Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

HUKUM ISLAM

Disusun Oleh :

Aditia Krisna Nur Prabowo

Muhammad Iqbal

Rani Sumarni

Resa Noviasari

Program Studi :

Manajemen

INSTITUT MANAJEMEN WIYATA INDONESIA


SUKABUMI
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hukum islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dalam agama Islam,
ketika kita berbicara tentang hukum,yang terlintas dalam pikiran kita adalah peraturan-
peraturan atau normayang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat,
baik itu berupa kenyataan yang tumbuh berkembang di masyarakat atau yang dibuat
dengan cara tertentu dan ditegakkan oleh penguasa. Bentuknya mungkin hukum yang
tidak tertulis atau hukum adat dan hukum yang sengaja dibuat oleh manusia untuk
mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lain dan benda dalam masyarakat.
Adapun konsepsi hukum islam, dasar, dan kerangkanya ditetapkan oleh Allah SWT..
Hukum tersebut tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan manusia yang
lain, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan Tuhan-Nya, hubungan manusia
dengan dirinya sendiri dan hubungan manusia dengan benda dan alam disekitarnya.

1.2 Perumusan Masalah


a. Apa pengertian dari hukum islam ?
b. Apa saja yang menjadi ruang lingkup hukum islam ?
c. Apa tujuan hukum islam ?
d. Apa saja yang merupakan sumber hukum islam ?
e. Ada berapa hukum islam ?

1.3 Tujuan penulisan


Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai hukum dalam
islam, serta untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hukum Islam
Hukum Islam atau syariah adalah sistem kaidah-kaidah yang didasarkan pada wahyu
Allah SWT dan Sunnah Rasul. Hukum Islam mengatur tingkah laku yang mengikat
bagi semua pemeluknya. Hukum Islam dipandang sebagai ekspresi perintah Tuhan
bagi umat Islam. Dalam penerapannya, hukum Islam merupakan sistem yang menjadi
kewajiban semua Muslim.
Syariah secara harfiah berarti "jalan yang bersih dan dilalui dengan baik menuju air".
Makna linguistik Syariah bergema dalam penggunaan teknisnya: seperti halnya air
sangat penting bagi kehidupan manusia, begitu pula kejelasan dan kebenaran Syariah
adalah sarana kehidupan bagi jiwa dan pikiran.
Syariat Islam menurut bahasa berarti jalan yang dilalui umat manusia untuk menuju
kepada Allah. Hukum Islam bertindak sebagai pedoman hidup yang harus dipatuhi
oleh semua Muslim, termasuk salat, puasa dan sedekah kepada orang miskin.

2.2 Ruang Lingkup Hukum Islam


Hukum islam tidak membedakan(dengan tajam) antara hukum perdata dengan hukum
publik. Ini disebabkan karena menurut sistem hukum islam pada hukum perdata
terdapat segi-segi publik dan pada hukum publik terdapat hukum perdatanya.
Hukum perdata islam adalah :
1. Munakahat
Yaitu mengatur tentang perkawinan, perceraian serta akibat-akibatnya.
2. Wirasah
Yaitu hukum islam yang mengatur segala masalah yang berhubungan dengan
pewaris, ahli waris, harta peninggalan serta pembagian warisan.
3. Muamalat
Yaitu hukum islam yang mengatur masalah kebendaan dan hak-hak atas benda,
tata hubungan manusia dalam soal jual-beli, sewa-menyewa, pinjam-
meminjam, dan sebagainya.
Hukum publik islam adalah :

1. Jinayat
Yaitu hukum yang memuat aturan-aturan mengenai perbuatan-perbuatan yang
diancam dengan hukuman baik dalam jarimah hudud maupun dalam jarimah
ta’zir.
2. Al-ahkam as-sulthaniyah
Yaitu hukum yang membicarakan persoalan yang berhubungan dengan kepala
negara, pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun daerah, tentara, pajak,
dan sebagainya.
3. Siyar
Yaitu hukum yang mengatur urusan perang dan damai, tata hubungan dengan
pemeluk agama dan negara lain.
4. Mukhasamat
Yaitu hukum yang mengatur soal peradilan, kehakiman, dan hukum acara.

