Anda di halaman 1dari 15

Filsafat Islam Dan Awal

Perkembangannya

Dosen Pengampu : Burhanuddin, S.Pd.I., M.A.


Disusun oleh : Kelompok 5

01 02
Delna Safitri Dema Isnia
200602034 200602107

03 04
Novida Waddah Inayati
200602010 200602007
Pengertian
Filsafat Islam
Filsafat Islam dimaksudkan adalah filsafat dalam perspektif pemikiran orang Islam. Seperti juga pendidikan Islam
adalah dimaksudkan pendidikan dalam perspektif orang Islam. Dalam perspektif Islam, filsafat merupakan upaya
untuk menjelaskan cara Allah menyampaikan kebenaran atau yang haq dengan bahasa pemikiran yang
rasional. Sebagaimana kata Al-Kindi (801-873M), bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang hakikat hal-ihwal
dalam batas-batas kemungkinan manusia. Ibn Sina (980-1037M) juga mengatakan, bahwa filsafat adalah
menyempurnakan jiwa manusia melalui konseptualisasi hal ihwal dan penimbangan kebenaran teoretis dan
praktis dalam batas-batas kemampuan manusia. Karena dalam ajaran Islam di antara nama-nama Allah juga
terdapat kebenaran, maka tidak terelakkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara filsafat dan agama.
Pada zaman dulu di kalangan umat Islam, filsafat Islam merupakan kisah perkembangan dan kemajuan ruh.
Begitu pula mengenai ilmu pengetahuan Islam, sebab menurut al-Qur’an seluruh fenomena alam ini merupakan
petunjuk Allah, sebagaimana diakui oleh Rosental, bahwa tujuan filsafat Islam adalah untuk membuktikan
kebenaran wahyu sebagai hukum Allah dan ketidakmampuan akal untuk memahami Allah sepenuhnya, juga
untuk menegaskan bahwa wahyu tidak bertentangan dengan akal. Filsafat Islam jika dibandingkan dengan
filsafat umum lainnya, telah mempunyai ciri tersendiri sekalipun objeknya sama. Hal ini karena filsafat Islam itu
tunduk dan terikat oleh norma-norma Islam. Filsafat Islam berpedoman pada ajaran Islam.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa filsafat Islam adalah
merupakan hasil pemikiran manusia
secara radikal, sistematis dan
universal tentang hakikat Tuhan,
alam semesta dan manusia
berdasarkan ajaran Islam
Faktor-faktor
Timbulnya
Filsafat Islam
a) Faktor dorongan ajaran Islam
Untuk membuktikan adanya Allah, Islam menghendaki agar umatnya memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.
Dan penciptaan tersebut tentu ada yang menciptakannya. Pemikiran yang demikian itu kemudian menimbulkan
penyelidikan dengan pemikiran filsafat.
b) Faktor Perpecahan di Kalangan Umat Islam (intern)
Setelah khalifah Islam yang ketiga, Usman bin Affan terbunuh, terjadi perpecahan dan pertentangan di kalangan umat
Islam. Perpecahan dan pertentagan tersebut pada mulanya adalah karena persoalan politik. Tetapi kemudian merembet
ke bidang agama dan bidang-bidang lain. Untuk membela dan mempertahankan pendapatpendapat mereka serta untuk
menyerang pendapat lawan-lawannya, mereka berusaha menggunakan logika dan khazanah ilmu pengetahuan di masa
lalu, terutama logika Yunani dan Persi, sampai akhirnya mereka dapat berkenalan dan mendalami pemikiran-pemikiran
yang berasal dari kedua negeri tersebut. Kemudian mereka membentuk filsafat sendiri, yang dikenal dengan nama filsafat
Islam.
c) Faktor Dakwah Islam
Islam menghendaki agar umatnya menyampaikan ajaran Islam kepada sesama manusia. Agar orang-orang yang diajak
masuk Islam itu dapat menerima Islam secara rasional, maka Islam harus disampaikan kepada mereka dengan dalil-dalil
yang rasional pula. Untuk keperluan itu diperlukan filsafat.
d) Faktor Menghadapi Tantangan Zaman (ekstern)
Zaman selalu berkembang, dan Islam adalah agama yang sesuai dengan segala
perkembangan. Tetapi hal itu bergantung kepada pemahaman umatnya. Karena itu setiap
zaman berkembang, menghendaki pula perkembangan pemikiran umat Islam terhadap
agamanya. Pengembangan pemikiran tersebut berlangsung di dalam filsafat.

