Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
asung kerta wara nugraha - Nya penulis dapat menyusun laporan pendahuluan yang
berjudul “Penatalaksanaan VAPb untuk mencegah kejadian VAB pada Pasien Kritis
di ruang Intensive Care Unit” dengan tepat waktu. Makalah ini tidak mungkin dapat
terselesaikan tepat pada waktunya tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ns. Ni Made Dewi Wahyunadi, S.Kep., M. Kep. sebagai Koordinator Mata


Ajar Keperawatan Kritis di Institut Teknologi dan Kesehatan Bali serta
pembimbing dalam pembuatan makalah ini.
2. Anggota kelompok yang telah bekerja sama dengan baik dalam penyusunan
makalah ini.
3. Serta berbagai pihak lain yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam makalah kami, untuk itu penulis
akan sangat berterima kasih jika ada pendapat, saran, ataupun kritik yang membangun
demi perbaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat bermanfaat dengan baik bagi
kita semua.

Denpasar, 19 November 2020

Penulis
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ruang perawatan intensif merupakan ruangan di rumah sakit dengan kategori


pelayanan kritis, selain instalasi bedah dan instalasi gawat darurat (Depkes RI
2012). Menurut Sugiyono (2012), salah satu keadaan yang sering ditemui pada
ruang intensif adalah pasien yang mengalami permasalahan gagal nafas, kondisi
ini memerlukan tindakan upaya membuka jalan nafas dan mempertahankan
kepatenan jalan nafas. Pada keadaan tersebut pasien menggunakan pipa
endotrachea l (ETT) yang disebut intubasi dan memerlukan dukungan alat bantu
nafas yang berfungsi sebagai ventilasi untuk mempertahankan fungsi paru dan
sirkulasi oksigen. Pasien yang terintubasi dan menggunakan ventilatordan dalam
jangka waktu yang lama dapat beresiko terjadinya infeksi nosokomial yang
disebut Ventilator Associated Pneumonia (VAP) (Susanti,2015). VAP adalah
pneumonia yang disebabkan oleh infeksi nosokomial yang terjadi setelah 48-72
jam tindakan intubasi dan pemasangan ventilator mekanik baik dari pipa
endotracheal maupun pipa tracheostomi.

Pasien yang didiagnosa VAP akan mengalami keluhan fisik seperti


peningkatan suhu tubuh (demam),peningkatan frekuensi jantung
(takikardi),meningkat atau menurunnya jumlah sel darah putih (leukositosis),
perubahan konsistensi dan warna dahak (sputum) serta peradangan atau infeksi
paru yang di tandai dengan adanya infiltrat pada foto thorax di lapangan paru.
Prevalensi VAP sebelumnya dan studi kohort prospektif telah menunjukan bahwa
VAP dikaitkan dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi
berkepanjangan di ICU serta yang tinggal dirumah sakit, didunia angka Media
Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 3, Oktober 2019/ page 113-120114Siti Saodah/
Knowledge of Guideline VAP Bundle Improves Nurse Compliance Levels in
Preventing Associated Pneumonia (VAP) Ventilation in the Intensive Care
Unitkejadian VAP pada tahun 2012 22,8 % yangmendapatkan ventilasi mekanik
(Kyngas, 2013). Angka kejadian VAP dilaporkan terjadi 9-27 % dari semua
pasien yang terintubasi (Mohamed, 2014). Tingkat keseluruhan insiden VAP
adalah 13,6 per 1000 ventilator sesuai dengan International Nosocomial
InfectionControl Consortium(INICC) dan angka kejadian tersebut perlu
dilakukan intervensi keperawatan dan medis (INICC, 2009). Beberapa isu
penelitian menyebutkan bahwa kejadian VAP dapat dicegah dengan melakukan
pemberian VAP bundle. Penelitian yang telah dilakukan di Mercy Hospital US
mulai Juni 2003 sampai dengan Mei 2004 terhadap 205 sampel dan
mendokumentasikan dalam sebuah format VA P bundle dan didapatkan hasil
terdapat penurunan VAP yaitu dari 6,1 menjadi 2,7 kasus per 1000 hari
pemakaian ventilator. Oleh sebab itu makalah ini dibuat untuk membahas
penatalaksanaan VAPb untuk mencegah kejadian VAP.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang dapat penulis
temukan adalah :
1. Apakah konsep terori dari VAP dan VAPb pada pasien kritis di ICU?
2. Apakah ada temuan kasus dari penatalaksanaan VAPb pada pasien kritis
yang alami VAP di ICU?
3. Bagaimana hasil pembahasan temuan kasus penatalaksanaan VAPb pada
pasien Kritis di ICU?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penyusunan asuhan
keperawatan teoritis, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep terori dari VAP dan VAPb pada pasien kritis di
ICU.
2. Untuk mengetahui hasil temuan kasus dari penatalaksanaan VAPb pada pasien
kritis yang alami VAP di ICU.
3. Untuk mengetahui hasil pembahasan temuan kasus penatalaksanaan VAPb
pada pasien Kritis di ICU.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Konsep dan Dasar Teori VAPb
2.1.1 Pengertian
Ventilator Associated Pneumonia Bundle (VAPb) adalah serangkaian
intervensi yang berhubungan dengan perawatan pada pasien dengan ventilator
mekanik yang ketika diimplementasikan bersama-sama akan mencapai hasil
signifikan dibandingkan bila diterapkan secara individual. Bundle VAP adalah
suatu kumpulan Evidence-base practice, yang ketika diimplementasikan secara
bersama-sama, akan menghasilkan penurunan insiden VAP (IHI, 2005). VAPb
diterbitkan oleh The Institute for Healthcare Improvement (IHI) dan telah
dinyatakan dapat menurunkan angka kejadian VAP bila diimplementasikan
secara sempurna pada semua pasien yang terpasang ventilator.

