Anda di halaman 1dari 161

LAPORAN TUGAS MANDIRI STASE

KEPERAWAATAN MEDIKAL BEDAH PROFESI NERS


“HIPERTENSI, HEPATITIS, APENDISITIS

Disusun Oleh :

Nama : Ilaliah, S.Kep


NPM : 21149011623

Dosen Pembimbing :
Aris Citra Wisuda, S.Kep., Ners., M.Kes., M.Kep.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM KARDIOVASKULER
DENGAN HIPERTENSI

Koordinator Mata Kuliah


Aris Citra Wisuda, S.Kep., Ners., M.Kes., M.Kep.

Disusun Oleh :

Ilaliah, S.Kep
NPM. 21149011623

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
2021

2
Daftar Isi

Daftar Isi..................................................................................................................1
I. LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP HIPERTENSI....................................2
a. Definisi Hipertensi...........................................................................................2
b. Anatomi Fisiologi............................................................................................2
c. Etiologi.............................................................................................................5
d. Tanda dan gejala..............................................................................................7
e. Klasifikasi.........................................................................................................7
f. Patofisiologi......................................................................................................8
g. Pemeriksaan penunjang..................................................................................10
h. Tindakan umum yang dilakukan....................................................................11
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI..................................12
a. Pengkajian keperawatan.................................................................................12
b. Diagnosis keperawatan yang mungkin timbul...............................................19
c. Rencana Asuhan Keperawatan.......................................................................19
III. LAPORAN KASUS.........................................................................................23
a. Pengkajian......................................................................................................24
b. Analisa Data dan Prioritas diagnosa keperawatan.........................................30
c. Rencana Keperawatan....................................................................................31
d. Implementasi Keperawatan............................................................................33
e. Evaluasi..........................................................................................................38
Daftar Pustaka........................................................................................................44

1
I. LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP HIPERTENSI

a. Definisi Hipertensi

Hipertensi terjadi jika tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi

adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara abnormal

dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang

disebabkan satu atau beberapa faktor risiko yang tidak berjalan sebagaimana

mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal. Defenisi

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal

tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari suatu

periode. Hal ini terjadi bila arteriole-arteriole konstriksi.

Konstriksi arteriole membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan

tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan

arteri yang bila berlanjut dapat dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan

kerusakan jantung dan pembuluh darah. Hipertensi juga didefenisikan sebagai

tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg

(Udjianti, 2013).

Penyakit hipertensi merupakan gejala peningkatan tekanan darah yang

kemudian berpengaruh pada organ yang lain, seperti stroke untuk otak atau

penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot jantung.

Penyakit ini salah satu masalah utama dalam kesehatan masyarakat di Indonesia

maupun dunia.

b. Anatomi Fisiologi

2
Sistem peredaran darah manusia terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan

saluran limfe. Jantung merupakan organ penting yang memompa darah dan

memelihara peredaran melalui saluran tubuh.Arteri membawa darah dari

jantung,Vena membawa darah ke jantung. Kapiler menggabungkan arteri dan

vena, terentang diantaranya dan merupakan jalan lalu lintas antara makanan dan

bahan buangan.Disini juga terjadi pertukaran gas dalam cairan ekstra seluler atau

intershil.Saluran limfe mengumpulkan, menggiring dan menyalurkan kembali ke

dalam limfenya yang dikeluarkan melalui dinding kapiler halus untuk

membersihkan jaringan.Saluran limfe ini juga dapat dianggap menjadi bagian

sistem peredaran. Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri

bila darah dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba ditempat arteri

temporalis diatas tulang temporal atau arteri dorsalis pedis di belokan mata kaki

(Utam, 2018).

Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda,

dipengaruhi penghidupan, pekerjaan, makanan, umur dan emosi.Irama dan

denyut sesuai dengan siklus jantung jumlah denyut jantung 70 berarti siklus

jantung 70 kali per menit. Tekanan darah sangat penting dalam sirkulasi darah dan

selalu diperlukan untuk daya dorong yang mengalirkan darah didalam arteri,

arteriola, kapiler dan sistem vena sehingga darah didalam arteri, arteriola, kapiler

dan sistem vena sehingga terbentuk aliran darah yang menetap. Jantung bekerja

sebagai pemompa darah dapat memindahkan darah dari pembuluh vena ke

pembuluh arteri. Pada sirkulasi tertutup aktivitas pompa jantung berlangsung

dengan cara mengadakan kontraksi dan relaksasi sehingga menimbulkan

3
perubahan tekanan darah dan sirkulasi darah. Pada tekanan darah didalam arteri

kenaikan arteri pada puncaknya sekitar 120 mmHg tekanan ini disebut tekanan

stroke.Kenaikan ini menyebabkan aorta mengalami distensi sehingga tekanan

didalamnya turun sedikit.Pada saat diastole ventrikel, tekanan aorta cenderung

menurun sampai dengan 80 mmHg. Tekanan ini dalam pemeriksaan disebut

dengan tekanan diastole (Hurst, 2016).

Kecepatan aliran darah bergantung pada ukuran palung dari pembuluh

darah.Darah dalam aorta bergerak cepat, dalam arteri kecepatan berkurang dan

sangat lambat pada kapiler, dalam arteri kecepatan berkurang dan sangat lambat

pada kapiler. Faktor lain yang membantu aliran darah kejantung maupun gerakan

otot kerangka mengeluarkan tekanan diatas vena, gerakkan yang dihasilkan

pernafasan dengan naik turunnya diafragma yang bekerja sebagai pemopa, isapan

yang dikeluarkan oleh atrium yang kosong sewaktu diastole menarik darah dari

vena dan tekanan darah arterial mendorong darah maju. Perubahan tekanan nadi

pengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi tekanan darah, misalnya pengaruh usia

dan penyakit arteriosklerosis. Pada keadaan arteriosklorosis, olasitias pembuluh

darah kurang bahkan menghilang sama sekali, sehingga tekanan nadi meningkat.

Kecepatan aliran darah dibagian tengah dan pada bagian tepi (ferifer) yang dekat

dengan permukaan bagian dalam dinding arteri adalah sama, aliran bersifat sejajar

yang konsentris dengan arah yang sama jika dijumpai suatu aliran darah dalam

arteri yang mengarah kesegala jurusan sehingga memberikan gambaran aliran

yang tidak lancar. Keadaan dapat terjadi pada darah yang mengatur melalui

4
bagian pembuluh darah yang mengalami sumbatan atau vasokonstriksi (Eghbali et

al., 2018).

c. Etiologi

Dari seluruh kasus hipertensi 90% adalah hipertensi primer. Beberapa faktor

yang diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi primer seperti berikut

ini. (Udjianti, 2013).

a. Genetik individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,

beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.

b. Jenis kelamin dan usia Laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita menopause

tinggi untuk mengalami hipertensi.

c. Diet Konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan

dengan berkembangnya hipertensi.

d. Berat badan (obesitas).

e. Berat badan > 25% diatas ideal dikaitkan dengan berkembang nya hipertensi.

f. Gaya hidup Merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan

darah.

Etiologi hipertensi sekunder pada umumnya diketahui, berikut ni beberapa

kondisi yang menjadi penyebab hipertensi sekunder (Udjianti, 2013).

a. Penggunaan kontrasepsi hormonal Obat kontrasepsi yang berisi esterogen

dapat menyebabkan hipertensi melalui mekanisme renin-aldosteron-mediated

5
volume expansion. Dengan penghentian obat kontrasepsi, tekanan darah

normal kembali secara beberapa bulan.

b. Penyakit parenkim dan vaskuler ginjal Ini merupakan penyebab utama

hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler berhubungan dengan

penyempitan atu atau lebih arteri renal pada klien dengan hipertensi disebabkan

oleh aterosklorosis atau fibrous displasia (pertumbuhan abnormal jaringan

fibrus). Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi dan

perubahan struktur serta fungsi ginjal.

c. Gangguan endokrin Disfungsi medula adrenal atau korteks adrenal dapat

menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenal-medited hypertention di sebabkan

kelebihan primer aldosteron, koristol dan katekolamin. Pada aldosteronisme

primer, kelebihan aldosteron menyebabkan hipertensi dan hipokaemia

d. Coaretation aorta (penyempitan pembuluh darah aorta) Merupakan

penyempitan aorta kongenital yang mungkin terjadi beberapa tingkat pada

aorta torasik atau abdominal. Penyempitan penghambat aliran darah melalui

lengkung aorta dan mengakibatkan peningkatan darah diatas area kontriksi.

e. Kehamilan naiknya tekanan darah saat hamil ternyata dipengaruhi oleh

hormon estrogen pada tubuh. Saat hamil kadar hormon estrogen di dalam tubuh

memang akan menurun dengan signifikan. Hal ini ternyata biasa menyebabkan

sel-sel endotel rusak dan akhirnya menyebabkan munculnya plak pada

pembuluh darah. Adanya plak ini akan menghambat sirkulasi darah dan pada

akhirnya memicu tekanan darah tinggi.

6
f. Merokok Merokok dapat menyebakan kenaikan tekanan darah karena

membuat tekanan darah langsung meningkat setelah isapan pertama,

meningkatkan kadar tekanan darah sistolik 4 milimeter air raksa (mmHg).

Kandungan nikotin pada rokok memicu syaraf untuk melepaskan zat kimia

yang dapat menyempitkan pembuluh darah sekaligus meningkatkan tekanan

darah.

d. Tanda dan gejala

Tanda dan Gejala Hipertensi adalah :

a. Mengeluh sakit kepala, pusing

b. Lemas, kelelahan

c. Sesak Nafas

d. Gelisah

e. Mual

f. Muntah

g. Epitaksis (mimisan)

h. Kesadaran menurun

e. Klasifikasi

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2020) batas normal tekanan darah

adalah tekanan darah sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik

kurang dari 80 mmHg. Seseorang yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah

sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.

7
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya yaitu hipertensi primer dan

hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah peningkatan tekanan darah yang

tidak diketahui penyebabnya. Dari 90% kasus hipertensi merupakan hipertensi

primer. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi

primer adalah genetik, jenis kelamin, usia, diet, berat badan, gaya hidup.

Hipertensi sekunder adalah peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik

yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid (Kementerian

Kesehatan RI, 2020).

f. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor

inibermula saraf simpatis, yang berlanjut berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan

abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang

bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik

ini,neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf

8
pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan

ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan

vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin,

meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi

(Smelttzer, 2014).

Pada saat bersamaan dimana sistemsimpatis merangsang pembuluh darah

sebagai respon rangsangan emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang,

mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi

epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol

dan streoid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh

darah. Vasokontriksi yanng mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,

mengakibatkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin 1

yang kemudian diubah menjadi angiotensin 2, saat vasokonstriktor kuat, yang

pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini

menyebabkan retensi natrium dan air di tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan

volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mengakibatkan keadaan

hipertensi (Price)

9
g. Pemeriksaan penunjang

Pemerikaan penunjang pada pasien hipertensi yaitu (Hurst, 2016)

a. Pemerikaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum melakukan terapi

bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor lain atau mencari

10
penyebab hipertensi, biasanya diperiksa unaralis darah perifer lengkap kemih

darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolestrol total, kolestrol HDI,

dan EKG). Sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain seperti klirens

kreatinin protein urine 24 jam, asam urat, kolestrol LDL, TSH dan ekokardiografi

1. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan

(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti hipokoagubilita,

anemia.

2. BUN /kreatinin : memberikaan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.

3. Glukosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan

oleh pengeluaran kadar ketokolamin.

4. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.

1. CT scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

2. EKG : dapat menunjukkan pola rengangan, dimana luas, peninggian

gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi

3. IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan

ginjal.

4. Photo dada : menujukkan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran

jantung.

h. Tindakan umum yang dilakukan

Menurut Triyatno (2014) penanganan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu

secara nonfarmakologis dan farmakologi.

11
a. Terapi non farmakologi merupakan terapi tanpa menggunakan obat,terapi

non farmakologi diantaranya memodifikasi gaya hidup dimana termasuk

pengelolaan stress dan kecemasan merupakan langkah awal yang harus dilakukan.

Penanganan non farmakologis yaitu menciptakan keadaan rileks, mengurangi

stress dan menurunkan kecemasan. Terapi non farmakologi diberikan untuk

semua pasien hipertensi dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan

mengendalikan faktor resiko serta penyakit lainnya.

b. Terapi farmakologi Terapi farmakologi yaitu yang menggunakan

senyawa obat obatan yang dalam kerjanya dalam mempengaruhi tekanan darah

pada pasien hipertensi seperti : angiotensin receptor blocker (ARBs), beta blocker,

calcium chanel dan lainnya. Penanganan hipertensi dan lamanya pengobatan

dianggap kompleks karena tekanan darah cenderung tidak stabil.

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI

a. Pengkajian keperawatan

Pengkajian adalah pengumpulan, pengaturan, validasi, dan dokumentasi

data (informasi) yang sistematis dan bersinambungan. Sebenarnya, pengkajian

adalah proses bersinambungan yang dilakukan pada semua fase proses

keperawatan. Misalnya, pada fase evaluasi, pengkajian dilakukan untuk

melakukan hasil strategi keperawatan dan mengevaluasi pencapaian tujuan.

Semua fase proses keperawatan bergantung pada pengumpulan data yang akurat

dan lengkap (Nursalam, 2015).

I. PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA


1. Health Promotion

12
a. Kesehatan Umum
Pada pasien hipertensi datang dengan keluhan utama yaitu sakit kepala hingga
penurunan tingkat kesadaran

b. Riwayat Masa lalu

Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes mellitus,


penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama,
penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif
dan kegemukan. Pengkajian obat-obatan yang sering digunakan pasien seperti
pemakaian obat anti hipertensi, anti lipidemia, penghambat beta dan lainnya.
Adanya riwayat merokok, penggunaan alcohol dan penggunaan obat
kontrasepsi oral. Pengkajian riwayat ini dapat mendukung pengkajian dari
riwayat penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih
jauh dan untuk memberikan tindakan selanjutnya
c. Riwayat Perjalanan Penyakit saat ini
Pada pasien ditemukan gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual
muntah, dan demam.

d. Riwayat Pengobatan
Adanya riwayat pengobatan terkait dengan hipertensi seperti penurunan tekanan
darah, deuretik, ataupun yang lainnya.

e. Kemampuan mengontrol Kesehatan


Menggambarkan perilaku dalam mengatasi masalah kesehatan
f. Faktor sosial ekonomi
Menggambarkan status pekerjaan, penghasilan, asuransi Kesehatan, dll
g. Pengobatan sekarang
menggambarkan nama obat,takaran, frekuensi, takaran dosis, kandungan, dan
manfaat

2. NUTRITION
a. Antropometri
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
1. berat badan sekarang dan berat badan sebelumnya
2. Lingkar perut
3. Lingkar kepala
4. Lingkar dada

13
5. Lingkar lengan atas
6. IMT
b. Biochemical
meliputi data laboratorium yang abnormal
c. Clinical
meliputi tanda-tanda klinis rambut,turgor kulit, mukosa bibir, conjungtiva
anemis/tidak
d. Diet
Meliputi nafsu makan, jenis makanan dan frekuensi makan
e. Energi
Meliputi kemampuan pasien dalam beraktifitas selama sakit
f. Faktor penyebab masalah nutrisi
Meliputi penyebab masalah nutrisi : (kemampuan menelan, mengunyah, dll)
g. Penilaian status gizi, bagaimana status gizi
h. Pola asupan cairan, berapa banyak total cairan yang masuk perhari
i. Cairan masuk, berapa jumlah input cairan perhari
j. Cairan keluar, berapa jumlah output cairan perhari
k. Bagaimana penilaian status cairan/ balance
l. pemeriksaan abdomen meliputi :

 inspeksi : kaji bentuk abdomen, ada tidaknya lesi

 palpasi : kaji apakah ada nyeri tekan

 perkusi : kaji apakah terdengar bunyi thympani

 auskultasi : kaji bunyi peristaltik usus

3. ELIMINATION
a. System urinary
1. Pola pembuangan urine
Meliputi : frekuensi dan jumlah
2. Adakah riwayat kelainan kandung kemih
3. Pola urine
Meliputi : jumlah, warna , dan bau

14
4. Adakah distensi kandung kemih/ retensi urine

b. System gastrointestinal
1. Pola eliminasi
Meliputi : frekuensi, warna dan bau
2. Adakah konstipasi, dan faktor penyebab konstipasi
c. System integumen
Meliputi : kaji integritas kulit,turgor, warna dan suhu

4. AKTIVITY/REST
a. Istirahat / tidur, meliputi :
1. waktu tidur
2. Adakah insomnia
3. Adakah pertolongan untuk merangsang tidur
b. Aktivitas
1. Pekerjaan saat ini
2. Adakah kebiasaan olagraga
c. ADL meliputi :
1. Apakah ada bantuan saat makan
2. Apakah toileting dilakukan dengan bantuan
3. Bagaimana kebersihan
4. Bagaimana cara dalam berpakaian
d. Adakah bantuan ADL
e. Kaji kekuatan otot
f. ROM
g. Apakah ada resiko untuk cedera
h. Cardio respons meliputi :
1. Adakah riwayat penyakit jantung
2. Adakah edema ekstremitas
3. Periksa tekanan darah dan nadi saat berbaring dan duduk

15
4. Pemeriksaan jantung meliputi :

 Inspeksi : kaji apakah ada pembesaran vena ingularis

 Palpasi : kaji apakah nadi teraba jelas dan frekuensi nadi

 Perkusi : kaji batas-batas jantung

 Auskultasi : kaji suara s1, s2 apakah ada suara tambahan


i. Pulmanory Respons
1. Adakah Penyakit sistem pernafasan
2. Berapa banyak penggunaan oksigen
3. Bagaimana kemampuan bernafas
4. Apakah ada gangguan pernafasan
5. Pemeriksaan paru-paru meliputi :

 Inspeksi : kaji kesimetrisan, gerak nafas

 Palpasi : kaji kesimetrisan taktil fremitus

 Perkusi : kaji adanya suara paru (pekak,redup, sono, hipersonor,


timpani)

5. PERCEPTION/ COGNITION
a. Orientasi / Kognisi yang dikaji meliputi :
1. Tingkat Pendidikan
2. Kurang pengetahuan terhadap penyakit
3. Bagaimana pengetahuan tentang penyakit
4. Orientasi ( waktu, tempat, orang )
b. Sensasi / Persepsi
1. Adakah riwayat penyakit jantung
2. Apakah pernah sakit kepala
3. Apakah ada penggunaan alat bantu
4. Bagaimana penginderaan
c. Communication
1. Bahasa apa yang digunakan
2. Adakah kesulitan dalam berkomunikasi

16
6. SELF PERCEPTION
a. self concept / self esteem meliputi :
1. Bagaimana perasaan sehat / takut terhadap penyakit
2. Bagaimana perasaan putus asa / kehilangan terhadap penyakit
3. Adakah keinginan untuk menciderai
4. Apakah adanya luka / cacat

7. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan yang dikaji meliputi :
1. Status hubungan
2. Siapakah orang terdekat
3. Adakah perubahan konflik / peran
4. Bagaimana perubahan gaya hidup
5. Bagaimana interaksi dengan orang lain

8. SEXUALITY
a. Identitas seksual yang perlu dikaji meliputi :
1. Bagaimana Masalah / disfungsi seksual
2. Bagaimana periode menstruasi
3. Metode KB apa yang digunakan
4. Adakah Pemeriksaan sadari
5. Adakah Pemeriksaan papsmear

9. COPING / STRESS TOLERANCE


a. Coping Respon meliputi :
1. Apakah adanya rasa sedih / takut / cemas terhadap penyakit
2. Bagaimana kemampuan untuk mengatasi sakitnya
3. Bagaimana perilakunya yang menampakkan cemas

10. LIFE PRINCIPLES

17
a. Nilai kepercayaan meliputi :
1. Adakah kegiatan keagamaan yang diikuti
2. Bagaimana kemampuan untuk berpartisipasi
3. Adakah kegiatan kebudayaan yang diikuti
4. Bagaimana kemampuan menentukan masalah yang dihadapi

11. SAFETY / PROTECTION


a. Apakah ada riwayat alergi
b. Apakah ada riwayat penyakit autoimun
c. tanda infeksi : adakah hasil pemeriksan laboratorium yang abnormal
d. gangguan termogulasi, adakah peningkatan suhu tubuh
e. Gangguan / Resiko
Meliputi : komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsineurovaskuler
peripheral, perdarahan, hipoglikemia, syndrome disuse, gaya hidup yang
tetap.

12. COMFORT
a. Kaji Kenyamanan / nyeri meliputi :
1. Provokes (yang menimbulkan nyeri)
2. Quality (bagaimana kualitasnya)
3. Regio (dimana letaknya)
4. Skala (berapa skalanya)
5. Time (waktu)
b. Bagaiman rasa tidak nyaman lainnya
c. Bagaimana Gejala yang menyertai

13. GROWTH / DEVELOPMENT


a. Pertumbuhan dan perkembangan
b. DDST
c. Terapi bermain

18
b. Diagnosis keperawatan yang mungkin timbul

Diagnosis keperawatan adalah fase kedua proses keperawatan. Pada fase ini,

perawat menggunakan ketrampilan berfikir kritis untuk menginterprestasikan data

pengkajian dan mengidentifikasi kekuatan serta masalah pasien. Diagnosis adalah

langkah yang sangat penting dalam proses asuhan keperawatan. Semua aktivitas

sebelum fase ini ditunjukkan untuk merumuskan diagnosis keperawatan; semua

aktivitas perencanaan asuhan telah fase ini didasarkan pada diagnosis

keperawatan. Diagnosis keperawatan yang muncul pada pasien hipertensi adalah

adalah :

1. Penurunan curah jantung b/d peningkatan afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/

rigiditas ventrikuler, iskemia miokard

2. Nyeri akut b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral dan iskemia

3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan ketidak seimbangansuplai dan kebutuhan

oksigen

4. Risiko jatuh d/d gangguan keseimbangan

5. Cemas b/d krisis situsional sekunder adanya hipertensi diderita pasien.

c. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosis NOC NIC


Keperawatan
1 Penurunan curah - Cardiac pump Perawatan jantung
jantung b/d effectiveness - Identifikasi tanda dan gejala
peningkatan - Circulation status primer penurunan curah
afterload, jantung
vasokonstriksi, Kriteria hasil - Monitor tekanan tekanan
hipertrofi/ - Tanda vital dalam darah
rigiditas rentang normal (tekanan - Monitor intake dan output
ventrikuler, darah, Nadi, Reprasi) cairan

19
iskemia miokard - Dapat mentoleransi - Monitor aritmia
aktivitas, tidak ada - Posisikan pasien semi fowler
kelelahan atau fowler
- Tidak ada edama paru, - Berikan terapi relaksasi
perifer dan tidak ada untuk mengurangi stres
asites - Berikan dukungan emosional
-tidak ada penurunan dan spiritual
kesadaran - Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen
- Edukasi beraktivitas fisik
secara bertahap
- Edukasi pasien dan keluarga
mengukur intake dan output
harian
- Kolaborasi pemberian diet
jantung yang sesuai
2 Nyeri akut          Pain Level, Manajemen Nyeri
b/dpeningkatan          Pain control  Identifikasi lokasi,
tekanan vaskuler          Comfort level karakteristik, durasi,
serebral dan Kriteria Hasil : frekuensi, durasi, kualitas,
iskemia  Mampu mengontrol intensitas nyeri
nyeri (tahu penyebab  Monitor skala nyeri
nyeri, mampu  Berikan teknik
menggunakan tehnik nonfarmakologis : teknik
nonfarmakologi nafas dalam
untuk mengurangi  Edukasi tentang penyebab
nyeri, mencari dan pemicu nyeri
bantuan)  Edukasi cara memonitor nyeri
 Melaporkan bahwa secara mandiri
nyeri berkurang  Edukasi penggunan teknik
dengan nonfarmakologi
menggunakan  Kolaborasi pemberian
manajemen nyeri analgetik
3 Intoleransi Energy consevation Manajemen Energi
aktivitas b/d Airway tolerance - Identifikasi gangguan fungsi
kelemahan tubuh yang mengakibatkan
ketidak Kriteria Hasil : kelelahan
seimbangansuplai - Berpatisipasi dalam - Monitor kelelahan fisik dan
dan kebutuhan aktifitas fisik tanpa emosional
oksigen disertai peningkatan - Monitor pola dan jam tidur
tekanan darah, nadi - Sediakan lingkungan yang
dan RR nyaman
- Mampu melakukan - Lakukan latihan rentang
aktifitas sehari gerak
(ADLs) secara andiri - Berikan aktivitas distraksi
20
- Tanda tanda vital yang menenangkan
normal - Ajarkan tirah baring
- Mampu berpindah : - Ajarkan melakukan aktivitas
dengan atau tanpa bertahap
bantuan alat - Kolaborasi dengan ahli gizi
- Status tentang cara meningkatkan
kardiopulmunari nafsu makan.
adekuat
- Sirkulasi status baik
- Status respirasi:
pertukaran gas dan
ventilasi adekuat
4 Cemas b/d krisis anxiety control Reduksi ansietas
situsional kriteria hasil: - monitor tanda-tanda ansietas
sekunder adanya - menunjukan kriteria - ciptakan suasana terapeutik
hipertensi diderita tehknik untuk untuk menumbuhkan
pasien. mengontrol tehnik kepercayaan
nafas dalam cemas - dengatkan dengan penuh
- postur tubuh pasien perhatian
rileks dan akspresi - gunakan pendekatan yang
wajah tidak tegang tenang yang meyakinkan
- mengungkapkan - anjurkan keluarga untuk
cemas berkurang tetap bersama pasien
- latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
- latih teknik relaksasi: terapi
dzikir
- kolaborasi pemberian obat
antiansietas
5 risiko jatuh d.d Trauma Risk For
        Pecegahan Jatuh
gangguan Injury risk for
        - identifikasi faktor risiko
keseimbangan Kriteria Hasil : jatuh (usia >65 tahun,
- Keseimbangan : gangguan keseimbangan)
kemampuan untuk - identifikasi faktor
mempertahankan lingkungan yang dapat
keseimbangan meningkatkan risiko jatuh
- tidak ada kejadian - hitung risiko jatuh
jatuh menggunakan skala Morse
- orientasikan ruangan pada
pasien dan keluarga
- pastikan roda tempat tidur
terkunci
- pasang handrail/ pagar
pembatas tempat tidur
- gunakan alat bantu berjalan

21
- edukasi keluarga cara
mendampingi pasien
memenuhi aktivitas
- edukasi cara menggunakan
bel untuk memanggil
perawat.

