Anda di halaman 1dari 5

Memiliki hubungan suami-istri dalam rumah tangga tak hanya harus diisi dengan rasa cinta

saja. Namun agama juga menganjurkan adanya sikap tolong-menolong satu sama lain dalam

beragam hal.

Muhammad Bagir dalam buku Muamalah Menurut Alquran, Sunah, dan Para

Ulama menjelaskan, perlu disadari bahwa sikap saling menolong antara suami istri dalam

kebaikan akan menambah kuatnya ikatan kehidupan berumah tangga. Tak hanya itu, sikap

tolong menolong dinilai juga merupakan upaya dalam memenuhi perintah agama.

Apalagi, sikap tolong menolong sendiri dalam Islam secara tegas diabadikan Allah dalam

Alquran Surah Al-Maidah ayat 2. Allah berfirman yang artinya: "Tolong menolonglah kamu

dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan

permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah siksa Allah sangat berat,".

Oleh karena itu ditekankan, apabila seorang suami atau istri tidak mau tahu tentang beban

kesulitan pasangannya dalam mengelola rumah tangga, maka mereka tidak dapat

dikategorikan seorang hamba yang telah melakukan pasangannya dengan baik. Sebab

perlakuan ihsan dalam rumah tangga, tak hanya diukur dari rasa keinginan memiliki

pasangan dan gelora sensasi merasakan acara pernikahan saja.

Namun yang layak disebut sebagai ihsan (perlakuan baik) dalam rumah tangga adalah

bertutur kata baik, berkelakuan baik, berpengertian baik, serta diiringi sikap saling tolong

menolong. Sehingga dengan hadirnya suasana seperti itu niscaya akan menghadirkan

kebahagiaan, keharmonisan, dan menambah ikatan cinta yang dapat ditiru anak-anak mereka

kelak.
Dengan saya bekerja kebutuhan keluarga kami bisa terpenuhi dan alhmadulillah bisa nabung,

Karena otomatis mas, suami saya bekerja dan saya ada penghasilan jadi dalam memenuhi

kebutuhan ekonomi jadi lebih terbantu, kadang kalau suami saya nutup kebutuhan

operasional saya nutup kebutuhan yang lain. Dengan saya bekerja juga minimalnya

meringankan beban dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, yang dibebankan pada suami

Secara sederhana, Imam Ibnul Qayyim menjelaskan makna al-birru bermakna kebaikan.

Kebaikan dalam hal ini adalah kebaikan yang menyeluruh, mencakup segala macam dan

ragamnya yang telah dipaparkan oleh syariat. “Al-Birru adalah satu kata bagi seluruh jenis

kebaikan dan kesempurnaan yang dituntut dari seorang hamba. Lawan katanya al-itsmu

(dosa) yang maknanya adalah satu ungkapan yang mencakup segala bentuk kejelekan dan aib

yang menjadi sebab seorang hamba sangat dicela apabila melakukannya” Allah SWT

mengajak untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dengan beriringan ketakwaan

kepada-Nya. Sebab, dalam ketakwaan terkandung ridha Allah1.

Ibu Giyani beralamat di desa Banaran Kecamatan Playen Kabupaten

Gunungkidul adalah adalah pegawai KSPP BMT Bina Insani Gunungkidul yang

menjabat sebagai HRD , berusia 38 tahun. Ibu Yani sudah menjalani pernikahan

selama 20 tahun. Ia dikaruniai dua anak satu laki-laki berusia 17 tahun dan seoarang

putri berusia 12 tahun, dan sekarang anaknya masih menempuh pendidikan.

1
Delvia Sugesti. “Mengulas Tolong Menolong dalam Prespektif Islam”. Jurnal PPKn & Hukum14 No. 2
Oktober 2019., hlm.110
Ibu Eva beralamat di desa Kepek Kecamatan Wonosari Kabupaten

Gunungkidul adalah adalah pegawai KSPP BMT Bina Insani Gunungkidul yang

menjabat sebagai Teller , berusia 35 tahun. Ibu Yani sudah menjalani pernikahan

selama 7 tahun. Ia dikaruniai satu anak laki-laki berusia 5 tahun kesibukannya

sebagai Teller di KSPP BMT Bina Insani Gunungkidul dan putranya yang masih

balita membuat bu Eva harus menitipkan anaknya pada ibunya dan menjemput

anaknya saat ia pulang kerja.

Ibu Feristiana Linda beralamat di desa Beji Kecamatan Patuk Kabupaten

Gunungkidul adalah adalah pegawai KSPP BMT Bina Insani Gunungkidul yang

menjabat sebagai Customer Service , berusia 35 tahun. Ibu linda sudah menjalani

pernikahan selama 14 tahun. Ia dikaruniai satu anak laki-laki berusia 10 tahun

kesibukannya sebagai Customer Service di KSPP BMT Bina Insani Gunungkidul iya

dan dan suami harus berbagi waktu untuk mengawasi putranya yang masih

menempuh pendidikan sekolah dasar.

Ibu siska beralamat di desa ngeposari Kecamatan Semanu Kabupaten

Gunungkidul kedudukannya di KSPP BMT Bina Insani Gunungkidul menjabat

sebagai Branch Manager, berusia 32 tahun. Ibu siska sudah menjalani pernikahan

selama 8 tahun. Ia dikaruniai satu anak perempuan berusia 6 tahun kesibukannya

sebagai Branch Manager di KSPP BMT Bina Insani Gunungkidul iya dan dan suami

menggunakan asisten rumah tangga untuk membantu mengurus kebutuhan putrinya

yang masih balita.

Ibu Aviningsih Januisna beralamat di Kecamatan wonosari Kabupaten

Gunungkidul kedudukannya di KSPP BMT Bina Insani Gunungkidul menjabat

sebagai Bagian pembiayaan , berusia 37 tahun. Ibu ningsih sudah menjalani


pernikahan selama 12 tahun. Ia dikaruniai dua anak laki laki berusia 10 tahun dan 7

tahun kesibukannya sebagai di KSPP BMT Bina Insani Gunungkidul iya dan dan

suami menggunakan asisten rumah tangga untuk membantu mengurus kebutuhan

putra yang masih kecil.

Ibu Yuli beralamat di Kecamatan wonosari Kabupaten Gunungkidul

kedudukannya di KSPP BMT Bina Insani Gunungkidul menjabat sebagai Teller ,

berusia 25 tahun. Ibu Yuli sudah menjalani pernikahan selama 3 tahun. Memiliki putri

berusia 2 tahun kesibukannya sebagai di KSPP BMT Bina Insani Gunungkidul iya

dan dan suami menggunakan asisten rumah tangga untuk membantu mengurus

kebutuhan putrinya yang masih kecil

Sugeng Handoko beralamat di desa Banaran Kecamatan Playen Kabupaten

Gunungkidul bekerja sebagai seorang guru dan istrinya adalah pegawai KSPP BMT

Bina Insani Gunungkidul yang menjabat sebagai HRD , pak Handoko berusia 40

tahun. Ia sudah menjalani pernikahan selama 20 tahun. Ia dikaruniai dua anak satu

laki-laki berusia 17 tahun dan seoarang putri berusia 12 tahun, dan sekarang anaknya

masih menempuh pendidikan.

Sidik Winarno beralamat di Kecamatan wonosari Kabupaten Gunungkidul

bekerja sebagai perangkat desa istrinya bekerja di KSPP BMT Bina Insani

Gunungkidul menjabat sebagai Bagian pembiayaan , berusia 39 tahun. Pak sidik dan

Ibu ningsih sudah menjalani pernikahan selama 12 tahun. Mereka dikaruniai dua

anak laki laki berusia 10 tahun dan 7 tahun kesibukannya sebagai di KSPP BMT

Bina Insani Gunungkidul iya dan dan suami menggunakan asisten rumah tangga

untuk membantu mengurus kebutuhan putra yang masih kecil.


Bapak Bangun Wisnu Pratopo berusia 35 tahun bekerja sebagai seorang guru merupakan

suami dari Ibu siska beralamat di desa ngeposari Kecamatan Semanu Kabupaten

Gunungkidul kedudukannya di KSPP BMT Bina Insani Gunungkidul menjabat sebagai

Branch Manager, berusia 32 tahun. Bapak Wisnu dan Ibu siska sudah menjalani pernikahan

selama 8 tahun. Ia dikaruniai satu anak perempuan berusia 6 tahun kesibukannya sebagai

Branch Manager di KSPP BMT Bina Insani Gunungkidul iya dan dan suami menggunakan

asisten rumah tangga untuk membantu mengurus kebutuhan putrinya yang masih balita.

Pernikahan adalah sarana pembelajaran yang kontinu. Baik untuk mempelajari karakter

pasangan ataupun untuk meng-up grade diri masing-masing. Karenanya sangat penting bagi

seseorang bersama pasangannya untuk membangun komitmen pengembangan diri ke depan,

baik di awal maupun sepanjang pernikahan seiring dinamika rumah tangganya.

Anda mungkin juga menyukai