Anda di halaman 1dari 13

DIKSI

PENGERTIAN DIKSI

Diksi adalah pilihan kata di dalam tulisan yang digunakan untuk memberi makna


sesuai dengan keinginan penulis. Syarat diksi adalah tepat, benar, dan lazim. Pemilihan diksi
yang tidak tepat menyebabkan perbedaan makna dan pesan penulis tidak tersampaikan. Diksi
termasuk dalam pembahasan aspek kata dalam sajak. Aspek kata di dalam diksi
meliputi denotasi, konotasi, morfologi, semantik, dan etimologi. Penyair menggunakan diksi
untuk memperoleh makna puitis tertentu. Penggunaan diksi yaitu untuk mendapatkan makna
setepat-tepatnya untuk banyak pernyataan. Diksi yang sangat tepat akan
menimbulkan imajinasi yang memiliki estetika dan puitik. Penerapan diksi yang paling dasar
adalah pada pengungkapan gagasan penulis. Selain itu, diksi dapat diterapkan pada saat
berbicara di depan publik maupun untuk menulis beragam karangan. Penggunaan ketepatan
pilihan kata ini dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan
kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan
sejumlah kosakata secara aktif. 

PENGERTIAN DIKSI MENURUT PARA AHLI

Agar lebih memahami apa arti diksi, maka kita bisa merujuk kepada pendapat
beberapa ahli. Berikut ini adalah pengertian diksi menurut para ahli:

1. Harimurti

Menurut Harimurti pengertian diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal
untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam
mengarang.

2. Gorys Keraf

Menurut Gorys Keraf definisi diksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

 Diksi adalah pilihan kata atau mengenai pengertian kata-kata mana yang
digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan, penggungkapan yang tepat, dan
gaya penyampaian kata yang lebih baik sesuai situasi.

 Diksi merupakan kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna


dari gagasan yang disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang
sesuai dengan situasi, serta nilai dari suatu rasa yang dimiliki kelompok
masyarakat, pendengar, dan pembaca.

3. Susilo Mansurudin

Menurut Susilo Mansurudin pengertian diksi adalah pilihan kata. Pemakaian


diksi yang tepat, cermat, dan benar dapat membantu memberi nilai pada suatu
kata. Pilihan kata yang sesuai dalam kata lain adalah tepat untuk mencegah
kesalahan penafsiran yang berbeda.
4. Widyamartaya

Menurut Widyamartaya definisi diksi adalah kemampuan seseorang dalam


membedakan secara tepat suatu nuansa-nuansa makna yang tepat dengan gagasan
yang disampaikannya, dan kemampuan tersebut yang sesuai dengan kehendak
dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat dan pendengar
atau pembaca.

5. Enre

Menurut Enre, pengertian diksi adalah penggunaan kata yang sesuai dalam
mewakili pikiran dan juga perasaan yang ingin dinyatakan dalam suatu pola untuk
kalimat.

6. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Pengertian diksi menurut KBBI adalah pemilihan kata yang memiliki makna
tepat dan selaras atau dalam penggunannya memiliki kecocokan dalam
mengungkapkan gagasan dengan pokok pembicaraan, peristiwa dan khalayak
pembaca atau pendengar pilihan kata.

PENTINGNYA PEMILIHAN DIKSI YANG TEPAT DALAM KALIMAT

Penggunaan pilihan kata yang tepat dalam sebuah karangan tulisan maupun cerita
yang disampaikan sangatlah penting. Tujuannya agar setiap kata yang digunakan untuk
menyampaikan gagasan bisa sesuai dengan konteksnya. Sehingga pembaca maupun
pendengar pun tidak akan salah paham dengan apa yang disampaikan.

