Anda di halaman 1dari 1

II.

2 Teori Dasar

II.2.1 Klasifikasi Geomorfologi


Pengelompokkan bentang alam di daerah pemetaan dilakukan secara
sistematis berdasarkan kenampakan bentuk – bentuk relief di lapangan,
kemiringan lereng, serta proses geologi yang mengontrolnya. Pembahasan
konsep dasar geomorfologi bentuk bentang alam suatu daerah merupakan
pencerminan dari proses endogen dan eksogen yang mempengaruhinya dimana
setiap proses menghasilkan suatu bentuk bentang alam yang khas. Secara
umum geomorfologi daerah pemetaan memperlihatkan satuan geomorfologi
pegunungan, sampai dengan dataran. Pengklasifikasian bentang alam ini,
dilakukan dengan mengacu pada klasifikasi van Zuidam (1983) secara
deskriptif (Tabel II.1) dan secara genetik menggunakan digunakan klasifikasi
Verstappen (1983) (Tabel II.2).

Tabel II. 1Klasifikasi relief menurut van Zuidam (1983)

Satuan Relief Kelerengan (%) Beda Tinggi (m)

Datar – hampir datar 0-2 <5

Berombak – miring landai 3-7 5 – 50

Bergelombang / miring 8-13 25 – 75

Berbukit – bergelombang 14-20 50 – 200

Berbukit tersayat tajam 21-55 200 – 500

Pegunungan tersayat tajam 56-140 500 – 1000

Pegunungan sangat curam > 140 > 1000

12

Geologi dan analisis kestabilan lereng batuan berdasarkan perhitungan SMR pd tumpuan kiri saluran pelimpah (spill way)
bendungan X provinsi Lampung
Fitria Dinarsih Pamungkas Waty

Anda mungkin juga menyukai