Anda di halaman 1dari 9

Nama : Nurfadilah

Nim : 60200121038

AKIDAH ISLAM TENTANG PARA RASUL ALLAH

1. Pengertian Nabi dan Rasul


Dalam Islam, nabi (‫ن بي‬, nabī; jamak: ‫أنبي اء‬, anbiyāʾ) adalah seorang yang
mendapat wahyu dari Allah. Di antara para nabi, ada juga yang merupakan rasul (
‫رسول‬, rasūl; jamak: ‫رسل‬, rusul), yakni seorang yang mendapat wahyu Allah dan wajib
menyebarkan ajarannya.

Mengimani nabi dan rasul merupakan rukun iman keempat. Di antara para
nabi, Adam merupakan nabi pertama, sedangkan Muhammad merupakan nabi
terakhir. Di antara para rasul, ada lima orang yang mendapat gelar ulul 'azmi, yakni
para rasul yang memiliki ketabahan luar biasa. Mereka adalah Nuh, Ibrahim, Musa,
'Isa, dan Muhammad.

Sebelum Nabi Muhammad diutus, Allah telah mengutus rasul-rasul pada tiap-
tiap umat. Ajaran atau syari'at para rasul ini berbeda-beda dan hanya ditujukan khusus
untuk umatnya saja. Nabi Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir dan diutus untuk
seluruh umat manusia. Syari'atnya menyempurnakan ajaran para rasul terdahulu.
Meski terdapat perbedaan, inti semua ajaran nabi dan rasul adalah tauhid atau
pengesaan Allah.

Tidak semua nabi dan rasul disebutkan nama dan kisahnya dalam Al-Qur'an
maupun hadits. Selain itu, ada beberapa tokoh yang dikenal dalam literatur Islam,
tetapi status kenabiannya diperdebatkan, seperti Khidir, Luqman al-Hakim,
Dzulqarnain, dan Maryam.

2. Iman kepada Rasul-Rasul Allah


Beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT merupakan rukun iman yang
keempat. Hal tersebut, membawa makna bahwa setiap umat Islam harus mengakui
dengan lisan, membenarkan dengan hati, dan mengamalkan dengan perbuatan jika
Allah SWT benar-benar telah mengutus para RasulNya di dunia untuk menyebarkan
risalah (tuntunan hidup).
Rasul-rasul Allah SWT yaitu orang-orang yang menerima wahyu Tuhan untuk
disampaikan kepada manusia.
Seorang Nabi dan Rasul sama-sama mendapatkan wahyu dari Allah SWT.
Namun, dalam praktek dakwah atau penyampaian risalahnya, para Rasul Allah SWT
ditugaskan untuk menyampaikan kepada umat. Sedangkan, para Nabi tidak memiliki
tugas untuk memberitahukan wahyu sebagai tuntunan hidup manusia di dunia.
Beriman kepada para rasul tidak dapat dilepaskan dari keyakinan terhadap
kitab-kitab Allah SWT. Hal tersebut disebabkan lantaran rasul merupakan orang yang
menyampaikan wahyu dalam bentuk perkataan maupun kitab yang dimukjizatkan
kepadanya.
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat,
tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir,
malaikat-malaikat, kitab-kitab…” (Al-Baqarah {2}:177).
Kerasulan diberikan Allah SWT kepada seorang manusia tanpa didahului
suatu usaha. Secara sederhana, kerasulan merupakan suatu pemberian murni dari
Allah SWT.
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan
keluarga Imran melebihi segala umat (pada masa masing-masing),” (Ali Imran
{3}:33).
Dikutip dari buku Aqidah Islam oleh Marzuki, jumlah Nabi yang diketahui
yaitu sebanyak 124.000 orang. Sedangkan, jumlah Rasul yang dijelaskan di dalam Al-
Qur’an dan wajib diimani oleh umat Islam berjumlah 25 orang.
Adapun nama-nama 25 Rasul yang diketahui tersebut yaitu Adam, Idris, Nuh,
Hud, Shalih, Luth, Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’kub, Yusuf, Ayub, Syu’aib, Musa,
Harun, Daud, Sulaiman, Zulkifli, Ilyas, Ilyasa, Yunus, Zakariya, Yahya, Isa, dan
Muhammad.

Hikmah Beriman Kepada Para Rasul Allah SWT:

Allah SWT mewajibkan umat Islam untuk beriman kepada para RasulNya,
tentu memiliki makna yang penting. Salah satu hal penting tersebut disampaikan oleh
Allah SWT dalam kitabnya sebagai berikut:
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan
yang banyak mengingat Allah.” (QS Al-Ahzab {33}:21)
Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti oleh
Kemendikbud (2017:114), beriman kepada para Rasul Allah SWT akan memberikan
manfaat dan hikmah kepada umat Islam. Beberapa manfaat dan hikmah yang akan
didapatkan sebagai berikut:
1. Menyempurnakan rukun iman yang keempat
2. Menjadikan kisah para Rasul sebagai suri teladan yang baik dalam hidup
3. Termotivasi untuk melakukan perilaku sosial yang baik dalam masyarakat
4. Tidak akan kehilangan arah dalam contoh manusia yang baik
5. Timbulnya rasa cinta (mahabah) kepada para Rasul dan mulai mencontoh
perilaku-perilaku terpujinya
6. Mengetahui hakikat hidup seorang manusia, yaitu untuk taat beribadah
kepada Allah SWT “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Az-Zariyat {51}:56)

3. Fungsi utama para Rasul


 Untuk mengajak manusia menyembah Allah SWT dan menjauhi thagut
 Untuk mengajarkan ilmu juga makrifat bagi manusia
 Untuk menyempurnakan akal dan pengetahuan manusia
 Untuk menegakkan keadilan
 Untuk menyelamatkan umat manusia dari kesesatan/kegelapan
 Untuk mengadili serta memberi keputusan atas perselisihan masyarakat
 Untuk mengajak pada kehidupan yang jauh lebih baik dan tertata
 Untuk mengingatkan umat manusia akan nikmat yang telah Allah SWT
berikan
 Untuk membebaskan manusia
4. Sifat-sifat Rasul-Rasul Allah
4 sifat para rasul yang patut diteladanai dan dicontoh:
1. As-Siddiq
Sifat wajib pertama yang dimiliki oleh Rasul adalah As-Siddiq yang berarti
selalu benar atau jujur. Semua Rasul Allah SWT tidak pernah berbohong baik
kepada Allah SWT ataupun kepada manusia. Semua perkataan yang terucap dari
mulut Rasul selalu benar dan jujur. Sifat ini tertulis dalam Alquran Surat Maryam
ayat 41 yang berbunyi sebagai berikut:
ِ َ‫َو ْٱذ ُكرْ فِى ْٱل ِك ٰت‬
ِ َ‫ب إِ ْب ٰ َر ِهي َم ۚ إِنَّهۥُ َكان‬
‫صدِّيقًا نَّبِيًّا‬
Artinya: “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (al-
Qur’an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang
nabi.” (Q.S. Maryam: 41).
2. Al-Amanah
Kedua, sifat wajib yang dimiliki oleh Rasul adalah Al-Amanah yang berarti
dapat dipercaya. Sifat Al-Amanah pada Rasul memiliki arti bahwa Rasul dapat
dipercaya. Mulai dari perkataannya, hingga perbuatannya semua dapat dipercaya.
Sifat ini tertulis dalam Alquran Surat Asy-Syu’ara ayat 106-107 yang berbunyi
sebagai berikut:
ٌ ‫ال لَهُ ْم أَ ُخوهُ ْم نُو ٌح أَاَل تَتَّقُونَ إِنِّى لَ ُك ْم َرسُو ٌل أَ ِم‬
‫ين‬ َ َ‫إِ ْذ ق‬
Artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, ‘Mengapa kamu
tidak bertakwa?’ Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus)
kepadamu.” (Q.S. Asy-Syu’ara: 106-107).
3. At-Tabligh
Ketiga adalah At-Tabligh yang berarti menyampaikan wahyu Allah SWT.
Semua wahyu yang diberikan oleh Allah SWT selalu Rasul sampaikan semuanya
kepada umatnya. Tidak ada satu wahyu pun yang disembunyikannya.
‫اس ؕ اِ َّن هّٰللا َ اَل يَ ۡه ِدى‬
‌ِ َّ‫ك ِمنَ الن‬ ‫هّٰللا‬ َ ‫ٰۤيـاَيُّهَا ال َّرس ُۡو ُل بَلِّ ۡغ َم ۤا اُ ۡن ِز َل اِلَ ۡي‬
ِ ‫ك ِم ۡن َّربِّكَ‌ ؕ َواِ ۡن لَّمۡ ت َۡف َع ۡل فَ َما بَلَّ ۡغتَ ِر ٰسلَـتَهٗ‌ ؕ َو ُ يَ ۡع‬
َ ‫ص ُم‬
َ‫ۡالقَ ۡو َم ۡال ٰـكفِ ِر ۡين‬
Artinya: “Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu.
Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak
menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan)
manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.”
(Q.S. Al-Maidah: 67.
4. Al-Fatanah
Terakhir, Al-Fatanah atau yang berarti Rasul memiliki kecerdasan yang tinggi.
Sifat ini wajib dimiliki oleh Rasul demi memerangi dan mengajak mereka yang
masih enggan berjalan di jalan Allah SWT. Selain itu, dalam menyampaikan
wahyu dari Allah SWT, Rasul membutuhkan strategi, diplomasi, serta
kemampuan khusus agar dapat diterima oleh kaumnya. Sifat ini tertulis dalam
Alquran Surat Al-An’am ayat 83 yang berbunyi sebagai berikut:
ٍ ‫َعلِي ٌم َوتِ ْلكَ ُح َّجتُنَٓا َءاتَ ْي ٰنَهَٓا إِب ٰ َْر ِهي َم َعلَ ٰى قَوْ ِم ِهۦ ۚ نَرْ فَ ُع َد َر ٰ َج‬
‫ت َّمن نَّشَٓا ُء ۗ إِ َّن َربَّكَ َح ِكي ٌم‬
Artinya: “Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk
menghadapi kaumnya.” (Q.S. Al-An’am: 83).

5. Kekhususan risalah Nabi Muhammad SAW


Nabi Muhammad SAW mempunyai ciri-ciri yang khusus dibandingkan dengan para
rasul lainnya. Diantara ciri-ciri tersebut adalah sebagai nabi penutup, penghapus
risalah sebelumnya, membenarkan nabi sebelumnya, menyempurnakan risalah,
diperuntukkan bagi manusia seluruh alam, dan sebagai rahmat bagi alam semesta.
Ciri-ciri ini dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW dan tidak dimiliki oleh para Rasul
sebelumnya. Nabi Muhammad sebagai penutup berarti tidak ada lagi nabi setelah nabi
Muhammad SAW, ia pun menghapuskan risalah sebelumnya yang bererti risalah
sebelumnya tidak lagi digunakan setelah datangnya Nabi Muhammad SAW,
beliaupun membenarkan Nabi sebelumnya dan adanya Nabi Muhammad tidak untuk
kaumnya sahaja tetapi bagi seluruh manusia dan bagi semesta Alam.
RasululLah tampil sebagai pembawa risalah Islam yang mencakupi huda dan dienul
Haq. Selain itu hadirnya RasululLah SAW di tengah kita adalah sebagai saksi,
pembawa berita gembira dan peringatan, menyeru ke jalan Allah dan sebagai pelita
yang menerangi.
Hasiyah
1. Khotama Al Anbiya (Nabi penutup)
Sarahan
· Allah SWT te;ah menurunkan Nabi sebanyak 124,000 dan Rasul sebanyak 313
orang. Namun demikian di dalam Al Qur'an yang disebutkan hanya sebanyak 25
orang sahaja. Perhatikan Al Qur'an surat 40:78, 4:163-164, 6:84-86. Seperti juga ada
diungkapkan bahawa setelah Rasul Musa AS ada sebanyak 36 pelanjut Risalahnya.
Sedangkan penutup bagi semua Rasul dan Nabi itu adalah Nabi Muhammad SAW.
Dalil
· 33:40, Muhammad itu bukan bapa salah seorang diantara lelaki kamu tetapi dia
adalah Rasul Allah dan kesudahan dari Rasul-Rasul Allah
2. Nasikhu Ar Risalah (penghapus risalah)
Sarahan
· Risalah terdahulu hanya untuk kaum tertentu sahaja, sehingga hanya sesuai untuk
kaum tersebut. Selain itu risalah terdahulu mengikuti keadaan dan situsai serta
keperluaan semasa waktu itu sehingga hanya sesuai pada saat tersebut sahaja.
· Risalah Nabi Muhammad sebagai pelengkap dari risalah sebelumnya dan sekaligus
memansukhkan risalah sebelumnya. Risalah Nabi Muhammad SAW sesuai dan dapat
digunakan oleh semua manusia dan dapat diamalkan hingga hari kiamat.
· Risalah terdahulu yang dibawa oleh ratusan Nabi dan Rasul mempunyai pendekatan
dakwah yang sesuai dengan pendekatan kaumnya misalnya pendekatan dakwah Nabi
Daud dengan kekuatan fizikal, Nabi Sulaiman pandai bercakap dengan haiwan,
pokok, jin dan mempunyai kekuatan memindahkan kerajaan dan sebagainya, Nabi
Ibrahim berdakwah dengan memotong semua kepala berhala, Nabi Isa AS tidak
berkahwin dan banyak contoh lainnya. Disimpulkan bahawa pendekatan-pendekatan
dakwah dan risalah yang dibawa oleh Nabi sebelumnya tidaklah sesuai lagi bagi
zaman sekarang.
3. Musoddiqu Al Anbiyak (membenarkan para nabi)
Sarahan
· Banyak tentangan dan cabaran yang mencuba menghapuskan agama Allah, namun
demikian Allah SWT sentiasa menjaga dan memeliharanya dari serangan kaum kafir.
Diantaranya dengan memenangkan Islam atas agama lainnya atau dengan
menurunkan para Rasul dan Nabi untuk kembali menegakkan kesilapan atau
kejahiliyahan ummat. Nabi Muhammad SAW sebagai nabi akhir melengkapi risalah
sebelumnya dan dijadikan sebagai rujukan utama bagi ummat Islam.
Dalil
· 61:8,9 Mereka hendak memadamkan risalah Allah tetapi Allah SWT pelihara dan
menyempurnakannya. Kemudian Allah SWT mengutus Rasul-Nya dengan
memberikan petunjuk dan agama yang benar, supaya Dia memenangkan agama Allah
itu atas sekalian
agama.
4. Mukammilu Ar Risalah (penyempurna risalah)
Sarahan
· Selain membenarkan Rasul dan Nabi sebelumnya yang membawa risalah Islam.
Kehadiran nabi Muhammad SAW juga diperuntukkan menyempurnalkan risalah
sebelumnya. Risalah sebelumnya cenderung diperuntukkan bagi suatu kaum tertentu
sahaja dan bagi saat tertentu. Berbeza dengan Nabi Muhammad SAW yang diutus
untuk semua manusia (tidak untuk kaumnya sahaja) dan berlaku hingga hari kiamat.
5. Kaafatalinnaas (untuk seluruh manusia)
Sarahan
· Rasul Muhammad SAW berbeza dengan para Rasul dan Nabi sebelumnya di mana
Nabi Muhammad SAW diutus bagi kepentingan ummat manusia secara keseluruhan
dengan tidak mengira suku, bangsa, warna kulit, bahasa dan sebagainya. Sehingga
dapat dilihat perkembangan Islam pada masa ini di mana muslim tersebar di seluruh
pelusuk dunia.
Dalil
· 34:28, Kami tiada mengutus engkau Ya Muhammad melainkan kepada sekalian
ummat manusia untuk memberi khabar gembira dan peringatan tetapi kebanyakan
manusia tiada mengetahui.
6. Rahmatul Alamin (rahmat bagi alam semesta)
Sarahan
· Kehadiran Nabi Muhammad SAW di muka bumi ini adalah sebagai rahmat bagi
seluruh alam yang tidak sahaja manusia tetapi juga alam, haiwan, pokok dan
sebainya. Manusia pun dengan kehadiran Nabi Muhammad mendapatkan rahmat dan
kebaikan. Manusia kafir dan jahiliyah pun mendapatkan rahmat dari kedatangan
Islam. Dengan demikian Islam dan Nabi Muhammad tidak hanya untuk ummat Islam
tetapi kebaikannya juga dirasakan oleh manusia lainnya. Islam adalah membawa
agama fitrah yang sesuai dengan penciptaan manusia, jadi apabila Islam disampaikan
maka akan dirasakan sesuai oleh manusia.
· Alam, haiwan dan pokok pun dilindungi dan dipelihara dengan kedatangan Islam.
Umatn Islam sebagai khalifah di muka bumi melaksanakan pemeliharaan dan
penjagaan alam dengan demikian kestabilan terwujud dan alam serta isinya menjadi
damai.
Dalil
· 21:107, kami tiada mengutus engkau (ya Muhammad), melainkan menjadi rahmat
untuk semesta alam.
7. Risalatul Islam
Sarahan
· Risalah Nabi Muhammad SAW adalah risalah Islam, yang dibawanya adalah
sesuatu yang benar. Hal ini tercermin dari akhlak, keperibadian dan sifat-sifat Nabi
yang mulia.
· Inti dari risalah Nabi Muhammad SAW adalah huda (petunjuk) dan dien yang benar.
Risalah membawa huda kerana Islam itu sendiri sebagai panduan bagi manusia.
Dalil
· 48:28, Dia yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang
haq (benar), supaya agama itu mengalahkan semua agama. Dan Allah cukup menjadi
saksi.
8. Ad dakwah
Sarahan
· Rasul menggunakan Islam sebagai petunjuk dan juga Allah menangkan Islam
sebagai dienul Haq ke atas agama-agama lainnya. Usaha ini tidak akan tercapai
apabila tidak dilaksanakan dakwah.
· Rasul dalam menjalankan dakwahnya mempunyai peranan sebagai saksi atas
ummatnya, memberi penyampaian nilai-nilai Islam yang bersifat kabar gembira
ataupun kabar peringatan.
· Allah SWT sekali lagi menegaskan bahawa Rasul berdakwah dengan menyeru
manusia agar kembali kepada Allah dan kemudian Rasul sebagai pelita yang
menerangi.
· Peranan Nabi yang digambarkan di dalam surat 33:45-46 adalah sebagai da'i. Beliau
berdakwah dengan mengajak manusia dan bersifat sebagai pelita yang sentiasa
dijadikan rujukan bagi manusia.
Dalil
· 33:45-46, Hai Nabi, sesungguhnya kami mengutus engkau sebagai saksi atas ummat
dan untuk memberi khabar gembira dan khabar takut. Dan untuk menyeru (manusia)
kepada Allah dengan izin-Nya, dan menjadi pelita yang menerangi.
9. Buah iman kepada Rasul-Rasul
Ada banyak alasan mengapa setiap Muslim harus beriman kepada rasul. Selain
karena diperintahkan Allah, ada juga manfaat dan hikmah yang dapat diambil dari
beriman kepada rasul.
Mengutip Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti oleh Kemdikbud RI
(2017), buah beriman kepada Rasul Allah adalah sebagai berikut:
1. Terdorong untuk menjadikan contoh dalam hidupnya.
2. Makin sempurna imannya.
3. Terdorong untuk melakukan perilaku sosial yang baik.
4. Memiliki teladan dalam hidupnya.
Allah pun telah memberi tahu bahwa Nabi Muhammad adalah contoh teladan
yang baik seperti yang tertuang dalam surat Al-Ahzab ayat 21.
‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هَّللا ِ أُس َْوةٌ َح َسنَةٌ لِ َم ْن َكانَ يَرْ جُو هَّللا َ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ َر َو َذك ََر هَّللا َ َكثِيرًا‬
Artinya: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah Swt. dan (kedatangan)
hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah Swt.”
5. Mencintai para rasul dengan cara mengikuti dan mengamalkan ajarannya.
Salah satu bentuk buah dari iman kepada nabi dan rasul adalah mencintainya
dengan cara mengikuti dan mengamalkan ajarannya. Dalam surat Ali Imran ayat
31, Allah berfirman:
‫قُلْ إِ ْن ُك ْنتُ ْم تُ ِحبُّونَ هَّللا َ فَاتَّبِعُونِي يُحْ بِ ْب ُك ُم هَّللا ُ َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم ۗ َوهَّللا ُ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬
Artinya : “Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah Swt., ikutilah
aku, niscaya Allah Swt. mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.' Dan Allah
Swt. adalah Dzat Yang Maha pengampun, Maha penyayang.”
6. Mengetahui hakikat bahwa dirinya diciptakan Allah untuk mengabdi,
Dengan beriman kepada nabi dan rasul, seorang Muslim akan mengetahui hakikat
dan tujuan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Adz-Dzaariyat ayat 56:
َ ‫ت ْال ِج َّن َواإْل ِ ْن‬
‫س إِاَّل لِيَ ْعبُدُو ِن‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬
Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku.”

Anda mungkin juga menyukai