Anda di halaman 1dari 14

RELEVANSI PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK

DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MOTIVASI


BELAJAR PESERTA DIDIK DI SD NEGERI GAROT ACEH
BESAR

Disusun Oleh : Maynisa Silvi Tursina


NIM : 190209120

Dosen Pembimbing : Dr. Azhar, M. Pd

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRRY
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah saya
dengan judul “ Relevansi Penggunaan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran
Tematik Dengan Motivasi Belajar Peserta Didik Di SD Negeri Garot Aceh Besar ” ini.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk
kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama
Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh
alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati saya meminta kritik dan saran dari pembaca
untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat saya revisi kembali. Karena kami sangat
menyadari, bahwa makalah yang telah saya buat ini masih memiliki banyak
kekurangan.
saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu saya selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, saya berharap supaya makalah yang
telah saya buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................II
DAFTAR ISI..................................................................................................................................III
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................2
C. Tujuan penulisan..............................................................................................................2
D. Manfaat penulisan............................................................................................................2
BAB II..........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..........................................................................................................................3
A. Pengertian Pendekatan Saintifik.......................................................................................3
B. Langkah-langkah pendekatan saintifik pada pembelajaran tematik..................................4
C. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik...................................4
D. Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.............................................................................6
BAB III......................................................................................................................................10
PENUTUP..................................................................................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................11

III
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melalui pendidikan dapat ditemukan hal‐hal baru, diperoleh dan dikembangkan
untuk dapat menghadapi tantangan yang melewati hidup dalam perkembangan
zaman.
Hal ini sudah jelas bahwa peran pendidikan amatlah penting bagi kelangsungan
hidup manusia. Mutu pendidikan sangat berkaitan dengan prestasi yang dicapai oleh
seseorang atau siswa, karena prestasi merupakan hasil belajar yang dicapai oleh
siswa ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa unsur yang ada dalam prestasi siswa terdiri dari hasil belajar
berupa nilai yang diperoleh dari proses belajar mengajar. Upaya meningkatkan
kualitas belajar mengajar yang berpuncak pada mutu pendidikan, terdapat beberapa
unsur yang saling berkaitan yang meliputi peserta didik, pendidik, tujuan, isi
pendidikan, cara/metode dan situasi lingkungan. Usaha pencapaian tujuan belajar
perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang lebih kondusif. Proses
belajar pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh siswa terlibat secara aktif
baik mental, fisik maupun sosial. Oleh karena itu, guru dikatakan sebagai penggerak
perjalanan belajar dan fasilitator belajar siswa yang diharapkan mampu membantu
memecahkan tingkat kesukaran yang dialami siswa.
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar merupakan proses komunikasi yang
diwujudkan melalui kegiatan tukar menukar ide gagasan pemikiran yang terkandung
pertanyaan‐pertanyaan. Indonesia telah melaksanakan beberapa kali pembaharuan
kurikulum, dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, adapun
pembaharuan kurikulum yaitu Kurikulum 2004 yang Berbasis Kompetensi (KBK)
diperbaharui dengan kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Kesatuan Pendidikan
(KTSP), telah berlaku selama 4 tahun dan semestinya dilaksanakan secara utuh pada
setiap sekolah. Namun pada kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran di sekolah
masih kurang memperhatikan ketercapaian kompetensi siswa. Hal ini tampak pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru dan cara mengajar
guru di kelas masih tetap menggunakan metode ceramah atau konvensional. Guru
masih dominan dan siswa resisten, guru masih menjadi pemain dan siswa penonton,
guru aktif dan siswa pasif. dipertahankan dan belum berubah menjadi paradigma
membelajarkan siswa. Siswa seharusnya diberikan kesempatan untuk mencoba
sendiri mencari jawaban suatu masalah, bekerja sama dengan teman sekelasnya,
atau membuat sesuatu, akan jauh lebih menantang dan mengarahkan perhatian siswa
dari pada siswa hanya mencerna informasi yang diberikan secara searah. Untuk itu,
perlu diciptakan sistem lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya
proses belajar yang mendorong peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar.
Untuk mencapai indikator tersebut guru harus mampu memlih metode yang sesuai
dengan materi pembelajaran.

1
tersebut, guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi pelajaran. Berdasar pandangan di atas, permasalahan yang muncul adalah
bagaimana seorang guru mampu menciptakan proses pembelajaran yang
menyenangkan, dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa melalui
pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Metode Pedekatan
Saintifik merupakan metode pembelajaran yang tepat yaitu pendekatan secara
ilmiah dengan lima unsur mengamati, bertanya, mengumpulkan data,mengolah data
dan mengkomunikasikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pendekatan saintifik?
2. Apa saja langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik?
3. Bagaimanakah implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran?
4. Bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar siswa ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk menegetahui pendekatan saintifik.
2. Untuk mengetahui apa langkah-langkah pendekatan saintifik dalam
pembelajaran tematik.
3. Untuk mengetahui bagaimanakah imlementasi pendekatan saintifik dalam
pemebelajaran tematik.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar siswa.
D. Manfaat penulisan
1. Mengetahui dan memahami pendekatan saintifik dalam pembelajaran
tematik.
2. Mampu memahami hubungna implementasi pendekatan saintifik pada
pembelajaran tematik
3. Mampu menerapkan langkahlangkah pendekatan saintifik pada pembelajaran
tematik di SD Negeri Garot.
4. Mengetahui cara meningkatkan motivasi belajar pada siswa

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Saintifik


Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang berpusat kepada peserta
didik, bukan kepada guru. Guru hanya sebagai fasilitator. Pendekatan saintifik
berisikan proses pembelajaran yang didesain agar peserta didik mengalami belajar
secara aktif melalui suatu tahapan-tahapan. Pendekatan saintifik dilahirkan atas
munculnya kurikulum 2013. Adapun skenario pembelajaran terkait dengan elemen
pendekatan saintifik terhadap kegiatan belajar peserta didik. Berikut penjelasannya
pada tabel dibawah ini.1

Tabel skenario pendekatan saintifik


No Elemen Pembelajaran Kegiatan Belajar
Saintifik
1. Observasi  Menguumpulkan jennis-jenis tumbuhan
yang ada si lingkungan sekitar
 Mengambil gambar terkait bagian tumbuh-
tumbuhan
 Mengumpulkan informasi dari buku
2. Bertanya Mengajukan pertanyaan terkait dengan data yang
dikumpulkan
 Jenis tumbuhan apa yang rentan terhadap
penyakit
 Apa yang membuat tumbuhan mudah
diserang penyakit
3. Mencoba  Membuat ringkasan terkait informasi
mengumpulkan tumbuh-tumbuhan
informasi  Melakukan percobaan terhadap tumbuh-
tumbuhan
4. Menalar  Melakukan analisis terhadap hubungan
dan pola yang diamati
5. Networking/komunikasi  Menyampaikan informasi yang ditemukan

1
Maulana Arafat Lubis dan Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI (Implementasi Kurikulum
2013), Yogyakarta: Samudra Biru, 2019), hlm.52-54.

3
B. Langkah-langkah pendekatan saintifik pada pembelajaran tematik
Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang
dilaksanakan menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran
saintifik menyentuh tiga ranah pembelajaran, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.2
Pendekatan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
menggunakan pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan.
Pendekatan saintifik/pendekatan berbasis keilmuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (7) merupakan pengorganisasian pengalaman belajar dengan
urutan logis meliputi proses pembelajaran.3
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran.
Pendekatan yang dapat dijadikan sistem agar tercapainya pembelajaran
yang diharapkan ialah pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik berperan
penting agar tercapainya materi yang diajarkan guru pada mata pelajaran
tematik di SD/MI. Pembelajaran tematik membantu peserta didik memiliki
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Agar tercapainya ketiga
kompetensi yang diharapkan pada pembelajaran tematik, maka pendekatan
saintifik adalah solusinya untuk menjadikan pembelajaran yang aktif.
Adapun langkah-langkah pendekatan saintifik meliputi mengamati,
menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasi.
Pendekatan saintifik dapat dijadikan sebagai pemecah masalah terhadap
belajar peserta didik. Pendekatan saintifik dapat mendorong peserta didik
untuk aktif, kreatif, inovatif, produktif, dan berkarakter dalam proses
pembelajaran tematik. Selain itu dapat menjadikan peserta didik lebih aktif
dalam ranah sikap pengetahuan, keterampilannya, juga dapat mendorong
peserta didik untuk melakukan penelusuran guna menemukan fenomena-
fenomena yang terjadi di lingkungannya.4
C. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik
Berdasarkan peraturan pemerintah No. 65 Tahun 2013 tentang standar
proses, pendekatan saintifik dalam pembelajaran meliputi: 5M, yaitu:
1. Mengamati
2. Menanya
3. Mencoba
4. Mengasosiasi

2
Http://lianiidalutfiyati.blogspot.com
3
Permendikbud Republik Indonesia No 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta: Dikdas dan Dikmen.
4
4 Maulana Arafat Lubis dan Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik di SD/MI (Impelementasi
Kurikulum 2013), hlm.54-55.

4
5. Mengkomunikasi 5
Untuk mengimplementasikan pendekatan saintifik, ada beberapa
aktivitas yang harus diterapkan ketika proses pembelajaran berlangsung.
Pendekatan saintifik berperan penting dalam mengaktifkan aktivitas peserta
didik. Berikut ini adalah tahapan saintifik dalam aktivitas peserta didik pada
tabel dibawah ini.

Aktivitas Peserta Didik Melalui Pendekatan Saintifik

No Tahap Kegiatan Deskripsi Kegiatan


Saintifik
1. Mengamati Siswa mencari dan mengamati tumbuh-tumbuhan
yang berada dilingkungan sekitar secara
berkelompok.
2. Menanya Guru mengajukan peryataan atau masalah yang
terkait dengan data dan informasi yang
dikumpulkan, contohnya:
 Apa nama tumbuhan yang kamu temui?
3. Mencoba / eksplorasi Siswa mencari informasi dari berbagai sumber
mengenai proses perkembangbiakan tumbuhan.
4. Mengasosiasi  Setelah mencari informasi data yang
didapat, siswa mendiskusikan hasilnya
dengan teman sekelompok
 siswa mencari bunga dilingkungan sekolah
dan mengamati bagian-bagiannya kemudian
siswa menggambar bagian-bagian bunga
5. Mengkomunikasi Selanjutnya siswa diprsilahkan untuk menyampaika
hasil kerja kelompok mereka secara lisan didepan
kelas.6
Adapun mengenai langkah-langkah pendekatan saintifik pada aktivitas
belajar peserta didik sebagai berikut:
1. Mengamati
Aktivitas mengamati dapat diartikan sebagai upaya yang
dilakukan secra sadar dengan menggunakan indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa pada fakta atau
peristiwa tertentu. Mengamati merupakan metode yang

5
5 Ika Maryani dan Laila Fatmawati, Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar,
(Yogyakarta: Deepublish, 2015), hlm. 2.
6
6 Maulana Arafat Lubis dan Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik di SD/MI (Implementasi
Kurikulum 2013), hlm. 55-56.

5
mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaning full
learning). Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati
ialah dengan membaca, mendengar, menyimak, dan melihat.
2. Menanya
Menanya merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan
cara mengajukan pertanyaan suatu penjelasan yang belum
dimengerti dari yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati.
3. Mencoba
Eksperimen merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa
perlakuan melalui percobaan dalam mencari informasi, seperti:
membaca buku teks atau website, melihat suatu objek/ kejadian/
aktivitas. Dan wawancara dengan narasumber.
4. Menalar
Menalar merupakan berfikir secara logis. Sedangkan
mengasosiasikan/ mengolah informasi merupakan kegiatan
pembelajaran yang berupa pengolahan informasi yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan percobaan/ eksperimen maupun
hasil dari kegiatan mengumpulkan informasi.
5. Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan merupakan kegiatan pembelajaran berupa
menyampaikan atau mempresentasikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan
hasil analisis secara lisan, tertulis, dan dengan menggunakan media
berupa powerpoint. 7
D. Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
a. Pengertian motivasi
Motivasi berasal Bahasa latin yaitu kata movere yang memiliki arti
dorongan di dalam diri seseorang untuk dapat bertindak sehingga
mencapai tujuan tertentu. Motivasi adalah hasrat, dorongan dan
kebutuhan seseorang untuk dapat melakukan aktivitas tertentu.Sehingga
motivasi diartikan sebagai kekuatan yang mendorong tindakan menuju
suatu tujuan.8
b. Fungsi motivasi belajar

7
Maulana Afarat Lubis, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI), (Yogyakarta:
Samudra Biru, 2018), hlm.101-104.
8
Sardiman,A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.( Jakarta: Grafindo. 2001.), hlm 5.

6
Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar, karena
motivasi akan menentukan identitas usaha belajar yang dilakukan
siswa. (Sardiman 1996:84) mengemukakan ada tiga fungsi motivasi
yaitu :
 Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi dalam hal ini
merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang dikerjakan.
 Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan
 Menuntun arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak
dicapai dengan demikian motivasi dapat member arah dan
kegiatan harus sesuai dengan rumusan tujuan
c. Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
 Faktor guru
Guru berperan penting dalam meningkatkan motivasi belajar, guru
harus bisa menggunakan efektifitas dengan metode yang digunakan
pada pembelajaran tertentu.
 Orang tua dan keluarga di rumah
Tidak hanya guru disekolah, orang tua atau keluarga juga berperan
penting dalam mendorong, membimbing, dan mengarahkan anak
untuk belajar.Oleh karena itu, orang tua dan keluarga harus bisa
membimbing, membantu dan mengarahkan anak dalam mengatasi
kesulitan belajar. Saat anak dapat memahami konsep-konsep dalam
pelajaran maka anak akan termotivasi untuk belajar.
 Masyarakat dan lingkungan
Masyarakat dan lingkungan berpengaruh terhadap motivasi belajar
pada masa anak sekolah, masyarakat dan lingkungan berpengaruh
terhadap motivasi belajar adalah dari teman-teman sepermainan,
seorang anak yang rajin mengikuti kegiatan pembelajaran secara
rutin akan mempengaruhi dan akan mendorong anak lain untuk
melakukan kegiatan yang sama.
d. Indikator tingkat motivasi belajar siswa
Dalam mengetahui tingkat motivasi belajar pada siswa terdapat
beberapa indikator motivasi belajar siswa meliputi: a.Ketekunan dalam
belajar
 Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar
 Ulet dalam menghadapi kesulitan
 Mandiri dalam belajar
 Keinginan berhasil dalam belajar
 Reward/pujian/penghargaan

7
e. Upaya meningkatkan meotivasi belajar siswa
Upaya meningkatkan motivasi belajar anak dalam kegiatan belajar
di sekolah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru yaitu :
 Memberi angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan
belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai anka/nilai
yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa
merupakan motivasi yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh
guru adalah mencapai angkaangka tersebut belum merupakan
hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-
angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksiksinya bukan
sekedar kognitif saja.
 Hadiah dapat menjadi motivasi yag kuat, dimana siswa tertarik
pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak
demikian jika hadiah diberikan untuk satu pekerjaan yang tidak
menurut siswa
 . Kompetisi persaingan, baik yang individu maupun kelompok
dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar.
Karena terkadang jika ada saingan siswa akan menjadi lebih
bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik
 Ego-involvement menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar
merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai
tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa
dapat terlebihan sebara kognitif yaitu dengan mencari cara
untuk dapat meningkatkan motivasi
 Memberi ulangan, para siswa akan giat belajar kalau
mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi ulangan jangan
terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan
jadi rutinitas belakang
 Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi.
Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong
untuk belajar lebih giat apalagi jika hasil belajar itu mengalami
kemajuan, siswa pasti akan berusah mempertahankannya atau
bahkan termotivasi untuk dapat menigkatkannya.
 Pujian apalagi ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya
dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk
reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik
bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat
sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan

8
mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan
membankitkan harga diri
 Hukuman, hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif,
tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi
motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip
pemberian hukuman tersebut.9

9
Sardirman,A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.( Jakarta: Grafindo. 2005.), hlm 25-
26.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas dapa di ambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang berpusat
kepada peserta didik, bukan kepada guru. Guru hanya
sebagai fasilitator. Pendekatan saintifik berisikan proses
pembelajaran yang didesain agar peserta didik mengalami
belajar secara aktif melalui suatu tahapan-tahapan
2. Langkah-langkah pendekatan saintifik pada pembelajaran
tematik ada 5M, yaitu: mengamati, menanya, mencoba,
menalar, dan mengkomunikasikan
3. Dalam pengimplementasian pendekatan saintifik dalam
pembelajaran tematik, pendekatan saintifik berperan penting
dalam mengaktifkan aktivitas peserta didik.
4. Motivasi belajar siswa akan terwujud dalam proses
pembelajaran, guru perlu menciptakan situasi dan kondisi
yang mendukung kegiatan proses belajar mengajar. Oleh
sebab itu, guru yang akan mengajar terlebih dahulu
mengatur metode mengajarnya. Guru telah mempersiapkan
segala strategi untuk mengajar, tentu akan dapat
mengopyimalkan proses belajar mengajar. Siswa pun akan
merasa puas, sehingga siswa akan berpartisispasi aktif dalam
belajar. Dengan demikian pendekatan yang tepat dalam
proses pembelajaran yang diterapkan dapat meningkatkan
motivasi belajar siswanya.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari sefi
penulisan maupun pengilaha kata. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun dari para
pembaca guna untuk perbaikan makalah berikutnya. Penulis
juga berharap makalah ini dapat berguna bagi pendidikan
Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Maulana Arafat dan Nashran Azizan, Pembelajaran
Tematik di SD/ MI (Implementasi Kurikulum 2013),
Yogyakarta: Samudra Biru, 2019.
Lubis, Maulana Afarat, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran
Abad 21 di SD/MI), Yogyakarta: Samudra Biru, 2018.
Maryani, Ika dan Lila Fatmawati, Pendekatan Scientific Dalam
Pembelajaran di Sekolah Dasar, Yogyakarta: Deepublish, 2015.
Permendikbud Republik Indonesia, Pembelajaran Pada
Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Dikdas dan Dikmen,
2014.
Sardiman,A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Grafindo. 2001.
Sardirman,A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Grafindo. 2005.
Tersedia Secara Online di http://lianiidalutfiyati.blogspot.com,
24 September 2019.

11

Anda mungkin juga menyukai