Contoh penerapan diksi yang benar dsalah bisa dilihat pada kalimat berikut ini:

1. Saya sudah tinggal di Jakarta sejak masih kecil – penggunaan diksi yang benar

2. Saya tinggal mengerjakan PR matematika saja – penggunaan diksi yang salah

Sekilas kedua kalimat tersebut terdengar tidak ada masalah dan tidak ada kejanggalan
ketika membaca maupun mendengarnya. Namun, secara konteks kalimat nomor 2 kurang
tepa jika menggunakan kata tinggal sebagai predikat. Kata tersebut bisa diganti dengan
pilihan kata yang lebih sesuai, seperti berikut:

Saya belum mengerjakan PR matematika saja

Kata belum lebih tepat untuk digunakan dibandingkan kata tinggal. Karena kata
tinggal lebih tepat untuk merujuk pada suatu tempat.

Untuk menentukan apakah diksi yang digunakan dalam suatu kalimat maupun paragraf
sudah tepat, maka harus ada indikator tertentu yang harus dipenuhi. Indikator untuk
menentukan tepat tidaknya diksi yang digunakan di antaranya adalah sebagai berikut:
 Kata yang dipilih dapat mengomunikasikan gagasan yang ingin disampaikan dengan
tepat dan sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

 Tidak menghasilkan penafsiran atau pemaknaan kalimat yang ambigu untuk


menghindari salah paham.

 Target komunikasi yang ingin dicapai sesuai yang diharapkan termasuk dalam
memilih kata untuk lawan bicara pada tingkat pendidikan dan usia tertentu.

 Mendapatkan feedback yang baik dari pembaca maupun pendengar seperti yang


diharapkan dalam bentuk antusiasme dan tingkat kepahaman mereka.

UNSUR DIKSI

Dalam menyusun diksi atau pilihan kata, maka harus memperhatikan beberapa unsur-
unsur penting di dalamnya. Diksi memiliki beberapa unsur atau elemen utama, di antaranya
adalah sebagai berikut:

1. Fonem

Fonem merupakan bunyi bahasa yang mirip kedengarannya namun sebenarnya


berbeda dan menyebabkan perbedaan arti. Dalam ilmu bahasa, penulisan fonem
ditandai dengan garis miring /a/, /k/, /kh/, /p/, /ng/, dan lain sebagainya.

2. Vokal dan konsonan

Sebuah kata bisa tersusun atas vokal saja, konsonan saja, atau gabungan vokal dan
konsonan. Vokal merupakan huruf-huruf yang menghasilkan bunyi a, i, u, e, o.
Sedangkan konsonan merupakan huruf-huruf selain kelima huruf tersebut seperti b, c,
d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

3. Silabel atau suku kata

Suku kata sering disebut dengan istilah silabel yang berasal dari bahasa Yunani
dan merupakan unit pembentuk kata yang tersusun dari fonem, vokal, dan konsonan.
Sebagai contoh, kata kandang terdiri dari dua suku kata yaitu kan dan dang. Suku kata
juga dapat mempengaruhi ritme suatu kata.

4. Konjungsi

Konjungsi merupakan kata hubung atau kata sambung yang mana kata tersebut
digunakan untuk menghubungkan ungkapan, kata, maupun kalimat. Konjungsi berdiri
sendiri dan tidak berfungsi untuk menghubungkan objek atau menerangkan kata
tertentu.

Contoh kata konjungsi: dan, atau, ketika, tetapi, pun, karena, namun, dan lain
sebagainya.
5. Kata benda

Kata benda atau nomina merupakan tingkatan atau kelas kata yang menyatakan
nama tempat, benda, maupun nama seseorang. Kata benda terdiri dari dua jenis yaitu
kata benda konkret yang bisa dilihat panca indra seperti pensil, meja, kursi, almari,
dan lain sebagainya.

Sedangkan jenis kata benda yang kedua adalah kata benda abstrak yang hanya
dapat dikenal dengan pikiran dan rasa. Sebagai contoh kata cinta, benci, rindu,
bingung, pusing, dan lain sebagainya.

6. Kata kerja

Kata kerja disebut juga sebagai verba dan biasanya digunakan sebagai predikat
dalam suatu susunan kalimat. Definisi kata kerja merupakan tingkatan kata yang
menyatakan tindakan, pengalaman, keberadaan, dan pengertian dinamis lain. Contoh
kata kerja: lari, memukul, memotong, makan, minum, dan lainnya.

7. Infleksi

Infleksi merupakan perubahan pentuk kata tanpa mengubah kelas kata atau
identitas leksikal kata tersebut. Infleksi hanya membuat perubahan bentuk katanya
saja namun jenis kata dan makna yang terkandung tidak berubah. Contoh: kucuci-kau
cuci, mencuci-dicuci

8. Uterans

Uterans merupakan sub elemen yang mempengaruhi diksi dengan penggunaan


dan pemahaman yang jelas dan efektif berdasarkan kemampuan bahasa. Contoh: Jika
rajin belajar, kamu pintar.

CIRI-CIRI DIKSI

Untuk lebih mudah dalam mengenali dan memahami diksi atau pilihan kata, maka
dapat dilihat dari ciri-ciri diksi di antaranya adalah sebagai berikut:

 Menggunakan perbendaharaan kata yang dimiliki dan dikenali oleh masyarakat.


Misalnya jika tinggal di Jawa maka lingkungan yang tinggal di daerah tersebut kurang
dapat memahami bahasa Minang begitupun sebaliknya. Maka salah satu ciri diksi
yang tepat adalah dengan menggunakan bahasa yang sesuai.
 Menggunakan pilihan kata yang tepat dan sesuai dengan konteks kalimat yang
digunakan untuk mengungkapkan gagasan.
 Pilihan kata yang digunakan dapat membedakan nuansa makna, kata, dan bentuk yang
sesuai dengan ide atau gagasan, situasi, dan nilai rasa pembaca maupun pendengar.
SYARAT-SYARAT DIKSI

Diksi atau pilihan kata yang digunakan dalam sebuah kalimat cerita maupun tulisan
bukan sekedar pelengkap kalimat atau paragraf saja. Diksi harus mengandung makna dari
gagasan yang akan disampaikan. Agar tulisan atau cerita yang dibuat dan disampaikan sesuai,
maka diksi harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

 Penulis atau pembicara harus pintar dalam memilih kata yang sesuai untuk menyusun
kalimat yang bermakna agar gagasan dapat tersampaikan dengan baik.

 Penulis atau pembicara harus memiliki kemampuan untuk membedakan nuansa


makna secara tepat dalam kata yang dipilih untuk membentuk suatu kalimat atau
paragraf. Sehingga pembaca atau pendengar bisa memahami dengan baik dan
komunikasi dua arah pun dapat terjalin secara efektif.

 Penulis atau pembicara harus bisa menguasai berbagai kosakata dan mampu
menggunakan kosakata tersebut ke dalam kalimat yang tepat, jelas, efektif, dan
mudah dipahami.

FUNGSI DIKSI

Jika tulisan atau cerita yang dibuat menggunakan pilihan kata yang tepat dan sesuai, maka
tujuan dari gagasan yang akan disampaikan pun dapat tercapai dengan baik. Diksi pun
mengandung fungsi untuk yang dapat mendukung terjalinnya komunikasi yang baik antara
penulis dan pembaca serta pembicara dan pendengar.

Berikut ini fungsi diksi yang tepat dan sesuai yang digunakan dalam susunan kalimat
maupun paragraf, di antaranya:

1. Memudahkan pembaca atau pendengar dalam memahami dan mengerti apa yang
ingin disampaikan penulis atau pembicara.

2. Kata yang disampaikan menjadi lebih jelas sehingga terasa tepat dan sesuai dalam
konteks penggunaannya.

3. Mengantisipasi terjadinya interpretasi atau tafsiran yang berbeda antara penyampai


kalimat dengan penerimanya.

4. Diksi yang bagus dan sesuai dapat digunakan untuk memperindah kalimat sehingga
cerita yang dibuat bisa lebih runtut dengan mendeskripsikan karakter tokoh, latar dan
waktu, serta alur cerita.

5. Untuk menggambarkan ekspresi terhadap ide dan gagasan yang akan disampaikan.

6. Membuat komunikasi yang terjalin menjadi lebih efektif dan efisien.


MANFAAT DIKSI

Komunikasi yang efektif baik berupa tulisan maupun lisan hanya dapat dicapai jika
pembaca dan penulis sama-sama memahami kalimat dengan makna yang sama. Sehingga
manfaat diksi tidak hanya dirasakan penerima pesan yaitu pembaca dan pendengar saja,
melainkan juga penyampai pesan atau gagasan tersebut.

 Manfaat Bagi Penulis atau Pembicara

Seorang penulis dan pembicara yang baik harus memiliki tujuan yang benar ketika
ingin menyampaikan ide dan gagasannya. Tujuan tersebut tidak lain adalah
sampainya pesan yang akan disampaikan kepada pembaca dan pendengarnya. Baik
berupa pemahaman yang benar maupun respon terkait apa yang disampaikan.

Diksi atau pilihan kata yang tepat sangat bermanfaat bagi penulis untuk
membedakan antara kata-kata yang telah ditulisnya dengan kata-kata kutipan dari
orang lain. Diksi yang tepat juga dapat memudahkan proses menulis agar lebih
mengalir dan tidak terkesan dibuat-buat dengan kalimat yang tidak sesuai konteks.

 Manfaat Bagi Pembaca dan Pendengar

Bagi pembaca atau pendengar, hal yang terpenting ketika membaca atau
mendengarkan suatu cerita adalah bagaimana cerita tersebut mudah dipahami.
Bahasan yang ringan dan diksi yang tepat biasanya lebih disukai dibandingkan bahasa
yang berbelit-belit dan alur cerita yang berputar-putar.

Dengan pemilihan diksi yang tepat, diharapkan para pembaca maupun pendengar
dapat membedakan kata-kata sinonim, antonim, maupun kata lain yang ejaannya
mirip. Sehingga pembaca dan pendengar pun dapat memahami dengan lebih baik jika
penggunaan diksi sudah sesuai dengan konteksnya.

JENIS-JENIS DIKSI

Kosakata yang selama ini dikenal dalam bahasa Indonesia memiliki beragam bentuk
dan jenis, begitupun dengan diksi. Untuk memudahkan pengklasifikasian dalam
penempatannya ketika menulis atau membuat cerita, diksi dibedakan menjadi beberapa jenis
dan berdasarkan beberapa kategori tertentu.

Jenis Diksi Berdasarkan Maknanya:

Jenis pilihan kata ini dibedakan berdasarkan makna yang ingin disampaikan penulis atau
pembicara dengan respon yang ingin didapatkan dari pembaca dan pendengar.

1. Makna Denotatif

Makna denotatif yang dimaksud adalah makna yang sebenarnya atau makna asli.
Bisa juga diartikan sebagai makna asal atau makna dari sumber aslinya sebuah kata
maupun kalimat.
Contoh diksi dengan makna denotatif, di antaranya:

 Tangan kanan Ria tiba-tiba terkilir saat sedang bermain bulutangkis. (tangan Ria
yang sebelah kanan terkilir)

 Pak Salman memiliki peternakan sapi perah yang sangat luas. (sapi perah


merupakan sapi yang memang diternakkan untuk diperah susunya)

 Tahun depan Pak Muis akan menyembelih kambing hitam miliknya untuk kurban.


(kambing yang dimiliki Pak Muis berwarna hitam)

 Ayah meminta adikku untuk menggulung tikar setelah tamunya pergi. (tikar yang


digulung adalah makna tikar yang sebenarnya yang biasa dijadikan alas untuk
duduk)

 Rina sudah beberapa hari tidak masuk sekolah karena tulang punggungnya sakit.


(tulang pada bagian punggung Rina sakit)

Pilihan kata yang diberi garis miring di atas merupakan makna sebenarnya dari
susunan kata tersebut dan bukan merupakan makna kiasan.

2. Makna Konotatif

Makna konotatif yang terdapat dalam susunan kata maupun kalimat merupakan
makna kiasan dan berarti makna yang bukan sebenarnya.

