseluruhan sebesar Rp1.000.000.000 dan

suku bunga tetap sebesar 12,25% per tahun. Pada tanggal 25 Juni 2014,

obligasi tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Sesuai dengan

hasil restrukturisasi utang yang disetujui oleh pemegang obligasi dan

pemegang saham Perseroan pada 22 Mei 2019, Obligasi I Express Transindo

Utama Tahun 2014 sebesar Rp600.000.000 telah dirubah menjadi Obligasi

Konversi Express Transindo Utama Tahun 2019 (OK) tanpa bunga dan jatuh

tempo pada tanggal 31 Desember 2020. Pada tanggal 23 Juni 2019, OK tetap

tercatat pada Bursa Efek Indonesia, sedangkan sisa Obligasi I Express

Transindo Utama Tahun 2014 sebesar Rp400.000.000 telah dikonversi

menjadi saham Perseroan melalui PMTHMETD (IDX.co.id, 2020).

12
BAB III

ANALISA KINERJA KEUANGAN

3.1 Jenis Analisis

3.1.1 Analisis Perbandingan Laporan Keuangan

Analisis perbandingan adalah teknik analisis laporan keuangan yang

dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horizontal dan

membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan menunjukkan

informasi keuangan atau data lain baik dalam rupiah atau dalam unit. Teknik

perbandingan juga dapat menunjukkan kenaikan dan penurunan dalam rupiah

atau unit dan juga dalam persentase atau perbandingan dalam bentuk angka

perbandingan atau rasio. Analisis perbandingan laporan keuangan merupakan

analisis vertikalhorizontal yang membandingkan antara setiap pos-pos yang

sama dalam laporan keuangan untuk periode beberapa tahun (periode)

sehingga dapat diketahui perkembangan (tren) atau kecenderungannya. Yang

diperbandingkan adalah hasil penilaian yang diperoleh dari kinerja

perusahaan selama beberapa tahun. Secara umum hasil analisis perbandingan

laporan keuangan dapat ditunjukkan dalam bentuk:

a. Jumlah dalam rupiah

b. Jumlah penurunan dalam rupiah

c. Jumlah kenaikan dalam rupiah

d. Perbandingan dalam %

e. Perbandingan dalam bentuk rasio

f. Perbandingan antarpos laporan dapat dilakukan melalui:

g. Perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horizontal) misalnya

laporan keuangan tahun 2019, dibandingkan dengan laporan keuangan


tahun 2020

h. Perbandingan dengan perusahaan yang dianggap terbaik

i. Perbandingan dengan angka-angka standar Industri yang berlaku

(Industrial Norm). Di Indonesia standar ini belum tetapi di Amerika

beberapa perusahaan mengkhususkan diri mensupply informasi rasio

ini misalnya Moody’s, Standard & Poor dan lain-lain. Perbandingan

dengan budget (anggaran).

j. Perbandingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalam suatu

perusahaan.

3.1.2 Tujuan, Manfaat, Fungsi dan Kegunaan Analisis Perbandingan

Laporan Keuangan

a. Tujuan dan Manfaat Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Tujuan


dilakukannya perbandingan laporan keuangan perusahaan adalah
sebagai berikut :
 Mengetahui perubahan-perubahan berupa kenaikan atau penurunan
pos-pos laporan keuangan atau data lainnya dalam dua atau lebih
periode yang dibandingkan.
 Membandingkan data keuangan dua periode atau lebih,
sehingga dapat diperoleh data yang dapat mendukung keputusan
yang akan diambil oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
 Menentukan bagaimana setiap pos laporan keuangan berubah,
slaebab pos-pos tersebut berubah, dan mengeahui apakah
perubahan tersebut menguntungkan atau tidak.
Sedangkan manfaat dengan membandingkan laporan keuangan
perusahaan adalah sebagai berikut :
 Memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik
yang dilakukan pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan.
 Dapat menyajikan data historis serta menyeluruh yang terdiri
dari data yang ada merupakan hasil kombinasi antara fakta
yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di
dalam akuntansi serta pendapat pribadi.
 Membantu para manajer, karena dengan laporan keuangan yang
diperbandingkan untuk beberapa periode dapat diketahui sifat dan
tendensi / kecenderungan perubahan yang terjadi dalam
perusahaan.
b. Fungsi atau Kegunaan Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Fungsi dan kegunaan analisis ini adalah :
 Untuk mengetahui perubahan masing-masing unsur aporan
keuangan dalam beberapa periode.
 Sebagai dasar pembuatan perencanaan,kebijaksanaan, keputusan,
serta tindakan operasional manajemen perusahaan pada periode
yang akan datang.

3.1.3 Metode Analisis Perbandingan Laporan Keuangan

Metode yang biasa digunakan untuk membandingkan laporan


keuangan adalah sebagai berikut :
a. Analisis horizontal
Analisis horizontal adalah analisis dengan mengadakan
perbandingan laporan keuangan dari beberapa periode yang berbeda
untuk melihat perubahan-perubahan kekayaan perusahaan, modal kerja
netto, dan kas perusahaan. Dari analisis-analisis perubahan ini dapat
diketahui asal atau sumber penggunaan dana perusahaan,
disamping perkembangan perusahaan dari periode satu ke periode yang
lainnya.
b. Analisis Vertikal

Analisis vertikal adalah analisis dengan mengadakan

perbandingan antara masing-masing pos dalam laporan keuangan

periode berjalan dengan jumlah total pada laporan keuangan yang

sama sehingga dapat diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi

pada periode itu.


3.1.4 Hasil Perhitungan Analisis Perbandingan Laporan Keuangan

PT EXPRESS TRASINDO Tbk.


LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 2020 & 31 DESEMBER 2019
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2020 2019
Selisih Persentase
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas 22.468.839 19.638.671 2.830.168 14,41%
Rekening Penampungan 58.297.424 29.837.684 28.459.740 95,38%
Piutang Usaha
1. Piutang Usaha Pihak Ketiga 23.933.258 92.207.091 -68.273.833 -74,04%
Piutang Lainnya
1. Piutang Lain Pihak Ketiga 557.460 963.805 -406.345 -42,16%
2. Piutang Lain Pihak Berelasi 51.051.525 57.224.780 -6.173.255 -10,79%
Persediaan 1.087.873 1.973.476 -885.603 -44,88%
Pajak dibayar di muka 1.142.237 2.422.835 -1.280.598 -52,86%
Biaya dibayar di muka 1.623.630 3.984.785 -2.361.155 -59,25%
Uang muka 36.866 1.450.341 -1.413.475 -97,46%
TOTAL ASET LANCAR 160.199.112 209.703.468 -49.504.356 -23,61%

ASET TIDAK LANCAR


Investasipada entitas asosiasi - neto 0 152.815 -152.815 -100,00%
Investasi pada ventura bersama 0 1.797.093 -1.797.093 -100,00%
Aset tetap 81.168.836 263.890.302 -182.721.466 -69,24%
Aset tidak lancar lain-lain 1.934.391 3.721.653 -1.787.262 -48,02%
TOTAL ASET TIDAK LANCAR 83.103.227 269.561.863 -186.458.636 -69,17%

TOTAL ASET 243.302.339 479.265.331 -235.962.992 -49,23%


PT EXPRESS TRASINDO Tbk.
LAPORAN POSISI KEUANGAN (LANJUTAN)
31 DESEMBER 2020 & 31 DESEMBER 2019
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2020 2019
Selisih Persentase
LIABILITAS DAN DEFISIENSI MODAL
LIABILITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha pihak ketiga 5.988.694 9.511.153 -3.522.459 -37,04%
Utang lain-lain pihak ketiga 6.329.121 21.329.792 -15.000.671 -70,33%
Utang pajak 7.821.805 5.269.999 2.551.806 48,42%
Beban akrual 96.717.110 105.851.543 -9.134.433 -8,63%
Pinjaman
Utang obligasi 466.102.110 578.914.943 -112.812.833 -19,49%
TOTAL LIABILITAS JANGKA PENDEK 582.958.840 720.877.430 -137.918.590 -19,13%

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Liabilitas pajak tangguhan 8.632.339 32.937.355 -24.305.016 -73,79%
Utang pemegang saham 164.581.651 157.523.760 7.057.891 4,48%
Jaminan pengemudi 3.046.435 7.095.889 -4.049.454 -57,07%
Liabilitas imbalan kerja 4.409.693 14.793.446 -10.383.753 -70,19%
TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG 180.670.118 212.350.450 -31.680.332 -14,92%

TOTAL LIABILITAS 763.628.958 933.227.880 -169.598.922 -18,17%

DEFISIENSI MODAL
MODAL SAHAM

Modal dasar - 15.400.000.000 saham dengan nilai


nominal Rp100 (dalam Rupiah penuh) per saham Modal 614.560.000 614.560.000 0 0,00%
ditempatkan dan disetor penuh - 6.145.600.000 saham

Tambahan modal disetor 319.938.860 319.938.860 0 0,00%


Opsi saham 2.827.064 2.827.064 0 0,00%

Selisih nilai transaksi dengan kepentingan nonpengendali 792.591 792.591 0 0,00%

SALDO LABA (DEFISIT)


Dicadangkan 150.000 150.000 0 0,00%
Belum dicadangkan -1.457.505.595 -1.391.335.430 -66.170.165 4,76%
Jumlah defisiensi modal yang dapat diatribusikan kepada
-519.237.080 -453.066.915 -66.170.165 14,60%
pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali -1.089.539 -995.634 -93.905 9,43%
TOTAL DEFISIASI MODAL -520.326.619 -454.062.549 -66.264.070 14,59%

TOTAL LIABILITAS DAN DEFISIASI MODAL 243.302.339 479.165.331 -235.862.992 -49,22%

Tabel analisis laporan keuangan horizontal tahun ke tahun

untuk tahun 2019 dan tahun 2020 PT Express Trasindo Tbk

(TAXI) menunjukan bahwa terdapat penurunan pada asset sebesar

Rp -235.862.992 atau sebesar -49,22% lebih rendah pada tahun

2020 dibandingkan dengan asset pada tahun 2019.


PT EXPRESS TRASINDO Tbk.
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPERHENSIF LAIN KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2020 & 31 DESEMBER 2019
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2020 2019
Selisih Persentase
Pendapatan 21.541.634 134.251.103 -112.709.469 -83,95%
Beban pokok pendapatan -95.435.084 -293.916.663 198.481.579 -67,53%

Rugi Bruto -73.893.450 -159.665.560 85.772.110 -53,72%


Beban umum dan administrasi -18.270.495 -103.307.149 85.036.654 -82,31%

Rugi Usaha -92.163.945 -262.972.709 170.808.764 -64,95%


Penghasilan (beban) lain-lain
Keuntungan penghapusan utang 0 284.108.491 -284.108.491 -100,00%
Keuntungan penjualan aset tetap 11.049.678 2.397.215 8.652.463 360,94%
Penghasilan bunga 211.122 161.315 49.807 30,88%
Kerugian selisih kurs -343 -4.333 3.990 -92,08%
Bagian rugi setelah pajak yang dicatat dengan metode
ekuitas dari:
1. Entitas asosiasi -1.949.908 -39.337 -1.910.571 4856,93%
2. Ventura bersama 0 -202.907 202.907 -100,00%
Beban bunga -7.061.921 -7.038.607 -23.314 0,33%
Beban penurunan nilai aset tetap 0 -221.430.018 221.430.018 -100,00%
Penghasilan lain-lain 16.914.758 512.569 16.402.189 3200,00%
Penghasilan lain-lain - neto 19.163.386 58.464.388 -39.301.002 -67,22%
Rugi sebelum pajak penghasilan -73.000.559 204.508.321 -277.508.880 -135,70%