22
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM KARDIOVASKULER
DENGAN HIPERTENSI

Koordinator Mata Kuliah


Aris Citra Wisuda, S.Kep., Ners., M.Kes., M.Kep.

Disusun Oleh :

Ilaliah, S.Kep
NPM. 21149011623

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
2021

23
III. LAPORAN KASUS

a. Pengkajian

DATA PASIEN

A. DATA UMUM
Nama Inisial Pasien : Ny. K
Umur : 66 Tahun
Alamat : Perumahan Guru II
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS/RB : 1 November 2021
Nomor Rekam Medis : 312720
Bangsal : Rindu 3

PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA

1. HEALTH PROMOTION
a. Kesehatan Umum :
Saat dilakukan pengkajian diruangan didapatkan pasien mengeluh nyeri pada
bagian kepala, nyeri tengkuk, dirasakan hilang timbul, hingga pada malam hari
yang membuat Ny. K sulit untuk tertidur.
- Tekanandarah : 150/90 mmHg
- Nadi : 100 x/ menit
- Suhu : 36,9 C
- Respirasi : 20 x/menit

b. Riwayat masa lalu (penyakit, kecelakaan, dll) :


Ny. K mengatakan telah menderita hipertensi sekitar 10 tahun yang lalu, pernah
dirawat 2kali di rumah sakit Ibnu sutowo Baturaja dengan masalah yang sama. Tidak
ada riwayat kecelakaan sebelumnya, tidak ada riwayat operasi sebelumnya.

c. Riwayat pengobatan
Ny.K mendapatkan obat hipertensi berupa catopril dari puskesmas, namun sejak 6
bulan terakhir tidak teratur minum obat.

d. Kemampuan mengontrol kesehatan :


Yang dilakukan bila sakit : Pasien mengatakan bila sudah tidak tertahankan lagi baru
dibawah ke puskesmas.

e. Faktor sosial ekonomi (penghasilan/asuransi kesehatan, dll) :


Ny. K tidak bekerja. Ny.K tinggal bersama anak dan menantunya dirumah. Dalam
memenuhi kebutuhan harian bergantung pada anak dan menantunya yang bekerja.
Ny. K memiliki asuransi kesehatan berupa BPJS Kesehatan.

24
f. Pengobatan sekarang :
No Nama Obat Dosis Kandungan Manfaat
1. Ringer laktat 500ml/ kalsium Sebagai sumber
8jam klorida 0,02 elektrolit dan
gram, kalium air.
klorida 0,03
gram, sodium
klorida 0,6
gram, sodium
laktat 0,31
gram, dan air
2. Amlodipin 1x10mg amlodipine obat untuk
besylate 13,8 menurunkan
mg tekanan darah
pada kondisi
hipertensi
3 Ibuprofen 3x400 mg Ibuprofen 400 obat yang
mg digunakan untuk
meredakan nyeri
dan peradangan

2. NUTRION
a. A (Antropometri) meliputi BB, TB, LK, LD, LILA, IMT
1) BB biasanya : 50 Kg dan BB sekarang : 50 Kg
2) Lingkar perut : 79
3) Lingkar kepala : 53
4) Lingkar dada : 82
5) Lingkar lengan atas : 24
6) IMT : 23 (normal)

b. B (Biochemical) meliputi data laboratorium yang abnormal


Tidak ada

c. C (Clinical) meliputi tanda-tanda klinis rambut, turgor kulit, mukosa bibir,


Conjungtiva anemis/tidak :
Rambut tampak hitam, bersih, dan tidak mudah rontok. Saat dilakukan palpasi tidak
ada udem, tidak ada memar, dan tidak ada nyeri tekan. Pada bagian mata simetris
kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikteris, pupil isokor. Mukosa
bibir lembab. Hidung normal, mukosa hidung bersih, tidak ada sekret, ketajaman
penciuman normal,

d. D (Diet) meliputi nafsu, jenis, frekuensi makanan yang diberikan selama


Dirumah sakit :
Ny. K merasa tidak ada hambatan dalam makanan. Diet yang diberikan yaitu DASH
(Dietary Approaches to Stop Hypertension), dengan frekuensi makan 3x1 disertai
snack pada jam 10 pagi.

e. E (Energy) meliputi kemampuan pasien dalam beraktifias selama di rumah sakit :


Ny. K memerlukan bantuan dari keluarga untuk beraktivitas. Ny.K merasa kepalanya
pusing saat bergerak dan rasa ingin jatuh. Untuk beraktifiats lebih banyak dikurangi

25
karena Ny. K merasa nyeri disertai pusing. Ny. K juga ada riwayat jatuh saat
dirumah karena saat berjalan tiba-tiba merasa pusing.

f. F (Factor) meliputi penyebab masalah nutrisi : (kemampuan menelan, mengunyah,


dll)
Ny. K mampu menelan dan mengunyah makanan secara mandiri.

g. Penilaian Status Gizi


Status gizi berdasarkan IMT yaitu 23 dengan kategori normal

h. Pola Asupan Cairan


Ny. K minum air putih sekitar 6 gelas sehari, dan tidak hambatan ataupun masalah
pada asupan cairan.

i. Cairan Masuk
Cairan masuk sekitar 1500cc melalui air minum dan cairan infus.

j. Cairan Keluar
Saat sehat pasien bak 3-5 x/ hari, sekitar 1400cc
k. Penilaian Status Cairan (Balance Cairan)
Seimbang

l. Pemeriksaan Abdomen
Kebiasaan BAB 2x sehari, konsistensi lembab, warna kuning, bau khas feses, tempat
yang digunakan kamar mandi, peristaltic usus 12x/mnt, tidak ada masalah eliminasi
alvi.

3. ELIMINATION
a. Sistem Urinary
1) Pola pembuangan urine (frekuensi, jumlah, ketidaknyamanan)
Normal, Frekuensi Berkemih ± 3x/hr, teratur, bau khas urine, jumlah ± 1400,
tempat yang digunakan kamar mandi, tidak menggunakan alat bantu berkemih.

2) Riwayat kelainan kandung kemih


Tidak ada.

3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau)


Jumalh urine sekitar 1200cc/hari, warna kuning muda, konsistensi cair, bau urine
pesing.

4) Distensi kandung kemih/retensi urine


Tidak ada

b. Sistem Gastrointestinal
1) Pola eliminasi
Kebiasaan BAB 1x sehari, konsistensi lembab, warna kuning, bau khas feses,
tempat yang digunakan kamar mandi, peristaltic usus 12x/mnt, tidak ada
masalah eliminasi alvi.

2) Konstipasi dan factor penyebab konstipasi


Tidak ada

26
c. Sistem Integumen
1) Kulit (integritas kulit/hidrasi/turgor/warna/suhu)
Turgor kulit normal dan mukosa bibir pasien lembab

4. ACTIVITY/REST
a. Istirahat/tidur
1) Jam tidur : Ny. K tidak dapat tertidur dimalam hari karena merasa nyeri
pada bagian kepala. Dirasakan di malam hari sehingga menganggu jam tidur.
Waktu tidur malam Ny. K sekitar 2-4 jam.
2) Insomnia : Tidak ada
3) Pertolongan untuk merangsang tidur : Tidak ada

b. Aktivitas
1) Pekerjaan :Ny. K tidak bekerja.
2) Kebiasaan olahraga : tidak ada
3) ADL
a) Makan : Ny. K memiliki nafsu makan yang cukup
b) Toileting : Tidak ada keluhan
c) Kebersihan : Baik
d) Berpakaian : Baik
4) Bantuan ADL : Memerlukan bantuan
5) Kekuatan otot : 5/5
6) ROM : Aktif
7) Resiko utuk cidera : Tidak
c. Cardio respons
1) Penyakit jantung : Tidak ada
2) Edoma esktremitas : Tidak ada
3) Tekanan darah dan nadi :
a) Berbaring : 80x/menit
b) Duduk : 80x/menit
4) Tekanan vena jugulari : dalam batas normal
5) Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi : dalam batas normal
b) Palpasi : dalam batas normal
c) Perkusi : dalam batas normal
d) Auskultasi : dalam batas normal
d. Pulmonary respon
1) Penyakit system nafas : tidak ada
2) Penggunaan O2 : tidak ada
3) Kemampuan bernafas : Baik
4) Gangguan pernafasan (batu, suaranafas, sputum, dll)
Tidak ada

5) Pemeriksaan paru-paru
a) Inspeksi : dalam batas normal
b) Palpasi : dalam batas normal
c) Perkusi : dalam batas normal
d) Auskultasi : dalam batas normal

27
5. PERCEPTION/COGNITION
a. Oerintasi/kognisi
1) Tingkat pendidikan : SD
2) Kurang pengetahuan : dalam batas normal
3) Pengetahuan tentang penyakit : Ny. K memahami penyakitnya
4) Orientasi (waktu, tempat, orang) : dalam batas normal
b. Sensasi/persepsi
1) Riwayat penyakit jantung : tidak ada
2) Sakit kepala : tidak ada
3) Penggunaan alat bantu : tidak ada
4) Penginderaan : dalam batas normal
c. Communication
1) Bahasa yang digunakan : Bahasa Ogan
2) Kesulitan berkomunikasi : tidak

6. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut : tidak ada
2) Perasaan putusasa/kehilangan : tidak ada
3) Keinginan untuk menciderai : tidak ada
4) Adanya luka/cacat : tidak ada

7. ROLE RELATIONSHIP
a. Perananhubungan
1) Status hubungan : menikah
2) Orang terdekat : istri
3) Perubahan konflik/peran : tidak ada
4) Perubahan gayahidup : tidak ada
5) Interaksi dengan orang lain : dalam batas normal

8. SEXUALITY
a. Identitasseksual
1) Masalah/disfungsiseksual : tidak ada
2) Periode menstruasi :-
3) Metode KB yang digunakan : tidak ada
4) Pemeriksaan SADARI :-
5) Pemeriksaan pasmear :-

9. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Coping respon
1) Rasa sedih/takut/cemas : tidak ada
2) Kemampuan untuk mengatasi : tidak ada
3) Perilaku yang menampakkan cemas:tidak ada

10. LIFE PRINCIPLES


a. Nilai kepercayaan
1) Kegiatan keagamaan yang diikuti : pengajian
2) Kemampuan untuk berpartisipasi : baik

28
3) Kegiatan kebudayaan : baik
4) Kemampuan memecahkan masalah : baik

11. SAFETY/PROTECTION
a. Alergi : tidak ada
b. Penyakit autoimmune : tidak ada
c. Tanda infeksi : tidak ada
d. Gangguan thermoregulasi : tidak ada
e. Gangguan /resiko (komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsi neurovaskuler
peripheral, kondisi hipertensi, perdarahan, hipoglikemia, syndrome disuse, gaya
hidup yang tetap)
Tidak ada

12. COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1) Provokes (yang menimbulkan nyeri) : tidak ada yang merangsang
terjadinya nyeri, nyeri dirasa hilang timbul, nyeri muncul dimalam hari
2) Quality (bagaimana kualitasnya) : seperti Ditusuk- tusuk
3) Regio (dimana letaknya) : kepala bagian belakang dan
tengkuk
4) Scala (berapa skalanya) :5
5) Time (waktu) : hilang timbul, terkadang pada
malam hari
b. Rasa tidaknyamanlainnya : tidak ada
c. Gejala yang menyertai : nyeri

13. GROWTH/DEVELOPMENT
a. Pertumbuhan dan perkembangan : dalam batas normal
b. DDST (Form dilampirkan) :-

B. DATA LABORATORIUM
Tanggal Jenis Hasil Harga
Satuan Interpretasi
& Jam Pemeriksaan Pemeriksaan Normal
25/10/21 Hematologi
Hemoglobin 13 13-16 g/dL normal
Eritrosit 4,3 4,5-5,5 (10^6/uL) normal
Hematokrit 43 40-48 % normal
Kimia Klinik
Glukosa 90 74-106 Mg/dL normal
Albumin 4,1 3,8-5,4 g,dl normal
Kalium 3,5 3,5-5,6 mEq/l Normal
Natrium 136,2 135-147 mEq/l Normal
Klorida 102 100-106 mEq/l normal

b. Analisa Data dan Prioritas diagnosa keperawatan

Nama Pasien : Ny. K Diagnosa Medis : Hipertensi

29
Jenis Kelamin : Perempuan No. Medis Record : 312720
No. Kamar Bed : 2 Hari/tanggal : 1/11/2021
N Data Senjang Etiologi Masalah
o Keperawatan
1 DS : Pencedera Nyeri akut
- Pasien mengatakan nyeri pada fisiologis
kepala dan pada tengkuk
DO:
- TD: 150/90 mmH
- Pasien tampak memegangi bagian
kepala yang sakit
- Provokes (yang menimbulkan nyeri):
tidak ada yang merangsang terjadinya
nyeri, nyeri dirasa hilang timbul, nyeri
muncul dimalam hari
- Quality (bagaimana kualitasnya):
seperti Ditusuk- tusuk
- Regio (dimana letaknya) : kepala
bagian belakang dan tengkuk
- Scala (berapa skalanya) : 5
- Time (waktu): hilang timbul,
terkadang pada malam hari
2 DS : Perubahan Gangguan pola
- Pasien mengatakan susah tidur lingkungan tidur
karena nyeri dirasakan di malam hari sekitar
sehingga menganggu jam tidur.

DO :
- Pasien tampak lemas
- Waktu tidur malam Ny. K sekitar 2-4 jam.
- Tampak adanya kantung mata
3 DS : Gangguan Risiko jatuh
-pasien mengatakan jika bergerak kepala keseimbangan
nya terasa pusing dan sempoyongan
-Untuk beraktifiats lebih banyak dikurangi karena
Ny. K merasa nyeri disertai pusing.

DO :
- Umur : 66 tahun
- Pemenuhan ADL dengan bantuan
- Ada riwayat jatuh sebelumnya saat
dirumah
Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d pencedera fisiologis
2. Gangguan pola tidur b.d Perubahan lingkungan sekitar

30
3. risiko jatuh d.d gangguan keseimbangan

c. Rencana Keperawatan

No Diagnosis NOC NIC


Keperawatan
1 Nyeri akut b.d         Pain Level, Manajemen Nyeri
pencedera          Pain control  Identifikasi lokasi, karakteristik,
fisiologis          Comfort level durasi, frekuensi, durasi,
Kriteria Hasil : kualitas, intensitas nyeri
 Mampu  Monitor skala nyeri
mengontrol nyeri  Berikan teknik
(tahu penyebab nonfarmakologis : teknik nafas
nyeri, mampu dalam
menggunakan  Edukasi tentang penyebab dan
tehnik pemicu nyeri
nonfarmakologi  Edukasi cara memonitor nyeri
untuk mengurangi secara mandiri
nyeri, mencari  Edukasi penggunan teknik
bantuan) nonfarmakologi
 Melaporkan  Kolaborasi pemberian analgetik
bahwa nyeri
berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
2 Gangguan pola o comfort level Dukungan Tidur
tidur b.d o rest : extent and - identifikasi pola aktivitas dan
Perubahan pattern tidur
lingkungan o sleep : extent ang - identifikasi faktor penganggu
sekitar pattern tidur
kriteria hasil - modifikasi lingkungan
- jumlah jam tidur (pencahayaan, kebisingan, suhu,
dalam batas tempat tidur)
normal - fasilitasi menghilangkan stres
- pola seperi teknik distraksi menonton
tidur,kualitas tv
dalam batas - edukasi pentingnya tidur cukup
normal selama sakit
- perasaan fresh - edukasi makanan/ minuman
sesudah menganggu tidur
tidur/istirahat - ajarkan relaksasi
- mampu nonfarmakologi: terapi dzikir
mengidentifikasi - kolaborasi dengan dokter terkait
31
halhal yang pengobatan
meningkatkan
tidur

3 risiko jatuh d.d         Trauma Risk ForPecegahan Jatuh


gangguan         Injury risk for - identifikasi faktor risiko jatuh
keseimbangan (usia >65 tahun, gangguan
Kriteria Hasil : keseimbangan)
- Keseimbangan : - identifikasi faktor lingkungan
kemampuan yang dapat meningkatkan risiko
untuk jatuh
mempertahankan - hitung risiko jatuh
keseimbangan menggunakan skala Morse
- tidak ada - orientasikan ruangan pada
kejadian jatuh pasien dan keluarga
- pastikan roda tempat tidur
terkunci
- pasang handrail/ pagar
pembatas tempat tidur
- gunakan alat bantu berjalan
- edukasi keluarga cara
mendampingi pasien memenuhi
aktivitas
- edukasi cara menggunakan bel
untuk memanggil perawat.

32
d. Implementasi Keperawatan

Nama Pasien : Ny. K Diagnosa Medis : Hipertensi


Jenis Kelamin : Perempuan No. Medis Record : 312720
No. Kamar Bed : 2 Hari/tanggal : 1/11/2021
Nomor Tanggal/ Tindakan Respon Nama
Diagnosa Jam Keperawatan dan TT
Perawat
1 1/11/21 Manajemen Nyeri Pasien
09.00 - mengidentifikasi menerima
lokasi, karakteristik, kehadadiran
durasi, frekuensi, perawat
durasi, kualitas,
intensitas nyeri
- Memonitor skala nyeri
- memberikan teknik
nonfarmakologis :
teknik nafas dalam
- mengedukasi tentang
penyebab dan pemicu
nyeri
- mengedukasi cara
memonitor nyeri
secara mandiri
- mengedukasi
penggunan teknik
nonfarmakologi
- berkolaborasi
pemberian analgetik
2 1/11/21 Dukungan Tidur Pasien
09.15 - mengidentifikasi pola menerima
aktivitas dan tidur kehadadiran
- mengidentifikasi faktor perawat
penganggu tidur
- memodifikasi
lingkungan
(pencahayaan,
kebisingan, suhu,
tempat tidur)
- memfasilitasi
menghilangkan stres
seperi teknik distraksi
menonton tv
- mengedukasi
pentingnya tidur cukup

33
selama sakit
- mengedukasi makanan/
minuman menganggu
tidur
- mengajarkan relaksasi
nonfarmakologi: terapi
dzikir
- berkolaborasi dengan
dokter terkait
pengobatan
3 1/11/21 Pecegahan Jatuh Pasien
09.30 - mengidentifikasi menerima
faktor risiko jatuh kehadadiran
(usia >65 tahun, perawat
gangguan
keseimbangan)
- mengidentifikasi
faktor lingkungan yang
dapat meningkatkan
risiko jatuh
- menghitung risiko
jatuh menggunakan
skala Morse
- mengorientasikan
ruangan pada pasien
dan keluarga
- memastikan roda
tempat tidur terkunci
- memasang handrail/
pagar pembatas tempat
tidur
- menggunakan alat
bantu berjalan
- mengedukasi keluarga
cara mendampingi
pasien memenuhi
aktivitas
- mengedukasi cara
menggunakan bel
untuk memanggil
perawat.
1 2/11/21 Manajemen Nyeri Pasien
09.00 - mengidentifikasi menerima
lokasi, karakteristik, kehadadiran
durasi, frekuensi, perawat
durasi, kualitas,

34
intensitas nyeri
- Memonitor skala nyeri
- memberikan teknik
nonfarmakologis :
teknik nafas dalam
- mengedukasi tentang
penyebab dan pemicu
nyeri
- mengedukasi cara
memonitor nyeri
secara mandiri
- mengedukasi
penggunan teknik
nonfarmakologi
- berkolaborasi
pemberian analgetik
2 2/11/21 Dukungan Tidur Pasien
09.15 - mengidentifikasi pola menerima
aktivitas dan tidur kehadadiran
- mengidentifikasi faktor perawat
penganggu tidur
- memodifikasi
lingkungan
(pencahayaan,
kebisingan, suhu,
tempat tidur)
- memfasilitasi
menghilangkan stres
seperi teknik distraksi
menonton tv
- mengedukasi
pentingnya tidur cukup
selama sakit
- mengedukasi makanan/
minuman menganggu
tidur
- mengajarkan relaksasi
nonfarmakologi: terapi
dzikir
berkolaborasi dengan
dokter terkait pengobatan
3 2/11/21 Pecegahan Jatuh Pasien
09.30 - mengidentifikasi menerima
faktor risiko jatuh kehadadiran
(usia >65 tahun, perawat
gangguan

35
keseimbangan)
- mengidentifikasi
faktor lingkungan yang
dapat meningkatkan
risiko jatuh
- menghitung risiko
jatuh menggunakan
skala Morse
- mengorientasikan
ruangan pada pasien
dan keluarga
- memastikan roda
tempat tidur terkunci
- memasang handrail/
pagar pembatas tempat
tidur
- menggunakan alat
bantu berjalan
- mengedukasi keluarga
cara mendampingi
pasien memenuhi
aktivitas
- mengedukasi cara
menggunakan bel
untuk memanggil
perawat.
1 3/11/21 Manajemen Nyeri Pasien
09.00 - mengidentifikasi menerima
lokasi, karakteristik, kehadadiran
durasi, frekuensi, perawat
durasi, kualitas,
intensitas nyeri
- Memonitor skala nyeri
- memberikan teknik
nonfarmakologis :
teknik nafas dalam
- mengedukasi tentang
penyebab dan pemicu
nyeri
- mengedukasi cara
memonitor nyeri
secara mandiri
- mengedukasi
penggunan teknik
nonfarmakologi
- berkolaborasi

36
pemberian analgetik
2 3/11/21 Dukungan Tidur Pasien
09.15 - mengidentifikasi pola menerima
aktivitas dan tidur kehadadiran
- mengidentifikasi faktor perawat
penganggu tidur
- memodifikasi
lingkungan
(pencahayaan,
kebisingan, suhu,
tempat tidur)
- memfasilitasi
menghilangkan stres
seperi teknik distraksi
menonton tv
- mengedukasi
pentingnya tidur cukup
selama sakit
- mengedukasi makanan/
minuman menganggu
tidur
- mengajarkan relaksasi
nonfarmakologi: terapi
dzikir
berkolaborasi dengan
dokter terkait pengobatan
3 3/11/21 Pecegahan Jatuh Pasien
09.30 - mengidentifikasi menerima
faktor risiko jatuh kehadadiran
(usia >65 tahun, perawat
gangguan
keseimbangan)
- mengidentifikasi
faktor lingkungan yang
dapat meningkatkan
risiko jatuh
- menghitung risiko
jatuh menggunakan
skala Morse
- mengorientasikan
ruangan pada pasien
dan keluarga
- memastikan roda
tempat tidur terkunci
- memasang handrail/
pagar pembatas tempat

37
tidur
- menggunakan alat
bantu berjalan
- mengedukasi keluarga
cara mendampingi
pasien memenuhi
aktivitas
- mengedukasi cara
menggunakan bel
untuk memanggil
perawat.

e. Evaluasi

Nama Pasien : Ny. K Diagnosa Medis : Hipertensi


Jenis Kelamin : Perempuan No. Medis Record : 312720
No. Kamar Bed : 2 Hari/tanggal : 1/11/2021
Diagnosa Tanggal/ Evaluasi Nama
Keperawtan Jam dan TT
Perawat
Nyeri akut b.d 1/11/21 S: Pasien mengatakan masih merasakan
pencedera 13:00 nyeri di kepala.
fisiologis
 O:
- Pasien tampak memegangi
bagian kepala yang sakit
- Provokes (yang menimbulkan
nyeri): tidak ada yang
merangsang terjadinya nyeri,
nyeri dirasa hilang timbul, nyeri
muncul dimalam hari
- Quality (bagaimana kualitasnya):
seperti Ditusuk- tusuk
- Regio (dimana letaknya) : kepala
bagian belakang dan tengkuk
- Scala (berapa skalanya) : 5
Time (waktu): hilang timbul,
terkadang pada malam hari
- TD: 150/90 mmH, Nadi :
80x/menit, T: 36,5 C, RR :
20x/menit

38
A: masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan
Gangguan pola 1/11/21 S:
tidur b.d 13:00 - Pasien mengatakan tidur masih
Perubahan terganggu,
lingkungan -pasien mengatakan sering terbangun
sekitar di malam hari

O:
- Pasien tampak lemah
- waktu tidur 2-4 jam
- ada kandung mata

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan
Risiko jatuh d.d 1/11/21 S:
gangguan 13:00 -pasien mengatakan jika bergerak
keseimbangan kepala nya terasa pusing dan
sempoyongan
-Untuk beraktifiats lebih banyak dikurangi
karena Ny. K merasa nyeri disertai pusing.