Contoh diksi dengan makna konotatif, di antaranya:

 Sejak 2 tahun yang lalu, Pak Marko sudah menjadi tangan kanan direkturnya.


(tangan kanan yang dimaksud adalah orang kepercayaan)

 Para buruh di pabrik tekstil itu bekerja siang dan malam seperti sapi
perah  perusahaan. (sapi perah di sini artinya adalah orang yang dimanfaatkan dan
dipekerjakan oleh orang lain demi sebuah keuntungan)

 Irwan dituduh sebagai kambing hitam atas kasus pencurian tersebut. (kambing


hitam di sini artinya orang yang dituduh atau dianggap bersalah)

 Pelanggan di pasar semakin sepi sehingga toko Pak Kardim harus gulung


tikar. (gulung tikar artinya rugi atau bangkrut)

 Sejak ayahnya meninggal, kakak pertamanya menjadi tulang punggung bagi


keluarga. (tulang punggung artinya tumpuan bagi orang lain di keluarganya)

Kalimat dengan makna konotatif biasanya digunakan untuk memperindah


penuturan dan meningkatkan intensitas makna yang ada.
Jenis Diksi Berdasarkan Leksikalnya :

Jenis pilihan kata berdasarkan leksikal dibedakan berdasarkan makna leksikalnya atau
makna kamus karena berasal dari kamus bahasa Indonesia. Makna leksikal merupakan makna
jenis-jenis kata yang bersifat konkret dan denotatif serta belum mengalami perubahan bentuk.

Diksi berdasarkan leksikalnya dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah


sebagai berikut:

1. Sinonim

Sinonim disebut juga padanan kata atau persamaan kata karena memiliki makna
yang sama. Contoh kata sinonim, di antaranya:

 Pandai       = Pintar

 Baju           = Pakaian

 Matahari     = Mentari

 Buruk          = Jelek

 Rajin           = Giat

Contoh kalimat yang menggunakan sinonim:

Dini menjadi anak yang paling pandai di kelas karena rajin belajar

Dini menjadi anak yang paling pintar di kelas karena giat belajar

Kedua kalimat tersebut menggunakan kata atau diksi yang berbeda pada pilihan
kata “pandai” dan “rajin”. Namun, keduanya tetap memiliki makna dan pemahaman
yang sama meskipun diganti dengan kata “pintar” dan “giat”.

2. Antonim

Antonim disebut juga sebagai lawan kata atau perbedaan kata karena memiliki
makna yang berlawanan. Contoh kata antonim, di antaranya:

 Rajin               >< Malas

 Pintar             >< Bodoh

 Besar              >< Kecil

 Panjang         >< Pendek

 Tua                 >< Muda


Contoh kalimat yang menggunakan antonim:

Dini malas belajar sehingga dia menjadi anak yang bodoh.

Dini rajin belajar sehingga dia menjadi anak yang pintar.

Ketika dua kalimat tersebut menggunakan kata yang berlawanan, maka makna
yang disampaikan pun menjadi berbeda dan berlawanan.

3. Homonim

Homonim merupakan jenis kata yang memiliki makna yang berbeda namun lafal
atau pengucapan dan ejaannya sama. Contoh kalimat penerapannya adalah sebagai
berikut:

Kalimat 1: Genting rumah bocor sehingga air masuk ke dalam rumah ketika hujan
turun.

Kalimat 2: Keadaan di sekolah sedang sangat genting karena murid sekolah lain
tawuran menyerbu sekolah.

Kata “genting” pada kalimat pertama mengandung makna yang menunjukkan kata
benda berupa atap atau genting. Sedangkan kata “genting” pada kalimat kedua
mengandung makna gawat atau mendesak.

4. Homofon

Berbeda dengan homonim, homofon memiliki lafal yang sama, namun makna dan
ejaannya berbeda. Contoh kalimat penerapannya adalah sebagai berikut:

Kalimat 1: Aku rindu masa remaja saat masih sekolah dulu.

Kalimat 2: Massa demo yang merapat ke gedung DPR semakin banyak.

Kedua kalimat tersebut menggunakan kata “massa dan masa” yang memiliki


pelafalan yang sama namun ejaan dan artinya berbeda. Kata “masa” pada kalimat
pertama memiliki makna saat atau waktu. Sedangkan kata “massa” pada kalimat yang
kedua memiliki makna kumpulan orang dalam jumlah yang banyak.

5. Homograf

Homograf merupakan jenis kata atau diksi yang memiliki ejaan yang sama namun
makna dan lafalnya berbeda. Contoh kalimat penerapannya adalah sebagai berikut:

Kalimat 1: Pagi hari tadi aku sarapan buah apel.

Kalimat 2: Setiap pagi sebelum masuk kelas anak-anak harus apel terlebih dahulu.

Kata “apel” pada kalimat pertama diucapkan dengan lafal yang sama seperti
kata me  pada kata memukul dan memiliki arti nama buah apel. Sedangkan kata “apel”
pada kalimat kedua dilafalkan seperti melafalkan ejaan huruf L (el) dan memiliki arti
kumpul.

6. Polisemi

Polisemi merupakan jenis kata yang ejaan dan lafalnya yang sama namun
memiliki banyak arti dan pengertian jika digunakan dalam konteks kalimat yang
berbeda. Contoh kalimat penerapannya adalah sebagai berikut:

Kalimat 1: Risna menanam bunga melati yang sangat harum baunya.

Kalimat 2: Risna memiliki paras yang sangat cantik sehingga menjadi bunga desa di
kampungnya.

Kalimat 3: Bank konvensional memberikan bunga sebesar 10% setiap bulannya.

Kata “bunga” tersebut memiliki ejaan dan lafal yang sama namun memiliki
arti yang banyak dan berbeda-beda. Kalimat pertama mengandung arti nama bunga
atau tanaman. Kalimat kedua mengandung makna kiasan sebagai gadis yang paling
cantik. Kaimat ketiga mengandung makna keuntungan.

7. Hipernim dan Hiponim

Hipernim merupakan kata umum yang menjadi penyebutan kata lainnya karena
dapat mewakili kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili
maknanya oleh kata hipernim. Contoh penerapan kalimatnya adalah sebagai berikut:

Pak Tono memelihara banyak sekali burung di rumahnya seperti merpati, beo,
perkutut, dan lain sebagainya.

Hipernim dalam kalimat tersebut adalah “burung” yang mewakili hiponimnya


yaitu “merpati, beo, dan perkutut”.

HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MEMILIH DIKSI

Diksi atau pilihan kata yang tepat menjadi salah satu faktor penentu apakah gagasan
atau pesan yang ingin disampaikan bisa sampai dan sesuai dengan yang diharapkan atau
tidak. Seringkali karena memiliki keterbatasan kosakata seorang penulis dan pembicara
kesulitan untuk menyampaikan maksudnya.

Tidak hanya memilih diksi yang tepat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam penulisan sebuah kalimat dan paragraf. Unsur-unsur diksi yang terdiri dari 8 elemen
tersebut harus disusun sedemikian rupa agar mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.

Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan diksi, di antaranya:

1. Tidak menggunakan pengulangan kata


Pengulangan kata akan membuat kalimat yang dibuat menjadi boros, tidak efektif,
dan terkesan berbelit-belit. Hindari penggunaan kata yang diulang seperti berikut ini:

Rina diminta untuk maju ke depan.

(kata maju otomatis digunakan untuk menuju ke arah depan, sehingga tidak perlu
diulang dengan menambahkan kata ke depan)

Jangan mundur ke belakang karena ada parit, nanti kamu jatuh!

(kata mundur otomatis digunakan untuk menunjuk arah ke belakang)

Dea sudah membuat rencana yang akan datang untuk liburan selanjutnya.

(kata rencana mengandung arti segala sesuatu yang belum terjadi dan yang akan
terjadi di masa mendatang sehingga tidak perlu ditambahkan akan datang)

2. Kalimat yang disampaikan harus menggunakan diksi yang ringkas agar tidak
boros kata-kata

Tidak perlu menggunakan kata-kata yang diulang-ulang dan mengandung arti


yang sama dalam sebuah kalimat agar tidak boros kata. Usahakan kalimat yang dibuat
ringkas dan jelas agar lebih mudah dipahami. Berikut ini contoh kalimat yang kurang
tepat dan contoh pembetulannya:

Direktur keuangan menyatakan bahwa akibat dari langkah yang diambil pada
bulan lalu mengakibatkan budget keuangan untuk produksi dan operasional
menjadi membengkak. (diksi yang kurang tepat)

Direktur keuangan mengatakan, budget keuangan untuk produksi dan


operasional membengkak. (diksi yang tepat)

3. Sederhanakan struktur kalimat

Semakin sederhana kalimat yang dibuat, maka kalimat tersebut akan lebih mudah
dipahami. Sebisa mungkin tidak perlu menggunakan anak kalimat dan gunakan
bahasa radio atau bahasa tutur sehari-hari. Pecahlah ke dalam beberapa kalimat jika
menemukan kalimat yang memiliki anak kalimat.

Berikut ini contoh penerapannya:

Tugas mendidik haruslah menjadi tugas bersama antara guru dan orang tua di
rumah sehingga anak-anak mendapatkan panutan yang sesuai baik di sekolah
maupun di rumah. (diksi yang kurang tepat)

Guru dan orang tua harus bersama-sama dalam mendidik anak-anak. Sehingga
anak-anak akan mendapatkan panutan yang baik ketika di sekolah dan di
rumah. (diksi yang tepat)

4. Hindari pemborosan kata


Seringkali dalam sebuah kalimat terdapat kata-kata yang sebenarnya tidak perlu
ditulis karena tidak memiliki fungsi sebagai pelengkap maupun pendukung kata
lainnya. Berikut ini contohnya:

Hasil daripada pertemuan antara guru dan orang tua Rino kemarin adalah Rino
harus diskors atau dilarang masuk sekolah selama beberapa hari.  (kalimat non baku)

Hasil  daripada dari pertemuan antara guru dan orang tua Rino kemarin adalah
Rino harus diskors. (kalimat baku)

5. Hindari penggunaan kata yang memiliki fungsi dan makna yang sama

Diksi yang berlebihan yang biasanya digunakan untuk menekankan arti yang tegas
sebenarnya sangat tidak perlu. Sehingga sebisa mungkin hindari penggunaan dua kata
yang makna dan fungsinya sama. Contoh:

Semua siswa harus membuat ringkasan pelajaran agar supaya mereka dapat
mempelajarinya lagi ketika di rumah. (kalimat non baku)

Semua siswa harus membuat ringkasan pelajaran agar supaya mereka dapat


mempelajarinya lagi ketika di rumah. (kalimat baku)

Menyusun kata-kata menjadi sebuah kalimat atau paragraf yang bemakna


terkadang cukup sulit jika tidak menggunakan diksi yang tepat. Alhasil pesan dan
gagasan yang ingin disampaikan pun tidak bisa dipahami oleh pembaca maupun
pendengarnya.

Menulis atau berbicara dengan menggunakan diksi yang tepat memang


membutuhkan skill atau kemampuan dalam memahami setiap kosakata yang
digunakan. Sehingga jika ingin menjadi penulis atau pembicara yang handal, sangat
penting untuk mempelajari dari unsur paling kecil yaitu kata atau diksi.
DAFTAR PUSTAKA

Pengertian diksi https://id.wikipedia.org/wiki/Diksi ( Di akses 5 Oktober 2021 pukul


01.46 WITA )

Pengertian diksi menurut para ahli


https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-diksi.html ( Diakses 5 Oktober 2021
pukul 01.59 WITA )

Arti diksi https://rollingstone.co.id/diksi/ ( Diakses 5 Oktober 2021 pukul 02.06


WITA )

Anda mungkin juga menyukai