Anda di halaman 1dari 8

Agrium, April 2013 Volume 18 No 1

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot utilissima)

Muhammad Thamrin, Ainul Mardhiyah dan Samsul Efendi Marpaung


Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UMSU, Medan
Email : mhdthamrin@ymail.com

Abstract
This research was conducted to know the effect of production factors (land, seeds, labor, and
fertilizers) on the cassava farming income, to know the feasibility of the cassava farming. Census method
is used on this research, took all the population of the sample through the method of Cobb-Douglas
analysis of, Descriptive and R / C ratio. The results of the research of land variable, seeds, labor and
fertilizers significant effect and simultaneously (synchronously) to the income of the cassava farmers.
In partial significant effect of land variable. Meanwhile the variable of seeds, labor and fertilizers had no
significant effect on the the cassava farming income. Based on the analysis of the R / C ratio with a value
of 7.5> 1, the cassava farming in the area of research deserves to be developed.
Keywords : analysis, income, farming
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi (luas lahan, bibit, tenaga
kerja, dan pupuk) terhadap pendapatan usahatani ubi kayu, mengetahui kelayakan usahatani ubi kayu.
Metode penarikan sampel menggunakan metode sensus, mengambil semua populasi untuk dijadikan
sampel dengan metode analisis Cobb-Douglas, Deskriptif dan R/C Ratio. Hasil penelitian variabel luas
lahan, bibit, tenaga kerja dan pupuk berpengaruh nyata secara simultan (serempak) terhadap
pendapatan petani ubi kayu. Secara parsial variabel luas lahan berpengaruh nyata. Sementara variabel
bibit, tenaga kerja dan pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani ubi kayu.
Berdasarkan analisis R/C Ratio dengan nilai 7,5 > 1. usahatani ubi kayu di daerah penelitian layak
untuk di kembangkan.
Kata Kunci : analisis, pendapatan, usahatani

A. PENDAHULUAN sebagai alternatif pangganti makanan pokok di


Salah satu jenis tanaman pangan yang perkenalkanlah ubi kayu. Pada tahun 1968
sudah lama dikenal dan di budidayakan oleh Indonesia menjadi negara penghasil ubi kayu
petani di seluruh wilayah nusantara adalah ubi nomor 5 di dunia.
kayu. Potensi nilai ekonomi dan sosial ubi kayu Di Indonesia, ubi kayu dijadikan
merupakan bahan pangan masa depan yang makanan pokok nomor 3 setelah padi dan
sangkil (berdaya guna), bahan baku berbagai jagung. Penyebaran tanaman ubi kayu meluas
industri dan pakan ternak1. ke semua propinsi di Indonesia. Daerah sentrum
Ubi kayu atau ketela pohon atau cassava produksi ubi kayu yang masuk 5 besar terluas
sudah lama di kenal dan di tanam oleh areal panennya tahun 1991 adalah propinsi Jawa
penduduk di dunia. Hasil penelusuran para timur (295.244 ha), Jawa tengah (272.912 ha),
pakar botani dan pertanian menunjukkan bahwa Jawa barat (160.215 ha), Lampung (144.478
tanaman ubi kayu berasal dari kawasan benua ha), dan NTT (73.929 ha). Pada masa yang akan
Amerika beriklim tropis. Nikolai Ivanovik datang areal tanaman ubi kayu amat mungkin di
Vavilov, seorang ahli botani soviet, memastikan perluas ke luar pulau Jawa karena sumber daya
sentrum (tempat asal) plasma nutfah tanaman lahan yang belum di manfaatkan secara optimal
ubi kayu adalah Brasil (Amerika Serikat). masih tersedia cukup luas. Potensi ubi kayu
Penyebaran pertama kali ubi kayu terjadi antara sebagai bahan pangan yang sangkil di dunia
lain, ke Afrika, Madagaskar, India, Tiongkok, ditunjukkan dengan fakta bahwa tiap 300 juta
dan beberapa Negara yang terkenal daerah ton ubi – ubian di hasilkan di dunia dan
pertaniannya. Dalam perkembangan dijadikan bahan makanan sepertiga penduduk di
selanjutnya, ubi kayu menyebar ke berbagai negara – negara tropis. Di samping itu, sekitar
negara di dunia yang terletak pada posisi 300 45% dari total produksi ubi – ubian dunia
lintang utara dan 30 lintang selatan2. langsung dikonsumsi oleh produsen sebagai
Tanaman ubi kayu masuk ke wilayah sumber kalori di beberapa negara.
Indonesia kurang lebih pada abad ke – 18. Ubi kayu saat ini sudah di garap sebagai
Tepatnya pada tahun 1852, di datangkan plasma komoditas agroindustri, seperti produk tepung
nutfah ubi kayu dari suriname untuk di koleksi tapioka, industri fermentasi, dan berbagai
di kebun raya Bogor. Penyebaran ubi kayu ke industri makanan. Pasar potensial tepung
seluruh wilayah nusantara terjadi pada tahun tapioca antara lain Jepang dan Amerika serikat.
1914-1918. Waktu itu Indonesia kekurangan Tiap tahun negara tersebut mengimpor lebih
bahan pangan (makanan) beras, sehingga kurang 1 juta ton produk tepung, terdiri atas

57
Muhammad Thamrin dkk

750.000 ton tepung tapioka dan 250.000 ton kayu juga di lakukan beberapa pengusaha kripik
tepung lainnya. Disamping tepung tapioka, di kota medan. Ubi kayu yang cukup besar juga
ternyata produk gaplek, chips, dan pelet juga di pesan oleh pabrik tapioka.
berpeluang untuk di eksport. Tahun 1988 – Berdasarkan uraian di atas peneliti
1990 impor gaplek dunia relative stabil , yakni merasa tertarik untuk melakukan penelitian dan
masing – masing sebanyak 10,44 juta ton, 11,95 analisis usahatani ubi kayu di Desa Bandar
juta ton, dan 10,20 juta ton. Negara pengimpor Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan,
gaplek diantaranya adalah MEE, Cina, Jepang, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera
Korea, Amerika Serikat dan Rusia. Indonesia Utara.
sudah memanfaatkan peluang ekspor gaplek ke B. Tinjauan Pustaka
pasar internasional, tetapi volume ekspornya Ubi kayu memiliki banyak nama daerah,
masih rendah, yaitu sekitar 1,0 – 1,2 juta diantaranya adalah ketela pohon, singkong, ubi
ton/tahun3. jenderal, ubi inggris,telo puhung, kasape, bodin,
Permasalahan umum pada pertanaman telo jenderal (Jawa), sampeu, huwi dangdeur,
ubi kayu adalah produktivitas dan pendapatan huwi jenderal (Sunda), kasbek (Ambon), dan
yang rendah. Rendahnya produktivitas ubi prancis (padang). Dalam sisitematika
disebabkan oleh belum diterapkannya teknologi (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman ubi
budidaya ubi kayu dengan benar seperti belum kayu diklasifikasikan sebagai berikut.
dilakukan pemupukan baik pupuk an-organik Kingdom: plantae (tumbuh – tumbuhan)
maupun organik (pupuk kandang).4 Data Divisi : spermatophyte (tumbuhan berbiji)
statistik menunjukkan terjadi penurunan luas Subdivisi:angiospermae (berbiji tertutup)
areal ubi kayu sebesar 10,81% pada tahun 2004 Kelas:dicotyledonae (biji berkeping dua)
dan 5,08% pada tahun 2005. Dengan Ordo:euphorbiales
berkurangnya luas areal tanaman ubi kayu dan Family:euphorbiaceae
meningkatnya kebutuhan bahan baku ubi kayu Genus:manihot
untuk industri makanan dan bio-etanol Spesies:Manihot utilissima6.
sementara produktivitas ubi kayu masih rendah, Batang tanaman ubi kayu berkayu,
maka solusi yang tepat adalah peningkatan beruas – ruas, dan panjang, yang ketinggiannya
produktivitas per satuan luas. Kerena itu dapat mencapai 3 meter atau lebih. Warna
penggunaan sistem tanam dobel row diharapkan batang bervariasi, tergantung kulit luar, tetapi
akan menjadi salah satu alternatif untuk batang yang masih muda umumnya berwana
mengatasi kekurangan bahan baku ubi kayu di hijau dan setelah tua menjadi keputih – putihan,
masa mendatang.5 kelabu, hijau kelabu, atau coklat kelabu.
Empulur batang berwarna putih, lunak, dan
Tabel 1 : Potensi Ubi Kayu di Kabupaten Deli strukturnya empuk seperti gabus.
Serdang Daun ubi kayu mempunyai susunan
Tahun Produksi Jumlah (Ton) berurat menjari dengan canggap 5-9 helai. Daun
Produksi 2010 79.55 ubi kayu biasanya mengandung racun asam
Produksi 2009 167.017 sianida atau asam biru, terutama daun yang
Produksi 2008 75.497 masih muda (pucuk).1 Tanaman ubi kayu dapat
Produksi 2007 7.800 beradaptasi luas di daerah beriklim panas
Produksi 2005 51.865 (tropis). Daerah penyebaran tanaman ubi kayu
Total 381.729 di dunia berada pada kisaran 300 lintang utara,
Sumber data: Buku Lima Tahun Statistik 300 lintang selatan di dataran rendah sampai di
pertanian 2006-2010 Dinas Pertanian Sumatera dataran tinggi 2.500 meter di atas permukaan
Utara laut. Yang bercurah hujan antara 500 mm –
2.500 mm/tahun7.
Dari data yang di peroleh dari badan Di Indonesia tanaman ubi kayu tumbuh
statistik (BPS) Sumatera Utara, menyebutkan dan berproduksi di dataran rendah sampai
luas panen dan produksi ubi kayu terus dataran tinggi, yakni antara 10 m – 1.500 di atas
meningkat, akan tetapi pada tahun 2010 permukaan laut (dpl). Daerah yang paling ideal
mengalami penurunan yang di akibat kan oleh untuk mendapatkan produksi yang optimal
faktor alih fungsi lahan pertanian. Sentral adalah daerah dataran rendah yang
produksi ubi kayu di Sumatera Utara yaitu berketinggian antara 10m – 700 dpl. Makin
Kabupaten Simalungun, Kabupaten Karo, tinggi daerah penanaman dari permukaan laut,
Langkat, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang akan semakin lambat pertumbuhan tanaman ubi
dan Kabupaten Serdang Bedagai. Disebutkan, kayu sehingga umur panennya makin lama
enam kabupaten/kota di Sumatera Utara itu (panjang)4.
dikenal sebagai produsen ubi kayu yang Tanaman ubi kayu membutuhkan kondisi
memiliki kualitas cukup baik. Permintaan ubi iklim panas dan lembab. Kondisi iklim yang

