Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2. Otonomi Daerah
Pengertian Otonomi Daerah Otonomi daerah adalah kewajiban yang
diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai undang-
undang.
Otonomi daerah menurut aspirasi masyarakat bisa meningkatkan
daya guna dan hasil penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan
terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan
perundang- undangan.
Dalam buku "Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas X"
yang diterbitkan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud,
ada beberapa pengertian otonomi daerah yaitu:
1. Otonomi daerah menurut C.J Franseen
Menurut C.J Franseen, otonomi daerah adalah hak untuk mengatur
urusan daerah dan menyesuaikan peraturan yang sudah dibuat.
2. Otonomi daerah menurut J Wajong
Otonomi daerah merupakan kebebasan untuk memelihara dan
memajukan kepentingan khusus daerah dengan keuangan sendiri,
menentukan hukum sendiri, serta pemerintahan sendiri.
3. Ateng Syarifuddin
Menurut Ateng Syarifuddin, otonomi daerah adalah kebebasan atau
kemandirian tetapi bukan kemerdekaan. Kebebasan tersebut merupakan
perwujudan dari pemberian kesempatan yang harus
dipertanggungjawabkan.
4. UU Nomor 12 tahun 2008 dan UU nomor 32 tahun 2004
Menurut undang-undang diatas, otonomi daerah adalah hak, wewenang,
dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
2. Fungsi Pengaturan
Fungsi pengaturan memberi penekanan pada pengaturan yang tidak
hanya ditujukan kepada rakyat, tapi juga kepada pemerintah sendiri. Hal ini
berarti, pemerintah dalam membuat kebijakan akan lebih dinamis untuk
mengatur kehidupan masyarakat sekaligus meminimalisir intervensi negara
dalam kehidupan masyarakat. Sehingga, fungsi pemerintah dalam hal ini
adalah mengatur, dan memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam
menjalankan hidupnya sebagai warga negara. Terdapat enam fungsi
pengaturan yang dimiliki pemerintahan, yaitu:
Menyediakan infrastruktur ekonomi: pemerintah menyediakan
institusi dasar dan peraturan-peraturan yang diperlukan demi
keberlangsungan sistem ekonomi modern. Hal tersebut seperti,
perlindungan terhadap hak milik, hak cipta, hak paten, dan
sebagainya.
Menyediakan barang dan jasa kolektif: fungsi ini dijalankan oleh
pemerintah karena, masih terdapat beberapa public goods yang
tersedia bagi umum. Namun, masih sulit dijangkau oleh beberapa
orang.
Menjembatani konflik dalam masyarakat: fungsi ini dijalankan demi
meminimalkan konflik. Maka dari itu, pemerintah akan menjamin
ketertiban dan stabilitas di masyarakat.
Menjaga kompetisi: peran pemerintah diperlukan untuk menjamin
agar kegiatan ekonomi dapat berlangsung dengan kompetisi yang
sehat. Tanpa adanya pengawasan, kemungkinan besar dapat terjadi
kompetisi dalam perdagangan tidak terkontrol.
Menjamin akses minimal setiap individu kepada barang dan jasa:
kehadiran pemerintah diharapkan dapat memberikan bantuan kepada
masyarakat miskin melalui program-program khusus.
Menjaga stabilitas ekonomi: melalui fungsi ini pemerintah dapat
mengeluarkan kebijakan moneter. Hal tersebut dilakukan apabila
terjadi sesuatu yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi.
3. Fungsi Pemberdayaan
Fungsi pemberdayaan dijalankan oleh pemerintah dalam rangka
pemberdayaan masyarakat. Masyarakat tahu, menyadari diri, dan mampu
memilih alternatif yang baik untuk mengatasi ataupun menyelesaikan
persoalan yang dihadapinya. Sehingga, pemerintah dalam fungsi ini
hanya sebagai fasilitator dan motivator untuk membantu masyarakat
menemukan jalan keluar dalam menghadapi masalah yang dihadapi.