Anda di halaman 1dari 9

Tugas : Sistem Telekomunikasi Lanjut

Nama : I Putu Mariawan


NIM : 521419038

A. Pengertian Modulasi

Modulasi adalah teknik yang digunakan untuk menumpangkan sinyal informasi pada suatu
gelombang pembawa. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekuensi rendah)
bisa dimasukkan ke dalam sinyal pembawa, biasanya berupa gelombang sinus yang berfrekuensi
tinggi. Peralatan untuk proses modulasi disebut modulator, sedangkan peralatan untuk
memperoleh informasi-informasi awal (kebalikan proses modulasi) disebut demodulator dan
peralatan untuk proses keduanya disebut modem (modulator demodulator). Informasi yang bisa
dikirim berupa sinyal analog dan sinyal digital.

Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang ynag kontinyu, yang membawa
informasi dengan mengubah karakteristik gelombangnya. Sinyal analog bekerja dengan
mentransmisikan suara dan gambar dalam bentuk gelombang kontinu (continous varying). Dua
parameter penting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude dan frekuensi. Isyarat analog
biasnya dinyatakan dalam gelombang sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk
semua bentuk isyarat analog.hal ini didasarkan kenyataan bahwa berdasarkan anlisis fourir, suatu
sinyal analog dapat diperoleh dari perpaduan sejumlah gelombang sinus.

Sinyal digital merupakan hasil teknologi yang dapat mengubah sinyal menjadi kombinasi
urutan bilangan 0 dan 1, sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh derau, proses informasinya pun
mudah, cepat dan akurat, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau
pengiriman data yang relative dekat. Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskrit. Sinyal
yang mempunyai dua keadaan ini biasa disebut bit. Bit merupakan istilah khas pada sinyal digital.
Sebuah bit dapat berupa nol atau satu. Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah 2 buah (2^1).
Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah 4 buah (2^2), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum
jumlah kemungkinan nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2^n buah.

System digital merupakan bentuk sampling dari system analog. Digital pada dasarnya
dikodekan dalam bentuk biner atau hexa. Besarnya nilai suatu system digital dibatasi oleh
lebarnya bandwith. Jumlah bit juga sangat mempengaruhi nilai akurasi system digital.

Tujuan dari modulasi adalah:

1. Transmisi menjadi efisien atau memudahkan pemancaran


2. Masalah perangkat keras menjadi mudah
3. Menekan derau
4. Untuk memudahkan pengaturan alokasi frekuensi radio
5. Untuk multiplexing
1. Modulasi Analog

Modulasi analog adalah proses pengiriman sinyal data yang masih berupa sinyal analog
atau berbentuk sinusoidal. Dalam modulasi analog yang perlu diketahui adalah adanya suatu teori
yaitu modulation theorem yang juga dikenal dengan sebutan frequency translation. Modulasi
analog yang umum dikenal ada beberapa macam bentuk antara lain, yaitu Amplitude
Modulation (AM), Frequency Modulation (FM) dan Phase Modulation (PM).

a. Amplitude Modulation (AM)

Modulasi amplitudo merupakan proses modulasi yang mengubah amplitudo sinyal


pembawa sesuai dengan sinyal pemodulasinya/informasi yang dikirim. Sinyal pemodulasi adalah
sinyal asal yang berisi informasi. Sedangkan sinyal pembawa (carrier) adalah sinyal frekuensi
tinggi yang ditumpangi oleh sinyal informasiselama proses transmisi. Pada modulasi jenis ini
amplitude sinyal carrier diubah-ubah secara proposional terhadap amplitude sesaat sinyal
pemodulasi, sedangkan frekuensinya tetap selama proses modulasi.

Modulasi jenis ini merupakan modulasi yang paling sederhana. Modulasi ini disebut juga
dengan linear modulation, artinya bahwa pergeseran frekuensinya bersifat linier mengikuti sinyal
informasi yang akan ditransmisikan. Jika sinyal informasi ditumpangkan pada amplitude sinyal
pembawa, maka prosesnya disebut modulasi amplitudo dan menghasilkan sinyal termodulasi
dengan persamaan. Di dalam modulasi amplitude ada yang disebut dengan indeks modulasi, yaitu
ukuran seberapa dalam sinyal informasi memodulasi sinyal pembawa. Adapun persamaanya yaitu.
Teknik modulasi data digital melewati media analog pada amplitude modulasi terbagi menjadi
beberapa teknik, yaitu Amplitude Modulation Full Carrier untuk radio broadcast, Double Side
Band Suppressed Carrier (DSB-SC) untuk komunikasi radio, Single Side Band (SSB), Upper Side
Band (USB), Lower Side Band (LSB), dan Independent Side Band (ISB) untuk komunikasi radio
juga, serta Vestigial Side Band (VSB) untuk pemancar televisi.
b. Demodulasi sinyal AM

Demodulasi adalah proses suatu sinyal modulasi yang dibentuk kembali seperti aslinya dari
suatu gelombang pembawa yang termodulasi oleh rangkaian. Sedangkan demodulator adalah
rangkaian yang penerima komunikasi yang berfungsi memisahkan informasi asli dari gelombang
campuran. Demodulator sering juga disebut detector. Demodulasi dilakukan dengan cara
mendeteksi puncak-puncak sinyal (envelope) termodulasinya. Alat yang digunakan untuk
demodulasi adalah envelope detector.

c. Frequency Modulation (FM)

Modulasi frekuensi adalah sehingga frekuensi sinyal pembawa berubah sesuai dengan
perubahan simpangan sinyal informasi. Jadi sinyal informasi yang dimodulasikan pada sinyal
pembawa menyebabkan perubahan frekuensi sinyal pembawa sesuai dengan perubahan tegangan
sinyal informasi. Pada modulasi frekuensi sinyal informasi mengubah-ubah frekuensi sinyal
pembawa, sedangkan amplitudonya konstan selama proses modulasi. Ada dua teknik modulasi
untuk modulasi frekuensi, yaitu Narrowband FM (bandwith<20kHz) dan Wideband FM
(bandwith=150kHz).

Kelebihan FM adalah:

1. Informasi/data yang dibawa tidak mudah terganggu


2. Daya transmisi tidak besar

Kekurangan FM adalah:

1. Memerlukan bandwith yang lebar


2. Rangkaian dan maintenance tidak semudah AM
d. Phase Modulation (PM)

Modulasi fasa adalah proses modulasi yang mengubah fasa sinyal pembawa sesuai dengan
sinyal pemodulasi. Sehingga dalam modulasi PM amplitude dan frekuensi yang dimiliki sinyal
pembawa tetap, tetapi fasa sinyal pembawa berubah sesuai dengan informasi. Modulasi fasa
digolongkan dalam jenis modulasi sudut. Pada modulasi ini sinyal informasi mengubah-ubah fasa
gelombang carrier yang besarnya perubahan fasa sebanding dengan amplitude sesaat sinyal
informasi.

Secara sekilas modulasi ini mirip dengan modulasi frekuensi, namun perbedaanya apabila
pada modulasi frekuensi perubahan tertinggi terjadi ketika sinyal informasi mencapai amplitude
puncak berbeda dengan modulasi fasa, perubahannya meningkat yaitu perubahan fasa ketika sinyal
informasi mengalami perubahan yang paling besar yaitu ketika kadar nilai positif ke negative.

e. Pulse Amplitude Modulation (PAM)

Basic konsep PAM adalah merubah amplitudo signal carrier yang berupa deretan pulsa
(diskrit) yang perubahannya mengikuti bentuk amplitudo dari signal informasi yang akan
dikirimkan ketempat tujuan. Sehingga signal informasi yang dikirim tidak seluruhnya tapi hanya
sampelnya saja (sampling signal).
f. Pulse Width Modulation (PWM)

PWM adalah kepanjangan dari Pulse Width Modulation atau dalam bahasa Indonesia dapat
diterjemahkan menjadi Modulasi Lebar Pulsa. Jadi pada dasarnya, PWM adalah suatu teknik
modulasi yang mengubah lebar pulsa (pulse width) dengan nilai frekuensi dan amplitudo yang
tetap. PWM dapat dianggap sebagai kebalikan dari ADC (Analog to Digital Converter) yang
mengkonversi sinyal Analog ke Digital, PWM atau Pulse Width Modulation ini digunakan
menghasilkan sinyal analog dari perangkat Digital (contohnya dari Mikrokontroller).

g. Pulse Position Modulation (PPM)


Pulse posistion modulation (PPM) adalah modulasi pulsa teknik yang menggunakan pulsa
yang tinggi seragam dan lebar tapi pengungsi di waktu dari beberapa posisi dasar sesuai dengan
amplitudo dari sinyal di instan sampling. Pulse posisi modulasi juga kadang-kadang dikenal
sebagai pulsa-fase modulasi. Pulse posisi modulasi telah keuntungan lebih dari pulsa amplitudo
modulation (PAM) dan durasi pulsa modulasi (PDM) dalam hal ini memiliki kekebalan tinggi
kebisingan karena semua penerima perlu lakukan adalah mendeteksi adanya pulsa pada waktu
yang tepat; durasi dan amplitudo dari pulsa tidak penting.
Modulasi posisi pulsa adalah modulasi sinyal teknik yang memungkinkan komputer untuk berbagi
data dengan mengukur waktu setiap paket data yang dibutuhkan untuk mencapai komputer. Hal
ini sering digunakan dalam komunikasi optik, seperti serat optik, di mana ada sedikit multi-jalur
gangguan. Modulasi posisi pulsa eksklusif transfer sinyal digital dan tidak dapat digunakan dengan
sistem analog.
2. Modulasi Digital

Modulasi digital adalah proses penumpangan sinyal digital ke dalam


sinyal carrier. Modulasi digital sebenarnya adalah proses mengubah-ubah karakteristik dan sifat
gelombang sinyal pembawa sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya memiliki ciri-ciri dari bit-
bit yaitu 0 dan 1. Berarti dengan mengamati sinyal pembawanya, kita bisa mengetahui urutan
bitnya disertai clock.

Melalui proses modulasi digital sinyal-sinyal digital setiap tingkatan dapat dikirim ke penerima
dengan baik. Untuk pengiriman ini dapat digunakan media transmisi fisik atau non fisik. Pada
modulasi digital, sinyal pemodulasinya berupa sinyal digital. Ada 3 sistem modulasi digital
yaitu Amplitude Shift Keying (ASK), Frekuensi Shift Keying (FSK), Phase Shift Keying (PSK).

Kelebihan modulasi digital dibandingkan modulasi analog adalah sebagai berikut:

1. Teknologi digital mempunyai suatu sinyal dalam bentuk digital yang mampu
mengirimkan data yang terbentuk kode bineri yaitu 0 dan 1.
2. Sinyal digital juga mampu mengirimkan data lebih cepat dan tentunya dengan
kapasitas yang lebih besar dibandingkan sinyal analog.
3. Memiliki tingkat kesalahan yang kecil, disbanding sinyal analog.
4. Data akan utuh dan akan lebih terjamin pada saat dikirmkan atau ditransmisikan
dibandingkan modulasi analog.
5. Lebih stabil dan tidak terpengaruh dengan pengaruh cuaca.

Kelemahan modulasi digital ini adalah sebagai berikut:

1. Modulasi digital termasuk yang mudah error.


2. Bila terjadi gangguan maka sistemnya akan langsung berhenti.

a. PCM (Pulse Code Modulation)


PCM / Pulse Code Modulation atau Modulasi Kode Pulsa adalah salah satu teknik
memproses suatu sinyal analog menjadi sinyal digital melalui kode-kode pulsa. Proses-
proses utama pada sistem PCM, diantaranya Proses Sampling (Pencuplikan), Quantizing
(Kuantisasi), Coding (Pengkodean), Decoding (Pengkodean Kembali).

1. Sampling : proses pengambilan sample atau contoh besaran sinyal analog pada titik
tertentu secara teratur dan berurutan.Frekuensi sampling harus lebih besar dari 2 x
frekuensi yang disampling (sekurang-kurangnya memperoleh puncak dan lembah)
[teorema Nyqust]. Hasil penyamplingan berupa PAM (Pulse Amplitude Modulation)
2. Quantisasi : Proses menentukan segmen-segmen dari amplitudo sampling dalam level-
level kuantisasi.
Amplitudo dari masing-masing sample dinyatakan dengan harga integer dari level
kuantisasi yang terdekat.
3. Pengkodean : proses mengubah (mengkodekan) besaran amplitudo sampling ke bentuk
kode digital biner.
4. Multiplexing : dari banyak input menjadi satu output.
fungsi : Untuk penghematan transmisi
Menjadi dasar penyambungan digital

b. Delta Modulation
Delta Modulation merupakan salah satu dari beberapa macam modulasi digital yang
merupakan suatu teknik konversi sinyal analog to digital yang digunakan untuk transmisi
informasi suara. Modulasi Delta merupakan sebuah teknik modulasi dimana suatu sinyal
analog dapat dikodekan dalam digit (bit) . Modulasi Delta merupakan salah satu sistem
berbasis Pulse Code Modulation (PCM). Prinsip kerja Modulasi Delta adalah pengiriman
deretan pulsa-pulsa dengan lebar tetap, yang polaritasnya menunjukkan apakah keluaran
integrator harus naik atau turun pada masing-masing pulsa. Keluaran dibuat naik atau turun
oleh suatu langkah yang tetap pada masing-masing pulsa. Modulator Delta membandingkan
isyarat analog dan successive isyarat hasil Digital to Analog Converter (DAC) dan
mentransmisikannya dengan 1 bit saja. Rangkaian Modulator Delta terdiri atas beberapa
blok rangkaian yaitu pembanding, encoder ( D-Flip flop ), integrator diskret yang
merupakan untai staircase generator dan pembangkit clock. Agar dapat dipancarkan lewat
media udara keluaran Modulator Delta dimasukkan modulator FSK dan pemancar FM.

c. Adaptive Delta Modulation (ADM)


Adaptive Delta Modulation (ADM) adalah jenis teknik modulasi delta. Dalam modulasi
digital, ada masalah dalam menentukan ukuran langkah, yang mungkin memiliki pengaruh
pada kualitas gelombang yang diproduksi sebagai output. Kami membutuhkan ukuran
langkah yang lebih besar di lereng curam sinyal modulasi, dan ukuran langkah kecil
diperlukan ketika pesan memiliki kemiringan kecil. Detail semacam ini diabaikan dalam
teknik Delta Modulation. Jadi, kita perlu memiliki kendali atas ukuran langkah sesuai
dengan kebutuhan kita sehingga kita dapat memperoleh output sampel dengan cara yang
diperlukan. Ini adalah konsep utama di balik Modulasi Delta adaptif.

d. Amplitude Shift Keying (ASK)

Amplitude Shift Keying adalah modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai
tegangan tertentu (misalnya 1 volt) dan sinyal digital 0 sebagai sinyal digital dengan tegangan 0
volt. Sinyal ini yang kemudian digunakan untuk menyala-matikan pemancar, kira-kira mirip sinyal
morse..

ASK dalam konteks komunikasi digital adalah proses modulasi, yang menanamkan untuk
dua atau lebih tingkat amplitude diskrit sinusoida. Hal ini juga terkait dengan jumlah tingkat
diadopsi oleh pesan digital. Untuk urutan pesan biner ada dua tingkat, salah satunya biasanya nol.
Jadi gelombang termodulasi terdiri dari semburan sinusoida sebuah.

Ada diskontinuitas tajam ditampilkan pada titik-titik transisi. Hal ini mengakibatkan sinyal
memiliki bandwith yang tidak perlu lebar. Bandlimiting umumnya diperkenalkan sebelum
transmisi, dalam hal ini akan diskontinuitas ‘off bulat’. Bandlimiting ini dapat diterapkan ke pesan
digital atau sinyal yang termodulasi itu sendiri.

e. Shift Keying (FSK)


Dalam modulasi FM, frekuensi carrier diubah-ubah harganya mengikuti harga sinyal
pemodulasinya dengan amplitude pembawa yang tetap. Jika sinyal yang memodulasi tersebut
hanya mempunyai dua harga tegangan 0 dan 1, maka proses modulasi tersebut dapat diartikan
sebagai proses penguncian frekuensi sinyal. Hasil gelombang FM yang dimodulasi oleh data
biner ini kita sebut dengan Frekuensi Shift Keying (FSK). Dalam system FSK, maka symbol
1 dan 0 ditransmisikan secara berbeda antara satu sama lain dalam satu atau dua buah sinyal
sinusoidal yang berbeda besar frekuensinya.

Phase Shift Keying (PSK)

Phase Shift Keying (PSK) atau pengiriman sinyal digital melalui pergeseran fasa. Metode ini
merupakan suatu bentuk modulasi fasa yang memungkinkan fungsi pemodulasi fasa gelombang
termodulasi di antara nilai-nilai diskrit yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam proses modulasi
ini fasa dari frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan status sinyal
informasi digital. Sudut fasa harus mempunyai acuan kepada pemancar dan penerima guna
memudahkan untuk memperoleh stabilitas. Dalam keadaan seperti ini, fasa yang ada dapat
dideteksi bila fasa sebelumnya telah diketahui. Hasil dari perbandingan ini dipakai sebagai
patokan.

Pada system modulasi PSK, sinyal gelombang pembawa sinusoidal dengan amplitude dan
frekuensi yang dapat digunakan untuk menyatakan sinyal biner 1 dan 0, tetapi untuk sinyal 0 fasa
gelombang pembawa tersebut digeser 180 derajat.

Pada gambar di atas, symbol pengali di sini merupakan balanced modulator, di sini berfungsi
sebagai saklar pembalik fasa, tergantung pada pulsa input, maka frekuensi pembawa akan diubah
sesuai dengan kondisi-kondisi tersebut dalam bentuk fasa output, baik sefasa maupun berbeda fasa
1800 dalam oscillator referensi. Balanced modulator mempunyai dua input, yaitu sebuah input
untuk frekuensi pembawa yang dihasilkan oleh oscillator referensi dan yang satunya input untuk
data biner. Modulasi PSK terbagi menjadi empat jenis, yaitu Binary Phase Shift Keying,
Quadrature Phase Shift Keying, 8-Phase Shift Keying dan 16-Phase Shift Keying.
f. Binary Phase Shift Keying (BPSK)

Dalam BPSK, dua output fasa yang mungkin keluar dan membawa informasi. Satu fasa
output mewakili suatu logika 1 dan yang lainnya adalah logika 0. Sesuai dengan perubahan
keadaan sinyal input digital, fasa pada output carrier bergeser di antara sudut yang keduanya
terpisah 180 derajat.

Nama lain dari BPSK adalah Phase Reversal Keying (PRK) dan Biphase Modulation.

g. Quadrature Phase Shift Keying (QPSK)

Modulasi QPSK memiliki empat empat symbol yang mempunyai amplitude sama dengan
fasa yang berlainan. Keempat symbol tersebut dibentuk dari grup dua bit input, sehingga diperoleh
empat kondisi yang mungkin, yaitu 00, 01, 10, dan 11. Setiap bit menghasilkan satu dari empat
fasa yang mungkin, sehingga rate keluarannya adalah setengah dari rate input.

h. 8-Phase Shift Keying (8-PSK)

Modulasi PSK secara sederhana mengalokasikan satu fasa tertentu untuk setiap sandi yang
ada. Pada BPSK, dialokasikan dua fasa yang berlainan untuk sandi 1 dan 0. Pada QPSK,
dialokasikan empat fasa yang berlainan untuk sandi 00, 01, 10, dan 11. Sedangkan untuk 8-PSK,
harus dialokasikan delapan fasa yang berbeda untuk sandi 000, 001, 010, 011, 100, 101, 110, dan
111.

Setiap kali level PSK meningkat, maka efisiensi bandwith juga meningkat. Pada BPSK
efisiensi bandwith-nya 1 b/s/Hz, pada QPSK efisiensi bandwith-nya 2 b/s/Hz dan pada 8-PSK
efisiensi bandwith-nya mencapai 3 b/s/Hz. Semakin besar efisiensi bandwith maka semakin
sempit bandwith yang dubutuhkan untuk transmisi data.

i. 16-Phase Shift Keying (16-PSK)

16-PSK adalah teknik pengkodean PSK di mana M=16 sehingga pada 16_PSK ada 16 fasa
yang keluarannya berbeda dengan jumlah bit sebanyak 4.

Anda mungkin juga menyukai