Disusun Oleh :
XII MIPA 7 / 15
PENDAHULUAN
Dana Desa merupakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) yang diperuntukan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten untuk selanjutnya ditransfer ke APBDes. Dana
tersebut digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Penerimaan Dana
Desa ini berdasarkan empat faktor; yakni, jumlah penduduk, luas wilayah, angka kemiskinan,
dan kesulitan geografis. Dana Desa ini dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) berdasarkan pasal 72 Ayat 1 Huruf b Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa.
Pengelolaan alokasi dana desa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pengelolaan keuangan desa dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Perlu
diketahui bahwa alokasi dana desa bukan merupakan bantuan melainkan dana bagi hasil atau
perimbangan antara pemerintah kabupaten/kota dengan desa sebagai wujud dari pemenuhan
hak desa untuk penyelenggaran otonomi desa.
ISI
Kehadiran Dana Desa telah memberikan stimulasi bagi desa guna mendukung berbagai
pembangunan yang terjadi di desa. Setiap tahun Pemerintah Pusat telah menganggarkan Dana
Desa yang cukup besar untuk diberikan kepada Desa. Pada tahun 2015, Dana Desa dianggarkan
sebesar Rp 4 20,7 triliun, dengan rata-rata setiap desa mendapatkan alokasi sebesar Rp 280
juta. Pada tahun 2016, Dana Desa meningkat menjadi Rp 46,98 triliun dengan rata-rata setiap
desa sebesar Rp 628 juta dan di tahun 2017 kembali meningkat menjadi Rp 60 Triliun dengan
rata-rata setiap desa sebesar Rp 800 juta, dan tahun 2018 sebesar 60 triliun dan pada tahun
2019 meningkat menjadi 70 triliun dan rata-rata setiap desa mendapat alokasi sejumlah 960
juta. Selama hampir empat tahun sejak dana desa disalurkan, desa-desa di Indonesia telah
mampu membangun infrastruktur dasar dalam jumlah yang sangat besar dan masif, yang sangat
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar dan juga untuk membantu kegiatan
ekonomi di desa. Hasil terbaiknya selama empat tahun tersebut, yakni terbangunnya sarana dan
prasarana penunjang aktivitas ekonomi masyarakat.
Kecuran Dana Desa yang terus meningkat membuat hampir seluruh desa di Indonesia
semakin gencar melakukan berbagi pembangunan infrastruktur. Salah satunya adalah
Kelurahan Pacarejo yang melakukan program pembangunan infrastruktur berupa program
pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) pada tahun 2019. Pembangunan jalan ke ladang
pertanian guna mempermudah warga masyarakat Kalurahan Pacarejo untuk menjangkau
ladang dengan mudah dan nyaman serta mempermudah warga masyarakat dalam mengangkut
hasil panen ke rumah warga yang kemudian diangkut ke pasar.
Pembangunan jalan usaha tani (JUT) dengan pelibatan secara penuh masyarakat
setempat dalam setiap tahapan/ Pelibatan masyarakat pedesaan dalam pembangunan
infrastruktur jalan pedesaan akan memberikan beberapa dampak, antara lain; kualitas pekerjaan
yang dihasilkan, keberlangsungan operasional dan pemeliharaan infrastruktur tersebut,
kemampuan masyarakat dalam membangun suatu kemitraan dengan berbagai pihak, serta
penguatan 6 kapasitas masyarakat untuk mampu mandiri memfasilitasi kegiatan masyarakat
dalam wilayahnya.
Berikut adalah Sumber Pendapatan, Penggunaan, dan Realisasi Dana Desa Tahun 2019
Saat pelaksanaan program pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) terdapat beberapa
masalah yang muncul. Penggunaan Dana Desa harusnya menekankan pada penyelesaian
pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditentukan ataupun kemampuan dalam melaksanakan
tugas atau fungsi dan kualitas pekerjaan.
Sejumlah kasus tersebut diantaranya adalah usia pemakaian jalan tidak berlangsung lama dan
cepat rusak, kekurangan fasilitas pendukung seperti got juga memberikan kontribusi bagi usia
jalan yang cepat rusak secara fisik dan berjalan tidak mencapai kurun waktu yang telah
ditetapkan. Penggunaan dana juga berkonsentrasi pada ketepatan perhitungan biaya agar dalam
menjalankan suatu program tidak mengalami kekurangan biaya ataupun kelebihan biaya.
Penggunaan dana desa di Kelurahan Pacarejo pada tahun 2019 untuk pembangunan,
rehabilitas, peningkatan, pengerasan jalan usaha tani sebesar Rp 257.535.000,00, hal ini
membuktikan setiap tahun selalu ada dana untuk infrastruktur yang ada di Kalurahan Pacarejo
(sumber: data APBDes Kalurahan Pacarejo 2019). Semua ini perlu penanganan secara serius
dari pemerintah terutama dari pemerintah Kalurahan Pacarejo mengingat sangat pentingnya
infrastruktur jalan usaha tani bagi para petani Kalurahan Pacarejo sebagai urat nadi dalam
keseharian dan perekonomian masyarakat.
KESIMPULAN
Kelebihan dari program pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) ini sudah sangat jelas,
yaitu membantu masyarakat setempat untuk menjangkau ladang dengan mudah dan nyaman
serta mempermudah warga masyarakat dalam mengangkut hasil panen ke rumah warga yang
kemudian diangkut ke pasar. Sedangkan kelemahan program ini adalah kurangnya perhitungan
yang lengkap dan perhatian dari pemerintah Kelurahan Pacarejo dalam proses pambangunan
sehingga sering mengalami kerugian yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
Sulman Petrianus. 2021. Pengelolaan Penggunaan Dana Desa Untuk Pmebangunan Jalan
Usaha Tani (JUT) di Kelurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
http://repo.apmd.ac.id/1644/1/PETRIANUS%20SULMAN_17520052.pdf. Diakses
pada 21 November 2021
Alexandro Rinto, Sri Sapitri. 2021. Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam Pemberdayaan
Masyarakat. https://www.researchgate.net/profile/Rinto-
Alexandro/publication/355100407_PENGELOLAAN_ALOKASI_DANA_DESA_D
ALAM_PEMBERDAYAAN_MASYARAKAT/links/616ea047039ba2684467b5df/P
ENGELOLAAN-ALOKASI-DANA-DESA-DALAM-PEMBERDAYAAN-
MASYARAKAT.pdf. Diakses pada 21 November 2021