Anda di halaman 1dari 2

BAB II

TEORI DASAR

II.1 Pasang surut air laut


Pasang surut air laut adalah suatu gejala fisik yang selalu berulang dengan periode
tertentu dan pengaruhnya dapat dirasakan sampai jauh masuk ke arah hulu dari muara
sungai. Pasang surut terjadi karena adanya gerakan dari benda benda angkasa yaitu
rotasi bumi pada sumbunya, peredaran bulan mengelilingi bumi dan peredaran bulan
mengelilingi matahari. Gerakan tersebut berlangsung dengan teratur mengikuti suatu
garis edar dan periode yang tertentu. Pengaruh dari benda angkasa yang lainnya sangat
kecil dan tidak perlu diperhitungkan. Gerakan dari benda angkasa tersebut diatas akan
mengakibatkan terjadinya beberapa macam gaya pada setiap titik di bumi ini yang
disebut gaya pembangkit pasang surut.
Masing-masing gaya akan memberikan pengaruh pada pasang surut dan disebut
komponen pasang surut, dan gaya tersebut berasal dari pengaruh matahari, bulan atau
kombinasi keduanya. Untuk menjelaskan terjadinya pasang surut maka mula mula
dianggap bahwa bumi benar-benar bulat serta seluruh permukaannya ditutupi oleh
lapisan air laut yang sama tebalnya sehingga didalam hal ini dapat diterapkan teori
keseimbangan. Pada setiap titik dimuka bumi akan terjadi pasang surut yang
merupakan kombinasi dari beberapa komponen yang mempunyai amplitudo dan
kecepatan sudut yang tertentu sesuai dengan gaya pembangkitnya.
Pada keadaan sebenarnya bumi tidak semuanya ditutupi oleh air laut melainkan
sebagian merupakan daratan dan juga kedalaman laut berbeda-beda. Sebagai
konsekuensi dari teori keseimbangan maka pasang surut akan terdiri dari beberapa
komponen yang mempunyai kecepatan amplitudo dan kecepatan sudut tertentu, sama
besarnya seperti yang diuraikan pada teori keseimbangan. Berhubung adanya
pengaruh geografi yang berbeda-beda, maka pasang surut tersebut dalam
perambatannya akan mengalami hambatan, distorsi dan refraksi sehingga besarnya
amplitudo akan terpengaruhi serta terjadi undur phase yang berbeda untuk setiap
kcmponen, disamping terjadinya beberapa gelombang anak. Dalam penelitian lebih

4|Teori Dasar
lanjut diketahui bahwa untuk setiap tempat yang mengalami pasang surut mempunayi
ciri tertentu yaitu besar pengaruh dari tiap komponen selalu tetap dan hal ini disebut
tetapan pasang surut. Selama tidak terjadi perubahan pada keadaan geografinya
tetapan tersebut tidak akan berubah.

Pasang surut air laut dibagi jadi 4 (empat) tipe yaitu :


- Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang
hampir sama dan pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur. Periode
pasang surut adalah 24 jam 50 menit. Pada jenis harian ganda misalnya terdapat
di perairan Selat Malaka sampai ke Laut Andaman.
- Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut. Periode pasang
surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. Jenis harian tunggal misalnya terdapat di
perairan sekitar selat Karimata, antara Sumatra dan Kalimantan.
- Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing
semidiurnal)
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan
periodenya berbeda. Pada pasang-surut campuran condong ke harian ganda
(mixed tide prevailing semidiurnal) misalnya terjadi di sebagian besar perairan
Indonesia bagian timur.
- Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing
diurnal)
Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut,
tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali
surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda. Sedangkan jenis campuran
condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal) contohnya terdapat di
pantai selatan Kalimantan dan pantai utara Jawa Barat.

5|Teori Dasar

Anda mungkin juga menyukai