Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
2021
Judul Buku : Metodologi Studi Islam Dalam Perspectives Multydisiplin Keilmuan
Penerbit : Rajawali Buana Pusaka
Penulis : Dr. H. M. Rozali M.A
1. Pendekatan Teologis
Pendekatan normatif dan subjektif terhadap agama. Umumnya
pendekatan ini dilakukan oleh dan oleh pemeluk satu agama dengan tujuan
untuk meneliti agama lain. Secara harfiah, pendekatan teologi normatif
dalam memahami agama dapat diartikan sebagai upaya memahami agama
dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan, yang berangkat dari
keyakinan bahwa bentuk empiris suatu agama paling benar dibandingkan
dengan agama lainnya.
2. Pendekatan Antropologis
Pendekatan antropologis dalam memahami agama dapat diartikan
sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud
praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
Dengan kata lain, cara-cara yang digunakan dalam disiplin ilmu antropologi
dalam melihat suatu masalah digunakan pula untuk memahami agama lain.
Melalui pendekatan antropologis, kita melihat bahwa agama ternyata
berkorelasi dengan etos kerja dan perkembangan ekonomi suatu
masyarakat.
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang berakar pada Allah, yang tidak meragukan
kebenaran-Nya. Islam yang sumber ajaran utamanya adalah Al-Qur'an yang mutlak
benar karena berasal langsung dari Allah, kedua Hadis adalah sumber kedua
setelah Al-Qur'an. Islam juga memiliki karakteristik yang berbeda yaitu sangat
fleksibel dan toleran, sehingga Islam menjadi sangat menarik bagi pemeluknya.
b. Al-Hadist
Al-Hadis berkedudukan sebagai sumber ajaran Islam yang
kedua setelah al-Qur’an. Yakni seluruh sahabat sepakat untuk
menetapkan tentang wajib mengikuti hadis, baik pada masa
Rasulullah masih hidup maupun setelah beliau wafat. Dalam arti
terminologi, ketiga istilah tersebut kebanyakan ulama hadis adalah
sama dengan terminologi al-hadis meskipun ulama lain ada yang
membedakannya.
2. Sumber Ajaran Islam Sekunder
a. Ijtihad
Secara bahasa, ijtihad berasal dari kata jahada. Tetapi orang-
orang Arab menggunakannya untuk wawasan dan keahlian yang
bijaksana dalam menangani masalah yang dihadapi. Beberapa ayat Al-
Qur'an yang menjadi dasar ijtihad adalah sebagai berikut:
Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu sebuah kitab
dengan kebenaran agar kamu dapat memutuskan antara manusia dan
apa yang diturunkan Allah kepadamu, dan janganlah kamu
menentangnya. karena para pengkhianat."
C. Karakteristik Islam
Istilah "karakteristik ajaran Islam" terdiri dari dua kata: karakteristik dan
ajaran Islam. Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, dipandu
oleh kitab suci al-Qur'an dan diturunkan di dunia ini melalui wahyu Allah SWT.
Dari situ terlihat bahwa Islam memiliki ciri universal untuk dapat menjangkau
berbagai kelas sosial dengan berbagai model dan bentuk yang berbeda.
Dari berbagai referensi kepustakaan tentang karakteristik Islam, tiap
referensi memiliki cara yang berbeda dalam menyampaikan karakteristik Islam
karena ruang lingkupnya sangat luas, mencakup berbagai aspek kehidupan umat
Islam. Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya “Karakteristik Islam Kajian Analitik”
menguraikan tujuh karakteristik Islam, yaitu: Rabbaniyah (Ketuhanan), insaniyah
(kemanusiaan), syumul (universal), keadilan, kontekstual, kejelasan, integrasi
antara tsabat dan murunah. Sedangkan Abuddin Nata dalam bukunya “Metodologi
Studi Islam” menguraikan karakteristik Islam dalam berbagai bidang, yaitu: dalam
bidang agama, ibadah, akidah, ilmu dan kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi,
kesehatan, politik, pekerjaan, Islam sebagai disiplin ilmu Karakteristik Islam dari
beberapa bidang:
Pertama, bidang agamaKedua, Dalam Bidang Ibadah. Ketiga, Bidang Ilmu Dan
Kebudayaan, Keempat, Bidang Pendidikan, Kelima, Bidang Sosial, Keenam, Bidang
Kehidupan Ekonomi.
Kehadiran agama saat ini untuk terlibat secara aktif dalam memecahkan berbagai
masalah yang dihadapi umat manusia. Agama tidak boleh hanya dijadikan lambang
kesolehan, tetapi secara konsepsional mampu menunjukkan cara yang efektif dalam
memecahkan masalah. Tuntunan terhadap agama seperti itu dapat menjawab manakala
pemahaman agama yang selama ini banyak menggunakan pendekatan teologis normatif
dilengkapi dengan pemahaman agama yang menggunakan pendekatan lain secara
operasional dapat memberikan jawaban terhadap masalah yang timbul.
Berbagai pendekatan tersebut diantaranya pendekatan teolegis normatif,
antropologis, sosiologis, psikologis, sejarah, budaya dan pendekatan filosofis. Pentingnya
pendekatan sosiologis dalam memahami agama dapat difahami karena banyak sekali
ajaran agama yang berkaitan dengan masalah sosial. Melalui pendekatan sosiologis, agama
akan dapat dijangkau dengan mudah, karena agama itu sendiri diturunkan untuk
kepentingan sosial.