e) Faktor Pengaruh Kebudayaan Lain


Setelah daerah kekuasaan meluas ke berbagai wilayah, umat Islam berjumpa dengan
bermacam-macam kebudayaan. Mereka menjadi tertarik, lalu mempelajarinya dan
akhirnya terjadi sentuhan budaya diantara mereka. Hal ini banyak sekali ditemukan dalam
beberapa teori filsafat Islam, misalnya “teori emanasi” dari Al-Farabi.
Pertumbuhan
Filsafat Islam
Filsafat, berasal dari Keldenia (sekarang Irak), kemudian pindah ke Mesir, lalu ke Yunani, Suryani, dan akhirnya sampai ke
Negeri Arab. Filsafat pindah ke Negeri Arab setelah datangnya Islam. Setelah kaum muslimin membentuk suatu Negara
raksasa yang membentang dari penghujung Negeri Cina di timur, sampai ke penhujung semenanjung Andalusia di Barat.
Disebuah kota yaitu Baghdad yang merupakan pusat studi ilmu pengetahuan yang populer saat itu. Di kota ini berdiri
lembaga ilmu pengetahuan yang bernama Bait alHikmah. Pusat studi yang pada mulanya lahir di Yunani berpindah ke
Iskandariyah dan selanjutnya ke Antioch dan berakhir ke kota Haran pada zaman khalifah alMust’dhid (892-902). Pusat
studi tersebut berpindah dari Haran ke Baghdad. Di antara guru besar filsafat yang mengajar di Baghdad saat itu antara
lain: Quwairi, guru Abu Basyar Matta dan Yuhanna Ibn Hilan, guru al-Farabi. Dari sinilah kemudian bermunculan para
filosuf Muslim dari al-Kindi hingga al-Ghazali dst. Pindahnya filsafat ke Arab adalah setelah Iskandariyah dibangun dan
menjadi pusat ilmu pengetahuan, dimana orang-orang Arab menerjemahkan berbagai cabang ilmu pengetahuan dan
filsafat baik dari bahasa Yunani maupun dari bahasa Suryani kedalam bahasa Arab. Penerjemahan buku-buku filsafat yang
dilakukan orang-orang Arab pada mulanya bukanlah bertujuan untuk mempelajari filsafat. Kecenderungan bangsa Arab
kala itu pada ilmu pengetahuan bukan pada filsafat. Akan tetapi karena buku-buku yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab tersebut kebanyakan karya dari para Filosof Yunani, yang mencampuradukkan antara filafat dan ilmu pengetahuan,
maka orangorang Arab yang mempelajari ilmu pengetahuan terdorong pula untuk mengenal filsafat, mempelajari aliran-
alirannya, riwayat hidup para filosof dan pendapatpendapat mereka mengenai hubungan ilmu pengetahuan dan filsafat.
Karena pindahnya filsafat ke negeri Arab tersebut adalah setelah datangnya Islam di negeri ini, maka akhirnya filsafat
yang pindah ke negeri Arab tersebut lebih dikenal dengan istilah filsafat Islam.
Perkembangan
Fisafat Islam
Secara historis, perkembangan filsafat Islam dapat dikatakan dimulai oleh pengaruh kebudayaan Hellenis, yang
terjadi akibat bertemunya kebudayaan Timur (Persia) dan kebudayaan Barat (Yunani). Pengaruh ini dimulai ketika
Iskandar Agung (Alexander The Great) yang merupakan salah satu Murid dari Aristoteles berhasil menduduki
Wilayah Persia pada 331 SM. Akulturasi kebudayaan ini mengakibatkan munculnya benih-benih kajian filsafat
dalam masyarakat muslim di kemudian hari. Selanjutnya pada Pada masa Bani Umayyah yaitu pada periode
Khlifah al- Walid I atau al-Walid bin Abdul Malik Bani Umayyah mencapai kejayaan. Filsafat Islam pertama kali
