Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MANAJEMEN KESEHATAN UNGGAS

“Penyakit Unggas Yang Disebabkan Oleh Infeksi Virus”

DISUSUN OLEH :

NAMA : Rania Evita Agustine


NIM: 180210101020
KELAS : 02
Dosen Pengampu : Dr. drh. Dasrul, M.Si

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha ESA, atas limpahan rahmat dan
karunianya sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik sesuai dengan
yang telah diharapkan sebelumnya. Terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada
kepada dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Kesehatan Unggas ini yang telah memberikan
kami bimbingan sekaligus tugas-tugas sehingga membuat  kami mampu untuk menyelesaikannya
dengan baik dari pengalaman sebelumnya.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini belum sesempurna yang diharapakn.
Dan mungkin masih banyak memiliki kesalahan-kesalahan baik dari segi isi atau materi maupun
dari segi sistematika penulisan makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak sangat kami harapkan.

Sawahlunto, 10 januari 2021

Rania Evita Agustine


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ayam broiler merupakan salah satu penyumbang terbesar protein hewani asal ternak
dan merupakan komoditas unggulan. Industri ayam broiler berkembang pesat karena daging
ayam menjadi sumber utama menu konsumen. Daging ayam broiler mudah didapatkan baik di
pasar modern maupun tradisional. Produksi daging ayam broiler lebih besar dilakukan oleh
rumah potong ayam modern dan tradisional. Namun banyak hambatan dan rintangan yang
dihadapidalam beternak unggas yaitu harga pakan yang terus naik terkadang tidak sebanding
dengan hasil panennya, harga vitamin dan obat-obatan yang harus merogok kantong dalam-
dalam, juga karena unggas mudah terserang penyakit.
Masalah yang sering dihadapi oleh para peternak ayam ialah ayam terserang oleh
penyakit terutama penyakit infeksius. Ternak ayam memiliki keuntungan dan potensi yang
tinggi. Selain daging dan telur yang selalu meningkat konsumsinya, ayam sangatlah cepat
perputaran bisnisnya. Namun, tidak sedikit kerugian dialami oleh peternak karena ayam rentan
terkena penyakit.Penyakit pada ayam dapat disebabkan oleh virus, bakteri, parasit dalam,
parasit luar, dan jamur. Macam-macam penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus pada
ayam (Rohajawati dan Supriyati, 2010). Flu burung atau yang dikenal juga dengan nama
latinnya avian influenza, adalah infeksi virus yang disebarkan oleh unggas. Salah satu
jenis virus flu burung, H5N1 adalah jenis yang sangat mematikan, baik bagi burung maupun
manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dapat diambil dari makalah ini yaitu :
1.2.1 Apa jenis bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada virus?
1.2.2 Bagaimana penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut ?
1.2.3 Apa ciri ternak yang terkena penyakit tersebut ?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah yang diajukan maka dapat diberikan tujuan pembuatan paper yaitu
1.3.1 Untuk mengetahui apa saja penyebab penyakit virus pada unggas

1.3.2 Untuk mengetahui bagaimna penyakit yang diebabkan oleh virus tersebut

1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana ciri ternak yang terkena penyakit tersebut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Infeksi Pada Unggas Akibat Virus

1. Penyakit Avian Encephalomyelitis (AE)

Penyakit Avian Enchephalomyelitis disebabkan oleh virus RNA dari family Picornaviridae.


Penyakit AE umumnya menyerang anak ayam umur 1-4 minggu, sedang pada ayam petelur hanya
mengakibatkan penurunan produksi telur antara 5-20%. Gejalan klinis pada anak ayam umumnya
umur 1-2 minggu ditemukan gejala antara lain ayam awalnya tampak sayu, diikuti ataksia karena
adanya inkoordinasi dari otot-otot kaki, sehingga ayam dapat jatuh ke samping dengan kedua kaki
terjulur ke satu sisi, tremor pada kepala dan leher terutama bila dipacu, keadaan akan berlanjut
dengan kelumpuhan dan diakhiri dengan kematian.Pencegahan dan Pengobatan yang dapat
dilakukan adalah dilakukan dengan vaksinasi. Pada ayam yang masih hidup dapat diberikan
ransum pakan yang baik disertai vitamin dan elektrolit.

2. Penyakit Avian Influenza (AI) / Flu Burung

Avian Influenza (AI) adalah penyakit menular yang dapat menginfeksi semua jenis unggas,
manusia, babi, kuda dan anjing, Ini disebabkan oleh virus Avian Influenza type A dari family
Orthomyxoviridae. Fluburung (FB) atauAvian Influenza(AI) adalah penyakit menular akut
padaunggas dandapat menular ke manusia (Zoonosis) (Elytha.,2011). Penyakit Avian Influenza
disebabkan oleh virus influenza type A subtipe H5 dan H7.

a. Penularan

Penularan atau transmisi dari virus influenza secara umum dapat terjadi melalui inhalasi, kontak
langsung, ataupun kontak tidak langsung .Sebagian besar kasus infeksi HPAI pada manusia
disebabkan penularan virus dari unggas ke manusia. Bukti bahwa terjadinya transmisi dari manusia
ke manusia sangat jarang ditemukan. Namun demikian berdasarkan beberapa kejadian dimana
terjadi kematian pasien yang berkerabat dekat disebabkan oleh infeksi virus H5N1.

b. Patogenesis
Mutasi genetik virus avian influenza seringkali terjadi sesuai dengan kondisi dan lingkungan
replikasinya. Mutasi gen ini tidak saja untuk mempertahankan diri akan tetapi juga dapat
meningkatkan sifat patogenisitasnya. Infeksi virus H5N1 dimulai ketika virus memasuki sel hospes
setelah terjadi penempelan spikes virion dengan reseptor spesifik yang ada di permukaan sel
hospesnya. Virion akan menyusup ke sitoplasma sel dan akan mengintegrasikan materi genetiknya
di dalam inti sel hospesnya, dan dengan menggunakan mesin genetik dari sel hospesnya, virus
dapat bereplikasi membentuk virion-virion baru, dan virion-virion ini dapat menginfeksi kembali
sel-sel disekitarnya. Fase penempelan (attachment) adalah fase yang paling menentukan apakah
virus bisa masuk atau tidak ke dalam sel hospesnya untuk melanjutkan replikasinya. Virus
influenza A melalui spikes hemaglutinin (HA) akan berikatan dengan reseptor yang mengandung
sialic acid (SA) yang ada pada permukaan sel hospesnya.

Ada perbedaan penting antara molekul reseptor yang ada pada manusia dengan reseptor
yang ada pada unggas atau binatang. Pada virus flu burung, mereka dapat mengenali dan terikat
pada reseptor yang hanya terdapat pada jenis unggas yang terdiri dari oligosakharida yang
mengandung N-acethylneuraminic acid α-2,3-galactose (SA α-2,3- Gal), dimana molekul ini
berbeda dengan reseptor yang ada pada manusia. Reseptor yang ada pada permukaan sel manusia
adalah SA α2,6-galactose (SA α-2,6-Gal), sehingga secara teoritis virus flu burung tidak bisa
menginfeksi manusia karena perbedaan reseptor spesifiknya. Namun demikian, dengan perubahan
hanya 1 asam amino saja konfigurasi reseptor tersebut dapat dirubah sehingga reseptor pada
manusia dikenali oleh HPAI-H5N1 (Radji.,2006).

c. Gejala Klinis :

Gejala klinis yang terlihat pada ayam penderita HPAI antara lain adalah, jengger, pial, kelopak
mata, telapak kaki dan perut yang tidak ditumbuhi bulu terlihat berwarna biru keunguan. Adanya
perdarahan pada kaki berupa bintik bintik merah (ptekhie) atau biasa disebut kerokan kaki.
Keluarnya cairan dari mata dan hidung, pembengkakan pada muka dan kepala, diare, batuk, bersin
dan ngorok. Nafsu makan menurun, penurunan produksi telur, kerabang telur lembek. Adanya
gangguan syaraf, tortikolis, lumpuh dan gemetaran. Kematian terjadi dengan cepat.

d. Pencegahan dan Pengobatan :

Belum ditemukan obat yang dapat menyembu hkan Avian Influenza. Usaha yang dapat
dilakukan adalah membuat kondisi badan ayam cepat membaik dan merangsang nafsu makannya
dengan memberikan tambahan vitamin dan mineral, serta mencegah infeksi sekunder dengan
pemberian antibiotic.

3.  Penyakit Cacar Unggas

Penyakit cacar unggas disebabkan oleh virus DNA Pox virus ukuran besar.  Terdapat 4 strain Pox
virus unggas yang mirip satu sama lain dan secara  lami menginfeksi spesies unggas sesuai dengan
namanya, yaitu :  Virus Fowl pox, Virus Turkey pox, Virus Pigeon pox dan Virus Canary pox.
Cacar unggas termasuk dalam virus DNA genus Avipoxvirus dari keluarga Poxviridae. Infeksi
cacar unggas ada dua bentuk yaitu bentuk kutaneus ditandai dengan adanya lesi proliferatif serta
nodular pada kulit. Bentuk difteri ditandai adanya lesi fibro-nekrotik pada lendir membran mulut
dan saluran pernapasan bagian atas

a. Penularan

Infeksi virus cacar unggas dapat melalui kulit dengan bantuan vektor berupa gigitan serangga,
nyamuk dan tungau. Beberapa vektor yang sering menularkan adalah Aedes aegyptu, Culex sp,
Dermanyssus gallinae, Stomoxys sp. Virus ini dapat memasuki aliran darah melalui mata, luka
kulit, atau saluran pernapasan. Nyamuk merupakan reservoir utama sebagai penyebar cacar unggas.
Penularan secara aerosol dapat terjadi dari unggas yang terinfeksi, atau konsumsi makanan atau air
yang terkontaminasi juga dapat menjadi sumber penularan .Penularan virus cacar unggas dapat
terjadi pada ayam. Jika virus cacar unggas menginfeksi ayam dapat menyebabkan pertumbuhan
yang rendah, konversi pakan yang buruk serta penurunan tajam dalam produksi telur yang
menyebabkan kerugian ekonomi.

b. Gejala Klinis :

Cacar dapat terjadi dalam salah satu bentuk yaitu bentuk kulit atau bentuk difterik, ataupun kedua
bentuk tersebut. Gejala klinis bervariasi tergantung pada : kepekaan inang/hospes, virulensi virus,
distribusi lesi dan faktor komplikasi yang lain. Gejala umum yang timbul adanya pertumbuhan
yang lambat pada unggas muda, penurunan telur pada periode bertelur,adanya

c. Pencegahan dan Pengobatan :

Seperti penyakit virus yang lain, untuk penyakit cacar tidak ada obat yang spesifik dan efektif.
Kerugian ekonomi yang terjadi akibat infeksi virus cacar unggas pada ayam dapat dicegah salah
satunya dengan cara vaksinasi. Vaksinasi diharapkan dapat menghasilkan kekebalan atau kekuatan
biologis dari dalam tubuh ayam untuk melawan penyakit dengan cara merangsang timbulnya
antibody.

4.  Penyakit Infectious Bronchitis (IB)

Penyakit Infectious Bronchitis adalah penyakit yang menyerang sistem pernafasan ayam yang
disebabkan oleh virus infectious bronchitis. Infectious Bronchitis merupakan anggota dari famili
Coronavidae (Order Nidovirales) dan genus Coronavirus yang menyebabkan infeksi pernafasan,
usus, dan bermacam-macam gangguan neurologis lainnya. Penyakit IB di Indonesia masih menjadi
masalah serius pada ayam sehubungan dengan banyak varian yang timbul akibat mutasi dari virus
IB. Gejala penyakit IB pada ayam hampir sama dengan ND, sehingga masyarakat lebih sering
melakukan monitoring terhadap ND daripada IB (Wulandari et al.,2019). IB adalah penyakit
pernapasan akut dan sangat menular pada ayam. Spesies rentan terhadap penyakit IB hanyalah
ayam, baik broiler ataupun layer, tetapi pernah dilaporkan kejadian pada itik dan burung liar.

a. Penularan

Virus IB menular melalui rute pernafasan yang dikeluarkan selama batuk atau bersin dan juga di
eksresi lewat fases. Masa ingkubasi sangat pendek 18-36 jam. Sehari pasca inveksi, virus dapat
dideteksi pada ginjal, trakea dan oviduct. Trasnmisi dari perternnakan ke perternak dihubungkan
dengan orang, peralatan,air minun, serta kendaraan yang terkontaminasi. Penularan secara vertikal
belum terbukti.

b. Sifat penyakit

Virus IB pada awal penularan menginfeksi dan bereplikasi didalam saluran atas penyebab
hilangnya sel pelindung yang melapisi sinus dan trakea. Setelah viremia singkat virus dapat
dideteksi pada ginjal, saluran reproduksi, dan jaringan limfoid.

c. Gejala Klinis :

Batuk, bersin, ngorok, keluar leleran hidung dan eksudat berbuih di mata. Anak ayam yang terkena
tampak tertekan dan akan cenderung meringkuk di dekat sumber panas. Gejala klinis muncul
dalam waktu 36 sampai 48 jam.

d. Pencegahan dan Pengobatan :


Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan infectious bronchitis. Usaha yang dapat
dilakukan adalah membuat kondisi badan ayam cepat membaik dan merangsang nafsu makannya
dengan memberikan tambahan vitamin dan mineral.

e. Patologi

Patologi anatomi dengan IB berbentuk pernafasan yakni adanya radang saluran pernafasan bagian
atas. Ginjal yang terkena akan pucat.

5.  Penyakit Infectious Bursal Disease (IBD)

Penyebab IBD Virus RNA dari genus avibirnavirus dan family birnaviridae. Kerugian ekonomi


yang diakibatkan cukup besar karena menyerang anak ayam berumur muda (kurang dari tiga
minggu) dengan tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi.

a. Gejala Klinis :

Depresi, nafsu makan menurun, lemah, gemetar, sesak nafas, bulu berdiri dan kotor terutama bulu
di daerah perut dan dubur, selanjutnya diikuti dengan diare, feses berwarna putih kapur dan
kematian yang terjadi akibat dehidrasi.

b. Pencegahan dan Pengobatan :

Cara pencegahan yang paling efektif adalah melakukan vaksinasi. Tidak ada pengobatan yang
efektif. Namun perlakuan terhadap ternak ayam yang sakit dapat diberikan  pengobatan, misalnya
dengan tetes 5% dalam air minum selama 3 hari, gula rnerah 2% dicampur dengan NaHC03 0,2%
dalam air minum selama  2 hari.

6. Penyakit Infectious Laryngo Tracheitis (ILT)

Penyebab ILT adalah Virus herpes, ILT merupakan penyakit akut pada ayam yang ditandai dengan
gejala khas pada saluran pernafasan, kesulitan bernafas dan keluarnya eksudat berdarah.

a. Gejala Klinis :

Gejala khas infeksi akut adalah adanya leleran hidung, suara mengorok yang diikuti dengan batuk
dan tarik nafas. Tanda klinis dengan adanya kesulitan bernafas dan keluarnya cairan mukus
berdarah adalah khas untuk bentuk penyakit ILT parah.
b. Pencegahan dan Pengobatan :

Pencegahan daoat dilakukan dengan pemberian vaksin. Tidak ada obat yang efektif dalam
menurunkan keparahan ataupun mengurangi gejala penyakit.

7.  Penyakit Lymphoid Leukosis (LL)

Penyebab LL adalah Virus Leukovirus. Lymphoid leukosis (LL) merupakan penyakit neoplasma


pada unggas yang bersifat menular.

a. Gejala Klinis : 

Adanya pial yang kering dan gejala umum antara lain kelihatan pucat, jengger dan pial sianosis,
nafsu makan menurun, menjadi kurus dan lemah, perut tampak membesar dan bila diraba (palpasi)
terasa mengeras.

b. Pencegahan dan Pengobatan :

Vaksin untuk LL sampai saat ini juga belum tersedia, oleh karena itu usaha pencegahan lebih
difokuskan pada manajemen pemeliharaan yang baik dan benar. 

8.  Penyakit Marek’s Disease (MD)

Penyebab penyakit Marek’s adalah virus herpes-2 golongan B dari famili Herpesviridae. Penyakit


Mareks adalah penyakit menular pada ayam yang ditandai oleh proliferasi dan infiltrasi sel limfosit
pada syaraf, organ viseral, mata, kulit dan urat daging.

a. Gejala Klinis :

Hilangnya keseimbangan tubuh diikuti kelumpuhan pada bentuk klasik (paralisis sebagian atau
seluruh kaki dan sayap) dan bilateral. Jika terjadi kelumpuhan spastik (unilateral), maka salah satu
kaki direntangkan ke depan dan satu kaki lainnya ke belakang.

b. Pencegahan dan Pengobatan :

Penyakit Marek’s dapat dicegah dengan cara melakukan vaksinasi secara ketat dan teratur serta
menerapkan manajemen pemeliharaan yang baik. Sampai saat ini belum ditemukan obat untuk
penyakit Marek’s.
9. Penyakit Newcastle Disease (ND)

Penyebab ND adalah Virus  yang tergolong Paramyxovirus, termasuk virus ss-RNA yang


berukuran 150-250 milimikron, dengan bentuk bervariasi tetapi umumnya berbentuk
spherik. Newcastle Disease (ND) merupakan penyakit menular akut yang menyerang ayam dan
jenis unggas lainnya dengan gejala klinis berupa gangguan pernafasan, pencernaan dan syaraf
disertai mortalitas yang sangat tinggi.

a. Masa ingkubasi

Masa inkubasi dan gejala klinis penyakit ND pada ayam bervariasi, tergantung pada strain virus
dan status kebal ayam saat terinfeksi. Pada infeksi virus strain lentogenik, penyakit bersifat
subklinis, atau ditandai dengan gangguan respirasi yang bersifat ringan seperti bersin dan keluar
leleran dari hidung. Infeksi virus strain mesogenik bersifat akut ditandai dengan gangguan respirasi
dan kelainan saraf.

b. Patologi

Perubahan patologi anatomi yang patognomonis pada penyakit ND ditandai dengan ptechie pada
proventikulus, ventrikulus, usus, seka tonsil, trakea, dan paru-paru. Diagnosis sementara penyakit
ND berdasarkan atas pemeriksaan epidemiologi, gejala klinis, dan perubahan patologi anatomi
yang patognomonis. Peneguhan diagnosis berdasarkan atas hasil isolasi dan identifikasi virus
(Kencana et al.,2012).

c. Gejala Klinis :

Tergantung pada virulensi virus yang menulari, gejala klinis yang ditimbulkan juga bermacam-
macam, mulai dari asymptomatis, gejala pernafasan ringan, pernafasan disertai dengan gangguan
syaraf, atau kombinasi gangguan respirasi, syaraf dan digesti. Gejala klinis pada ayam ditandai
dengan penurunan nafsu makan, jengger dan pial sianosis, pembengkakan di daerah kepala, bersin,
batuk, ngorok, dan diare putih kehijauan. Infeksi virus strain velogenik bersifat fatal, seringkali
diikuti dengan angka kematian yang tinggi. Gejala tersebut sangat bervariasi, diawali dengan
konjungtivitis, diare serta dikuti dengan gejala saraf seperti tremor, tortikolis, atau kelumpuhan
pada leher dan sayap.

d. Pencegahan dan Pengobatan :


Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan vaksinasi secara teratur. Belum ditemukan obat yang
dapat menyembuhkan ND. Usaha yang dapat dilakukan adalah membuat kondisi badan ayam cepat
membaik dan merangsang nafsu makannya dengan memberikan tambahan vitamin dan mineral.

10. Penyakit Viral Arthritis

Virus  Orthoreovirus yang tergolong famili Reoviridae. Viral Arthritis (VA) merupakan penyakit


viral pada ayam dengan gejala khas berupa lesi pada membran synovial, tendo dan pembungkus
tendo.

a. Gejala Klinis :

Kepincangan, ayam tampak malas bergerak, pertumbuhan terhambat, Ada 2 (dua) bentuk gejala
klinis, yaitu bentuk tenosynovitis atau arthritis dan sistemik.

b. Pencegahan dan Pengobatan :

Tindakan pencegahan yang paling efektif adalah dengan vaksinasi. Sampai saat ini tidak ada obat
yang efektif untuk pengobatan terhadap VA.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terdapat banyak penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang terdapat pada ternak
unggas, beberapa dari penyakit tersebut sudah dijelaskan dalam makalah. Tindakan dan
pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindarin virus adalah dengan sanitasi yang baik,
pemberian vaksin pada unggas, serta pengobatan.

3.2 Saran
Saran yang dapat saya ajukan dalam pembuatan makalah ini, yaitu, harapannya koreksi dan
kritikan  dari teman teman yang membangun, agar perbuatan makalah selanjutnya dapt lebih
sempurna dan lebih baik.
REFERENSI

Elytha,F.(2011). Sekilas tentangavian influenza(ai).Jurnal Kesehatan Masyarakat,6(1):4751.


Rohajawati, S. dan Supriyati, R. (2010). Sistem Pakar: Diagnosis Penyakit Unggas Dengan
Metode Certainty Factor. Commit, 4(1) : 41-46.
Kencana,G.A.Y., , Kardena,I.M. dan Mahardika, I.G.N.K.(2012).Peneguhan diagnosis penyakit
newcastle disease lapang pada ayam buras di bali menggunakan teknik rt-pcr. Jurnal
Kedokteran Hewan, 6(1):28-31.
Wulandari,K.Y.T., Susanti,R. dan Bintari,S.H.(2019). Analisis perkembangan titer antibodi hasil
vaksinasi infectious bronchitis pada ayam petelur strain hisex brown . Life Science,8(1):25
33.
Radji,M.(2006). avian influenza a (h5n1) : Patogenesis, pencegahan dan penyebaran pada manusia.
Majalah Ilmu Kefarmasian, 3(2): 55 – 65.
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/86af537da337a4a3bc7bb19f4b986ade.pdf
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/89375/PENYAKIT-VIRAL-VIRUS-UTAMA-PADA-
TERNAK-UNGGAS-DAN-PENGENDALIANNYA-Bag-1/

Anda mungkin juga menyukai