58
ANALISIS USAHATANI UBI KAYU

ideal adalah daerah yang bersuhu minimum 100 antara batang bawah jenis ubi kayu biasa
c, kelembaban udara (rH) 60% - 65% dengan dengan batang atas jenis ubi kayu karet.
curah hujan 700 mm – 1.500 mm/tahun, Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu
tempatnya terbuka dan mendapat penyinaran yang mempelajari bagaimana seseorang
sinar matahari 10 jam/hari. Daerah yang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara
beriklim kering atau yang bercurah hujan efektif dan efesien untuk tujuan memperoleh
rendah berpengaruh kurang baik terhadap keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
produksi ubi kayu, yakni ubinya berserat, Dikatakan efektif apabila petani atau produsen
berkayu, dan produksinya rendah. Di damping dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka
itu tanaman ubi kayu di daerah beriklim kering miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan
mudah di serang hama tungau merah. dikatan efesien bila pemanfaatan sumberdaya
Sebaliknya, daerah beriklim basah atau bercurah tersebut menghasilkan keluaran (output) yang
hujan tinggi, pertumbuhan tanaman ubi kayu melebihi masukan (input)9.
cenderung kearah vegetatif terus, dan mudah di Faktor produksi adalah faktor mutlak
serang penyakit yang di sebabkan cendawan7. yang diperlukan dalam proses produksi. Faktor
Ubi kayu jenis tanaman yang dapat produksi terdiri dari lima komponen, yaitu:
tumbuh di sembarang tempat. Apalagi di tanah, modal, tenaga kerja, skill, dan
kawasan tropis dengan penyinaran penuh manajemen. Masing-masing faktor produksi
sepanjang tahun seperti di Indonesia, tanaman mempunyai fungsi yang berbeda dan saling
ubi kayu pasti menguntungkan. Pada daerah terkait satu sama lain. Kalau salah satu faktor
dimana tidak cocok lagi untuk menanami padi produksi tidak tersedia, maka produksi tidak
dan kedele, ubi kayu masih dapat tumbuh dan berjalan10.
menghasilkan. Itulah kelebihan yang di peroleh
dari tanaman ubi kayu8. C. METODE PENELITIAN
Tapi untuk memperoleh hasil Penelitian ini menggunakan metode studi
menguntungkaan, tentu ada syarat minimum kasus (case study) yaitu penelitian yang
yang yang harus di penuhi. Di antaranya : dilakukan dengan melihat langsung kelapangan,
-
Tanah janganlah terlalu subur, kalau terlalu karena studi kasus merupakan metode yang
subur, tumbuhnya akan subur dan berdaun menjelaskan jenis penelitian mengenai suatu
rindang tanpa di imbangi oleh ubinya. objek tertentu selama kurun waktu tertentu, atau
-
Usahakan sisitem pengairan tempat suatu fenomena yang ditemukan pada suatu
penanaman lancar. Pada tanah becek atau tempat yang belum tentu sama dengan daerah
berair, ubi kayu tidak dapat tumbuh baik dan lain10.
umbinya tetap kerdil.
Oleh karena itulah ubi kayu banyak di Metode Penetuan Lokasi Penelitian
tanam di tegalan atau di ladang. Adakalanya Daerah penelitian ditentukan secara
ditanam di sawah sebagai palawija tapi itupun purposive, yaitu di Bandar Khalipah,
terbatas pada tanaman berumur pendek. Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli
kebiasaan lain yang sering di tempuh oleh Serdang Propinsi Sumatera Utara. Daerah ini
petani ubi kayu adalah menanam ubi kayu di merupakan salah satu daerah yang memiliki
wilayah pabrik tapioka. Untuk di daerah seperti produksi ubi kayu yang cukup banyak di
ini dilakukan penanaman ubi kayu secara Kecamatan Percut Sei Tuan.
bergilir. sementara ubi kayu yang di tanam di
sawah, biasanya akan dipilih daerah yang agak Metode Penarikan Sampel
tinggi letaknya. Cara serupa ini menurut Metode yang digunakan dalam
pengalaman sudah terbukti menguntungkan. pengambilan sampel adalah metode sensus,
Perbanyakan tanaman ubi kayu dapat dimana semua populasi di daerah penelitian
dilakukan dengan cara generatif (biji) dan dijadikan sampel, sampel pada penelitian ini
vegetatif (stek batang). Perbanyakan secara adalah 30 orang petani ubi kayu.
generatif (biji) biasanya dilakukan pada skala
penelitian (pemuliaan tanaman) untuk Metode Pengumpulan Data
menghasilkan variatas baru. Untuk tujuan Data yang dikumpulkan pada penelitian
uasatani pada tingkat petani, biasanya ini terdiri dari data primer dan data skunder.
dipraktikkan perbanyakan vegetatif dengan stek Data primer merupakan hasil wawancara
batang. Di samping itu alternatif teknik langsung kepada petani responden dengan
perbanyakan vegetatif lain yang bertujuan untuk menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner)
meningkatkan produktivitas pertanaman pada yang telah dipersiapkan. Data sekunder
skala kecil, penyiapan bibit ubi kayu dapat merupakan data pelengkap yang diperoleh dari
dilakukan dengan cara sambungan (okulasi) instansi atau lembaga terkait yang berhubungan
dengan penelitian.

