Anda di halaman 1dari 28

DESAIN PENELITIAN

KUANTITATIF

bondan palestin
Pengertian
■ Rencana penelitian yang memuat struktur
dan strategi penelitian untuk menjawab
masalah penelitian
■ Penuntun penelitian untuk mendapatkan
jawaban penelitian secara memadai serta
efisien dalam pelaksanaannya
■ Rancangan penelitian mencakup
pelbagai hal yang dilakukan oleh peneliti,
mulai dari identifikasi masalah,
perumusan hipotesis, operasionalisasi
hipotesis, setting penelitian, besar
sampel, instrumen penelitian, dan analisis
data
Manfaat Desain Penelitian

■ Merupakan sarana bagi peneliti


guna memperoleh jawaban atas
pertanyaan penelitian

■ Merupakan alat untuk


mengontrol atau mengendalikan
pelbagai variabel yang
berpengaruh pada suatu
penelitian
Peran Desain dalam Penelitian

■ Desain penelitian merupakan


kerangka acuan bagi pengkajian
hubungan antar variabel
penelitian
■ Desain mengacu pada pengukuran
dan analisis data penelitian:
→ Apa yang harus dilakukan?
→ Bagaimana cara mengukur?
→ Bagaimana cara menganalisis?
Sebelum menentukan jenis
desain penelitian?

■ Tentukan apakah akan melakukan


intervensi / pengamatan saja?
■ Tentukan apakah dengan
pengamatan sewaktu / follow-up?
■ Tentukan apakah studi retrospektif
/ prospektif?
Klasifikasi Jenis Penelitian

1. Berdasarkan ruang lingkup


penelitian :
a. Penelitian Klinis
b. Penelitian Lapangan
c. Penelitian Laboratorium
2. Berdasarkan waktu :
a. Penelitian transversal (cross
sectional)
b. Penelitian longitudinal (prospektif
atau retrospektif)
Klasifikasi Jenis Penelitian
3. Berdasarkan substansi :
a. Penelitian dasar
b. Penelitian terapan
4. Berdasarkan ada / tidaknya
analisis hubungan antar variabel
a. Penelitian deskriptif (analisis
→distribusi frekuensi, %, mean,
median, SD)
b. Penelitian analitik (analisis → uji
statistik)
Klasifikasi Rancangan Penelitian
RANCANGAN JENIS CONTOH
PENELITIAN
1. Observasional Deskriptif ■ Laporan kasus dan seri kasus
(non-eksperimen) ■ Studi kasus
■ Survei angka kematian,
kesakitan
■ Distribusi frekuensi
Analitik ■ Studi potong lintang
(cross-sectional)
■ Studi kasus kontrol
■ Studi kohort
2. Eksperimen Laboratorium Biomedik
Klinik Trial klinik
Epidemiologik Intervensi komunitas
JENIS PENELITIAN OBSERVASIONAL
ANALITIK

■ PENELITIAN CROSS SECTIONAL


■ PENELITIAN KASUS-KONTROL
■ PENELITIAN KOHORT
DESAIN PENELITIAN
CROSS SECTIONAL

■ Merupakan penelitian yang tidak


memiliki dimensi waktu. Pengukuran
dilakukan hanya satu kali
■ Diperoleh prevalens suatu penyakit atau
efek pada populasi pada suatu saat
(prevalence study) → subyek baru & lama
■ Digunakan untuk mempelajari faktor risiko
penyakit yang memiliki onset lama dan
lama sakit panjang (ex: bronkhitis kronis,
diabetes melitus, penyakit kejiwaan, dll.)
DESAIN PENELITIAN
CROSS SECTIONAL

P = 10/100

FAKTOR EFEK (+) A


RISIKO (+)
EFEK (-) B P = 50/100

EFEK (+) C
FAKTOR
RISIKO (-)
EFEK (-) D
■ Hubungan RIWAYAT MEROKOK dengan
KEJADIAN NYERI TENGGOROKAN
■ VB = RIWAYAT MEROKOK →
(1) MEROKOK
(2) TIDAK MEROKOK
■ VT = KEJADIAN NYERI TENGGOROKAN
1) Nyeri
2) Tidak nyeri
■ Perbedaan penggunaan media video
dan scrap-book dalam menurunkan
kecemasan anak pre operasi
■ VB = media
■ VT = kecemasan
KELEBIHAN PENELITIAN
CROSS SECTIONAL

■ Memungkinkan penggunaan sampel dari


masyarakat umum tidak hanya pasien
tertentu saja
■ Mudah, murah, & hasil cepat diketahui
■ Dapat dipakai untuk meneliti banyak
variabel
■ Tidak terancam loss to follow up (drop
out)
■ Dapat dipakai sebagai dasar untuk
penelitian berikutnya yang lebih konklusif
KEKURANGAN PENELITIAN
CROSS SECTIONAL

■ Sulit menentukan sebab dan akibat karena


pengambilan data risiko dan efek dilakukan
pada saat yang bersamaan. Ex : Hubungan
kausal antara diare dan malnutrisi
■ Studi prevalens lebih banyak menjaring
subyek yang mempunyai masa sakit
panjang daripada masa sakit pendek
■ Dibutuhkan subyek yang cukup besar
■ Tidak menggambarkan perjalanan
penyakit, insidens, maupun prognosis
DESAIN PENELITIAN
KASUS-KONTROL

■ Merupakan studi epidemiologik analitik


observasional untuk menerangkan
hubungan antara penyakit dan faktor risiko
■ Memiliki dimensi waktu
■ Sebelumnya dilakukan identifikasi kasus
dengan kriteria yang jelas. Sebagai kontrol
diambil subyek dari populasi yang sama
yang tidak mempunyai efek yang diteliti
■ Pemilihan kontrol dapat dilakukan secara
independen atau dengan matching
DESAIN PENELITIAN
KASUS-KONTROL

Apakah ada
faktor risiko ?
A YA KASUS
(subyek
TID dengan
B penyakit )
AK
ditelusur retrospektif

KONTRO
C YA L
(subyek
TID tanpa
D AK penyakit )
Ha = Kejadian DIARE
Kebiasaan cuci tangan yang Diare Tidak diare
tidak sehat berhubungan
dengan kejadian diare (+) (-)

Kebiasaan Tidak a b a+b


cuci (+)
sehat c+d
tangan
Sehat (-) c d a+b+c+
d
a+c b+d

Uji X2 (2 x 2)→ Yate’s Correction


Ha = Kejadian DIARE
Kebiasaan cuci tangan yang Diare Tidak diare
tidak sehat berhubungan
dengan kejadian diare

Kebiasaan Tidak 45 8
cuci sehat a b
tangan
Sehat 12 28
c d

Odds Ratio → ad/bc = 13,125


Sifat Remaja
Pemalu Tdk Pemalu

Status Anak I 45 8
anak
Bukan 12 28
Anak I

Odds Ratio → ad/bc = 13,125


KELEBIHAN KASUS-KONTROL

■ Mempelajari penyakit yang jarang


ditemukan / masa latennya panjang
■ Hasil dapat diperoleh dengan cepat &
cukup ekonomis
■ Subyek penelitian lebih sedikit
■ Beberapa faktor risiko dapat diketahui
■ Lebih baik daripada cross-sectional →
adanya pembatasan & pengendalian
terhadap faktor risiko (kontrol &
matching)
■ Tidak mengalami kendala etik
KELEMAHAN KASUS-KONTROL

■ Tergantung daya ingat & kepedulian


subyek penelitian serta kecermatan
penilaian sebelumnya
■ Tidak diketahui pengaruh faktor luar yang
tak terkendali
■ Faktor risiko yang di matching banyak →
>>> sulit
■ Pemilihan kelompok kasus-kontrol tidak
secara random → sulit meyakinkan faktor
luar & sumber invaliditas seimbang pada
kedua kelompok
DESAIN PENELITIAN KOHORT

■ Merupakan studi epidemiologik analitik


observasional yang mengkaji hubungan
antara faktor risiko dengan efek atau
penyakit.
■ Memiliki dimensi waktu secara longitudinal
→ faktor risiko diidentifikasi terlebih dahulu,
kemudian subyek diikuti sampai periode
waktu tertentu untuk melihat terjadinya
efek atau penyakit yang diteliti
DESAIN PENELITIAN KOHORT

Apakah terjadi efek?

YA A
FAKTOR
RISIKO TID
(+) B
SUBYEK AK
TANPA
FAKTOR diikuti prospektif
RISIKO
TANPA
EFEK
FAKTOR YA C
RISIKO
(-) TID
AK D
KEUNGGULAN

■ Desain terbaik dalam menentukan insidens &


perjalanan penyakit atau efek yang diteliti
■ Terbaik dalam menerangkan dinamika
hubungan antara faktor risiko dengan faktor
efek secara temporal
■ Terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan
progresif
■ Dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek
sekaligus dari suatu faktor risiko tertentu
■ Lebih andal karena pengamatan dilakukan
secara kontinu & longitudinal
KELEMAHAN

■ Memerlukan waktu yang lama


■ Sarana & biaya lebih mahal
■ Rumit
■ Kurang efisien (waktu/biaya) untuk kaus
yang jarang terjadi
■ Terancam terjadi drop out / perubahan
intensitas paparan
■ Dapat menimbulkan masalah etik →
membiarkan subyek terkena paparan yang
merugikan subyek

Anda mungkin juga menyukai