O:
- Umur : 66 tahun
- Pemenuhan ADL dengan bantuan
- Ada riwayat jatuh sebelumnya
saat dirumah

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan
Nyeri akut b.d 2/11/21 S: Pasien mengatakan masih merasakan
pencedera 13:00 nyeri di kepala.
fisiologis
 O:
- Pasien tampak memegangi
bagian kepala yang sakit
- Pasien tampak meringis
- Skala nyeri 4
- Pasien mendapatkan informasi
mengenai terapi
nonfarmakologi: terapi dzikir

A: masalah belum teratasi

39
P: Intervensi dilanjutkan
Gangguan pola 2/11/21 S:
tidur b.d 13:00 - Pasien mengatakan tidur masih
Perubahan terganggu,
lingkungan -pasien mengatakan sering terbangun
sekitar di malam hari

O:
- Pasien tampak lemah
- waktu tidur 4-5 jam
- ada kandung mata

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan
Risiko jatuh d.d 2/11/21 S:
gangguan 13:00 -pasien mengatakan jika bergerak
keseimbangan kepala nya terasa pusing dan
sempoyongan
-Untuk beraktifiats lebih banyak dikurangi
karena Ny. K merasa nyeri disertai pusing.

O:
- Ada riwayat jatuh sebelumnya
saat dirumah
- Pagar tempat tidur terpasang
- Kunci roda tempat tidur terkunci
- Ada keluarga yang mendampingi
pasien

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan
Nyeri akut b.d 3/11/21 S: Pasien mengatakan nyeri nya sudah
pencedera 13:00 hilang.
fisiologis
 O:
- Pasien mendapatkan informasi
mengenai terapi
nonfarmakologi: terapi dzikir
- Pasien tampak mulai
menggunakan terapi dizikir

A: masalah teratasi

40
P: Intervensi dihentikan,
Gangguan pola 3/11/21 S:
tidur b.d 13:00 - Pasien mengatakan bisa tidur di
Perubahan malam hari
lingkungan
sekitar O:
- Pasien tampak segar
- waktu tidur 5-7 jam

A : masalah teratasi

P : intervensi dilanjutkan
Risiko jatuh d.d 3/11/21 S:
gangguan 13:00 -pasien mengatakan dapat bergerak
keseimbangan tanpa ada rasa sempoyongan.

O:
- Pasien dapat berdiri secaram
mandiri
- Ada keluarga yang mendampingi
pasien

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

41
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. K Diagnosa Medis : Hipertensi


Jenis Kelamin : Perempuan No. Medis Record : 312720
No. Kamar Bed : 2 Hari/tanggal : 1/11/2021

Diagnosa Catatan Perkembangan Nama & Catatan Perkembangan Nama & Catatan Perkembangan Nama &
No Keperawatan Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf
Perawat Perawat Perawat
Shift Pagi Shift Sore Shift Malam
1 Nyeri akut 1/11/21 S: Pasien mengatakan 1/11/21 S: Pasien mengatakan 1/11/21 S: Pasien mengatakan
11.00 masih merasakan nyeri 19.00 masih merasakan nyeri 04.00 masih merasakan nyeri
di kepala. di kepala. di kepala.

 O:  O:  O:
- Pasien tampak - Pasien tampak - Pasien tampak
memegangi memegangi memegangi
bagian kepala bagian kepala bagian kepala
yang sakit yang sakit yang sakit
- Provokes (yang - Provokes (yang - Provokes (yang
menimbulkan menimbulkan menimbulkan
nyeri): tidak ada nyeri): tidak ada nyeri): tidak ada
yang yang yang
merangsang merangsang merangsang
terjadinya nyeri, terjadinya nyeri, terjadinya nyeri,
nyeri dirasa nyeri dirasa nyeri dirasa
hilang timbul, hilang timbul, hilang timbul,
nyeri muncul nyeri muncul nyeri muncul
dimalam hari dimalam hari dimalam hari
- Quality - Quality - Quality
(bagaimana (bagaimana (bagaimana
kualitasnya): kualitasnya): kualitasnya):

42
seperti Ditusuk- seperti Ditusuk- seperti Ditusuk-
tusuk tusuk tusuk
- Regio (dimana - Regio (dimana - Regio (dimana
letaknya) : letaknya) : letaknya) :
kepala bagian kepala bagian kepala bagian
belakang dan belakang dan belakang dan
tengkuk tengkuk tengkuk
- Scala (berapa - Scala (berapa - Scala (berapa
skalanya) : 5 skalanya) : 4 skalanya) : 3
Time (waktu): Time (waktu): Time (waktu):
hilang timbul, hilang timbul, hilang timbul,
terkadang pada terkadang pada terkadang pada
malam hari malam hari malam hari
- TD: 150/90 - TD: 130/90 - TD: 110/90
mmH, Nadi : mmH, Nadi : mmH, Nadi :
80x/menit, T: 100x/menit, T: 84x/menit, T:
36,5 C, RR : 36,5 C, RR : 36,7 C, RR :
20x/menit 20x/menit 20x/menit

A: masalah belum A: masalah belum A: masalah belum


teratasi teratasi teratasi

P: Intervensi P: Intervensi P: Intervensi


dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
Gangguan pola 1/11/21 S: 1/11/21 S : 1/11/21 S :
tidur 11.00 - Pasien mengatakan 19.00 - Pasien mengatakan 04.00 - Pasien mengatakan
tidur masih tidur masih tidur masih
terganggu, terganggu, terganggu,
-pasien mengatakan -pasien mengatakan -pasien mengatakan
sering terbangun di sering terbangun di sering terbangun di
malam hari malam hari malam hari

O: O: O:

43
- Pasien tampak - Pasien tampak - Pasien tampak
lemah lemah lemah
- waktu tidur 2-4 jam - ada kandung mata - ada kandung mata
- ada kandung mata
A : masalah belum A : masalah belum
A : masalah belum teratasi teratasi
teratasi
P : intervensi P : intervensi
P : intervensi dilanjutkan dilanjutkan
dilanjutkan
Risiko jatuh 1/11/21 S: 1/11/21 S: 1/11/21 S:
11.00 -pasien mengatakan 19.00 -pasien mengatakan 04.00 -pasien mengatakan
jika bergerak kepala jika bergerak kepala jika bergerak kepala
nya terasa pusing dan nya terasa pusing dan nya terasa pusing dan
sempoyongan sempoyongan sempoyongan
-Untuk beraktifiats lebih -Untuk beraktifiats lebih -Untuk beraktifiats lebih
banyak dikurangi karena banyak dikurangi karena banyak dikurangi karena
Ny. K merasa nyeri Ny. K merasa nyeri Ny. K merasa nyeri
disertai pusing. disertai pusing. disertai pusing.

O: O: O:
- Umur : 66 tahun - Umur : 66 tahun - Umur : 66 tahun
- Pemenuhan - Pemenuhan - Pemenuhan
ADL dengan ADL dengan ADL dengan
bantuan bantuan bantuan
- Ada riwayat - Ada riwayat - Ada riwayat
jatuh jatuh jatuh
sebelumnya saat sebelumnya saat sebelumnya saat
dirumah dirumah dirumah

A : masalah belum A : masalah belum A : masalah belum


teratasi teratasi teratasi

P : intervensi P : intervensi P : intervensi


44
dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
2 Nyeri akut 2/11/21 S: Pasien mengatakan 2/11/21 S: Pasien mengatakan 2/11/21 S: Pasien mengatakan
11.00 masih merasakan nyeri 19.00 masih merasakan nyeri 04.00 masih merasakan nyeri
di kepala. di kepala. di kepala.

 O:  O:  O:
- Pasien tampak - Pasien tampak - Pasien tampak
memegangi memegangi memegangi
bagian kepala bagian kepala bagian kepala
yang sakit yang sakit yang sakit
- Pasien tampak - Pasien tampak - Pasien tampak
meringis meringis meringis
- Skala nyeri 4 - Skala nyeri 3 - Skala nyeri 3
- Pasien - Pasien - Pasien
mendapatkan mendapatkan mendapatkan
informasi informasi informasi
mengenai mengenai mengenai
terapi terapi terapi
nonfarmakolo nonfarmakolo nonfarmakolo
gi: terapi gi: terapi gi: terapi
dzikir dzikir dzikir

A: masalah belum A: masalah belum A: masalah belum


teratasi teratasi teratasi

P: Intervensi P: Intervensi P: Intervensi


dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
Gangguan pola 2/11/21 S: 2/11/21 S: 2/11/21 S:
tidur 11.00 - Pasien mengatakan 19.00 - Pasien mengatakan 04.00 - Pasien mengatakan
tidur masih tidur masih tidur masih
terganggu, terganggu, terganggu,
-pasien mengatakan -pasien mengatakan -pasien mengatakan
sering terbangun di sering terbangun di sering terbangun di

45
malam hari malam hari malam hari

O: O: O:
- Pasien tampak - Pasien tampak - Pasien tampak
lemah lemah lemah
- waktu tidur 4-5 jam - ada kandung mata - ada kandung mata
- ada kandung mata
A : masalah belum A : masalah belum
A : masalah belum teratasi teratasi
teratasi
P : intervensi P : intervensi
P : intervensi dilanjutkan dilanjutkan
dilanjutkan
Risiko jatuh 2/11/21 S: 2/11/21 S: 2/11/21 S:
11.00 -pasien mengatakan 19.00 -pasien mengatakan 04.00 -pasien mengatakan
jika bergerak kepala jika bergerak kepala jika bergerak kepala
nya terasa pusing dan nya terasa pusing dan nya terasa pusing dan
sempoyongan sempoyongan sempoyongan
-Untuk beraktifiats lebih -Untuk beraktifiats lebih -Untuk beraktifiats lebih
banyak dikurangi karena banyak dikurangi karena banyak dikurangi karena
Ny. K merasa nyeri Ny. K merasa nyeri Ny. K merasa nyeri
disertai pusing. disertai pusing. disertai pusing.

O: O: O:
- Ada riwayat - Ada riwayat - Ada riwayat
jatuh jatuh jatuh
sebelumnya saat sebelumnya saat sebelumnya saat
dirumah dirumah dirumah
- Pagar tempat - Pagar tempat - Pagar tempat
tidur terpasang tidur terpasang tidur terpasang
- Kunci roda - Kunci roda - Kunci roda
tempat tidur tempat tidur tempat tidur
terkunci terkunci terkunci
- Ada keluarga - Ada keluarga - Ada keluarga
46
yang yang yang
mendampingi mendampingi mendampingi
pasien pasien pasien

A : masalah teratasi A : masalah teratasi A : masalah teratasi


sebagian sebagian sebagian

P : intervensi P : intervensi P : intervensi


dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
3 Nyeri akut 3/11/21 S: Pasien mengatakan 3/11/21 3/11/21
11.00 nyeri nya sudah hilang. 19.00 04.00

 O:
- Pasien
mendapatkan
informasi
mengenai
terapi
nonfarmakolo
gi: terapi
dzikir
- Pasien tampak
mulai
menggunakan
terapi dizikir

A: masalah teratasi

P: Intervensi
dihentikan,
Gangguan pola 3/11/21 S: 3/11/21 3/11/21
tidur 11.00 - Pasien mengatakan 19.00 04.00
bisa tidur di malam

47
hari

O:
- Pasien tampak segar
- waktu tidur 5-7 jam

A : masalah teratasi

P : intervensi
dilanjutkan
Risiko jatuh 3/11/21 S: 3/11/21 3/11/21
11.00 -pasien mengatakan 19.00 04.00
dapat bergerak tanpa
ada rasa
sempoyongan.

O:
- Pasien dapat
berdiri secaram
mandiri
- Ada keluarga
yang
mendampingi
pasien

A : masalah teratasi

P : intervensi
dihentikan

48
Daftar Pustaka

Eghbali, M., Khosravi, A., Feizi, A., Mansouri, A., Mahaki, B., & Sarrafzadegan, N. (2018).
Prevalence, awareness, treatment, control, and risk factors of hypertension
among adults: a cross-sectional study in Iran. Epidemiology and health, 40,
e2018020-e2018020. doi:10.4178/epih.e2018020
Hurst, M. (2016). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Infodatin Hipertensi. Jakarta: Pusdatin Kementerian
Kesehatan RI.
Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan Aplikasi Praktik Keperawatan Profesional
Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
Utam, S. Y. A. (2018). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Sistem Respirasi.
Yogyakarta: Deepublish.

49
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PENCERNAAN
DENGAN HEPATITIS

Koordinator Mata Kuliah


Aris Citra Wisuda, S.Kep., Ners., M.Kes., M.Kep.

Disusun Oleh :

Ilaliah, S.Kep
NPM. 21149011623

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
2021

50
Daftar Isi

Daftar Isi................................................................................................................44
I. LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP HEPATITIS....................................44
a. Definisi Hepatitis............................................................................................44
b. Anatomi Fisiologi..........................................................................................44
c. Etiologi...........................................................Error! Bookmark not defined.
d. Tanda dan Gejala...........................................................................................44
e. Klasifikasi.......................................................................................................44
f. Patofisiologi....................................................................................................44
g. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................44
h. Penatalaksanaan.............................................................................................44
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS.....................................44
a. Pengkajian......................................................................................................44
b. Diagnosis Yang Sering Muncul.....................................................................44
C. Rencana Asuhan Keperawatan......................................................................44
III. LAPORAN KASUS.........................................................................................44
a. Pengkajian......................................................................................................44
b. Analisa Data dan Prioritas diagnosa keperawatan.........................................44
c. Rencana Keperawatan....................................................................................44
d. Implementasi Keperawatan............................................................................44
e. Evaluasi..........................................................................................................44
Daftar Pustaka........................................................................................................44

1
I. LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP HEPATITIS

a. Definisi Hepatitis

Hepatitis adalah peradangan yang terjadi pada hati yang disebabkan oleh

infeksi atau oleh toksin termasuk alcohol (Elizabeth J.Corwin.200:573). Hepatitis

juga dapat diartikan sebagai Peradangan Pada Organ Hati Yang Disebabkan

Infeksi Bakteri, Virus, Proses Autoimun, Obat-Obatan, Perlemakan, Alkohol Dan

Zat Berbahaya Lainnya. Hepatitis adalah kelainan hati berupa peradangan (sel)

hati. Peradangan ini ditandai dengan meningakatan kadar enzim hati. Peningkatan

ini disebabkan adanya gangguan atau kerusakan membran hati. Menurut Reeves

hepatitis adalah peradangan luas pada jaringan hati yang menyebabkan nekrosis

dan degenerasi sel. Ada dua faktor penyebabnya yaitu faktor infeksi dan faktor

non infeksi. Faktor penyebab infeksi antara lain virus hepatitis dan bakteri,

sedangkan faktor penyebab non infeksius antara lain obat-obatan,bahan kimia dan

racun

b. Anatomi Fisiologi

Hati adalah kelenjar terbesar yang ada di dalam tubuh, yang terletak di rongga

perut sebelah kanan atas, di bawah sekat rongga badan atau diafragma. Hati secara

luas dilindungi oleh tulang iga, berat hati 1500 gr atau 2,5% berat tubuh pada

orang dewasa normal. Hati terbagi dalam dua belahan utama, kanan dan kiri.

Permukaan atas berbentuk cembung dan terletak di bawah diafragma, permukaan

bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan disebut fisura tranversum. Fisura

longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri di permukaan bawah, sedangkan

2
ligamen falsiformis memisahkan belahan kanan dan kiri di permukaan atas hati

(Irianto, 2013).. Hati di bagi dalam empat lobus yaitu :

a. Lobus sinistra, terletak sebelah kiri dari bidang median

b. Lobus dextra, disebelah kanan dari bidang median

c. Lobus kaudatus, sebelah bawah bagian ekor

d. Lobus kuadratus, dibelakang berbatas dengan pars pilorika, ventrikula, dan

duodenum superior.

Hati mempunyai fungsi yang sangat banyak dan komplek. Hati penting

untuk mempertahan kan hidup dan berperan padahampir setiap fungsi

metabolisme tubuh.untung hati mempunyai kapasitas cadangan yang besar dan

cukup memerlukan 10 – 20 % fungsi jaringan yang mempertahankan hidup.

Kerusakan total atau pembuangan hati mengakibatkan kematian dalam 10 jam.

Hati mempunyai kemampuan regenerasi yang mengagumkan. Pembuangan hati

sebagian, pada kebanyakan kasus sel hati yang mati atau sakit akan digantikan

dengan jaringan hati baru. Sjaifoellah H M (2001) Hati merupakan organ terbesar

tubuh, dapat dianggap sebagai sebuah pabrik kimia yang membuat, menyimpan,

dan mengekskresikan sejumlah besar subtansi yang terlibat dalam metabolism.

Lokasi hati sangat penting dalam pelaksanaan fungsi ini karena hati menerima

darah yang kaya nutrien langsung dari traktus gastrointestinal, kemudian hati yang

akan menyimpan atau menstransformasikan semua nutrien ini menjadi zat – zat

kimia yang digunakan dibagian lain dalam tubuh untuk keperluan metabolic. Hati

merupakan organ yang penting khususnya dalam pengaturan metabolisme glukosa

dan protein. Hati membuat dan mensekresikan empedu yang memegang peran

3
utama dalam proses pencernaan serta penyerapan lemak dalam traktus

gastrointestinal. Organ ini mengeluarkan limbsah produkdari dalam aliran darah

dan mensekresikannya ke dalam empedu. Empedu yang dihasilkan oleh hati akan

disimpan untuk sementara waktu dalam kandung empedu (vesika felea) sampai

kemudian di butuhkan untuk proses pencernaan, pada saat ini kandung empedu

akan mengosongkan isinya dan empedu memasuki intestinum (usus). Brunner &

Suddart (2002).

d. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala hepatitis yaitu :

1) Stadium praikterik berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala,

lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri pada otot, dan nyeri di perut kanan

atas. Urin menjadi lebih cokelat.

2) Stadium ikterik yang berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula

terlihat pada sclera,kemudian pada kulit seluruh tubuh.keluhan-keluhan

berkurang, tetapi pasien masih lemah, anoreksia, dan muntah. Tinja mungkin

berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.

3) Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja

menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat dari orang

dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasanya berbeda

e. Klasifikasi

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2016), klasifikasi

Hepatitis di bagi menjadi 7 diantaranya adalah :

4
1) Hepatitis A Penyebab adalah virus Hepatitis A, dan merupakan penyakit

endemis di beberapa negara berkembang. Hepatitis A berisifat akut, penularannya

melalui fekal dan oral. Sumber penularannya umumnya terjadi karena

pencemaranair minum, makanan yang tidak dimasak, makanan yang tercemar,

sanitasi yang buruk, dan personal higin rendah. Gejala bersifat akut, tidak khas

bisa berupa demam, sakit kepala, mual dan muntah sampai ikterus, bahkan dapat

menyebabkan pembengkakan hati. Pencegahan dan pengobatan menjaga

keseimbangan nutrisi dan kebersihan lingkungan.

2) Hepatitis B Etiologi virus Hepatitis B dari golongan virus DNA. Masa inkubasi

60-90 hari, penularan vertikal 95% terjadi masa perinatal (saat persalinan) dan 5%

intra uterine. Penularan horizontal melalui transfusi darah, jarum suntik tercemar,

pisau cukur, tattoo, transplantasi organ. Gejala tidak khas seperti lesu, nafsu

makan berkurang, demam ringan, nyeri abdomen sebelah kanan, dapat timbul

ikterus, air kencing warna teh. Diagnosis ditegakkan dengan test fungsi hati serum

transaminase (ALT meningkat), serologi HBsAg dan IgM anti HBC dalam serum.

3) Hepatitis C Penyebab Hepatitis C adalah sirosis dan kanker hati, etiologi virus

Hepatitis C termasuk golongan virus RNA, masa inkubasi 2-24 minggu.

Penularan Hepatitis C melaluli darah dan cairan tubuh, penularan masa perinatal

sangat kecil, melalui jarum suntik, transplantasi organ, hubungan seks dapat

menularakan tetapi sangat kecil. Kronisitasinya 80% penderita akan menjadi

kronik.

4) Hepatitis D

5
Virus Hepatitis D jarang ditemukan tapi paling berbahaya, Hepatitis D disebut

virus delta, virus ini memerlukan virus Hepatitis B untuk berkembang biak

sehingga hanya ditemukan pada orang yang telah terinfeksi virus Hepatitis B.

5) Hepatitis E

Hepatitis E dikenal sebagai Hepatitis Non A – Non B, etiologi virus Hepatitis E

termasuk virus RNA.Masa inkubasi 2-9 minggu. Penularan melalui fokal oral,

dengan didapatkannya IgM dan IgG anti HEV pada penderita yang terinfeksi.

Belum ada dilakukan pengobatan antivirus, pencegahan dengan menjaga

kebersihan lingkungan, terutama kebersihan makanan dan minuman.

6) Hepatitis F

Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. saat ini para pakar

masih melakukan penelitian lanjut tentang keberadaan hepatitis F ini. merupakan

virus hipotetis yang terhubung dengan hepatitis.

7) Hepatitis G

Memiliki gejala yang sama dengan hepatitis C, sering kali infeksi bersamaan

dengan hepatitis B/C. tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis

kronik.penularan melalui transfuse darah dan jarum suntik.

6
f. Patofisiologi

7
g. Pemeriksaan Penunjang

8
1. Pemeriksaan klinis Pemeriksaan klinis dilakukan berdasarkan keluhan

penderita seperti demam, kelelahan, anoreksia, mual, dan rasa tidak nyaman

pada perut. Beberapa orang biasanya mengalami diare, ikterik (kulit dan mata

menguning), urine berwarna gelap dan pada kotoran (feses) terdapat bercak

darah, hal ini dapat ditemukan beberapa hari kemudian. Tingkatan berat

penyakit ini bermacam–macam, mulai dari asimtomatik (hal ini biasa terjadi

pada anak–anak), sakit ringan, hingga sakit yang menyebabkan hendaknya

bertahan selama satu minggu sampai satu bulan

2. Pemeriksaan serologi Pada pemeriksaan serologi, mencari dua jenis

antibodi terhadap virus yaitu IgM dan IgG. Hal pertama yang dicari adalah

antibodi IgM, yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh lima sampai sepuluh

hari, dan antibodi ini hilang dalam waktu enam bulan. Tes antibodi IgG, yang

menggantikan antibodi IgM dan untuk seterusnya melindungi terhadap infeksi

HAV. a. Apabila dalam tes serologi hasilnya menunjukkan negatif untuk

antibodi IgM dan antibodi IgG, maka seseorang kemungkinan tidak pernah

terinfeksi HAV, dan direkomendasikan untuk melakukan vaksinasi HAV. b.

Apabila tes serologi menunjukkan hasil positif untuk antibodi IgM dan hasil

negatif untuk antibodi IgG, maka seseorang kemungkinan telah tertular HAV

dalam kurun waktu enam bulan terakhir, dan sistem kekebalan tubuh sedang

mengeluarkan virus atau infeksi menjadi semakin parah. c. Sebaliknya apabila

tes serologi menunjukkan hasil negatif untuk antibodi IgM dan hasil positif

untuk antibodi IgG, maka kemungkinan seseorang tersebut terinfeksi HAV

9
pada suatu waktu sebelumnya, atau sudah melakukan vaksinasi terhadap

HAV, dan pada saat ini sudah kebal terhadap HAV.

3. Pemeriksaan penunjang lain Diagnosis dari penyakit hepatitis dapat

berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia terhadap fungsi organ hati

(pemeriksaan laboratorium dari: bilirubin urine dan urobilinogen, total dan

direct bilirubin serum, alanine transaminase (ALT), aspartate transaminase

(AST), prothombin time (PT), total protein, serum albumin, IgG, IgA, IgM,

dan hitung sel darah lengkap). Apabila dengan tes laboratorium tidak

memungkinkan, maka bukti epidemiologis merupakan langkah yang dapat

membantu menegakkan diagnosa. Bukti epidemiologis adalah penemuan dua

atau lebih kasus hepatitis A klinis pada lokasi praduga KLB yang mempunyai

hubungan epidemiologis (Kemenkes, 2012).

h. Penatalaksanaan

Pengobatan hepatitis akan disesuaikan dengan jenis hepatitis, tingkat keparahan

infeksi, serta kondisi pasien. Hepatitis akibat infeksi virus bisa sembuh dengan

sendirinya jika pasien memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Pengobatan

hepatitis akibat infeksi virus bertujuan untuk mengatasi infeksi, meredakan gejala,

dan mencegah terjadinya komplikasi.

Secara umum, pengobatan yang dilakukan meliputi:

Pemberian obat interferon

10
Meski beberapa jenis hepatitis akibat infeksi virus bisa sembuh dengan

sendirinya, pemberian obat-obatan perlu dilakukan ketika jumlah virus penyebab

hepatitis cukup banyak. Dokter akan memberikan obat interferon untuk

menghentikan penyebaran virus dan mencegahnya kambuh. Obat ini biasanya

diberikan melalui infus setiap minggu selama 1 tahun.

Pemberian obat imunosupresan

Untuk mengatasi hepatitis yang disebabkan oleh penyakit autoimun, dokter dapat

memberikan obat imunosupresan, terutama golongan kortikosteroid, seperti

prednisone dan budesonide. Selain itu, pasien penderita hepatitis autoimun juga

dapat diberikan azathioprine, mycophenolate, tacrolimus, dan cyclosporin.

Pemberian obat antivirus

Pada beberapa kondisi, misalnya pada hepatitis B atau hepatitis C yang kronis,

dokter juga bisa memberikan obat antivirus, seperti entecavir,

famciclovir, lamivudine,  ritonavir, ribavirin, atau tenofovir. Obat-obatan ini bisa

menghambat pertumbuhan dan perkembangan virus dengan mekanisme yang

berbeda-beda.

Transplantasi hati

Bila hepatitis sudah menyebabkan kerusakan hati yang berat, dokter mungkin

akan menyarankan transplantasi hati atau penggantian hati. Melalui prosedur ini,

hati penderita hepatitis yang rusak akan diganti dengan hati yang sehat dari

pendonor.

11
Pemantauan kondisi fisik pasien selama masa penyembuhan hepatitis sangat

diperlukan agar proses pemulihan bisa berjalan dengan baik. Aktivitas fisik yang

melelahkan harus dihindari selama masa penyembuhan hingga gejala mereda.

Selain itu, penderita hepatitis tidak boleh mengonsumsi alkohol, terutama jika

hepatitisnya disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebih. Jika penyebabnya adalah

penggunaan obat-obatan tertentu, dokter akan melakukan penghentian atau

penggantian obat agar peradangan hati tidak semakin parah

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

a. Pengkajian

II. PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA


4. Health Promotion

a. Kesehatan Umum
Pada klien hepatitis biasanya Klien datang dengan keluhan:Demam,sakit
kepala,nyeri pada perut kanan atas,mual,muntah,ikterik,lemah,letih,lesuh,dan
anoreksia.

b. Riwayat Masa lalu


riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita
sebelumnya terkait keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah sakit.

c. Riwayat Perjalanan Penyakit saat ini


Pada klien hepatitis ditemukan gejala awal biasanya sakit kepala, lemah
anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan atas.

d. Riwayat Pengobatan
Pengobatan hepatitis akan disesuaikan dengan jenis hepatitis, tingkat keparahan
infeksi, serta kondisi pasien. Hepatitis akibat infeksi virus bisa sembuh dengan
sendirinya jika pasien memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Pengobatan
hepatitis akibat infeksi virus bertujuan untuk mengatasi infeksi, meredakan

12
gejala, dan mencegah terjadinya komplikasi. Pengobatan seperti obat interferon,
imunosupresan, dan antivirus.

e. Kemampuan mengontrol Kesehatan


Menggambarkan perilaku dalam mengatasi masalah kesehatan
f. Faktor sosial ekonomi
Menggambarkan status pekerjaan, penghasilan, asuransi Kesehatan, dll
g. Pengobatan sekarang
menggambarkan nama obat,takaran, frekuensi, takaran dosis, kandungan, dan
manfaat

5. NUTRITION
m. Antropometri
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
7. berat badan sekarang dan berat badan sebelumnya
8. Lingkar perut
9. Lingkar kepala
10. Lingkar dada
11. Lingkar lengan atas
12. IMT
n. Biochemical
meliputi data laboratorium yang abnormal
o. Clinical
meliputi tanda-tanda klinis rambut,turgor kulit, mukosa bibir, conjungtiva
anemis/tidak
p. Diet
Meliputi nafsu makan, jenis makanan dan frekuensi makan
q. Energi
Meliputi kemampuan klien dalam beraktifitas selama sakit
r. Faktor penyebab masalah nutrisi
Meliputi penyebab masalah nutrisi : (kemampuan menelan, mengunyah, dll)
s. Penilaian status gizi, bagaimana status gizi
t. Pola asupan cairan, berapa banyak total cairan yang masuk perhari

13
u. Cairan masuk, berapa jumlah input cairan perhari
v. Cairan keluar, berapa jumlah output cairan perhari
w. Bagaimana penilaian status cairan/ balance
x. pemeriksaan abdomen meliputi :

 inspeksi : kaji bentuk abdomen, ada tidaknya lesi

 palpasi : kaji apakah ada nyeri tekan

 perkusi : kaji apakah terdengar bunyi thympani

 auskultasi : kaji bunyi peristaltik usus

6. ELIMINATION
d. System urinary
5. Pola pembuangan urine
Meliputi : frekuensi dan jumlah
6. Adakah riwayat kelainan kandung kemih
7. Pola urine
Meliputi : jumlah, warna , dan bau
8. Adakah distensi kandung kemih/ retensi urine
e. System gastrointestinal
3. Pola eliminasi
Meliputi : frekuensi, warna dan bau
4. Adakah konstipasi, dan faktor penyebab konstipasi
f. System integumen
Meliputi : kaji integritas kulit,turgor, warna dan suhu

5. AKTIVITY/REST
j. Istirahat / tidur, meliputi :
1. waktu tidur
2. Adakah insomnia
3. Adakah pertolongan untuk merangsang tidur
k. Aktivitas
3. Pekerjaan saat ini

14
4. Adakah kebiasaan olagraga
l. ADL meliputi :
1. Apakah ada bantuan saat makan
2. Apakah toileting dilakukan dengan bantuan
3. Bagaimana kebersihan
4. Bagaimana cara dalam berpakaian
m. Adakah bantuan ADL
n. Kaji kekuatan otot
o. ROM
p. Apakah ada resiko untuk cedera
q. Cardio respons meliputi :
1. Adakah riwayat penyakit jantung
2. Adakah edema ekstremitas
3. Periksa tekanan darah dan nadi saat berbaring dan duduk
4. Pemeriksaan jantung meliputi :

 Inspeksi : kaji apakah ada pembesaran vena ingularis

 Palpasi : kaji apakah nadi teraba jelas dan frekuensi nadi

 Perkusi : kaji batas-batas jantung

 Auskultasi : kaji suara s1, s2 apakah ada suara tambahan


r. Pulmanory Respons
1. Adakah Penyakit sistem pernafasan
2. Berapa banyak penggunaan oksigen
3. Bagaimana kemampuan bernafas
4. Apakah ada gangguan pernafasan
5. Pemeriksaan paru-paru meliputi :

 Inspeksi : kaji kesimetrisan, gerak nafas

 Palpasi : kaji kesimetrisan taktil fremitus

 Perkusi : kaji adanya suara paru (pekak,redup, sono, hipersonor,


timpani)

15
6. PERCEPTION/ COGNITION
d. Orientasi / Kognisi yang dikaji meliputi :
5. Tingkat Pendidikan
6. Kurang pengetahuan terhadap penyakit
7. Bagaimana pengetahuan tentang penyakit
8. Orientasi ( waktu, tempat, orang )
e. Sensasi / Persepsi
5. Adakah riwayat penyakit jantung
6. Apakah pernah sakit kepala
7. Apakah ada penggunaan alat bantu
8. Bagaimana penginderaan
f. Communication
3. Bahasa apa yang digunakan
4. Adakah kesulitan dalam berkomunikasi

8. SELF PERCEPTION
b. self concept / self esteem meliputi :
5. Bagaimana perasaan sehat / takut terhadap penyakit
6. Bagaimana perasaan putus asa / kehilangan terhadap penyakit
7. Adakah keinginan untuk menciderai
8. Apakah adanya luka / cacat

9. ROLE RELATIONSHIP
b. Peranan hubungan yang dikaji meliputi :
6. Status hubungan
7. Siapakah orang terdekat
8. Adakah perubahan konflik / peran
9. Bagaimana perubahan gaya hidup
10. Bagaimana interaksi dengan orang lain

9. SEXUALITY

16
b. Identitas seksual yang perlu dikaji meliputi :
6. Bagaimana Masalah / disfungsi seksual
7. Bagaimana periode menstruasi
8. Metode KB apa yang digunakan
9. Adakah Pemeriksaan sadari
10. Adakah Pemeriksaan papsmear

10. COPING / STRESS TOLERANCE


b. Coping Respon meliputi :
4. Apakah adanya rasa sedih / takut / cemas terhadap penyakit
5. Bagaimana kemampuan untuk mengatasi sakitnya
6. Bagaimana perilakunya yang menampakkan cemas

11. LIFE PRINCIPLES


b. Nilai kepercayaan meliputi :
5. Adakah kegiatan keagamaan yang diikuti
6. Bagaimana kemampuan untuk berpartisipasi
7. Adakah kegiatan kebudayaan yang diikuti
8. Bagaimana kemampuan menentukan masalah yang dihadapi

12. SAFETY / PROTECTION


f. Apakah ada riwayat alergi
g. Apakah ada riwayat penyakit autoimun
h. tanda infeksi : adakah hasil pemeriksan laboratorium yang abnormal
i. gangguan termogulasi, adakah peningkatan suhu tubuh
j. Gangguan / Resiko
Meliputi : komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsineurovaskuler
peripheral, perdarahan, hipoglikemia, syndrome disuse, gaya hidup yang
tetap.

13. COMFORT
d. Kaji Kenyamanan / nyeri meliputi :

17
6. Provokes (yang menimbulkan nyeri)
7. Quality (bagaimana kualitasnya)
8. Regio (dimana letaknya)
9. Skala (berapa skalanya)
10. Time (waktu)
e. Bagaiman rasa tidak nyaman lainnya
f. Bagaimana Gejala yang menyertai

14. GROWTH / DEVELOPMENT


d. Pertumbuhan dan perkembangan
e. DDST
f. Terapi bermain

b. Diagnosis Yang Sering Muncul

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia.

2. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami

inflasi hati dan bendungan vena porta.

3. kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gatal pada kulit.

C. Rencana Asuhan Keperawatan

N DIAGNOSA NOC NIC


O KEPERAWATAN
1 Ketidakseimbangan Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
nutrisii kurang dari Kriteria hasil : - Identifikasi status nutrisi
kebutuhan tubuh a)Klien dapat - Identifikasi kebutuhan
kalori dan jenis nutrien
berhubungan dengan mempertahankan
- Monitor asupan makanan
anoreksia. status malnutrisi yang - Monitor berat badan
adekuat - Berikan makanan tinggi
b)Berat badan stabil serat
dalam batas yang - Berikan makanan tinggi

18
normal kalori dan protein
- Berikan suplemen
makanan
- Ajarkan posisi duduk saat
makan
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
- Kolaborasi dengan dokter
untuk pengobatan
penambah nafsu makan
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
diet
2 Nyeri akut NOC Manajemen Nyeri
berhubungan          Pain Level,  Identifikasi lokasi,
dengan nyeri bagian          Pain control karakteristik, durasi,
abdomen.          Comfort level frekuensi, durasi, kualitas,
Kriteria Hasil : intensitas nyeri
 Mampu  Monitor skala nyeri
mengontrol nyeri  Berikan teknik
(tahu penyebab nonfarmakologis : teknik
nyeri, mampu nafas dalam
menggunakan  Edukasi tentang penyebab
tehnik dan pemicu nyeri
nonfarmakologi  Edukasi cara memonitor
untuk mengurangi nyeri secara mandiri
nyeri, mencari  Edukasi penggunan teknik
bantuan) nonfarmakologi
 Melaporkan  Kolaborasi pemberian
bahwa nyeri analgetik
berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri

3 Kerusakaan integritas •Tissue Integrity : Perawatan Luka


pada kulit Skin and Mucous  Memonitor karakteristik
berhubungan dengan Membranes luka
gatal pada kulit •Wound Healing :  Memonitor tanda-tanda
primer dan sekunder infeksi
 membersihkan dengan
kriteria hasil: cairan NaCl
a. Integritas kulit yang  memberikan salep sesuai
baik bisa ke kulit/lesi
dipertahankan  mempertahankan teknik
(sensasi, elastisitas, steril saat merawat luka
temperatur, hidrasi,  memberikan suplemen
pigmentasi) vitamin dan minetal

19
b. Tidak ada luka/lesi  menjelaskan tanda dan
pada kulit gejala infeksi
c. Perfusi jaringan  menganjurkan
baik mengkonsumsi tinggi
d.Menunjukkan kalori dan protein
pemahaman dalam  berolaborasi pemberian
proses perbaikan kulit antibiotik
dan mencegah
terjadinya sedera
berulang
e. Mampu melindungi
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
f. Menunjukkan
terjadinya proses
penyembuhan luka

20
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PENCERNAAN
DENGAN HEPATITIS

Koordinator Mata Kuliah


Aris Citra Wisuda, S.Kep., Ners., M.Kes., M.Kep.

Disusun Oleh :

Ilaliah, S.Kep
NPM. 21149011623

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
2021

21
III. LAPORAN KASUS

a. Pengkajian

DATA KLIEN

C. DATA UMUM
Nama Inisial Klien : Ny. E
Umur : 49 Tahun
Alamat : Batuputih
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS/RB : 8 november 2021
Nomor Rekam Medis : 315678
Bangsal : Rindu 3

PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA

14. HEALTH PROMOTION


g. Kesehatan Umum :
- Alasan masuk rumah sakit :
DS: Pasien mengeluh nyeri pada bagian perut kanan bengkak. Nyeri makin
bertambah saat bergerak dan tidak tertahankan. Pasien mengatakan cemas
terhadap kondisinya saat ini .

DO: tampak lemas, tampak tegang, tampak berhati-hati dengan area perutnya.
- Skala nyeri :6
- Tekanandarah : 100/70 mmHg
- Nadi : 100 x/ menit
- Suhu : 36,5 C
- Respirasi : 20 x/menit

h. Riwayat masa lalu (penyakit, kecelakaan, dll) :


Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit sebelumnya, tidak pernah
operasi sebelumnya, tidak mempunyai alergi.

i. Riwayat pengobatan
Pasien mengatakan tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya

j. Kemampuan mengontrol kesehatan :


Yang dilakukan bila sakit : bila ada keluhan maka pasien akan berobat ke
Puskesmas terdekat.

k. Faktor sosial ekonomi (penghasilan/asuransi kesehatan, dll) :


Ny. E bekerja sebagai pedagang. Penghasilan perbulan Ny. E dapat memenuhi
kebutuhan hidup keluarganya. Ny. E memiliki asuransi kesehatan berupa BPJS
Kesehatan.

22
l. Pengobatan sekarang :
No Nama Obat Dosis Kandungan Manfaat
1. Ringer laktat 500ml/ kalsium Sebagai sumber
24jam klorida 0,02 elektrolit dan
gram, kalium air.
klorida 0,03
gram, sodium
klorida 0,6
gram, sodium
laktat 0,31
gram, dan air
2. Omeprazole 2x40mg Omeprazole Digunakan untuk
mengatasi
ganguan lambung,
seperti penyakit
asam lambung.
3. Moxifloxacin 1x400mg moxifloxacin Digunakan untuk
menangani
sejumlah infeksi
yang disebabkan
oleh bakteri
4 Ceftriaxone 3x1gr Ceftriaxone 1 obat yang
gram digunakan
untuk
mengatasi
berbagai
infeksi bakteri
yang terjadi
pada tubuh

15. NUTRION
m. A (Antropometri) meliputi BB, TB, LK, LD, LILA, IMT
7) BB biasanya : 71 Kg dan BB sekarang : 70 Kg
8) Lingkar perut : 88
9) Lingkar kepala : 53
10) Lingkar dada : 84
11) Lingkar lengan atas : 24
12) IMT : 22

n. B (Biochemical) meliputi data laboratorium yang abnormal


Tidak ada

o. C (Clinical) meliputi tanda-tanda klinis rambut, turgor kulit, mukosa bibir,


Conjungtiva anemis/tidak :
Data Objektif didapatkan Rambut tampak hitam, bersih, dan tidak mudah rontok.
Saat dilakukan palpasi tidak ada udem, tidak ada memar, dan tidak ada nyeri tekan.

23
Pada bagian mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikteris, pupil isokor. Mukosa bibir lembab.

p. D (Diet) meliputi nafsu, jenis, frekuensi makanan yang diberikan selama


Dirumah sakit :
Ny. E mengatakan nafsu makan baik, jenis makanan padat, frekuensi makan
3x1/hari, makanan yang diberikan oleh rumah sakit dapat dihabiskan.

q. E (Energy) meliputi kemampuan klien dalam beraktifias selama di rumah sakit :


Ny. E tidak mampu melakukan kegiatan secara mandiri selama dirumah sakit. Saat
beraktivitas mengluh nyeri semakin berat. Untuk beraktifitas dibantu minimal oleh
keluarga.
Masalah keperawatan : intoleransi aktivitas.

r. F (Factor) meliputi penyebab masalah nutrisi : (kemampuan menelan, mengunyah,


dll)
Ny. E mampu menelan dan mengunyah makanan secara mandiri. Tidak ada masalah
keperawatan yang ditemukan.

s. Penilaian Status Gizi


Baik

t. Pola Asupan Cairan


Ny. E minum air putih sekitar 6 gelas sehari. Ny. E dapat memenuhi kebutuhan
cairan dengan baik.

u. Cairan Masuk
Cairan masuk sekitar 2000cc melalui air minum dan cairan infus IVFD RL.

v. Cairan Keluar
Ppasien bak 3-4 x/hari. Jumlah keluaran urin sekitar 1750cc/hari.
w. Penilaian Status Cairan (Balance Cairan)
Seimbang

x. Pemeriksaan Abdomen
Bentuk tubuh pasien normal, turgor kulit biak. Terdapat nyeri di area abdomen, nyeri
makin berat saat beraktivitas.

16. ELIMINATION
d. Sistem Urinary
5) Pola pembuangan urine (frekuensi, jumlah, ketidaknyamanan)
DS : pasien mengatakan saat sakit pasien bak 3-4 x/hari, saat ini menggunakan
pispot
DO : keluaran urin sekitar 1750cc/hari.

6) Riwayat kelainan kandung kemih


DS :Tidak ada.
DO : tidak ada

24
7) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau)
DS = -
DO = Jumalh urine sekitar 1000cc/hari, warna kuning muda, konsistensi cair,
bau urine pesing.

8) Distensi kandung kemih/retensi urine


Tidak ada

e. Sistem Gastrointestinal
3) Pola eliminasi
DS : pasien mengatakan pola BAB normal, pasien dapat BAB 1x dalam sehari
DO : warna kuning, konsistensi lembek

4) Konstipasi dan factor penyebab konstipasi


Tidak ada

f. Sistem Integumen
2) Kulit (integritas kulit/hidrasi/turgor/warna/suhu)
DS = -
DO = Turgor kulit dan mukosa bibir pasien kering

17. ACTIVITY/REST
e. Istirahat/tidur
4) Jam tidur : pasien mengatakan dapat tertidur dengan nyaman, dan tidak
ada masalah yang ditemui saat malam hari.
5) Insomnia : Tidak ada
6) Pertolongan untuk merangsang tidur : Tidak ada
f. Aktivitas
8) Pekerjaan :Ny. E bekerja sebagai pedagang
9) Kebiasaan olahraga : tidak ada
10) ADL
e) Makan : Ny. E memiliki nafsu makan yang baik.
f) Toileting : Tidak ada keluhan
g) Kebersihan : Baik
h) Berpakaian : Baik
11) Bantuan ADL : Minimal
12) Kekuatan otot : 5/5
13) ROM : Aktif
14) Resiko utuk cidera : Tidak
g. Cardio respons
6) Penyakit jantung : Tidak ada
7) Edoma esktremitas : Tidak ada
8) Tekanan darah dan nadi :
c) Berbaring : 80x/menit
d) Duduk : 80x/menit
9) Tekanan vena jugulari : dalam batas normal
10) Pemeriksaan jantung
e) Inspeksi : dalam batas normal
f) Palpasi : dalam batas normal
g) Perkusi : dalam batas normal

25
h) Auskultasi : dalam batas normal
h. Pulmonary respon
6) Penyakit system nafas : tidak ada
7) Penggunaan O2 : tidak ada
8) Kemampuan bernafas : Baik
9) Gangguan pernafasan (batu, suaranafas, sputum, dll)
Tidak ada

10) Pemeriksaan paru-paru


e) Inspeksi : dalam batas normal
f) Palpasi : dalam batas normal
g) Perkusi : dalam batas normal
h) Auskultasi : dalam batas normal

18. PERCEPTION/COGNITION
d. Oerintasi/kognisi
5) Tingkat pendidikan : SMA
6) Kurang pengetahuan : dalam batas normal
7) Pengetahuan tentang penyakit : Ny. E memahami penyakitnya
8) Orientasi (waktu, tempat, orang) : dalam batas normal
e. Sensasi/persepsi
5) Riwayat penyakit jantung : tidak ada
6) Sakit kepala : tidak ada
7) Penggunaan alat bantu : tidak ada
8) Penginderaan : dalam batas normal
f. Communication
3) Bahasa yang digunakan : Bahasa Ogan
4) Kesulitan berkomunikasi : tidak

19. SELF PERCEPTION


b. Self-concept/self-esteem
5) Perasaan cemas/takut :
DS : Ny. E mengatakan cemas terhadap kondisinya saat ini,
DO : Tampak cemas
Masalah keperawatan : Cemas
6) Perasaan putusasa/kehilangan : tidak ada
7) Keinginan untuk menciderai : tidak ada
8) Adanya luka/cacat : tidak ada

20. ROLE RELATIONSHIP


b. Perananhubungan
6) Status hubungan : menikah
7) Orang terdekat : istri
8) Perubahan konflik/peran : tidak ada
9) Perubahan gayahidup : tidak ada
10) Interaksi dengan orang lain : dalam batas normal

26
21. SEXUALITY
b. Identitasseksual
6) Masalah/disfungsiseksual : tidak ada
7) Periode menstruasi :-
8) Metode KB yang digunakan : tidak ada
9) Pemeriksaan SADARI :-
10) Pemeriksaan pasmear :-

22. COPING/STRESS TOLERANCE


b. Coping respon
4) Rasa sedih/takut/cemas : tidak ada
5) Kemampuan untuk mengatasi : tidak ada
6) Perilaku yang menampakkan cemas:tidak ada

23. LIFE PRINCIPLES


b. Nilai kepercayaan
5) Kegiatan keagamaan yang diikuti : pengajian
6) Kemampuan untuk berpartisipasi : baik
7) Kegiatan kebudayaan : baik
8) Kemampuan memecahkan masalah : baik

24. SAFETY/PROTECTION
f. Alergi : tidak ada
g. Penyakit autoimmune : tidak ada
h. Tanda infeksi : tidak ada
i. Gangguan thermoregulasi : tidak ada
j. Gangguan /resiko (komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsi neurovaskuler
peripheral, kondisi hipertensi, perdarahan, hipoglikemia, syndrome disuse, gaya
hidup yang tetap)
Tidak ada

25. COMFORT
d. Kenyamanan/Nyeri
6) Provokes (yang menimbulkan nyeri) : saat bergerak nyeri makin
meningkat
7) Quality (bagaimana kualitasnya) : seperti tertusuk-tusuk
8) Regio (dimana letaknya) : bagian abgomen sebalah kanan
atas
9) Scala (berapa skalanya) :6
10) Time (waktu) : hilang timbul
e. Rasa tidaknyamanlainnya : tidak ada
f. Gejala yang menyertai : tidak ada

26. GROWTH/DEVELOPMENT
c. Pertumbuhan dan perkembangan : dalam batas normal
d. DDST (Form dilampirkan) :-

27
D. DATA LABORATORIUM

Tgl / jam jenis hasil Nilai normal satuan Interpretasi


pemeriksaan pemeriksaan
8/10/21 Hb 13,4 12,0 g/dl normal
Lekosit 9.8 5,0 - 100 H ribu U/L normal
Eritrosit 46.3 40 – 50 Jt/dl normal
Ht 43 37 – 43 % normal
Trombosit 349 150.000 - Ribu U/L normal
400.000
Granuler 66 50 - 70 H% normal
Limfosit 37 20 - 40 L% normal
Monosit 8 2-8 % normal
BSS 134 <140 mg/dl normal
Kimia Klinik
Kreatinin 0,8 0,7-1,2 Mg/dl Tidak normal
Urena bun-uv 16 15-39 Mg/dl Tidak normal
Hbsag (+) (-) Tidak normal

b. Analisa Data dan Prioritas diagnosa keperawatan

Nama Pasien : Ny. E Diagnosa Medis : Hepatitis


Jenis Kelamin : Perempuan No. Medis Record : 315678
No. Kamar Bed : 2 Hari/tanggal : 8/11/2021
N Data Senjang Etiologi Masalah
o Keperawatan
1 DS : pasien mengatakan nyeri di bagian Nyeri Intoleransi
perut bagian Aktivitas
abdomen
DO :
- Nyeri bertambah saat beraktivitas
- Tampak lelah setelah beraktivitas
- Tampak lemas
2 DS : Agen Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri perut pencedera
fisik
DO :
-Wajah pasien tampak menyeringai saat
beraktivitas dan kesakitan jika di tekan
pada nyeri perut
P : Nyeri dirasakan meningkat saat
bergerak
Q : Nyeri seperti ditusuk – tusuk
R : Di perut sebelah kanan

28
S : Skala nyeri 6
T : hilang timbul
3 Ds: Proses cemas
Pasien mengatakan cemas dengan kondisi penyakit
yang dihadapinya saat inni
DO:
- Tampak cemas
- Tampak gelisah

Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. intoleransi aktivitas b.d Nyeri bagian abdomen

2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik

3. cemas b.d proses penyakit

c. Rencana Keperawatan

No Diagnosis NOC NIC


Keperawatan
1 intoleransi aktivitas Energy consevation Manajemen Energi
b.d Nyeri bagian Airway tolerance - Identifikasi gangguan fungsi
abdomen tubuh yang mengakibatkan
Kriteria Hasil : kelelahan
- Berpatisipasi dalam - Monitor kelelahan fisik dan
aktifitas fisik tanpa emosional
disertai - Monitor pola dan jam tidur
peningkatan - Sediakan lingkungan yang
tekanan darah, nadi nyaman
dan RR - Lakukan latihan rentang
- Mampu melakukan gerak
aktifitas sehari - Berikan aktivitas distraksi
(ADLs) secara yang menenangkan
andiri - Ajarkan tirah baring
- Tanda tanda vital - Ajarkan melakukan aktivitas
normal bertahap
- Mampu berpindah : Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
dengan atau tanpa cara meningkatkan nafsu makan.
bantuan alat
- Status
kardiopulmunari
adekuat
- Sirkulasi status
baik

29
Status respirasi:
pertukaran gas dan
ventilasi adekuat
2 Nyeri akut b.d agen NOC Manajemen Nyeri
pencedera fisik.          Pain Level,  Identifikasi lokasi,
         Pain control karakteristik, durasi,
         Comfort level frekuensi, durasi, kualitas,
Kriteria Hasil : intensitas nyeri
 Mampu  Monitor skala nyeri
mengontrol nyeri  Berikan teknik
(tahu penyebab nonfarmakologis : teknik
nyeri, mampu nafas dalam
menggunakan  Edukasi tentang penyebab dan
tehnik pemicu nyeri
nonfarmakologi  Edukasi cara memonitor nyeri
untuk mengurangi secara mandiri
nyeri, mencari  Edukasi penggunan teknik
bantuan) nonfarmakologi
 Melaporkan  Kolaborasi pemberian
bahwa nyeri analgetik
berkurang dengan -
menggunakan
manajemen nyeri
-
3 cemas b.d proses anxiety control Reduksi ansietas
penyakit kriteria hasil: - monitor tanda-tanda ansietas
- menunjukan - ciptakan suasana terapeutik
kriteria tehknik untuk menumbuhkan
untuk mengontrol kepercayaan
tehnik nafas dalam - dengatkan dengan penuh
cemas perhatian
- postur tubuh - gunakan pendekatan yang
pasien rileks dan tenang yang meyakinkan
akspresi wajah - anjurkan keluarga untuk tetap
tidak tegang bersama pasien
- mengungkapkan - latih kegiatan pengalihan
cemas berkurang untuk mengurangi
ketegangan
- latih teknik relaksasi: terapi
dzikir
- kolaborasi pemberian obat
antiansietas

30
d. Implementasi Keperawatan

Nama Pasien : Ny. E Diagnosa Medis : Hepatitis


Jenis Kelamin : Perempuan No. Medis Record : 315678
No. Kamar Bed : 2 Hari/tanggal : 8/11/2021
Nomor Tanggal/ Tindakan Keperawatan Respon Nama
Diagnosa Jam dan TT
Perawat
1 8/11/2021 Manajemen Energi Pasien
08.30 - mengidentifikasi menerima
gangguan fungsi tubuh kehadiran
yang mengakibatkan perawat
kelelahan
- Memonitor kelelahan fisik
dan emosional
- Memonitor pola dan jam
tidur
- Menyediakan lingkungan
yang nyaman
- Meakukan latihan rentang
gerak
- Memerikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
- Mengajarkan tirah baring
- mengajarkan melakukan
aktivitas bertahap
- berkolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan nafsu
makan
2 8/11/2021 Manajemen Nyeri Pasien
09.00 - mengidentifikasi lokasi, menerima
karakteristik, durasi, kehadiran
frekuensi, durasi, perawat
kualitas, intensitas nyeri
- Memonitor skala nyeri
- memberikan teknik
nonfarmakologis : teknik
nafas dalam
- mengedukasi tentang
penyebab dan pemicu
nyeri
- mengedukasi cara
memonitor nyeri secara

31
mandiri
- mengedukasi penggunan
teknik nonfarmakologi
- berkolaborasi pemberian
analgetik

3 8/11/2021 Reduksi ansietas Pasien


10.00 - memonitor tanda-tanda menerima
ansietas kehadiran
- menciptakan suasana perawat
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
- mendengarkan dengan
penuh perhatian
- menggunakan pendekatan
yang tenang yang
meyakinkan
- menganjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien
- melatih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- melatih teknik relaksasi:
terapi dzikir
- berkolaborasi pemberian
obat antiansietas

1 9/11/2021 Manajemen Energi Pasien


08.30 - mengidentifikasi menerima
gangguan fungsi tubuh kehadiran
yang mengakibatkan perawat
kelelahan
- Memonitor kelelahan fisik
dan emosional
- Memonitor pola dan jam
tidur
- Menyediakan lingkungan
yang nyaman
- Meakukan latihan rentang
gerak
- Memerikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
- Mengajarkan tirah baring

32
- mengajarkan melakukan
aktivitas bertahap
- berkolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan nafsu makan
2 9/11/2021 Manajemen Nyeri Pasien
09.00 - mengidentifikasi lokasi, menerima
karakteristik, durasi, kehadiran
frekuensi, durasi, perawat
kualitas, intensitas nyeri
- Memonitor skala nyeri
- memberikan teknik
nonfarmakologis : teknik
nafas dalam
- mengedukasi tentang
penyebab dan pemicu
nyeri
- mengedukasi cara
memonitor nyeri secara
mandiri
- mengedukasi penggunan
teknik nonfarmakologi
- berkolaborasi pemberian
analgetik
-
3 9/11/2021 Reduksi ansietas Pasien
10.00 - memonitor tanda-tanda menerima
ansietas kehadiran
- menciptakan suasana perawat
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
- mendengarkan dengan
penuh perhatian
- menggunakan pendekatan
yang tenang yang
meyakinkan
- menganjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien
- melatih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- melatih teknik relaksasi:
terapi dzikir
- berkolaborasi pemberian

33
obat antiansietas
-
1 10/11/2021 Manajemen Energi Pasien
08.30 - mengidentifikasi menerima
gangguan fungsi tubuh kehadiran
yang mengakibatkan perawat
kelelahan
- Memonitor kelelahan fisik
dan emosional
- Memonitor pola dan jam
tidur
- Menyediakan lingkungan
yang nyaman
- Meakukan latihan rentang
gerak
- Memerikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
- Mengajarkan tirah baring
- mengajarkan melakukan
aktivitas bertahap
- berkolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan nafsu makan
2 10/11/2021 Manajemen Nyeri Pasien
09.00 - mengidentifikasi lokasi, menerima
karakteristik, durasi, kehadiran
frekuensi, durasi, perawat
kualitas, intensitas nyeri
- Memonitor skala nyeri
- memberikan teknik
nonfarmakologis : teknik
nafas dalam
- mengedukasi tentang
penyebab dan pemicu
nyeri
- mengedukasi cara
memonitor nyeri secara
mandiri
- mengedukasi penggunan
teknik nonfarmakologi
- berkolaborasi pemberian
analgetik
-
3 10/11/2021 Reduksi ansietas Pasien
10.00 - memonitor tanda-tanda menerima
ansietas kehadiran
34
- menciptakan suasana perawat
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
- mendengarkan dengan
penuh perhatian
- menggunakan pendekatan
yang tenang yang
meyakinkan
- menganjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien
- melatih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- melatih teknik relaksasi:
terapi dzikir
- berkolaborasi pemberian
obat antiansietas
-
1 11/11/2021 Manajemen Energi Pasien
08.30 - mengidentifikasi menerima
gangguan fungsi tubuh kehadiran
yang mengakibatkan perawat
kelelahan
- Memonitor kelelahan fisik
dan emosional
- Memonitor pola dan jam
tidur
- Menyediakan lingkungan
yang nyaman
- Meakukan latihan rentang
gerak
- Memerikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
- Mengajarkan tirah baring
- mengajarkan melakukan
aktivitas bertahap
- berkolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan nafsu makan
2 11/11/2021 Manajemen Nyeri Pasien
09.00 - mengidentifikasi lokasi, menerima
karakteristik, durasi, kehadiran
frekuensi, durasi, perawat

35
kualitas, intensitas nyeri
- Memonitor skala nyeri
- memberikan teknik
nonfarmakologis : teknik
nafas dalam
- mengedukasi tentang
penyebab dan pemicu
nyeri
- mengedukasi cara
memonitor nyeri secara
mandiri
- mengedukasi penggunan
teknik nonfarmakologi
- berkolaborasi pemberian
analgetik
-
3 11/11/2021 Reduksi ansietas Pasien
10.00 - memonitor tanda-tanda menerima
ansietas kehadiran
- menciptakan suasana perawat
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
- mendengarkan dengan
penuh perhatian
- menggunakan pendekatan
yang tenang yang
meyakinkan
- menganjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien
- melatih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- melatih teknik relaksasi:
terapi dzikir
- berkolaborasi pemberian
obat antiansietas
-

e. Evaluasi

Nama Pasien : Ny. E Diagnosa Medis : Hepatitis

36
Jenis Kelamin : Perempuan No. Medis Record : 315678
No. Kamar Bed : 2 Hari/tanggal : 8/11/2021
Diagnosa Tanggal/ Evaluasi Nama
Keperawatan Jam dan TT
Perawat
intoleransi aktivitas 8/11/2021 S : pasien mengatakan nyeri di
b.d Nyeri bagian 13.30 bagian perut
abdomen
O:
- Nyeri bertambah saat
beraktivitas
- Tampak lelah setelah
beraktivitas
- Tampak lemah
O : masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
Nyeri akut b.d agen 8/11/2021 S:
pencedera fisik. 13.30 Pasien mengatakan nyeri perut

O:
-Wajah pasien tampak menyeringai
saat beraktivitas dan kesakitan jika
di tekan pada nyeri perut
P : Nyeri dirasakan meningkat saat
bergerak
Q : Nyeri seperti ditusuk – tusuk
R : Di perut sebelah kanan
S : Skala nyeri 5
T : hilang timbul

O : masalah belum teratasi


P: intervensi dilanjutkan
cemas b.d proses 8/11/2021 S:
penyakit 13.30 Pasien mengatakan cemas dengan
kondisi yang dihadapinya saat inni

O:
- Tampak cemas
- Tampak gelisah

O : masalah belum teratasi


P: intervensi dilanjutkan
intoleransi aktivitas 9/11/2021 S:
b.d Nyeri bagian 13.30 - pasien mengatakan nyeri di
abdomen bagian perut

37
O:
- Nyeri bertambah saat
beraktivitas
- Tampak lelah setelah
beraktivitas
- Tampak lemah
- Pasien tampak berhati-hati
O : masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
Nyeri akut b.d agen 9/11/2021 S:
pencedera fisik. 13.30 - Pasien mengatakan nyeri
perut
- pasien mendapatkan
penjelasan terapi non
farmakologi dari perawat

O:
-Wajah pasien tampak menyeringai
saat beraktivitas dan kesakitan jika
di tekan pada nyeri perut
-pasien mulai memhami terapi non
farmakologi untuk mengontrol
nyeri
P : Nyeri dirasakan meningkat saat
bergerak
Q : Nyeri seperti ditusuk – tusuk
R : Di perut sebelah kanan
S : Skala nyeri 4
T : hilang timbul

O : masalah belum teratasi


P: intervensi dilanjutkan
cemas b.d proses 9/11/2021 S:
penyakit 13.30 - Pasien mengatakan cemas
dengan kondisi yang
dihadapinya saat inni
- Pasien menerima
penjelasan dari perawat
tentang penyakitnya

O:
- Tampak cemas
- Tampak gelisah

38
O : masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
intoleransi aktivitas 10/11/2021 S :
b.d Nyeri bagian 13.30 - pasien mengatakan nyeri di
abdomen bagian perut
- pasien mengatakan mulai
menggerakkan tubuhnya
sedikit-sedikit

O:
- Tampak lelah setelah
beraktivitas
- Tampak lemah
- Pasien tampak berhati-hati
O : masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
Nyeri akut b.d agen 10/11/2021 S:
pencedera fisik. 13.30 - Pasien mengatakan nyeri
perut sudah mulai
berkurangS
- pasien mengatkan mulai
menggunakan terapi non
farmakologi

O:
-pasien mulai mempraktikkan
terapi non farmakologi untuk
mengontrol nyeri
-Skala nyeri 3
- nyeri hilang timbul

O : masalah belum teratasi


P: intervensi dilanjutkan
cemas b.d proses 10/11/2021 S:
penyakit 13.30 - Pasien mengatakan cemas
dengan kondisi yang
dihadapinya saat inni
- Pasien menerima
penjelasan dari perawat
tentang penyakitnya

O:
- Tampak cemas

39
- Tampak gelisah

O : masalah belum teratasi


P: intervensi dilanjutkan
intoleransi aktivitas 11/11/2021 S:
b.d Nyeri bagian 13.30 - pasien mengatakan mulai
abdomen menggerakkan tubuhnya
sedikit-sedikit tanpa adanya
peningkatan nyeri

O:
- Tampak segar setelah
beraktivitas
- Tampak tenang
O : masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
Nyeri akut b.d agen 11/11/2021 S:
pencedera fisik. 13.30 - Pasien mengatakan nyeri
sudah mulai berkurang
- pasien mengatakan mulai
menggunakan terapi non
farmakologi

O:
-pasien mempraktikkan terapi non
farmakologi untuk mengontrol
nyeri
-Skala nyeri1

O : masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
cemas b.d proses 11/11/2021 S:
penyakit 13.30 - Pasien mengatakan telah
menerima penjelasan dari
perawat tentang
penyakitnya

O:
- Tampak tenang
- Tampak memahami tentang
kondisinya
- Adanya dukungan dari orang
terdekat seperti keluarga

O : masalah teratasi

40
P: intervensi dihentikan

41
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. E Diagnosa Medis : Hepatitis


Jenis Kelamin : Perempuan No. Medis Record : 315678
No. Kamar Bed : 2 Hari/tanggal : 8/11/2021

Diagnosa Catatan Perkembangan Nama & Catatan Perkembangan Nama & Catatan Perkembangan Nama &
No Keperawatan Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf
Perawat Perawat Perawat
Shift Pagi Shift Sore Shift Malam
1 Intoleransi 8/11/20 S : pasien 8/11/20 S : pasien 8/11/20 S : pasien
Aktivitas 21 mengatakan nyeri di 21 mengatakan nyeri di 21 mengatakan nyeri di
11.00 19.00 04.00
bagian perut bagian perut bagian perut

O: O: O:
- Nyeri - Nyeri -Nyeri
bertambah bertambah bertambah
saat saat saat
beraktivitas beraktivitas beraktivitas
- Tampak lelah - Tampak lelah - Tampak lelah
setelah setelah setelah
beraktivitas beraktivitas beraktivitas
- Tampak - Tampak - Tampak
lemah lemah lemah
O : masalah belum O : masalah belum O : masalah belum
teratasi teratasi teratasi
P: intervensi P: intervensi P: intervensi
dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
Nyeri akut 8/11/20 S: 8/11/20 S : 8/11/20 S :
21 Pasien mengatakan 21 Pasien mengatakan 21 Pasien mengatakan
11.00 19.00 04.00
nyeri perut nyeri perut nyeri perut

42
O: O: O:
-Wajah pasien -Wajah pasien -Wajah pasien
tampak menyeringai tampak menyeringai tampak menyeringai
saat beraktivitas dan saat beraktivitas dan saat beraktivitas dan
kesakitan jika di kesakitan jika di kesakitan jika di
tekan pada nyeri tekan pada nyeri tekan pada nyeri
perut perut perut
P : Nyeri dirasakan P : Nyeri dirasakan P : Nyeri dirasakan
meningkat saat meningkat saat meningkat saat
bergerak bergerak bergerak
Q : Nyeri seperti Q : Nyeri seperti Q : Nyeri seperti
ditusuk – tusuk ditusuk – tusuk ditusuk – tusuk
R : Di perut sebelah R : Di perut sebelah R : Di perut sebelah
kanan kanan kanan
S : Skala nyeri 5 S : Skala nyeri 4 S : Skala nyeri 4
T : hilang timbul T : hilang timbul T : hilang timbul

O : masalah belum O : masalah belum O : masalah belum


teratasi teratasi teratasi
P: intervensi P: intervensi P: intervensi
dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
cemas 8/11/20 S: 8/11/20 S: 8/11/20 S:
21 Pasien mengatakan 21 Pasien mengatakan 21 Pasien mengatakan
11.00 19.00 04.00
cemas dengan kondisi cemas dengan kondisi cemas dengan kondisi
yang dihadapinya yang dihadapinya yang dihadapinya
saat inni saat inni saat inni

O: O: O:
- Tampak cemas - Tampak cemas - Tampak cemas
- Tampak gelisah - Tampak gelisah - Tampak gelisah

O : masalah belum O : masalah belum O : masalah belum


teratasi teratasi teratasi
43
P: intervensi P: intervensi P: intervensi
dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
2 Intoleransi 9/11/20 S: 9/11/20 S: 9/11/20 S:
Aktivitas 21 - pasien 21 - pasien 21 - pasien
11.00 19.00 04.00
mengatakan mengatakan mengatakan
nyeri di nyeri di nyeri di
bagian perut bagian perut bagian perut

O: O: O:
- Nyeri - Nyeri - Nyeri
bertambah bertambah bertambah
saat saat saat
beraktivitas beraktivitas beraktivitas
- Tampak lelah - Tampak lelah - Tampak lelah
setelah setelah setelah
beraktivitas beraktivitas beraktivitas
- Tampak - Tampak - Tampak
lemah lemah lemah
- Pasien tampak - Pasien tampak - Pasien tampak
berhati-hati berhati-hati berhati-hati
O : masalah belum O : masalah belum O : masalah belum
teratasi teratasi teratasi
P: intervensi P: intervensi P: intervensi
dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
Nyeri akut 9/11/20 S: 9/11/20 S : 9/11/20 S :
21 - Pasien 21 - Pasien 21 - Pasien
11.00 19.00 04.00
mengatakan mengatakan mengatakan
nyeri perut nyeri perut nyeri perut
- pasien - pasien - pasien
mendapatkan mendapatkan mendapatkan
penjelasan penjelasan penjelasan
terapi non terapi non terapi non
44
farmakologi farmakologi farmakologi
dari perawat dari perawat dari perawat

O: O: O:
-Wajah pasien -Wajah pasien -Wajah pasien
tampak menyeringai tampak menyeringai tampak menyeringai
saat beraktivitas dan saat beraktivitas dan saat beraktivitas dan
kesakitan jika di kesakitan jika di kesakitan jika di
tekan pada nyeri tekan pada nyeri tekan pada nyeri
perut perut perut
-pasien mulai -pasien mulai -pasien mulai
memhami terapi non memhami terapi non memhami terapi non
farmakologi untuk farmakologi untuk farmakologi untuk
mengontrol nyeri mengontrol nyeri mengontrol nyeri
P : Nyeri dirasakan P : Nyeri dirasakan P : Nyeri dirasakan
meningkat saat meningkat saat meningkat saat
bergerak bergerak bergerak
Q : Nyeri seperti Q : Nyeri seperti Q : Nyeri seperti
ditusuk – tusuk ditusuk – tusuk ditusuk – tusuk
R : Di perut sebelah R : Di perut sebelah R : Di perut sebelah
kanan kanan kanan
S : Skala nyeri 4 S : Skala nyeri 4 S : Skala nyeri 5
T : hilang timbul T : hilang timbul T : hilang timbul

O : masalah belum O : masalah belum O : masalah belum


teratasi teratasi teratasi
P: intervensi P: intervensi P: intervensi
dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
cemas 9/11/20 S: 9/11/20 S: 9/11/20 S:
21 - Pasien 21 - Pasien 21 - Pasien
11.00 19.00 04.00
mengatakan mengatakan mengatakan
cemas dengan cemas dengan cemas dengan
45
kondisi yang kondisi yang kondisi yang
dihadapinya dihadapinya dihadapinya
saat inni saat inni saat inni
- Pasien - Pasien - Pasien
menerima menerima menerima
penjelasan penjelasan penjelasan
dari perawat dari perawat dari perawat
tentang tentang tentang
penyakitnya penyakitnya penyakitnya

O: O: O:
- Tampak cemas - Tampak cemas - Tampak cemas
- Tampak gelisah - Tampak gelisah - Tampak gelisah

O : masalah belum O : masalah belum O : masalah belum


teratasi teratasi teratasi
P: intervensi P: intervensi P: intervensi
dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
3 Intoleransi 10/11/2 S: 10/11/2 S : 10/11/2 S :
Aktivitas 021 - pasien 021 - pasien 021 - pasien
11.00 19.00 04.00
mengatakan mengatakan mengatakan
nyeri di nyeri di nyeri di
bagian perut bagian perut bagian perut
- pasien - pasien - pasien
mengatakan mengatakan mengatakan
mulai mulai mulai
menggerakka menggerakka menggerakka
n tubuhnya n tubuhnya n tubuhnya
sedikit-sedikit sedikit-sedikit sedikit-sedikit

O: O: O:
- Tampak lelah - Tampak lelah - Tampak lelah
46
setelah setelah setelah
beraktivitas beraktivitas beraktivitas
- Tampak - Tampak - Tampak
lemah lemah lemah
- Pasien tampak - Pasien tampak - Pasien tampak
berhati-hati berhati-hati berhati-hati
O : masalah belum O : masalah belum O : masalah belum
teratasi teratasi teratasi
P: intervensi P: intervensi P: intervensi
dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
Nyeri akut 10/11/2 S: 10/11/2 S : 10/11/2 S :
021 - Pasien 021 - Pasien 021 - Pasien
11.00 19.00 04.00
mengatakan mengatakan mengatakan
nyeri perut nyeri perut nyeri perut
sudah mulai sudah mulai sudah mulai
berkurangS berkurangS berkurangS
- pasien - pasien - pasien
mengatkan mengatkan mengatkan
mulai mulai mulai
menggunakan menggunakan menggunakan
terapi non terapi non terapi non
farmakologi farmakologi farmakologi

O: O: O:
-pasien mulai -pasien mulai -pasien mulai
mempraktikkan terapi mempraktikkan terapi mempraktikkan terapi
non farmakologi non farmakologi non farmakologi
untuk mengontrol untuk mengontrol untuk mengontrol
nyeri nyeri nyeri
-Skala nyeri 3 -Skala nyeri 4 -Skala nyeri 3
- nyeri hilang timbul - nyeri hilang timbul - nyeri hilang timbul

47
O : masalah belum O : masalah belum O : masalah belum
teratasi teratasi teratasi
P: intervensi P: intervensi P: intervensi
dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
cemas 10/11/2 S: 10/11/2 S: 10/11/2 S:
021 - Pasien 021 - Pasien 021 - Pasien
11.00 19.00 04.00
mengatakan mengatakan mengatakan
cemas dengan cemas dengan cemas dengan
kondisi yang kondisi yang kondisi yang
dihadapinya dihadapinya dihadapinya
saat inni saat inni saat inni
- Pasien - Pasien - Pasien
menerima menerima menerima
penjelasan penjelasan penjelasan
dari perawat dari perawat dari perawat
tentang tentang tentang
penyakitnya penyakitnya penyakitnya

O: O: O:
- Tampak cemas - Tampak cemas - Tampak cemas
- Tampak gelisah - Tampak gelisah - Tampak gelisah

O : masalah belum O : masalah belum O : masalah belum


teratasi teratasi teratasi
P: intervensi P: intervensi P: intervensi
dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
4 Intoleransi 11/11/2 S: 11/11/2 11/11/2
Aktivitas 021 - pasien 021 021
11.00 19.00 04.00
mengatakan
mulai
menggerakka
n tubuhnya
sedikit-sedikit
48
tanpa adanya
peningkatan
nyeri

O:
- Tampak segar
setelah
beraktivitas
- Tampak
tenang
O : masalah teratasi
P: intervensi
dihentikan
Nyeri akut 11/11/2 S: 11/11/2 11/11/2
021 - Pasien 021 021
11.00 19.00 04.00
mengatakan
nyeri sudah
mulai
berkurang
- pasien
mengatakan
mulai
menggunakan
terapi non
farmakologi

O:
-pasien
mempraktikkan terapi
non farmakologi
untuk mengontrol
nyeri
49
-Skala nyeri1

O : masalah teratasi
P: intervensi
dihentikan
cemas 11/11/2 S: 11/11/2 11/11/2
021 - Pasien 021 021
11.00 19.00 04.00
mengatakan
telah
menerima
penjelasan
dari perawat
tentang
penyakitnya

O:
- Tampak tenang
- Tampak
memahami
tentang
kondisinya
- Adanya
dukungan dari
orang terdekat
seperti keluarga

O : masalah teratasi
P: intervensi
dihentikan

50
Daftar Pustaka

Arifputera,A, et al. (2014). Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Media


Aesculapius.

Almatsier, Sunita. 2018. Penuntun Diet. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Ayu, S.M., Fransisca dan Sulisno, M. 2015.Pengetahuan, Sikap, dan Praktik


Mahasiswa Keperawatan Jurusan Keperawatan Universitas Diponegoro
tentang
Pencegahan Penularan Hepatitis B. Undergraduate Thesis, Universitas
Diponegoro.

Demsiss, W., Seid, A., dan Fiseha, T., 2018. Hepatitis B and C: Seroprevalence,
knowledge, practice and associated factors among medicine and health
science
students in Northeast Ethiopia. PLoS ONE 13(5): e0196539.

DepKes (Departemen Kesehatan). 2016. Sebagian Besar Kematian Akibat


Hepatitis Virus Berhubungan dengan Hepatitis B dan C Kronis. Biro
Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat; Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.

Hardiansyah & I dewa Nyoman Supariasa.2017. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi.
Jakarta: EGC.

Hasdianah, dkk. 2014. Pemanfaatan Gizi, Diet, dan obesitas. Yogyakarta: Nuha
Medika

51
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PENCERNAAN

DENGAN APENDISITIS

Koordinator Mata Kuliah


Aris Citra Wisuda, S.Kep., Ners., M.Kes., M.Kep.

Disusun Oleh :

Ilaliah, S.Kep

NPM. 21149011623

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA

PALEMBANG

2021

52
I. LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP APENDISITIS

a. Definisi Apendisitis

Apendisitis merupakan Apendisitis adalah peradangan akibat infeksipada

usus buntu atau umbai cacing (apendiks). Usus buntu sebenarnya adalahsekum

(caecum). Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut sehinggamemerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yangumumnya berbahaya

(Nurarif dan Kusuma, 2015).inflamasi akut pada apendisitis verniformis dan

merupakan penyebabpaling umum untuk bedah abdomen darurat. (Brunner &

Suddarth, 2014).Apabila terjadi proses peradangan yang timbul secara mendadak

pada daerahapendiks maka disebut dengan apendisitis akut (Permenkes, 2014).

Apendisitis akut merupakan masalah kegawatdaruratan abdominal yangpaling

umum terjadi (Humes, 2016). Peradangan apendisitis yang mengenaisemua

lapisan dinding organ, dimana patogenis utamanya diduga karenaobstruksi pada

lumen yang disebabkan oleh fekalit (feses keras yang terutamadisebabkan oleh

serat) (Wim de Jong et al, 2015).Apendisitis bisa terjadi pada semua usia namun

jarang terjadi pada usiadewasa akhir dan balita, kejadian Apendisitis ini

meningkat pada usia remajadan dewasa. Usia 20 – 30 Tahun bisa dikategorikan

sebagai usia produktif,dimana orang yang berada pada usia tersebut melakukan

banyak sekalikegiatan. Hal ini menyebabkan orang tersebut mengabaikan nutrisi

makananyang dikonsumsinya. Akibatnya terjadi kesulitan buang air besar yang

akan menyebabkan peningkatan tekanan pada rongga usus dan pada

akhirnyamenyebabkan sumbatan pada saluran apendisitis (Adhar, Lusia &

Andi,2018). Kebiasaan pola makan yang kurang dalam mengkonsumsi serat

1
yangberakibat timbulnya sumbatan fungsional apendisitis dan

meninggkatkankuman, sehingga terjadi peradangan pada apendisitis (Adhar,Lusia

& Andi, 2018).Apendisitis merupakan penyebab yang paling umum dari inflamasi

akut kuadran kanan bawah abdomen dan penyebab yang paling umum

daripembedahan abdomen darurat. Pria lebih banyak terkena daripada

wanita,remaja lebih banyak dari orang dewasa; insiden tertinggi adalah mereka

yangberusia 10 sampai 30 tahun (Baughman dan Hackley, 2016). Apendisitis

yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan beberapa komplikasi

sepertiperforasi atau sepsis, bahkan dapat menyebabkan kematian. Apendisitis

akutmerupakan kasus abdomen akut paling sering yang

membutuhkanpembedahan darurat (Craig, 2017; Shogilev et al., 2014).

b. Anatomi Fisiologi

Gambar. Anatomi Apendiks

Apendisitis merupkan organ yang berbentuk tabung dengan

panjang kira-kira 10 cm dan berpangkal pada sekum. Apendiks


pertama kali tampak saat perkembangan embriologi minggu ke

delapan yaitu bagian ujung dari protuberans sekum. Pada saat

antenatal dan postnatal, pertumbuhan dari sekum yang berlebih akan

menjadi apendisitis yang akan berpindah dari medial menuju katup

ileocaecal.Pada bayi apendisitis berbentuk kerucut, lebar pada pangkal dan

menyempit ke arah ujung. Keadaan ini menjadi sebab rendahnya 12

insidens apendisitis pada usia tersebut. Apendisitis memiliki lumen

sempit di bagian proksimal dan melebar pada bagian distal. Pada

appendiks terdapat tiga tanea coli yang menyatu di persambungan

sekum dan berguna untuk mendeteksi posisi apendisitis. Gejala klinik apendisitis

ditentukan oleh letak apendisitis. Posisi apendisitis

adalah retrocaecal (di belakang sekum) 65,28%, pelvic (panggul)

31,01%, subcaecal (di bawah sekum) 2,26%, preileal (di depan usus

halus) 1%, dan postileal(di belakang usus halus) 0,4%.

Apendisitis menghasilkan lendir 1-2 ml per hari. Lendir itu

secara normal dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum. Hambatan aliran lendir di muara apendisitis tampaknya

berperan pada patogenesis apendisitis. Imunoglobulin sekretoar yang

dihasilkan oleh Gut Associated Lymphoid Tissue (GALT) yang

terdapat di sepanjang saluran cerna termasuk appendiks ialah

imunoglobulin A (Ig-A). Imunoglobulin ini sangat efektif sebagai

pelindung terhadap infeksi yaitu mengontrol proliferasi bakteri,

netralisasi virus, serta mencegah penetrasi enterotoksin dan antigen


intestinal lainnya. Namun, pengangkatan appendiks tidak

mempengaruhi sistem imun tubuh sebab jumlah jaringan sedikit

sekali jika dibandingkan dengan jumlah di saluran cerna dan seluruh

tubuh.

c. Etiologi

Obstruksi atau penyumbatan pada lumen apendiks menyebabkan

radang apendiks. Lendir kembali dalam lumen apendiks menyebabkan bakteri

yang biasanya hidup di dalam apendiks bertambah banyak. Akibatnya

apendiks membengkak dan menjadi terinfeksi. Sumber penyumbatan meliputi

(NIH & NIDDK, 2012) :

a. Fecalith (Massa feses yang keras)

b. Benda asing (Biji-bijian)

c. Tumor apendiks

d. Pelekukan/terpuntirnya apendiks

e. Hiperplasia dari folikel limfoid

Penyebab lain yang diduga menimbulkan apendisitis adalah ulserasi mukosa

apendiks oleh parasit Entamoeba histolytica (Warsinggih, 2016).

d. Tanda dan gejala

Menurut Baughman dan Hackley (2016), manifestasi klinis apendisitis

meliputi:
1. Nyeri kuadran bawah biasanya disertai dengan demam derajatrendah, mual dan

seringkali muntah.

2. Pada titik McBurney (terletak dipertengahan antara umbilicus dan spina

anterior dari ilium) nyeri tekan setempat karena tekanan dan sedikit kaku dari

bagian bawah otot rektus kanan.

3. Nyeri alih mungkin saja ada, letak apendiks mengakibatkansejumlah nyeri

tekan, spasm otot, dan konstipasi atau diarekambuhan.

4. Tanda rovsing (dapat diketahui dengan mempalpasi kuadran kananbawah, yang

menyebabkan nyeri pada kuadran kiri bawah).

5. Jika terjadi rupture apendiks, maka nyeri akan menjadi lebih melebar; terjadi

distensi abdomen akibat ileus paralitik dan kondisi memburuk.

e. Klasifikasi

Menurut Nurarif dan Kusuma (2015), apendisitis diklasifikasikanmenjadi

3 yaitu :

1. Apendisitis Akut

Apendisitis akut merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteria. Dan faktor

pencetusnya disebabkan oleh sumbatan lumen apendiks. Selain itu hyperplasia

jaringan limf, fikalit (tinja/batu), tumor apendiks dan cacing askaris yang

dapat menyebabkan sumbatan dan juga erosi mukosaapendiks karena parasite

(E. histolytica).

2. Apendisitis Rekurens
Apendisitis rekures yaitu jika ada riwayat nyeri berulang diperut kanan

bawah yang mendorong dilakukannya apendiktomi. Kelainan ini terjadi

bila serangan yang apendiksitis akut pertama kali sembuh spontan. Namun

apendisitis tidak pernah kembali kebentuk aslinya karena terjadi fibrosis

dan jaringan parut.

3. Apendisitis Kronis

Apendiditis kronis memiliki semua gejala riwayat nyeri perut kanan bawah

lebih dari 2 minggu, radang kronik apendiks secara makroskopik dan

mikroskopik (fibrosis menyeluruh di dinding apendiks, sumbatan parsial

atau lumen apendiks, adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan

infiltasi sel inflamasi kronik), dan keluhan menghilang setelah

apendiktomi

f. Patofisiologi

Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen

apendiks oleh hiperplasia folokel limfoid, fekalit, benda asing,

striktutur karenafibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau

neoplasma. Obstruksi tersebutmenyebabkan mukus yang diproduksi

mukosa mengalami bendungan.Makin lama mukus tersebut makin

banyak, namun elastisitas dindingapendiks mempunyai keterbatasan

sehingga menyebabkan peningkatantekanan intralumen. Tekanan yang

meningkat tersebut akan menghambataliran limfe yang


mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi

mukosa. Pada saat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai

oleh nyeri epigastrium. Apabila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan

akan terus meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena,

edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. Peradangan

yang timbulmeluas dan mengenai peritonium setempat sehingga

menimbulkan nyeri didaerah kanan bawah. Keadaan ini disebut

dengan apendisitis supuraktifakut. Apabila kemudian aliran arteri

terganggu akan terjadi infark dindingapendiks yang diikuti dengan

gengren. Stadium disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding

yang rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis perforasi. Bila proses di

atas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan

bergerak ke arah apendiks hingga timbul suatu massa lokal

yang disebut infiltrat apendikularis. Oleh karena itu tindakan yang

paling tepat adalah apendiktomi, jika tidak dilakukan tindakan segera

mungkin maka peradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau

menghilang (Mansjoer, 2012). Apendiks terinflamasi dan mengalami

edema sebagai akibat terlipatatau tersumbat kemungkinan oleh fekolit

(massa keras dari faeces) ataubenda asing. Proses inflamasi

meningkatkan tekanan intraluminal,menimbulkan nyeri abdomen atas


atau menyebar hebat secara progresif, dalam beberapa jam

terlokalisasi dalam kuadran kanan bawah dari abdomen

(Munir, 2011). Situasi tersebut diatas dapat dan kurangnya

pengetahuan persepsi pasien tentang penyakit apendisitis

mengakibatkan masalah keperawatan kecemasan. Kecemasan menjadi

suatu beban berat yangmenyebabkan individu hidupnya tersebut

terbayang - bayang cemas berkepanjangan. Pasien yang mengalami

cedera atau menderita penyakit kritis, seringkali mengalami kesulitan

mengontrol lingkungan dan perawatan diri dapat menimbulkan tingkat

kecemasan. Kecemasan timbul sebagai respons fisiologi maupun

psikologi artinya kecemasan terjadi ketikaseseorang terancam baik

secara fisik maupun psikologi (Lubis, 2016).


g. Pemeriksaan penunjang

Menurut Nuraruf dan Kusuma (2015), pemeriksaan penunjang apendisitis

meliputi :

a. Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi : akan tampak adanya pembengkakan (swelling) rongga perut dimana

dinding perut tampak mengencang (distensi).

2) Palpasi : didaerah perut kanan bawah bila ditekan akan terasanyeri dan bila

tekanan dilepas juga akan terasanyeri (Blumberg sign) yang mana merupakan

kunci dari diagnosis apendisitis akut.


3) Dengan tindakan tungkai bawah kanan dan paha diteku kuat/tungkai di angkat

tinggi-tinggi, maka rasa nyeri di perut semakin parah (proas sign).

4) Kecurigaan adanya peradangan usus buntu semakin bertambah bila

pemeriksaan dubur dan atau vagina menimbulkan rasa nyeri juga.

5) Suhu dubur yang lebih tinggi dari suhu ketiak, lebih menunjang lagi adanya

radang usus buntu.

6) Pada apendiks terletak pada retro sekal maka uji psoas akan positif dan tanda

perangsangan peritoneum akan lebih menonjol.

b. Pemeriksaan Laboratorium

Kenaikan dari sel darah putih (leukosit) hingga 10.000-18.000/mm3. Jika

peningkatan lebih dari itu, maka kemungkinan apendisitis sudah mengalami

perforasi (pecah).

c. Pemeriksaan Radiologi

1) Foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit

2) Ultrasonografi (USG)

3) CT Scan

4) Kausu kronik dapat dilakukan rontgen foto abdomen, USG abdomen dan

apendikogram

h. Tindakan umum yang dilakukan

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita apendisitis meliputi

(Oswari, 2000) :

a. Terapi Konservatif
Penanggulangan konservatif terutama diberikan pada penderita

yang tidak mempunyai akses ke pelayanan bedah berupa pemberian

antibiotik. Pemberian antibiotik berguna untuk mencegah infeksi. Pada

penderita apendisitis perforasi, sebelum operasi dilakukan penggantian

cairan dan elektrolit, serta pemberian antibiotik sistemik.

b. Operasi

Bila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan apendisitis maka

tindakan yang dilakukan adalah operasi membuang apendiks. Pembedahan

untuk mengangkat apendiks disebut operasi appendectomy. Seorang ahli

bedah melakukan operasi menggunakan salah satu metode berikut :

1) Laparatomi

Tindakan laparatomi apendiktomi merupakan tindakan

konvensional dengan membuka dinding abdomen. Tindakan ini juga

digunakan untuk melihat apakah ada komplikasi pada jaringan apendiks

maupun di sekitar apendiks. Tindakan laparatomi dilakukan dengan

membuang apendiks yang terinfeksi melalui suatu insisi di regio kananbawah

perut dengan lebar insisi sekitar 3 hingga 5 inci. Setelah

menemukan apendiks yang terinfeksi, apendiks dipotong dan dikeluarkan

dari perut. Tidak ada standar insisi pada operasi laparatomi apendiktomi. Hal

ini disebabkan karena apendiks merupakan bagian yang bergerak dan

dapat ditemukan diberbagai area pada kuadran kanan bawah. Ahli bedah

harus menentukan lokasi apendiks dengan menggunakan beberapa

penilaian fisik agar dapat menentukan lokasi insisi yang ideal. Ahli bedah
merekomendasikan pembatasan aktivitas fisik selama 10 hingga 14 hari

pertama setelah laparotomi. Sayatan pada bedah laparatomi menimbulkan

luka yang berukuran besar dan dalam, sehingga membutuhkan waktu

penyembuhan yang lama dan perawatan berkelanjutan. Pasien akan

dilakukan pemantauan selama di rumah sakit dan mengharuskan pasien

mendapat pelayanan rawat inap selama beberapa hari (Smeltzer & Bare,

2013).

2) Laparascopi

Laparaskopi apendiktomi merupakan tindakan bedah invasive

minimal yang paling banyak digunakan pada kasus appendicitis akut.

Tindakan apendiktomi dengan menggunakan laparaskopi dapat

mengurangi ketidaknyamanan pasien jika menggunakan metode open

apendiktomi dan pasien dapat menjalankan aktifitas paska operasi dengan

lebih efektif (Hadibroto, 2007).

a) Indikasi

Laparoskopi sering dilakukan pada pasien dengan acute

abdominal pain yang diagnosisnya belum bisa ditegakkan dengan

pemeriksaan radiologi atau laboratorium, karena dengan laparoskopi

bisa dilakukan visualisasi dari seluruh rongga abdomen, penentuan

lokasi patologi dalam abdomen, pengambilan cairan peritoneal untuk

kultur, dan irigasi rongga peritoneal untuk mengurangi kontaminasi.

Laparoskopi diagnostik sangat bermanfaat dalam mengevaluasi

pasien trauma dengan hemodinamik stabil, dimana laparoskopi mampu


memberikan diagnosis yang akurat dari cidera intra-abdominal,

sehingga mengurangi pelaksanaan laparotomi dan komplikasinya

(Hadibroto, 2007).

b) Proses laparaskopi

Laparaskopi apendiktomi tidak perlu lagi membedah rongga

perut pasien. Metode ini cukup dengan memasukan laparascope

(perangkat kabel fiber optic) pada pipa kecil (yang disebut trokar) yang

dipasang melalui umbilicus dan dipantau melalui layar monitor.

Abdomen akan dinsuflasi atau dikembungkan dengan gas CO2 melalui

jarum Verres terlebih dahulu untuk mengelevasi dinding abdomen

diatas organ-organ internal, sehingga membuat ruang untuk inspeksi

dan bekerja, prosedur ini dikenal sebagai pneumoperitoneum. Biasanya

tempat insersi trokar kedua pada kuadran bawah diatas pubis.

Selanjutnya dua trokar akan melakukan tindakan pemotongan apendiks.

Tindakan dimulai dengan observasi untuk mengkonfirmasi

bahwa pasien terkena apendisitis akut tanpa komplikasi. Pemisahan

apendiks dengan jaringan mesoapendiks apabila terjadi adhesi.

Kemudian apendiks dipasangkan dipotong dan dikeluarkan dengan

menggunakan forsep bipolar yang dimasukan melalui trokar. Hasilnya

pasien akan mendapatkan luka operasi yang minimal dan waktu

pemulihan serta waktu perawatan di rumah sakit akan menjadi lebih

singkat (Hayden & Cowman, 2011).

c) Perawatan pasca laparoskopi


Kebanyakan pasien dirawat selama 1 hari setelah operasi. Jika

timbul komplikasi, maka diperlukan perawatan yang lebih lama.

Penggunaan analgesik baik intramuskuler maupun intravena saat di

ruang pemulihan akan mengurangi nyeri pasca operasi.

Insiden mual muntah pasca operasi laparoskopi dilaporkan cukup

tinggi yaitu 42%. Mual muntah pasca operasi setelah prosedur

laparoskopi dipengaruhi oleh gas yang digunakan untuk insuflasi dan

menyebabkan penekanan pada nervus vagus yang memiliki hubungan

dengan pusat muntah di medulla oblongata. Selain itu, penyebab lain

seperti teknik anestesi, jenis kelamin, nyeri, perawatan pasca operatif

dan data demografik pasien yang berhubungan dengan pengaruh

terjadinya emesis. Untuk menurunkan mual muntah pasca operasi dapat

dengan pemberian ranitidin, omeprazole atau ondansentron (Gerry &

Herry, 2003).

d) Komplikasi

 Emboli gas

 Trauma pembuluh darah retroperitoneal

 Trauma pembuluh darah pada dinding abdomen

 Trauma usus

 Trauma urologi
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN APENDISITIS

a. Pengkajian keperawatan

Asuhan keperawatan pada tahap pertama yaitu pengkajian. Dalam

pengkajian perlu dikaji biodata pasien dan data data untuk menunjang diagnosa.

Data tersebut harus seakurat akuratnya, agar dapat digunakan dalam tahap

berikutnya, meliputi nama pasien,umur, keluhan utama.

I. PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA


1. Health Promotion
a. Kesehatan Umum
Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit
perut di kuadran kanan bawah, biasanya disertai muntah dan BAB yang
sedikit atau tidak sama sekali, kadang –kadang mengalami diare dan juga
konstipasi.

b. Riwayat Masa lalu


Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah serat, juga
bisa memakan yang pedas-pedas.

c. Riwayat Perjalanan Penyakit saat ini


Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op operasi,
merasakan nyeri pada insisi pembedahan, juga bisanya tersa letih dan tidak
bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri.

d. Riwayat Pengobatan
Apakah ada riwayat pengobatan sebelumnya ataupun alergi obat.

e. Kemampuan mengontrol Kesehatan


Menggambarkan perilaku dalam mengatasi masalah kesehatan
f. Faktor sosial ekonomi
Menggambarkan status pekerjaan, penghasilan, asuransi Kesehatan, dll
g. Pengobatan sekarang
menggambarkan nama obat,takaran, frekuensi, takaran dosis, kandungan,
dan manfaat
2. NUTRITION
a. Antropometri
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
1. berat badan sekarang dan berat badan sebelumnya
2. Lingkar perut
3. Lingkar kepala
4. Lingkar dada
5. Lingkar lengan atas
6. IMT
b. Biochemical
meliputi data laboratorium yang abnormal
c. Clinical
meliputi tanda-tanda klinis rambut,turgor kulit, mukosa bibir,
conjungtiva anemis/tidak
d. Diet
Meliputi nafsu makan, jenis makanan dan frekuensi makan
e. Energi
Meliputi kemampuan pasien dalam beraktifitas selama sakit
f. Faktor penyebab masalah nutrisi
Meliputi penyebab masalah nutrisi : (kemampuan menelan, mengunyah,
dll)
g. Penilaian status gizi, bagaimana status gizi
h. Pola asupan cairan, berapa banyak total cairan yang masuk perhari
i. Cairan masuk, berapa jumlah input cairan perhari
j. Cairan keluar, berapa jumlah output cairan perhari
k. Bagaimana penilaian status cairan/ balance
l. pemeriksaan abdomen meliputi :
 inspeksi : kaji bentuk abdomen, ada tidaknya lesi
 palpasi : kaji apakah ada nyeri tekan
 perkusi : kaji apakah terdengar bunyi thympani
 auskultasi : kaji bunyi peristaltik usus

3. ELIMINATION
a. System urinary
1. Pola pembuangan urine
Meliputi : frekuensi dan jumlah
2. Adakah riwayat kelainan kandung kemih
3. Pola urine
Meliputi : jumlah, warna , dan bau
4. Adakah distensi kandung kemih/ retensi urine

b. System gastrointestinal
1. Pola eliminasi
Meliputi : frekuensi, warna dan bau
2. Adakah konstipasi, dan faktor penyebab konstipasi
c. System integumen
Meliputi : kaji integritas kulit,turgor, warna dan suhu

4. AKTIVITY/REST
a. Istirahat / tidur, meliputi :
1. waktu tidur
2. Adakah insomnia
3. Adakah pertolongan untuk merangsang tidur
b. Aktivitas
1. Pekerjaan saat ini
2. Adakah kebiasaan olagraga
c. ADL meliputi :
1. Apakah ada bantuan saat makan
2. Apakah toileting dilakukan dengan bantuan
3. Bagaimana kebersihan
4. Bagaimana cara dalam berpakaian
d. Adakah bantuan ADL
e. Kaji kekuatan otot
f. ROM
g. Apakah ada resiko untuk cedera
h. Cardio respons meliputi :
1. Adakah riwayat penyakit jantung
2. Adakah edema ekstremitas
3. Periksa tekanan darah dan nadi saat berbaring dan duduk
4. Pemeriksaan jantung meliputi :
 Inspeksi : kaji apakah ada pembesaran vena ingularis
 Palpasi : kaji apakah nadi teraba jelas dan frekuensi nadi
 Perkusi : kaji batas-batas jantung
 Auskultasi : kaji suara s1, s2 apakah ada suara tambahan
i. Pulmanory Respons
1. Adakah Penyakit sistem pernafasan
2. Berapa banyak penggunaan oksigen
3. Bagaimana kemampuan bernafas
4. Apakah ada gangguan pernafasan
5. Pemeriksaan paru-paru meliputi :
 Inspeksi : kaji kesimetrisan, gerak nafas
 Palpasi : kaji kesimetrisan taktil fremitus
 Perkusi : kaji adanya suara paru (pekak,redup, sono, hipersonor,
timpani)
5. PERCEPTION/ COGNITION
a. Orientasi / Kognisi yang dikaji meliputi :
1. Tingkat Pendidikan
2. Kurang pengetahuan terhadap penyakit
3. Bagaimana pengetahuan tentang penyakit
4. Orientasi ( waktu, tempat, orang )
b. Sensasi / Persepsi
1. Adakah riwayat penyakit jantung
2. Apakah pernah sakit kepala
3. Apakah ada penggunaan alat bantu
4. Bagaimana penginderaan
c. Communication
1. Bahasa apa yang digunakan
2. Adakah kesulitan dalam berkomunikasi

6. SELF PERCEPTION
a. self concept / self esteem meliputi :
1. Bagaimana perasaan sehat / takut terhadap penyakit
2. Bagaimana perasaan putus asa / kehilangan terhadap penyakit
3. Adakah keinginan untuk menciderai
4. Apakah adanya luka / cacat

7. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan yang dikaji meliputi :
1. Status hubungan
2. Siapakah orang terdekat
3. Adakah perubahan konflik / peran
4. Bagaimana perubahan gaya hidup
5. Bagaimana interaksi dengan orang lain
8. SEXUALITY
a. Identitas seksual yang perlu dikaji meliputi :
1. Bagaimana Masalah / disfungsi seksual
2. Bagaimana periode menstruasi
3. Metode KB apa yang digunakan
4. Adakah Pemeriksaan sadari
5. Adakah Pemeriksaan papsmear

9. COPING / STRESS TOLERANCE


a. Coping Respon meliputi :
1. Apakah adanya rasa sedih / takut / cemas terhadap penyakit
2. Bagaimana kemampuan untuk mengatasi sakitnya
3. Bagaimana perilakunya yang menampakkan cemas

10. LIFE PRINCIPLES


a. Nilai kepercayaan meliputi :
1. Adakah kegiatan keagamaan yang diikuti
2. Bagaimana kemampuan untuk berpartisipasi
3. Adakah kegiatan kebudayaan yang diikuti
4. Bagaimana kemampuan menentukan masalah yang dihadapi

11. SAFETY / PROTECTION


a. Apakah ada riwayat alergi
b. Apakah ada riwayat penyakit autoimun
c. tanda infeksi : adakah hasil pemeriksan laboratorium yang abnormal
d. gangguan termogulasi, adakah peningkatan suhu tubuh
e. Gangguan / Resiko
Meliputi : komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi,
disfungsineurovaskuler peripheral, perdarahan, hipoglikemia,
syndrome disuse, gaya hidup yang tetap.

12. COMFORT
a. Kaji Kenyamanan / nyeri meliputi :
1. Provokes (yang menimbulkan nyeri)
2. Quality (bagaimana kualitasnya)
3. Regio (dimana letaknya)
4. Skala (berapa skalanya)
5. Time (waktu)
b. Bagaiman rasa tidak nyaman lainnya
c. Bagaimana Gejala yang menyertai

13. GROWTH / DEVELOPMENT


a. Pertumbuhan dan perkembangan
b. DDST
c. Terapi bermain

b. Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul

Diagnosis keperawatan adalah fase kedua proses keperawatan. Pada fase ini,

perawat menggunakan ketrampilan berfikir kritis untuk menginterprestasikan data

pengkajian dan mengidentifikasi kekuatan serta masalah klien. Diagnosis adalah

langkah yang sangat penting dalam proses asuhan keperawatan. Semua aktivitas

sebelum fase ini ditunjukkan untuk merumuskan diagnosis keperawatan; semua

aktivitas perencanaan asuhan telah fase ini didasarkan pada diagnosis

keperawatan. Diagnosis keperawatan yang muncul pada pasien adalah :


1. Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna makanan.

2. Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis, Abses, amputasi,

lukabakar, terpotong, mengangkat berat, trauma, prosedur pembedahan,

olah raga berlebihah).

3. Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan mobilitas

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi

5. Risiko Infesksi b.d proses pembedahan

c. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosis NOC NIC


Keperawatan
1 Ketidak Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
seimbangan nutrisi Kriteria hasil : - Identifikasi status nutrisi
: kurang dari a)Klien dapat - Identifikasi kebutuhan kalori
dan jenis nutrien
kebutuhan tubuh mempertahankan status - Monitor asupan makanan
berhubungan malnutrisi yang adekuat - Monitor berat badan
dengan ketidak b)Berat badan stabil dalam - Berikan makanan tinggi
mampuan batas yang normal serat
mencerna - Berikan makanan tinggi
makanan. kalori dan protein
- Berikan suplemen makanan
- Ajarkan posisi duduk saat
makan
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
- Kolaborasi dengan dokter
untuk pengobatan penambah
nafsu makan
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan diet
2 Nyeri akut NOC Manajemen Nyeri
berhubungan Pain Level,  Identifikasi lokasi,
dengan agens Pain control karakteristik, durasi,
cidera fisik (mis, Comfort level frekuensi, durasi, kualitas,
Abses, amputasi, Kriteria Hasil : intensitas nyeri
lukabakar,  Mampu mengontrol  Monitor skala nyeri
terpotong, nyeri (tahu penyebab  Berikan teknik
mengangkat berat, nyeri, mampu
trauma, prosedur menggunakan tehnik nonfarmakologis : teknik
pembedahan, olah nonfarmakologi untuk nafas dalam
raga berlebihah). mengurangi nyeri,  Edukasi tentang penyebab
mencari bantuan) dan pemicu nyeri
 Melaporkan bahwa  Edukasi cara memonitor
nyeri berkurang nyeri secara mandiri
dengan menggunakan  Edukasi penggunan teknik
manajemen nyeri nonfarmakologi
 Kolaborasi pemberian
analgetik

3 Risiko Infeksi b.d Tingkat Infeksi Pencegahan infeksi


proses Kriteria hasil : - Monitor tanda dan gejala
pembedahan - Tidak ada demam infeksi lokal dan sistemik
- Tidak ada nyeri - Batasi jumlah pengunjung
- Tidak ada bengkak - Cuci tangan sebelum dan
- Kadar sel darah putih sesudah kontak dengan
membaik pasien dan lingkungannya
- Pertahankan teknik aseptik
- Edukasi tanda dan gejala
infeksi
- Edukasi cara mencuci
tangan 6 langkah
- Kolaborasi pemberian
antibiotik
4 Gangguan pola o comfort level Dukungan Tidur
tidur berhubungan o rest : extent and pattern - identifikasi pola aktivitas
dengan Imobilisasi o sleep : extent ang pattern dan tidur
kriteria hasil - identifikasi faktor
- jumlah jam penganggu tidur
tidur dalam - modifikasi lingkungan
batas normal (pencahayaan, kebisingan,
- pola suhu, tempat tidur)
tidur,kualitas - fasilitasi menghilangkan
dalam batas stres seperi teknik distraksi
normal menonton tv
- perasaan fresh - edukasi pentingnya tidur
sesudah cukup selama sakit
tidur/istirahat - edukasi makanan/ minuman
- mampu menganggu tidur
mengidentifikas - ajarkan relaksasi
i halhal yang nonfarmakologi: terapi
meningkatkan dzikir
tidur - kolaborasi dengan dokter
terkait pengobatan
5 Ansietas b.d anxiety control Reduksi ansietas
Proses kriteria hasil: - monitor tanda-tanda
pembedahan - menunjukan kriteria ansietas
tehknik untuk - ciptakan suasana terapeutik
mengontrol tehnik untuk menumbuhkan
nafas dalam cemas kepercayaan
- postur tubuh pasien - dengatkan dengan penuh
rileks dan akspresi perhatian
wajah tidak tegang - gunakan pendekatan yang
- mengungkapkan cemas tenang yang meyakinkan
berkurang - anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien
- latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
- latih teknik relaksasi: terapi
dzikir
- kolaborasi pemberian obat
antiansietas
Daftar Pustaka

Oswari, E. (2000). Bedah dan Perawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika. Adhar,

Lusia & Andi. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta.

Lubis. (2016). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Nurarif dan Kusuma. (2015). Keperawatan Medical Bedah Volume 2. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S. C & Brenda G. Bare, 2014, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
&

Maryunani. (2013). Kamus Perawat: Definisi Istilah dan Singkatan Kata-Kata dalam
Keperawatan. Jakarta : CV. Trans Info Media.

Nursalam. (2016). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik


Keperawatan Profesional, Edisi 3.Jakarta, Selamba Medika.
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN PRE OP APENDISITIS

Koordinator Mata Kuliah


Aris Citra Wisuda, S.Kep., Ners., M.Kes., M.Kep.

Disusun Oleh :

Ilaliah, S.Kep

NPM. 21149011623

27
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA

PALEMBANG

2021

28
III. LAPORAN KASUS

a. Pengkajian

DATA KLIEN

A. DATA UMUM
Nama Inisial Klien : Ny. A
Umur : 36 Tahun
Alamat : Ds. Lubuk Batang
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS/RB: 15 November 2021
Nomor Rekam Medis: 315242
Bangsal : Rindu 3

PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA

1. HEALTH PROMOTION
a. Kesehatan Umum :
- Alasan masuk rumah sakit :
DS: Pasien mengatakan nyeri di area perutnya, setelah dilakukan
pemeriksaan akan dilakukan tindakan operasi apendiksitis. Saat ini
pasien merasa cemas terkait dengan tindakan operasi yang akan
dijalani. Pasien bertanya-tanya tentang operasi yang dijalaninya
DO :
Tampak meringis, Tampak cemas, tampak gelisah
TTV :
- Tekanandarah : 130/90 mmHg
- Nadi : 84 x/ menit
- Suhu : 36,9 C
- Respirasi : 20 x/menit

b. Riwayat masa lalu (penyakit, kecelakaan, dll) :


Tidak ada riwayat penyakit, tidak ada riwayat operasi, tidak ada
riwayat kecelakaan, dll.

c. Riwayat pengobatan
Pasien tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya.
d. Kemampuan mengontrol kesehatan :
Yang dilakukan bila sakit : Ny. A mengatakan membawa ke bidan
untuk berobat.

e. Faktor sosial ekonomi (penghasilan/asuransi kesehatan, dll) :


Ny. A bekerja sebagai PNS. Ny. A memiliki asuransi kesehatan berupa
BPJS Kesehatan.

f. Pengobatan sekarang :
No Nama Obat Dosis Kandungan Manfaat
1. Ringer laktat 500ml/ natrium Pengganti
8jam klorida 0.6%, cairan tubuh
natrium laktat yang hilang
0,25%, kalium
klorida
0,04%,
kalsium
klorida
0,027%
2. Ceftriaxone 2x1gr Ceftriaxone 1obat yang
gram digunakan
untuk
mengatasi
berbagai
infeksi bakteri
yang terjadi
pada tubuh
3. Ranitidin 2x1mg Ranitidine obat yang
HCl 25 mg/ digunakan
mL. untuk
menangani
gejala atau
penyakit yang
berkaitan
dengan
produksi asam
berlebih di
dalam
lambung.
4 Keterolac 3x30mg Ketorolac Bekerja sebagai
Tromethamine antiinflamasi,
30 mg/mL analgesik
melalui
penghambatan
prostaglandin
dengan
menghambat
enzim
cyclooxygenase

2. NUTRION
a. A (Antropometri) meliputi BB, TB, LK, LD, LILA, IMT
1) BB biasanya : 54 Kg dan BB sekarang : 55 Kg
2) Lingkar perut 68
3) Lingkar kepala 47
4) Lingkar dada 73
5) Lingkar lengan atas 27
6) IMT : 22S (normal)

b. B (Biochemical) meliputi data laboratorium yang abnormal


Tidak ada

c. C (Clinical) meliputi tanda-tanda klinis rambut, turgor kulit, mukosa


bibir, Conjungtiva anemis/tidak :
DO :
 Kepala dan wajah: tidak ada benjolan, rambut bersih, wajah
tidak tampak pucat.
 Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, penglihatan baik, reflek pupil baik.
 Hidung simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung,
penciuman baik bisa membedakan bau.
 Bibir simetris, mukosa bibir lembab.
 Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen,
pendengaran baik.

d. D (Diet) meliputi nafsu, jenis, frekuensi makanan yang diberikan


selama Dirumah sakit :
DS : pasien mengatakan selama sakit nafsu makan Ny. A baik, dengan
frekuensi makan 3x1 sehari. Ny. A mampu menghabiskan makanan
yang diberikan oleh rumah sakit.

e. E (Energy) meliputi kemampuan klien dalam beraktifias selama di


rumah sakit :
Ny. A mampu melakukan kegiatan secara mandiri selama dirumah
sakit
f. F (Factor) meliputi penyebab masalah nutrisi : (kemampuan menelan,
mengunyah, dll)
Ny. A mampu menelan dan mengunyah makanan secara mandiri.
Tidak ada hambatan/ masalah nutrisi yang ditemui

g. Penilaian Status Gizi


Status gizi berdasarkan IMT yaitu 22 dengan kategori normal.

h. Pola Asupan Cairan


Ny. A minum air putih sekitar 1500cc sehari.

i. Cairan Masuk
Cairan masuk sekitar 2000cc melalui air minum dan cairan infus.

j. Cairan Keluar
Frekuensi cairan keluar melalui urin sekitar 1850cc/hari, bau pesing,
warna kuning muda, konsistensi cair.

k. Penilaian Status Cairan (Balance Cairan)


Seimbang

l. Pemeriksaan Abdomen
Abdomen tampak simetris kiri dan kanan, warna kulit normal,
dilakukan auskultasi usus normal 10x/menit di kuadran kiri bawah,
terdapat nyeri tekan/ lepas.

3. ELIMINATION
a. Sistem Urinary
1) Pola pembuangan urine (frekuensi, jumlah, ketidaknyamanan)
DS : pasien mengatakan frekuensi urine sekitar 3-4 kali sehari,
DO : jumlah intake sekitar 1850cc/hari.

2) Riwayat kelainan kandung kemih


Tidak ada.

3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau)


DS : -
DO : Jumlah urine sekitar 1850cc/hari, warna kuning muda,
konsistensi cair, bau urine pesing.

4) Distensi kandung kemih/retensi urine


Tidak ada

b. Sistem Gastrointestinal
1) Pola eliminasi
DS : pasien mengatakan satu hari pasien bisa buang air besar
1x/hari.
DO : -

2) Konstipasi dan factor penyebab konstipasi


Tidak ada

c. Sistem Integumen
1) Kulit (integritas kulit/hidrasi/turgor/warna/suhu)
DS : -
DO : Integritas kulit baik, turgor baik, tidak ada tanda hidrasi,
warna baik, dan suhu kulit normal.

