Anda di halaman 1dari 12

BAB 4

HUBUNGAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL


PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

A. DESENTRALISASI ATAU OTONOMI DAERAH DALAM KONTEKS NKRI


1. Desentralisasi
Desentralisasi adalah penyerahan Kekuasaan Pemerintahan oleh
Pemerintah Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi. pengertian
ini sesuai dengan Undang-undang nomor 23 tahun 2014. Dengan adanya
desentralisasi maka muncul otonomi bagi suatu pemerintahan daerah.
Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang secara
sederhana di definisikan sebagai penyerahan kewenangan. Dalam kaitannya
dengan sistem pemerintahan Indonesia, desentralisasi akhir-akhir ini sering kali
dikaitkan dengan sistem pemerintahan karena dengan adanya desentralisasi
sekarang menyebabkan perubahan paradigma pemerintahan di Indonesia. Seperti
yang telah dijelaskan di atas, bahwa desentralisasi berhubungan dengan otonomi
daerah. Sebab, otonomi daerah merupakan kewenangan suatu daerah untuk
menyusun, mengatur, dan mengurus daerahnya sendiri tanpa ada campur tangan
serta bantuan dari pemerintah pusat. Adanya desentralisasi akan berdampak
positif pada pembangunan daerah-daerah tertinggal dalam suatu negara hingga
daerah otonom tersebut dapat mandiri dan secara otomatis dapat memajukan
pembangunan nasional.
Desentralisasi Menurut Liang Gie The dalam Masalah-masalah
ketatanegaraan & administrasi negara yang dihadapi propinsi Irian Barat
(1967:34), desentralisasi ialah sentralisasi yaitu segenap wewenang
pemerintahan dipusatkan dalam tangan aparatur (daerah otonom) pemerintah
pusat. Semua kepentingan penduduk di seluruh wilayah negara diselenggarakan
oleh instansi-instansi sentral dan bukan oleh satuan-satuan organisasi
pemerintahan setempat yang diberi wewenang oleh pemerintah pusat.
Tujuan dari desentralisasi
 Pemerintah daerah memiliki wewenang membangun dan mengembangkan
daerahnya sesuai dengan potensi yang dimiliki daerahnya masing-masing.
 Daerah mampu bersaing untuk membuktikan kemampuan setiap daerah,
mandiri untuk menjadi daerah yang lebih baik tanpa menghilangkan
keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah.
 Daerah juga harus mampu menjamin hubungan yang serasi antardaerah
dengan pemerintah. Artinya menjaga keutuhan wilayah NKRI demi
mencapai tujuan negara.

2. Otonomi Daerah
Pengertian Otonomi Daerah Otonomi daerah adalah kewajiban yang
diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai undang-
undang.
Otonomi daerah menurut aspirasi masyarakat bisa meningkatkan
daya guna dan hasil penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan
terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan
perundang- undangan.
Dalam buku "Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas X"
yang diterbitkan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud,
ada beberapa pengertian otonomi daerah yaitu:
1. Otonomi daerah menurut C.J Franseen
Menurut C.J Franseen, otonomi daerah adalah hak untuk mengatur
urusan daerah dan menyesuaikan peraturan yang sudah dibuat.
2. Otonomi daerah menurut J Wajong
Otonomi daerah merupakan kebebasan untuk memelihara dan
memajukan kepentingan khusus daerah dengan keuangan sendiri,
menentukan hukum sendiri, serta pemerintahan sendiri.
3. Ateng Syarifuddin
Menurut Ateng Syarifuddin, otonomi daerah adalah kebebasan atau
kemandirian tetapi bukan kemerdekaan. Kebebasan tersebut merupakan
perwujudan dari pemberian kesempatan yang harus
dipertanggungjawabkan.
4. UU Nomor 12 tahun 2008 dan UU nomor 32 tahun 2004
Menurut undang-undang diatas, otonomi daerah adalah hak, wewenang,
dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Prinsip Otonomi Daerah Ada lima prinsip penyelenggaraan


pemerintah daerah yaitu:
1. Prinsip Kesatuan
Otonomi daerah harus menunjang aspirasi perjuangan rakyat untuk
memperkokoh negara kesatuan dan mempertinggi tingkat kesejahteraan
masyarakat lokal.
2. Prinsip Riil dan tanggung jawab
Otonomi daerah nyata dan bertanggung jawab untuk kepentingan
seluruh masyarakat. Pemda berperan mengatur proses pemerintahan dan
pembangunan daerah.
3. Prinsip Penyebaran
Asas desentralisasi dan dekonsentrasi bermanfaat untuk masyarakat
melakukan inovasi pembangunan daerah.
4. Prinsip Keserasian
Daerah otonom mengutamakan aspek keserasian dan tujuan di samping
aspek demokrasi
5. Prinsip Pemberdayaan
Tujuan otonomi daerah adalah bisa meningkatkan daya guna dan hasil
guna penyelenggaraan pemerintah di daerah. Utamanya dalam aspek
pelayanan dan pembangunan masyarakat. Selain itu dapat meningkatkan
pembinaan kestabilan politik dan kesatuan bangsa.
Landasan Hukum Otonomi Daerah di Indonesia Ada tiga landasan
hukum yaitu Undang-undang dasar (UUD), Ketetapan MPR-RI, dan
Undang-Undang (UU). Berikut penjelasannya:
1. Undang-Undang Dasar
Acuan hukum otonomi daerah terdapat pada pasal UUD 1945. Pasal 18
UUD ayat (1) dan (2) menyebutkan Negara Kesatuan Republik Indonesia
dibagi atasprovinsi, kabupaten, dan kota yang mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan.
2. Ketetapan MPR-RI
Tap MPR-RI No. XV/MPR/1998 menjelaskan Penyelenggaraan
Otonomi Daerah antara lain Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan
Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan, serta Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Undang-Undang
(UU) Ada dua UU yang mengatur yaitu UU Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
PAda prinsipnya penyelenggaraan pemerintah daerah mengutamakan
pelaksanaan asas desentralisasi. Dalam UU Nomor 12 tahun 2008 adalah
mendorong pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan
kreativitas, meningkatkan peran masyarakat, serta mengembangkan
peran dan fungsi DPRD.
Dimensi Otonomi Daerah Ada dua nilai dasar yang dikembangkan
UUD 1945 yang berhubungan dengan pelaksanaan desentralisasi dan
otonomi daerah di Indonesia, yaitu:
1. Nilai Unitaris
Dimensi ini diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak
mempunyai kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang bersifat negara
(Eenheidstaat). Kedaulatan melekat pada rakyat, bangsa, dan NKRI tidak
terbagi menjadi kesatuan-kesatuan pemerintah.
2. Nilai dasar Desentralisasi Teritorial
Dimensi ini bersumber dari isi dan jiwa yang tercantum pada pasal 18
UUD NKRI tahun 1945. Pemerintah diwajibkan melaksanakan politik
secara desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang ketatanegaraan.

Tujuan dari otonomi daerah


Adapun tujuan dari otonomi daerah adalah:
 Pendidikan politik.
 Menciptakan stabilitas politik.
 Mewujudkan demokratisasi sistem pemerintahan di daerah.
 Membuka kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam
berbagai aktivitas politik di tingkat lokal.
 Pelaksanaan otonomi daerah diharapkan akan meningkatkan kemampuan
pemeritah daerah dalam memperhatikan masyarakatnya.
 Pemerintah daerah akan lebih banyak mengetahui berbagai masalah yang
hadapi masyarakatnya.

3. Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan


Penerapan otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia terdapat dalam pasal 1 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah bahwa otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Otonomi daerah bertujuan untuk mengubah tatanan ketatanegaraan yang bersifat
sentralistik yang otoriter menjadi desentralisasi dan demokratis. Adapun tujuan
pemberian otonomi kepada daerah ialah sebagai berikut ini :
1. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik
2. Pengembangan kehidupan demokrasi
3. Keadilan
4. Pemerataan
5. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta
antardaerah dalam rangka keutuhan NKRI
6. Mendorong untuk memberdayakan masyarakat
7. Menumbukan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta
masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah.

Pelaksanaan otonomi daerah dilaksanakan pada otonomi luas, nyata dan


bertanggungjawab yang artinya :
1. Otonomi daerah yang seluas-luasnya yang berarti bahwa daerah
diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan
pemerintahan diluar urusan pemerintah pusat. Daerah mempunyai
kewenangan membuat kebijakan daerah untuk meningkatkan pelayanan
dan peningkatan berbagai hal yang bertujuan peningkatan kesejahteraan
masyarakat
2. Otonomi nyata yang berarti ialah merupakan suatu prinsip bahwa untuk
menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas,
wewenang, dan kewajiban yang secara nyata dan berpotensi untuk
tumbuh, hidup, dan berkembang sesuai dengan potensi kekhasan daerah
itu sendiri
3. Otonomi yang bertanggungjawab yang berarti otonomi dalam
penyelenggaraan harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud
pemerian otonomi itu sendiri yang pada dasarnya untuk memberdayakan
daerah, termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan
bagian utama dari tujuan nasiona

4. Landasan Hukum penerapan Otonomi Daerah Di Indonesia


Landasan hukum penerapan otonomi daerah di Indonesia adalah sebagai
berikut:
 Undang-undang no 1 tahun 1945 tentang komite nasional daerah.
 Undang-undang no 22 tahun 1948 tentang pokok-pokok
pemerintahan daerah.
 Undang-undang no 18 tahun 1965 tentang pokok-pokok
pemerintahan daerah.
 Undang-undang no 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
 Undang-undang no 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah.
 Pembahasan
 Otonomi daerah adalah hak atau wewenang suatu daerah untuk
mengatur daerahnya sendiri.

Berikut adalah asas-asas dari otonomi daerah, yaitu:


 Dekonsentrasi merupakan wewenang dari pemrintah pusat untuk
melakukan suatu dengan menggunakan alat-alat yang telah diberikan
oleh pemerintah pusat.
 Desentralisasi merupakan wewenang yang diberikan pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur daerahnya sendiri.
 Tugas pembangunan merupakan penugasan kepada pemerintah
daerah untuk melakukan suatu urusan yang lebih rendah
tingkatannya.

Tujuan adanya otonomi daerah, sebagai berikut:


 Agar pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih baik lagi
 Mengembangkan kehidupan demokrasi masyarakat
 Keadilan sosial akan semakin terwujud
 Untuk meratakan wilayah daerah
 Menjaga hubungan baik antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah
 Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam kehidupan sosial

5. Nilai, Dimensi, dan Prinsip Otonomi Daerah di Indonesia


Otonomi Daerah pada dasarnya adalah hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundangundangan.
Terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan dalam Undang-Undang
Dasar Negara RI Tahun 1945 berkenaan dengan pelaksanaan desentralisasi
dan otonomi daerah di Indonesia.
1. Nilai Unitaris, yang diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak
mempunyai kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang bersifat negara
(Eenheidstaat), yang berarti kedaulatan yang melekat pada rakyat,
bangsa, dan negara Republik Indonesia tidak akan terbagi di antara
kesatuan-kesatuan pemerintahan.
2. Nilai Dasar Desentralisasi Teritorial, yang bersumber dari isi dan jiwa
Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Berdasarkan nilai ini pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan
politik desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang ketatanegaraan.
Berkaitan dengan dua nilai dasar tersebut di atas, penyelenggaraan
desentralisasi di Indonesia berpusat pada pembentukan daerah-daerah
otonom dan penyerahan/pelimpahan sebagian kekuasaan dan kewenangan
pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus
sebagian kekuasaan dan kewenangan tersebut.
Dengan demikian, titik berat pelaksanaan otonomi daerah adalah
pada daerah kabupaten/kota dengan beberapa dasar pertimbangan sebagai
berikut.

1. Dimensi Politik, kabupaten/kota dipandang kurang mempunyai


fanatisme kedaerahan sehingga risiko gerakan separatisme dan peluang
berkembangnya aspirasi federalis relatif minim.
2. Dimensi Administratif, penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
kepada masyarakat relatif dapat lebih efektif.
3. Kabupaten/kota adalah daerah “ujung tombak” pelaksanaan
pembangunan sehingga kabupaten/kota-lah yang lebih tahu kebutuhan
dan potensi rakyat di daerahnya.
Dalam pelaksanaan otonomi daerah, prinsip otonomi daerah yang
dianut adalah nyata, bertanggung jawab dan dinamis.
1. Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi
obyektif di daerah.
2. Bertanggung jawab, pemberian otonomi diselaraskan/diupayakan untuk
memperlancar pembangunan di seluruh pelosok tanah air.
3. Dinamis, pelaksanaan otonomi selalu menjadi sarana dan dorongan
untuk lebih baik dan maju.

Selain itu terdapat lima prinsip dalam penyelenggaraan pemerintahan


daerah
1. Prinsip Kesatuan
Pelaksanaan otonomi daerah harus menunjang aspirasi perjuangan rakya
gunat memperkokoh negara kesatuan dan mempertinggi tingkat
kesejahteraan masyarakat lokal.
2. Prinsip Riil dan Tanggung Jawab
Pemberian otonomi kepada daerah harus merupakan otonomi yang nyata
dan bertanggung jawab bagi kepentingan seluruh warga daerah.
Pemerintah daerah berperan mengatur proses dinamika pemerintahan dan
pembangunan di daerah.
3. Prinsip Penyebaran
Asas desentralisasi perlu dilaksanakan dengan asas dekonsentrasi.
Caranya dengan memberikan kemungkinan kepada masyarakat untuk
kreatif dalam membangun daerahnya.
4. Prinsip Keserasian
Pemberian otonomi kepada daerah mengutamakan aspek keserasian dan
tujuan di samping aspek pendemokrasian.
5. Prinsip Pemberdayaan
Tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah untuk meningkatkan
daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah di daerah,
terutama dalam aspek pembangunann dan pelayanan kepada masyarakat
serta untuk meningkatkan pembinaan kestabilan politik dan kesatuan
bangsa.
KEDUDUKAN DAN PERAN PEMERINTAH PUSAT

Pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah terkait kebijakan yang


diambil untuk menyelenggarakan pemerintahan menggunakan asas desentralisasi,
tugas pembantuan, dan dekonsentrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pemerintah pusat memiliki beberapa kewenangan di antaranya perencanaan nasional
dan pengendalian pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan
keuangan, serta sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara.
Ada lima tujuan diberikannya kewenangan pemerintah pusat dalam
pelaksanaan otonomi daerah, yaitu:
 Pertama, meningkatkan kesejahteraan rakyat.
 Kedua, memperhatikan pemerataan dan keadilan.
 Ketiga, menciptakan demokratisasi.
 Keempat, menghormati serta menghargai berbagai kearifan atau nilai-nilai
lokal dan nasional.
 Kelima, memperhatikan potensi dan keanekaragaman bangsa, baik tingkat
lokal maupun nasional. Dalam arti luas pemerintahan meliputi eksekutif,
legislatif, dan yudikatif. Sementara dalam arti sempit, pemerintahan hanya
terdiri dari eksekutif saja.

A. Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat


1. Fungsi Layanan
Tujuan dari fungsi pelayanan yaitu memenuhi kebutuhan masyarakat
dengan cara tidak diskriminatif, tidak memberatkan, serta dengan kualitas
yang sama. Sehingga, dalam pelaksanaan fungsi ini pemerintah tidak pilih
kasih, melainkan semua orang memiliki hak sama. Hak-hak tersebut yaitu,
hak untuk dilayani, dihormati, diakui, diberi kesempatan (kepercayaan), dan
sebagainya.

2. Fungsi Pengaturan
Fungsi pengaturan memberi penekanan pada pengaturan yang tidak
hanya ditujukan kepada rakyat, tapi juga kepada pemerintah sendiri. Hal ini
berarti, pemerintah dalam membuat kebijakan akan lebih dinamis untuk
mengatur kehidupan masyarakat sekaligus meminimalisir intervensi negara
dalam kehidupan masyarakat. Sehingga, fungsi pemerintah dalam hal ini
adalah mengatur, dan memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam
menjalankan hidupnya sebagai warga negara. Terdapat enam fungsi
pengaturan yang dimiliki pemerintahan, yaitu:
 Menyediakan infrastruktur ekonomi: pemerintah menyediakan
institusi dasar dan peraturan-peraturan yang diperlukan demi
keberlangsungan sistem ekonomi modern. Hal tersebut seperti,
perlindungan terhadap hak milik, hak cipta, hak paten, dan
sebagainya.
 Menyediakan barang dan jasa kolektif: fungsi ini dijalankan oleh
pemerintah karena, masih terdapat beberapa public goods yang
tersedia bagi umum. Namun, masih sulit dijangkau oleh beberapa
orang.
 Menjembatani konflik dalam masyarakat: fungsi ini dijalankan demi
meminimalkan konflik. Maka dari itu, pemerintah akan menjamin
ketertiban dan stabilitas di masyarakat.
 Menjaga kompetisi: peran pemerintah diperlukan untuk menjamin
agar kegiatan ekonomi dapat berlangsung dengan kompetisi yang
sehat. Tanpa adanya pengawasan, kemungkinan besar dapat terjadi
kompetisi dalam perdagangan tidak terkontrol.
 Menjamin akses minimal setiap individu kepada barang dan jasa:
kehadiran pemerintah diharapkan dapat memberikan bantuan kepada
masyarakat miskin melalui program-program khusus.
 Menjaga stabilitas ekonomi: melalui fungsi ini pemerintah dapat
mengeluarkan kebijakan moneter. Hal tersebut dilakukan apabila
terjadi sesuatu yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi.

3. Fungsi Pemberdayaan
Fungsi pemberdayaan dijalankan oleh pemerintah dalam rangka
pemberdayaan masyarakat. Masyarakat tahu, menyadari diri, dan mampu
memilih alternatif yang baik untuk mengatasi ataupun menyelesaikan
persoalan yang dihadapinya. Sehingga, pemerintah dalam fungsi ini
hanya sebagai fasilitator dan motivator untuk membantu masyarakat
menemukan jalan keluar dalam menghadapi masalah yang dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai