Anda di halaman 1dari 2

NAMA : NUR HIDAYAT WICAKSONO

NIM : 201322804
PRODI : SOSIOLOGI (SORE)

PERGESERAN MAKNA KONSUMSI

Paradigma barang konsumsi versi Karl Marx


Ada 5 fase evolusi kehidupan manusia mulai dari communal primitive - perbudakan – Feodal –
Kapitalis – Sosialis (Komunal modern)
1. Communal primitive
Seseorang memiliki independensi untuk mengkonsumsi sesuatu dan mengaksesnya yang
bersifat eksplorasi.
2. Perbudakan
Budak-budak dieksploitasi untuk melakukan eksploitasi dan mengeksplorasi terhadap
suatu barang yang bias dikonsumsi guna pemenuhan tuan-tuan dari budak tersebut.
3. Feodal
Pola konsumsi berubah ada batasan-batasan etika sesuatu barang konsumsi yang sebagai
domainnya kaum feudal (bangsawan), kemudian yang tidak dipakai mereka itulah barang
yang dikonsumsi oleh bukan kaum bangsawan.
4. Kapitalis
Dimasyarakat kapitalis terjadi kelas-kelas (kelas atas, kelas menengah, kelas bawah),
akan tetapi kelas bawah dapat mengakses apa yang dikonsumsi kelas menengah keatas.
Artinya barang konsumsi dapat dikonsumsi secara merata yang didasarkan bagaimana
cara mereka dapat mengakses barang konsumsi tersebuat yang terpenting pada kekuatan
material. Tepatnya disinilah terjadilah eksploitasi, kelas menengah atas tidak merasa
eksploitasi tapi kelas menengah kebawah merasakan eksploitasi karena mereka lebih
mementingkan barang yang dikonsumsi.
5. Sosialis (komunal modern)

Peradaban Masyarakat menurut Marx


1. Society 1.0, Era komunal Primitive / Era berburu, berkelompok mengenal tulisan
2. Society 2.0, Era pertanian, sudah mengenal cocok tanam, yang melakukan bercocok
tanam adalah budak dan budaklah yang memanen hasil pertanian dan dimiliki kelas kaum
borjuis.
3. Society 3.0, Era industry menggunakan mesin untuk menunjang kehidupan sehari-hari.
Pada era industry ini semua berkembang menciptakan alat-alat produksi pengganti
manusia agar lebih cepat dan hasilnya lebih baik. Agar tidak terjadi perbudakan di era
industry ini.
4. Society 4.0, Era kompitisi, menggunakan produk kapitalis: internet, computer. Pada saat
ini muncul alat-alat digital dan manusia dipaksa dari kelas bawah, tengah, dan atas
menggunakan produk-produk kapitalis ini, jika kita tidak mengikuti akan tertinggal.
Orang tidak melihat lagi dari fungsinya suatu barang akan tetapi melihat dari brand dari
barang tersebut, sehingga dapat meningkatkan status social.
5. Society 5.0, Teknologi bagian dari manusia itu sendiri. Terjadi rekayasa-rekayasa sosial,
karena teknoligi semakin berkembang.

Teori W.W. Rostow


1. Masyarakat tradisional (dominasi alam - produksi untuk konsumsi - kemajuan berjalan
lambat)
2. Prakondisi lepas landas (adanya campur tangan dari luar – tabungan meningkat)
3. Lepas landas (hanbatan pembangunan teratasi – pertumbuhan ekonomi, investasi efektif,
peningkatan pendapatan)
4. Bergerak kedewasaan (kemajuan yang terus meningkat, industry berkembang pesat,
eksimp, aneka ragam barang diproduksi, konsumsi)
5. Zaman konsumsi masal yang tinggi (investasi tidak menjadi tujuan utama, alokasi dana
social dan kesejahteraan social)

Fenomenal keterasingan (alienasi)


1. Proletar dipaksa oleh kondisi untuk memproduksi barang konsumsi, jika mereka tidak
memproduksi kaum proletar tidak bias menghasilkan uang untuk makan. Barang yang
diproduksi harus memiliki barang yang kualitas tinggi sehingga barang tersebut bias laku.
2. Barang-barang yang diproduksi harus memiliki standar berkualitas untuk melayani
kesenengan dan kenyamanan kaum bourjuis
3. Barang berkualitas tersebut dibungkus dalam suatu nilai “branded” untuk memberikan
percaya diri, status dan penghormatan bourjuis yang memakai.
4. Proletar yang memproduksi barang konsumsi, hanya melihat dengan bangga hasil
karyanya tetapi mereka tidak dapat membelinya. Jika barang sudah dilabeling branded
maka harganya akan menjadi mahal.
5. Proletar tidak dapat memakai, menikmati dan merasakan lebeling branded yang
menempel pada barang tersebut.

Ada tiga hal yang berkaitan alienasi dalam kontek konsumsi:


1. Kaum proletar yang memproduksi barang konsumsi tidak bisa mengakses barang
ciptaanya karena barang tersebut sudah dibungkus oleh nilai “branded”.
2. Upah yang diterima oleh kaum proletar habis hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar
yang harganya dibawah penghasilan mereka.
3. Kaum proletar adalah arsitek hebat yang sibuk memoles citra kaum bourjuis sehingga
lupa bagaimana memoles citra sendiri.

Anda mungkin juga menyukai