Anda di halaman 1dari 19

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Permainan Tradisional

Permainan merupakan salah satu hal yang sangat disukai oleh anak.

Banyak jenis permainan yang seringkali dimainkan oleh anak-anak. Pada

umumnya permainan memiliki 2 jenis yaitu permainan modern dan permainan

tradisional. Dewasa ini permainan tradisional yang merupakan satu dari sekian

banyak warisan budaya bangsa mulai hilang dan lambat laun semakin tidak

terdeteksi keberadaannya akibat dari globalisasi yang memunculkan

permainan baru yang lebih canggih. Permainan tradisional yang merupakan

salah satu kearifan lokal bangsa yang saat ini mulai terkikis zaman mulai

kembali dimunculkan dan sedang berusaha dipertahankan keberadaannya.

Permainan tradisional adalah sebuah permainan turun temurun dari

nenek moyang yang di dalamnya mengandung berbagai unsur dan nilai yang

memiliki manfaat besar bagi yang memainkannya. Menurut James

Danandjaja, permainan tradisional adalah salah satu bentuk permainan anak-

anak, yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk

tradisional dan diwarisi turun temurun, serta banyak mempunyai variasi. Jika

dilihat dari akar katanya permainan tradisional tidak lain adalah kegiatan yang

diatur oleh suatu peraturan permainan yang merupakan pewarisan dari

Eksistensi Permainan Tradisional..., Melinda, FKIP UMP 2017


9

generasi terdahulu yang dilakukan manusia (anak-anak) dengan tujuan

mendapat kegembiraan. (Azizah: 2016: 284) Permainan tradisional sudah

tumbuh dan berkembang sejak zaman dahulu. Setiap daerah memiliki jenis

permainan tradisional yang berbeda-beda.

Pada zaman dahulu permainan dijadikan sebagai sarana rekreasi untuk

mencapai kesenaangan. Permainan tradisional dipercaya mengandung nilai

luhur yang diciptakan oleh nenek moyang sebagai sarana pembelajaran bagi

anak-anak. Kurniati (2016: 2) menjelaskan bahwa permainan tradisional

merupakan suatu aktivitas permainan yang tumbuh dan berkembang di daerah

tertentu, yang sarat dengan nilai-nilai budaya dan tata nilai kehidupan

masyarakat dan diajarkan turun temurun dari satu generasi ke generasi

berikutnya. Penurunan permainan tradisional pada tempo dahulu tidaklah

menggunakan tulisan atau aksara yang dibukukan, melainkan secara lisan dan

contoh langsung kepada para generasi yang kemudian disebar luaskan.

Achroni dalam Haris (2016: 16) mengungkapkan bahwa permainan tradisional

merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang tersebar melalui lisan dan

mempunyai pesan moral dan manfaat di dalamnya.

Permaian tradisional tidak dapat dipisahkan dari generasi terdahulu.

Permainan tradisional merupakan salah satu aktivitas penting sebagai sara

belajar bagi anak-anak pada masa dahulu, permainan tradisional tidak bisa

dibiarkan hilang. Keberadaan permainan tradisional harus senantiasa diajaga

keberadaannya sebagai sarana bermain dan belajar bagi anak-anak. Secara

sederhana permainan tradisional dapat disimpulkan bahwa permainan

Eksistensi Permainan Tradisional..., Melinda, FKIP UMP 2017


10

tradisional merupakan warisan budaya yang di turunkan secara turun temurun

dari zaman dahulu hingga sekarang. Permainan tradisional adalah suatu

aktifitas bermain yang dilakukan oleh anak-anak sejak zaman dahulu dengan

aturan-aturan tertentu guna memperoleh kegembiraan. Permainan tradisional

memiliki kandungan nilai dan manfaat yang tersimpan di dalamnya dan dapat

memberikan efek positif bagi siapa saja yang memainkannya.

2. Jenis dan Macam Permainan Tradisional

a. Jenis Permainan Tradisional

Direktorat Nilai Budaya dalam Kurniati (2016: 3) menjelaskan bahwa

permainan rakyat tradisional untuk bertanding terdiri dari 3 kelompok yaitu 1)

permainan yang bersifat strategis, 2) permainan yang lebih mengutamakan

kemampuan fisik serta 3) permainan yang bersifat untung-untungan.). Selamet

dalam Andriani (2012: 131) mengatakan setiap waktu permainan baru

muncul, menjadi jenis permainan senantiasa bertambah banyak. Dari berbagai

macam jenis permainan tradisional pada dasarnya dapat dipisahkan menjadi

beberapa jenis :

1) Permainan fisik

Permainan seperti kejar-kejaran menggunaka banyak kegiatan fisik.

Permaian seprti ini tidak hanya terjadi di Indonseia, tetapi juga di

seluruh dunia. Jadi dengan bermain, maka fisik anak akan tumbuh

menjadi sehat dan kuat untuk melakukan gerakan dasar.

Eksistensi Permainan Tradisional..., Melinda, FKIP UMP 2017


11

2) Lagu anak-anak.

Lagu anak-anak biasanya dinyanyikan sambil bergerak, menari atau

berpura-pura menjadi sesuatu atau seseorang.

3) Teka-teki

Permainan teka-teki merupakan permainan untuk mengasak

kemampuan anak anak berpikir logis dan juga matematis.

4) Bermain dengan benda-benda.

Permaianan dengan objek seperti dengan air, pasir, balok dapat

membantu anak untuk mengembangkan berbagai aspek

perkembangan.

5) Bermain peran.

Jenis permainan ini antara lain meliputi sandiwara, drama atau

bermain peran dan jenis permainan lain.

Masa modern sekarang ini, selain anak dituntut untuk dapat mengikuti

perkembangan zaman juga diharapkan di kemudian hari anak-anak

mengetahui akan jenis-jenis permainan tradisional di Indonesia. Interaksi

anak-anak dalam permainan akan membangkitkan kemampuan anak untuk

menilai mana yang baik dan tidak baik, misalnya, ada anak yang bermain

curang dalam permainan, pasti teman-temannya akan memberi hukuman

moral dengan tidak mengikutkan anak yang curang tersebut dalam permainan.

Permainan tradisional mampu menumbuhkan nilai sportivitas, kejujuran, dan

gotong royong.

Eksistensi Permainan Tradisional..., Melinda, FKIP UMP 2017


12

b. Macam-macam Permainan Tradisional

Menurut Jarahnitra dalam Ulfatun (2014: 25-26) permainan tradisional

sangat beragam jenis dan jumlahnya, namun dapat dikelompokan menjadi

beberapa yaitu:

1) Berdasarkan perempuan saja atau gabungan antara laki-laki dan


perempuan. Contohnya: adu kecik, engklek, gobag sodor, mul-
mulan.
2) Berdasarkan jalannya permainan yaitu satu lawan satu, satu orang
lawan satu kelompok. Contohnya: Dakon, mul-mulan, jamuran,
jenthungan, gobag sodor, jeg-jegan, gamparan, layangan.
Berdasarkan alat yang digunakan, misalnya: benthik alatnya janak
benthong, layangan alatnya layang-layang. Berdasarkan arena,
misalnya: gobag sodor, tikusan, mul-mulan (lintang alihan).
Berdasarkan kebutuhan akan alat tertentu. Misalnya: mul-mulan
dan dam-daman.
3) Berdasarkan cara bermain, dengan nyanyian. Misalnya: jamuran,
gola ganti, soyang, tumbas timun.
4) Berdasarkan hukuman pada pihak yang kalah pada permainan.
Misalnya: gendiran, tikusan, dekepan, sobyang.
5) Berdasarkan modal yang dimiliki, Misalnya: nekeran modalnya
kelereng. Berdasarkan akibat yang ditimbulkan. Biasanya
kerusakan atau kehilangan. Misalnya: layangan.
6) Permainan dengan kekuatan ghoib. Misalnya: nini thowong.
7) Berdasarkan maksud yang terkandung di dalamnya. Misalnya
pasaran manten-mantenan.
3. Contoh Jenis jenis permainan tradisional dan nilai yang terkandung

dalam permainan:

a) Permainan tradisional gobag sodor adalah permainan tradisional di

Indonesia yang menuntut ketangkasan menyentuh badan lawan atau

menghindar dari kejaran lawan. Permainan gobag sodor terdiri dari 2 tim,

satu tim terdiri dari 3 orang atau lebih. Nilai yang terkandung dai

permainan ini adalah nilai kejujuran, nilai sportivitas, nilai kerjsama, nilai

Eksistensi Permainan Tradisional..., Melinda, FKIP UMP 2017


13

pengaturan strategi dan nilai kepemimpinan. (Nugrahastuti, dkk: 2016:

267)

b) Permainan Tradisional Cublak-cublak Suweng adalah permainan

menebak atau menemukan anting yang disembunyikan oleh seseorang.

Permainan ini terdiri dari 3-8 orang. Menurut Herawati (2014) cublak-

cublak suweng memiliki nilai kerjasama, nilai kerukunan, dan nilai

kreatifitas. (Nugrahastuti, dkk: 2016: 270)

c) Permainan Tradisional Engklek adalah permainan tradisional anak-anak

Indonesia, dengan dasar permainan lebih dominan dimainkan oleh anak-

anak wanita. Dalam permainan ini pemain harus mengangkat satu kaki

dan melompat dengan satu kaki melewati kotak-kotak dalam engklek.

Permainan ini membutuhkan gancu atau uang koin untuk dilempar.

Menurut Hidayat (2013: 3) Permainan engklek bisa dimainkan oleh 2

sampai 5 anak perempuan di atea terbuka. Dalam permainan engklek

terdapat nilai-nilai yang terkandung dalam setiap permainannya seperti

melatih kedisiplinan, ketangkasan, bersosialisasi, dan kesehatan.

(Nugrahastuti, dkk: 2016: 271)

4. Manfaat Permainan Tradisional

Bermain adalah belajar bagi anak, karena dengan bermain anak

dapat meningkatkan kemampuannya dan mengembangkan dirinya. Pada

permainan tradisional, apabila diamati dari aktivitas yang dilakukan anak,

permainan tradisional mengandung ketrampilan dan kecekatan kaki dan

tangannya, menggunakan kekuatan tubuhnya, ketajaman penglihatannya,

Eksistensi Permainan Tradisional..., Melinda, FKIP UMP 2017


14

kecerdasan pikirannya, keluwesan gerak tubuhnya, menirukan alam

lingkungannya, memudahkan gerak irama, lagu dan kata-kata yang sesuai

dengan arti dan gerakannya. (Azizah: 2016: 285)

Secara garis besar, permainan tradisional sangat bermanfaat bagi

tumbuh kembang anak sebagai pribadi maupun makhluk sosial.

Permainan tradisional bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan

berbahasa, berfikir serta bergaul dengan lingkungan. Bermain selain

bermanfaat bagi perkembangan fisik, kognitif, sosial, emosional dan

moral, bermain juga mempunyai manfaat besar bagi perkembangan

secara keseluruhan.

Bermain permainan tradisional menurut Montolalu dkk, dalam

Jawati (2013: 254) memiliki manfaat bagi anak, antara lain:

1. Bermain memicu kreativitas

Dalam lingkungan bermain yang aman dan menyenangkan

bermain memicu anak menemukan pemikirannya serta menggunakan

daya khayalnya.

2. Bermain bermanfaat mencerdaskan otak

Bermain merupaka sebuah media yang sangat penting bagi

proses berfikir anak. Bermain membantu perkembangan kognitif

anak. Bermain memberi konstribusi pada perkembangan intelektual

atau kecerdasan berfikir dengan membukakan jalan menuju berbagai

pengalaman yang memperkaya cara berfikir anak.

Eksistensi Permainan Tradisional..., Melinda, FKIP UMP 2017


15

3. Bermain bermanfaat menanggulangi konflik

Pada anak usia dini tingkah laku yang sering muncul adalah

tingkah laku menolak, bersaing, agresif, bertengkar, meniru,

kerjasama, egois, simpatik, dan berkeinginan untuk diterima di

lingkungan anak.

4. Bermain bermanfaat melatih empati

Empati merupakan suatu faktor yang berperan dalam

perkembangan sosial anak, karena degan empati anak dapat

merasakan perasaan orang lain. Melalui permainan bermain peran

dapat melatih sikap emapati pada anak.

5. Bermain dapat beanfaat mengasah panca indera

Banyak jenis permainan yang menunjang perkembangan

kepekaan panca indera, sehingga dapat digunakan sebagai sarana

pelatihan panca indera bagi anak. Seperti permainan petak umpet

yang dapat melatih kepekaan pendengaran.

6. Bermain sebagai media terapi

Bermain dapat membuat anak melupukan masalah dan

kecemasan yang mereka hadapi, itulah salah satu cara yang

digunakan anak dengan bermain.

7. Bermain itu melakukan penemuan, artinya bermain dapat

menghasilkan ciptaan baru.

Eksistensi Permainan Tradisional..., Melinda, FKIP UMP 2017


16

Permainan tradisional yang ada di Nusantara ini menurut Haris (2016:

17-18) dapat menstimulasi berbagai aspek perkembangan sejak anak usia dini,

seperti :

a. Aspek motorik: Melatih, kekuatan, daya lentur, sensorimotorik, motorik


kasar, motorik halus.
b. Aspek kognitif: Mengembangkan magi-nasi, mengenalkan anak pada alam,
kreativitas, problem solving, strategi, antisipatif, pemahaman kontekstual.
c. Aspek sosial: Menjalin relasi, kerjasama, melatih kematangan sosial
dengan teman sebaya dan meletakkan pondasi untuk melatih keterampilan
sosialisasi berlatih peran dengan orang yang lebih dewasa/masyarakat.
d. Aspek ekologis: Memahami pemanfaatan elemen-elemen alam sekitar
secara bijaksana.
e. Aspek nilai-nilai/moral: Menghayati nilai-nilai moral yang diwariskan dari
generasi terdahulu kepada generasi selanjutnya.
f. Aspek emosi: Mengasah empati, pengendalian diri.
g. Aspek bahasa: permainan tradisional memerlukan dialog dan nyanyian
sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kemampuan berbahasa
anak usia dini yang dilakukan natural secara bermain.

Selain beberapa aspek perkembangan pada anak usia dini di atas,

manfaat permainan tradisional bagi anak menurut Tim Play Plus Indonesia

dalam Haris (2016: 18) antara lain:

a. Anak akan lebih kreatif dan keterampilan anak akan senantiasa terarah,

karena dalam permainan tradisional Anak terkondisikan membuat

permainan dari berbagai bahan yang telah tersedia di sekitarnya. Dengan

demikian, otot atau sensor–motoriknya akan semakin terasah pula. Di

pihak yang lain, proses kreatifitasnya juga berkembang karena di usia

Eksistensi Permainan Tradisional..., Melinda, FKIP UMP 2017


17

mereka merupakan masa-masa anak untuk mengasah daya cipta dan

imajinasinya.

b. Permainan tradisional bisa digunakan sebagai terapi terhadap anak, Dalam

permainan tersebut jiwa anak terlihat secara penuh. Suasana ceria, senang

yang dibangun senantiasa melahirkan dan menghasilkan kebersamaan yang

menyenangkan. kegiatan seperti ini sangat diperlukan oleh anak untuk

meluapkan perasaan mereka dan sebagai terapi emosi yang dibutuhkan

dalam masa perkembangannya.

c. Pembelajaran tentang sosialisasi dan taat pada peraturan, beberapa

permainan tradisional di mainkan lebih dari 1 orang sehingga anak belajar

berinteraksi dengan orang lain, anak akan belajar meng-hargai dan bersikap

baik dengan orang lain, dalam permainan tradisional anak juga akan

mengorganisir diri dengan memupuk semangat kebersamaan, menciptakan

tenggang rasa dan toleransi dalam kelompok.

5. Manfaat Permainan Tradisional bagi Perkembangan Karakter Siswa

Istilah karakter banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Dalam

konteks penerbitan surat kabar, karakter berhubungan dengan huruf dalam

kalimat, dalam bidang seni film, karakter dihubungkan dengan peran pemain.

Sedangkan bila dikaitkan dengan masalah jiwa manusia (inner self) karakter

merupakan bagian yang sangat penting dalam sosok manusia. Tidak adanya

karakter yang melekat pada diri manusia, maka manusia telah kehilangan jati

dirinya sebagai makhluk yang sangat mulia. Menurut Parwez dalam Yaumi

Eksistensi Permainan Tradisional..., Melinda, FKIP UMP 2017


18

(2014: 8) karakter adalah moralitas, kebenaran, kebaikan, kekuatan, dan sikap

seseorang yang ditunjukan kepada orang lain melalui tindakan. (Yaumi: 2014:

7-8). Pendidikan karakter menurut Andriani (2012) merupakan upaya-upaya

yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta

didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan

Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan

kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan

perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan

adat istiadat.

Musfiroh dalam Sudrajat (2015: 46) menjelaskan bahwa karakter

mengacu pada serangkaian sikap perilaku (behavior), motivasi (motivations),

dan keterampilan (skills), meliputi keinginan untuk melakukan hal yang

terbaik. Maksudnya bahwa pendidikan karakter adalah usaha yang sengaja

dilakukan untuk membantu masyarakat, memahami perilaku orang lain, peduli

dan bertindak serta memiliki ketrampilan atas nilai-nilai etika.

Untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada anak bisa dilakukan

dengan cara bermain. Salah satu alat yang bisa digunakan untuk bermain

adalah permainan tradisional, sehingga permainan tradisional dapat digunakan

sebagi sarana perkembangan karakter jika digunakan dalam pembelajaran.

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Maryanti (2014) permainan

tradisional yang sifatnnya beregu ataupun tunggal dapat malatih anak

memiliki rasa sosial yang tinggi sehingga sifat egois anak sedikitnya dapat

dihindarkan. Dalam setiap permainan ada yang menang dan kalah, hal ini

Eksistensi Permainan Tradisional..., Melinda, FKIP UMP 2017


19

menuntut anak untuk disiplin, jujur dan sportif mengakui kemenangan lawan

bermainnya, serta melalui bermain, anak akan mudah bergaul dengan teman-

temannya, sehingga mendukung anak untuk dapat berperilaku sosial sesuai

dengan aturan dalam hidup bermasyarakat. Dengan demikian permainan

tradisional secara jelas bukanlah permainan yang hanya sekedar untuk

mengisi waktu luang guna menghilangkan bosan, tetapi suatu kegiatan yang

tidak sedikit artinya bagi pendidikan, pembinaan, dan perkembangan anak

dalam menuju kedewasaan yang kelak akan mereka bawa dalam lingkungan

masyarakat.

Sudrajat, dkk (2015: 55) menjelaskan permainan tradisional

menampilkan sisi tersendiri untuk menampilkan kecerdasan pada anak, baik

kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual maupun emotional. Hal ini sangat

berbeda dengan permainan modern yang berkembang saat ini. Beberapa pesan

moral yang dapat disampaikan dalam permainan tradisional. Permainan

tradisional mengajarkan untuk berbagai kepada sesama teman, karena

permainan menuntut mereka untuk berinteraksi langsung dengan lama main.

a. Masing-masing pemain harus dapat bersikap positif pada setiap

permainan yang dilakukan dan harus dapa menerima jika kalah.

b. Setiap pemain harus dapat menyelesaikan setiap permainan dari awal

hingga akhir permiainan, tidak boleh berhenti di tengah permainan (tidak

boleh putus asa).

Manfaat permainan tradisional dalam membentuk karakter anak

(Andriani: 2012: 133-134) :

Eksistensi Permainan Tradisional..., Melinda, FKIP UMP 2017


20

a. Dengan permainan tradisional anak akan selalu melahirkan nuansa suka

cita. Dalam permainan tersebut jiwa anak terlihat secara penuh. Suasana

ceria, senang yang dibangun senantiasa melahirkan dan menghasilkan

kebersamaan yang menyenangkan. Inilah benih masyarakat yang

menciptakan kerukunan. Jarang sekali permainan yang berguna untuk

dirinya sendiri, tapi selalu menumbuhkan rasa kebersamaan.

b. Permainan itu dibangun secara bersama-sama. Artinya, demi menjaga

permainan dapat berlangsung secara wajar, mereka mengorganisir diri

dengan membuat aturan main diantara anak-anak sendiri. Dalam konteks

inilah anak-anak mulai belajar mematuhi aturan yang mereka buat sendiri

dan disepakati bersama. Disatu sisi, anak belajar mematuhi aturan

bermain secara fairplay, disisi lain, merekapun berlatih membuat aturan

main itu sendiri. Sementara itu, apabila ada anak yang tidak mematuhi

aturan main, anak akan mendapatkan sanaksi sosial dari sesamanya.

Dalam kerangka inilah, anak mulai belajar hidup bersama sesamanya atau

hidup bersosial. Namun demikian dipihak lain, apabila anak mau

mengakui kesalahannya, teman yang lain pun bersedia menerimanya

kembali. Suatu bentuk proses belajar mengampuni dan menerima kembali

dari mereka yang telah mengakui kesalahannya.

c. Keterampilan anak senantiasa terasah, anak terkondisi membuat

permainan dari berbagai bahan yang telah tersedia di sekitarnya. Dengan

demikian, otot atau sensor motoriknya akan semakin terasah pula.

Eksistensi Permainan Tradisional..., Melinda, FKIP UMP 2017


21

Dipihak yang lain, proses kreatifitasnya merupakan tahap awal untuk

mengasah daya cipta dan imajinasi anak memperoleh ruang

pertumbuhannya.

d. Pemanfaatan bahan–bahan permainan, selalu tidak terlepas dari alam. Hal

ini melahirkan interaksi antara anak dengan lingkungan sedemikian

dekatnya. Kebersamaan dengan alam merupakan bagian terpenting dari

proses pengenalan manusia muda terhadap lingkungan hidupnya.

Hubungan yang sedemikian erat akan melahirkan penghayatan terhadap

kenyataan hidup manusia. Alam menjadi sesuatu yang dihayati

keberadaanya, tak terpisahkan dari kenyataan hidup manusia.

Penghayatan inilah yang membentuk cara pandang serta penghayatan

akan totalitas cara pendang mengenai hidup ini. Cara pandang inilah yang

kemudian dikenal sebagai bagian dari sisi kerohanian manusia tradisional.

e. Melalui permainan anak mulai mengenal model pendidikan partisipatoris.

Artinya, anak memperoleh kesempatan berkembang sesuai dengan tahap-

tahap pertumbuhan jiwanya. Dalam pengertian inilah, anak dengan orang

tua atau guru memiliki kedudukan yang egaliter, sama-sama berposisi

sebagai pemilik pengalaman, sekaligus merumuskan secara bersama-

sama pula diantara mereka.

6. Permainan Tradisional dalam Pembelajaran

Permainan tradisional bukan hanya sebagai alat untuk bersenang-

senang bagi anak, tetapi jika diamati memiliki nilai-nilai luhur yang sangat

Eksistensi Permainan Tradisional..., Melinda, FKIP UMP 2017


22

baik bagi perkembangan anak. Selain hal tersebut, permainan tradisional juga

dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran di sekolah agar pembelajaran lebih

menarik bagi siswa dan dapat menubuhkan semangat belajar bagi siswa.

Berikut contoh penggunaan permainan tradisional dalam pembelajaran :

a. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Azizah (2016)

permainan tradisional kasti dapat digunakan dalam pembelajaran IPA

materi gaya di kelas IV. Kasti merupakan bentuk permainan tradisional

yang mengutamakan beberapa unsur kekompakan, ketangkasan dan

kegembiraan. Pada anak-anak usia sekolah dasar, permainan ini bisa

melatih kedisiplinan diri serta memupuk rasa kebersamaan dan

solidaritas antar teman. Agar dapat bermain kasti dengan baik dituntut

memiliki beberapa keterampilan yaitu memukul, melempar, dan

menangkap bola serta kemampuan lari. Gerakan-gerakan yang ada

dalam permainan kasti dapat dijadikan pembelajaran gaya karena

memuat berbagai macam gaya.

b. Berdasarkan jurnal ilmiah Psikologi Terapan mengenai penelitian yang

dilakukan oleh Nataliya (2015) dijelaskan pendapat dari Mulyani

(2013) permainan tradisional congklak dapat digunakan dalam

pembelajaran Matematika untuk meningkatkan kemampuan berhitung

pada siswa. Permainan congklak merupakan permainan tradisional yang

dilakukan oleh dua orang dengan menggunakan papan congklak dan 98

biji congklak. Permainan congklak memiliki aspek-aspek perkembangan

pada anak, yaitu psikomotorik (melatih kemampuan motorik halus,

Eksistensi Permainan Tradisional..., Melinda, FKIP UMP 2017


23

emosional (melatih kesabaran dan ketelitian), kognitif (melatih

kemampuan menganalisa dan menyusun strategi), sosial (menjalin

kontak sosial dengan teman bermain), serta melatih jiwa sportifitas.

Selain itu menurut permainan congklak memiliki beberapa manfaat,

yaitu melatih otak kiri anak untuk berfikir, melatih strategi untuk

mengalahkan lawan, untuk perkembangan dan pembentukan otak kanan,

melatih anak dalam bekerjasama, dan melatih emosi pada anak. Menurut

Kurniati (2006) permainan tradisional congklak merupakan permainan

yang menitikberatkan pada kemampuan berhitung.

c. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Iswinarti (2010) bahwa

permainan tradisional seperti engklek memiliki nilai-nilai terapi

meliputi: (1) Nilai deteksi dini pada anak yang mempunyai masalah, (2)

Nilai untuk perkembangan fisik yang baik, (3) Nilai untuk kesehatan

mental yang baik, (4) Nilai problem solving, (5) Nilai sosial.

B. Penelitan yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan salah satu referensi untuk menunjukan

bahwa topik penelitian ini menarik dijadikan sebagai penelitian, namun tidak

memiliki kesamaan pada penelitian yang sudah dilakukan, sehingga menambah

pembahasan mengenai Eksistensi Permainan Tradisional di Sekolah Dasar,

penelitian yang relevan dilakukan oleh:

Eksistensi Permainan Tradisional..., Melinda, FKIP UMP 2017


24

1. Eka Nugrahastuti, dkk (2016 [Online]) tentang “Nilai-nilai Karakter Pada

Permainan tradisional“ jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini

menemukan bahwa dalam permainan tradisional mengandung nilai-nilai

karakter pada setiap jenis permainanya yang mampu dijadikan sebagai

sebuah pembelajaran oleh anak yang memainkan permainan tradisional.

2. Tuti Andiani Tahun (2012 [Online]) “Permainan Tradisional dapat

Membentuk Karakter Anak Usia Dini”. Jenis penelitian kualitatif.

Penelitian ini menemukan bahwa permainan tradisional memiliki banyak

nilai dan manfaat di dalamnya. Nilai yang terkandung dalam permainan

tradisional dapat dimanfaatkan sebagai saran membentuk karakter pada

anak usia dini karena pada masa usia tersebut anak menganggap bahwa

bermain adalah aktivitas yang sangan penting sehingga dapat ditanamkan

dalam pembentukan karakter.

3. Nyota dan Jacob Tahun (2008 [Online]) “Shona Traditional Children’s

Games and Play: Songs asindigenous ways of knowing”. Dalam

penelitian tersebut menjelaskan bahwa permainan tradisional shona di

Afrika mampu menggali nilai sosial dalam permainan, dan mengajarkan

nilai-nilai kebajikan seperti kepemimpinan, perilaku baik dan kerja keras.

4. Akbari, H, dkk Tahun (2009) “The Effect of Traditional Games in

Fundamental Motor Skill Development in 7-9 year old boys”. Penelitian

ini menjelaskan bahwa permainan tradisional memiliki manfaat yang

Eksistensi Permainan Tradisional..., Melinda, FKIP UMP 2017


25

cukup besar dalam perkembangan keterampilan motorik dasar bagi anak

di Iran.

Penelitian ini dikatakan relevan karena fokus dalam penelitian ini sama-

sama membahas terkait permainan tradisional. Sedangkan perbedaan penelitian

ini dengan penelitian yang relevan sebelumnya adalah bahwa penelitian

sebelumnya membahas terkait nilai dan karakteristik permain tradisional,

sedangkan penelitian ini mendeskripsikan bagaimana keberadaan permainan

tradisional di sekolah dasar serta upaya yang dilakukan untuk menjaga eksistensi

permainan tradisional di sekolah dasar.

C. Kerangka Pikir

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Eksistensi Permain Tradisional

di Sekolah Dasar. Permainan tradisional merupakan sebuah warisan budaya yang

harus senantiasa dijaga dan dilestarikan oleh semua pihak, agar tidak hilang dan

tergerus oleh era globalisasi. Peran pendidikan sebagai salah satu fungsi pelestari

kebudayaan bangsa haruslah mampu menjaga keberadaan permainan tradisional

agar tetap lestari. Kerangka pikir tersebut dapat dirumuskan dengan skema

gambar 2.1 sebagai berikut:

Eksistensi Permainan Tradisional..., Melinda, FKIP UMP 2017


26

Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan
Teknologi

Mempengaruhi Bentuk
Permainan Tradisional
Anak

Permainan
Sekolah Menjadi Tempat
Tradisional
Pengenalan Permainan
Dikenalkan dalam
Tradisional di Sekolah
Pembelajaran

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Siswa Menjadi Lebih


Mengenal Permainan
Tradisional

Eksistensi Permainan Tradisional..., Melinda, FKIP UMP 2017

Anda mungkin juga menyukai