Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5
KUPANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, bimbingan, dan anugerah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan
judul Pencemaran Lingkungan ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik
dari segi penulisan, isi makalah, dan lain sebagainya. Maka, kami sangat mengharapkan
kritikan dan saran dari pembaca sehingga dapat menjadi acuan referensi bagi kami dalam
penulisan makalah di waktu yang akan datang.
Demikian pengantar kata dari kami, dengan doa serta harapan semoga tulisan
sederhana ini dapat di terima dan bermanfaat bagi semua pembaca, khusunya bagi
mahasiswa-mahasiswi Fakultas Sains dan Teknik Program Studi Biologi.
Kupang, Oktober 2021
BAB I
Pendahuluan
Pencemaran lingkungan adalah peru bahan besar pada kondisi lingkungan akibat adanya
perkembangan ekonomi dan teknologi. Perubahan kondisi tersebut melebihi batas ambang
dari toleransi ekosistem sehingga meningkatkan jumlah polutan di lingkungan.
Degradable, yaitu polutan yang dapat diuraikan kembali atau dapat diturunkan sifat
bahayanya ke tingkat yang dapat diterima oleh proses alam. Contohnya adalah
kotoran manusia atau hewan dan limbah tumbuhan.
Non-Degradable, yaitu polutan yang tidak dapa diuraikan oleh kemampuan proses
alam itu sendiri. Contohnya merkuri, timah hitam, arsenik, dan lain-lain.
Pencemaran lingkungan disebabkan oleh beragam faktor. Namun, faktor terbesarnya adalah
manusia. Sadar atau tidak, kita telah berkontribusi dalam proses pencemaran lingkungan.
Mulai dari pertambahan jumlah penduduk yang tak terkendali, banyaknya sumber-sumber zat
pencemaran sehingga alam tak mampu menetralisir.
Selain itu banyak juga aktivitas sehari-hari yang tanpa disadari menjadi faktor rusaknya
lingkungan, diantaranya :
Pembahasan
1. Pencemaran Udara
Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut: Gas HzS. Gas ini
bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi, bisa juga dihasilkan dari pembakaran
minyak bumi dan batu bara. Gas CO dan COz. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan
tidak berbau, bersifat racun, merupakan hash pembakaran yang tidak sempurna dari bahan
buangan mobil dan mesin letup. Gas COZ dalam udara murni berjumlah 0,03%. Bila
melebihi toleransi dapat mengganggu pernapasan, sumber pencemaran udara lainnya yaitu:
Oksida karbon: karbon monoksida (CO) dan (CO2). Gas CO2 adalah gas yang
dihasilkan dari proses pernapasan makhluk hidup, pembusukan bahan organik dan
pelabukan dari batuan. Bila gas ini di atmosfer jumlahnya meningkat, maka akan
menyebabkan peningkatan suhu pada bumi.
Oksida belerang: SO dan (SO3). Gas sulfur dioksida ini berasal dari pabrik yang
menggunakan belerang dan hasil dari pembakaran fosil. Gas ini jika bereaksi dengan
air akan membentuk senyawa asam. Bila senyawa ini turun bersamaan dengan hujan,
maka akan terjadilah hujan asam.
Oksigen nitrogen: NO, (NO2), N2O. Gas nitrogen ini sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup sebagai bahan untuk membangun protein. Jika gas ini bereaksi dengan
air maka akan membentuk sebuah senyawa asam.
Komponen organik volatile: metan (CH4), benzene (C6h6), Klorofluoro karbon
(CFC), dan kelompok bromin. CFC sering kali digunakan untuk bahan pendingin
pada AC dan kulkas. Selain itu, CFC juga digunakan untuk alat penyemprot rambut
dan juga alat penyemprot nyamuk. CFC sangat berbahaya sekali karena bisa merusak
lapisan ozon pada atmosfer. Akibatnya perlindungan bumi dari radiasi sinar
ultraviolet akan berkurang.
Suspensi partikel: debu tanah, dioksin, logam, asam sulfat, dan lain-lain
Substansi radioaktif: radon-222, iodin-131. strontium-90, plutonium-239, dan lain-
lain
Suara: kendaraan bermotor, mesin industri, pesawat, dan lain-lain
Dampak dari pencemaran udara sendiri adalah Hujan asam, Perubahan cuaca yang ekstrim
Penipisan ozon, Peningkatan kasus kerusakan mata hingga Kanker kulit.
2. Pencemaran Air
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut: Pembuangan
limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik, misalnya, sisa detergen
mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat
racun. Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh
organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme pemangsa yang
lebih besar. Sumber lainnya yaitu:
Bahan Anorganik: Timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), merkuri (Hg), kromium
(Cr), nikel (Ni), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan kobalt (Co)
Bahan Kimia: Pewarna tekstil, pestisida, dan lain – lain
Bahan Organik: Berbentuk limbah yang dapat diuraikan oleh mikroba yang akan
memicu meningkatkan populasi mikroorganisme di dalam air
Cairan Berminyak
Dampaknya: Media penyebaran penyakit, Peningkatan alga dan eceng gondok, Menurunkan
kadar oksigen dalam air hingga mengganggu organisme di perairan, Mengganggu pernapasan
karena bau yang menyengat
3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini :
Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis, pecahan kaca, dan kaleng.
Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit diuraikan). Zat kimia dari
buangan pertanian, misalnya insektisida. Sumber lainnya:
Bahan logam: mangan (Mn), besi (Fe), aluminium (Al), timbal (Pb), merkuri (Hg),
seng (Zn). asenik (As), dan lain – lain
Bahan kimia organik: pestisida (insektisida, herbisida, dan fungisida), deterjen, dan
sabun
Bahan pupuk anorganik: urea, TSP, ammonium sulfat, dan KCL
Zat radioaktif
Dampak: Pertanian, seperti peningkatan salinitas tanah dan penurunan kesuburan tanah
Bencana alam, seperti tanah longsor dan erosi hingga Penyumbatan saluran air
4. Pencemaran Suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin
pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran. Pernah
ada kasus warga yang merasa terganggu dengan suara mesin boiler milik pabrik kelapa sawit.
Setiap hari mereka tidak bisa tidur nyenyak, terutama anak-anak karena bising dari mesin itu.
Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu
(lamanya) kontak. Sumber pencemaran suara diantaranya:
Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra
dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain. Misalnya gas
buangan kendaraan bermotor yang menyebabkan mata pedih.
Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan
sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa) di Minamata Jepang yang
menyebabkan kanker dan lahirnya bayi cacat.
Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga
menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan. Misalnya
pencemaran nuklir.
Contoh Kasus Pencemaran Lingkungan
Kasus pencemaran merkuri yang paling besar terjadi Teluk Minamata, Jepang. Sebuah
perusahaan yang memproduksi asam asetat membuang limbang cairnya ke Teluk Minamata,
salah satunya adalah methyl mercury konsentrasi tinggi. Tragedi yang dikenal dengan
Penyakit Minamata (Minamata Disease) terjadi antara tahun 1932-1968. Teluk Minamata
merupakan daerah yang kaya sumber daya ikan dan kerang. Selama bertahun-tahun, tidak ada
yang menyadari bahwa ikan, kerang, dan sumber daya laut lainnya dalam teluk tersebut telah
terkontaminasi merkuri.
Methyl mercury ini masuk ke dalam tubuh organisme laut baik secara langsung dari air
maupun mengikuti rantai makanan. Kemudian mencapai konsentrasi yang tinggi pada daging
kerang-kerangan, krustacea dan ikan yang merupakan konsumsi sehari-hari bagi masyarakat
Minamata. Akibat adanya proses bioakumulasi dan biomagnifikasi, konsentrasi merkuri
dalam rambut beberapa pasien di rumah sakit Minamata mencapai lebih 500 ppm.
Pada saat itu, setidaknya 50.000 orang yang terkena dampak dan lebih dari 2.000 kasus
penyakit Minamata disertifikasi. Masyarakat Minamata yang mengonsumsi makanan laut
yang tercemar tersebut diidentifikasi terserang penyakit syaraf, lumpuh, kehilangan indera
perasa, bicara ngawur, dan bahkan banyak yang meninggal dunia.
Di Indonesia, kasus pencemaran merkuri yang cukup serius juga pernah terekspos di Teluk
Buyat, Sulawesi Utara pada 2004. Perusahaan tambang emas PT Newmont Minahasa Raya
yang beroperasi di area Teluk Buyat diduga telah membuang limbah tailing-nya ke ke dasar
Teluk Minahasa sehingga menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat yang
serius. Sejumlah ikan mati mendadak dan menghilangnya beberapa beberapa jenis ikan.
Selain itu, ditemukan sejumlah ikan memiliki benjolan semacam tumor dan mengandung
cairan kental berwarna hitam dan lendir berwarna kuning keemasan. Fenomena yang sama
juga ditemukan pada sejumlah penduduk Buyat, di mana mereka memiliki benjol-benjol di
leher, payudara, betis, pergelangan, pantat dan kepala. Hasil penelitian WALHI (2004)
menemukan bahwa sejumlah konsentrasi logam berat (arsen, merkuri, antimon, mangan) dan
senyawa sianida pada sedimen di Teluk Buyat sudah tinggi.
Jika dibandingkan pada konsentrasi logam berat sebelum pembuangan tailing (data dari studi
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan/AMDAL, 1994), konsentrasi merkuri di daerah
dekat mulut pipa tailing di Teluk Buyat meningkat hingga 10 kali lipat (data WALHI dan
KLH, 2004).
Pemekatan hayati juga merupakan salah satu dampak yang akan ditimbulkan dari adanya
pencemaran lingkungan.
Proses pemekatan hati ini dapat diartikan sebagai peningkatan kadar bahan pencemar yang
melalui tubuh makhluk hidup tertentu. Pemekatan hayati ini juga disebut sebagai
amnalgamasiasi. Sebagai contoh untuk menggambarkan kasus ini adalah suatu perairan yang
telah tercemar, maka bahan pencemar yang ada di air tersebut akan menempel pada alga yang
hidup di wilayah perairan tersebut.
Ketika alga dimakan ikan- ikan kecil maka ikan kecil akan terkontaminasi bahan pencemar.
Ketika ikan-ikan kecil tersebut dimakan oleh ikan-ikan besar, maka ikan besar juga akan
mengandung berbagai bahan pencemar yang dimiliki oleh ikan kecil. Dan ketika ikan-ikan
besar ditangkap nelayan dan dimakan oleh manusia, maka bakteri atau polutan tersebut akan
masuk ke dalam tubuh manusia melalui ikan-ikan besar tersebut.
Ketika manusia mengonsumsi beberapa makanan yang yang berupa hewan atau tumbuhan
yang telah terkontaminasi bahan pencemar, maka segala kemungkinan buruk bisa ter jadi.
Beberapa kemungkinan buruk dari mengonsumsi bahan makanan yang tercemar adalah
keracunan atau meninggal dunia. George Tyler Miller (1979) dalam bukunya yang berjudul
Living in The Environment menjelaskan bahwa akibat pencemaran lingkungan terhadap
kehidupan dikelompokkan ke dalam 6 tingkatan. Adapun tingkatan tersebut adalah sebagai
berikut.
Penutup
Kesimpulan
Linngkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh manusia atau
oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan kurang atau tidak dapat bekerja lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat dari kegiatan manusia atau yang disebabkan oleh
alam (missal gunung meletus, gas). Polutan adalah zat penyebab polusi atau pencemaran
lingkungan dan keberadaan dapat menimbulkan kerugian terhadap makhluk hidup.
Saran
1. Manusia harus menjaga lingkungan agar tetap lestari dan tidak tercemar.
2. Kita harus menggunakan sumber daya alam yang ada secara bijak serta menjaga dan
merawatnya agar tidak punah.
3. Seharusnya manusia memikirkan dampak yang ditimbulkan terlebih dahulu sebelum
melaksanakan sesuatu.
4. Manusia harus segera sadar diri setelah mengetahui kejadian – kejadian yang sudah
terjadi agar tidak terulang lagi.
5. Pemerintah juga harus membuat peraturan dan sanksi tegas bagi pihak – pihak yang
telah merusak lingkungan, serta mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya
lingkungan yang tidak tercemar.
DAFTAR PUSTAKA
Tjm MGMP IPA. 2006. SMP Sains Biologi kelas VII. Klaten : Sendang Timur.
Paryanto dan Ruratno. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu SMP kelas VII.
http://www.bkusumoh@yahoo.com