2.2.2 Komponen VAPb


1. Elevasi kepala antara 30-45 derajat
Pengaturan posisikepala pasien setinggi 30º-45ºini dapatmeningkatkan
drainase paru dan menurunkan resiko VAP (Pineda dkk, 2006).
Berdasarkan hasil observasi perawat yang mengatur posisi kepala pasien
setinggi 30º-45ºdenganpersentase 72,8%.
2. Sedation vacation” harian dan pengkajian harian terhadap kesiap-
an
untuk ekstubasi
3. Prophylaxis Peptic ulcer disease (PUD)
4. Prophylaxis Deep venous throm-bosis (DVT) kecuali kontra
indikasi
Komponen bundle mengalami perubahan pada tahun 2010, yaitu
menjadi: elevasi kepala 30-40 derajat, profilaksis untuk peptic ulcer,
pro-filaksis untuk DVT, interupsi sedasi harian, pengkajian harian
terhadap kesiapan ekstubasi dan perawatan mulut harian dengan
chlorhexidine.

Kemudian pada tahun 2012 Safer Helthcare Now merevisi bundle dan
menambahkan 1 komponen. Kompo-nen bundle VAP menurut CPSI (2012)
adalah sbb:
1. Elevasi kepala 45o ketika memung-kinkan, jika tidak, coba pertimbang-
kan untuk mempertahankan posisi kepala lebih dari 30o
2. Evaluasi harian terhadap kesiapan ekstubasi
3. Penggunaan endotrakheal tube de-ngan drainage sekresi subglotic
4. Perawatan mulut dan dekontami-nasi dengan chlorhexidine
5. Nutrisi enteral yang aman secara dini dalam 24-48 jam setelah masuk
ICU
2.2 Hasil temuan Penelitian
1. Hasil dari jurnal dengan judul INTERVENSI VAP BUNDLE DALAM
PENCEGAHAN VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP)
PADA PASIEN DENGAN VENTILASI MEKANIS (The Incidence of VAP
after VAP Bundle Intervention Among Patients with Mechanical
Ventilation)
2. Temuan kasus pertama pernah dilakukan di Ruang Intensive Care Unit
(ICU) yang mendapatkan hasil bahwa The Institute fot Healthcare
Improvement (IHI) menerbitkan suatu guide line untuk pencegahan VAP
yaitu VAP bundle dinyatakan dapat menurunkan angka kejadian VAP
(Ventilator-Associated Pneumonia).
3. Temuan kasus literature review yang penrah dilakukan oleh Rahmiati Dkk,
didapatkan bahwa dengan komponen pencegahan yang bervariasi, kepatuhan
dalam pelaksanaan bundle VAP signifikan dalam menurunkan kejadian VAP
dari 9,47 menjadi 1,9 kasus per 1000 hari ventilator dan menurunkan biaya
pera-watan (Sedwick, et al, 2012). VAP bundle care terus mengalami
perbaikan melalui fakta-fakta terbaru mengenai intervensi yang tepat dalam
mencegah VAP.
4. Berdasarkan temuan kasus yang dilakukan oleh Nila Sari Dkk, yang
dilakukan di ruang Intensive Care Unit (ICU) rumah sakit pemerintah
Pekanbaru dikatakan bahwa implementasi VAPb di ICU dan berhasil
menunjukkan penurunan angka kejadian VAP pada pasien yang terpasang
ventilator, dari 71.400 kasusmenjadi 46.100 kasus.

2.3 Pembahasan Hasil Temuan Kasus


1) Hasil dari jurnal dengan judul INTERVENSI VAP BUNDLE
DALAMPENCEGAHAN VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA
(VAP) PADA PASIEN DENGAN VENTILASI MEKANIS (The Incidence
of VAP after VAP Bundle Intervention Among Patients with Mechanical
Ventilation)

Pembahasan :

Pada jurnal dikatakan penerapan VAP bundle berpengaruh dalam mencegah


terjadinya VAP. Hasil dari penilaian total CPIS didapatkan 4 dari 6 orang
tidak terdiagnosa VAP dan 2 orang terdiagnosa VAP. Hasil Observasi nilai
Clinica Pulmonary Infection Score (CPIS) pada hari ke 3 pemakaian
ventilator didapatkan hasil 2 dari 6 responden terdapat kejadian VAP dengan
skor VAP > 6 (33,33%) dan 4 responden tidak terdiagnosa VAP dengan skor
VAP ≤ 6 (66,67%). Berdasarkan penilaian CPIS dari 6 responden yang
diteliti setelah diberikan penerapan VAP bundle yang meliputi elevasi
kepala, profi laksis peptic ulcer diseases, oral hygiene dengan clorhexidine
0,1% dan hand hygiene menunjukkan sebanyak 4 orang (66,67%) dengan
nilai CPIS ≤ 6 yang berarti tidak VAP sementara 2 orang (33,33%) dengan
nilai CPIS > 6 berarti terjadi VAP. Jumlah responden sebagian besar masih
didapatkan kejadian VAP meskipun penerapan VAP bundle sudah
dilaksanakan 100%. Berdasarkan fakta dan Teori yang ada, peneliti
berpendapat bahwa meskipun penerapan VAP bundle telah diterapkan 100%
pada responden dan penghentian sedasi dihentikan sejak dini, kemungkinan
terjadinya VAP masih dapat terjadi. Hal tersebut diakibatkan masih adanya
factor faktor lain yang berkontribusi besar dalam terjadinya proses infeksi
seperti petugas kesehatan tidak mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
menyentuh pasien dan faktor lain yang kemungkinan menyebabkan VAP
adalah masih digunakannya model open suction pada responden, meskipun
cateter suction yang digunakan sekali pakai akan tetapi kemungkinan
terkontaminasi akan sangat mungkin terjadi.

2) Temuan kasus pertama pernah dilakukan di Ruang Intensive Care Unit


(ICU) yang mendapatkan hasil bahwa The Institute fot Healthcare
Improvement (IHI) menerbitkan suatu guide line untuk pencegahan VAP
yaitu VAP bundle dinyatakan dapat menurunkan angka kejadian VAP
(Ventilator-Associated Pneumonia).

Pembahasan :

VAP bundle dapat menurunkan angka kejadian VAP, yaitu ditandai


dengan bahwa penerapan VAP bundle care dapat mempercepat durasi
penggunaan ventilator mekanik sehingga dapat meminimalisir terpapar
kuman atau timbulnya penyakit lain yang dapat memperparah kondisi
pasien.

