Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Politik Masyarakat Madani

Politik Islam dan Rasulullah Uswah Keteladanan Umat

Dosen pengampu:

Habibul bahri,s.kom.,mpd

Disusun oleh:

Muhammad irfan hakim:

JURUSAN EKONOMI ISLAM

NAHDATUL ULAMA

NTB

2021
PENDAHULUAN

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Segala puji milik allah SWT. tuhan semesta alam yang telah menurunkan
al-qur’an kepada hambanya melalui perantara lisan nabinya, sebagai pedoman
untuk hidup di dunia dan di ahirat kelak.

Salawat dan salam tidak lupa pula kita curahkan buat junjungan nabi besar
kita sayyidina muhammad SAW. rasul yang paling mulia dan penutup dari para
nabi yang telah mengajarkan kita apa itu agama islam.

Sebagaimana yang telah kita ketahui agama islam adalah agama yang
universal, tidak mengabaikan hal-hal yang kecil, sekecil apapun dia, apalagi hal-
hal yang berkaitan dengan pengaturan negara.

Al-qur’an adalah sumber dari segala ilmu, al-qur’an merupakan


kalamullah sebagai sumber hidayah ke jalan yang paling lurus dan diridai.

Al-hadist merupakan ucapan, tindakan dan penetapan baginda nabi SAW.

Nabi SAW. bersabda:

‫حب الوطان من االيمن‬

Artinya: cinta tanah air adalah bagian dari iman.

Rasulullah adalah pemimpin yang berlaku adil yang bersifat jujur,


terpercaya, menyampaikan dan cerdas, sepaling mulia rasul dan penutup dari pada
nabi.

Masyrakat adalah sekelompok manusia yang terjalin erat karena sistem


tertentu, tradisi tertentu dan mempunyai ikatan antara masyarakat satu dengan
masyarakat lainnya yang membentuk satu kesatuan.

Ahirul kalam hadanallahu waiyyakum il ahsanil sabil wallahu muwafiqu


ila aqwamit thariq wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................ii

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................ii

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................iii

1.3 Tujuan..................................................................................................................iv

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................1

2.1 Pengertian Masyarakat Madani............................................................................

2.2 Prinsip politik masyarakat madani.......................................................................

2.3 Peran Mahasiswa Dalam Masyarakat Madani.....................................................

2.4 Prinsip Politik Islam.............................................................................................

2.5 Rasulallah Uswah Keteladanan Umat..................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................

3.2 Saran.....................................................................................................................

3.3 Daftar Isi...............................................................................................................

1.1 Latar Belakang


Islam secara bahasa berasal dari bentuk masdar dari bahasa arab yaitu
aslam, yuslimu, islaman yang berarti ketundukan atau keselamatan, sedangkan
menurut syaikh thahir bin saleh al-jazairi pada kitabnya jauharul kalamiah
bahwasanya islam adalah pengucapan dengan lisan, dan pembenaran dengan hati
bahwa semua yang rasulullah SAW. bawa atau ajarkan adalah benar.

Politik dimasa rasulullah SAW. menurut dr. Ali abdul mu’ti muhammad
beliau mengatakan bahwasanya sistem politik sebenarnya sudah muncul di masa
rasulullah yaitu di madinah meliputi dua fase yaitu sebelum hijrah nabi telah
ditemukan benih-benih masyarakat islam dan sudah ditetapkan pula pokok-pokok
kaidah islam secara umum dan pada fase kedua yaitu setelah rasulullah hijrah
formasi masyarakat islam sudah sempurna dan kaidah-kaidah islam sudah
mendapat perincian lalu muncullah gerakan islam dalam format barunya yang
berimplikasi pada keberadan masyarakat yang diaorganisasikan diatas kaidah-
kaidah politik dan dibawah satu kepemimpinan.

Pemerintahan islam dimadinah berfungsi sebagai sebuah organisasi pertahanan,


mempersiapkan mekanisme untuk melaksanakan keadilan di antara manusia,
menyebarkan ilmu dan baginda nabi mhammad SAW. adalah kepala negara
beserta nabi dan rasul.1

Adapun politik islam menurut pandangan para ulama meliputi berbagai


macam pemikiran diantaranya pemikiran ibnu abi rabi’ yaitu:

syihabuddin ahmad bin abi rabi’ beliau mengarang kitab yang berjudul suluk al-
mmalik fi tadbir al-mamalik, “beliau menyinggung politik “Pertama dalam aspek
pembentukan negara dan kota” (disebabkan manusia membutuhkan orang lain
dalam memenuhi kebutuhan alaminya dan dari sanalah aspek berdirinya suatu
negara), “Kedua pada aspek pemerintahan”(seyogyanya pemimpin itu adalah
orang yang paling utama, pemimpin haruslah orang yang dapat memberikan
contoh sebelum orang lain) “ketiga syarat-syarat mendirikan negara” (pokok
untuk mendirikan negara yaitu: tersedia air tawar yang cukup, memungkinkan
untuk mendatangkan bantuan, lokasi yang strategis dan memiliki udara yang
bersih, dekat dengan penggembalaan dan kayu bakar, terjaminnya tempat tinggal
dari musuh dan hal-hal yang ditakuti dan memungkinkan mengontrol komponen
negara).

Adapun politik didalam agama islam didalam jurnal makmun ian


bengkulu adalah sebutan dari fiqhul siyasah, siyasah syar’iyyah, yaitu fikih yang

1
Filsafat politik antara barat dan islam oleh dr. Ali abdul mu’ti muhammad hlm-242
membahas tentang pemerintahan, mengatur, mengayomi, menjadikan sesuatu
yang lebih baik, memperbaiki, membawa kepada yang lebih baik, dan islah2.

Dalam bahasa arab politik islam itu identik atau sama dengan siyasah yang
dalam bahasa berarti mengatur.

Ada dua bentuk makna siyasah menurut ulama yaitu: bentuk umum dan
bentuk husus, secara umum bentuk siyasah adalah pengaturan berbagai berbagai
macam urusan manusia dengan syari’at agama islam, sedangkan secara husus
siyasah merupakan kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan penguasa guna
mengatasi mafsadat yang timbul atau sebagai solusi bagi keadaan tertentu.3

Masyarakat Madani adalah masyarakat yang berbudaya namun mampu


berinteraksi dengan dunia luar yang modern sehingga dapat terus berkembang dan
maju. Dalam masyarakat Madani,setiap warganya menyadari dan mengerti akan
hak- haknya serta kewajibannya terhadap negara, bangsa dan agama. Masyarakat
Madani sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia.Masyarakat Madani adalah
masyarakat bermoral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu
dan stabilitas masyarakat, dimana masyarakat memiliki motivasi dan inisiatif
individual.masyarakat Madani merupakan suatu masyarakat ideal yang di
dalamnya hidup manusia-manusia partisipan yang masing-masing diakui sebagai
warga dengan kedudukan yang serba serta dan sama dalam soal pembagian hak
dan kewajiban. Pada intinya pengertian masyarakat madani adalah masyarakat
yang memiliki kehidupan ideal, baik dalam hak dan kewajiban warga dapat
terlaksana secara seimbang serta mampu berkembang dengan dunia luar demi
majunya kehidupan. Pada dasarnya masyarakat di negara-negara berkembang
masih kesulitan dalam mencapai masyarakat Madani. Hal ini dikarenakan masih
rendahnya pendidikan politik dan kewarganegaraan pada masyarakat. Kondisi ini
diperburuk dengan kurangnya rasa nasionalisme dan kepedulian terhadap masalah
yang dihadapi bangsa sendiri. Maka dari faktor-faktor penghambat tersebut
seharusnya seluruh lapisan masyarakat terus bergerak dan maju dalam membentuk
masyarakat yang cerdas,demokratis, beradab dan memiliki nasionalisme yang
tinggi.seluruh warga masyarakat dituntut harus mampu berpikir kritis dengan
berdasarkan pada pancasila dan semboyan bhineka tunggal ika sehingga terbentuk
masyarakat yang mampu mengatasi masalah-masalah yang menimpa bangsanya
serta mampu membentuk kekuatan dalam membangun pemerintahan yang kokoh,
jujur, dan adil. Kemudian dari langkah-langkah yang cerdas dan juga kritis maka
akan terbentuk masyarakat yang madani dan berpegangan pada nilai-nilai
pancasila A. Pengertian Masyarakat Madani Konsep ini merupakan penerjemahan
2
Jurnal penelitian dan pengamdian masyarakat, pandangan al-qur’an dalam politik yasmin
makmur hal-51
3
Jurnal petita, vol 2, no 1. 2017 hlm-35
istilah dari konsep civil society yang pertama kali digulirkan oleh Dato Seri
Anwar Ibrahim dalam ceramahnya pada simposium Nasional dalam rangka forum
Ilmiah pada acara festrival istiqlal, 26 September 1995 di Jakarta.Masyarakat
madani adalah sistem sosial yang subur yang diasaskan kepada prinsip moral yang
menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dengan kestabilan
masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa Pengertian Masyarakat Madani?

1.2.2 Apa Prinsip Politik Masyarakat Madani?

1.2.3 Apa Peran Mahasiswa pada Masyarakat Madani?

1.2.4 Apa Prinsip Politik Islam?

1.2.5 Apa Maksud Rasulullah adalah Uswah Keteladanan Umat?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui Pengertian Masyarakat Madani

1.3.2 Mengetahui Prinsip Politik Masyarakat Madani

1.3.3 Mengetahui Peran Mahasiswa Pada Masyarakat Madani

1.3.4 Mengetahui Prinsip Politik Islam

1.3.5 Mengetahui Maksud Rasulullah adalah Uswah Keteladan Umat

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masyarakat Madani

Masyarakat madani adalah masyarakat yang berbudaya namun mampu


berinteraksi dengan dunia luar yang modern sehingga dapat terus berkembang dan
maju. Dalam masyarakat Madani,setiap warganya menyadari dan mengerti akan
hak- haknya serta kewajibannya terhadap negara, bangsa dan agama. Masyarakat
Madani sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia.Masyarakat Madani adalah
masyarakat bermoral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu
dan stabilitas masyarakat, dimana masyarakat memiliki motivasi dan inisiatif
individual.masyarakat Madani merupakan suatu masyarakat ideal yang di
dalamnya hidup manusia-manusia partisipan yang masing-masing diakui sebagai
warga dengan kedudukan yang serba serta dan sama dalam soal pembagian hak
dan kewajiban. Pada intinya pengertian masyarakat madani adalah masyarakat
yang memiliki kehidupan ideal, baik dalam hak dan kewajiban warga dapat
terlaksana secara seimbang serta mampu berkembang dengan dunia luar demi
majunya kehidupan. Pada dasarnya masyarakat di negara-negara berkembang
masih kesulitan dalam mencapai masyarakat Madani. Hal ini dikarenakan masih
rendahnya pendidikan politik dan kewarganegaraan pada masyarakat. Kondisi ini
diperburuk dengan kurangnya rasa nasionalisme dan kepedulian terhadap masalah
yang dihadapi bangsa sendiri. Maka dari faktor-faktor penghambat tersebut
seharusnya seluruh lapisan masyarakat terus bergerak dan maju dalam membentuk
masyarakat yang cerdas,demokratis, beradab dan memiliki nasionalisme yang
tinggi.seluruh warga masyarakat dituntut harus mampu berpikir kritis dengan
berdasarkan pada pancasila dan semboyan bhineka tunggal ika sehingga terbentuk
masyarakat yang mampu mengatasi masalah-masalah yang menimpa bangsanya
serta mampu membentuk kekuatan dalam membangun pemerintahan yang kokoh,
jujur, dan adil. Kemudian dari langkah-langkah yang cerdas dan juga kritis maka
akan terbentuk masyarakat yang madani dan berpegangan pada nilai-nilai
pancasila A. Pengertian Masyarakat Madani Konsep ini merupakan penerjemahan
istilah dari konsep civil society yang pertama kali digulirkan oleh Dato Seri
Anwar Ibrahim dalam ceramahnya pada simposium Nasional dalam rangka forum
Ilmiah pada acara festrival istiqlal, 26 September 1995 di Jakarta.Masyarakat
madani adalah sistem sosial yang subur yang diasaskan kepada prinsip moral yang
menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dengan kestabilan
masyarakat.

Ada pun roses syarat menuju masyarakat madani :

1.Kualitas sumber daya manusia yang tinggi.


2. memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan pokok sendiri.

3. semakin mantab mengandalkan sumber-sumber pembiayaan dalam negeri

4. secara umum telah memiliki kemampuan ekonomi,sistem politik,sosial budaya


dan pertahanan keamanan yang dinamis,tangguh serta berwawasan global.

