Perang melawan Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 di Tanah Air belum
selesai.Pada tanggal 31 Desember 2019, World Health Organization (WHO) mendapatkan
informasi mengenai kasus pneumonia yang terjadi di kota Wuhan, Provinsi Hubei,
Cina.Tanggal 7 Januari 2020, otoritas Cina mengkonfirmasi telah mengidentifikasi virus baru,
yaitu virus Corona, yang merupakan famili virus flu, seperti virus SARS dan MERS, yang
mana dilaporkan lebih dari 2.000 kasus infeksi virus tersebut terjadi di Cina, termasuk di luar
Provinsi Hubei.Pada 2 Maret 2020, untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan dua
kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia. Namun, Pakar Epidemiologi Universitas
Indonesia (UI) Pandu Riono menyebutkan virus corona jenis SARS-CoV-2 sebagai penyebab
Covid-19 itu sudah masuk ke Indonesia sejak awal Januari. Hal tersebut membuat Indonesia
memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan
penyebaran virus ini.Karena Indonesia sedang melakukan PSBB, maka semua kegiatan yang
dilakukan di luar rumah harus dihentikan sampai pandemi ini mereda.
Adapun pengertian patriotisme menurut KBBI adalah sikap seseorang yang bersedia
mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran Tanah Airnya. Patriotisme
berasal dari kata "patriot" dan "isme" yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan
atau heroism dan patriotism dalam bahasa Inggris. Akhir-akhir ini jiwa patriotisme dan cinta
Tanah Air yang dapat kita saksikan adalah pengabdian para petugas medis (dokter dan
perawat) yang merupakan ujung tombak dalam melawan Covid-19. Tidak dapat kita mungkiri
bahwa para petugas medis saat ini telah menjadi patriot kemanusiaan dan patriot bangsa yang
berada di garis depan melawan Covid-19 dan itu merupakan wujud nyata bela negara. Dalam
menghadapi pandemi Covid-19, petugas medis telah rela menjadi garda terdepan atau
pasukan khusus yang berperang melawan musuh yang tidak terlihat dengan indera
penglihatan biasa. Perjuangan yang telah dilakukan oleh petugas medis bukan hanya sebuah
perang melawan Covid-19, namun lebih merupakan suatu perjuangan untuk mempertahankan
keselamatan dan eksistensi bangsa dan negara Indonesia. Di masa lalu, patriot bangsa adalah
para pahlawan pejuang bangsa. Saat ini peran tersebut ada pada profesi tenaga medis yang
didukung oleh Satgas Covid-19, TNI dan Polri, serta berbagai petugas aparatur sipil negara
(ASN) serta komponen masyarakat lainnya.
Dalam kuliah umum ini Wamenhan juga menegaskan bahwa bela negara merupakan
sebuah kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa pengecualian, karena kedamaian dan
ketentramaan saat ini merupakan sebuah anugerah yang tidak didapatkan secara mudah,
melainkan melalui pertumpahan darah, tangisan, dan jeritan pejuang-pejuang Indonesia.
“Membela negara bukan hanya dalam wujud perang bersenjata, melainkan juga dalam perang
melawan COVID-19 dengan berbagai cara dan daya yang dimiliki tiap-tiap individu. Dimana
hal paling mudah yang dilakukan dengan selalu menaati anjuran, himbauan, serta peraturan
yang ditetapkan pemerintah, yaitu untuk tetap tinggal di rumah. Berdiam di rumah adalah
selamat dan menyelamatkan”, jelas Wamenhan.
Hal lainnya, Wamenhan melanjutkan penjelasannya, salah satu unsur dari bela negara
adalah mengembangkan sikap disiplin dan rajin belajar, agar di era pandemi ini tidak
meninggalkan kelompok “generasi yang hilang” atau the lost generation. Sebaliknya,
kedisiplinan diri dengan semangat belajar yang tinggi akan memunculkan sumber daya
manusia yang cerdas.
Sedangkan manfaat lainnya dari perwujudan bela negara bagi generasi muda antara
lain, membentuk sikap disiplin baik waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lainnya,
kemudian membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan,
membentuk mental maupun fisik yang tangguh, menanamkan rasa kecintaan pada bangsa
serta patriotisme sesuai dengan kemampuan diri.“Semangat bela negara juga melatih jiwa
leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok, membentuk Iman dan taqwa pada
agama yang dianut oleh individu, berbakti pada orang tua, bangsa, agama, melatih kecepatan,
ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan, menghilangkan sikap negatif
seperti malas, apatis, boros, egois, serta tidak disiplin, membentuk perilaku jujur, tegas, adil,
tepat,dan kepedulian antar sesama”, tegas Wamenhan.
(Biro Humas Setjen Kemhan)