59
Muhammad Thamrin dkk

Menganalisis permasalahan Kedua,


Metode Analisis Data digunakan dengan analisis Retrun Cost Ratio
Untuk menganalisis permasalahan (Rasio R/C) sebagai berikut :
pertama, menggunakan fungsi Cobb-douglass Total Penerimaan
dengan rumus : Y = a . X1b1 . X2b2 . X3b3 . X4b4 . € R/C =
Dimana : Total Biaya
Y = pendapatan (Rp) Ketentuan :
a = Konstanta Jika R/C = 1 Usaha layak atau tidak layak
X1 = Luas Lahan (Ha) Jika R/C > 1 Usaha layak
X2 = Tenaga Kerja (Rp) Jika R/C < 1 Usaha tidak layak (Soekartawi,
X3 = Bibit (Rp) 1995).
X4 = Pupuk (Rp)
b1, b2, b3, b4, = Nilai Elastisitas D. HASIL DAN PEMBAHASAN
€ = Error Desa Bandar Khalipah merupakan salah
satu desa di Kecamatan Percut Sei Tuan yang
Dalam memudahkan pendugaan terhadap sebagian penduduknya bermata pencaharian
persamaan diatas, maka persamaan diatas sebagai petani. Salah satu tanaman yang tumbuh
dirubah menjadi bentuk linier berganda dengan subur di daerah ini adalah tanaman ubi kayu,
cara melogaritmakan persamaan tersebut, selain tanaman lainnya. Pada umumnya
sehingga manjadi: tanaman ubi kayu adalah jenis tanaman yang
Log Y = log a + b1logx1 + b2logx2 + b3logx3 + dapat tumbuh secara liar tanpa perlu dilakukan
x4
b4log + € pemeliharaan secara khusus. Adapun kegiatan –
kegiatan dalam budidaya tanaman ubi kayu
Menguji faktor produksi secara serempak yang dilakukan oleh petani di daerah penelitian,
digunakan uji F hitung dengan rumus ; yaitu:
JKreg / k-1
Fhit = Persiapan Bibit
JKsisa / n-k Proses pembibitan ubi kayu, bibit ubi
Dimana : kayu dapat diperoleh dengan cara generatif dan
JKreg = Jumlah kuadrat regresi vegetatif. Bibit yang digunakan dengan cara
JKsisa= Jumlah kuadrat sisa generatif biasanya hanya di lakukan dalam
n= Jumlah sampel sekala penelitian (pemuliaan tanaman) untuk
k= Jumlah variabel menghasilkan varietas baru. Sedangkan ubi
= Konstanta kayu yang digunakan dengan cara vegetatif
adalah dengan stek batang. Batang ubi kayu
Menguji nilai F hitung ini dilakukan kriteria yang baik untuk diambil stek adalah bagian
pengujian sebagai berikut : batang yang sudah berkayu, khususnya bagian
tengah. Bagian yang masih muda atau masih
Jika F hitung > F tabel ; maka H0 ditolak, H1 hijau dapat tumbuh, tetapi hasilnya rendah.
diterima Untuk itulah dianjurkan memilih batang yang
Jika F hitung < F tabel ; maka H0 diterima, H1 sudah tua, karena dengan cara ini bias dijamin
ditolak hasilnya. Jadi syarat yang harus dipenuhi bibit
adalah :
Uji pengaruh secara parsial digunakan uji t - Usianya cukup tua 1 – 1,5 tahun dan
dengan rumus : hasilnya tinggi.
bi - Batangnya sehat dan besar (kalau bias
thit = bergaris tengah 2 cm).
se (bi) - Batangnya lurus, ruas – ruasnya rata
Dimana : dan tidak cacat.
bi = Koefisien regresi Berdasarkan pengamatan di lapangan
se = Simpangan baku bahwa petani ubi kayu menggunakan bibit yang
berasal dari stek batang. Dengan alasan bibit
Kriteria Pengujian : yang menggunakan stek batang ini tidak
Jika t – hitung > t – tabel ; maka H0 memerlukan waktu yang lama untuk
ditolak, H1 diterima hipotesis diterima memindahkannya ke lahan.
Jika t – hitung < t – tabel ; maka H0
diterima, H1 ditolak hipotesis ditolak Persiapan Lahan
Petani pada umumnya memilih tanah
atau lahan yang letaknya datar dan mudah
meresap air. Karena pada umumnya lahan yang