2.3 Tujuan Hukum Islam


Tujuan hukum islam dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak membantu.
Setidaknya membantu tatanan masyarakat dan mengontrol perilaku sikap manusia
yang sadar akan hukum islam.
Tujuan dari hukum islam adalah sebagai berikut
1. Maqashid AlSyari’ah
Maqashid Al-Syariah disebut juga dengan ketetapan hukum islam. Nah, di sini
ada tiga tingkatan, yaitu tingkatan kebutuhan primer yang wajib dipenuhi, jika
tidak dipenuhi akan berantakan. Ada juga kebutuhan sekunder sebagai
kebutuhan pendukung dan kebutuhan tersier yang sifatnya hanya melengkapi
saja.

2. Kemaslahatan Umat Manusia


Sepertinya sudah disinggung di pembahasan sebelumnya. Bahwa hukum islam
hadir sebagai penengah atau solusi atas segala permasalahan yang terjadi. Baik
masalah yang bersifat keyakinan ataupun masalah hubungan interaksi sosial.
3. Mewujudkan Kemaslahatan di dunia dan di akhirat
Ternyata tidak sekedar bermanfaat untuk urusan dunia dan masalah perbedaan
saja. Hukum islam juga bertujuan dalam mewujudkan kemaslahatan di dunia
dan di akhirat.
Ada lima unsur pokok terciptanya kemaslahatan di dunia dan akhirat, yaitu :
agama, jiwa, akal, keturuan dan harta.

2.4 Sumber Hukum Islam


Adapun sumber hukum islam yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Al-Qur’an
Sumber hukum islam yang paling dasar adalah Al Qur’an. Sebagai kitab suci
umat muslim, tentu saja Al Qur’an sebagai tiang dan penegak. DImana Al
Qur’an pesan langsung Dari Allah SWT yang diturunkan lewat Malaikat Jibril.
Kemudian Jibril menyampaikan langsung kepada Nabi Muhammad.
Muatan Al Qur’an berisi tentang anjuran, ketentuan, larangan, perintah,
hikmah dan masih banyak lagi. Bahkan, di dalam Al Quran juga disampaikan
bagaimana masyarakat yang berakhlak, dan bagaimana seharusnya manusia
yang berakhlak.

2. Hadits
Hadits sabagai sumber islam yang tidak kalah penting. Kenapa hadis
digunakan untuk hukum islam? Karena Hadis merupakan pesan, nasihat,
perilaku atau perkatan Rasulullah SAW. segala sabda, perbuatan, persetujuan
dan ketetapan dari Rasulullah SAW, akan dijadikan sebagai ketetapan hukum
islam.
Hadits mengandung aturan-aturan yang terperinci dan segala aturan secara
umum. Muatan hadits masih penjelasan dari Al-Qur’an. Perluasan atau makna
di dalam masyarakat umum, hadits yang mengalami perluasan makna lebih
akrab disebut dengan sunnah.
3. Ijma’
Mungkin ada yang asing dengan sumber hukum islam yang ketiga, iaitu ijma’.
Ijma’ dibentuk berdasarkan pada kesepakatan seluruh ulama mujtahid. Ulama
yang di maksud di sini adalah ulama setelah sepeninggalan Rasulullah SAW.
Kesepakatan dari para ulama, Ijma’ tetap dapat dipertanggungjawabkan di
masa sahabat, tabiin dan tabi’ut tabiin. Kesepakatan para ulama ini dibuat
karena penyebaran Islam sudah semakin meluas tersebar kesegala penjuru.
Tersebarnya ajaran islam inilah pasti ada perbedaan antara penyebar satu
dengan yang lainnya. nah, kehadiran ijma’ diharapkan menjadi pemersatu
perbedaan yang ada.

4. Qiyas
Qiyas sepertinya tidak banyak orang yang tahu. Sekalipun ada yang tahu,
masih ada perbedaan keyakinan, bahwa qiyas ini tidak termasuk dalam sumber
hukum islam. Meskipun demikian, para ulama sudah sepakat Qiyas sebagai
sumber hukum islam.
Qiyas adalah sumber hukum yang menjadi penengah apabila ada suatu
permasalahan. Apabila ditemukan permasalahan yang tidak ditemukan solusi
di Al-Quran, Hadits, Ijma’ maka dapat ditemukan dalam qiyas.
Qiyas adalah menjelaskan sesuatu yang tidak disebutkan dalam tiga hal tadi
(Al-quran, hadits dan Ijma’) dengan cara membandingkan atau
menganalogikan menggunakan nalar dan logika.
Keempat sumber hukum islam di atas menunjukkan bahwa hukum islam tidak
sekedar hukum biasa. Karena dasarnya mengacu pada 4 hal yang sangat
fundamental.
Bahkan, ada beberapa pendapat lain, selain mengacu pada empat sumber
hukum di atas, masih ada lagi sumber hukum islam, yaitu ada :
- Istihsan,
- Istishab,
- Saddudz-dzari’ah atau tindakan preventif,
- urf atau adat, dan
- Qaul sahabat Nabi SAW.
2.5 Pembagian Hukum Islam
Pembagian Hukum Islam
Jika dilihat dari pembagian hukum islam, memiliki beberapa bagian. Ada yang
hukumnya wajib, ada yang hukumnya sunnah, haram, makruh dan mubah.
Berikut penjelasannya.
1. Wajib
Saya yakin, banyak yang menyadari betul kata wajib satu ini. Dikatakan wajib
apabila mengerjakan perbuatan akan mendapatkan pahala. Apabila meninggalkan
kewajiban, akan mendapatkan siksa atau dosa. Kecuali bagi orang yang tidak
mengetahui ilmu/aturan.

2. Sunnah
Dikatakan sunnah apabila seseorang yang mengerjakan perintah akan
mendapatkan pahala. Jika tidak mengerjakannya pun tidak dosa atau tidak disiksa.
Hanya saja, banyak orang yang menyarankan untuk mengerjakan sunnah, karena
sayang jika ada kesempatan mengumpulkan amal, tidak dimanfaatkan.

3. Haram
Dalam kehidupan sehari-hari, umat muslim memiliki banyak aturan yang
menyangkut tentang ke-halal-lan dan mana yang haram. Dikatakan haram apabila
hal-hal yang dilarang tetap dilanggar, akan dicatat sebagai dosa. Jika
meninggalkan hal-hal yang haram, maka akan dicatat mendapatkan pahala.

4. Makruh
Dikatakan makruh apabila aturan yang dimakruhkan di tinggalkan, maka jauh
lebih baik. sedangkan jika yang dimakruhkan tetap dilakukan, maka kurang elok
atau kurang baik. Baik itu kurang baik untuk diri sendiri atau orang lain.
Misalnya, merokok, bagi diri sendiri tidak baik untuk kesehatan. Bagi orang pun
juga kurang baik.

5. Mubah
Dikatakan mubah hal-hal yang dibolehkan dalam agama dibolehkan di kerjakan
atau yang seharusnya di tinggalkan tidak di kerjakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat kita simpulkan bahwa :
Islam sebagai agama yang mulia mempunyai sistem hukum yang bagiannya saling
bekerja sama untuk mencapai satu tujuan yaitu menjadikan kehidupan manusia
menjadi lebih baik serta mendapatkan kebahagiaan di dunia serta di akhirat.

3.2 Saran
Sebagai umat islam, hendaknya kita mematuhi hukum-hukum islam yang telah tertera
di dalam ketiga sumber hukum islam.
DAFTAR PUSTAKA
https://m.liputan6.com/hot/read/4564478/tujuan-hukum-islam-pengertian-sumber-dan-
macamnya
https://www.google.com/amp/s/www.muisumut.com/blog/2020/01/07/ruang-lingkup-
hukum-islam-filsafat-hukum-islam-bag-3/%3famp=1
https://www.google.com/amp/s/penerbitbukudeepublish.com/materi/pengertian-
hukum-islam/amp/
https://www.nu.or.id/post/read/9215/4-sumber-hukum-dalam-aswaja

Anda mungkin juga menyukai