2.2 Prinsip masyarakat madani

Masyarakat Madani pada prinsipnya memiliki multimakna, yaitu masyarakat yang


demokratis, menjunjung tinggi etika dan moralitas, transparan, toleransi,
berpotensi, aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi, konsisten memiliki bandingan,
mampu berkoordinasi, sederhana, sinkron, integral, mengakui, emansipasi, dan
hak asasi, namun yang paling dominan adalah masyarakat yang demokratis.

Masyarakat madani adalah kelembagaan sosial yang akan melindungi warga


negara dari perwujudan kekuasaan negara yang berlebihan. Bahkan masyarakat
madani dapat dikatakan sebagai tiang utama kehidupan politik yang demokratis.
Sebab masyarakat madani tidak saja melindungi warga negara dalam berhadapan
dengan negara, tetapi juga merumuskan dan menyuarakan aspirasi masyarakat.

2.3 Peran mahasiswa dalam masyarakat madani

Mahasiswa adalah agent of change dalam segala hal khususnya untuk


membentuk masyarakat madani, Indonesia belum bisa dikatakan negara madani
karena lapisan masyarakatnya masih belum atau masih minim ditemukan
masyarakat yang madani. Indonesia negara yang majemuk dengan adanya
masyarakat yang heterogen untuk menciptakan rasa toleransi yang tinggi masih
dirasa sulit, tidak sedikit masyarakat yang masih individualis.

Jadi sebagai mahasiswa kita berperan untuk menumbuhkan atau mengupayakan


kemauan masyarakat untuk memilik toleransi hingga tercipta adanya masyarakat
yang madani. Bagaimana caranya? cara yang dapat dilakukan adalah

1) PKL, dengan adanya PKL kita berkecimpungan dengan masyarakat secara


langsung disitu merupakan kesempatan emas untuk memberikan pengetahuan dan
mengajak mansyarakat menjadi masyarakat yang madani melalui adanya
sosialisasi ataupun memberikan contoh pembenahan diri secara dini .
2) meningkatkan mutu pendidikan, sebagai calon pendidik sebagaimana
fungsinya kita perlu meningkatkan mutu pendidikan dengan tujuan agar peserta
didik memiliki karakter yang baik .

3) mengadakan festival budaya untuk mengenalkan dan melestarikan budaya


daerah, hal ini dilakukan agar tidak luntur budaya Indonesia dimana hal ini
merupakan salah satu kekayaan besar Indonesia. Dengan terlaksananya hal hal
tersebut setidaknya kita sudah mengupayakan menciptakan masyarakat madani di
Indonesia.

2.4 Prinsip Politik Islam

Menurut Islam, mekanisme operasional pemerintahan dan ketatanegaran


mengacu pada prinsip-prinsip syari’ah. Islam sebagai landasan etika dan moral
direalisir dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Endang
Saifuddin Anshari (1986:167) mengatakan, “Negara adalah organisasi (organ,
badan atau alat) bangsa untuk mencapai tujuannya.” Oleh karena itu, bagi setiap
Muslim negara adalah alat untuk merealisasikan kedudukannya sebagai hamba
Allah dan mengaktualisasikan fungsinya sebagai khalifah Allah, untuk mencapai
keridhaan Allah, kesejahteraan duniawi dan ukhrawi, serta menjadi rahmat bagi
sesama manusia dan alam lingkungannya.

Secara konseptual di kalangan ilmuwan dan pemikir politik Islam era klasik,
menurut Mumtaz Ahmad dalam bukunya State, Politics, and Islam, menekankan
tiga ciri penting sebuah negara dalam perspektif Islam, yakni adanya masyarakat
Muslim (ummah), hukum Islam (syari’ah), dan kepemimpinan masyarakat
Muslim (khilafah). Prinsip-prinsip negara dalam Islam tersebut ada yang berupa
prinsip-prinsip dasar yang mengacu pada teks-teks syari’ah yang jelas dan tegas.
Selain itu, ada prinsip-prinsip tambahan yang merupakan kesimpulan dan
termasuk ke dalam fiqh. Para pakar fiqh siyasah berbeda pandangan tentang
berapa jumlah prinsip dasar hukum politik Islam. Abdul Qadir Audah dalam
bukunya Al-A’mal al-Kamilah: Al-Islam wa Audha’una alQanuniyah (1994: 211-
223) mensistematiskan Prinsip-prinsip politik dalam Islam sebagai berikut:

1) Persamaan yang komplit;

2) Keadilan yang merata;

3) Kemerdekaan dalam pengertian yang sangat luas;

4) Persaudaraan;

5) Persatuan;
6) Gotong royong (saling membantu);

7) Membasmi pelanggaran hukum;

8) Menyebarkan sifat-sifat utama;

9) Menerima dan mempergunakan hak milik yang dianugerahkan Tuhan;

10) Meratakan kekayaan kepada seluruh rakyat, tidak boleh menimbunnya;

11) Berbuat kebajikan dan saling menyantuni; dan

12) Memegang teguh prinsip musyawarah).

Menurut Muhammad Salim ‘Awwa dalam bukunya Fi an Nidham al Siyasi li Ad


Daulah al

Islamiyah ada lima hal Prinsip Dasar Konstitusi Islam : 8 1. Syura (QS. 42 :
38, QS. 3 : 159) 2. Keadilan (QS. 4:135, QS. 5:8, QS. 16:90, QS. 6:160)
3. Kebebasan (an nahl 125, Yunus: 99, An Naml: 64) 4. Persamaan (QS. 9 :
13) 5. Pertanggungjawaban Pemimpin dan Ketaatan Umat (QS. 4 : 58, 14-
13, QS. 4 : 59)

Dalam buku M. Tahir Azhary, Negara Hukum, Suatu Studi tentang Prinsip-
prinsipnya Dilihat dari Segi Hukum Islam, Implementasi Pada Periode Madinah
dan Masa Kini, menyebutkan bahwa dalam al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah
terkandung sembilan prinsip negara hukum, yakni: (1) Prinsip kekuasaan
sebagai amanah (QS. 4 : 58, 14-13); (2) Prinsip musyawarah (QS. 42 : 38,
QS. 3 : 159); (3) Prinsip keadilan (QS. 4:135, QS. 5:8, QS. 16:90, QS.
6:160); (4) Prinsip persamaan (QS. 9 :13); (5) Prinsip pengakuan dan
perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia (QS. 17 : 70, QS. 17 : 33, QS. 5 :
32, QS. 88 : 21, QS. 88 : 22, QS. 50 : 45, QS. 4 : 32);

5. Rasulullah uswah (keteladanan) negarawan

Meskipun organisasi memiliki system yang baik tetapi karakter individu


pemimpinnya buruk, maka system organisasi bisa rusak dan kacau. Sebaliknya
organisasi yang memiliki system kurang baik, tetapi ada pemimpin dengan
karakter individu yang positif, maka tim akan terbangun dengan baik dan system
akan berjalan perlahan-lahan serta target-target organisasi akan mudah tercapai.
Seseorang yang memiliki watak yang kurang baik dan tidak sesuai dengan
karakter organisasi, maka seharusnya watak dan sifat buruk tersebut ditinggal di
rumah, tidak perlu dibawa ke dalam organisasi, agar tidak menjadi pengaruh
buruk organisasi dan merusak tatanan. Harapan organisasi demikian meskipun
sebenarnya sulit. Mengapa demikian? Karena watak atau karakter bukan seperti
pakaian atau aksesoris yang dapat dibongkar pasang sewaktu-waktu. Tetapi
karakter ibarat sebuah perhiasan yang melekat dalam jiwa. Menyatu dalam hati
dan pikiran seseorang menjadi sebuah jati diri. Tercermin dalam perilaku atau
kebiasaan. Untuk menanggalkan watak atau karakter tersebut membutuhkan
waktu yang tidak singkat. Tetapi bisa diubah dan diperbaiki serta bisa dilakukan.
Jika kita melihat ada organisasi yang sistemnya berjalan dengan baik, penuh
prestasi, tentram, maka bisa dipastikan dibalik oranisasi ada pemimpin dan tim
yang baik. Ada pemimpin dan tim yang berkomitmen menjalankan system dengan
baik, prestatif dan inspiratif.

Ada 4 sifat yang melekat pada diri Rasulullah tersebut adalah Shidiq atau Jujur,
Amanah (dapat dipercaya), Tablig, dan Fathonah.

Shidiq artinya jujur atau benar. Rasulullah memiliki sifat jujur atau benar.
Baik dalam perkataan atau perbuatan. Apa yang diucapkan sama dengan yang
dilakukan. Kata-katanya benar dan tindakannya juga benar. Nabi Muhammad
SAW tidak pernah berdusta atau berbohong. Jika beliau melarang untuk berbuat
korupsi, maka tidak mungkin baginya berbuat korupsi. Karena itu sifat mustahil
baginya. Itulah yang namanya integritas pemimpin.

Amanah adalah yang dapat dipercaya. Karena kejujurannya beliau


mendapat kepercayaan masyarakat. Kepercayaan yang telah diberikan kepada
beliau akan dijalankan sebagaimana mestinya. Beliau akan menjalankan segala
urusan yang dimanahkan kepada beliau dengan baik. Tidak ada kebohongan yang
disembunyikan. Tidak ada kepercayaan yang dikhianati. Sehingga orang-orang
disekitarnya selalu merasa aman dan nyaman.

Tabligh artinya menyampaikan. Semua firman Allah SWT yang ditujukan


untuk umat manusia, semuanya disampaikan tidak ada yang disembunyikan.
Meskipun ayat Allah SWT membuat Nabi tersinggung atau tersindir. Karena
mustahil bagi Nabi berbuat Kitman atau menyembunyikan wahyu.Dalam konteks
kepemimpinan sekarang, pemimpin harus dapat menyampaikan informasi dengan
benar dan dengan bahasa yang santun serta mudah dipahami. Selain itu, pemimpin
juga harus siap dikritik dan menerima saran atau nasihat dari orang lain. Tidak
reaktif dan ‘kebakaran jenggot’.
Dan yang terakhir adalah sifat Fathonah. Artinya cerdas. Nabi Muhammad
SAW memiliki sifat cerdas. Rasulullah mampu menerjemahkan dan menjelaskan
firman Allah SWT agar dapat diterima oleh kaumnya. Ini merupakan kecerdasan
yang luar biasa. Dalam pengertian lain cerdas adalah mampu menyelesaikan
masalah dengan cara efektif dan efisien. Disinilah seorang pemimpin harus
solutif.

Pada zaman sekarang, di setiap aspek kehidupan, kita mengalami krisis


kepercayaan terhadap seorang pemimpin. Kita masih mendapati pemimpin yang
tidak jujur, integritas yang rendah, bila dipercaya berkhianat, tidak berpihak
kepada bawahan, dan seringkali mempertontonkan ‘kebodohannya’ di depan
publik.Solusi terbaik dari beberapa persoalan di atas adalah dengan meneladani
akhlak dan sifat Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya menjadi teladan bagi orang
lain. Teladan dalam perkataan maupun perbuatan. Itulah pemimpin yang
berpengaruh. Memimpin dengan keteladanan. Dan “Setiap kalian adalah
pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban” (HR.
Muslim).
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Masyarakat Madani adalah masyarakat yang berbudaya namun mampu


berinteraksi dengan dunia luar yang modern sehingga dapat terus berkembang dan
maju.

3.2 Saran
Demikianlah makalah dari kami, kami menyadari makalah kami jauh dari
standar, karena memang kami masih berada pada fase proses, untuk itu kami
mohon pada temen-temen dan dosen untuk saran dan kritiknya agar memudahkan
kami untuk membuat makalah kedepannya.
3.3 Daftar Pustaka

Fahmi, mutiara. 2017. “ Prinsip dasar Hukum Politik Islam dalam Perspektif Al-
qur’an”. dalam Jurnal petita, vol. 2, no. 1, hlm-34

Muhammad, ali abdul mu’ti. 2010. Filfafat politik antara barat dan islam.
Bandung: CV pustaka setia.

Makmur, yasmin. 2019. “Pandangan Al-qur’an dalam Politik”. dalam jurnal


penelitian dan Pengabdian Masyarakat, vol. 4, no. 1, hlm-52

Suito, deny. 2006. Membangun masyarakat madani. Jakarta: Centre for moderate
muslim indonesia.

Sutianto, anen. 2004. Reaktualisasi masyarakat madani dalam kehidupan.


Bandung.

Ubaidillah, ahmad dan rozak, abdul. 2010. Pancasila, demokrasi, ham, dan
masyarakatmadani. Jakarta: ICC.

Anda mungkin juga menyukai