Anda di halaman 1dari 21

Materi Persamaan Dasar Akuntansi

A. Pengertian Persamaan Dasar Akuntansi


Persamaan dasar akuntansi merupakan hubungan antara harta, utang dan modal yang dimiliki oleh
perusahaan. Persamaan dasar akuntansi digunakan sebagai dasar pencatatan sistem akuntansi,
artinya setiap transaksi yang terjadi harus dicatat dalam dua aspek. Transaksi yang merubah aktiva
diimbangi perusahaan pada kewajiban. Jadi persamaan dasar akuntansi adalah keseimbangan antara
sisi kiri (aktiva) dan sisi kanan (pasiva), perubahan yang timbul akibat adanya transaksi keuangan
keseimbangan akan selalu dipertahankan.

B. Unsur-Unsur Persamaan Dasar Akuntansi

1. Aset/Aktiva (Assets)

Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu,
dan di masa depan manfaat ekonomi dari sumber diharapkan akan diperoleh perusahaan.

2. Liabilitas / Kewajiban / Hutang (Liabilities)

Liabilitas merupakan tanggung jawab perusahaan pada saat ini yang timbul dari peristiwa masa
lalu, yang penyelesaiannya diperkirakan akan membutuhkan sumber daya perusahaan.

3. Ekuitas / Modal (Equity)

Adalah sisa kepentingan dalam aktiva suatu perusahaan setelah dikurangi kewajiban.

4. Pendapatan (Revenue)

Adalah aliran masuk atau peningkatan lain atas aktiva atau penurunan kewajiban perusahaan
sebagai akibat dari aktivitas penyerahan/penjualan atau pembuatan barang, jasa atau aktivitas lain
yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang dilakukan secara terus-menerus.

5. Beban (Expenses)

Adalah arus keluar atau penggunaan lain atas aktiva atau peningkatan kewajiban karena adanya
penyerahan atau pembuatan barang, jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan kegiatan
utama perusahaan yang dilakukan secara terus-menerus.

6. Prive (Drawing)

Adalah pengambilan aset (kas) perusahaan oleh pemilik untuk kepentingan pribadinya

C. Bentuk Persamaan Dasar Akuntansi

 Keseimbangan Antara Harta dan Modal

Harta merupakan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dan merupakan sumber
pembelanjaan untuk melakukan kegiatan usaha tersebut. Oleh karena itu, harta harus sama atau
seimbang dengan sumber pembelanjaan. Sumber pembelanjaan yang diperoleh dari pemilik
disebut ekuitas/modal. Keseimbangan atau kesamaan biasanya dinyatakan dalam suatu
persamaan yaitu persamaan akuntansi.

HARTA = MODAL

 Harta Sama Dengan Utang Ditambah Modal

Harta perusahaan yang digunakan sebagai sumber pembelanjaan dalam kegiatan diperoleh
melalui dua sumber, yaitu dari pemilik dan kreditur. Sumber pembelanjaan dari pemilik disebut
ekuitas. Sedangkan sumber pembelanjaan yang diperoleh dari kreditur bagi pemilik akan menjadi
suatu kewajiban untuk mengembalikan , hal ini disebut sebagai kewajiban/utang. Sehingga
persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:

HARTA = UTANG +MODAL

Dalam operasi usaha dimungkinkan adanya pendapatan dan beban. Pendapatan adalah
kenaikan harta yang diperoleh dari hasil penjualan barang atau jasa. Sedangkan beban adalah
penurunan harta, karena merupakan pengorbanan untuk memperoleh pendapatan.

Pendapatan mempunyai sifat menambah modal, sedangkan beban mempunyai sifat


mengurangi modal. Dengan demikian pendapatan dan beban akan mempengaruhi keadaan modal
dalam perasamaan dasar akuntansi, dicatat dalam komponen modal. Namun, untuk
pengembangan akuntansi pencatatan pendapatan dan beban dapat dipisahkan dari modal.
Sehingga bentuk persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut:

HARTA = UTANG +MODAL+ PENDAPATAN - BEBAN

D. Fungsi Persamaan Dasar Akuntansi


Persamaan dasar akuntansi berguna untuk mengetahui perubahan kekayaan dalam perusahaan
setiap terjadi transaksi. Dan mengetahui berapa yang telah digunakan dan dibelanjakan dalam satu
periode akuntansi.