MANFAAT (BEBAN)
Pajak penghasilan - neto 19.778.599 -71.564.621 91.343.220 -127,64%
RUGI NETO TAHUN BERJALAN -53.221.960 276.072.942 -329.294.902 -119,28%

PENGHASILAN KOMPERHENSIF LAIN


Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi:
Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja jangka
1.472.373 8.796.645 -7.324.272 -83,26%
panjang
Pajak yang terkait dengan pos yang tidak akan
-323.922 2.199.161 -2.523.083 -114,73%
direklasifikasi ke laba rugi
Penghasilan komperhensif lain setelah pajak 1.148.451 6.597.484 -5.449.033 -82,59%

TOTAL RUGI KOMPERHENSIF TAHUN


-52.073.509 -269.475.458 217.401.949 -80,68%
BERJALAN

RUGI PER SAHAM (DALAM BENTUK


-8,64 -60,11 -57,47 95,61%
RUPIAH PENUH)

13
Tabel perbandingan laporan laba rugi PT Express Trasindo Tbk periode

tahun 2019 dan 2020 diatas menunjukan adanya beberapa penurunan yang

harus diperhatikan kembali oleh perusahaan, yakni pendapatan sebesar

-83,95%, yang diikuti dengan beban pokok pendapatan yaitu sebesar

-67,53%, yang menyebabkan pada kerugian lebih tinggi dibanding pada

tahun 2019 yaitu sebesar -57,47%. Kemampuan perusahaan yang harus di

evaluasi kembali dalam hal penjualan, karena beban yang dikeluarkan

perusahaan sudah bertambah besar tetapi penjualan yang di hasilkan lebih

sedikit sehingga menyebabkan perusahaan mengalami kerugian yang lebih

besar dibandingkan tahun sebelumnya.

3.1 Analisis Trend


3.1.1 Pengertian Analisis Trend
Menurut Maryati (2010;129) menyatakan trend adalah suatu Gerakan
(kecenderungan) naik atau turun dalam jangka panjang, yang diperoleh dari
rata–rata perubahan dari waktu ke waktu. Rata-rata perubahan tersebut bisa
bertambah bisa berkurang. Jika rata-rata perubahan bertambah disebut trend
positif atau trend mempunyai kecenderungannaik. Sebaliknya, jika rata–rata
perubahan berkurang disebut trend negatif atau trend yang mempunyai
kecenderungan menurun.

3.1.2 Kegunaan Analisi Trend


Secara umum, semua anggaran termasuk analisis tren peramalan
(forecasting) anggaran pendapatan (penjualaan), mempunyai tiga kegunaan
pokok yaitu :
a. pedoman kerja
b. sebagai alat pengkoordinasi kerja
c. sebagai alat pengawasan kerja yang membantu manajemen dalam
mencapai tujuan perusahaan
Menurut M.Munandar (2011:11) Dengan melihat uraian di atas anggaran
pendapatan (penjualan) memiliki manfaat yakni dalam hal
13
perencanaan, pedoman, koordinasi, pengawasan dan evaluasi :

13
a. Perencanaan (Planing)

Adanya perencanaan terpadu. Anggaran perusahaan dapat digunakan

sebagai alat untuk merumuskan rencana perusahaan dan untuk

menjalankan pengendalian terhadap berbagai kegiatan perusahaan secara

menyeluruh. Dengan demikian, anggaran merupakan suatu alat

manajemen yang dapat digunakan baik dalam keperluan perencanaan

maupun pengendalian.

b. Pedoman (Dispacing)

Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan. Anggaran dapat

memberikan pedoman yang berguna baik manajemen puncak maupun

manajemnen menengah. Anggaran yang disusun dengan baik akan

membuat bawahan menyadari bahwa manajemen memiliki pemahaman

yang baik tentang operasi perusahaan dan bawahan akan mendapatkan

pedoman yang jelas dalam melaksanakan tugasnya. Disamping itu,

penyusunan anggaran memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi

defisit dalam pengelolaan anggaran sehinggan kinerja menjadi lebih baik.

c. Organisasi (Coordination)

Sebagai alat pengkoordinasi kerja. Penganggaran dapat memperbaiki

koordinasi kerja perusahaan. Sistem anggaran memberikan ilustrasi

operasi perusahaan secara keseluruhan, oleh karena itu sistem anggaran

memungkinkan para manager divisi untuk melihat hubungan antar bagian

(divisi).

d. Pengawasan (Controlling)

Sebagai alat pengawasan kerja. Anggaran memerlukan serangkaian


14
standar prestasi atau target yang bisa dibandingkan dengan realisasinya

sehingga pelaksanaan setiap aktivitas dapat dinilai kinerjanya. Dalam

menentukan standar acuan diperlukan pemahaman, yang realistis dan

analisis yang seksama terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan. Penentuan standar yang sembarangan tanpa didasari oleh

pengetahuan dapat menimbulkan lebih banyak masalah daripada manfaat.

Hal ini mengingat standar dalam anggaran yang ditetapkan secara

sembarangan tersebut mungkin merupakan target yang mustahil untuk

dicapai karena terlalu tinggi atau terlalu rendah. Standar yang

ditetapkan terlalu tinggi akan menimbulkan frustasi ketidakpuasan.

Sebaliknya penetapan standar yang terlalu rendah akan menjadikan biaya

menjadi tidak terkendalikan, menurunkan laba dan semangat kerja.

e. Evaluasi (Evaluation)

Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan.Anggaran yang disusun

dengan baik menerapkan standar yang akan memberikan pedoman bagi

perbaikan operasi perusahaan dalam menentukan langkah- langkah yang

ditempuh agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan cara yang baik, artinya

menggunakan sumber-sumber perusahaan yang dianggap paling

menguntungkan. Terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi dalam

operasionalnya perlu dilakukan evaluasi yang dapat masukan untuk

menentukan keputusan manajemen.

15
3.1.3 Hasil Perhitungan Analisis Trend masa depan.

PT EXPRESS TRASINDO Tbk.


LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 2020 & 31 DESEMBER 2019
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Trend
2020 2019 Naik/Turun
2020 2019
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas 22.468.839 19.638.671 114% 100% 14%
Rekening penampungan 58.297.424 29.837.684 195% 100% 95%
Piutang Usaha Pihak Ketiga 23.933.258 92.207.091 26% 100% -74%
Piutang Lainnya
1. Piutang Lain Pihak Ketiga 557.460 963.805 58% 100% -42%
2. Piutang Lain Pihak Berelasi 51.051.525 57.224.780 89% 100% -11%
Persediaan Lancar Lainnya 1.087.873 1.973.476 55% 100% -45%
Pajak dibayar dimuka 1.142.237 2.422.835 47% 100% -53%
Biaya dibayar dimuka 1.623.630 3.984.785 41% 100% -59%
Uang muka 36.866 1.450.341 3% 100% -97%
TOTAL ASET LANCAR 160.199.112 209.703.468 76% 100% -24%

ASET TIDAK LANCAR


Investasi pada entitas asosiasi-neto 0 152.815 0% 100% -100%
Investasi pada venture bersama 0 1.797.093 0% 100% -100%
Aset tetap 81.168.836 263.890.302 31% 100% -69%
Aset tidak lancar lain-lain 1.934.391 3.721.653 52% 100% -48%

TOTAL ASET TIDAK LANCAR 83.103.227 269.561.863 31% 100% -69%

TOTAL ASET 243.302.339 479.265.331 51% 100% -49%

16
PT EXPRESS TRASINDO Tbk.
LAPORAN POSISI KEUANGAN (LANJUTAN)
31 DESEMBER 2020 & 31 DESEMBER 2019
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Trend
2020 2019 Naik/Turun
2020 2019

LIABILITAS DAN DEFISIENSI MODAL


LIABILITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha pihak ketiga 5.988.694 9.511.153 63% 100% -37%
Utang lain-lain pihak ketiga 6.329.121 21.329.792 30% 100% -70%
Utang pajak 7.821.805 5.269.999 148% 100% 48%
Beban akrual 96.717.110 105.851.543 91% 100% -9%
Pinjaman
Utang obligasi 466.102.110 578.914.943 81% 100% -19%
TOTAL LIABILITAS JANGKA PENDEK 582.958.840 720.877.430 81% 100% -19%

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Liabilitas pajak tangguhan 8.632.339 32.937.355 26% 100% -74%
Utang pemegang saham 164.581.651 157.523.760 104% 100% 4%
Jaminan pengemudi 3.046.435 7.095.889 43% 100% -57%
Liabilitas imbalan kerja 4.409.693 14.793.446 30% 100% -70%
TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG 180.670.118 212.350.450 85% 100% -15%

TOTAL LIABILITAS 763.628.958 933.227.880 82% 100% -18%

DEFISIENSI MODAL
MODAL SAHAM

Modal dasar- 15.400.000.000 saham dengan nilai


nominal Rp100 (dalam Rupiah penuh) per saham Modal 614.560.000 614.560.000 100% 100% 0%
ditempatkan dan disetor penuh - 6.145.600.000 saham
Tambah modal disetor 319.938.860 319.938.860 100% 100% 0%
Opsi saham 2.827.064 2.827.064 100% 100% 0%
Selisih nilai transaksi dengan kepentingan non pengendali 792.591 792.591 100% 100% 0%
SALDO LABA (DEFISIT)
Dicadangkan 150.000 150.000 100% 100% 0%
Belum dicadangkan -1.457.505.595 -1.391.335.430 105% 100% 5%
Jumlah defisiensi modal yang dapat diatribusikan kepada
-519.237.080 -453.066.915 115% 100% 15%
pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali -1.089.539 -995.634 109% 100% 9%
TOTAL DEFISIENSI MODAL -520.326.619 -454.062.549 115% 100% 15%

TOTAL LIABILITAS DAN DEFISIENSI MODAL 243.302.339 479.165.331 51% 100% -49%

Berdasarkan tabel analisis pada laporan neraca (aktiva) PT Expree

Trasindo Tbk. Periode 2019-2020 menggunakan analisis trend dapat

diketahui bahwa asset lancar mengalami penurunan sebesar 13% yang

17
disebabkan karena penurunan piutang serta persediaan dimana menyebabkan

kenaikan pada asset lancar sebesar -24% atas penggunaan asset lancar

tersebut.

Pada posisi pasiva PT Express Trasindo Tbk. Mengalami penurunan

jangka pendek maupun jangka panjang masing-masing sebesar -19% dan

-15%, sedangkan ekuitas mengalami penurunan yang sangat besar yaitu

sebesar 15% yang dapat disimpulkan pembiayaan terbesar berasal dari utang

dibandingkan ekuitas.

PT EXPRESS TRASINDO Tbk.


LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPERHENSIF LAIN KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2020 & 31 DESEMBER 2019
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Trend
2020 2019 Naik/Turun
2020 2019
Pendapatan 21.541.634 134.251.103 16% 100% -84%
Beban pokok pendapatan -95.435.084 -293.916.663 32% 100% -68%

Rugi Bruto -73.893.450 -159.665.560 46% 100% -54%


Beban umum dan administrasi -18.270.495 -103.307.149 18% 100% -82%

Rugi Usaha -92.163.945 -262.972.709 35% 100% -65%


Penghasilan (beban) lain-lain
Keuntungan penghapusan utang 0 284.108.491 0% 100% -100%
Keuntungan penjualan aset tetap 11.049.678 2.397.215 461% 100% 361%
Penghasilan bunga 211.122 161.315 131% 100% 31%
Kerugian selisih kurs -343 -4.333 8% 100% -92%

Bagian rugi setelah pajak yang dicatat dengan metode ekuitas dari:
1. Entitas asosiasi -1.949.908 -39.337 4957% 100% 4857%
2. Ventura bersama 0 -202.907 0% 100% -100%
Beban bunga -7.061.921 -7.038.607 100% 100% 0%
Beban penurunan nilai aset tetap 0 -221.430.018 0% 100% -100%
Penghasilan lain-lain 16.914.758 512.569 3300% 100% 3200%
Penghasilan lain-lain - neto 19.163.386 58.464.388 33% 100% -67%
Rugi sebelum pajak penghasilan -73.000.559 204.508.321 -36% 100% -136%

MANFAAT (BEBAN)
Pajak penghasilan - neto 19.778.599 -71.564.621 -28% 100% -128%
RUGI NETO TAHUN BERJALAN -53.221.960 276.072.942 -19% 100% -119%

PENGHASILAN KOMPERHENSIF LAIN


Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi:
Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja jangka panjang 1.472.373 8.796.645 17% 100% -83%
Pajak yang terkait dengan pos yang tidak akan direklasifikasi ke
-323.922 2.199.161 -15% 100% -115%
laba rugi
Penghasilan komperhensif lain setelah pajak 1.148.451 6.597.484 17% 100% -83%

TOTAL RUGI KOMPERHENSIF TAHUN BERJALAN -52.073.509 -269.475.458 19% 100% -81%

RUGI PER SAHAM (DALAM BENTUK RUPIAH PENUH) -8,64 -60,11 14% 100% -86%

18
Pada laporan laba rugi, analisis trend menunjukan penurunan pendapatan dari

tahun 2019 ke 2020 sebesar -84%. Diikuti beban PT Express Trasindo Tbk

mengalami penurunan yang cukup signifikan, sehingga menyebabkan PT Express

Trasindo Tbk mengalami kerugian ditahun 2020 lebih rendah dibandingkan pada

tahun 2019.

PT EXPRESS TRASINDO Tbk.


LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 2020 & 31 DESEMBER 2019
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Common size %
2020 2019
2020 2019
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas 22.468.839 19.638.671 9% 4%
Rekening penampungan 58.297.424 29.837.684 24% 6%
Piutang Usaha Pihak Ketiga 23.933.258 92.207.091 10% 19%
Piutang Lainnya
1. Piutang Lain Pihak Ketiga 557.460 963.805 0% 0%
2. Piutang Lain Pihak Berelasi 51.051.525 57.224.780 21% 12%
Persediaan Lancar Lainnya 1.087.873 1.973.476 0% 0%
Pajak dibayar dimuka 1.142.237 2.422.835 0% 1%
Biaya dibayar dimuka 1.623.630 3.984.785 1% 1%
Uang muka 36.866 1.450.341 0% 0%
TOTAL ASET LANCAR 160.199.112 209.703.468 66% 44%

ASET TIDAK LANCAR


Investasi pada entitas asosiasi-neto 0 152.815 0% 0%
Investasi pada venture bersama 0 1.797.093 0% 0%
Aset tetap 81.168.836 263.890.302 33% 55%
Aset tidak lancar lain-lain 1.934.391 3.721.653 1% 1%

TOTAL ASET TIDAK LANCAR 83.103.227 269.561.863 34% 56%

TOTAL ASET 243.302.339 479.265.331 100% 100%

19
PT EXPRESS TRASINDO Tbk.
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPERHENSIF LAIN KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2020 & 31 DESEMBER 2019
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Common Size %
2020 2019
2020 2019
Pendapatan 21.541.634 134.251.103 100% 100%
Beban pokok pendapatan -95.435.084 -293.916.663 -443% -219%

Rugi Bruto -73.893.450 -159.665.560 -343% -119%


Beban umum dan administrasi -18.270.495 -103.307.149 -85% -77%

Rugi Usaha -92.163.945 -262.972.709 -428% -196%


Penghasilan (beban) lain-lain
Keuntungan penghapusan utang 0 284.108.491 0% 212%
Keuntungan penjualan aset tetap 11.049.678 2.397.215 51% 2%
Penghasilan bunga 211.122 161.315 1% 0%
Kerugian selisih kurs -343 -4.333 0% 0%
Bagian rugi setelah pajak yang dicatat dengan metode
ekuitas dari:
1. Entitas asosiasi -1.949.908 -39.337 -9% 0%
2. Ventura bersama 0 -202.907 0% 0%
Beban bunga -7.061.921 -7.038.607 -33% -5%
Beban penurunan nilai aset tetap 0 -221.430.018 0% -165%
Penghasilan lain-lain 16.914.758 512.569 79% 0%
Penghasilan lain-lain - neto 19.163.386 58.464.388 89% 44%
Rugi sebelum pajak penghasilan -73.000.559 204.508.321 -339% 152%

MANFAAT (BEBAN)
Pajak penghasilan - neto 19.778.599 -71.564.621 92% -53%
RUGI NETO TAHUN BERJALAN -53.221.960 276.072.942 -247% 206%

PENGHASILAN KOMPERHENSIF LAIN


Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi:
Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja jangka
1.472.373 8.796.645 7% 7%
panjang
Pajak yang terkait dengan pos yang tidak akan
-323.922 2.199.161 -2% 2%
direklasifikasi ke laba rugi
Penghasilan komperhensif lain setelah pajak 1.148.451 6.597.484 5% 5%

TOTAL RUGI KOMPERHENSIF TAHUN


-52.073.509 -269.475.458 -242% -201%
BERJALAN

RUGI PER SAHAM (DALAM BENTUK RUPIAH


-8,64 -60,11 0% 0%
PENUH)

Berdasarkan tabel diatas, analisis pada laporan laba rugi PT Express

Trasindo Tbk. Periode 2019-2020 menggunakan analisi common size dapat


dilihat persentase rugi usaha pada tahun 2020 penjulan mengalami

penurunan sebesar -8,64% yang diartikan PT Express Trasindo mengalami

kerugian lebih kecil dibandingkan ada tahun 2019 yang disebabkan karena

beban-beban mengalami penurunan dan sedangkan pendapatan perusahaan

terus mengalami peningkatan yang bisa menutup beban-beban yang ada.

3.1.4 Pengertian Analisi Sumber dan Penggunaan Modal

Menurut Kasmir (2016:248), “Analisis sumber dan penggunaan

modal kerja merupakan analisis yang berhubungan dengan sumber-

sumber dana dan penggunaan dana yang berkaitan dengan modal kerja

perusahaan.”

Menurut Riyanto (2015:248), “Analisis sumber dan penggunaan

modal kerja adalah alat analisis financial manager, disamping alat

finansial lainnya yang digunakan untuk mengetahui bagaimana dana

digunakan dan bagaimana kebutuhan tersbut dibelanjai.”

3.1.5 Tujuan Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Analisis sumber dan penggunaan modal kerja merupakan alat

analisis keuangan yang sangat penting untuk dapat mengetahui

bagaimana suatu perusahaan mengelola atau menggunakan dana yang

dimilikinya. Banyak penganalisis atau pihak-pihak yang berkepentingan

dengan suatu perusahaan menginginkan adanya laporan sumber dan

penggunaan modal kerja. Menurut Riyanto (2015:345), tujuan dibuatnya

analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah : Untuk mengetahui

bagaimana dana digunakan dan bagaimana kebutuhan dibelanjai, sebagai

langkah pertama dalam analisis sumber-sumber dan penggunaan dana


adalah penyusunan “Laporan Perubahan Neraca” (Statement of Balance

sheet Changes) yang disusun atas dasar dua neraca dari dua saat atau titik

waktu.

Menurut Riyanto (2015:355), adapun langkah-langkah dalam

penyusunan Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja adalah

sebagai berikut:

a. Menyusun Laporan Perubahan Modal Kerja.

Laporan ini menggambarkan perubahan dari masing-masing unsur

Modal kerja atau unsur Current Accounts antara dua titik waktu.

Dengan laporan tersebut dapat diketahui adanya kenaikan atau

penurunan modal kerja beserta besarnya perubahan modal kerja.

b. Mengelompokkan perubahan-perubahan dari unsur-unsur Non-

Current Accounts antara dua titik waktu tersebut ke dalam golongan

yang mempunyai efek memperbesar modal kerja dan golongan yang

mempunyai efek memperkecil modal kerja.

c. Mengelompokkan unsur-unsur dalam Laporan Laba ditahan ke dalam

golongan yang perubahannya mempunyai efek memperbesar modal

kerja dan golongan yang perubahannya mempunyai efek memperkecil

modal kerja.

d. Berdasarkan informasi tersebut di atas dapatlah disusun Laporan

Sumber dan Penggunaan Modal Kerja.

Berikut ini analisis sumber dan penggunaan modal kerja :

Aset Lancar
Rasio Modal Kerja=
Liabilitas Lancar (Jangka Penek)
160.199.112
Rasio Modal Kerja= =0,27
582.958 .840

Hasil rasio menunjukkan 0,27 yang berarti di bawah angka 1,

maka kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan yang tidak baik karena

jumlah hutang lebih banyak dibandingkan dengan aset yang dimiliki.

Maka dari itu, perusahaan harus meminimalisir hutangnya untuk

melanjutkan operasionalnya. Semakin tinggi rasio yang dimiliki oleh

perusahaan, maka semakin baik pula kondisi perusahaan tersebut. Rasio

modal kerja yang baik akan menjadi indikasi bahwa perusahaan akan

mampu membayar hutangnya tanpa kesulitan membiayai operasional

perusahaan. Namun, tingginya nilai tidak selalu berdampak baik bagi

perusahaan.

Modal kerja merupakan dana yang dimiliki untuk pembiayaan

sehari- hari perusahaan. Jika aset tidak bergerak lebih banyak

dibandingkan dengan uang tunai atau saldo rekening di bank, maka bisa

menimbulkan masalah bagi perusahaan. Misalnya, dana yang masuk dari

konsumen terlalu lambat atau atau perusahaan terlalu cepat membayar

hutang.

Tambahan modal disetor per tanggal 31 Desember 2020 dan 2019


adalah sebagai berikut:
Keterangan Jumlah
Tambahan modal disetor saat 614.560.000
penawaran umum saham perdana

Selisih lebih harga penawaran umum 39,196,414


saham perdana dengan nominal saham

Biaya emisi sahan (2.105.014)


Tambahan modal disetor 319.938.860
3.1.6 Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
Analisa Sumber dan Penggunaan Kas atau sering disebut juga Analisa
Aliran Kas merupakan salah satu alat analisa finansial. Maksud utama
dari Analisa tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana kas digunakan
dan bagaimana kebutuhan kas tersebut dibelanjai. Dengan kata lain
dengan analisa aliran kas itu akan dapat diketahui darimanakah kas
berasal dan untuk apakah kas itu digunakan. Suatu laporan yang
menggambarkan darimana kas berasal dan untuk apa itu digunakan maka
disebut laporan sumber dan penggunaan kas.
Dari laporan arus kas perusahaan terlihat bahwa adanya penurunan dari
tahun 2019 ke 2020 pada arus kas dari aktivitas operasi sebesar 6,288,875.
Penurunan ini berasal dari menurunnya pembayaran dari pelanggan dan
juga pembayaran pajak penghasilan badan. Arus kas dari aktivitas
investasi menurun karena adanya penjualan atas aset tetap dan perolehan
aset tetap yang mengalami minus.

3.2 Analisis Rasio Keuangan


RASIO LIKUIDITAS TERDIRI DARI:
1. Current Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang
lancar
Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar
= 107,831,677 / 42,008,607
= 0,27
Artinya Setiap Rp 1,00 hutang lancar di jamin atau di tanggung oleh Rp
0,27 aktiva lancar. Tidak ada standar khusus berapa besarnya Current
ratio yang paling baik, namun untuk prinsip kehati – hatian besarnya
Current ratio sekitar 200% atau 2:1 di anggap baik. Semakin tinggi rasio
berarti semakin terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditur. Bagi
kreditur semakin tinggi rasio lancar semakin bagus, akan tetapi untuk
perusahaan tertentu dapat berarti lain. Apabila rasio ini tinggi dapat
diartikan perusahaan kelebihan aktiva lancarnya atau ada yang tidak
optimal.
2. Quick Ratio merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi
persediaan dengan jumlah hutang lancar.
Quick Ratio = (Aktiva Lancar – Persediaan) / Hutang Lancar
= (160,199,112-1,087,873) / 582,958,840
= 0,27
Artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar selain
persediaan sebesar Rp 0,27 atau 27%. Untuk prinsip kehati-hatian, maka
besarnya Quick rasio paling rendah 100% maksudnya hutang jangka
pendek Rp 1 di jamin oleh aktiva lancar selain persediaan Rp 1.
3. Cash Ratio merupakan perbandingan kas yang tersedia dengan hutang lancar.
Pengertian kas kadang-kadang diperluas dengan setara kas meliputi surat-
surat berharga yang mudah diperjualbelikan.
Cash Ratio = Kas + Bank / Hutang Lancar
= 22,468,839/ 582,958,840
= 0,3

Artinya Setiap Rp 1,00 hutang lancar di jamin oleh kas dan surat-surat
berharga sebesar 0,3. Tidak ada standar khusus besarnya Cash rasio yang
ditetapkan. Namun dari ketiga rasio likuiditas maka yang paling jarang di
gunakan adalah rasio kas karena di anggap terlalu sempit.
RASIO AKTIVITAS TERDIRI DARI:
1. Receivable Turnover (Perputaran Piutang) adalah untuk menghitung berapa
kali dana yang tertanam dalam piutang perusahaan berputar dalam setahun.
Receivable turnover = Penjualan / Rata – rata piutang
= 21,541,634 / 58,070,174
= 0,37
Artinya tingkat perputaran piutang sebesar 0,37 kali dalam setahun, dari
penjualan. Semakin tinggi perputaran piutang suatu perusahaan semakin
baik, perputaran piutang dapat ditingkatkan dengan jalan memperketat
kebijaksanaan penjualan kredit misalnya dengan jalan memperpendek
waktu pembayaran.
2. Inventory Turnover (Perputaran persediaan) adalah untuk menghitung harga
pokok penjualan dengan rata-rata persediaan. Rasio ini digunakan untuk
mengukur efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan.
Inventory Turnover = Penjualan bersih / Rata-rata Persediaan
= 21,541,634 / 2,517,413
= 8,55
Artinya perputaran persediaan sebesar 8,55 kali menunjukkan bahwa dana
yang tertanam dalam persediaan berputar sebanyak 8,55 kali dalam
setahun. Semakin tinggi turn over yang diperoleh, semakin efektif
manejemen dalam mengelola persediaan.
3. Receivable Turnover in Days atau Average collection period (Perputaran
piutang harian) adalah untuk menghitung jumlah hari dalam setahun dengan
perputaran piutang. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam mengumpulkan jumlah piutang dalam setiap jangka waktu
tertentu. Piutang dapat di katakan likuid apabila dikumpulkan relatif lebih
singkat waktunya.
Average collection period = Jumlah hari dalam setahun / perputaran
piutang
= 365 / 0,37
= 986

4. Total Assets Turnover (perputaran aktiva) adalah mengukur perputaran dari


semua aset yang dimiliki perusahaan.
Total assets turnover (TATO) = Penjualan Bersih / Total Aset
= 21,541,634 / 243,302,339
= 0,1
Artinya perusahaan hanya mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,1 kali dari
total aktiva yang dimiliki. Turn over ini akan berarti kalau di bandingkan
dengan rasio rata-rata industri atau raso-rasio periode sebelumnya.

RASIO LEVERAGE (RASIO HUTANG) TERDIRI DARI:


1. Debt Ratio adalah rasio yang mengukur berapa persen aset perusahaan yang
dibelanjai dengan hutang.
Debt ratio = Total Hutang / Total Aset
= 763,628,958 / 243,302,227
= 3,13
Artinya rasio sebesar 3,13 menunjukkan bahwa aktiva sebesar 314% dibiayai
dari hutang perusahaan.
2. Total Debt Equity Ratio merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas).
Total Debt equity ratio = Total Hutang / Modal Sendiri
= 763,628,958 / 614,560,000

= 1,24

Artinya rasio sebesar 1,24 menunjukkan bahwa modal sendiri sebesar 124%
yang dimiliki perusahaan dapat melunasi hutang perusaha
RASIO PROFITABILITY (RASIO KEUNTUNGAN) TERDIRI DARI:
1. Gross Profit Margin = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan/
Penjualan Bersih
= (21,541,634-(95,435,084)) / 21,541,634
= 5,43
Artinya rasio sebesar 543% berarti jumlah rugi kotor adalah sebesar 543% dari
volume penjualan. Semakin besar gross profit margin semakin baik
keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga
pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan penjualan.
Demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin, semakin
kurang baik operasi perusahaan.
2. Net Profit Margin = Laba bersih setelah pajak / Penjualan Bersih
= -53,221,960 / 21,541,634
= -2,47
Artinya rasio sebesar -247% berarti bahwa rugi bersih sesudah pajak yang di
capai adalah sebesar -247% dari volume penjualan. Semakin tinggi Net
Profit Margin, semakin baik operasi perusahaan.

3.4 Analisis perubahan laba kotor


Analisis perubahan laba kotor adalah analisa atau evaluasi yang
dilakukan oleh manajemen untuk mencari dan mengetahui sebab-sebab
terjadinya perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode.
Menurut Prastowo dan Rifka (2002), Analisis Laba Kotor (Gross Profit
Analysis) adalah satu teknik yang sangat membantu untuk dapat
menjelaskan perubahan dalam penghasilan dan biaya. Analisa laba kotor
merupakan suatu proses yang kontinyu (berkesinambungan) dan intensif.
Menurut Munawir (2004), analisis perubahan laba kotor secara umum
yaitu analisis laba kotor (gross profit analysis) adalah suatu analisa untuk
mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan, dari satu
periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode laba
dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
PT EXPRESS TRASINDO Tbk.
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPERHENSIF LAIN KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2020 & 31 DESEMBER 2019
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2020 2019 Selisih

Pendapatan 21.541.634 134.251.103 -112.709.469


Beban pokok pendapatan -95.435.084 -293.916.663 198.481.579

Rugi Bruto -73.893.450 -159.665.560 85.772.110


Beban umum dan administrasi -18.270.495 -103.307.149 85.036.654

Rugi Usaha -92.163.945 -262.972.709 170.808.764


Penghasilan (beban) lain-lain
Keuntungan penghapusan utang 0 284.108.491 -284.108.491
Keuntungan penjualan aset tetap 11.049.678 2.397.215 8.652.463
Penghasilan bunga 211.122 161.315 49.807
Kerugian selisih kurs -343 -4.333 3.990

Bagian rugi setelah pajak yang dicatat dengan metode ekuitas dari:
1. Entitas asosiasi -1.949.908 -39.337 -1.910.571
2. Ventura bersama 0 -202.907 202.907
Beban bunga -7.061.921 -7.038.607 -23.314
Beban penurunan nilai aset tetap 0 -221.430.018 221.430.018
Penghasilan lain-lain 16.914.758 512.569 16.402.189
Penghasilan lain-lain - neto 19.163.386 58.464.388 -39.301.002
Rugi sebelum pajak penghasilan -73.000.559 204.508.321 -277.508.880

Dari data laporan laba rugi diatas terlihat bahwa laba kotor tahun 2020

mengalami penurunan dari tahun 2019 yaitu sebesar -277.508.880.

Penurunan ini mengindikasikan bahwa terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi penurunan laba kotor dan faktor-faktor tersebut, yaitu

berubahnya harga jual, berubahnya jumlah kuantitas (volume) barang

yang dijual, dan berubahnya harga pokok penjualan.

3.5 Analisis Titik Impas (BEP)


Break Even Point (BEP) merupakan suatu kondisi perusahaan

yang mana dalam operasionalnya tidak mendapat keuntungan dan juga

tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, antara pendapatan dan biaya

pada kondisi yang sama, sehingga labanya adalah nol. Analisa Break

Even Point (BEP) adalah teknik analisa untuk mempelajari hubungan


antara volume penjualan dan profitabilitas. Analisa ini disebut juga

sebagai analisa impas, yaitu suatu metode untuk menentukan titik tertentu

dimana penjualan dapat menutup biaya, sekaligus menunjukkan besarnya

keuntungan atau kerugian perusahaan jika penjualan melampaui atau

berada di bawah titik.

BEP = FC / P – VC

FC = Fixed cost

P = Harga jual

VC = Variable cost

Pada PT Soechi Lines Tbk, tidak bisa menentukan BEP karena

merupakan perusahaan jasa.


DAFTAR PUSTAKA

Accurate.id. (n.d.). Break Even Point: Pengertian, Analisis, Contoh, Cara Hitung dan Optimasi
Titik Impas. https://accurate.id/ekonomi-keuangan/apa-itu-break-even- point/

Ardi, M. (2018). Analisis Laba Kotor Sebagai Alat Untuk Menentukan Naik TurunnyaHarga Jual
Pada Qmart Superstore Kota Gorontalo. Al-Buhuts, 14(01), 106–128.
https://doi.org/10.30603/ab.v14i01.431

IDX.co.id. (2019). Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan PT Express Trasindo Tbk.

IDX.co.id. (2020). PT Express Trasindo Tbk dan Entitas Anaknya Laporan keuangan konsolidasian
tanggal 31 Desember 2020 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut beserta
laporan auditor independen.

Lubis, A. R. (2016). ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA DALAM


MENINGKATKAN LIKUIDITAS PERUSAHAAN.

Munthe, K. A. (2016). Analisis Common Size Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Adhi
Karya Medan.

Savitri, I. I. (2016). Analisis rasio likuiditas dan rasio profitabilitas pada PT Haidan Pratama Putra.
Journal of Chemical Information and Modeling.

34

Anda mungkin juga menyukai