muncul pada masa Daulah Umayyah, dimulai dengan penerjemahan Filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab.
Karya-karya yang diterjemahkan dari bahasa Yunani ke dalam Bahasa Arab, seperti buku kedokteran,
matematika, kimia, dan astronomi. Dalam kajian filsafat kita patut menyebut orang yang dinamakan dengan
Abdullah bin Muqaffa, Abdullah bin Muqaffa ini adalah 9 termasuk penerjemah pertama dalam kajian filsafat.
Kemudian diturunkan kepada anaknya yang memiliki semangat yang sama namanya Muhammad bin Abdullah
ibn Muqaffa. Perkembangan selanjutnya terjadi pula pada masa Bani Abbasiyah. Pada masa Bani Abbasiyah
perkembanga-perkembangan filsafat penerjemahan-penerjemahan karya-karya yang bukan berbahasa Arab
sangat massif (utuh dan padat). Pada masa khalifah Al-Makmun ketika Baitul Hikmah didirikan, maka para
ilmuwan muslim lebih leluasa dalam menerjemahkan filsafat ke dalam bahasa Arab.
Pada saat pertama kali filsafat itu pindah kedalam masyarakat Islam belum
kelihatan bahwa filsafat tersebut merupakan bagian dari peradaban. Ia baru
kelihatan peranannya dalam peradaban Islam pada abad ka-9, yaitu di masa
pemerintahan Abassiyah. Filsafat muncul dalam gelanggang pemerintahan Islam.
Rupanya sebelum itu filsafat merupakan sesuatu yang belum matang di kalangan
kaum muslimin. Dari abad ke-9 sampai abad ke-12 filsafat berkembang dengan
suburnya dalam khazanah ilmu pengetahuan dan masyarakat Islam. Masa ini adalah
masa perkembangan filsafat yang tiada taranya dalam dunia Islam. Dunia Islam
telah melahirkan ahli-ahli filsafat Islam yang banyak jumlahnya, bahkan ada yang
sampai diberi julukan sebagai “guru kedua” filsafat, yaitu Al-Farabi. Guru pertamanya
adalah Aristoteles, dan sampai saat ini belum ada guru ketiganya. Demikianlah
halnya, filsafat mengalami perkembangan yang pesat di dunia Islam yaitu pada
masa pemerintahan Abbasiyah. Pada periode awal kekuasaannya memiliki otoritas
politik yang sangat kuat dan kemudian mampu melahirkan sebuah kemajuan
peradaban yang disebut-sebut sebagai era keemasan (the golden age).
Kesimpulan
Filsafat Islam adalah merupakan hasil pemikiran manusia secara radikal, sitematis dan
universal tentang hakikat Tuhan, alam semesta, dan manusia berdasarkan ajaran Islam. Filsafat
bisa diterima umat Islam melalui:
1. Melalui persentuhan daerah-daerah yang memang dikuasai oleh Umat Islam.
2. Melaui penerjemahan-penerjemahan buku yang berbahasa Yunani ke dalam bahasa Arab
3. Filsafat bisa dijadikan sebagai sebagai alat ideology Negara dalam bentuk teologi yang
dimiliki oleh Negara.
Jadi teologi filsafat dimanfaatkan untuk menjelaskan terhadap masalah-masalah ketuhanan
terutama dalam Mazhab Mu’tazilah dalam bidang teologi. Filsafat berasal dari Keldania
(sekarang Irak), kemudian pindah ke Mesir, lalu ke Yunani, Suryani, dan akhirnya sampai ke
Negeri Arab. Filsafat pindah kenegeri Arab setelah datangnya Islam. Filsafat berkembang subur
dan baru Nampak peranannya pada abad ke-9 M, yaitu pada masa pemerintahan Abbasiyah
sampai dengan abad ke12 M. Pada abad ke-12 secara tiba-tiba perkembangan filsafat Islam
berhenti, karena mendapat serangan dari ahli-ahli agama.
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai