KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
berikut,...”the first in the period prior to 1900, which we call the Age of Reform;
the second from 1990 until 1930, we call the Age of Efficiency and Testing; the
third, from 1930 to 1945, may be called the Tylerian Age; the fourth, from 1946 to
about 1957, we call the Age of Innocence; the fifth, from 1958 to 1972, is the Age
of Development; the sixth, from 1973 to 1983, the Age of Professionalization; and
finally the seventh from 1938 to 2000 the Age of Expansion and Integration”.
Menurut Sukardi (2014:2), Evaluasi yaitu suatu proses mencari data atau
informasi tentang objek atau subjek yang dilaksanakan untuk tujuan pengambilan
Sukardi (2014:3) merupakan evaluasi yang berkaitan erat dengan suatu program
not with the appraisal of achievement but also with the improvement”. Sementara
13
stakeholders about a given program or policy”. Artinya, evaluasi program
dan kebijakan yang ditentukan. Langbein dan Felbinger dalam Setyoko, Tunas,
organisasi. Program dapat diartikan menjadi dua hal, yaitu sebagai rencana dan
judmental information about the worth and merit of some object’s goals, design,
implementation, and impact in order to guide decision making, serve needs for
14
dan Goss (2005), “the evaluation was completed to determine if the program has
had positive impact on the test scores and on the students perception of the
and to identify areas that could be improved.” Yang berarti, evaluasi merupakan
untuk menentukan harga dan jasa (the worth and merit) dari tujuan yang dicapai,
fenomena.
merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai.
Dalam pelaksanaan evaluasi ada tujuh elemen yang harus dilakukan, yaitu: 1)
15
5) pembuatan laporan (reporting information), 6) pengelolaan evaluasi (managing
professional review and quasi-legal evaluation, and points out that researchers
adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat
evidence that culminates in conclusions about the state of affair, value, merit,
16
evaluation as the systematic of collecting and analyzing data in order to
determine whether and to what degree objectives were or are being achieved...”
Menurut Daryanto dalam Putri dan Muslim (2017) Evaluasi merupakan sebuah
proses menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna
untuk menilai alternatif keputusan. Berdasarkan beberapa defini para ahli, dapat
disimpulkan evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai suatu
kegiatan yang hasilnya dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk melanjutkan,
memperbaiki atau menghentikan kegiatan tersebut.
2. Tujuan Evaluasi Program
adalah:
dimensi program yang jalan, mana yang tidak tidak berjalan. Suatu
17
e. Pengembangan staf program. Evaluasi dapat dipergunakan
lainnya.
umpan balik terhadap proses penyelenggaraan lembaga, tetapi yang lebih penting
18
memiliki nilai tambah dan dalam kerangka kerja yang wajar dan bisa
manakala dilengkapi dengan fungsi monitor, yaitu melihat secara kontinu dan
terus menerus suatu program atau proyek. Evaluasi juga menjadi berdaya guna
mengontrol agar program tetap berada dalam koridor mutu dan memliki
evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang
dampak atau hasil yang diacapai, efisiensi serta pemanfaatan hasil evaluasi yang
mengatakan Evaluasi Program terbagi menjadi beberapa model yaitu; (1) Goal
Free Oriented Evaluation Mode. (2) Black Box Tyler Model. (3) Logic Model
(6) Formatif-Sumatif Model. (7) Kirpatrick Model. (8) Responsive Model (9)
Process, Product (CIPP). (12) Context, Input, Process, Ouput (CIPO). (13)
Illuminative Model (14) Hammon Evaluation Model dan (15) Multiple Site
Evalluations (MSEs).
19
3. Evaluasi Model CIPP
terhadap objek program, proyek, personalia, produk, institusi, dan sistem. Model
evaluasi ini dikonfigurasi untuk dipakai oleh evaluator internal yang dilakukan
oleh organisasi evaluator, evaluasi diri yang dilakukan oleh tim proyek atau
evaluasi ini dipakai secara meluas di seluruh dunia dan dipakai untuk
Gunung dan Darma (2019) menjelaskan “CIPP Model was used because the
summative result and also to the ability in solving problem that occur”.
CIPP terdiri dari empat jenis evaluasi, yaitu: Evaluasi Konteks (Context
20
mengidentifikasi dan menilai kebutuhan-kebutuhan yang mendasari
menginterpretasikan manfaat.
21
dan mengakses keluaran dan manfaat, baik yang direncanakan atau
yang ditargetkan.
other models [3]...”. Divayana dan Sanjaya (2017) mengatakan bahwa “one of the
strengths of CIPP model is especially, that it is a useful and simple tool for
evaluation process”.
22
4. Sistem Pembinaan Olahraga Prestasi
berbagai aspek usaha dan kegiatan yang dicapai melalui sistem pembangunan.
keefektifan kerja sistem tersebut. Makin efektif kerja sistem, maka akan makin
seimbang, utuh dan selaras, demi prestasi olahraga yang lebih baik lagi. Selain itu
sistem pembangunan dan pembinaan yang tepat diyakini akan menghasilkan mutu
diarahkan untuk mencapai prestasi olahraga pada tingkat daerah, nasional dan
pada tingkat daerah maupun pada tingkat pusat. Pembinaan juga dilaksanakan
2005).
23
Ada empat program pemerintah yang akan dilaksanakan dalam upaya
secara merata, sistematis dan terpadu untuk seluruh lapisan masyarakat di seluruh
tanah air dengan menyesuaikan kondisi geografi dan budaya bangsa, serta
melibatkan seluruh potensi dan kekuatan bangsa sehingga dapat diwujudkan suatu
tangguh, yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kehidupan dan prestasi
25 tahun 2000).
cabang-cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk
meraih prestasi olahraga, dari mulai tingkat daerah, nasional, serta internasional
harus memiliki tingkat kebugaran yang baik dan harus memiliki keterampilan
24
di ajang yang lebih tinggi yaitu di tingkat internasional. Olahraga prestasi
dilakukan setiap orang yang memiliki bakat, kemampuan, dan potensi untuk
mencapai prestasi.
dicapai berdasarkan target awal yang dibebankan. Prestasi tidak selalu identik
dengan juara, walaupun tidak menjadi juara atau meraih kemenangan, tetapi bila
itu sudah dapat memenuhi atau melampaui target awal, maka itu sudah dapat
potensi jasmani, rohani, dan sosial dan biasanya berorientasi terhadap pencapaian
prestasi. Jadi prestasi olahraga adalah suatu pencapaian akhir yang diperoleh
dengan melakukan kegiatan olahraga dan mampu mencapai hasil yang telah
apabila memenuhi beberapa kriteria seperti: atlet potensial, selanjutnya dibina dan
diarahkan oleh sang pelatih. Untuk memenuhi sarana dan prasarana latihan dan
induk cabang olahraga. Untuk melihat dan mengevaluasi hasil pembinaan, perlu
memberikan uji coba dengan melakukan kompetisi dan try out baik di dalam
25
mental bertanding, tetapi perlu diingat bahwa aktivitas kriteria di atas bisa
a. Pengolahraga
mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial (UU RI Nomor 3 Tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I pasal 1 ayat 6). Pengolahraga yang
mengikuti pelatihan secara teratur dan kejuaraan dengan penuh dedikasi untuk
b. Tenaga Keolahragaan
wasit, guru, manajer, instruktur dan sebutan lain yang sesuai dengan
c. Pengorganisasian
olahraga prestasi tidak lepas dari peran serta pengurus dan organisasi. Dalam UU
ayat 24, organisasi olahraga adalah sekumpulan orang yang menjalin kerjasama
26
Peningkatan prestasi dalam pembinaan dan pengembangan olahraga
yang dapat mendukung tercapainya prestasi yang maksimal dalam pembinaan dan
mengikuti berbagai event olahraga sesuai dengan cabang olahraga yang dapat
d. Pendanaan
dan perbaikan sarana dan prasarana olahraga termasuk alat dan fasilitas lapangan,
27
dengan pemusatan latihan dan ikut serta dalam event kejuaraan, d) kesejahteraan
cabang olahraga di Indonesia seperti mati suri karena tanpa anggaran para atlet
memiliki peran penting untuk mendukung para atlet selama pelatihan sebelum
e. Metode
yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan atlet baik dari segi fisik, teknik,
ayat 20 dan 21, dijelaskan apa yang dimaksud dengan sarana dan prasarana
olahraga. Prasarana olahraga adalah tempat atau ruang termasuk lingkungan yang
28
Sedangkan sarana olahraga adalah peralatan atau perlengkapan yang digunakan
meningkatkan sumber daya manusia yang dimiliki (SDM). Sarana olahraga adalah
segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai makna dan tujuan.
Pemerintah Daerah.
adanya fasilitas olahraga yang memadai, maka standar dan kebutuhan para
merupakan prasyarat mutlak bagi Indonesia dan tidak bisa lagi ditolerir, sehingga
sudah saatnya bagi Pemerintah untuk fokus merevitalisasi sarana dan prasarana
29
Revitalisasi prasarana dan sarana olahraga perlu melihat dua hal. Pertama
Kedua target memang sesuai dengan salah satu sasaran program pembinaan dan
g. Penghargaan Keolahragaan
warga kehormatan jaminan hari tua, kesejahteraan, atau bentuk penghargaan lain
30
5. Manajemen Olahraga
manajemen olahraga yang dikelola sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan,
dan isi program, Sumber belajar, Metodologi, Evaluasi dan penelitian, serta dana.
rangka meningkatkan harkat dan martabat bangsa yang dilakukan setiap orang
maka olahraga telah menjadi disiplin ilmu tersendiri seperti halnya manajemen
yang sudah menjadi disiplin ilmu sendiri dan banyak dipelajari di perguruan
tinggi. Oleh karena itu, disiplin ilmu manajemen telah bertautan dengan disiplin
maka manajemen olahraga telah menjadi salah satu bidang ilmu yang banyak
seseorang yang telah lulus dari Sekolah Tinggi dan Ilmu Administrasi atau dari
31
menerapkan manajemen olahraga. Jadi, seseorang apabila ingin menerapkan
manajemen olahraga dengan baik dan benar harus menguasai kedua bidang
ditetapkan dan memiliki hubungan dan saling ketergantungan satu sama lain dan
menjelaskan bahwa manajemen dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu yang
pertama fungsi organik di mana fungsi ini harus ada dan jika tidak dijalankan
penunjang di mana jika tersedia, maka manajemen akan lebih nyaman dan efektif.
Misalnya fasilitas penunjang untuk berolahraga, hal ini menjadikan nyaman untuk
berolahraga.
dicapai dan metode untuk mencapai tujuan. Kegiatan ini mencoba untuk
melibatkan semua kegiatan dan upaya yang diperlukan untuk mengikat bersama-
32
sama organisasi dalam rangka mencapai tujuan bersama. Pelaporan memverifikasi
jelas tentang proses manajemen, maka akan dipaparkan tentang fungsi pokok
a. Perencanaan (planning)
dengan penentuan rencana yang akan membantu tercapainya sasaran yang telah
yang memberi kebebasan kepada semua orang dalam sebuah organisasi untuk
akan datang, sehingga keputusan dan tindakan dapat diambil dan dilaksanakan
dengan efektif.
dilakukan, sehingga perincian waktu seperti target tidak terlepas dari pelaksanaan.
33
jadwal penyediaan bahan harus singkron dengan anggaran yang ada. Perencanaan
b. Pengorganisasian
yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka
yang baik akan menghasilkan sistem yang teratur juga dalam proses pembinaan
harus ada dalam suatu organisasi olahraga. Fungsi pokok tersebut, yaitu:
34
6. Hakikat Latihan
definisi dari latihan, program latihan, prinsip-prinsip latihan, dan tujuan dari
pendidikan yang terencana dan teratur sehingga tujuan latihan dapat tercapai tepat
pada waktunya. Penyusunan program latihan tidak bisa dibuat begitu saja tanpa
ada dasar pengetahuan atau pengalaman dari pelatih itu sendiri, penyusunan
program latihan harus berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi artinya harus
latihan adalah proses merencanakan dan menyusun materi, beban, sasaran, dan
metode latihan pada setiap tahapan yang akan dilakukan oleh setiap olahragawan.
35
(2011:45) menjelaskan tentang beberapa hal yang harus dilakukan dan
sasaran.
training and development increse the employee performance like the researcher
menurut Sukadiyanto (2011:8) yaitu (a) meningkatkan kualitas fisik secara umum
mengembangkan dan menyempurnakan strategi, taktik, dan pola bermain, dan (e)
7. Taekwondo
36
Taekwondo Indonesia ). Taekwondo mulai berkembang di Indonesia pada tahun
Taekwondo Federation) yang pada waktu itu bermarkas besar di Toronto Kanada.
Aliran ini dipimpin dan dipelopori oleh Gen. Choi Hong Hi. Kemudian
dengan Presiden Dr. Un Yong Kim. Pada waktu itu, kedua aliran ini masing-
Indonesia (PTI) yang berafiliasi ke ITF dipimpin oleh Letjen. Leo Lopolisa dan
berkiblat ke WTF. Organisasi ini dipimpin oleh Leo Lapolisa sebagai ketua
Sarwo Edhie Wibowo (Alm) sebagai Ketua Umum Taekwondo Indonesia periode
1984-1988, maka era baru Taekwondo Indonesia yang bersatu dan kuat dimulai.
Indonesia dan diikuti aktif oleh lebih dari 200.000 anggota, angka ini belum
37
termasuk yang tidak secara aktif berlatih. Taekwondo juga telah dipertandingkan
sebagai cabang olahraga resmi di arena PON. Beberapa atlet yang pernah berjaya
membela negara di event internasional antara lain adalah Budi Setiawan, Rahmi
Kurnia, Siauw Lung, Yefi Triaji, Lamting, Yeni Latif, Dirk Richard di masa 1986
sampai 1993. Pada generasi berikutnya antara lain adalah Yuana Wangsa Putri
yang mewakili Indonesia di Olympic Games 2000 di Sidney dan Ika Dian Fitria
yang berhasil meraih medali emas di Kejuaraan Dunia Yunior pada November
2000, dan munculnya calon bintang-bintang baru seperti Satrio Rahadani, Neta
dan lain-lain.
considered one of the most important martial arts and combat sports (MA&CS) in
the world because of its debut as an official Olympic sport in 2000 Sydney
classifications : (1) Geup 10 (white); (2) Geup 9 (yellow); (3) Geup 8 (yellow
green stripe); (4) Geup 7 (green); (5) Geup 6 (green blue stripe); (6) Geup 4
(blue red stripe); (8) Geup 3 (red); (9) Geup 2 (red strip 1); (10) Geup 1 (red
(2017), Taekwondo berasal dari tiga suku kata, “tae” artinya kaki atau
bertahan dengan tangan kosong, dan “do” artinya cara atau metode untuk
menghancurkan dan bertahan menggunakan kaki atau tangan. Jadi bila diartikan
38
secara keseluruhan, Taekwondo adalah suatu metode atau cara untuk
(tkd) is a combat sport renowned for its swift high kicks and dynamic footwork”.
Cho, Park, dan Lee (2018), melaporkan “taekwondo training positively affected
awarded for punches and kicks to head and torso”. Bell dan Chang (2008)
menjelaskan bahwa “taekwondo training can increase strenght and muscle tone,
bagian tubuh kita untuk menghadapi lawan. Dasar-dasar Taekwondo terdiri dari 5
39
(1) Pukulan/Jierugi (Punching)
Beberapa penelitian yang telah dilakukan dan relevan dengan penelitian dan
daya manusia (2) Input melatih seleksi penrimaan atlet, pelatih dan
olahraga tenis lapangan yang ada di kota padang, sudah pada kondisi
40
baik (43%), (2) Input program pembinaan olahraga tenis lapangan yang
ada di kota padang sudah baik (58%). (3) Process program pembinaan
olahraga tenis lapangan yang ada di Kota Padang, sudah pada kondisi
yang baik.
Semarang, pelatih dan orang tua atlet yang berjimlah 15 orang. Teknik
dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis
41
renang Tirta Serayu, TCS, Bumi Pala, Dezender, Spectrum di Provinsi
Jawa Tengah sudah baik, meliputi: (1) evaluasi konteks dukungan dari
orang tua atlet kepada atlet sudah baik, (2) evaluasi input, secara umum
sarana dan prasarana masih ada yang belum memadai, (3) evaluasi
rutin dan target latihan serta dilaksanakan latih tanding, try out dengan
klub atau atlet dari klub lain dan juga berperan aktif mengikuti kejuaraan,
(4) evaluasi Produk, secara garis besar prestasi klub renang di Provinsi
Jawa Tengah yang dicapai para atletnya terbilang sangat baik, dibuktikan
C. Kerangka Pikir
dengan lebih spesifik lagi untuk mendapatkan data yang nyata dan valid dalam
42
program pembinaan prestasi yang dijalankan di Pengprov Papua. Oleh karena itu,
peneliti menggunakan evaluasi model CIPP yang merupakan salah satu model
riset evalusai yang paling komprehensif untuk mendapatkan semua data yang ada,
data-data yang dimaksud telah disusun oleh peneliti dalam suatu kerangka
berpikir. Diharapkan dengan telah adanya kerangka berpikir, pada saat proses
pengambilan data yang berlangsung tidak keluar dari konteks penelitian yang
ingin dicapai.
suatu metode evaluasi, memerlukan tolok ukur untuk mengetahui apakah evaluasi
yang dilakukan sudah sesuai dengan yang diharapkan, tolok ukur dalam evaluasi
Pengprov Papua dan kriteria program pembinaan prestasi yang baik sesuai dengan
43
D. Pertanyaan Evaluasi
44