Strategi VAP bundle care bertujuan untuk mencegah terjadinya VAP


yang difokuskan pada usaha menurunkan kolonisasi bakteri di orofaring dan
saluran trakeobronkial, serta menurunkan tingkatterjadinya aspirasi. VAP
bundleterdiri dari tindakan kolaborasi dan tindakan mandiri. Keberhasilan
VAP bundle di ruang intensive care bergantung pada standar prosedur
operasional, tingkat pengetahuan perawat terhadap VAP bundle, serta
kepatuhan tindakan keperawatan. Sebagian besar pasien kritis mengalami
penurunan kesadaran dan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan
dasar mereka. Perawat memiliki peran penting dalam memberikan intervensi
perawatan yang tepat sebagai pencegahan terjadinya infeksi yang dapat
memperberat kondisi pasien.

Pelaksanaan prosedur VAP bundle care dapat membantu pencegahan


terjadinya infeksi nosokomial pada pasien diruang ICU, terlebih dalam ruang
ICU pasien mengalami penurunan kesadaran dimana peran perawat sangat
penting dalam pemenuhan kebutuhan dasar pasien dengan melaksanakan
prosedur VAP bundle care selain mencuci tangan yang sangat berpengaruh
pada pencegahan terjadinya infeksi nosokomial pada pasien yang
menggunakan ventilator mekanik, oral hygine dinilai sangat penting dalam
pencegahan VAP di ICU. Melakukan oral hygiene sebagai pembersihan
mulut agar memperkecil kemungkinan pertumbuhan bakteri menggunakan
hexadol gargle dimana dalam jurnal yang ditemukan banyak author yang
menyarankan untuk penggunaan hexadol gargle sebagai oral hygienedan
menggunakan mousturizer sebagai pelembab bibir agar tidak kering dan
pecah-pecah, manajemen sekresi oropharingeal dan tracheal sebagai
penghisapan sekret pada pasien dengan terpasangnya ETT.

5. Berdasarkan temuan kasus yang dilakukan oleh Nila Sari Dkk, yang
dilakukan di ruang Intensive Care Unit (ICU) rumah sakit pemerintah
Pekanbaru dikatakan bahwa implementasi VAPb di ICU dan berhasil
menunjukkan penurunan angka kejadian VAP pada pasien yang terpasang
ventilator, dari 71.400 kasusmenjadi 46.100 kasus.

Pembahasan :

Kejadian VAP di rumah sakit terutama di ICUdapat diminimalkan dengan


suatu protap tindakan yakni VAP Bundle (VAPb). VAPb diterbitkan
olehThe Institute for Healthcare Improvement (IHI) dan telah dinyatakan
dapat menurunkan angka kejadian VAP bila diimplementasikan secara
sempurna pada semua pasien yang terpasang ventilator. VAPb yang terdiri
darilima rangkaian pencegahan VAP yaituelevasi kepalaatau head of bed
(HOB) yaitu posisi kepala pasien setinggi 30º-50ºsetiap saat kecuali ada
kontraindikasi, perawatan oral dengan terjaganya kebersihan mulut setiap 2-
4 jam (oral hygiene), terapi profilaksis tromboembolitik, terapi profilaksis
ulkus peptikum, adanya evaluasi harian terhadap sedasi dan kesiapan
ekstubasi. ICU rumah sakit pemerintah menggunakan rujukan VAPb dari
Permenkes RI No.27 tahun 2017 yang di adopsidariCenter for Disesase
Control (CDC). Lima unsur VAPb yang digunakan adalah:kebersihan tangan
yang meliputi cuci tangan tenaga kesehatan untuk mencegah rantai
kontaminasi kuman ke pasien. Cuci tangan merupakan upaya untuk memutus
rantai transmisi kontaminasi dari perawat kepasien atau sebaliknya. Cuci
tangan yang tidak standar merupakan salah satu faktor resiko terjadinyaVAP
pada pasien. Ketidakpatuhan perawat dalam cuci tangan akanmenyebabkan
penularan penyakit saat melakukan kontak dengan pasien

Anda mungkin juga menyukai