E. Analisis Pengaruh Transaksi Ke Persamaan Dasar Akuntansi

Setiap transaksi yang terjadi akan mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Pengaruh transaksi
tersebut dapat menambah atau mengurangi komponen keuangan perusahaan yaitu, harta,utang, dan
modal. Perubahan komponen posisi keuangan pada persamaan dasar akuntansi dapat dikelompokan
sebagai berikut:

1. Setiap transaksi dapat mempengaruhi harta, yang terjadi akibat perubahan harta yang diikuti
dengan perubahan harta yang lain dalam jumlah yang sama.

2. Setiap transaksi dapat mempengaruhi harta dan utang dalam jumlah yang sama.

3. Setiap transaksi dapat mempengaruhi harta dan modal dalam jumlah yang sama.

4. Setiap transaksi dapat mempengaruhi harta dengan perubahan utang dan modal dalam jumlah
yang sama.
Untuk lebih detail, lihatlah tabel di bawah ini:

No. Jenis Transaksi Pengaruh Persamaan Dasar Akuntansi

1. Penanaman uang pemilik perusahaan Aset bertambah, ekuitas bertambah

2. Pembelian tunai Aset bertambah, mengurangi aset yang lain

3. Pembelian kredit Aset bertambah, liabilitas bertambah

4. Penerimaan penghasilan Aset bertambah, ekuitas bertambah

5. Pembayaran hutang Aset berkurang, liabilitas berkurang

6. Penerimaan tagihan Aset bertambah, aset lain berkurang

7. Pembayaran beban Harta berkurang, ekuitas berkurang

Materi Jurnal Umum

Jurnal Umum
Jurnal merupakan alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis
(berdasarkan urutan waktu) dengan menunjukkan akun atau perkiraan yang harus di debet dan kredit
beserta jumlahnya masing-masing.

Jurnal termasuk salah satu proses pencatatan dalam akuntansi dan merupakan penghubung
antara transaksi dengan buku besar. Maka fungsi jurnal adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Pencatatan

Semua transaksi yang terjadi berdasarkan bukti dokumen yang ada harus dicatat.

2. Fungsi Historis

Transaksi yang terjadi harus dicatat sesuai urutan waktu (kronologis).

3. Fungsi Analisa

Setiap transaksi yang dicatat dalam jurnal harus merupakan hasil analisa dari bukti-bukti transaksi
hingga jelas letak debet atau kredit perkiraan beserta jumlahnya.

4. Fungsi Instruktif

Pencatatan dalam jurnal merupakan instruksi atau perintah untuk melakukan posting atau
memindahkan debet atau kredit ke dalam buku besar.

5. Fungsi Informatif
Jurnal dapat memberikan informasi atau pemberitahuan mengenai transaksi yang terjadi.

Bentuk jurnal umum, yaitu :

Jurnal umum halaman (a)

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

(b) (c) (d) (e) (f)

Keterangan :

a. Pengisian nomor halaman jurnal

b. Pengisian tahun, bulan, dan tanggal transaksi

c. Pengisian jenis perkiraan. Perkiraan yang di debet ditulis sebelah atas merapat ke sebelah kiri dan
perkiraan yang di kredit ditulis dibawahnya dan menjorok ke sebelah kanan

d. Pengisian dengan nomor kode buku besar pada saat pemindah bukuan (posting) ke buku besar

e. Pengisian jumlah uang yang di debet

f. Pengisian jumlah uang yang d kredit

Contoh transaksi jurnal umum adalah sebagai berikut :

Tn. Anam ingin mencoba peruntungannya dalam usaha bengkel yang di beri nama “Bengkel Abadi
Jaya”. Berikut ini merupakan data yang terjadi pada bulan Maret 2015 :

Maret 1 Tn. Anam menginvestasikan uangnya senilai Rp. 20.000.000,00

3 Membayar sewa gedung senilai Rp. 1.000.000,00

4 Membeli peralatan senilai Rp. 5.000.000,00 secara kredit

7 Menerima pendapatan jasa bengkel senilai Rp. 500.000,00

10 Dibayar biaya listrik, air, dan telepon senilai Rp. 300.000,00

29 Dibayar gaji pegawai bulan Maret senilai Rp. 2.000.000,00

31 Tn. Anam mengambil uang tunai Rp 1.000.000,00 untuk keperluan pribadinya

Berdasarkan data diatas buatlah jurnal umum !

Bengkel Abadi Jaya


Jurnal Umum

Per 31 Maret 2015

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Maret
2015
1 Kas Rp. 20.000.000,00

Modal Tn. Anam Rp. 20.000.000,00

3 Sewa dibayar dimuka Rp. 1.000.000,00

Kas Rp. 1.000.000,00

4 Peralatan Rp. 5.000.000,00

Utang usaha Rp. 5.000.000,00

7 Kas Rp. 500.000,00

Pendapatan jasa Rp. 500.000,00

10 Beban LAT Rp. 300.000,00

Kas Rp. 300.000,00

29 Beban gaji Rp. 2.000.000,00

Kas Rp. 2.000.000,00

31 Prive Rp. 1.000.000,00

Kas Rp. 1.000.000,00

Total Rp. 29.800.000,00 Rp. 29.800.000,00

Soal Latihan

Pada tanggal 1 Mei 2014, Tn. Agung mendirikan biro jasa Laundry dengan nama “Harum Mewangi”.
Transaksi yang terjadi selama Mei 2014, adalah sebagai berikut :

Mei 3 Tn. Agung menginvestasikan sebagai modal awalnya :

- Uang Tunai Rp. 20.000.000,00

- Peralatan Rp. 10.000.000,00


4 Dibayar uang sewa gedung untuk 2 tahun Rp. 6.000.000,00

6 Dibeli perlengkapan Rp. 500.000,00 tunai

9 Diterima tunai jasa laundry Rp. 300.000,00

15 Telah diselesaikan pekerjaan sebesar Rp. 700.000,00, telah dikirim kepada

pelanggan, pembayaran seminggu setelah pengiriman

22 Diterima tagihan dari langganan yang pekerjaannya telah dikirim seminggu yang

lalu sebesar Rp. 700.000,00

29 Dibayar gaji pegawai Rp. 600.000,00

31 Tn. Agung mengambil uang tunai Rp. 500.000,00 untuk keperluan pribadinya

Jawaban

Laundry Harum Mewangi

Jurnal Umum

Per 31 Mei 2014 hal : 1

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Mei
2014
3 Kas Rp. 20.000.000,00

Peralatan Rp. 10.000.000,00

Modal Rp. 30.000.000,00

4 Sewa dibayar dimuka Rp. 6.000.000,00

Kas

Perlengkapan Rp. 6.000.000,00

6 Kas Rp. 500.000,00

Kas Rp. 500.000,00

9 Pendapatan Rp. 300.000,00

Rp. 300.000,00
15 Piutang dagang Rp. 700.000.00

Pendapatan Rp. 700.000,00

22 Kas Rp. 700.000,00

Piutang dagang Rp. 700.000,00

29 Beban gaji Rp. 600.000,00

Kas Rp. 600.000,00

31 Prive Rp. 500.000,00

Kas Rp. 500.000,00

Total Rp. 39.300.000,00 Rp. 39.300.000,00

Materi Buku Besar


Dalam pencatatan transaksi dengan menggunakan persamaan akuntansi lebih cocok dilakukan
apabila jumlah transaksi dalam satu periode akuntansi jumlah atau jenisnya lebih sedikit. Sedangkan
apabila perusahaan berkembang menjadi banyak jenis kegiatan yang mengakibatkan bertambahnya
jumlah perkiraan mengenai harta, utang, modal, pendapatan dan beban, maka cara pencatatan yang
paling cocok adalah mencatat transaksi keuangan dengan dibuat sejumlah daftar yang dapat
digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi, sehingga di dalam daftar tersebut dapat
terlihat perubahan-perubahan dari transaksi yang mempengaruhinya. Sehingga pengertian dari buku
besar adalah kumpulan perkiraan-perkiraan untuk mencatat perubahan-perubahan transaksi.

Bentuk buku besar


Bentuk buku besar yang biasa dipergunakan oleh perusahaan bisa dibedakan kedalam :

Bentuk skontro

Bentuk skontro adalah bentuk buku besar sebelah-menyebelah atau disebut 2 kolom. Contoh bentuk
buku besar 2 kolom adalah sebagai berikut:

Nama Akun: Kode Akun:

Tgl Uraian Ref Jumlah Tgl Uraian Ref Jumlah

Bentuk saldo tunggal atau kolom 3

Nama Akun: Kode Akun:


Tgl Uraian Ref Debet Kredit Saldo

Bentuk Staffel

Yang dimaksud dengan buku besar bentuk staffel adalah buku besar berbentuk halaman atau disebut
juga buku besar 4 kolom. Bentuk ini terdiri dari sisi debet dan sisi kredit. Adapun bentuk staffel,
perhatikan gambar berikut ini:

Nama Akun: Kode Akun:

Saldo
Tgl Uraian Ref Debet Kredit
Debet Kredit

Cara memposting jurnal ke dalam buku besar

Setelah pencatatan ke dalam buku jurnal selesai, maka tahap selanjutnya memindahkan catatan yang
terdapat dalam jurnal ke buku besar atau disebut posting. Ada beberapa langkah yang harus Anda
ketahui bagaimana cara memindahkan dari jurnal ke buku besar. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut :

1 Pindahkan tanggal kejadian yang ada dalam jurnal ke lajur perkiraan yang bersangkutan yang ada pada
buku besar

2 Pindahkan jumlah debet atau kredit yang ada dalam jurnal ke lajur debet atau kredit perkiraan buku
besar

3 Catat nomor kode akun kedalam kolom referensi jurnal sebagai tanda jumlah jurnal telah dipindahkan
ke buku besar

4 Catat nomor halaman jurnal ke dalam kolom referensi buku besar setiap pemindahbukuan

Materi Jurnal Penyesuaian


A. Jurnal Penyesuaian

Anggaran mengenai kebenaran jumlah-jumlah dalam neraca saldo tidak berlaku untuk semua
perkiraan. Ada beberapa perkiraan tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. salah satu
penyebabnya ialah belum dibuatnya dokumen pada akhir periode sehingga transaksi belum dicatat.
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat karena :

1. Suatu transaksi sudah terjadi tetapi belum dicatat dalam perkiraan.

2. Transaksi sudah dicatat, tetapi saldonya perlu dikoreksi

Ayat jurnal penyesuaian (adjusting journal entries) terhadap perkiraan-perkiraan tertentu, dibuat
untukmengoreksi perkiraan-perkiraan tersebut sehingga mencerminkan keadaan harta, utang, modal,
pendapatan dan beban yang sebenarnya.

B. Transaksi yang Perlu Disesuaikan

Beberapa transaksi yang terjadi di akhir periode dan perlu dibuatkan jurnal penyesuaiannya adalah
:

a. Penyusutan aktiva tetap

Misal : mesin, peralatan, kendaraan dan gedung. Nilai atau jumlah yang dicatat adalah sebesar
yang disusutkan.

b. Pemakaian perlengkapan

Nilai yang dicatat adalah sebesar yang terpakai

c. Piutang tak tertagih

Adalah taksiran mengenai jumlah piutang yang mungkin tak dapat diterima pembayarannya.

d. Beban-beban yang dibayar dimuka (sekaligus)

Adalah pembayaran beban yang digunakan untuk beberapa kali pemakaian, misalnya sewa, iklan
dan asuransi.

e. Beban yang masih harus dibayar (utang), misalnya gaji dan bunga bank.

f. Pendapatan yang telah diterima dimuka

Merupakan utang karena pekerjaan harus dilakukan dahulu, misalnya sewa diterima di muka.

g. Pendapatan yang masih harus diterima

Merupakan piutang karena pekerjaan telah selesai, tetapi pembayarannya belum diterima,
misalnya bunga bank.

C. Contoh Soal
Sebagai ilustrasi membuat jurnal penyesuaian, perhatikan akun-akun yang terdapat pada neraca
saldo pada Salon “Jessica” diatas.

Data yang digunakan untuk membuat jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2011 adalah
sebagai berikut: :

a. Berdasarkan hasil penilaian akhir, nilai perlengkapan salon tersisa Rp 1.200.000,00

b. Sewa yang telah digunakan Rp 600.000,00

c. Peralatan salon disusutkan 10% per tahun

d. Gaji karyawan yang masih harus dibayar Rp 400.000,00

Materi Kertas Kerja


A. PENGERTIAN KERTAS KERJA

Adalah kertas berkolom (neraca lajur) yang digunakan sebagai kertas kerja dalam penyesuaian
laporan keuangan. Penggunaan kertas kerja dapat mengurangi kesalahan. Di samping itu, kertas kerja
juga dapat digunakan untuk memeriksa ketepatan perhitungan yang dilakukan dan memungkinkan
penyesuaian daftar secara logis.

Di dalam kertas kerja memuat kolom-kolom yang terdiri dari :

Neraca saldo, Penyesuaian, Neraca saldo setelah penyesuaian, Rugi/laba dan Neraca. Masing-masing
kolom terdiri dari debet dan kredit.

a. Isilah kolom neraca saldo dengan angka-angka dari saldo masing-masing buku besar.

b. Pindahkan angka-angka yang terdapat dalam ayat jurnal penyesuaian ke dalam


kolom penyesuaian. Jika nama akun belum tercantum di dalam kolom nama akun, tulislah nama
akun yang baru dibawah jumlah neraca saldo.

c. Hitunglah neraca saldo penyesuaian untuk data yang mengalami penyesuaian, sedangkan jika tidak
mengalami penyesuaian, tuliskan saja angka-angka dari kolom neraca saldo sesuai debet dan
kreditnya.

d. Pindahkan angka-angka neraca saldo penyesuaian untuk kelompok rekening beban dan
pendapatan ke kolom Rugi/laba. Hitunglah selisih jumlah pendapatan dan jumlah beban. Hasilnya
merupakan laba (pendapatan > beban) dan rugi (pendapatan < beban)

e. Pindahkan angka-angka neraca saldo penyesuaian untuk kelompok harta, utang, modal, prive dan
akumulasi penyusutan ke kolom neraca.

B. Bentuk Kertas Kerja


Pada umumnya kertas kerja yang digunakan dapat berbentuk 6 kolom, 8 kolom, 10 kolom dan 12.
Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah contoh-contoh bagan berikut :

1. Bentuk kertas kerja 6 kolom

2. Bentuk kertas kerja 8 kolom

3. Bentuk kertas kerja 10 kolom

4. Bentuk kertas kerja 12 kolom

Materi Laporan Keuangan


A. TUJUAN
Berdasar Neraca Lajur dapat disusun laporan keuangan perusahaan. Tujuan dari disusunnya laporan
keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan
pemakaiannya.

Laporan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Untuk membuat laporan keuangan, Neraca Lajur sangat membantu dalam proses pelaporan.
Karena neraca lajur merupakan alat bantu untuk memudahkan dalam membuat laporan keuangan
yang meliputi:

1. Laporan Laba – Rugi (Income Statement)

2. Laporan Neraca (Balance Sheet)

3. Laporan Perubahan Ekuitas/Modal pemilik (Owner’s Equity Statement)

4. Laporan Arus Kas (Cash flows Statement)

B. LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan perusahaan terdiri dari :

1. Laporan Laba Rugi

yaitu laporan mengenai pendapatan, beban, dan laba atau rugi suatu perusahaan dalam suatu periode
tertentu.

2. Laporan Perubahan Modal

yaitu laporan yang menyajikan perubahan modal karena penambahan dan pengurangan dari laba/rugi
dan transaksi pemilik.

3. Neraca

yaitu laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan yang meliputi aktiva,
kewajiban dan ekuitas pada suatu saat tertentu.
4. Laporan Arus Kas

Yaitu laporan yang menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu
5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Yaitu berisi rincian neraca dan laporan laba rugi, kebijakan akuntansi dsb.
Materi Laba/Rugi

LAPORAN LABA RUGI


Laporan keuangan adalah laporan yang disusun untuk kepentingan para pembuat keputusan,
baik di dalam maupun di luar perusahaan. Laporan keuangan menyajikan mengenai posisi
keuangan dan hasil usaha perusahaan. Hal-hal yang disajikan dalam laporan keuangan adalah
mengenai harta yang dimiliki perusahaan, modal dan seluruh hasil usaha perusahaan serta semua
beban yang dikeluarkannya untuk membiayai semua kegiatan usaha perusahaan dalam satu
periode.

 PRINSIP PENTING DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN :

1. Relevan, dengan tujuan usaha yang dilakukan perusahaan dan kebutuhan pemakai.

2. Dapat dimengerti oleh para pemakai.

3. Netral, tidak bioleh tergantung pada kebutuhan dan kemauan pihak tertentu.

4. Lengkap, menyajikan semua data akuntansi.

5. Dapat dibandingkan, dengan laporan periode sebelumnya dengan laporan keuangan


perusahaan yang sejenis.

 LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN MELIPUTI :

1. Laporan Laba/Rugi

2. Laporan Perubahan Modal

3. Neraca

4. Laporan Arus Kas

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

LAPORAN LABA/RUGI adalah laporan yang melaporkan pendapatan dan beban selama
periode waktu tertentu berdasarkan konsep perbandingan. Konsep perbandingan digunakan
untuk membandingkan atau mengaitkan antara pendapatan dan beban selama periode terjadinya.
 UNSUR-UNSUR LAPORAN LABA/RUGI :

1. Pendapatan, yaitu semua pendapatan yang diperoleh selama satu periode akuntansi.

Jenis pendapatan :

a. Pendapatan operasional : pendapatan yang diperoleh dari hasil atau kegiatan utama
perusahaan, misal pendapatan jasa.

b. Pendapatan non operasional : pendapatan bukan dari hasil operasional perusahaan,


misal pendapatan komisi.

2. Beban-beban, yaitu semua beban dan biaya yang dikeluarkan selama periode akuntansi.

Jenis beban :

a. Beban operasional : beban yang dikeluarkan untuk operasional atau kegiatan


perusahaan. Misal beban gaji, beban pajak, dll.

b. Beban non operasional : beban yang dikeluarkan tidak untuk kegiatan operasional
perusahaan. Misal beban bunga, beban kerugian.

 BENTUK LAPORAN LABA/RUGI :

1. Single step atau bentuk staffel dengan langkah tunggal, yaitu tidak ada pemisahan antara
pendapatan usaha dengan pendapatan di luar usaha, dan juga tidak ada pemisahan antara
beban usaha dengan beban di luar usaha.

2. Multiple step atau bentuk staffel dengan langkah ganda, yaitu bentuk laporan laba/rugi
disusun dengan memisahkan pendapatan maupun beban ke dalam kelompok operasional
dan non operasional.

3. Skontro atau bentuk sebelah menyebelah, yaitu bahwa semua beban ada di sebelah kiri
dan semua pendapatan ada di sebelah kanan.

CONTOH FORMAT LAPORAN LABA/RUGI


1. Format laporan laba/rugi single step

Perusahaan Jasa Tirta Comp

Laporan Laba/Rugi

Untuk periode. . .
Pendapatan
Pendapatan usaha Rp. 8. 000.000

Beban – beban :
Beban iklan Rp. 3.500.000
Beban gaji Rp. 2.500.000
Beban listrik Rp. 200.000 +

Total Beban Rp. (6.200.000)

Laba Bersih Rp. 1.800.000

2. Format laporan laba/rugi multiple step

Perusahaan Jasa Tirta Comp

Laporan Laba/Rugi

Untuk periode. . .

Pendapatan usaha Rp. 9.000.000

Beban usaha

Beban penyusutan Rp. 4.500.000

Beban gaji Rp. 2.500.000

Beban perlengkapan Rp. 200.000 +

Total beban Rp. (7.200.000)

Pendapatan di luar usaha

Pendapatan komisi Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 +

Laba bersih Rp. 2. 800.000


3. Format laporan laba/rugi skontro

Perusahaan Jasa Tirta Comp

Laporan Laba/Rugi

Untuk periode. . .

Beban Jumlah Pendapatan Jumlah

Beban . . . Rp. 3.500.000 Pendapatan. . . Rp. 8.000.000

Beban . . . Rp. 200.000

Beban . . . Rp. 2.500.000

Jumlah beban Rp. 6.200.000 Jumlah Rp. 8.000.000


pendapatan
Laba bersih Rp. 1.800.000

Rp. 8.000.000

Materi Kas Kecil


DEFINISI DANA KAS KECIL

Soemarso ( 2004 ) mendefinisikan dana kas kecil sebagai berikut :


”sejumlah uang tunai tertentu yang disisihkan dalam perusahaan dan digunakan untuk melayani
pengeluaran-pengeluaran tertentu. Biasanya pengeluaran-pengeluran yang dilakukan melalui
dana kas kecil adalah pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya tidak besar, pengeluaran-
pengeluaran lain dilakukan dengan bank ( dengan cek )”.

Dari kutipan di atas jelas bahwa dana ini hanya diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran
yang jumlahnya relatif kecil yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan cek. Oleh sebab
itu perusahan perlu menetapkan mata anggaran apa saja yang bisa dibayarkan dengan
menggunakan kas kecil, dan mata anggaran apa saja yang tidak bisa dilakukan dengan
menggunakan dana tersebut, karena tidak semua pengeluaran yang jumlahnya kecil layak
dibayarkan dengan menggunakan dana kas kecil. Tetapi ada perkiraan-perkiraan karena alasan
tertentu tidak dibayarkan dengan kas kecil, walaupun jumlahnya relatif kecil.

Biasanya pengeluaran yang termasuk dalam dana kas kecil itu sifatnya pengeluaran rutin.
Adapun pengeluaran yang dilakukan dengan dana kas kecil adalah biaya-biaya:

a. Biaya makan minum

b. Biaya perlengkapan

c. Biaya keperluan kantor

d. Serta biaya-biaya lainnya.


TUJUAN PEMBENTUKAN KAS KECIL
Untuk menangani masalah perlengkapan/perbekalan kantor yang dilakukan oleh suatu bagian
di kantor biasanya berdasarkan langkah-langkah berikut:
1. Untuk menghindari cara-cara pembayaran pengeluaran yang relatif kecil dan mendadak, yang
tidak ekonomis dan tidak praktis.

2. Meringankan beban para staf dalam memberikan pelayanan secara optimal kepada pelanggan
termasuk relasi bisnis pimpinan. Contoh :
Pimpinan kedatangan tamu mendadak dan untuk menjamu tamunya rasanya tidak ekonomis
dan tidak praktis kalau stafnya melakukan pembayaran pengeluaran dengan cek.

3. Untuk mempercepat kegiatan atasan yang mempergunakan dana secara mendadak dan tidak
terencana.

BUKTI PEMAKAIAN DANA KAS KECIL

a. Bukti Kas Keluar

Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas dari fungsi akuntansi kepada fungsi
kas sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Dalam sistem dana kas kecil,
dokumen ini diperlukan pada saat pembentukan dana kas kecil dan pada saat pengisian
kembali dana kas kecil.

b. Cek

Merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan pembayaran


sejumlah uang kepada orang/badan yang namanya tercantum pada cek atau pembawa cek.

c. Permintaan Pengeluaran Kas Kecil

Dokumen ini digunakan oleh pemakai kas kecil untuk meminta uang kepada pemegang dana
kas kecil. Bagi pemegang dana kas kecil dokumen ini berfungsi sebagai bukti pengeluaran.
Dokumen ini diarsipkan oleh pemegang kas kecil menurut nama pengeluaran dana kas kecil.

d. Bukti Pengeluaran Kas Kecil

Dokumen ini dibuat oleh pemakai dana kas kecil untuk mempertanggungjawabkan
pemakaian dana kas kecil. Dokumen ini dilampiri dengan bukti-bukti pengeluaran kas kecil
dan diserahkan oleh pemakai dana kas kecil kepada pemegang dana kas kecil.

e. Permintaan Kembali Dana Kas Kecil

Dokukmen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta kepada bagian utang agar
dibuatkan bukti kas keluar guna pengisian kembali dana kas kecil.
METODE PENCATATAN DANA KAS KECIL

Metode pencataan dana kas kecil berkaitan dengan pembentukan awal serta proses menjurnal
mutasi kas kecil yang digunakan. Metode pencatatan dana kas kecil tergantung dari kebijakan
perusahaan ( bagian keuangan perusahaan) yang telah disepakati, dapat menggunakan metode
dana tetap ( imprest fund method ) atau metode dana tidak tetap ( fluctuation fund method).

1. Metode Dana Tetap ( Imprest Fund Method )

Dalam metode dana tetap, dana kas kecil ditentukan dalam jumlah yang relative tetap. Jika
jumlah dana yang ditetapkan dianggap cukup untuk pengeluaran kas kecil dalam suatu periode
tertentu, jumlah dana kas kecil tidak dinaikkan atau diturunkan. Dalam metode ini pun
pemegang kas kecil tidak mencatat pemakaian kas kecil dalam jurnal.Buku kas kecil dijadikan
sebagai catatan intern pemegang kas kecil dan tidak dapat dijadikan sebagai dasar dalam
pencatatan di buku besar.

2. Metode Dana Tidak Tetap ( Fluctuation Fund Method )

Dalam metode dana tidak tetap, pemakaian kas kecil oleh pemegang kas kecil dicatat dalam
bentuk jurnal formal sehingga buku kas kecil dapat digunakan sebagai dasar pencatatan dalam
buku besar. Dana kas kecil tidak ditentukan dalam jumlah yang tetap, sehingga pengganti dana
kas kecil (pengisian kembali) tidak harus sama dengan yang telah dikeluarkan.

