Pasal 11
PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. Semua pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan Peraturan Beton Indonesia (PBI)1971
– NI – 2 sebagai persyaratan minimum.
2. Air yang digunakan sama dengan yang disyaratkan pada pekerjaan pasangan batu kali.
3. Jenis semen yang digunakan sama seperti yang disyaratkan pada pekerjaan pasanganbatu
kali.
4. Agregat kasar harus keras tidak berpori, awet artinya tidak pecah atau hancur olehpengaruh
cuaca. Tidak boleh mengandung lumpur atau zat-zat yang merusak beton. Agregat halus
harus terdiri dari butir-butir tajam dan keras, tidak mengandung lumpur danbahan-bahan
yang mengurangi kekuatan beton.
5. Mutu beton yang digunakan adalah K.225 standard Peraturan Beton Indonesia (PBI)1971.
6. Pengujian beton dilakukan sesuai dengan seksi 4.7. dari Peraturan Beton Indonesia
(PBI)1971, termasuk pengujian slump maupun kekuatan beton jika memenuhi slump yang
ditetapkan maka harus disingkirkan keluar lapangan kerja dan semua resiko menjadi
tanggung jawab pemborong. Pengujian slump harus memenuhi syarat-syarat
yangtercantum di bawah ini :
Slump (cm)
Maksimum Minimum
Dinding dan plat pondasi 12.50 5
Plat, balok, kolom dan dinding 15 7.50
Pengerasan jalan 7.50 5
Kecuali ditetapkan lain oleh Pimpinan Pelaksana mengingat cuaca, cara transportasi dan
lain-lain.
7. Jika hasil pengujian kekuatan beton tidak memenuhi syarat maka harus dijalankan prosedur
koreksi yang tercantum pada Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971.dan biaya perbaikan
yang timbul karenanya menjadi tanggung jawab pemborong
8. Semua beton harus diaduk dengan menggunakan mesin adukan beton dengan kapasitas
tidak kurang dari 250 ltr.
9. Jika adukan tidak menurut campuran rencana yang ditetapkan maka adukan tersebut harus
disingkirkan segera dari lapangan kerja oleh pemborong.
10. Pengecoran tidak diizinkan dimulai sebelum cetakan dan pembesian dari bagian-
bagiankonstruksi bersangkutan selesai dilaksanakan seluruhnya dan izin untuk pengecoran
dikeluarkan oleh Pimpinan Pelaksana.
11. Tidak diperkenankan mengecor dalam cuaca hujan terkecuali dilakukan tindakan-tindakan
pencegahan/pengamanan oleh pemborong yang disetujui oleh Pimpinan Pelaksana.
Spesifikasi Teknis Sistem Pelayanan Air Minum (SPAM)
12. Semua kotoran dan benda-benda lepas harus disingkirkan sebelum pengecoran
dilaksanakan dan juga bidang cetakan yang bersentuh dengan beton harus dibasahi dengan
air bersih segera sebelum pengecoran.
13. Pemadatan beton dilakukan dengan mesin penggetar (Thriller) dan ditusuk-tusuk dengan
stick agar terhindar dari lubang-lubang yang tidak terisi pada pengecoran.
14. Semua pekerjaan penulangan besi harus memenuhi persyaratan dan syarat-syarat
dalamPeraturan Beton Indonesia (PBI) 1971 NI-2 mutu tulangan yang dipakai U.24.
15. Penulangan harus bersih dari minyak, kotoran cat, karat atau bahan-bahan yang merusak
lainnya.
16. Detail pembengkokan besi beserta toleransinya harus sesuai dengan yang disyaratkan pada
Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971.
17. Besi beton harus ditumpuk lepas dari tanah dan tidak boleh ditempatkan pada udara
terbuka terlalu lama.
18. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter 1 mm dan harus diikat kuat
pada posisinya yang tepat, sehingga mencegah lepas pada waktu pengecoran.
19. Cetakan beton harus memakai kayu berkualitas baik atau kayu lapis yang tebalnya
tergantung kepada kualitas dan jarak dari tumpuan cetakan.
20. Cetakan beton harus dibuat cukup kuat sehingga tidak terjadi getaran yang merusak
maupun perubahan yang berarti, karena adukan beton dan tekanan lainnya.
21. Sebelum pengecoran dimulai bentuk bekasting ukuran-ukuran dan penulangan
harusmendapat persetujuan Pimpinan Pelaksana
22. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengecoran, beton harus dijaga kelembabannya
dengandigenangi air dan ditutup karung basah terus-menerus.
23. Pembongkaran cetakan beton dilaksanakan setelah beton hamper 27 hari,
pembongkarandilakukan setiap bagian pekerjaan beton harus mendapat persetujuan dari
Pimpinan Pelaksana.
Pasal 12
PEKERJAAN PEMBUATAN SUMUR BOR
1. Pendahuluan
Uraian dan syarat teknis dibawah ini dimaksudkan untuk memberikan keterangan
kepadakontraktor tentang gambaran secara umum mengenai macam pekerjaan, jumlah
pekerjaanyang akan dilaksanakan, bahan-bahan yang harus digunakan untuk dapat
menghasilkan sumur bor yang sesuai dengan rencana yang dikehendaki.
Spesifikasi Teknis Sistem Pelayanan Air Minum (SPAM)
2. Personil dan Peralatan Pemboran
Kontraktor harus menyediakan peralatan pemboran yang lengkap dan tenaga-tenaga yang
cakap dan berpengalaman untuk menggunakan peralatan bor dan perlengkapan
lainnya.Didalam penawaran harus dilampiri keterangan-keterangan mengenai :
a. Daftar pengalaman dari Kontraktor mengenai sumur dalam dan sumur dangkal yang
pernah dikerjakan mencakup kedalaman, diameter, jumlah sumur yang pernah
dikerjakan dan spesifikasi teknis sumur lainnya.
b. Nama personil dan pengalamannya yang akan bertanggung jawab dalam pekerjaan
yangakan dilaksanakan. Tenaga Site Engineer minimal STM Teknik yang memiliki SKK
Pelaksana Pengeboran Air Tanah dengan 3 (Tiga) tahun pengalaman dalam pemboranair
tanah.
c. Merk alat bor dan modelnya, serta alat bantu lainnya yang akan dipakai dalam pekerjaan
ini termasuk pompa lumpur, pompa testing, compressor, logger dan lain-lain.
3. Pekerjaan Persiapan
Yang termasuk dalam pekerjaan persiapan adalah seperti yang tercantum dalam spesifikasi
teknis umum, dimulai dari persiapan pekerjaan sampai terselesaikannya pekerjaan
pemboran.Kontraktor bertanggung jawab dan menanggung semua biaya/resiko yang
diakibatkan oleh semua kecelakaan, pencurian dan lain-lain
Pada pekerjaan persiapan Kontraktor harus mempersiapkan semua peralatan dan bangunan
kerja lainnya sehingga selalu dalam kondisi siap pakai, mencakup semua persiapan
peralatan, alat-alat bantu, jalan masuk, pengurugan plat form/lantai kerja dan lain-lain.
Pos ini juga termasuk pekerjaan pembersihan lapangan setelah pekerjaan pemboran selesai
secara keseluruhan
e. Urutan-urutan Pelaksanaan :
1. Open hole untuk pemasangan temporary casing (conductor pipe) minimum 12 m.
2. Bor Pilot Hole dengan diameter minimum 150 mmSelama pemboran pihak
kontraktor harus melakukan hal-hal sebagai berikut:
Pengambilan „cutting‟ pemboran tiap interval kedalaman 1 meter.
Deskripsi cutting/core yang; disajikan dalam bore log.
Pengamatan kecepatan penetrasi pemboran untuk tiap penurunan 1 meter
stangbor.
Catat ketinggian muka air pada setiap hari sebelum pekerjaan dimulai pada
pagihari dan setelah pekerjaan ditentukan pada sore hari.
Mengamati dan mencatat besaran EC, pada setiap lapisan yang diduga
sebagaiakuifer.
3. Segera setelah selesai pilot hole sesuai spesifikasi teknis lakukan logging.
4. Pasang temporary pump casing
5. Lakukan pump out test
6. Kirimkan kepada Pemberi Tugas, hasil-hasil :
Deskripsi cutting pemboran berikut contohnya.
Data-data pump out test, berikut hasil test contoh air dan laboratorium
Hasil logging/grafik
7. Tunggu keputusan tentang kelanjutan pekerjaan apakah sumur langsung
direaming,pindah atau berhenti (stop).
8. Kedalaman pemboran disesuaikan dengan hasil Geolistrik
Spesifikasi Teknis Sistem Pelayanan Air Minum (SPAM)
5. Kemiringan / Deviasi
Radial deviasi dari pusat lubang bor secara teoritis dari sumur vertikal adalah tidak lebih
dari 0,5 % selaras dengan kedalaman. Kemiringan ini akan ditest dengan sistem
“plumbness”