4. ACTIVITY/REST
a. Istirahat/tidur
1) Jam tidur : Ny. A tidur mulai pukul 22.00 hingga 04.30 WIB,
dan tidak ada gangguan tidur lain.
2) Insomnia : Tidak ada
3) Pertolongan untuk merangsang tidur : Tidak ada
b. Aktivitas
1) Pekerjaan :Ny. A bekerja sebagai PNS.
2) Kebiasaan olahraga : tidak ada
3) ADL
a) Makan : Ny. A dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
dengan baik
b) Toileting : Tidak ada keluhan
c) Kebersihan : Baik
d) Berpakaian : Baik
4) Bantuan ADL : Minimal
5) Kekuatan otot : 5/5
6) ROM : Aktif
7) Resiko utuk cidera : Tidak
c. Cardio respons
1) Penyakit jantung : Tidak ada
2) Edoma esktremitas : Tidak ada
3) Tekanan darah dan nadi :
a) Berbaring : 80x/menit
b) Duduk : 80x/menit
4) Tekanan vena jugulari: dalam batas normal
5) Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi : dalam batas normal
b) Palpasi : dalam batas normal
c) Perkusi : dalam batas normal
d) Auskultasi : dalam batas normal
d. Pulmonary respon
1) Penyakit system nafas : tidak ada
2) Penggunaan O2 : tidak ada
3) Kemampuan bernafas : Baik
4) Gangguan pernafasan (batu, suaranafas, sputum, dll)
Tidak ada

5) Pemeriksaan paru-paru
a) Inspeksi : dalam batas normal
b) Palpasi : dalam batas normal
c) Perkusi : dalam batas normal
d) Auskultasi : dalam batas normal

5. PERCEPTION/COGNITION
a. Oerintasi/kognisi
1) Tingkat pendidikan : D3
2) Kurang pengetahuan : Ny. A tidak mengetahui tentang
prosedur operasi yang dijalani
3) Pengetahuan tentang penyakit: Ny. A memahami penyakitnya
4) Orientasi (waktu, tempat, orang) : dalam batas normal
MK; Kurang Pengetahuan tentang Prosedur Operasi
b. Sensasi/persepsi
1) Riwayat penyakit jantung : tidak ada
2) Sakit kepala : tidak ada
3) Penggunaan alat bantu : tidak ada
4) Penginderaan : dalam batas normal
c. Communication
1) Bahasa yang digunakan : Bahasa Ogan
2) Kesulitan berkomunikasi : tidak

6. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut : Cemas terhadap proses operasi
yang akan di jalani
2) Perasaan putusasa/kehilangan: tidak ada
3) Keinginan untuk menciderai : tidak ada
4) Adanya luka/cacat : tidak ada
MK : Cemas

7. ROLE RELATIONSHIP
a. Perananhubungan
1) Status hubungan : menikah
2) Orang terdekat : suami
3) Perubahan konflik/peran : tidak ada
4) Perubahan gayahidup : tidak ada
5) Interaksi dengan orang lain : dalam batas normal

8. SEXUALITY
a. Identitasseksual
1) Masalah/disfungsiseksual : tidak ada
2) Periode menstruasi :-
3) Metode KB yang digunakan : tidak ada
4) Pemeriksaan SADARI :-
5) Pemeriksaan pasmear :-

9. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Coping respon
1) Rasa sedih/takut/cemas : pasien tampak cemas
2) Kemampuan untuk mengatasi : tidak ada
3) Perilaku yang menampakkan cemas : tampak gelisah
MK : Cemas

10. LIFE PRINCIPLES


a. Nilai kepercayaan
1) Kegiatan keagamaan yang diikuti : tidak ada
2) Kemampuan untuk berpartisipasi : baik
3) Kegiatan kebudayaan : baik
4) Kemampuan memecahkan masalah : baik
11. SAFETY/PROTECTION
a. Alergi : tidak ada
b. Penyakit autoimmune : tidak ada
c. Tanda infeksi : tidak ada
d. Gangguan thermoregulasi : tidak ada
e. Gangguan /resiko (komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsi
neurovaskuler peripheral, kondisi hipertensi, perdarahan,
hipoglikemia, syndrome disuse, gaya hidup yang tetap)
Tidak ada

12. COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1) Provokes (yang menimbulkan nyeri) : nyeri dirasakan pada area
perut
2) Quality (bagaimana kualitasnya) : seperti ditusuk-tusuk
3) Regio (dimana letaknya) : perut bagian sebalah kanan
bawah
4) Scala (berapa skalanya) 4
5) Time (waktu) : menetap
b. Rasa tidaknyamanlainnya : tidak ada
c. Gejala yang menyertai : nyeri

13. GROWTH/DEVELOPMENT
a. Pertumbuhan dan perkembangan : dalam batas normal
b. DDST (Form dilampirkan) :-

B. DATA LABORATORIUM
Tangga Jenis Hasil Harga
Satuan Interpretasi
l& Jam Pemeriksaan Pemeriksaan Normal
15/11/2
Hematologi
1
Hemoglobin 15 13-16 g/dL normal
Eritrosit 5 4,5-5,5 (10^6/uL) normal
5000-
Leukosit 9920 10.000 Mm3 normal
150.000-
trombosit 300200 400.000 Mm3 normal
Hematokrit 43 40-48 % normal
Kimia Klinik
Glukosa 104 74-106 Mg/dL normal
Albumin 5,3 3,8-5,4 g,dl normal
Kalium 4,5 3,5-5,6 mEq/l Normal
Natrium 140 135-147 mEq/l Normal
Klorida 105 100-106 mEq/l normal

b. Analisa Data dan Prioritas diagnosa keperawatan

Nama Pasien : Ny. A Diagnosa Medis : Pre OP Apendiksitis


Jenis Kelamin : Perempuan No. Medis Record : 315242
No. Kamar Bed :3 Hari/tanggal : 15/11/2021
No Data Senjang Etiologi Masalah
Keperawatan
1 DS : agen cidera Nyeri akut
- Ny. A mengatakan nyeri pada fisik
perutnya
- Ny. A mengatakan nyerinya
menetap

DO:
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak lemah
- P : nyeri dirasakan pada perut
- Q: seperti ditusuk-tusuk
- R : perut bagian sebalah kanan
bawah
- S: 4
- T : menetap
2 DS : Prosedur cemas
- Pasien mengatakan cemas terhadap invasif
operasi yang akan dijalani

DO:
- Tampak cemas
- Tampak gelisah
3 DS : Kurang Kurang
- Ny. A mengatakan tidak tahu terpapar Pengetahuan
tentang prosedur operasi yang akan informasi
dijalaninya

DO :
- Ny. A tampak bingung
- Ny. A tampak bertanya-tanya
- Ny. A tidak bisa menjawab
pertanyaan yang diberikan terkait
prosedur operasi

Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis

2. cemas b.d proses pembedahan

3. Kurang Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi

c. Rencana Keperawatan

No Diagnosis NOC NIC


Keperawatan
1 Nyeri akut b.d agen Pain Level, Manajemen Nyeri
cedera biologis Pain control  Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
Kriteria Hasil : frekuensi, durasi, kualitas,
 Mampu intensitas nyeri
mengontrol nyeri  Monitor skala nyeri
(tahu penyebab  Berikan teknik
nyeri, mampu nonfarmakologis : teknik
menggunakan nafas dalam
tehnik  Edukasi tentang penyebab
nonfarmakologi dan pemicu nyeri
untuk mengurangi  Edukasi cara memonitor
nyeri, mencari nyeri secara mandiri
bantuan)  Edukasi penggunan teknik
 Melaporkan bahwa nonfarmakologi
nyeri berkurang  Kolaborasi pemberian
dengan analgetik
menggunakan
manajemen nyeri

2 Cemas b.d proses anxiety control Reduksi ansietas


pembedahan kriteria hasil: - monitor tanda-tanda
- menunjukan ansietas
kriteria tehknik - ciptakan suasana
untuk mengontrol terapeutik untuk
tehnik nafas dalam menumbuhkan
cemas kepercayaan
- postur tubuh pasien - dengatkan dengan penuh
rileks dan akspresi perhatian
wajah tidak tegang - gunakan pendekatan yang
- mengungkapkan tenang yang meyakinkan
cemas berkurang - anjurkan keluarga untuk
- tetap bersama pasien
- latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
- latih teknik relaksasi:
terapi dzikir
- kolaborasi pemberian obat
antiansietas

3 Kurang Tingkat Pengetahuan Edukasi Kesehatan


Pengetahuan b.d Kriteria hasil :  Identifikasi kesiapan dan
kurang terpapar  Perilaku pasien kemampuan menerima
informasi sesuai anjuran informasi
 Pasien dapat  Sediakan materi dan
menjelaskan media pendidikan
pengetahuan tentang kesehatan
penyakit  Berikan kesempatan
 Pasien dapat untuk bertanya
berperilaku sesuai  Jelaskan faktor risiko
anjuran yang dapat
mempengaruhi penyakit
 Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
d. Implementasi Keperawatan

Nama Pasien : Ny. A Diagnosa Medis : Pre Op Apendiksitis


Jenis Kelamin : Perempuan No. Medis Record : 315242
No. Kamar Bed :3 Hari/tanggal : 1/11/2021
Nomor Tanggal/ Tindakan Keperawatan Respon Nama
Diagnosa Jam dan TT
Perawat
1 15/11/21 Manajemen Nyeri Pasien
08.30  mengidentifikasi lokasi, menerima
karakteristik, durasi, kehadiran
frekuensi, durasi, kualitas, perawat
intensitas nyeri
 Memonitor skala nyeri
 memberikan teknik
nonfarmakologis : teknik
nafas dalam
 mengedukasi tentang
penyebab dan pemicu nyeri
 mengedukasi cara
memonitor nyeri secara
mandiri
 mengedukasi penggunan
teknik nonfarmakologi
 berkolaborasi pemberian
analgetik
2 15/11/21 Edukasi Kesehatan Pasien
09.00  mengidentifikasi kesiapan menerima
dan kemampuan kehadiran
menerima informasi perawat
 menyediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
 memberikan kesempatan
untuk bertanya
 menjelaskan faktor risiko
yang dapat
mempengaruhi penyakit
 mengajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat
3 15/11/21 Reduksi ansietas Pasien
10.00 - memonitor tanda-tanda menerima
ansietas kehadiran
- menciptakan suasana perawat
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
- mendengarkan dengan
penuh perhatian
- menggunakan pendekatan
yang tenang yang
meyakinkan
- menganjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien
- melatih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- melatih teknik relaksasi:
terapi dzikir
- berkolaborasi pemberian
obat antiansietas

1 16/11/21 Manajemen Nyeri Pasien


08.30  mengidentifikasi lokasi, menerima
karakteristik, durasi, kehadiran
frekuensi, durasi, kualitas, perawat
intensitas nyeri
 Memonitor skala nyeri
 memberikan teknik
nonfarmakologis : teknik
nafas dalam
 mengedukasi tentang
penyebab dan pemicu nyeri
 mengedukasi cara
memonitor nyeri secara
mandiri
 mengedukasi penggunan
teknik nonfarmakologi
berkolaborasi pemberian
analgetik
2 16/11/21 Edukasi Kesehatan Pasien
09.00  mengidentifikasi kesiapan menerima
dan kemampuan kehadiran
menerima informasi perawat
 menyediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
 memberikan kesempatan
untuk bertanya
 menjelaskan faktor risiko
yang dapat
mempengaruhi penyakit
mengajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
3 16/11/21 Reduksi ansietas Pasien
10.00 - memonitor tanda-tanda menerima
ansietas kehadiran
- menciptakan suasana perawat
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
- mendengarkan dengan
penuh perhatian
- menggunakan pendekatan
yang tenang yang
meyakinkan
- menganjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien
- melatih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- melatih teknik relaksasi:
terapi dzikir
- berkolaborasi pemberian
obat antiansietas

1 17/11/21 Manajemen Nyeri Pasien


08.30  mengidentifikasi lokasi, menerima
karakteristik, durasi, kehadiran
frekuensi, durasi, kualitas, perawat
intensitas nyeri
 Memonitor skala nyeri
 memberikan teknik
nonfarmakologis : teknik
nafas dalam
 mengedukasi tentang
penyebab dan pemicu nyeri
 mengedukasi cara
memonitor nyeri secara
mandiri
 mengedukasi penggunan
teknik nonfarmakologi
- berkolaborasi pemberian
analgetik
2 17/11/21 Edukasi Kesehatan Pasien
09.00  mengidentifikasi kesiapan menerima
dan kemampuan kehadiran
menerima informasi perawat
 menyediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
 memberikan kesempatan
untuk bertanya
 menjelaskan faktor risiko
yang dapat
mempengaruhi penyakit
mengajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
3 17/11/21 Reduksi ansietas Pasien
10.00 - memonitor tanda-tanda menerima
ansietas kehadiran
- menciptakan suasana perawat
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
- mendengarkan dengan
penuh perhatian
- menggunakan pendekatan
yang tenang yang
meyakinkan
- menganjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien
- melatih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- melatih teknik relaksasi:
terapi dzikir
- berkolaborasi pemberian
obat antiansietas

e. Evaluasi

Nama Pasien : Ny. A Diagnosa Medis : Pre Op Apendiksitis


Jenis Kelamin : Perempuan No. Medis Record : 315242
No. Kamar Bed :3 Hari/tanggal : 15/11/2021

Diagnosa Tanggal/ E Nama


Keperawatan Jam dan TT
Perawat
Nyeri akut b.d 1/11/2021 S:
agen cedera 13.30 - Ny. A mengatakan nyeri pada
biologis perutnya
- Ny.U mengatakan terasa
nyeri saat banyak
beraktivitas/ bergerak

O:
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak lemah
- P : nyeri dirasakan pada
perutnya
- Q: seperti ditusuk-tusuk
- R : perut bagian sebalah
kanan bawah
- S: 4
- T : menetap

A: masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan
Cemas b.d 15/11/2021 S :
prosedur invasif 13.30 - Pasien mengatakan cemas
terhadap operasi yang akan
dijalani

O:
- Tampak cemas
- Tampak gelisah

A: masalah belu teratasi


P: intervensi dilanjutkan
Kurang 15/11/2021 S :
Pengetahuan b.d 13.30 - Ny. A mengatakan tidak tahu
kurang terpapar tentang prosedur operasi
informasi -
O:
- Ny. A tampak mendengarkan
informasi yang diberikan oleh
perawat.
-
A: masalah belum teratasi

I : intevensi dilanjutkan
Nyeri akut b.d 16/11/2021 S :
agen cedera 13.30 - Ny. A mengatakan nyeri pada
biologis perutnya

O:
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak lemah
- Skala nyeri 4
- Pasien tampak mendapatkan
penjelasan tentang terapi
nonfarmakologi cara
mengontrol nyeri

A: masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan
Cemas b.d 16/11/2021 S :
prosedur invasif 13.30 - Pasien mengatakan cemas
terhadap operasi yang akan
dijalani

O:
- Tampak mempraktikkan
terapi nonfarmakologi tarik
nafas dalam untuk mengatas i
cemas

A: masalah belum teratasi


P: intervensi dilanjutkan
Kurang 16/11/2021 S :
Pengetahuan b.d 13.30 - Ny. A menjelaskan tentang
kurang terpapar prosedur operasi
informasi O:
- Ny. A tampak mendengarkan
informasi yang diberikan oleh
perawat.
-
A: masalah belum teratasi

I : intevensi dilanjutkan
Nyeri akut b.d 17/11/2021 S :
agen cedera 13.30 - Ny. A mengatakan akan
biologis segera di operasi siang ini dan
dapat mengontrol nyeri

O:
- Pasien tampak rileks
- Nyeri dapat di kontrol
- Pasien tampak
mempraktikkan cara terapi
nonfarmakologi cara
mengontrol nyeri

A: masalah teratasi

P : intervensi dilanjutkan
Cemas b.d 17/11/2021 S :
prosedur invasif 13.30 - Pasien mengatakan cemas nya
mulai berkurang

O:
- Tampak
mempraktikkan terapi
nonfarmakologi tarik
nafas dalam untuk
mengatas i cemas

A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
Kurang 17/11/2021 S :
Pengetahuan b.d 13.30 -Ny. A menjelaskan tentang
kurang terpapar prosedut oprasi
informasi
O:
- Ny. A tampak mendengarkan
dan menjelaskan kembali
informasi yang diberikan oleh
perawat.

A: masalah teratasi

I : intevensi dihentikan
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. A Diagnosa Medis : Pre op Apendiksitis


Jenis Kelamin : Perempuan No. Medis Record : 315242
No. Kamar Bed :3 Hari/tanggal : 15/11/2021

Diagnosa Catatan Perkembangan Nama & Catatan Perkembangan Nama & Catatan Perkembangan Nama &
No Keperawatan Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf
Perawat Perawat Perawat
Shift Pagi Shift Sore Shift Malam
1 Nyeri akut 15/11/2 S: 15/11/2 S: 15/11/2 S:
1 - Ny. A 1 - Ny. A 1 - Ny. A
11.00 19.00 04.00
mengatakan nyeri mengatakan nyeri mengatakan nyeri
pada perutnya pada perutnya pada perutnya
- Ny.U mengatakan - Ny.U mengatakan - Ny.U mengatakan
terasa nyeri saat terasa nyeri saat terasa nyeri saat
banyak banyak banyak
beraktivitas/ beraktivitas/ beraktivitas/
bergerak bergerak bergerak

O: O: O:
- Pasien tampak - Pasien tampak - Pasien tampak
meringis meringis meringis
- Pasien tampak - Pasien tampak - Pasien tampak
lemah lemah lemah
- P : nyeri - P : nyeri - P : nyeri
dirasakan pada dirasakan pada dirasakan pada
perutnya perutnya perutnya
- Q: seperti - Q: seperti - Q: seperti
ditusuk-tusuk ditusuk-tusuk ditusuk-tusuk
- R : perut bagian - R : perut bagian - R : perut bagian
sebalah kanan sebalah kanan sebalah kanan
bawah bawah bawah
- S: 4 - S: 3 - S: 3
- T : menetap - T : menetap - T : menetap

A: masalah belum A: masalah belum A: masalah belum


teratasi teratasi teratasi

P : intervensi P : intervensi P : intervensi


dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
cemas 15/11/2 S: 15/11/2 S: 15/11/2 S:
1 - Pasien 1 - Pasien 1 - Pasien
11.00 19.00 04.00
mengatakan mengatakan mengatakan
cemas terhadap cemas terhadap cemas terhadap
operasi yang akan operasi yang akan operasi yang akan
dijalani dijalani dijalani

O: O: O:
- Tampak cemas - Tampak cemas - Tampak cemas
- Tampak gelisah - Tampak gelisah - Tampak gelisah

A: masalah belu A: masalah belu A: masalah belu


teratasi teratasi teratasi
P: intervensi P: intervensi P: intervensi
dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
Kurang 15/11/2 S: 15/11/2 S : 15/11/2 S :
Pengetahuan 1 - Ny. A 1 - Ny. A 1 - Ny. A
11.00 19.00 04.00
mengatakan tidak mengatakan tidak mengatakan tidak
tahu tentang tahu tentang tahu tentang
prosedur operasi prosedur operasi prosedur operasi
- - -
O: O: O:
- Ny. A tampak - Ny. A tampak - Ny. A tampak
mendengarkan mendengarkan mendengarkan
informasi yang informasi yang informasi yang
diberikan oleh diberikan oleh diberikan oleh
perawat. perawat. perawat.
- - -
A: masalah belum A: masalah belum A: masalah belum
teratasi teratasi teratasi

I : intevensi I : intevensi I : intevensi


dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
2 Nyeri akut 16/11/2 S: 16/11/2 S: 16/11/2 S:
1 - Ny. A 1 - Ny. A 1 - Ny. A
11.00 19.00 04.00
mengatakan nyeri mengatakan nyeri mengatakan nyeri
pada perutnya pada perutnya pada perutnya

O: O: O:
- Pasien tampak - Pasien tampak - Pasien tampak
meringis meringis meringis
- Pasien tampak - Pasien tampak - Pasien tampak
lemah lemah lemah
- Skala nyeri 4 - Skala nyeri 3 - Skala nyeri 2
- Pasien tampak - Pasien tampak - Pasien tampak
mendapatkan mendapatkan mendapatkan
penjelasan tentang penjelasan tentang penjelasan
terapi terapi tentang terapi
nonfarmakologi nonfarmakologi nonfarmakologi
cara mengontrol cara mengontrol cara mengontrol
nyeri nyeri nyeri

A: masalah belum A: masalah belum A: masalah belum


teratasi teratasi teratasi

P : intervensi P : intervensi P : intervensi


dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
cemas 16/11/2 S: 16/11/2 S: 16/11/2 S:
1 - Pasien 1 - Pasien 1 - Pasien
11.00 19.00 04.00
mengatakan mengatakan mengatakan
cemas terhadap cemas terhadap cemas terhadap
operasi yang akan operasi yang akan operasi yang akan
dijalani dijalani dijalani

O: O: O:
- Tampa - Tampa - Tampa
k k k
mempraktikka mempraktikka mempraktikka
n terapi n terapi n terapi
nonfarmakolo nonfarmakolo nonfarmakolo
gi tarik nafas gi tarik nafas gi tarik nafas
dalam untuk dalam untuk dalam untuk
mengatas i mengatas i mengatas i
cemas cemas cemas

A: masalah belum A: masalah belum A: masalah belum


teratasi teratasi teratasi
P: intervensi P: intervensi P: intervensi
dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
Kurang 16/11/2 S: 16/11/2 S : 16/11/2 S :
Pengetahuan 1 - Ny. A 1 - Ny. A 1 - Ny. A
11.00 19.00 04.00
menjelaskan menjelaskan menjelaskan
tentang prosedur tentang prosedur tentang prosedur
operasi operasi operasi
O: O: O:
- Ny. A tampak - Ny. A tampak - Ny. A tampak
mendengarkan mendengarkan mendengarkan
informasi yang informasi yang informasi yang
diberikan oleh diberikan oleh diberikan oleh
perawat. perawat. perawat.
- - -
A: masalah belum A: masalah belum A: masalah belum
teratasi teratasi teratasi

I : intevensi I : intevensi I : intevensi


dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
3 Nyeri akut 17/11/2 S: 17/11/2 17/11/2
1 - Ny. A 1 1
11.00 19.00 04.00
mengatakan akan
segera di operasi
siang ini dan
dapat mengontrol
nyeri

O:
- Pasien tampak
rileks
- Nyeri dapat di
kontrol
- Pasien tampak
mempraktikkan
cara terapi
nonfarmakologi
cara mengontrol
nyeri

A: masalah teratasi

P : intervensi
dilanjutkan
cemas 17/11/2 S: 17/11/2 17/11/2
1 - Pasien 1 1
11.00 19.00 04.00
mengatakan
cemas nya mulai
berkurang

O:
- Tampa
k
mempraktikka
n terapi
nonfarmakolo
gi tarik nafas
dalam untuk
mengatas i
cemas

A: masalah teratasi
P: intervensi
dihentikan
Kurang 17/11/2 S: 17/11/2 17/11/2
Pengetahuan 1 -Ny. A menjelaskan 1 1
11.00 19.00 04.00
tentang prosedut
oprasi

O:
- Ny. A tampak
mendengarkan
dan menjelaskan
kembali informasi
yang diberikan
oleh perawat.

A: masalah teratasi

I : intevensi
dihentikan
Nama : ILALIAH, S.Kep
NPM : 21149011623

SOAL UKOM

Seorang wanita (33 tahun) berobat ke Poli Penyakit dalam dengan keluhan selam 3
bulan terakhir selalu meras lapar dan makn lebih banyak dari biasanya, tetapi
mengalami penurunan berat badan sebanyak 6,5 kg, tangan gemetar. Pemeriksaan fisik :
suhu 38,30C, Nadi 110 x/menit, RR 24x/menit dan tekanan darah 160/85mHg. Pada
palpasi didapatkan pembesaran kelenjar tiroid. Hasil Lab : T3 350mg/dl dan T4
15,1mg/dl.

1. Manakah intervensi keperawatan yang paling tepat untuk mengatasi masalah nutrisi
pada kasus di atas?
A. Anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering
B. Anjurkan pasien untuk makan makanan selagi hangat
C. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori
D. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan rendah lemak nabati
E. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung glukosa
murni

2. Seorang laki-laki berusia 29 tahun dirawat di bangsal sehat dan mengatakn ia sering
sekali mengalami sesak napas saat terkena serbuk kecil dan debu. Dari hasil
pengkajian didapatkan dat pernapasan dengan cuping hidung, suara terdengar
ronkhi, batuk non produktif, RR = 35 x/menit, N = 4 x/menit dan T = 37,8 derajat
Celsius.

Pertanyaan
Apa masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban
A. Perfusi perifer tidak efektif
B. Pertukaran gas tidak efektif
C. Bersihan jalan napas tidak efektif
D. Perubahan suhu tubuh
E. Resiko kecemasan

3. Pasien laki-laki berusia 40 tahun dirawat di ruang PDL dengan keluhan sering
batuk dan dada sesak. Hasil RR = 33 x/menit, terdapat retraksi otot sela iga, serta
diauskultasi terdapat suara ronkhi hampir diseluruh paru. Saturasi oksigen
menunjukkan 90%. Dari hasil tes BTA Bakter Tahan Asam) hasilnya positif.

Pertanyaan
Apa rencana tindakan utama pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban :
A. Peraturan posisi semi fowler
B. Kolaborasi pemberian oksigen
C. Bantu pasien untuk batuk produktif
D. Lakukan tindakan postural drainase
E. Ajarkan teknik bernapas diafragma

4. Seorang laki-laki dengan usia 28 tahun telah memasuki hari kedua dirawat di ruang
penyakit dalam dengan keluhan nyeri kepala hebat dan pusing. Dari hasil TTV
yaitu TD = 160/90 mmHg HR = 90x/menit, T = 37,0 derajat Celsius, dan RR = 21
x/menit. Hasil observas terlihat denyutan halus di dada kiri pada area garis tengah
clavicula sela iga ke 3 dan seirama dengan frekuensi nadi.

Pertanyaan
Apa indikator evaluasi pada kasus tersebut?
A. Lama perawatan
B. Tekanan darah
C. Frekuensi nadi
D. Denyutan dada kiri
E. Keluhan nyeri kepala
5. Pasien laki-laki berusia 40 tahun dirawat di ruang PDL, dengan keluhan mengalami
nyeri dada hebat secara tiba-tiba ketika beristirahat. Hasil pengkajian : TD = 140/90
mmHg, T = 36,9 derajat Celsius, HR = 106 x/menit, dan RR = 24x/menit. Dari hasl
pemeriksaan EKG menunjukkan hasil elevasi pada Segmen ST, dan pemeriksaan
enzim jantung belum keluar hasilnya.

Pertanyaan
Apa intervensi keperawatan pada kasus tersebut?
A. Pembatasan aktivitas
B. Manajemen nyeri dada
C. Pantau tanda-tanda vital
D. Penuhi kebutuhan oksigen
E. Periksa ulang tes diagnostik

Anda mungkin juga menyukai