Anda di halaman 1dari 22

MINI RISET

ANALISIS MANAJEMEN GURU DALAM PEMBELAJARAN DARING MATA


PELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI KELAS IX MTSs. YPP. PROF. DR. H. MOHD. HATTA

Oleh:
Nailatul Khalisya
(2192431002)

Dosen Pengampu:
Dr. Irwandy, M.Pd.

PRODI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS


JURUSAN BAHASA ASING
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nyala h,
sehingga saya mampu menyelesaikan laporan Mini Riset (MR) dengan judul “Analis is
Manajemen Guru dalam Pembelajaran Daring Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IX
MTSs. YPP. Prof. Dr. H. Mohd. Hatta” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Pendidikan.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam hasil laporan yang sudah saya buat ini, oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan
mini riset ini.
Semoga laporan mini riset yang telah saya buat ini mampu menambah pengetahua n
dan wawasan pembaca.

Medan, 1 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah................................................................................. 1
1.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 1
1.4 Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.5 Tujuan Penelitian...................................................................................... 2
1.6 Manfaat Penelitian.................................................................................... 2
BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................................... 3
2.1. Pengertian Manajemen............................................................................. 3
2.2. Pembelajaran Daring................................................................................ 3
2.3. Ciri-ciri Pembelajaran Online ................................................................. 5
2.4. Ciri Siswa dalam Pembelajaran Online ................................................... 6
2.5. Ciri Guru dalam Pembelajaran Online .................................................... 7
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................................. 9
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 9
3.2. Objek Penelitian ....................................................................................... 9
3.3. Subjek Penelitian...................................................................................... 9
3.4. Metode Penelitian..................................................................................... 9
3.5. Teknik Pengambilan Data ....................................................................... 9
3.6. Instrument Penelitian................................................................................ 9
BAB IV. HASIL PEMBAHASAN .............................................................................. 11
4.1 Gambaran Hasil Penelitian....................................................................... 11
4.2 Pembahasan.............................................................................................. 11
4.3 Temuan Lapangan .................................................................................. 14
BAB V. PENUTUP...................................................................................................... 18
5.1 Simpulan................................................................................................... 18
5.2 Saran........................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda 215 negara di
dunia, termasuk negara Indonesia. Hal ini akan memberikan dampak yang menjadi
tantangan sendiri terutama bagi lembaga pendidikan, khususnya untuk semua tingkata n
pendidikan. Untuk melawan Covid-19 Pemerintah telah melarang untuk berkerumun,
pembatasan sosial (social distancing) dan menjaga jarak fisik (physical distancing),
memakai masker dan selalu cuci tangan. Melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Pemerintah telah melarang perguruan tinggi untuk melaksanaka n
perkuliahan tatap muka (konvensional) dan memerintahkan untuk menyelenggaraka n
perkuliahan atau pembelajaran secara daring (Surat Edaran Kemendikbud Dikti No. 1
tahun 2020).
Mengenai dampak yang dirasakan terutama dalam ranah pendidikan karena dampak
Covid-19 ini adalah keharusan peserta didik melakukan segala pembelajaran di rumah
masing- masing (study from home). Salah satu alternatif agar pembelajaran tetap
berjalan yaitu dengan pembelajaran dalam jaringan secara online. Moore et al (dalam
Firman dan Sari, 2020) menyebutkan bahwa pembelajaran online merupakan suatu
kegiatan belajar yang membutuhkan jaringan internet dengan konektivitas,
aksesibilitas, fleksibilitas, serta kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis
interaksi pembelajaran.
Dalam hal ini peneliti sangat tertarik dengan penelitian yang berjudul “Analis is
Manajemen Guru dalam Pembelajaran Daring Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di
Kelas IX SMPN 1 Sidamanik”. Perihal hal ini yang akan diteliti adalah bagaimana
manajemen yang dilakukan seorang guru dalam kelas saat pembelajaran daring, juga
bagaimana pendapat para siswa dalam pembelajaran daring. Bukan hanya itu saja,
melalui penelitian ini juga diharapkan jawaban mengenai media pembelajaran apa yang
efektif dipakai dalam pembelajaran daring terutama untuk tingkat SMP. Penelitian ini
dilakukan melalui observasi saat guru sedang mengadakan pembelajaran daring serta
wawancara langsung bersama guru dan salah satu siswa.

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang pentingnya mini riset diatas, maka dapat dikemukakan
hasil identifikasi masalah tersebut.

1
 Analisis Manajemen Guru dalam Pembelajaran Daring Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di Kelas IX MTSs. Ypp. Prof. Dr. H. Mohd. Hatta

1.3. Batasan Masalah


Penelitian ini membatasi objek penelitiannya yaitu manajemen pembelajaran daring di
kelas IX-B MTSs. Ypp. Prof. Dr. H. Mohd. Hatta. Dengan pengambilan data
menggunakan teknik analisis deskriptif .

1.4. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini ialah
1. Bagaimanakah manajemen dalam pembelajaran daring mata pelajaran bahasa
Indonesia di kelas IX B ?
2. Apakah metode dan media pembelajaran yang efektif digunakan dalam
pembelajaran daring?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran daring di kelas IX B?

1.5. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan diadakannya penelitian ini ialah :

1. Untuk mengetahui manajemen guru dalam pembelajaran daring mata pelajaran


bahasa Indonesia di kelas IX B.
2. Untuk mengetahui metode dan media pembelajaran yang efektif digunaka n
dalam pembelajaran daring.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran daring di kelas
IX B.

1.6. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
pembelajaran daring. Melihat pencapaian berdasarkan manajemen pengelolaan yang
dilakukan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Juga untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan pembelajaran daring di kelas.
Manfaat jangka panjangnya bagi calon guru sebagai penambahan informasi dan
pengetahuan serta menjadi bekal dalam memanajemen kelas, baik belajar secara daring
maupun luring.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen
Rohiat (2010:14) menyatakan “manajemen merupakan alat untuk mengelola sumber
daya yang dimiliki secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan harus benar-benar
dipahami oleh kepala sekolah”. Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efesien. Sedangkan, manajemen dalam arti sempit adalah manajemen sekolah/
madrasah yang meliputi: perencanaan program sekolah/ madrasah, pelaksanaan program
sekolah/ madrasah, kepemimpinan kepala sekolah/ madrasah, pengawas/ evaluasi, dan
sistem informasi sekolah/ madrasah.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus mampu mengembangkan seluruh


potensi yang dimiliki oleh peserrta didik. Potensi tersebut meliputi aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik. Me-manage atau mengelola sekolah artinya mengatur agar seluruh
potensi sekolah berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah.
Proses pengelolaan sekolah mencakup empat tahap, yaitu perencanaan, pengorganisas ia n,
pengerahan, dan pengawasan. Proses penyusunan rencana di sekolah meliputi tujuh tahap
yaitu, mengkaji kebijakan yang relevan, menganalisis kondisi sekolah, merumuska n
tujuan, mengumpulkan data dan informasi, mengana lisi data dan informasi, merumuska n
alternatif dan memilih alternatif program, menetapkan langkah-langkah kegiatan
pelaksanaan.

2.2 Pembelajaran Daring


Menurut Handarini dan Siti di dalam artikelnya (2020: 498) menjelaskan pembelajaran
daring merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan dengan tidak bertatap muka
langsung, tetapi menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar mengajar
yang dilakukan meskipun jarak jauh. Tujuan dari adanya pembelajaran daring ialah
memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan yang bersifat masif dan
terbuka untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih banyak dan lebih luas
(Sofyana & Abdul, 2019:82).
Menurut yakni Sadikin & Afreni (2020: 216) menjelaskan tentang pembelajaran daring
sebagai pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilita s,
konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaks i
pembelajaran. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mampu mempertemuka n

3
mahasiswa dan dosen untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet
(Kuntarto, E. (2017).
Pembelajaran online pertama kali dikenal karena pengaruh dari perkembangan
pembelajaran berbasis elektronik (e-learning) yang diperkenalkan oleh Universitas Illio nis
melalui sistem pembelajaran berbasis komputer (Hardiayanto). Online learning
merupakan suatu sistem yang dapat memfasilitasi siswa belajar lebih luas, lebih banyak,
dan bervariasi. Melalui fasilitas yang disediakan oleh sistem tersebut, siswa dapat belajar
kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh jarak, ruang dan waktu. Materi pembelajara n
yang dipelajari lebih bervariasi, tidak hanya dalam bentuk verbal, melainkan le bih
bervariasi seperti visual, audio, dan gerak.
Secara umum, pembelajaran online sangat berbeda dengan pembelajaran secara
konvensional. Pembelajaran online lebih menekankan pada ketelitian dan kejelian siswa
dalam menerima dan mengolah informasi yang disajikan secara online. Menurut Bonk
Curtis J. secara tersirat mengemukakan dalam survei Online Training in an Online World
bahwa konsep pembelajaran online sama artinya dengan e-learning. Menurut The Report
of the Commission on Technology and Adult Learning (2001) dalam Bonk Curtis J. (2002,
hlm. 29) defines e-learning as “instructional content or learning experiences delivered or
enabled by electronic technology”. Transkrip percakapan, contoh-contoh informasi, dan
dokumen-dokumen tertulis yang menghubungkan pada online learning atau pembelajara n
melalui Web yang menunjukkan contoh-contoh penuh teks adalah cara-cara tipikal bahwa
pentingnya materi pembelajaran didokumentasi secara online.
Berdasarkan penjelasan dari para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring
adalah pembelajaran yang dilakukan dari jarak jauh atau rumah dengan bantuan sarana dan
prasarana seperti komputer, smartphone, dan bantuan jaringan internet. Proses
pembelajaran daring selama ini banyak dilakukan pemberian tugas melalui Whatsapp,
Video Conference, Google Form, Zoom, Web Blog, Edmodo, dan lain-lain ataupun melalui
aplikasi khusus yang tersedia. Biasanya pemberian penugasan dilakukan melalui
whatsapp, lalu ditulis di buku dan difotokan untuk dikirim ke guru. Untuk kegiatan video
conferencce juga dilakukan terjadwal, satu minggu dua kali untuk melakukan diskusi.
Penugasan melalui aplikasi google form juga dilakukan, dimana setelah selesai
mengerjakan tugas akan langsung muncul nilainya. Namun pembelajaran daring juga
memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah ketersediaan jaringan internet.
Beberapa mengaku kesulitan untuk mengikuti pembelajaran online karena tidak semua
wilayah mendapatkan jaringan internet dengan akses lancar (Hasanah dkk, 2020).

4
2.3 Ciri-ciri Pembelajaran Online
Adapun ciri-ciri dari pembelajaran online sangat luas, tetapi secara garis besar
didapatkan bahwa ciri-ciri dari pembelajaran online menurut Flinders University, yaitu
personal, structurd, active dan Connective.
1. Pembelajaran Individu
Pengalaman belajar pada pembelajaran online diciptakan oleh siswa itu sendiri.
Salah satu keuntungan dari pembelajaran online yaitu, siswa dapat menciptakan sendiri
suasana belajar yang nyaman dan sesuai keinginan. Anda tidak perlu sibuk-sibuk
berangkat ke sekolah, memakai seragam, dan waktu yang telah ditentukan. Semua
proses belajar Anda yang menentukan, mulai dari waktu, tempat, suasana, dan lain-la in.
Siswa dalam proses pembelajaran online akan belajar secara sendiri dan mandiri. Ada
beberapa faktor internal maupun eksternal yang akan memengaruhi keberhasilan dari
pembelajaran online yang dilakukan oleh siswa. Faktor internal yang dapat
mempengaruhi yaitu kecerdasan, rasa ingin tahu yang tinggi, motivasi, kepribadian, dan
lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pembelajaran
online yaitu teknologi yang dipakai, lingkungan sekitar, kecepatan akses internet dan
lain sebagainya.
2. Terstruktur dan Sistematis
Sama seperti pembelajaran konvensional, pembelajaran online dilakukan secara
terstruktur. Sebelum diadakannya kegiatan belajar mengajar secara online, terlebih
dahulu guru menyiapkan silabus, materi pelajaran, media dan sumber belajar. Semua
kegiatan tersebut dilakukan secara terstruktur. Selain terstruktur secara teknis, materi
perlajaran pun diatur sedemikian rupa agar dapat terstruktur sesuai tingkata n
kemampuan. Materi yang lebih mudah akan diberikan di awal pertemuan, dan materi
yang sulit akan diberikan di akhir pertemuan. Selain itu materi-materi yang dirasa sulit
akan diberikan penjelasan dan contoh.
3. Mengutamakan Keaktifan Siswa
Proses belajar terjadi akibat adanya proses aktif dari siswa. Proses aktif ini
sangat diperlukan dalam pembelajaran konvensional maupun pembelajaran online.
Pada pembelajaran online memerlukan kegiatan aktif dari siswa. Di zaman yang
secanggih ini, dan dengan perkembangan IPTEK yang semakin maju, akan ada banyak
hal yang dapat dilakukan untuk mengaktifkan siswa. Dalam pembelajaran online, cara
mengaktifkan siswa dapat menggunakan teknologi. Teknologi dipilih, karena dapat
memfasilitasi dan menyediakan berbagai hal yang dapat mengaktifkan siswa. Dengan

5
menggunakan teknologi, guru dapat merancang beberapa akifitas yang dapat membuat
siswa aktif, baik dalam aktif berpikir, aktif bersosialisasi maupun aktif dalam hal
lainnya.
4. Keterhubungan
Pembelajaran online dikenal sebagai pembelajaran mandiri. Apakah ketika
siswa melakukan pembelajaran online, siswa tidak dapat berinteraksi dengan siswa
lainnya?. Pastinya pertanyaan seperti itu akan terbesit dibenak Anda. Perlu diketahui
bahwa pembelajaran online masih memungkinkan adanya pertemuan antar siswa,
bedanya pertemuan dilakukan secara online. Pembelajaran online tidak merubah
kebiasaan-kebiasaan yang terjadi pada pembelajaran konvensional seperti adanya
pertemanan, ataupun interaksi dengan guru. Salah satu karakteristik dari pembelajaran
online yatu adanya konektivitas. Aktivitas pembelajaran online menghubungkan antara
siswa dan guru, siswa yang satu dan lainnya, menghubungkan antara tim pengajar
ataupun siswa dengan staf pendidik lainnya.

2.4 Ciri Siswa dalam Pembelajaran Online


Menurut Dabbagh, N. (2007) ada beberapa ciri-ciri siswa dalam pembelajaran online
yaitu, sebagai berikut:
1. Spirit Belajar
Siswa dalam pembelajaran harus memiliki semangat yang kuat untuk
pembelajaran secara mandiri. Dalam pembelajaran online ketuntasan belajar dan
pemahaman materi ditentukan oleh siswa itu sendiri.
2. Literacy terhadap Teknologi
Selain dari kemandirian belajar, keberhasilan dari pembelajaran online ditentukan dari
sejauh mana siswa memahami teknologi yang dipakai untuk pembelajaran online.
Sebelum melakukan pembelajaran online, siswa harus terlebih dahulu menguasai atau
memahami mengenai teknologi yang akan dipakai sebagai alat untuk pembelajaran
online.
3. Kemampuan Berkomunikasi Intrapersonal
Siswa yang ingin berhasil dalam pembelajaran online harus memilik i
kemampua interpersonal dan kemamuan komunikasi yang baik. Kemampuan
interpersonal diperlukan untuk tetap menjalin interaksi atau hubungan dengan siswa
yang lainnya. Walaupun pembelajaran online dilakukan secara mandiri, tetapi tetap saja
manusia sebagai makhluk sosial yang memerlukan orang lain. Oleh karena itu

6
kemampuan interpersonal dan kemampuan komunikasi harus tetap dilatih untuk
digunakan dalam kehidupan bermasyarakat.
4. Berkolaborasi
Memahami dan menggunakan pembelajaran interaksi dan kolaborasi. Pembelajaran
dilakukan secara mandiri oleh siswa, maka siswa harus pandai berinteraksi dengan
siswa lainnya ataupun dengan guru di dalam forum yang telah disediakan. Interaksi
tersebut sangat diperlukan, terutama ketika siswa mengalami kesulitan mengenai satu
materi pelajaran. Selain itu siswa dengan pembelajaran online perlu tetap menjala ni
interaksi untuk melatih jiwa sosial yang ada.
5. Keterampilan untuk Belajar Mandiri
Salah satu dari karakteristik pebelajar online adalah memiliki kemampuan
belajar secara mandiri. Belajar secara mandiri sangat diperlukan dalam pembelajaran
online. Karena dalam proses belajar, siswa akan mencari, menemukan dan
menyimpulkan dari apa yang dipelajarinya secara mandiri. Pada belajar mandiri, faktor
motivasi menjadi sangat penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran.

2.5 Ciri Guru dalam Pembelajaran Online


Pada pembelajara online, guru berperan sebagai fasilitator. Menurut Robin M dan Frank
R (2010: 14) bahwa dalam pembelajaran online, guru, dosen, tutor, instruktur menjadi
seorang fasilitator, pemandu, atau bahkan narasumber ahli, dan bukan lagi menjadi satu-
satunya penentu bagi pengalaman pembelajaran siswa. Ketika menjadi fasilitator, sudah
pasti tugas-tugas dari guru pun berubah. Guru yang pada awalnya menjadi sumber belajar
utama, pada pembelajaran online sumber belajar dapat dari mana saja. Lalu apa saja tugas
guru sebagai fasilitator?. Sebenarnya tugas guru dalam pembelajara online tidak berbeda
jauh dengan guru pada proses pembelajaran konvensional. Guru sebagai fasilita tor
menjembantani dan memfasitasi kegiatan belajar siswa. Dimana guru bertugas untuk
mempersiapkan segala hal yang dapat merangsang siswa untuk dapat belajar secara
mandiri.
Menurut Hardianto, terdapat 8 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru pembelajaran
online, yaitu sebagai berikut:
a. Menguasai dan update
b. Lebih menguasai ilmu pengetahuan pokok dan pendamping
c. Kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi
d. Mampu memotivasi siswa

7
e. Kemampuan dalam desain pembelajaran online
f. Kemampuan mengelola sistem pembelajaran online
g. Ketepatan dalam pemilihan bahan ajar online learning
h. Kemampuan dalam mengontrol proses pembelajaran

BAB III

8
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tanggal : Jumat, 5 November 2021
2. Tempat penelitian : Stabat, Kab. Langkat
3.2 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah manajemen dalam pembelajaran daring pada mata
pelajaran bahasa Indonesia.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di MTSs. Ypp. Prof.
Dr. H. Mohd. Hatta yakni Ibu Cici Maharani, S.Pd. dan salah satu siswa kelas IX MTSs.
Ypp. Prof. Dr. H. Mohd. Hatta yang telah melaksanakan pembelajaran daring.
3.4 Metode Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti memakai metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti
transkripsi wawancara, catatan, lapangan, gambar, foto, rekaman, video, dan lain
sebagainya (Poerwandari, 1998: 29). Penelitian ini dikatakan kualitatif karena pada
dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengkaji atau meneliti suatu objek pada latar
alamiah, tanpa ada manipulasi di dalamnya dan hasilnya diharapkan bukan berdasarkan
ukuran-ukuran kuantitas, melainkan makna atau segi kualitas dari fenomena yang diamati.
Pada penelitian ini, peneliti berfokus untuk mengambil data melalui wawancara dan
pengamatan langsung yang dilakukan dengan ibu guru Bahasa Indonesia dan salah satu
siswa di kelas IX B di MTSs. Ypp. Prof. Dr. H. Mohd. Hatta.
3.5 Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik analis is
data berdasarkan sumber yang sudah dikumpulkan melalui hasil wawancara, observasi
(pengamatan), catat, dan mendokumentasikan bukti dengan mengcapture grup Whatsapp
Bahasa Indonesia kelas IX B MTSs. Ypp. Prof. Dr. H. Mohd. Hatta

.
3.6 Instrumen Penelitian
a. Wawancara Guru melalui Whatsapp

9
Instrumen Pertanyaan Wawancara
Nama :
Jabatan :
Tempat wawancara :
Tanggal :
No. Pertanyaan Wawancara
1. Menurut ibu sebagai guru Bahasa Indonesia, apakah pembelajaran daring efektif
diterapkan selama pandemi ini?
2. Menurut ibu dari sekian banyak aplikasi yang membantu pembelajaran daring.
Aplikasi yang mana paling sering ibu gunakan dalam pembelajaran daring pada
siswa SMPN 1 Sidamanik?
3. Apa media pembelajaran dan metode pembelajaran yang paling diminati dan
membuat tertarik siswa dalam belajar Bahasa Indonesia terkhususnya saat belajar
daring ini?
4. Bagaimana cara ibu memanajemen kelas dan siswa dalam kegiatan pembelajaran?
5. Apa kendala-kendala yang ibu rasakan saat sedang proses belajar mengajar di kelas
daring?

b. Wawancara Siswa melalui Whatsapp


No. Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana menurut adik tetang pembelajaran daring saat ini?
2. Apakah guru mampu mengelola pembelajaran dengan baik?
3. Adakah keuntungan dari pembelajaran daring ini?
4. Apakah adik dapat mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia dengan baik?
5. Apa saja kendala dan keluhan yang dialami saat belajar daring? Dan kalau disuruh
memilih, ingin belajar luring atau daring?

10
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas IX B MTSs. Ypp. Prof. Dr. H.
Mohd. Hatta, peneliti dapat mengetahui bahwa pembelajaran daring belum sepenuhnya
berjalan dengan baik dan efektif. Masih banyak kekurangan baik dari sarana dan prasarana,
tenaga pendidik, dan manajemennya. Pembelajaran daring memberikan beberapa dampak
terhadap guru dan siswa dalam dunia pendidikan. Pembelajaran daring masih perlu ditinja u
kembali dan diberikan sosialisasi dan perhatian dari pemerintah. Namun secara
keseluruhan, pembelajaran daring pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas IX B
MTSs. Ypp. Prof. Dr. H. Mohd. Hatta dapat dikatakan optimal, namun masih terdapat
kekurangan dan keluhan, baik dari guru maupun siswa.
4.2 Pembahasan
a. Manajemen dalam Pembelajaran Daring pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di Kelas IX B MTSs. Ypp. Prof. Dr. H. Mohd. Hatta
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dalam pembelajaran guru
melakukan:
 Guru mengabsen siswa berdasarkan pertemuan pelajaran. Misalnya hari ini
adalah pertemuan ke 7 maka para siswa mengetik angkat “7” saat absen dimula i
melalui grup whatsapp. Absensi seperti itu agar guru dapat merekap absen siswa
dengan mudah, hanya mencari angka ‘7’ dalam pencarian chat lalu muncul dan
terdeteksi siapa saja yang mengirimkannya.
 Guru sering memberikan perhatian dan jiwa kepemimpinannya dengan tegas,
seperti menanyakan kembali dan memastikan agar siswa sudah mengabsen dan
mendata kehadiran siswa. kemudian, dalam pengumpulan tugas, dan hasil ujian,
guru sangat tegas memberitahukan kepada siswa untuk segera mengumpulka n.
Artinya guru sangat mampu memanajemen siswanya untuk bisa disiplin dalam
pembelajaran daring
 Guru memberikan bahan pembelajaran yang bervariasi. Disini guru
memberikan bahan ajar melalui materi dari sebuah file, powerpoint, dan video.
Sehingga siswa tidak bosan apabila hanya diberi bahan bacaan saja ataupun
penjelasan materi.

11
 Guru menggunakan media berupa whatsapp saja dalam kegiatan pembelajaran
daring ini. Guru membuat grup per kelas sesuai mata pelajaran yang diampunya
dan guru bersama perangkat kelas yang mengelola grup tersebut. kemudian
metode pembelajaran yang digunakan juga bervariasi, terkadang siswa dituntut
belajar secara individu, belajar aktif, dan saling keterhubungan.
 Guru mampu memberikan motivasi dan bersikap sebagai pengajar yang santai
dan menyenangkan. Guru sering memberikan motivasi dan semangat kepada
siswa saat mengerjakan tugas dengan bahasa yang santai dan menyenangka n.
Terkadang melalui pesan biasa dan juga pesan suara. Misalnya, “semoga dalam
keadaan sehat semuanya dan selamat ujian” dan “untuk essay jangan resah dan
gelisah ya” .
 Guru memberikan penugasan dan penilaian kepada siswa. guru memberika n
penugasan dalam bentuk soal ataupun kuis baik secara individu maupun
kelompok. Kemudian guru juga memberikan penilaian kepada siswa
berdasarkan rubrik penilaian yang telah dirancangnya.
Berdasarkan dari kegiatan yang dilakukan guru diatas, dapat diketahui bahwa
guru sudah mampu memanajemen siswa dan kelasnya dengan baik. Guru mampu
mengelola kelas supaya disiplin namun tetap menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan. Guru juga mampu mengarahkan siswa untuk mengerjakan dan
mengirimkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan. Guru mampu mengontro l
siswa apabila ada yang belum mengikuti, mengerjakan tugas, atau lainnya dengan
cara memberikan peringatan dengan tegas pula. Maka apabila dilihat dari sudut
pandang manajemen guru sudah mampu menjadi manajer di kelas dan
memanajemen kelas dengan baik dalam pembelajaran daring.
b. Media dan Metode yang Efektif Digunakan dalam Pembelajaran Daring di
MTSs. Ypp. Prof. Dr. H. Mohd. Hatta
Media merupakan sebuah alat yang dijadikan sebagai wadah dalam
mendapatkan pembelajaran. Di kelas IX di MTSs. Ypp. Prof. Dr. H. Mohd. Hatta,
para guru masih menggunakan aplikasi Whatsapp dan Google Classroom saja
sebagai media pendukung kegiatan pembelajaran. Dikarenakan jaringan yang
belum sepenuhnya stabil, dan juga belum semua siswa sudah memiliki gadget
untuk mendukung kegiatan pembelajaran.

12
Untuk metode, para guru banyak menggunakan metode inkuir i dan discovery
learning yang menuntut siswa belajar dengan kelompok dan siswa yang dituntut
aktif (berpusat pada siswa). Guru hanya menyampaikan bahan kemudian siswa
yang mengolah dan mencari tahu lebih banyak, namun tetap dalam pantauan guru.
Sesuai dengan ciri-ciri pembelajaran online menurut Flinders University, yaitu
personal, structurd, active dan Connective guru juga menerapkan ciri tersebut.
Dapat dilihat guru menyarankan siswa untuk belajar secara individu (mandir i)
dengan bahan yang diberikan, juga secara structural dengan menyampaikan segala
kegiatan dan guru mengaturnya, kemudian secara aktif atau berpusat pada siswa
sesuai kurikulum 2013, dan saling berhubungan artinya pembelajaran tetap
berlangsung dan terjalin secara bersamaan pada waktu yang sama melalui grup
whatsapp.
Jadi berdasarkan media dan metode yang digunakan sudah terbilang cukup baik,
namun akan lebih baik apabila guru menambahkan salah satu alternative tambahan
baik media ataupun metode agar siswa tidak jenuh dalam mengikuti pembelajara n
daring.
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring
Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti dapat melihat kelebihan dan
kekurangan pembelajaran daring di kelas IX MTSs. Ypp. Prof. Dr. H. Mohd. Hatta,
yaitu sebagai berikut.
a. Kelebihan
Kelebihan yang terdapat di kelas IX MTSs. Ypp. Prof. Dr. H. Mohd. Hatta
adalah guru mampu memanajemen kelas dan siswa dengan cukup baik. Guru juga
mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan santai. Guru
juga memaklumi siswa dengan memberikan tugas yang terbilang normal.
Kemudian guru memberikan bahan ajar yang bervariasi melalui file dokumen,
power point, dan video pembelajaran. Sehingga siswa masih bisa mendapatkan
pembelajaran yang baik dan menyenangkan.
b. Kekurangan
Kekurangan yang terdapat di kelas IX MTSs. Ypp. Prof. Dr. H. Mohd. Hatta
bahwa guru masih kurang menambah media dan metode pembelajaran. Selama ini
pembelajaran hanya melalui whatsapp saja. Seharusnya untuk SMP kelas IX sudah
bisa melakukan pertemuan virtual melalui zoom ataupun google meet. Salah satu

13
kekurangannya lagi adalah pihak sekolah belum efektif memberikan bantuan kuota
untuk para siswa.

4.3 Temuan Lapangan


a. Wawancara Guru
Instrumen Pertanyaan Wawancara
Nama : Ibu Cici Maharani
Jabatan : Guru Bahasa Indonesia
Tempat wawancara : Whatsapp
Tanggal : Rabu, 10 November 2021

No. Pertanyaan Wawancara


1 Menurut ibu sebagai guru Bahasa Indonesia, apakah pembelajaran daring efektif
diterapkan selama pandemi ini?
Jawaban :
Menurut ibu selaku guru, kalau pembelajaran daring ini masih terbilang belum efektif
nak. Banyak kali siswa itu gak ngerjain tugas, dan kita pun sebagai guru gak bisa
memastikan mereka apakah mengikuti pelajaran dan memahaminya. Belum lagi
kendala jaringan sama abis paket, yang banyakan alasan murid murid itu. Begitula h
nak kalau untuk pelajaran bahas Indonesia sama seperti mata pelajaran lain juga, dan
bahasa Indonesia juga lebih mempelajari teks kan jadi masih bisalah mereka ikuti
walaupun kebingungan.
2 Menurut ibu dari sekian banyak aplikasi yang membantu pembelajaran daring.
Aplikasi yang mana paling sering ibu gunakan dalam pembelajaran daring pada
siswa MTSs. Ypp. Prof. Dr. H. Mohd. Hatta?
Jawaban :
Oh kalau aplikasi dari WA saja nak kalau mapel bahasa Indonesia.
3 Apa media pembelajaran dan metode pembelajaran yang paling diminati dan
membuat tertarik siswa dalam belajar Bahasa Indonesia terkhususnya saat belajar
daring ini?
Jawaban :
Ibu sering pakai metode diskusi dengan kelompok dan terkadang belajar individ u,
namun ibu memberikan dan jelasin juga materi melalui bahan seperti dalam ppt. Ibu

14
juga sering memberi video pembelajaran, lalu menyuruh mereka mencari informas i
dan poin pentingnya. Mereka lebih aktif kalau sudah dikirimkan video, daripada
hanya bahan melalui file.
4 Bagaimana cara ibu memanajemen kelas dan siswa dalam kegiatan pembelajaran?
Jawaban :
Nah dalam pembelajaran daring ini guru lebih banyak dituntut perhatiannya, kalau
tidak bakal ga terkontrol. Lengah sedikit siswa merajalela. Main gadget terus, lupa
ngerjain tugas. Makanya ibu sering mengingatkan mereka, jadi ibu mengelola nya
dengan cara yg agak tegas kalau ada yg bandel. Harus sedikit cerewet dan ada
ancaman baru mereka akan disiplin.
5 Apa kendala-kendala yang ibu rasakan saat sedang proses belajar mengajar di kelas
daring?
Jawaban :
Kalau kendala tentu masih banyak ya nak, jari gan sudah pasti. kemudian disini masih
ada siswa yang belum punya gadget nak, jadi agak susah juga. Lalu dalam
pembelajaran mereka kadang ga mengikuti dengan berbagai alasan, absennya lambat,
ngumpul tugas juga lambat. Intinya kedisiplinannya kurang jadi keefektifan belajar
terkendala, dan juga sarana prasarana belum sepenuhnya mendukung.

15
b. Wawancara Siswa
No. Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana menurut adik tetang pembelajaran daring saat ini?
Jawaban :
Menurut saya kak belajar daring gini gaenak, kami menggunakan wa kan kak, seperti
tidak belajar gitu kak sementara saya bisa menangkap pembelajaran itu kalo ada
audiovisual. Kalo cuma baca dari wa tidak efektif kak saya tidak suka.
2. Apakah guru mampu mengelola pembelajaran dengan baik?
Jawaban :
Kalo di WA saya rasa gak maksimal sih kak, karena kan guru tidak tau kami murid
itu bener" dapat menerima pembelajaran dengan baik atau tidak
3. Adakah keuntungan dari pembelajaran daring ini?
Jawaban :
Keuntungannya kalo dri belajar kurang sih kak. Hanya sekedar tau tapi tidak terlalu
paham.
4. Apakah adik dapat mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia dengan baik?
Jawaban :
Kalau mengikuti masih bisa kak,tetapi tidak terlalu paham seperti belajar biasanya.
Sedangkan waktu belajar luring aja terkadang masih gak paham kak
5. Apa saja kendala dan keluhan yang dialami saat belajar daring? Dan kalau disuruh
memilih, ingin belajar luring atau daring?
Jawaban :
Keluhannya kak gaenak aja belajar dri wa ga nyaman kak,kurang paham maunya
pakek video conferce gituu kak kek di TV-TV, jaringan kak, kuota nya gak cukup yg
dari sekolah, terus tugasnya makin banyak, gak dapet uang jajan, dan saya milih
belajar luring lah kak bisa jumpa kawan juga,bisa diajak diskusi bareng.

16
c. Bukti Kegiatan Pembelajaran di Whatsapp Group

17
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan dengan tidak
bertatap muka langsung, tetapi menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar
mengajar yang dilakukan meskipun jarak jauh. Dalam melakukan pembelajaran daring
perlu adanya manajemen yang efektif agar pembelajaran berjalan dengan baik. Media dan
metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pembelajaran daring dan menimbulk a n
dampak bagi siswa.
Pembelajaran daring di kelas IX B MTSs. Ypp. Prof. Dr. H. Mohd. Hatta sudah
berjalan cukup baik, guru mampu mengelola dan memanajemen kelas dan para siswa
dengan baik pula. Media dan metode yang digunakan juga sudah cukup baik namun perlu
inovasi dari guru. Pembelajaran daring juga memberikan kelebihan dan kekurangan bagi
para guru dan siswa.
5.2 Saran
Semoga makalah mini riset ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca
dan wawasan pemakalah sendiri mengenai manajemen dalam pembelajaran daring agar
bisa memahami dan mengetahuinya.

18
DAFTAR PUSTAKA
Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah : Teori Dasar dan Praktik. Bandung : Refika Aditama
Handarini, Oktafia Ika. & Siti Sri Wulandari. (2020). Pembelajaran Daring Sebagai Upaya
Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19. Jurnal Pendidikan Administrasi
Perkantoran (JPAP), 8(3), 496-503.
Hasanah, dkk. (2020). Analisis Aktivitas Belajar Daring Mahasiswa Pada Pandemi COVID-
19. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), 8(3).
Sadikin, Ali. & Afreni Hamidah. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19
(Online Learning in the Middle of the Covid-19 Pandemic). Jurnal Ilmiah Pendidikan
Biologi, 6(2), 214-224.

19

Anda mungkin juga menyukai