Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. UMUM
Tugas pokok Konsultan, sesuai ketentuan yang digariskan Kerangka Acuan Kerja, adalah jasa
Konsultan Pengawasan Konstruksi
Sesuai pemahaman konsultan dalam Kerangka Acuan Tugas, maka uraian dan penjelasan
kegiatan yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan dalam suatu langkah-angkah
pendekatan permasalahan dan aplikasi metode paling efektif sehubungan dengan
pelaksanaan layanan jasa pada proyek termaksud.
Pendekatan dan metodologi layanan jasa Konsultan tersebut telah disimpulkan dalam
bentuk rencana kerja yang dilengkapi dengan jadwal pekerjaan, jadwal penugasan personil,
tugas masing-masing tenaga ahli, tempat tugas dan lain sebagainya yang sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Hal-hal yang pokok dalam penanganan masalah layanan jasa tersebut, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Dalam lingkungan proyek, yang disebut persetujuan adalah “harus tertulis”, karenanya
“Pengawasan harus ada“ dan akan bersandarkan pada aspek hukum, bahwa yang penting
adalah apa yang tertulis.
Prosedur, form dan guideline merupakan alat yang dapat menggambarkan proses
Pengawasan, dan juga merupakan suatu kerangka/format dalam pengumpulan, pemrosesan
dan mengkomunikasikan data dan informasi aktifitas proyek dalam bentuk yang teratur dan
standar. Secara spesifik maksud dari adanya dokumen prosedural adalah :
Mendorong pendokumentasian
Memperbaharui komitmen
Mengurangi paperwork
Membentuk jalur pengalaman dan metode kerja yang berguna bagi proyek lain.
Metode pendekatan teknis Pengawasan Konstruksi adalah :
a. Kebijaksanaan pembangunan
Fungsi Konsultan Pengawasan Konstruksi pada dasarnya dibagi dalam 2 (dua) fungsi, yaitu :
v Pelaporan.
Segala sesuatunya harus merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum dalam
kontrak pemborongan.
Kegiatan konsultan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang “pre-audit” adalah
seluruh kegiatan konsultan sebelum melakukan pengawasan, yang terdiri dari :
— Pemeriksaan terhadap kesiapan Penyedia Jasa Pemborongan, yang meliputi material,
peralatan, tenaga dan jadwal pelaksanaan.
Kegiatan pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil perencanaan akan menghasilkan
catatan mengenai seluruh pekerjaan antara lain :
Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa hasil perencanaan ke lokasi
untuk menentukan apakah hasil perencanaan tersebut telah sesuai dengan kondisi yang ada.
Apabila ternyata dari hasil pengecekan hasil design tidak sesuai dengan kondisi lapangan,
konsultan team supervisi akan membuat alternatif lain yang sesuai untuk diajukan kepada
Pengguna Jasa.
Material dan peralatan yang didatangkan Penyedia Jasa Pemborongan akan diperiksa terlebih
dahulu oleh konsultan, sehingga benar-benar memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
Jadwal waktu yang dibuat oleh Penyedia Jasa Pemborongan akan diteliti lebih dahulu apakah
sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan perkiraan tenaga
kerja/tukang yang akan mengerjakannya serta alat yang akan digunakan. Apabila menurut
analisa tidak seimbang antara volume dengan tenaga kerja dan peralatan terhadap waktu yang
tersedia maka konsultan akan menyarankan kepada Penyedia Jasa Pemborongan untuk
menyiapkan tenaga kerja dan peralatan yang memadai agar bisa selesai tepat pada waktunya.
Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kita jaga sebaik-baiknya
sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat, sehingga kerugian yang
menyangkut aspek mutu, volume, waktu dan biaya keseluruhan hasil pekerjaan dapat
dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya, selain mengawasi pekerjaan fisik Konsultan
Pengawasan Konstruksi juga memonitor aspek lingkungan sekitar kegiatan, agar jangan
sampai pelaksana lapangan berikut tukang-tukangnya mengganggu, mematikan serta merusak
flora dan fauna yang ada.
Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan memperhatikan peraturan-
peraturan yang berlaku.
Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja bagi Penyedia Jasa
Pemborongan. Kemajuan fisik ini akan dipakai untuk kemajuan pembayaran senilai hasil
kerjanya. Namun Penyedia Jasa Pemborongan tidak bisa menyajikan permintaan pembayaran
sebelum mendapat rekomendasi dari Konsultan Pengawasan Konstruksi bahwa hasil
pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan teknis atau tidak.
D.1.2 Pengendalian Atas Koordinasi Terkait
Mempelajari, menanggapi, memecahkan dan menyelesaikan sampai tuntas maksud dari surat
masuk maupun keluar;
Memperhatikan memorandum dan risalah untuk pedoman dalam pelaksanaan tugas konsultan;
Mempersiapkan dan mengecek contoh barang agar memenuhi persyaratan yang ditetapkan
baik kualitas dan kuantitas;
Membantu/menyiapkan addendum serta hal-hal lain yang dianggap perlu dalam penyelesaian
pekerjaan.
Dalam konteks lebih luas, pekerjaan supervisi mengemban juga fungsi kontrol Pengawasan
kegiatan konstruksi. Sebelum memeriksa hasil pekerjaan, perlu diperiksa dahulu persiapan
kerjanya. Persiapan pekerjaan yang dilakukan setengah-setengah atau dengan cara
perencanaan yang mendadak akan mengakibatkan hasil kerja yang tidak memuaskan. Untuk
menanggulangi masalah ini, Pengawas lapangan perlu menerapkan sistim kontrol yang
sistimatik di lapangan.
Kontrol yang sistimatik terhadap kegiatan di lapangan memiliki tiga tujuan, yaitu:
Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang
kegiatan pokok. Bilamana terdapat kekurangan, maka harus dikembangkan sasaran
jangka pendek dan program kerja untuk
Memastikan bahwa pekerjaaan pengawasan berjalan secara benar sehingga peringatan
secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu kesalahan.
Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh kegiatan tidak di-lampaui
bila tidak terjadi perubahan kontrak.
Kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan di lapangan, yaitu:
Tiap bidang tersebut di atas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau
menunjukan tendensi yang tidak menggembirakan. Dengan mengetahui keadaan dan situasi
masalah dengan benar, maka langkah-langkah yang diambil untuk mengatasinya akan lebih
cepat dan efektif.
D.3. Kunjungan Lapangan/Site Visit
Merencanakan dan membangun adalah suatu aktifitas yang dinamis, dan yang dipengaruhi
oleh bermacam-macam faktor. Karena itu network/scurve chart yang telah disetujui sebagai
pegangan untuk pelaksanan harus secara periodik atau sesuai kondisi dicheck kembali :
Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya kegiatan seperti
yang dikehendaki.
Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi dua macam rentang waktu yaitu :
— 1-2 minggu untuk aktivitas yang kritis atau bisa kurang dari 1 minggu;
Sistim informasi Pengawasan kegiatan pada hakekatnya adalah suatu sistim untuk mendukung
pihak Pimpinan Kegiatan dalam memantau dan mengendalikan kegiatan. Tujuan sistim ini
untuk digunakan pihak Pemilik dalam mendapatkan informasi kegiatan setiap saat atau secara
berkala, cepat dan akurat. Sistim ini dibuat dan dikembangkan berdasarkan studi dan evaluasi
situasi dan kondisi yang dihadapi di lapangan serta mengintegrasikan keinginan-keinginan
dari pihak Pemimpin Kegiatan yang mewakili pihak Pengguna Jasa tentang apa-apa yang mau
dimonitor dan dikendalikan.
Di project-site setiap saat hasil pekerjaan fisik berkembang bertambah banyak dan supaya
perkembangannya terjadi menurut rencana, dimana rencana tersebut dijabarkan dalam besaran
uang dan besaran waktu.
Khusus untuk mengontrol mutu pekerjaan fisik, peranan sistim informasi Pengawasan
kegiatan hanya sebagai penerus informasi saja. Pengontrolan mutu pekerjaan dilakukan oleh
petugas khusus dan harus dilaksanakan dilapangan, tidak dapat dilaksanakan di kantor. Tolok
ukur pengukuran mutu pekerjaan adalah dokumen tender (Spesifikasi Pekerjaan).
Perkembangan pekerjaan yang terjadi selalu diikuti oleh perkembangan datanya atau
dimonitor dimana perkembangan suatu kegiatan selalu diikuti oleh perkembangan data
kegiatannya. Volume data kian hari kian membengkak sesuai dengan perkembangan
pekerjaan secara fisik.
Data kegiatan sesungguhnya belum dapat memberikan informasi kepada Pengguna Jasa,
karena masih belum diolah, jadi masih mentah. Data kegiatan yang telah dikumpulkan secara
periodik kemudian diolah/diproses untuk dijadikan informasi kegiatan (laporan kegiatan).
Artinya, dari laporan kegiatan dapat diketahui perkembangan pekerjaan yang nyata terjadi
(prestasi aktual). Dari laporan kegiatan ini Pemimpin Kegiatan baru dapat mengevaluasi
perkembangan kegiatannya dengan cara memperbandingkannya terhadap rencana.
Peralatan laboratorium
Penyimpanan bahan/material
Cara pengangkutan material yang akan digunakan.
Pengujian material yang akan digunakan
Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
Test lapangan
Administrasi dan formulir-formulir
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mengetahui kekuatan konstruksi beton yang tidak
bisa dilakukan di lapangan. Personil/tenaga yang terkait untuk maksud pengujian harus cukup
berpengalaman dan mengenal dengan baik tentang testing laboratorium maupun lapangan.
Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa untuk
menjamin perlindungan kualitas.
Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa yang mudah dapat
diperiksa oleh konsultan.
Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbuhan, puing, dan mempunyai drainase
yang lancar.
Bahan-bahan yang diletakkan langsung di atas tanah tidak boleh digunakan dalam
pekerjaan, kecuali tempat kerja tersebut telah dipersiapkan dan diberi lapisan atas
dengan suatu lapisan pasir atau kerikil setebal 10 cm.
Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa untuk mencegah
segregasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai serta mengontrol kadar air. Tinggi
maksimum tumpukan 5 m.
Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan di inspesikan oleh konsultan. Staf anggota
team konsultan setiap saat akan membuat rencana untuk menginspeksi material yang akan
digunakan berdasarkan atas jadwal kerja Penyedia Jasa Pemborongan. Walaupun bahan-
bahan yang disimpan telah disetujui sebelum penyimpanan, namun dapat diperiksa ulang dan
ditest kembali oleh konsultan. Material yang akan digunakan harus ditest di laboratorium
untuk mendapat persetujuan dari konsultan, jenis dan jumlah test seperti yang disebutkan
dalam spesifikasi.
Selama pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam spesifikasi, bahan-bahan atau campuran-
campuran perlu dilakukan pengujian rutin harian atau selama pekerjaan berlangsung guna
menjamin kualitas sesuai dengan persyaratan. Jenis dan frekuensi/jumlah test rutin ini seperti
yang disebutkan dalam spesifikasi.
kelengkapan yang diperlukan pekerjaan antara lain sebagai berikut di bawah ini dapat dilihat
pada Lampiran. Form-form contoh ini dapat dimodifikasi/ sesuai dengan keperluan pekerjaan.
Form-form yang dimaksud antara lain :
Buku direksi
Time schedule
Mco (Mutual Check Awal)
Request dan shop drawing
Laporan mingguan
Record cuaca
Photo dokumentasi
Change order
Addendum
Monthly certificate (MC)
PHO (Provisional Hand Over)
Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan.
Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan, baik kualitas maupun kuantitas, dan
persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan
dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga kuantitas dalam kontrak adalah
benar diukur dan dibayar oleh konsultan dan mendapat persetujuan Pengguna Jasa. Beberapa
pengukuran pekerjaan tersebut antara lain :
Pengukuran di lapangan dapat dilakukan dengan meteran, yaitu panjang dan lebar, setelah
ketebalan memenuhi persyaratan tebal minimal atau toleransi yang digunakan dan spesifikasi.
Pengukuran di lapangan dapat dilakukan dengan meteran, setelah penampang suatu konstruksi
sesuai dengan gambar (dimensinya).
Pengukuran di lapangan dapat dilakukan dengan meteran untuk panjang dan lebar. Sedangkan
untuk ketebalan dapat diukur dengan alat ukur sehingga panjang, lebar, dan tebal
menghasilkan volume yang akurat.
— Kedua, dengan pengukuran meter kubik dikalikan berat jenis bahan tersebut (berat jenis
dapat diketahui dari laboratorium).
Di dalam pekerjaan, alat berat, tenaga kerja dan jumlah jam kerja per hari adalah sangat erat
sekali hubungannya dengan waktu pelaksanaan penyelesaian pekerjaan. Berikut ini dijelaskan
bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi perpanjangan
waktu yang tidak perlu yang akan memboroskan waktu, tenaga dan biaya.
D.7.1. Schedule Penyedia Jasa Pemborongan
Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan yang dibuat
Penyedia Jasa Pemborongan. Apakah rencana kerja progres pekerjaan yang ditargetkan sudah
layak dan realistis. Misalnya dalam musim hujan, target pekerjaan lebih kecil bila
dibandingkan pada musim kemarau untuk pekerjaan saluran dengan kondisi kerja yang sama.
Kemudian dicek juga apakah construction methode dan urutan kerja Penyedia Jasa
Pemborongan sudah sistematis, konsepsional dan benar ?
Bila time schedule yang dibuat dan disetujui tersebut dilaksanakan sebagaimana mestinya dan
dikendalikan dengan baik, maka diharapkan pekerjaan bisa diselesaikan “on schedule”.
Untuk mengerjakan pekerjaan yang tingkat kesulitannya besar, dalam artian kalau tidak
menggunakan alat berat tidak efesien dan efektif, bisa kombinasi/beberapa jenis alat dan
jumlah alat yang mencukupi.
Pertama harus diketahui/dihitung kapasitas alat, kalau alat tersebut adalah suatu kombinasi,
maka kapasitas yang diperhitungkan adalah yang terkecil. Dari alat tersebut dihitung produksi
nyata per jam, kemudian produksi terkecil yang digunakan untuk evaluasi pengendalian
waktu.
Untuk rencana sekian jam kerja per hari, apakah mampu alat tersebut menghasilkan produk
sesuai volume yang ditargetkan ? Bila tidak tercapai, perlu diambil tindakan-tindakan, antara
lain : menambah jumlah alat atau menambah jam kerja/over time, sedemikian rupa sehingga
volume pekerjaan yang direncanakan bisa diselesaikan dalam waktu yang ditentukan.
Demikian juga tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga kerja yang mencukupi,
sehingga pekerjaan akan bisa dikerjakan oleh tenaga kerja sesuai dengan jadwal/waktu yang
ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkiraan tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja
perlu ditambah atau kerja dua shift atau kerja lembur/over time. Dengan tenaga kerja yang
cukup dan jam kerja yang cukup/efektif, maka pelaksanaan pekerjaan diharapkan bisa tepat
waktu sesuai yang ditargetkan.
Penyelesaian suatu pekerjaan sangat tergantung pada jam kerja per hari. Jumlah jam kerja
yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil dibandingkan bila jam kerja per
harinya lebih banyak.
Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian rupa sehingga
volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau suatu pekerjaan tidak bisa
diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu untuk kerja malam/ over time.
Dalam administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai secara optimal,
maka konsultan harus memahami secara sungguh-sungguh Network Planning yang umumnya
telah dibuat oleh Penyedia Jasa Pemborongan dengan metode lintas kritis (Critical Path
Methode/CPM).
Mengingat sangat pentingnya “Network Planning” ini dalam suatu pekerjaan Pengawasan
konstruksi, maka konsultan akan menganalisa secara rutin “Network Planning” tersebut bila
memang diperlukan.
Biaya pekerjaan
Estimated Quantity/Volume Pekerjaan
Harga satuan pekerjaan
Guna pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan
antara sebagai berikut :
Pengukuran hasil pekerjaan, perlu dilakukan dengan akurat dan benar-benar sehingga
kwantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana. Dengan demikian volume
dalam kontrak tidak dilampaui yang pada akhirnya biaya yang dikeluarkan sudah
sesuai dengan yang dianggarkan.
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari
pengukuran/kwantitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah benar-benar untuk
pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan yang
tercantum dalam kontrak pelaksanaan, sehingga biaya pekerjaan dibayarkan sesuai
dengan item pekerjaan yang ada di kontrak.
Penyedia Jasa Pemborongan harus menyerahkan suatu nilai estimasi dari pekerjaan yang
dilaksanakan kepada Resident Engineer pada setiap akhir bulan yang berjalan, yang
selanjutnya disebut sebagai “sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC)”. Format sertifikat
bulanan harus sesuai dengan standart atau diusulkan oleh Konsultan dan disetujui oleh
Pengguna Jasa. Resident Engineer akan memeriksa kemajuan pekerjaan yang diajukan pada
sertifikat bulanan dan apabila telah dianggap sesuai dengan sebenarnya yang telah terjadi di
lapangan, selanjutnya dapat disetujui untuk menandatangani bersama oleh wakil Penyedia
Jasa Pemborongan, konsultan, dan Pemimpin Pekerjaan.
Tim Pengawas Teknik akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah lalu. Apabila
terdapat kesalahan, pembayaran terdahulu yang sudah disetujui masih dapat dikoreksi pada
pembayaran berikutnya.
Dalam tahap pembayaran akhir, perlu diperiksa dan dievaluasi kuantitas yang telah dibayar
sebelumnya, sehingga kuantitas/volume yang dibayar dalam pembayaran akhir merupakan
final quantity yang benar.
Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Engineer atau Penyedia Jasa Pemborongan
dan harus disetujui dengan suatu Perintah Perubahan yang ditanda-tangani oleh kedua belah
pihak. Jika dasar pembayaran yang ditetapkan dalam suatu Perintah Perubahan tersebut
menyajikan suatu perubahan dalam struktur Harga Satuan Jenis Pembayaran atau suatu
perubahan yang diperkirakan dalam Jumlah Kontrak, maka Perintah Perubahan harus
dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu Addendum.
Penyedia Jasa Pemborongan harus memelihara catatan yang cermat tentang semua perubahan
dalam Dokumen Kontrak dan Dokumen Catatan Pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan.
Bila pekerjaan ini berada di lokasi atau menimbulkan volume lalu lintas yang cukup padat,
diperlukan pengaturan lalu lintas dan metoda pelaksanaan yang lebih khusus dan teliti, baik
pada saat pelaksanaan pekerjaan survey maupun pada saat pelaksanaan pekerjaan
konstruksinya, agar lalu lintas yang ada tetap terjaga kelancarannya dan pemakai jalanpun
merasa aman melewatinya. Manfaat yang didapatkan pada pemeliharaan lalu-lintas yang baik
selama pelaksanaan memberikan keselamatan dan kenyamanan lalu lintas yang lebih baik
pula.
Sistim informasi bersifat pemberitahuan kepada calon pemakai jalan selama pelaksanaan yang
tujuannya memberikan informasi bahwa akan ada pekerjaan pembangunan. Sistim ini dapat
diwujudkan melalui :
2. Mengurangi kemacetan
Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu lintas, dapat dilakukan dengan perambuan sementara
selama pelaksanaan pekerjaan dan dengan menyiagakan satuan penanggulangan gangguan.
1. Disiplin kerja :
Pengendalian pelaksanaan di lapangan secara ketat dan terus menerus dimonitor
dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat saling berhubungan setiap saat dengan
cepat.
Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian pekerjaan sesuai jadwal yang
telah ditetapkan. Pengendalian waktu ini disesuaikan dengan tuntutan lapangan yang
mencakup seluruh aspek terkait.
Dalam pelaksanaan pekerjaan, ada beberapa faktor keselamatan kerja yang terkait, antara
lain :
— Astek
Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktivitas jenis pekerjaan yang ditangani dan
melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja dari pada semua eksponen
terkait menjadi faktor utama dari kelancaran progres yang hendak dicapai.
1. Perambuan darurat
Seperti pada tahap perencanaan, maka perambunan pada tahap pelaksanaanpun mempunyai
andil besar dalam keselamatan kerja yang memberikan rasa aman dalam melaksanakan
pekerjaan bagi para pekerja yang berada pada daerah perambunan. Rambu-rambu darurat
yang diperlukan pada tahap pelaksanaan misalnya rambu peringatan, rambu perintah dan
larangan serta rambu petunjuk, juga rubber cone serta lighting yang pengaturan letak
penempatan serta jaraknya, seperti ditunjukan pada keperluan “rambu darurat”.
Di samping itu, diperlukan pagar pembatas antara daerah kerja dan lajur yang beroperasi yang
diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar pembatas dicat dengan warna crossing “kuning-
biru” dan pada setiap jarak tertentu diberi tanda “spot light” atau cat berpendar yang bisa
terlihat bila kena sorot lampu pada malam hari. Bisa juga dengan lampu-lampu sebagai
pengganti spot light.
Pintu keluar/masuk kendaraan pekerjaan pada daerah kerja ditentukan, rute perjalanan
pembuangan dibuat searah dengan arus lalu lintas, pada prinsipnya tidak boleh ada
arah “crossing” sehingga tidak ada konflik. Dump Truck yang menunggu giliran
pengangkutan, antri dan berderet ke belakang namun harus masih tetap dalam area
perambuan.
Untuk pengangkutan tanah, tiap dump truck harus dilengkapi dengan penutup bak
belakang. Ini dimaksudkan agar tanah yang diangkut tidak tercecer di muka jalan,
sebab tanah yang tercecer tersebut sangat licin bila sedikit saja kena air hujan dan ini
dapat mengakibatkan kecelakaan fatal.
Mobilisasi peralatan berat ke lapangan juga harus memperhatikan keselamatan dari
peralatan maupun operatornya, dan bila perlu minta bantuan pengawal dari pihak
kepolisian.
Semua tenaga kerja disarankan mengenakan atribut yang mudah dikenal dan terlihat dari jarak
yang cukup jauh dan ini bisa terpenuhi dengan pemakaian baju rompi refleksionis warna
orange yang harus dikenakan pada saat melaksanakan tugas.
Penggunaan topi di lapangan juga dianjurkan, sebab sangat membantu mengurangi keletihan
akibat terik matahari. Bekerja pada kondisi badan letih yang dipaksakan apalagi di jalan yang
padat lalu lintas yang beroperasi sangat membahayakan dan mengurangi akurasi.
Jaminan pelindungan keselamatan terhadap tenaga kerja pada daerah beresiko tinggi adalah
mutlak diperlukan. Setiap tenaga kerja tersebut harus dijamin dengan asuransi tenaga kerja
yang lebih dikenal dengan Astek.
Jaminan mutu memerlukan perubahan struktural terhadap metode supervisi. Juga diperlukan
supervisi yang permanen (tentunya untuk pekerjaan yang lebih besar), standarisasi test dan
pengetesan (termasuk kekerapan pengetesan) serta kriteria untuk penaksiran (termasuk
toleransi yang diijinkan). Diperlukan pula guideline yang spesifik untuk supervisor dan client
atau pihak ketiga (seperti konsultan atau team audit teknis).
Aspek lain yang sangat mempengaruhi mutu akhir pekerjaan sipil ialah kecermatan
rancangan. Rancangan yang dibuat berdasarkan dana yang tersedia dan/atau berdasarkan
survey yang tidak akurat cenderung mendapatkan lebih banyak masalah mutu dibandingkan
dengan rancangan yang secara akurat mewakili kebutuhan-kebutuhan di lapangan.
Karena sebagian besar kontrak berdasarkan kuantitas, maka fokus pengawasan juga
berdasarkan kuantitas. Hal ini dikuatkan pula dengan banyaknya perbaikan yang diperlukan
sebagai akibat tidak akuratnya rancangan. Perbaikan administratif ini juga memakan banyak
waktu dan usaha Penyedia Jasa Pemborongan dan supervisor sehingga mereka hampir tidak
mempunyai waktu untuk pemeriksaan mutu.
Pada format kontrak saat ini, supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan Penyedia Jasa
Pemborongan mengikuti standard. Ini berarti bahwa semua pengetesan harus dibayarkan oleh
Pengguna Jasa (kecuali kontrak tersebut secara spesifik menetapkan yang sebaiknya), dengan
kata lain : cadangan anggaran untuk pengetesan merupakan persyaratan untuk lebih
memperkuat mutu.
Jaminan mutu mengarah pada kontrak lump sum (dengan harga borongan) dan bentuk-bentuk
kontrak lainnya yang tidak berdasarkan unit price, pada paket yang lebih besar yang lebih
mudah dilaksanakan dan pada pencantuman per-syaratan testing serta kekerapan testing (yang
harus dikeluarkan dari kontrak) di dalam surat kontrak. Persyaratan testing dan kekerapannya
pada dasarnya berarti pergeseran tanggung jawab, yaitu Penyedia Jasa Pemborongan harus
membuktikan bahwa pekerjaan itu dilakukan menurut spesifikasinya, bukannya supervisor
harus membuktikan bahwa pekerjaan ada di bawah standard. Memulai dan membentuk
perubahan tanggung jawab ini bukanlah praktek yang mudah dan cepat. Pola kerja dan
prosedur yang sudah terbentuk harus dibuang; praktek dan prosedur baru harus diambil tetapi
input-input seperti pengauditan teknis, evaluasi yang dilakukan Penyedia Jasa Pemborongan
dan lain-lain cenderung mempunyai dampak pada pendekatan masalah ini. Pertama-tama
perlu untuk memberi jalan pada publik luas dalam pemerintah untuk melihat hasil perhitungan
teknis. Yang kedua, alternatif untuk format kontrak dan prosedur supervisi saat ini perlu
ditentukan, ditest dan dibentuk.
Konsultan akan mendukung dan coba memulai perubahan-perubahan tersebut melalui saran-
saran yang sehubungan dengan perhitungan teknis, saran yang berhubungan dengan evaluasi
yang dilakukan Penyedia Jasa Pemborongan, saran pengawasan konstruksi serta pelatihan.
Program value engineering secara teoritis dapat digunakan kapan saja selama siklus
pelaksanaan pekerjaan. Yang paling baik adalah begitu disain akan dimulai untuk dikerjakan,
langsung dilakukan studi value engineering.
Selain tugas pokok konsultan sebagai pengawas, juga melakukan value engineering untuk
membantu Pengguna Jasa dalam hal mencarikan alternatif yang lebih baik dan lebih murah
atas pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Pada pekerjaan ini, kegiatan value engineering antara
lain dapat berupa :
a) Revisi desain, sedemikian hingga didapat desain yang lebih murah, lebih mudah dan lebih
cepat pelaksanaannya, namun tetap aman dari segi konstruksi.
Dalam perioda pelaksanaan, tidak tertutup kemungkinan dapat dilakukan review design
untuk penyesuaian-penyesuaian lapangan atas dasar pertimbangan teknis dan biaya serta
kondisi lapangan.
b) Menerapkan metode konstruksi, termasuk Pengawasan operasi alat berat, sehingga didapat
penggunaan alat yang tepat guna, ideal, optimal, efisien. Dengan cara ini diharapkan
diperoleh biaya yang lebih murah dan waktu pelaksanaan bisa dipercepat.
Dengan adanya analisa yang baik dalam construction method diharapkan peralatan yang
dioperasikan dapat tepat waktu dan tepat guna untuk menangani suatu pekerjaan.
Hari dan jam kerja yang direncanakan untuk pelaksanaan konstruksi berdasarkan kondisi
sebagai berikut :
— Hari minggu dan hari libur resmi nasional tidak ada jam kerja, kecuali mengejar
target penyelesaian atau memindahkan alat ke lokasi lain atau kondisi khusus.
— Setiap bulan tidak ada hari kerja selama 2 hari untuk maintenance peralatan.
— Jam kerja normal per hari = 7 jam, dan dapat lebih bila diperlukan over time.
d) Analisa waktu penyelesaian
Analisis efesiensi alat berat pekerjaan pengaspalan pekerjaan jalan berdasar kerangka
pemikiran sebagai berikut :
— Analisis sisem pengoperasian alat berat sangat penting pengaruhnya dalam rangka
efisiensi pelaksanaan pekerjaan.
— Jarak kerja akan mempengaruhi produksi alat, jumlah dump truck yang digunakan,
dan biaya alat.
— Penghematan biaya operasi alat (operating cost) inilah dapat merupakan salah satu
komponen untuk value engineering, selain komponen pekerjaan lainnya.
METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
Berdasarkan acuan yang telah digariskan dalam Kerangka Acuan/TOR, maka dalam
menyiapkan rencana kegiatan akan dilakukan pendekatan teknis dan metodologi pengawasan
yang optimal, ekonomis, tepat guna dan solusinya dapat diandalkan. Oleh karena itu dalam
melaksanakan pekerjaan ini, pihak konsultan akan menyajikan pendekatan teknis dan
metodologi pengawasan dari masing-masing kegiatan yang dimulai dari tahap awal hingga
penyelesaian akhir pekerjaan.
Lingkup pelaksanaan serta metode yang digunakan di setiap tahapan. Lingkup kegiatan
tersebut akan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Tahapan Persiapan.
2. Tahapan Koordinasi.
3. Tahapan Pengawasan Lapangan.
4. Tahapan Penyerahan Hasil.
Pekerjaan persiapan ini meliputi penyelesaian administrasi, mobilisasi personil dan peralatan.
1. Penyelesaian Administrasi
Masalah administrasi yang harus diselesaikan terutama meliputi administrasi kontrak dan
legalitas personil yang akan ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan ini, baik di lingkungan
intern konsultan maupun untuk berhubungan dengan pihak lain.
B.1 Tujuan
Merupakan tahapan yang mempertemukan berbagai pihak yang terkait dengan pelaksanaan
pembangunan/konstruksi, yaitu Pengguna Jasa, Penyedia Jasa Pemborongan, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawasan Konstruksi serta pihak-pihak lain yang dianggap berkaitan
untuk bersama-sama melakukan koordinasi sehubungan dengan pelaksanaan konstruksi di
lapangan.
Untuk kelancaran pelaksanaan konstuksi, pihak-pihak yang terkait, yaitu Penyedia Jasa
Pemborongan, Pengguna Jasa, Konsultan Pengawasan Konstruksi dan Konsultan Perencana
perlu mengadakan pertemuan guna mencari solusi dari setiap permasalah yang ditemui di
lapangan baik menyangkut bahan, metode kerja maupun volume pekerjaan. Hasil keputusan
dari pertemuan ini yang akan diterapkan di lapangan guna mengatasi masalah-masalah
tersebut. Pertemuan-pertemuan atau koordinasi ini akan kontinu dilakukan selama masa
pelaksanaan konstruksi.
B.3 Output
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka disusun pula bentuk organisasi yang banyaknya
tenaga ahli, staf lapangan disesuaikan dengan kebutuhan serta cara penanganan
pekerjaan.
Melihat jangkauan terhadap lokasi pekerjaan yang berada di kabupaten Tanjung Api
Ampana, maka sangat jelas bahwa tidak ada masalah pelaksanaan khususnya jika
dikaitkan dengan waktu yang tersedia.
Sejalan dengan lingkup layanan jasa konsultan dan didasarkan atas tuntutan Spesifikasi
Teknis yang diberikan, maka lingkup layanan jasa kontultan yang diharapkan dapat
diberikan mencakup pada :
1. Memeriksa serta memberi rekomendasi atas jadwal Kontraktor atau perubahan-
perubahannya untuk diserahkan atau dilaksanakan sesuai kontrak, serta setiap rencana
atau program-program serupa yang harus diajukan oleh kontraktor untuk mendapatkan
persetujuan dari Pemimpin Kegiatan.
2. Menilai kecukupan pemakaian, antara lain bahan-bahan dan tenaga kerja yang disediakan
oleh Kontraktor, serta cara kerja kontraktor sehubungan dengan besarnya tingkat
kemajuan yang ditargetkan, dan bila perlu, mengambil tindakan yang tepat untuk
meningkatkan laju pekerjaan.
3. Melaksanakan pengawasan yang efektif dan terus menerus terhadap pekerjaan serta
menjamin bahwa mutu pekerjaan sesuai dengan standar dan spesifikasi yang telah
ditetapkan dalam kontrak.
4. Memeriksa serta membuat rekomendasi terhadap semua permintaan / tuntutan Kontraktor
untuk mendapatkan perpanjangan waktu, pembayaran tambahan, pekerjaan atau biaya
tambahan atau hal-hal lain semacamnya.
5. Menghitung kuantitas pekerjaan serta material yang telah disetujui dan diterima baik,
kemudian memeriksa dan menerangkan dengan sebenarnya mengenai tagihan Kontraktor
yang berupa pembayaran bulanan dan pembayaran akhir.
6. Melaporkan secara berkala tentang kemajuan pekerjaan, cara pelaksanaan kontraktor,
mutu pekerjaan serta status keuangan proyek berikut apa yang dapat diantisipasi.
7. Membuat usulan serta menyajikannya untuk mendapatkan persetujuan dari Pemimpin
Kegiatan setiap perubahan yang berkaitan dengan rencana yang mungkin dirasa perlu
seraya menunjukkan dampak apa saja yang diakibatkan oleh perubahan tersebut terhadap
kontrak dan menyiapkan semua Change Order (perintah perubahan) yang diperlukan.
8. Menjamin bahwa As Build Drawing (gambar sebenarnya terbangung/terpasang) dibuat
untuk semua pekerjaan sesuai dengan kemajuan pekerjaannya, bersama Kontraktor
mengupayakan untuk menyelesaikan sebelum penyerahan pertama pekerjaan.
9. Menyerahkan laporan akhir yang merupakan ringkasan kegiatan konstruksi seraya
pengujian mutu pekerjaan selama pelaksanaan dan pada saat serah terima pertama,
perubahan kontrak, tuntutan atau perselisihan atau hal-hal penting lainnya yang ada
dampaknya terhadap kuantitas, biaya serta kemajuan pekerjaan.
Berdasarkan hal tersebut di atas tugas dan tanggung jawab Konsultan Pengawasan
Konstruksi yang diberikan adalah sebagai wakil Pemimpin Kegiatan dalam melakukan
upaya-upaya monitoring, evaluasi dan pengendalian atas pelaksanaan pekerjaan
konstruksi yang dilaksanakan oleh Kontraktor di lapangan baik secara kuantitas maupun
secara kualitas sehingga pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan dapat tepat waktu dan
biaya.
1. Tugas-tugas Konsultan
Sesuai Spesifikasi Teknis, konsultan akan melengkapi jasa-jasa dari suatu team
supervisi kon struksi yang memenuhi prasyarat yang mana akan memastikan bahwa
seluruh aspek dari pekerjaan tersebut dapat dikoordinasikan secara memadai sehingga
apabila ditemukan kendala-kendala yang dapat menghambat proses pelaksanaan akan
dapat diatasi dengan cepat dan tepat.
Konsultan menjamin bahwa tugas dan kewajiban yang diemban oleh tim pengawas
teknis akan mencakup :
1. Membantu Pemimpin Kegiatan dalam melaksanaka tugas-tugasnya, mengawasi
agar pelaksanaan pekerjaan dilakukan sepenuhnya sesuai dengan Perencanaan
Teknis/Spesifikasi serta dokumen-dokumen kontrak lainnya, pekerjaan ini meliputi
laporan bulanan.
2. Quality Control dan formulir-formulir pemeriksaan sesuai dengan peraturan yang
berlaku dan ditetapkan oleh Pemimpin Kegiatan guna keperluan Site Meeting,
hubungan kontraktor dan lain-lain.
3. Memberikan masukan kepada Pemimpin Kegiatan dalam hal interpretasi dari
dokumen-dokumen kontrak termasuk tentang tuntutan dari kontraktor,
perpanjangan waktu, pekerjaan tambah/kurang, serta dalam hal
menyetujui/memenuhi permintaan-permintaan rencana kerja dari kontraktor.
4. Membuat perubahan perencanaan (apabila diperlukan) membantu dalam hal
perhitungan kuantitas (volume), perintah perubahan-perubahan dari perencanaan
termasuk gambar-gambar dari spesifikasi.
5. Mengsupervisi kontraktor pelaksana membuat As Built drawing. Biaya pembuatan
As Built Drawing menjadi tanggung jawab kontraktor.
6. Membuat jadwal penyerahan pertama dan masa pemeliharaan termasuk membuat
daftar pekerjaan-pekerjaan yang masih perlu disempurnakan.
7. Menyusun laporan bulanan kepada Pemimpin Kegiatan tentang kemajuan fisik dan
hasil-hasil quantity dan quality control dan masalah yang dihadapi.
8. Menyampaikan final report (laporan akhir) kepada Pemimpin Kegiatan.
Pengawasan yang efektif dan memadai memerlukan mekanisme kontrol atas
pengalokasian dan penggunaan seluruh sumber daya (tenaga kerja), material dan keuangan
serta schedule yang tepat sesuai yang diisyaratkan dalam dokumen kontrak untuk
memastikan bahwa pihak Satuan kerja Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara di Kota Palu, menerima pekerjaan yang terlaksana dengan baik, dan
hanya memerlukan perawatan minimum dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Kontrol-kontrol mendasar ini dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai
berikut :
Kontrol pengukuran sebelum dan sesudah pelaksanaan, untuk menjamin bahwa proyek
dilaksanakan sesuai dengan elegmen dan grade yang telah direncanakan.
Kontrol bahan untuk menjamin bahwa material yang digunakan dalam pekerjaan
memenuhi rencana dan spesifikasi.
Kontrol terhadap prosedur pelaksanaan untuk menjamin bahwa metode yang
digunakan dalam melakukan pekerjaan telah diselesaikan dan memberi hasil sesuai
dengan rencana dan spesifikasi.
Kontrol teknis untuk menjamin bahwa setiap penyesuaian desain dan prosedur
pelaksanaan yang dibutuhkan berdasarkan dari rencana yang ada atau karena
perubahan keadaan lapangan yang tidak memungkinkan, telah dilakukan dengan baik
dari segi teknis dan ekonomi.
Kontrol finansial untuk menjamin bahwa seluruh pembayaran kontrak benar-benar
dilakukan berdasarkan pekerjaan yang telah dilaksanakan atau dengan material yang
telah dikirim. Dan untuk menjaga biaya akhir proyek tetap terkontrol dan memenuhi
rencana anggara / kontrak dan variasi-variasi yang ada telah disetujui.
Kontrol schedule untuk mengingatkan kontraktor agar dapat menepati jadwal kerja
yang telah disetujui.
Kontrol kontrak untuk menjamin bahwa kondisi kontrak telah dipenuhi dan
kemungkinan adanya klaim atau keberatan sebagaimana yang dijelaskan dalam
ketentuan kontrak.
Team leader yang bekerja sama dengan tim pengawas (supervisi konsultan) akan
memastikan bahwa seluruh pekerjaan akan dapat diselesaikan telah sesuai dengan
gambar dan spesifikasi dengan suatu rencana jaminan mutu yang telah ditentukan,
melalui upaya-upaya pengendalian sebagai berikut :
a. Inspeksi (pemeriksaan)
Seluruh pekerjaan akan diharuskan untuk diperiksan, sebagaimana yang
diperlukan untuk setiap bagian proyek. Pemeriksaan akan meliputi material
yang digunakan, ukuran dan semua masalah yang berhubungan mutu
pekerjaan.
b. Pengawasan (survey)
Pengukuran yang dilakukan kontraktor pada setiap bagian yang ditetapkan
harus diawasi untuk memastikan bahwa pematokan yang dilakukan oleh
bagian survey lapangan kontraktor sudah benar dan untuk memastikan
pengawasan pekerjaan yang memuaskan.
c. Pengawasan dan Pengujian Material
Mutu seluruh material akan diuji untuk memastikan bahwa material memenuhi
kualitas yang ditentukan, sebelum diangkut ke lokasi pekerjaan. Sertifikat
pengujian dari aspal, aggregat kasar, aggregat halus, filler dan lain-lain akan
diteliti dengan cermat sebelum disetujui.
Hasil pengujian akan dicatat dalam form standar yang menunjukkan lokasi yang tepa
dari material untuk pekerjaan. Dokumentasi dari material yang didapatkan akan diteliti
dengan cermat untuk memastikan bahwa material yang didapatkan akan diteliti dengan
cermat untuk memastikan bahwa material telah memenuhi spesifikasi yang ditentukan
dan bila diperlukan akan dilakukan pengujian khusus.
Apabila selama masa pelaksanaan konstruksi Team Leader kontraktor beserta seluruh
anggota tim pengawas lapangannya merasakan perlunya penyesuaian antara gambar
desain dengan keadaan kondisi lapangan yang tak terduga, dan untuk mengoptimalkan
hasil pelaksanaan pekerjaan, maka konsultan melalui Pimpinan Tim beserta staf
lapangan akan mengadakan penyesuaian terutama perubahan pada gambar dan kuantitas
pekerjaan konstruksi setelah berkonsultasi dan mendapat persetujuan pemilik pekerjaan.
1. Tujuan
Pengawasan pelaksanaan pekerjaan harus disesuaikan dengan spesifikasi teknis, gambar kerja
dan kesepakatan yang telah disetujui oleh semua pihak.
2. Ruang Lingkup
— Pengendalian Mutu Bahan;
3. Metodologi
Dalam pengendalian mutu pekerjaan konstruksi, beberapa hal yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :
Pengendalian mutu bahan menyangkut jenis dan spesifikasi bahan-bahan yang digunakan
untuk konstruksi baik itu bahan bangunan maupun bahan pompa. Sebelum digunakan, bahan-
bahan ini akan diuji kualitasnya oleh Konsultan Pengawasan Konstruksi.
Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, metode kerja yang digunakan oleh Penyedia Jasa
Pemborongan harus sesuai dengan yang telah diberikan pada spesifikasi teknis. Konsultan
akan mengawasi cara-cara yang digunakan oleh Penyedia Jasa Pemborongan tersebut dan
memberikan masukan kepada Penyedia Jasa Pemborongan apabila tidak begitu mengerti
tentang metode yang ada di dalam spesifikasi teknis.
Volume dan gambar merupakan dasar bagi pelaksanaan konstruksi yang utama di lapangan.
Oleh karenanyas menjadi tugas Konsultan Pengawasan Konstruksi untuk mengecek apakah
pelaksanaan yang ada sudah sesuai dengan apa yang tercantum pada gambar rencana dengan
volume yang sesuai.
Dari ketiga jenis pengendalian mutu di atas, Konsultan Pengawasan Konstruksi akan
memberikan laporan kepada Pengguna Jasa secara berkala sesuai dengan perkembangan di
lapangan.
Pada pengendalian mutu ini, tidak menutup kemungkinan adanya permasalahan yang akan
timbul di lapangan yang disebabkan kondisi lokasi setempat baik mengenai metode kerja dan
gambar rencana. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian (revisi) terhadap sistem
pengendalian di atas selama tidak menyimpang dan kesepakatan awal dan spesifikasi yang
ada. Hasil revisi ini akan dicatat oleh Konsultan Pengawasan Konstruksi dan terhadap
perubahan-perubahan yang ada oleh Penyedia Jasa Pemborongan akan dibuatkan gambar
hasil pelaksanaan dari perubahan tersebut.
Mengenai perubahan gambar rencana dan metode pembuatan gambar perubahannya (as built
drawing) dapat dilihat pada Data Teknis E.
1. Output
2. Laporan harian, mingguan dan bulanan hasil uji mutu bahan.
3. Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi volume pekerjaan.
4. Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi metode pekerjaan.
5. Gambar pelaksanaan lapangan (as built drawing).
6. Perjanjian perubahan kontrak (adendum).
1. Tujuan
Tujuannya adalah agar waktu pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung seperti yang telah
direncanakan atau tidak melebihi waktu batas akhir kegiatan.
2. Ruang Lingkup
3. Metodologi
Diagram jaringan (network diagram) adalah diagram yang memberikan permulaan tanggal
dini atau lambat dari masing-masing aktivitas agar dimungkinkan diperoleh jadwal jalur kritis
(critical path). Juga dibuat sub jadwal untuk menunjukkan jadwal pekerjaan kritis dari
keseluruhan jadwal konstruksi.
Di samping pembuatan diagram jaringan, untuk kontrol terhadap waktu perlu dibuat juga
jadwal kerja dalam pengawasan pelaksanaan konstruksi yang terdiri dari :
Pembuatan jadwal ini yang mengacu pada jadwal kegiatan Penyedia Jasa Pemborongan dibuat
untuk rencana pelaksanaan pekerjaan dan agar kemajuan pekerjaan dari waktu ke waktu dapat
dievaluasi ketepatan waktunya. Jadwal tersebut diperlukan untuk menguraikan berbagai
aktivitas pekerjaan.
Jadwal kedatangan bahan bangunan harus disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
dan dibuat terpisah. Dalam jadwal harus sudah termasuk/memperhitungkan waktu pengajuan,
rencana produksi bahan di pabrik/sumber bahan, jadwal rencana pengiriman, pengujian,
pengambilan sampel dan persetujuan dari Pengguna Jasa.
