1. Aset/Aktiva (Assets)
Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu,
dan di masa depan manfaat ekonomi dari sumber diharapkan akan diperoleh perusahaan.
Liabilitas merupakan tanggung jawab perusahaan pada saat ini yang timbul dari peristiwa masa
lalu, yang penyelesaiannya diperkirakan akan membutuhkan sumber daya perusahaan.
Adalah sisa kepentingan dalam aktiva suatu perusahaan setelah dikurangi kewajiban.
4. Pendapatan (Revenue)
Adalah aliran masuk atau peningkatan lain atas aktiva atau penurunan kewajiban perusahaan
sebagai akibat dari aktivitas penyerahan/penjualan atau pembuatan barang, jasa atau aktivitas lain
yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang dilakukan secara terus-menerus.
5. Beban (Expenses)
Adalah arus keluar atau penggunaan lain atas aktiva atau peningkatan kewajiban karena adanya
penyerahan atau pembuatan barang, jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan kegiatan
utama perusahaan yang dilakukan secara terus-menerus.
6. Prive (Drawing)
Adalah pengambilan aset (kas) perusahaan oleh pemilik untuk kepentingan pribadinya
Harta merupakan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dan merupakan sumber
pembelanjaan untuk melakukan kegiatan usaha tersebut. Oleh karena itu, harta harus sama atau
seimbang dengan sumber pembelanjaan. Sumber pembelanjaan yang diperoleh dari pemilik
disebut ekuitas/modal. Keseimbangan atau kesamaan biasanya dinyatakan dalam suatu
persamaan yaitu persamaan akuntansi.
HARTA = MODAL
Harta perusahaan yang digunakan sebagai sumber pembelanjaan dalam kegiatan diperoleh
melalui dua sumber, yaitu dari pemilik dan kreditur. Sumber pembelanjaan dari pemilik disebut
ekuitas. Sedangkan sumber pembelanjaan yang diperoleh dari kreditur bagi pemilik akan menjadi
suatu kewajiban untuk mengembalikan , hal ini disebut sebagai kewajiban/utang. Sehingga
persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:
Dalam operasi usaha dimungkinkan adanya pendapatan dan beban. Pendapatan adalah
kenaikan harta yang diperoleh dari hasil penjualan barang atau jasa. Sedangkan beban adalah
penurunan harta, karena merupakan pengorbanan untuk memperoleh pendapatan.
Setiap transaksi yang terjadi akan mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Pengaruh transaksi
tersebut dapat menambah atau mengurangi komponen keuangan perusahaan yaitu, harta,utang, dan
modal. Perubahan komponen posisi keuangan pada persamaan dasar akuntansi dapat dikelompokan
sebagai berikut:
1. Setiap transaksi dapat mempengaruhi harta, yang terjadi akibat perubahan harta yang diikuti
dengan perubahan harta yang lain dalam jumlah yang sama.
2. Setiap transaksi dapat mempengaruhi harta dan utang dalam jumlah yang sama.
3. Setiap transaksi dapat mempengaruhi harta dan modal dalam jumlah yang sama.
4. Setiap transaksi dapat mempengaruhi harta dengan perubahan utang dan modal dalam jumlah
yang sama.
Untuk lebih detail, lihatlah tabel di bawah ini:
Jurnal Umum
Jurnal merupakan alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis
(berdasarkan urutan waktu) dengan menunjukkan akun atau perkiraan yang harus di debet dan kredit
beserta jumlahnya masing-masing.
Jurnal termasuk salah satu proses pencatatan dalam akuntansi dan merupakan penghubung
antara transaksi dengan buku besar. Maka fungsi jurnal adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Pencatatan
Semua transaksi yang terjadi berdasarkan bukti dokumen yang ada harus dicatat.
2. Fungsi Historis
3. Fungsi Analisa
Setiap transaksi yang dicatat dalam jurnal harus merupakan hasil analisa dari bukti-bukti transaksi
hingga jelas letak debet atau kredit perkiraan beserta jumlahnya.
4. Fungsi Instruktif
Pencatatan dalam jurnal merupakan instruksi atau perintah untuk melakukan posting atau
memindahkan debet atau kredit ke dalam buku besar.
5. Fungsi Informatif
Jurnal dapat memberikan informasi atau pemberitahuan mengenai transaksi yang terjadi.
Keterangan :
c. Pengisian jenis perkiraan. Perkiraan yang di debet ditulis sebelah atas merapat ke sebelah kiri dan
perkiraan yang di kredit ditulis dibawahnya dan menjorok ke sebelah kanan
d. Pengisian dengan nomor kode buku besar pada saat pemindah bukuan (posting) ke buku besar
Tn. Anam ingin mencoba peruntungannya dalam usaha bengkel yang di beri nama “Bengkel Abadi
Jaya”. Berikut ini merupakan data yang terjadi pada bulan Maret 2015 :
Maret
2015
1 Kas Rp. 20.000.000,00
Soal Latihan
Pada tanggal 1 Mei 2014, Tn. Agung mendirikan biro jasa Laundry dengan nama “Harum Mewangi”.
Transaksi yang terjadi selama Mei 2014, adalah sebagai berikut :
22 Diterima tagihan dari langganan yang pekerjaannya telah dikirim seminggu yang
31 Tn. Agung mengambil uang tunai Rp. 500.000,00 untuk keperluan pribadinya
Jawaban
Jurnal Umum
Mei
2014
3 Kas Rp. 20.000.000,00
Kas
Rp. 300.000,00
15 Piutang dagang Rp. 700.000.00
Bentuk skontro
Bentuk skontro adalah bentuk buku besar sebelah-menyebelah atau disebut 2 kolom. Contoh bentuk
buku besar 2 kolom adalah sebagai berikut:
Bentuk Staffel
Yang dimaksud dengan buku besar bentuk staffel adalah buku besar berbentuk halaman atau disebut
juga buku besar 4 kolom. Bentuk ini terdiri dari sisi debet dan sisi kredit. Adapun bentuk staffel,
perhatikan gambar berikut ini:
Saldo
Tgl Uraian Ref Debet Kredit
Debet Kredit
Setelah pencatatan ke dalam buku jurnal selesai, maka tahap selanjutnya memindahkan catatan yang
terdapat dalam jurnal ke buku besar atau disebut posting. Ada beberapa langkah yang harus Anda
ketahui bagaimana cara memindahkan dari jurnal ke buku besar. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut :
1 Pindahkan tanggal kejadian yang ada dalam jurnal ke lajur perkiraan yang bersangkutan yang ada pada
buku besar
2 Pindahkan jumlah debet atau kredit yang ada dalam jurnal ke lajur debet atau kredit perkiraan buku
besar
3 Catat nomor kode akun kedalam kolom referensi jurnal sebagai tanda jumlah jurnal telah dipindahkan
ke buku besar
4 Catat nomor halaman jurnal ke dalam kolom referensi buku besar setiap pemindahbukuan
Anggaran mengenai kebenaran jumlah-jumlah dalam neraca saldo tidak berlaku untuk semua
perkiraan. Ada beberapa perkiraan tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. salah satu
penyebabnya ialah belum dibuatnya dokumen pada akhir periode sehingga transaksi belum dicatat.
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat karena :
Ayat jurnal penyesuaian (adjusting journal entries) terhadap perkiraan-perkiraan tertentu, dibuat
untukmengoreksi perkiraan-perkiraan tersebut sehingga mencerminkan keadaan harta, utang, modal,
pendapatan dan beban yang sebenarnya.
Beberapa transaksi yang terjadi di akhir periode dan perlu dibuatkan jurnal penyesuaiannya adalah
:
Misal : mesin, peralatan, kendaraan dan gedung. Nilai atau jumlah yang dicatat adalah sebesar
yang disusutkan.
b. Pemakaian perlengkapan
Adalah taksiran mengenai jumlah piutang yang mungkin tak dapat diterima pembayarannya.
Adalah pembayaran beban yang digunakan untuk beberapa kali pemakaian, misalnya sewa, iklan
dan asuransi.
e. Beban yang masih harus dibayar (utang), misalnya gaji dan bunga bank.
Merupakan utang karena pekerjaan harus dilakukan dahulu, misalnya sewa diterima di muka.
Merupakan piutang karena pekerjaan telah selesai, tetapi pembayarannya belum diterima,
misalnya bunga bank.
C. Contoh Soal
Sebagai ilustrasi membuat jurnal penyesuaian, perhatikan akun-akun yang terdapat pada neraca
saldo pada Salon “Jessica” diatas.
Data yang digunakan untuk membuat jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2011 adalah
sebagai berikut: :
Adalah kertas berkolom (neraca lajur) yang digunakan sebagai kertas kerja dalam penyesuaian
laporan keuangan. Penggunaan kertas kerja dapat mengurangi kesalahan. Di samping itu, kertas kerja
juga dapat digunakan untuk memeriksa ketepatan perhitungan yang dilakukan dan memungkinkan
penyesuaian daftar secara logis.
Neraca saldo, Penyesuaian, Neraca saldo setelah penyesuaian, Rugi/laba dan Neraca. Masing-masing
kolom terdiri dari debet dan kredit.
a. Isilah kolom neraca saldo dengan angka-angka dari saldo masing-masing buku besar.
c. Hitunglah neraca saldo penyesuaian untuk data yang mengalami penyesuaian, sedangkan jika tidak
mengalami penyesuaian, tuliskan saja angka-angka dari kolom neraca saldo sesuai debet dan
kreditnya.
d. Pindahkan angka-angka neraca saldo penyesuaian untuk kelompok rekening beban dan
pendapatan ke kolom Rugi/laba. Hitunglah selisih jumlah pendapatan dan jumlah beban. Hasilnya
merupakan laba (pendapatan > beban) dan rugi (pendapatan < beban)
e. Pindahkan angka-angka neraca saldo penyesuaian untuk kelompok harta, utang, modal, prive dan
akumulasi penyusutan ke kolom neraca.
Laporan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Untuk membuat laporan keuangan, Neraca Lajur sangat membantu dalam proses pelaporan.
Karena neraca lajur merupakan alat bantu untuk memudahkan dalam membuat laporan keuangan
yang meliputi:
B. LAPORAN KEUANGAN
yaitu laporan mengenai pendapatan, beban, dan laba atau rugi suatu perusahaan dalam suatu periode
tertentu.
yaitu laporan yang menyajikan perubahan modal karena penambahan dan pengurangan dari laba/rugi
dan transaksi pemilik.
3. Neraca
yaitu laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan yang meliputi aktiva,
kewajiban dan ekuitas pada suatu saat tertentu.
4. Laporan Arus Kas
Yaitu laporan yang menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Yaitu berisi rincian neraca dan laporan laba rugi, kebijakan akuntansi dsb.
Materi Laba/Rugi
1. Relevan, dengan tujuan usaha yang dilakukan perusahaan dan kebutuhan pemakai.
3. Netral, tidak bioleh tergantung pada kebutuhan dan kemauan pihak tertentu.
1. Laporan Laba/Rugi
3. Neraca
LAPORAN LABA/RUGI adalah laporan yang melaporkan pendapatan dan beban selama
periode waktu tertentu berdasarkan konsep perbandingan. Konsep perbandingan digunakan
untuk membandingkan atau mengaitkan antara pendapatan dan beban selama periode terjadinya.
UNSUR-UNSUR LAPORAN LABA/RUGI :
1. Pendapatan, yaitu semua pendapatan yang diperoleh selama satu periode akuntansi.
Jenis pendapatan :
a. Pendapatan operasional : pendapatan yang diperoleh dari hasil atau kegiatan utama
perusahaan, misal pendapatan jasa.
2. Beban-beban, yaitu semua beban dan biaya yang dikeluarkan selama periode akuntansi.
Jenis beban :
b. Beban non operasional : beban yang dikeluarkan tidak untuk kegiatan operasional
perusahaan. Misal beban bunga, beban kerugian.
1. Single step atau bentuk staffel dengan langkah tunggal, yaitu tidak ada pemisahan antara
pendapatan usaha dengan pendapatan di luar usaha, dan juga tidak ada pemisahan antara
beban usaha dengan beban di luar usaha.
2. Multiple step atau bentuk staffel dengan langkah ganda, yaitu bentuk laporan laba/rugi
disusun dengan memisahkan pendapatan maupun beban ke dalam kelompok operasional
dan non operasional.
3. Skontro atau bentuk sebelah menyebelah, yaitu bahwa semua beban ada di sebelah kiri
dan semua pendapatan ada di sebelah kanan.
Laporan Laba/Rugi
Untuk periode. . .
Pendapatan
Pendapatan usaha Rp. 8. 000.000
Beban – beban :
Beban iklan Rp. 3.500.000
Beban gaji Rp. 2.500.000
Beban listrik Rp. 200.000 +
Laporan Laba/Rugi
Untuk periode. . .
Beban usaha
Laporan Laba/Rugi
Untuk periode. . .
Rp. 8.000.000
Dari kutipan di atas jelas bahwa dana ini hanya diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran
yang jumlahnya relatif kecil yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan cek. Oleh sebab
itu perusahan perlu menetapkan mata anggaran apa saja yang bisa dibayarkan dengan
menggunakan kas kecil, dan mata anggaran apa saja yang tidak bisa dilakukan dengan
menggunakan dana tersebut, karena tidak semua pengeluaran yang jumlahnya kecil layak
dibayarkan dengan menggunakan dana kas kecil. Tetapi ada perkiraan-perkiraan karena alasan
tertentu tidak dibayarkan dengan kas kecil, walaupun jumlahnya relatif kecil.
Biasanya pengeluaran yang termasuk dalam dana kas kecil itu sifatnya pengeluaran rutin.
Adapun pengeluaran yang dilakukan dengan dana kas kecil adalah biaya-biaya:
b. Biaya perlengkapan
2. Meringankan beban para staf dalam memberikan pelayanan secara optimal kepada pelanggan
termasuk relasi bisnis pimpinan. Contoh :
Pimpinan kedatangan tamu mendadak dan untuk menjamu tamunya rasanya tidak ekonomis
dan tidak praktis kalau stafnya melakukan pembayaran pengeluaran dengan cek.
3. Untuk mempercepat kegiatan atasan yang mempergunakan dana secara mendadak dan tidak
terencana.
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas dari fungsi akuntansi kepada fungsi
kas sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Dalam sistem dana kas kecil,
dokumen ini diperlukan pada saat pembentukan dana kas kecil dan pada saat pengisian
kembali dana kas kecil.
b. Cek
Dokumen ini digunakan oleh pemakai kas kecil untuk meminta uang kepada pemegang dana
kas kecil. Bagi pemegang dana kas kecil dokumen ini berfungsi sebagai bukti pengeluaran.
Dokumen ini diarsipkan oleh pemegang kas kecil menurut nama pengeluaran dana kas kecil.
Dokumen ini dibuat oleh pemakai dana kas kecil untuk mempertanggungjawabkan
pemakaian dana kas kecil. Dokumen ini dilampiri dengan bukti-bukti pengeluaran kas kecil
dan diserahkan oleh pemakai dana kas kecil kepada pemegang dana kas kecil.
Dokukmen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta kepada bagian utang agar
dibuatkan bukti kas keluar guna pengisian kembali dana kas kecil.
METODE PENCATATAN DANA KAS KECIL
Metode pencataan dana kas kecil berkaitan dengan pembentukan awal serta proses menjurnal
mutasi kas kecil yang digunakan. Metode pencatatan dana kas kecil tergantung dari kebijakan
perusahaan ( bagian keuangan perusahaan) yang telah disepakati, dapat menggunakan metode
dana tetap ( imprest fund method ) atau metode dana tidak tetap ( fluctuation fund method).
Dalam metode dana tetap, dana kas kecil ditentukan dalam jumlah yang relative tetap. Jika
jumlah dana yang ditetapkan dianggap cukup untuk pengeluaran kas kecil dalam suatu periode
tertentu, jumlah dana kas kecil tidak dinaikkan atau diturunkan. Dalam metode ini pun
pemegang kas kecil tidak mencatat pemakaian kas kecil dalam jurnal.Buku kas kecil dijadikan
sebagai catatan intern pemegang kas kecil dan tidak dapat dijadikan sebagai dasar dalam
pencatatan di buku besar.
Dalam metode dana tidak tetap, pemakaian kas kecil oleh pemegang kas kecil dicatat dalam
bentuk jurnal formal sehingga buku kas kecil dapat digunakan sebagai dasar pencatatan dalam
buku besar. Dana kas kecil tidak ditentukan dalam jumlah yang tetap, sehingga pengganti dana
kas kecil (pengisian kembali) tidak harus sama dengan yang telah dikeluarkan.
Contoh jurnal kas kecil dengan menggunakan metode imprest adalah sebagai berikut :
Kas Rp xxx,-
Kas Rp xxx,-
Karena pengeluaran setiap periode tidak sama, sedangkan pengisian dana kas kecil pada setiap
periode dalam jumlah yang sama, maka jumlah rekening kas kecil akan selalu berubah sesuai
dengan fluktuasi pengeluaran yang terjadi.
Perbedaan antara metode dana tetap dengan metode fluktuasi sebagai berikut:
a. Dalam metode dana tetap, pengeluaran yang dilakukan oleh kasir kas kecil tidak di buat
jurnal sedangkan dalam metode fluktuasi pengeluaran yang di lakukan oleh kasir kas kecil
di buat jurnal.
b. Dalam metode dana tetap, Besarnya penggantian sebesar pengeluaran yang telah dilakukan
sehingga saldo kas kecil selalu tetap seperti semula. sedangkan dalam metode fluktuasi
pengisian kembali tidak harus sebesar pengeluaran yang di lakukan.
c. Dalam metode dana tetap, saldo kas kecil tetap (seperti semula) sedangkan dalam metode
fluktuasi saldo kas kecil berubah-ubah (tidak tetap)
Selisih kas ataupun kas kecil merupakan perbedaan yang terjadi antara jumlah kas menurut
perhitungan fisik dengan catatan kas yang ada pada rekening bank maupun catatan buku besar kas
pada perusahaan.
b. Kehilangan akibat kekeliruan saat transaksi penjualan tunai, misalnya kekeliruan saat
melakukan pengembalian uang kepada pelanggan.
d. Kesalahan pencatatan yang dilakukan baik pada saat melakukan penerimaan kas maupun
pengeluaran kas sehingga harus dilakukan jurnal koreksi.
Apabila kas kecil menurut perhitungan fisik lebih besar bila dibandingkan dengan catatan buku
besar kas kecil maka hal itu disebut sebagai selisih kas lebih (cash overage) tetapi apabila kas kecil
menurut perhitungan fisik lebih kecil dibandingkan menurut catatan buku besar kas kecil maka
disebut selisih kas kurang (cash shortage). Jurnal untuk mencatat selisih kas adalah sebagai berikut
: