Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rencana tata ruang wilayah atau RTRW adalah hasil perencanaan
ruang pada wilayah yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratif (Permen PU No. 16/PRT/M/2009). Rencana tata ruang dibuat
karena pada dasarnya ruang memiliki keterbatasan, oleh karena itu
dibutuhkan peraturan untuk mengatur dan merencanakan ruang agar dapat
dimanfaatkan secara efektif. Produk atau hasil dari perencanaan tata ruang
wilayah dituangkan dalam bentuk dokumen berupa peta rencana tata ruang
wilayah. Dokumen tata ruang sebagai produk hasil dari kegiatan
perencanaan ruang berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang
dan mencegah terjadinya konflik antar fungsi dalam proses pemanfaatan
ruang, selain itu juga bertujuan untuk melindungi masyarakat sebagai
pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin timbul
akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai
peruntukan. Konsep penyusunan dokumen rencana tata ruang bersifat
hierarkis, tujuannya agar fungsi yang ditetapkan antar dokumen tata ruang
tetap sinergis dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang
yang berlaku pada lingkup mikro merupakan penjabaran dan pendetilan
dari rencana tata ruang yang berlaku pada wilayah yang lebih makro.
Dokumen tata ruang yang memiliki tujuan untuk mengatur ruang agar
dapat dimanfaatkan secara efektif dan untuk mencegah terjadinya konflik
antar fungsi dalam proses pemanfaatan ruang, serta untuk melindungi
masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan, untuk
itu perlu dilakukan evaluasi agar dokumen tata ruang dapat berfungsi
sesuai dengan tujuannya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakangnya, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
2. Apa saja jenis Rencana Tata Ruang Wilayah
3. Apa manfaat dari Rencana Tata Ruang Wilayah
4. Bagaimana proses penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi RTRW


Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang selanjutnyadisebut
RTRWN adalah arahan kebijakan dan strategipemanfaatan ruang wilayah
negara.Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagaisatu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan makhluk lainhidup, melakukan kegiatan, dan memelihara
kelangsungan hidupnya. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola
ruang.Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaantata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalianpemanfaatan ruang.Rencana tata ruang
adalah hasil perencanaan tata ruang (PP No. 26 Tahun 2008 “Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional”).

2.2 Latar Belakang RTRW


RTRWN disusun dengan memperhatikan dinamika pembangunan yang
berkembang, antara lain, tantangan globalisasi, otonomi dan aspirasi daerah,
keseimbangan perkembangan antara Kawasan Barat Indonesia dengan
Kawasan Timur Indonesia, kondisi fisik wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang rentan terhadap bencana, dampak pemanasan global,
pengembangan potensi kelautan dan pesisir, pemanfaatan ruang kota pantai,
penanganan kawasan perbatasan negara, dan peran teknologi dalam
memanfaatkan ruang. Untuk mengantisipasi dinamika pembangunan tersebut,
upaya pembangunan nasional juga harus ditingkatkan melalui perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian pemanfaatan ruang yang lebih baik agar
seluruh pikiran dan sumber daya dapat diarahkan secara berhasil guna dan
berdaya guna. Salah satu hal penting yang dibutuhkan untuk mencapai
maksud tersebut adalah peningkatan keterpaduan dan keserasian
pembangunan di segala bidang pembangunan, yang secara spasial dirumuskan
dalam RTRWN.
Penggunaan sumber daya alam dilakukan secara terencana, rasional,
optimal, bertanggungjawab, dan sesuai dengan kemampuan daya dukungnya,
dengan mengutamakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, memperkuat
struktur ekonomi yang memberikan efek pengganda yang maksimum
terhadap pengembangan industri pengolahan dan jasa dengan tetap
memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup serta
keanekaragaman hayati guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Sehubungan dengan itu, RTRWN yang berlandaskanWawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional merupakan matra spasial dalam pembangunan nasional
yang mencakup pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan dan
pelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan secara aman, tertib, efektif, dan
efisien. RTRWN memadukan dan menyerasikan tata guna tanah, tata guna
udara, tata guna air, dan tata guna sumber daya alam lainnya dalam satu
kesatuan tata lingkungan yang harmonis dan dinamis serta ditunjang oleh
pengelolaan perkembangan kependudukan yang serasi dan disusun melalui
pendekatan wilayah dengan memperhatikan sifat lingkungan alam dan
lingkungan sosial. Untuk itu, penyusunan RTRWN ini didasarkan pada upaya
untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah nasional, antara lain,
meliputi perwujudan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif,
dan berkelanjutan serta perwujudan keseimbangan dan keserasian
perkembangan antarwilayah, yang diterjemahkan dalam kebijakan dan
strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang wilayah nasional.
Struktur ruang wilayah nasional mencakup sistem pusat perkotaan nasional,
sistem jaringan transportasi nasional, sistem jaringan energi nasional, sistem
jaringan telekomunikasi nasional, dan sistem jaringan sumber daya air
nasional. Pola ruang wilayah nasional mencakup kawasan lindung dan
kawasan budi daya termasuk kawasan andalan dengan sektor unggulan yang
prospektif dikembangkan serta kawasan strategis nasional.
Selain rencana pengembangan struktur ruang dan pola ruang, RTRWN
ini juga menetapkan kriteria penetapan struktur ruang, pola ruang, kawasan
andalan, dan kawasan strategis nasional; arahan pemanfaatan ruang yang
merupakan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan; serta
arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang terdiri atas indikasi arahan
peraturan zonasi, arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif, dan arahan
sanksi. Secara substansial rencana tata ruang pulau/kepulauan dan kawasan
strategis nasional sangat berkaitan erat dengan RTRWN karena merupakan
kewenangan Pemerintah dan perangkat untuk mengoperasionalkannya.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasionalmemperhatikan:
1. Rencana pembangunan jangka panjang nasional;
2. Rencana pembangunan jangka menengahnasional;
3. Wawasan nusantara dan ketahanan nasional;
4. Ketentuan hukuni Laut internasional;
5. Perjanjian internasional;
6. Perkembangan permasalahan regional dan global serta hasil pengkajian
implikasi penataanruang nasional;
7. Upaya pemerataan pembangunan danpertumbuhan serta stabilitas
ekonomi;
8. Keselarasan aspirasi pembangunan nasional dan pembangunan daerah;
9. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
10. Kondisi dan potensi sosial Masyarakat;
11. Pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruangudara, termasuk nrang di
dalanr bumi;
12. Kebijakan pembangunan nasional yang bersifat strategis; dan
13. Rencana tata ruang wrlayah provinsi, rencanatata ruang wilayah
kabupaten, dan/ataurencana tata ruang wilayah kota.

2.3 Tujuan RTRW


Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan:
1. Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif danberkelanjutan;
2. Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkunganbuatan;
3. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional,provinsi, dan
kabupaten/kota;
4. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka NegaraKesatuan Republik
Indonesia;
5. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi,
dan kabupaten/kota dalam rangkapelindungan fungsi ruang dan
pencegahan dampak negatifterhadap lingkungan akibat pemanfaatan
ruang;
6. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagipeningkatan
kesejahteraan masyarakat;
7. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah;
8. Keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor; danpertahanan dan
keamanan negara yang dinamis sertaintegrasi nasional.

2.4 Manfaat RTRW


RTRWN menjadi pedoman untuk:
1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional;
2. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengahnasional;
3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang diwilayah
nasional;
4. Pewujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbanganperkembangan
antarwilayah provinsi, serta keserasianantar sektor;
5. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;
6. Penataan ruang kawasan strategis nasional; dan
7. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

2.5 Isi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional


Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional paling sedikitmemuat:
1. Tujuan, kebijakan, dan strategi Penataan Ruang wilayah nasional;
2. Rencana Struktur Ruang wilayah nasional yangmeliputi rencana sistem
pusat permukiman dan rencana sisrem jaringan prasarana;
3. Rencana Pola Ruang wilayah nasional yangmeliputi Kawasan Lindung
yang memiliki nilaistrategis nasional termasuk Kau'asan Konservasidi
Laut, dan Kawasan Budi Daya yang memilikinilai strategis nasional
termasuk KawasanPemanfaatan Umum;
4. Alur.migrasi biota laut;
5. Penetapan lokasi KSN;
6. Penetapan lokasi KSNT;
7. Penetapan lokasi Karyasan Antarwilayah;
8. Arahan Pemanfaatan Ruang yang berisi indikasiprogram utama jangka
menengah lima tahunan;
9. Strategi kebijakan pengembangan KSN;
10. Srategi kebljakan pengembangan pulau/kepulauan;
11. Strategi kebijakan pengembangan KSNT;
12. Strategi kebijakan pengembangan KawasanAntarwilayah;
13. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruangwilayah nasional yang berisi
indikasi arahanzonasi sistem nasional, arahan KesesuaianKegiatan
Pemanfaatan Ruang, arahan insentifdan disinsentif, serta arahan sanksi;
dan
14. Arahan kebijakan peruntukan ruang padasempadan pantai, sungai, situ,
danau, embung, raciuk, dan mata air.

2.6 Jenis Perencanaan Tata Ruang


1) Perencanaan Tata Ruang Nasional
Berdasarkan PP RI Nomor 26 Tahun 2008, Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional yang selanjutnya disebut RTRWN adalah arahan kebijakan dan
strategi pemanfaatan ruang wilayah negara. Perencanaan tata ruang
nasional merupakan kebijakan jangka panjang yang memiliki jangka
waktu 20 tahun dan dilakukan peninjauan ulang setiap 5 tahun sekali.
a. Struktur Ruang dan Pola Ruang Wilayah Nasional
Dalam setiap perumusan rencana tata ruang nasional terdapat struktur
ruang yang menjadi fokus pembangunan jangka panjang yang meliputi.
 Sistem perkotaan nasional
 Sistem jaringan transportasi nasional
 Sistem jaringan energi nasional
 Sistem jaringan telekomunikasi nasional
 Sistem jaringan sumber daya air.
Selain struktur ruang, terdapat pola ruang yang diatur dalam perencanaan
tata ruang nasional yang meliputi dua kawasan utama. Kawasan tersebut
meliputi kawasan lindung nasional dan kawasan budi daya yang memiliki
nilai strategis nasional.
b. Hal-Hal yang Dimuat Dalam Tata Ruang Nasional
Terdapat tujuh poin yang dimuat dalam rencana tata ruang nasional dan
menjadi pedoman untuk perencanaan di masa yang akan datang. Tujuh
poin tersebut meliputi.
 Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional
 Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional
 Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah
nasional
 Pewujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan
perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor
 Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi
 Penataan ruang kawasan strategis nasional
 Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
2) Perencanaan Tata Ruang Provinsi
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRW Provinsi) adalah rencana
tata ruang yang bersifat umum dari wilayah provinsi, yang mengacu pada
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang
Pulau/Kepulauan dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional.
Sama halnya dengan perencanaan tata ruang nasional, jangka waktu
RTRW Provinsi ini berlaku selama 20 tahun dan akan ditinjau setiap 5
tahun sekali.
a. Struktur Ruang dan Pola Ruang Wilayah Provinsi
Struktur ruang yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
mencakup dua hal. Struktur ruang tersebut meliputi sistem perkotaan
untuk wilayah provinsi atau kabupaten dan sistem pusat pelayanan untuk
wilayah kota. Selain itu, terdapat pengaturan sistem jaringan prasarana
wilayah daerah provinsi, daerah kabupaten atau kota.
Selain struktur ruang, pola ruang juga direncanakan dalam RTRW
Provinsi. Pola ruang yang direncanakan meliputi kawasan lindung dan
kawasan budidaya.
b. Hal-Hal yang Dimuat Dalam Tata Ruang Provinsi
Terdapat sekitar 6 hal yang dimuat dalam tata ruang provinsi yang menjadi
pedoman pelaksanaan pembangunan jangka panjang. Hal-hal tersebut
meliputi.
 Tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang
 Rencana struktur ruang
 Rencana pola ruang
 Penetapan kawasan strategis
 Arahan pemanfaatan ruang
 Arahan pengendalian pemanfaatan ruang.
3) Perencanaan Tata Ruang Kabupaten/Kota
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut
RTRW Kabupaten/Kota adalah rencana tata ruang yang bersifat umum
dari wilayah kabupaten/kota, yang mengacu pada Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan, Rencana Tata
Ruang Kawasan Strategis Nasional, RTRW Provinsi dan Rencana Tata
Ruang Kawasan Strategis Provinsi.
Perencanaan tata ruang kabupaten/kota mendefinisikan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota sebagai arahan bagi pemerintah kota, masyarakat,
dan dunia usaha dalam memanfaatkan ruang. Ruang yang dimaksud
meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara tempat manusia dan
makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan
hidupnya. Sama seperti perencanaan tata ruang dan nasional, jangka waktu
RTRW kabupaten/kota berlaku 20 tahun dan akan ditinjau setiap 5 tahun
sekali.
a. Struktur Ruang dan Pola Ruang Wilayah Kota
Secara umum, struktur ruang yang diatur dalam RTRW kabupaten/kota
meliputi arahan pengembangan terkait keciptakaryaan seperti
pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan,
drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.
Sedangkan untuk arahan pengembangan pola ruang biasanya meliputi
arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya dan arahan
pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti
pengembangan RTH.
b. Hal-Hal yang Dimuat Dalam Tata Ruang Kota
Dalam perencanaan tata ruang kabupaten/kota terdapat beberapa muatan
yang wajib masuk dalam perencanaan. Berdasarkan PERMEN Pekerjaan
Umum Nomor 17 Tahun 2009, muatan tersebut meliputi tujuan, kebijakan,
dan strategi penataan ruang wilayah kota (penataan kota); rencana struktur
ruang wilayah kota; rencana pola ruang wilayah kota; penetapan kawasan
strategis kota; arahan pemanfaatan ruang wilayah kota; dan ketentuan
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.

2.7 Proses Penyusunan RTRW


Proses penyusunan Rencana Tata Ruang WilayahNasional dilakukan melalui
tahapan:
1. Persiapan penyusunan meliputi:
a. Penyusunan kerangka acuan kerja; dan
b. Penetapan metodologi yang digunakan.
2. Pengumpulan data paling sedikit:
a. Data wilayah administrasi;
b. Data dan informasi kependudukan;
c. Data dan informasi bidang pertanahan;
d. Data dan informasi kebencanaan;
e. Data dan informasi kelautan; dan
f. Peta dasar dan peta tematik yangdibutuhkan.
3. Pengolahan data dan analisis paling sedikit:
a. Analisis potensi dan permasalahan regionaldan global; dan
b. Analisis daya dukung dan daya tampunglingkungan hidup yang
terintegrasi dengankajian lingkungan hidup strategis.
4. Perumusan konsepsi Rencana Tata RuangWilayah Nasional; dan
5. Penyusunan rancangan Peraturan Pemerintahtentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional.

a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dituangkan kedalam peta dengan


tingkat ketelitian skala 1:1.000.000.
b. Rencana tata ruang wilayah provinsi dituangkan kedalam peta dengarr
tingkat ketel.itian skala 1:250.000.
c. Rencana tata ruang wilayah kabupaten dituangkan kedalam peta dengan
tingkat ketelitian skala 1:50.000.
d. Rencana tata ruang wilayah kota dituangkan kedalam peta dengan tingkat
ketelitian skala 1:25.000.

2.8 Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional


Rencana struktur ruang wilayah nasional meliputi:
1. Sistem perkotaan nasional
Sistem perkotaan nasional terdiri atas PKN, PKW, dan PKL.
Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disebut PKNadalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayanikegiatan skala internasional,
nasional, atau beberapa provinsi. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya
disebut PKWadalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayanikegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.
Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatanskala kabupaten/kota
atau beberapa kecamatan.
Pusat Kegiatan Strategis Nasional yang selanjutnya disebut PKSN adalah
kawasan perkotaan yang ditetapkan untukmendorong pengembangan
kawasan perbatasan negara.
PKN, PKW, dan PKL dapat berupa:
a. kawasan megapolitan;
b. kawasan metropolitan;
c. kawasan perkotaan besar;
d. kawasan perkotaan sedang; atau
e. kawasan perkotaan kecil.
PKN ditetapkan dengan kriteria:
a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagaisimpul utama
kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbangmenuju kawasan
internasional;
b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagaipusat
kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yangmelayani beberapa
provinsi; dan/atau
c. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagaisimpul utama
transportasi skala nasional atau melayanibeberapa provinsi.
PKW ditetapkan dengan kriteria:
a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagaisimpul kedua
kegiatan ekspor-impor yang mendukungPKN;
b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagaipusat
kegiatan industri dan jasa yang melayani skalaprovinsi atau beberapa
kabupaten; dan/atau
c. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagaisimpul
transportasi yang melayani skala provinsi ataubeberapa kabupaten.
PKL ditetapkan dengan kriteria:
a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagaipusat
kegiatan industri dan jasa yang melayani skalakabupaten atau beberapa
kecamatan; dan/atau
b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagaisimpul
transportasi yang melayani skala kabupaten ataubeberapa kecamatan.
PKSN ditetapkandengan kriteria:
a. pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaanlintas batas
dengan negara tetangga;
b. pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbanginternasional yang
menghubungkan dengan negara tetangga;
c. pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasiyang
menghubungkan wilayah sekitarnya; dan/atau
d. pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhanekonomi yang
dapat mendorong perkembangan kawasan disekitarnya.
2. Sistem jaringan transportasi nasional;
3. Sistem jaringan energi nasional;
4. Sistem jaringan telekomunikasi nasional; dan
5. Sistem jaringan sumber daya air.

2.9 Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional


Rencana pola ruang wilayah nasional terdiri atas:
1. Kawasan lindung nasional, terdiri atas;
a. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasanbawahannya;
 kawasan hutan lindung;
 kawasan bergambut; dan
 kawasan resapan air.
b. Kawasan perlindungan setempat;
 sempadan pantai;
 sempadan sungai;
 kawasan sekitar danau atau waduk; dan
 ruang terbuka hijau kota.
c. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;
 kawasan suaka alam;
 kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya;
 suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut;
 cagar alam dan cagar alam laut;
 kawasan pantai berhutan bakau;
 taman nasional dan taman nasional laut;
 taman hutan raya;
 taman wisata alam dan taman wisata alam laut; dan
 kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
d. Kawasan rawan bencana alam;
 kawasan rawan tanah longsor;
 kawasan rawan gelombang pasang; dan
 kawasan rawan banjir.
e. Kawasan lindung geologi;
 kawasan cagar alam geologi;
 kawasan rawan bencana alam geologi; dan
 kawasan yang memberikan perlindungan terhadap airtanah.
f. Kawasan lindung lainnya
 cagar biosfer;
 ramsar;
 taman buru;
 kawasan perlindungan plasma nutfah;
 kawasan pengungsian satwa;
 terumbu karang; dan
 kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yangdilindungi.
Contoh kriteria kawasan lindung nasional pada Ruang terbuka hijau kota
ditetapkan dengan kriteria:
a. Lahan dengan luas paling sedikit 2.500 (dua ribu limaratus) meter persegi;
b. Berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, ataukombinasi dari bentuk satu
hamparan dan jalur; dan
c. Didominasi komunitas tumbuhan.
2. Kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional.
a. kawasan peruntukan hutan produksi;
b. kawasan peruntukan hutan rakyat;
c. kawasan peruntukan pertanian;
d. kawasan peruntukan perikanan;
e. kawasan peruntukan pertambangan;
f. kawasan peruntukan industri;
g. kawasan peruntukan pariwisata;
h. kawasan peruntukan permukiman; dan/atau
i. kawasan peruntukan lainnya.

2.10 Arahan Insentif dan Disinsentif RTRW


RTRWN ini berlaku selama 20 (duapuluh) tahun. Dan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten berlaku selama 20 tahun dan dilakukan
peninjauan kembali setiap 5 tahun.
Insentif diberikan apabila pemanfaatan ruang sesuai denganrencana struktur
ruang, rencana pola ruang, dan indikasi arahan peraturan zonasi yang diatur
dalam Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008.
Disinsentif dikenakan terhadap pemanfaatan ruang yangperlu dicegah,
dibatasi, atau dikurangi keberadaannyaberdasarkan ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah No. 26 Tahun 2008.
1. Insentif kepada pemerintah daerah diberikan, antara lain dalam bentuk:
a. pemberian kompensasi;
b. urun saham;
c. pembangunan serta pengadaan infrastruktur; atau
d. penghargaan.
2. Insentif kepada masyarakat diberikan, antara lain, dalam bentuk:
a. keringanan pajak;
b. pemberian kompensasi;
c. imbalan;
d. sewa ruang;
e. urun saham;
f. penyediaan infrastruktur;
g. kemudahan prosedur perizinan; dan/atau
h. penghargaan.
3. Disinsentif kepada pemerintah daerah diberikan, antara lain dalam bentuk:
a. pembatasan penyediaan infrastruktur;
b. pengenaan kompensasi; dan/atau
c. penalti.
4. Disinsentif dari Pemerintah kepada masyarakat dikenakan antara lain
dalam bentuk:
a. pengenaan pajak yang tinggi;
b. pembatasan penyediaan infrastruktur;
c. pengenaan kompensasi; dan/atau
d. penalti.

2.11 Sanksi terhadap Kebijakan RTRW


Arahan sanksi terhadap RTRW merupakan acuan dalam pengenaan sanksi
terhadap:
1. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencanastruktur ruang dan
pola ruang wilayah nasional;
2. pelanggaran ketentuan arahan peratuan zonasi sistemnasional;
3. pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yangditerbitkan
berdasarkan RTRWN;
4. pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatanruang yang
diterbitkan berdasarkan RTRWN;
5. pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratanizin
pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkanRTRWN;
6. pemanfataan ruang yang menghalangi akses terhadapkawasan yang oleh
peraturan perundang-undangandinyatakan sebagai milik umum; dan/atau
7. pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh denganprosedur yang
tidak benar.

Konsekuensi terhadap dapat dikenakan sanksi administratif berupa:


1. peringatan tertulis;
2. penghentian sementara kegiatan;
3. penghentian sementara pelayanan umum;
4. penutupan lokasi;
5. pencabutan izin;
6. pembatalan izin;
7. pembongkaran bangunan;
8. pemulihan fungsi ruang; dan/atau
9. denda administratif.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Rencana tata ruang wilayah atau RTRW adalah hasil perencanaan ruang
pada wilayah yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratif (Permen PU No. 16/PRT/M/2009).
2. Perencanaan tata ruang wilayah terdiri atas tiga jenis : RTRW Nasional,
RTRW Provinsi, RTRW Kab/Kota.
3. Proses Penyusunan RTRW meliputi Persiapan penyusunan, pengumpulan
data, pengolahan data dan analisis, penyusunan konsepsi RTRW,
penyusunan rancangan RTRW

Anda mungkin juga menyukai