6. Jadwal Penggunaan Tenaga Kerja
Jadwal ini juga mengacu kepada jadwal yang dimiliki oleh Penyedia Jasa Pemborongan
pelaksana di lapangan. Dari sini nantinya akan dilihat perkembangan dan kecenderungan
kebutuhan tenaga kerja yang digunakan dalam pelaksanaan.
Untuk membantu pelaksanan konstruksi, biasa digunakan berbagai peralatan baik itu
peralatan ringan maupun alat-alat berat. Untuk itu, sangat perlu dilakukan penjadwalan atas
penggunaan alat-alat yang ada untuk melihat tingkat efisien alat-alat tersebut.
Secara berkala pengawas akan memperbarui jadwal-jadwal di atas yang disesuaikan dengan
jadwal-jadwal Penyedia Jasa Pemborongan untuk menggambarkan seteliti mungkin kemajuan
pekerjaan secara aktual sampai hari terakhir bulan yang bersangkutan.
1. Output
2. Diagram jaringan (network diagram).
3. Laporan harian, mingguan dan bulanan pelaksanaan konstruksi aktual.
4. Laporan harian, mingguan dan bulanan kedatangan bahan bangunan.
5. Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan tenaga kerja.
6. Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan peralatan.
1. Tujuan
Pengawasan terhadap keadaan arus uang (cash flow) kegiatan agar dapat memaksimalkan
keuangan kegiatan yang ada untuk mencapai hasil seperti yang diharapkan.
1. Ruang Lingkup
Pengontrolan biaya melalui kurva S yang dikembangkan dari Bar Chat/Giant Chart.
1. Metodologi
1. Output
2. Kurva S Aktual yang dibandingkan dengan Kurva S Rencana.
3. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran Penyedia Jasa Pemborongan.
4. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah/Kurang bila ada perubahan pekerjaan.
1. Tujuan
1. Ruang Lingkup
— Mengasistensi kepada Pemimpin Kegiatan atas kebenaran dan kelengkapan hasil
pengawasan.
— Evaluasi hasil pelaksanaan serta bukti-bukti pemenuhan kontrak oleh Penyedia Jasa
Pemborongan.
1. Output
Agar tujuan dan sasaran pekerjaan dapat dicapai sebagaimana yang diharapkan, maka
program kerja akan disusun secara sistematis dan dilaksanakan berdasarkan urutan pekerjaan
efektif dan waktu pelaksanaannya. Untuk mendapatkan efektivitas yang tinggi atas input
konsultan, dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara efisien, dibutuhkan suatu
perencanaan dan pelaksanaan sistem layanan konsultansi yang ketat. Hanya dengan cara ini
kualitas maupun kuantitas pekerjaan dapat dikontrol, seraya menghindari beban pekerjaan
puncak yang cukup besar. Beban puncak dalam pekerjaan memerlukan mobilisasi staf
tambahan dan pengenalan terhadap pekerjaan. Aktivitas yang mengakibatkan berkurangnya
kualitas pekerjaan diupayakan untuk dihindari.
Aktivitas pokok pekerjaan pengawasan teknik meliputi tahapan utama sebagai berikut :
Setelah konsultan mengadakan mobilisasi, dimana Team Leader telah dimobilisasi, kemudian
disusul dengan mobilisasi personil yang lain sesuai Manning Schedule dan kebutuhan
aktivitas pekerjaan, team konsultan segera mengadakan persiapan awal untuk pekerjaan ini,
yang kegiatannya antara lain meliputi :
Semua data yang akan dijadikan dasar/pegangan pelaksanaan pengawasan konstruksi adalah
berupa gambar-gambar rencana dan spesifikasi-spesifikasi, baik teknis maupun umum yang
akan dikumpulkan/dicari Konsultan Pengawasan Konstruksi untuk dipelajari dan kemudian
dilaksanakan. Data tersebut umumnya dapat diperoleh dari Pengguna Jasa.
1. 1. Persiapan lapangan
Pada tahap persiapan di lapangan, tim konsultan akan mengawasi dan mencek aktivitas-
aktivitas konstruksi seperti yang dijabarkan berikut ini :
Setelah mobilisasi dan persiapan di lapangan selesai dan diperiksa oleh konsultan dan
Pemimpin Pekerjaan, maka Penyedia Jasa Pemborongan akan diijinkan untuk melanjutkan
pekerjaan konstruksi. Team konsultan akan mengecek langsung hal-hal berikut ini :
Sebelum pekerjaan fisik dimulai, Penyedia Jasa Pemborongan mengajukan “Request” terlebih
dahulu, yang berisi antara lain :
Sebelum memulai aktivitas konstruksi, Penyedia Jasa Pemborongan akan membuat suatu
permohonan tertulis kepada konsultan untuk prosedur konstruksi dan persetujuan pekerjaan.
Konsultan akan :
5. Pengawasan kuantitas
Pengawasan kuantitas (quantity control) akan mengecek bahan-bahan yang ditempatkan oleh
Penyedia Jasa Pemborongan. Konsultan akan memproses bahan-bahan dan produk fisiknya
berdasarkan atas :
6. Catatan-catatan teknis
Pekerjaan yang dilakukan pada tahap value engineering antara lain sebagai berikut :
C. Pelaporan
Selama proses pengawasan pelaksanaan pekerjaan dan akhir dari pelaksanaan pekerjaan,
maka konsultan akan membuat laporan, yaitu : laporan pendahuluan, laporan mingguan,
laporan bulanan dan laporan akhir.
Laporan mingguan/bulanan berisi tentang progres fisik pekerjaan dan kendala-kendala selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung untuk setiap minggu/bulannya. Proses penyusunan
laporan mingguan/bulanan akan mengacu kepada laporan dari field engineer dan pengawas
lapangan untuk setiap lokasi yang akan diawasi. Sebelumnya diarsipkan maka perlu dilakukan
pembahasan bersama-sama dengan direksi.
Sedangkan laporan Akhir berisikan tentang perhitungan volume akhir pekerjaan dan evaluasi
pelaksanaan pekerjaan. Laporan tersebut akan dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi yang
bedasarkan prosentase kemajuan pekerjaan (0 %, 25 %, 50 %, 75 % dan 100 %). Secara rinci,
isi laporan adalah sebagai berikut :
Merupakan resume Laporan Mingguan per bulan, yang berisi antara lain : permasalahan yang
terjadi di lapangan perbulan, usulan pemecahan dan tindak lanjut, kemajuan pekerjaan
konstruksi di lapangan tiap akhir bulan. Laporan ini diserahkan kepada Pemberi Tugas setiap
akhir bulan.