60
ANALISIS USAHATANI UBI KAYU

datar akan mempengaruhi produksi ubi kayu. Pada dasarnya penerimaan dan
Cara pengolahan tanah di tempat penelitian pendapatan suatu usahatani sangat tergantung
menggunakan tenaga mesin yaitu seperti traktor. bagaimana peranan petani dalam mengelola
usahataninya. Pendapatan petani adalah selisih
Penanaman antara hasil penjualan (produksi) ubi kayu
Proses penanaman ubi kayu tidak dengan total biaya produksi yang dikeluarkan
memiliki perbedaan yang banyak dengan oleh petani ubi kayu. Dari hasil penelitian yang
tanaman lainnya. Bibit hanya di tancapkan ke dilaksanakan di lapangan diketahui bahwa
dalam tanah dengan kedalaman sekitar 5 cm pendapatan yang diperoleh setiap petani adalah
dengan jarak tanam 60 cm x 70 cm. Jumlah berbeda satu sama lainnya. Hal ini disebabkan
bibit yang digunakan oleh petani sampel dengan karena luas lahan yang digunakan, produksi
luas 1.00 Ha adalah sebanyak 23809 batang. (penjualan), harga jual, biaya produksi,
penerimaan dan pendapatan yang diterima
Pemberantasan Gulma berbeda.
Selama masa pertumbuhan tanaman, Berikut hasil rata – rata produksi
petani hanya melakukan beberapa kali (penjualan), harga jual, biaya produksi,
penyiangan gulma untuk menjaga kebersihan penerimaan dan pendapatan petani sampel.
areal tanaman. Namun pada umumnya Tabel 2. Luas Lahan,Produksi, Harga Jual,
pembersihan gulma dilakukan 1 x per musim Biaya Produksi, Penerimaan dan
tanam. Tanaman ubi kayu merupakan tanaman Pendapatan Petani Ubi Kayu per
yang tidak mudah terserang hama penyakit serta Tahun
tidak membutuhkan perawatan yang intensif No Uraian Rataan
seperti tanaman lainnya dan tanaman ini dapat 1 Luas Lahan/ ha 1.87
tumbuh hingga tahunan, akan tetapi tidak dapat
menghasilkan produksi yang baik. 2 Produksi / ha/kg/tahun 52166.67
3 Harga Jual/ kg 1000
Pemupukan 4 Biaya Produksi/ tahun 6856976.67
Untuk menghasilkan produksi tanaman
ubi kayu yang baik, sebaiknya dilakukan 5 Penerimaan / tahun 52166666.67
pemupukan 2 x dalam setahun. Dari hasil 6 Pendapatan / tahun 45309690.00
penelitian petani ubi kayu di tempat penelitian,
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
petani ubi kayu hanya melakukan pemupukan 1
Berdasarkan tabel di atas diketahui
x dalam setahun. Cara pemupukan ubi kayu di
bahwa rata-rata luas lahan yang digunakan
tempat penelitian dilakukan dengan cara
adalah 1,9 ha. Produksi (penjualan) rata – rata
menaburkan pupuk.
yang dihasilkan oleh petani ubi kayu adalah
52166.67 kg/ha/tahun dengan harga jual Rp
Penunasan
1000 /kg dan menghasilkan penerimaan total
Untuk menghasilkan produksi tanaman
rata – rata sebesar Rp 52166666.67/tahun. Biaya
ubi kayu yang baik, sebaiknya dilakukan
produksi rata – rata sebesar Rp
penunasan batang, dengan meninggalkan 2-3
6856976.67/tahun, maka petani ubi kayu
batang ubi kayu. Dari hasil penelitian petani ubi
memperoleh pendapatan bersih rata – rata
kayu di tempat penelitian melakukan penunasan
sebesar Rp 45309690.00/tahun.
1 x dalam setahun, pada umur 4 bulan.
Adapun biaya produksi yang dikeluarkan
terdiri dari biaya bibit, tenaga kerja, pupuk,
Panen
obat-obatan. Bibit yang baik merupakan kunci
Tanaman ubi kayu dapat dipanen pada
utama untuk memperoleh hasil yang tinggi.
umur 8-10 bulan tergantung bibit yang
Tenaga kerja adalah sumber daya manusia yang
digunakan. Yang dipanen adalah akar/umbi
digunakan untuk melakukan kegiatan usahatani
yang terdapat di dalam tanah tanaman ubi kayu.
ubi kayu, Pupuk merupakan suatu hal yang
umbi yang diambil adalah umbi yang sudah
dibutuhkan tanaman dalam bentuk zat
cukup umur. Panen dilakukan 1 x dalam
perangsang untuk pertumbuhan tanaman. Obat-
setahun. Dalam setahun ada 1 kali musim panen
obatan merupakan pemberantas gulma pada
raya. umbi yang telah dipanen dimasukkan ke
tanaman ubi kayu.
dalam goni, lalu dikumpulkan dan dijual ke
pedagang pengumpul ataupun pedagang
Pengaruh Faktor – Faktor Produksi Luas Lahan,
besar/agen.
Tenaga Kerja, Bibit, dan Pupuk Terhadap
Produksi Petani Ubi Kayu
Analisis Usahatani Ubi Kayu
Faktor – faktor produksi luas lahan,
Pendapatan
tenaga kerja, bibit dan pupuk akan memberikan
pengaruh yang positif apabila masing – masing

61
Muhammad Thamrin dkk

faktor tersebut saling mendukung satu sama yang berarti ada pengaruh yang signifikan
lainnya. Faktor – faktor tersebut tidak akan antara luas lahan, bibit, tenaga kerja, dan pupuk
selamanya memberikan pengaruh positif terhadap pendapatan petani ubi kayu. Dari
terhadap produksi petani, ada beberapa faktor fungsi Cobb Douglass diperoleh nilai elastisitas
yang juga memberikan nilai negatif bagi total sebesar 1,06 > 1 yang berarti bahwa
peningkatan produksi ubi kayu. Berdasarkan pendapatan petani ubi kayu berada dalam
hasil penelitian di lapangan maka akan keadaan increasing return to scale atau
diketahui bagaimana pengaruh faktor – faktor cenderung menunjukkan kenaikan pendapatan
produksi yang menjadi variabel dalam dan untuk melihat pengaruh secara parsial luas
penelitian ini terhadap pendapatan petani ubi lahan, bibit, tenaga kerja, dan pupuk terhadap
kayu. Berikut adalah hasil analisis Cobb pendapatan petani ubi kayu dapat dilihat pada
Douglass antara faktor – faktor produksi uraian di bawah ini.
terhadap pendapatan petani ubi kayu:
Tabel 3. Hasil Analisis Cobb – Douglas antara Pengaruh Luas Lahan Terhadap Pendapatan
Luas lahan, Tenaga kerja, Bibit dan Pupuk Petani Ubi Kayu
Terhadap Produksi Petani Ubi Kayu Dalam proses usahatani lahan merupakan
Variable Nilai Standard t- faktor produksi yang sangat penting. Hal ini
Elastisitas Error hitung dikarenakan lahan merupakan tempat dimana
Luas 0.45 proses produksi berlangsung dan sangat
Lahan berpengaruh terhadap besarnya produksi yang
(X1) 0.17 2.60 dihasilkan. Semakin besar luas lahan yang
Bibit (X2) 0.28 0.26 1.09 diusahakan maka tentu saja semakin besar
Tenaga 0.19 peluang untuk menghasilkan produksi yang
Kerja (X3) 0.12 1.64 lebih besar. Maka harapan memperoleh
Pupuk 0.14 pendapatan yang lebih besar pun dapat tercapai.
(X4) 0.12 1.17 Berdasarkan hasil pengujian dengan uji-t
Konstanta 3.60 untuk luas lahan diperoleh nilai t-hitung 2.60 >
R-Square 0.98 t-tabel 2,06 pada tingkat kepercayaan 95%
Multiple R 0.99 dengan nilai elastisitas 0.45. Dengan demikian
Adjusted 0.97 H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti ada
R Square pengaruh nyata antara luas lahan dengan
F-hitung 267.68 pendapatan petani ubi kayu. Luas lahan pada
F-tabel 2.76 usahatani ubi kayu memiliki nilai elastisitas
t-tabel 2.06 sebesar 0.45 yang artinya apabila luas lahan
Sumber : Data Primer Olah, 2013 dinaikkan 1% maka akan menaikkan
Dari tabel 3 di atas dapat diketahui pendapatan sebesar 0.45.
bahwa persamaan fungsi regresi linier Berdasarkan hasil pengamatan di
bergandaadalah Log Y = 3.60 + 0.45 Log X1 lapangan, berpengaruhnya luas lahan terhadap
0.28 Log X2 0.19 Log X3 + 0.14 Log X4, maka pendapatan petani ubi kayu diduga karena
persamaan Cobb Douglas dari bentuk semakin luas lahan yang diusahakan maka
persamaan di atas adalah Y = 0,56 . X10.45. diharapkan semakin besar hasil panen sehingga
X20.28. X30.19. X40.14 dapat meningkatkan pendapatan petani ubi
Dari hasil pengujian data diketahui kayu. Luas lahan sangat menentukan
bahwa nilai koefisien determinasi R-Square (R2) pendapatan petani ubi kayu karena jika luas
dari penelitian ini adalah 0.97, dimana nilai ini lahan di tambah maka populasi ubi kayu
mengindikasikan bahwa secara simultan semangkin banyak sehingga akan meningkatkan
(serempak) pendapatan petani ubi kayu produksi ubi kayu.
dipengaruhi oleh luas lahan, bibit, tenaga kerja,
dan pupuk yaitu sebesar 97%, selebihnya Pengaruh Bibit Terhadap Pendapatan Petani Ubi
dipengaruhi oleh faktor – faktor lain di luar Kayu
variabel yang diteliti yaitu sebesar 3%.. Bibit merupakan awal berlangsungnya
Hasil pengujian secara statistik diperoleh kegiatan usahatani Ubi Kayu. Banyaknya bibit
nilai Multiple R pada penelitian ini adalah yang digunakan merupakan salah satu faktor
sebesar 0,98 atau 98% mengartikan bahwa yang mempengaruhi tinggi rendahnya
secara menyeluruh ada hubungan yang erat pendapatan yang diperoleh. Semakin banyak
antara luas lahan, bibit, tenaga kerja, dan pupuk bibit yang digunakan semakin besar pula
terhadap pendapatan petani ubi kayu. Hal ini peluang untuk menghasilkan produksi yang
didukung oleh F – hitung 267.68 > F – tabel lebih banyak. Maka pendapatan yang diperoleh
2,76 pada taraf kepercayaan 95% (α 0,05). petani pun akan meningkat.
Dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak,

62
ANALISIS USAHATANI UBI KAYU

Hasil uji-t untuk bibit diperoleh nilai t- anorganik. Pupuk organik merupakan pupuk
hitung 1.09 < t-tabel 2,06 pada tingkat hayati hasil uraian tumbuhan paling baik bagi
kepercayaan 95%. Dengan demikian H1 ditolak pertumbuhan tanaman. Sedangkan pupuk
dan H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh anorganik berupa N, P, dan K dengan pelengkap
yang nyata antara bibit terhadap pendapatan seperti Urea, dan lainnya. Pemberian pupuk
petani ubi kayu. Bibit pada usahatani ubi kayu secara berimbang berdasarkan kebutuhan
memiliki nilai elastisitas sebesar 0.28 yang tanaman dan ketersediaan hara tanah dengan
artinya apabila bibit dinaikkan sebesar 1% maka prinsip tepat jumlah, jenis, cara, waktu aplikasi
akan menaikan pendapatan sebesar 0.28 tetapi sesuai dengan jenis tanaman mencapai hasil
tidak signifikan. tinggi. Jika diberikan secara berlebihan (over
Berdasarkan pelaksanaan di lapangan dosis) pupuk malah berdampak buruk bagi
penetapan atau pemilihan bibit merupakan tanaman.
faktor yang utama dalam peningkatan produksi Hasil uji t untuk pupuk diperoleh nilai t-
ubi kayu, apabila salah dalam memilih bibit hitung 1.17 < t-tabel 2,06 pada tingkat
maka akan mengakibatkan penurunan produksi kepercayaan 95%. Dengan demikian H1 ditolak
atau tidak optimalnya produksi. Di samping itu dan H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh
berpengaruh tidak nyatanya bibit terhadap yang nyata antara pupuk terhadap pendapatan
pendapatan di karenakan petani menggunakan petani ubi kayu. Pupuk pada usahatani ubi kayu
bibit dari batang tanaman yang mereka potong memiliki nilai elastisitas sebesar 0.14 yang
dari tanaman yang mereka miliki tahun yang artinya apabila pupuk dinaikkan sebesar 1%
lalu, kemudian dijadikan bibit baru, sehingga maka akan menaikkan pendapatan sebesar 0.14
petani tanpa harus membeli bibit kembali. tetapi tidak signifikan.
Petani melakukan hal ini karena tidak adanya Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi
bibit yang di jual di pasaran. penelitian bahwa dalam pemberian pupuk,
petani menggunakan penggabungan pupuk pada
Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan tanaman mereka yaitu pupuk NPK, Urea dan
Petani Ubi Kayu Poska. Berpengaruh tidak nyatanya pupuk
Penggunaan tenaga kerja merupakan terhadap pendapatan di karenakan tidak
faktor yang harus dipenuhi untuk kelangsungan efesiennya pemberian pupuk yang di
kegiatan usahatani ubi kayu. Umumnya aplikasikan oleh petani. Petani melakukan
keterlibatan tenaga kerja dimulai dari saat pemupukan tidak sesuai anjuran.
penanaman hingga panen. Tenaga kerja yang
digunakan berasal dari dalam keluarga maupun Kelayakan Usahatani Ubi Kayu
luar keluarga. Penggunaan tenaga kerja tentunya Suatu usaha dapat dikatakan layak untuk
harus cermat dan benar – benar diperhitungkan diusahakan jika petani memperoleh keuntungan
karena dapat menimbulkan biaya produksi yang yang maksimal dari usahatani yang dikelolanya.
semakin meningkat. Manajemen usahatani yang baik sangat
Hasil uji-t untuk tenaga kerja diperoleh dibutuhkan dalam pelaksanaannya mulai dari
nilai t-hitung 1.64 < t-tabel 2,06 pada tingkat penanaman, pemupukan, penyiangan, dan
kepercayaan 95%. Dengan demikian H1 ditolak pemanenan, serta pemasaran yang baik akan
dan H0 diterima yang berarti tidak ada pengaruh mendukung terciptanya usahatani yang efisien.
yang nyata antara tenaga kerja terhadap Dalam setiap jenis usahatani, selalu terdapat
pendapatan petani ubi kayu. Tenaga kerja pada hubungan antara input (masukan) dan output
usahatani ubi kayu memiliki nilai elastisitas (hasil). Input (masukan) bagi usahatani terdiri
sebesar 0.19 yang artinya apabila tenaga kerja dari unsur alam, unsur tenaga, unsur modal,
dinaikkan sebesar 1% maka akan menaikan managemen dan unsur sosial budaya. Sebagai
pendapatan sebesar 0.19 tetapi tidak signifikan. ouput dalam hasil usahatani terdiri dari bunga
Berpengaruh tidak nyatanya tenaga kerja tanah/sewa tanah, bunga modal, modal,
terhadap pendapatan petani ubi kayu diduga penyusutan, upah, pajak, beban sosial dan
disebabkan penggunaan tenaga kerja dari dalam keuntungan. Output (hasil) merupakan
keluarga, sehingga mengakibatkan perawatan pendapatan kotor (bruto) yaitu seluruh
terhadap tanaman ubi kayu terbatas. Karena pendapatan yang diperoleh dari semua cabang
mereka hanya melakukan perawatan bila dan sumber di dalam usahatani.
memiliki waktu luang saja. Dalam penelitian ini output (penerimaan)
merupakan hasil perkalian antara jumlah
Pengaruh Pupuk Terhadap Pendapatan Petani produksi dengan harga produksi. Sedangkan
Ubi Kayu input (masukan) merupakan seluruh biaya
Pupuk digunakan petani guna produksi yang terdiri dari biaya bibit, upah
meningkatkan produksi pertanian. Pupuk tenaga kerja, pupuk dan obat-obatan. Untuk
terbagi dua yaitu pupuk organik dan pupuk mengetahui tingkat kelayakan usahatani ubi

63
Muhammad Thamrin dkk

kayu di daerah penelitian digunakan metode demikian usahatani ubi kayu layak
Retrun Cost Ratio (R/C), yakni : untuk dikembangkan.
Total Penerimaan
R/C = Tota Biaya
52166666 .67
DAFTAR PUSTAKA
= 6856976 .67 1. Rukmana. R. 1997. Ubi Kayu Budi Daya
= 7.5 dan Pasca Panen. Peberbit Kanisus.
Dapat dilihat dari hasil perhitungan di Yogyakarta.
atas bahwa nilai R/C 7.5 > 1 yang mengartikan
bahwasanya usahatani ubi kayu di Desa Bandar 2. Lingga.P. dkk.1990. Bertanam Ubi –
Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Ubian. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kabupaten Deli Serdang layak untuk
kembangkan. Berdasarkan hasil pengamatan di 3. Rama, P. dkk. 2007. Bioetanol Ubi Kayu
lokasi penelitian bahwa tanaman ubi kayu cocok Bahan Bakar Masa Depan. Agromedia.
pada lahan yang memiliki topografi yang datar Jakarta.
khususnya di Desa Bandar Khalipa. Tanaman
ubi kayu ini sudah lama dibudidayakan di 4. Tjitrosoepomo, G. 2011. Morfologi
daerah penelitian. Selain pengaruh topografi, Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.
faktor pemeliharaan yang relatif mudah Yogyakarta.
sehingga dapat meminimkan biaya produksi.
Dari penjelesan di atas maka usahatani dapat 5. Seodjono. 1996. Seri Industri Pertanian
dikatakan layak dengan nilai R/C 7.5 > 1. Umbi-Umbian. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
E. KESIMPULAN
6. Zainuddin, V. 1994. Rekayasa Genetika.
1. Secara simultan (serempak) biaya Komphalindo. Jakarta.
faktor – faktor produksi (luas lahan,
bibit, tenaga kerja, dan pupuk) 7. Semangun, H. 1993. Penyakit-penyakit
berpengaruh terhadap pendapatan Tanaman Pangan di Indonesia. Gadjah
petani ubi kayu pada tingkat Mada University Press, Yogyakarta.
kepercayaan 95%.
2. Secara parsial luas lahan berpengaruh 8. Sudarmono, S. 1990. Pengendalian
nyata terhadap pendapatan usahatani Serangga Hama Sayur-Sayuran dan
ubi kayu pada tingkat kepercayaan Palawija. Penerbit Kansus. Kebun
95%. Variable bibit, tenaga kerja.dan Percobaan Asem Bagus.
pupuk tidak berpengaruh nyata
terhadap pendapatan usahatani ubi 9. Soekartawi. 1995. Teori Ekonomi
kayu pada tingkat kepercayaan 95%. Produksi. PT. Raja Grafindo Presada.
3. Analisis Retrun Cost Ratio (R/C) Jakarta.
bahwa nilai R/C 7.5 > 1, dengan
10. Daniel. M. 2002. Metodologi Penelitian
Sosial Ekonomi. Bina Aksara. Jakarta.

64

Anda mungkin juga menyukai