 Contoh jurnal kas kecil dengan menggunakan metode imprest adalah sebagai berikut :

1 Kas Kecil Rp xxx,-

Kas Rp xxx,-

(Jurnal Untuk Mencatat Pembentukan Kas Kecil)

2 Pada saat terjadi pengeluaran pada kas kecil


perusahaan tidak mencatat dalam jurnal laporan
keuangan. Perusahaan hanya menyimpan faktur
pembelian atas sejumlah kas yang dikeluarkan.
Pembelian dan biaya dicatat ketika perusahaan mengisi
kas kecil kembali

3 Beban Perlengkapan Kantor Rp xxx,

Beban Perangko Rp xxx,

Beban Representasi Rp xxx,-

Kas Rp xxx,-

(Jurnal mencatat beban perusahaan apabila


perusahaan mengisi kas kecil kembali)
4 Kas Rp xxx,-

Kas Kecil Rp xxx,-

(Jurnal Untuk penutupan Kas Kecil Perusahaan pada


akhir periode)

Contoh metode Fluktuasi :

Karena pengeluaran setiap periode tidak sama, sedangkan pengisian dana kas kecil pada setiap
periode dalam jumlah yang sama, maka jumlah rekening kas kecil akan selalu berubah sesuai
dengan fluktuasi pengeluaran yang terjadi.

 Mencatat pembentukan Dana Kas Kecil

Kas Kecil Rp. xxx

Bank Rp. xxx

 Mencatat pembayaran Langganan surat Kabar Pada Surat kabar “langganan

Beban langganan Surat Kabar Rp. xxx

Kas Kecil Rp. xxx

 Membayar beban Listrik

Beban Listrik Rp. xxx

Kas Kecil Rp. xxx

 Mencatat pengisian Kembali kas kecil

Kas Kecil Rp. xxx

Bank Rp. xxx

 Perbedaan antara metode dana tetap dengan metode fluktuasi sebagai berikut:

a. Dalam metode dana tetap, pengeluaran yang dilakukan oleh kasir kas kecil tidak di buat
jurnal sedangkan dalam metode fluktuasi pengeluaran yang di lakukan oleh kasir kas kecil
di buat jurnal.
b. Dalam metode dana tetap, Besarnya penggantian sebesar pengeluaran yang telah dilakukan
sehingga saldo kas kecil selalu tetap seperti semula. sedangkan dalam metode fluktuasi
pengisian kembali tidak harus sebesar pengeluaran yang di lakukan.

c. Dalam metode dana tetap, saldo kas kecil tetap (seperti semula) sedangkan dalam metode
fluktuasi saldo kas kecil berubah-ubah (tidak tetap)

PERHITUNGAN SELISIH DANA KAS KECIL

Selisih kas ataupun kas kecil merupakan perbedaan yang terjadi antara jumlah kas menurut
perhitungan fisik dengan catatan kas yang ada pada rekening bank maupun catatan buku besar kas
pada perusahaan.

Terjadinya selisih kas dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut :

a. Adanya uang palsu.

b. Kehilangan akibat kekeliruan saat transaksi penjualan tunai, misalnya kekeliruan saat
melakukan pengembalian uang kepada pelanggan.

c. Adanya penerimaan atau pembayaran yang ada nilai recehannya.

d. Kesalahan pencatatan yang dilakukan baik pada saat melakukan penerimaan kas maupun
pengeluaran kas sehingga harus dilakukan jurnal koreksi.

e. Sebab-sebab yang sama sekali tidak dapat diketahui

Apabila kas kecil menurut perhitungan fisik lebih besar bila dibandingkan dengan catatan buku
besar kas kecil maka hal itu disebut sebagai selisih kas lebih (cash overage) tetapi apabila kas kecil
menurut perhitungan fisik lebih kecil dibandingkan menurut catatan buku besar kas kecil maka
disebut selisih kas kurang (cash shortage). Jurnal untuk mencatat selisih kas adalah sebagai berikut
:

a. Selisih kas lebih (cash overage)

Kas Kecil Rp xxx

Selisih kas Kecil Rp xxx

b. Selisih kas kurang

Selisih kas Kecil Rp xxx

Kas Kecil Rp xxx


Selisih kas kecil lebih dianggap sebagai pendapatan dan selisih kas kecil kurang dianggap sebagai
beban atau kerugian. Dalam laporan Laba/Rugi selisih kas lebih akan diinformasikan sebagai
pendapatan di luar usaha dan selisih kas kurang akan diinformasikan sebagai beban di luar usaha.
Selisih kas yang terjadi saat terjadinya transaksi namun belum dicatat dalam jurnal maka tidak perlu
dibuat jurnal koreksi, tetapi kalau sudah dicatat dalam jurnal atau karena kesalahan pencatatan
maka harus dilakukan jurnal koreksi.

Anda mungkin juga menyukai