Anda di halaman 1dari 4

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Arti Filsafat
 Menurut arti logatnya filsafat berasal dari perkataan Yunani “Philosophia” yang
memiliki akar kata: Philos yang berarti “suka” atau “cinta” dan Sophia berarti
“kebijaksanaan”

 Philosophia berarti berfilsafat, yaitu berpikir secara mendalam dan dengan sungguh-
sungguh.

 Berfilsafat adalah berpikir sedalam-dalamnya untuk mengetahui atau memahami


hakekat dari segala sesuatu, atau juga berarti memecahkan suatu masalah secara
obyektif.

 Berpikir secara filosofik adalah berusaha untuk menyederhanakan berbagai


pengetahuan dalam suatu sistematika yang mudah dipahami, yang hubungan antara
pengertian satu dengan yang lainnya jelas dan logis.

 Berfilsafat berusaha berfikir sedalam-dalamnya, secara radikal didalam mencari sifat


hakekat dari segala sesuatu, ataupun dalam usaha memecahkan masalah.

DEFINISI FILSAFAT

 PLATO,

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli

 ARISTOTELES,

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung


didalamnya ilmu- ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika.

 DESCRATES,

Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia
menjadi pokok penyelidikannya.

 IMMANUEL KANT,

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala
pengetahuan yang tercakup didalamnya empat persoalan, yaitu:
 Apakah yang dapat kita ketahui?
(jawabnya: Metafisika)
 Apakah yang seharusnya kita ketahui?
(jawabnya: Etika)
 Sampai dimanakah harapan kita?
(jawabnya: Agama)
 Apakah yang dinamakan manusia?
(jawabnya: Antropologi)

CARA MEMPELAJARI FILSAFAT

 Metode Historis,

yaitu dengan cara mempelajari sejarah perkembangannya sejak dahulu kala hingga sekarang.
Mempelajari riwayat hidup tokoh-tokoh filsafat yang terkenal serta bagaimana timbulnya
aliran (paham) filsafatnya dalam segala persoalan nya, serta perkembangan aliran-aliran
filsafat.

 Metode Sistematis,

yaitu dengan cara mempelajari isi atau lapangan pembahasannya yang diatur dalam bidang-
bidang tertentu. Jadi, orang membahas langsung isi persoalan dari ilmu filsafat itu, dengan
tidak mementingkan urutan jaman penganjurnya masing-masing. Orang membagi persoalan
ilmu filsafat dalam bidang-bidang tertentu.

PEMBAGIAN FILSAFAT

PLATO membedakan lapangan-lapangan filsafat ke dalam tiga macam cabang, yaitu:

Dialektika, yaitu yang mengandung persoalan-persoalan idea-idea atau pengertian-


pengertian umum,
Fisika, yang mengandung persoalan dunia materi,
Etika, yang mengandung persoalan baik dan buruk.

Di jaman modern ini filsafat dibagi sebagai berikut:

 Filsafat Teoritis:
a. Logika, Ilmu tentang cara berpikir yang benar,

b. Metafisika (ontologi),

c. Filsafat alam (kosmologi),

d. Filsafat tentang manusia (antropologi).

 Filsafat Praktis;

a. Etika,

b. Filsafat agama,

c. Filsafat kebudayaan.

OBJEK FILSAFAT

Obyek Filsafat adalah segala sesuatu, termasuk di dalamnya adalah:

 Alam semesta (filsafat kosmologi)


 Manusia (filsafat antropologi)
 Hubungan manusia dengan kekuasaan atau kekuatan yang ada di luar dirinya (filsafat
teologi dan mistisme)

Kajian Antropologi, muncul:

 Logika, tentang berpikir yang benar


 Teori pengenalan atau kriteria yang mempelajari tentang mungkin tidaknya, dan
seberapa jauh orang dapat memperoleh pengetahuan,
 Epistemologi atau teori pengetahuan yang mempelajari tentang sifat, struktur, metode
dan syarat-syarat ilmu,Aksiologi, mempelajari tentang nilai (teori nilai), Etika,
mempelajari tentang norma dan cara bertindak atau tingkah laku yang benar dalam
arti susila dengan kriteria baik buruk,
 Estetika, mempelajari tentang kriteria keindahan.

Hakekat Ilmu Pengetahuan

 ARISTOTELES pernah berkata bahwa ilmu itu tidak pernah mengabdi kepada pihak
lain. Ilmu digulati oleh manusia demi ilmu itu sendiri. “Primus vivere, deinde
philosophari” = berjuang dulu untuk hidup, barulah boleh berfilsafat.
 Ilmu baru dikembangkan sejak abad ke 17 di Eropah, dan orang berusaha mencari apa
yang menjadi tujuan ilmu. Dari fase empiris rasional bergeser ke pase eksperimental
rasional.

 Nilai dari suatu ilmu sebenarnya terletak pada penerapannya. Ilmu mengabdi kepada
masyarakat, sehingga ia menjadi sarana kemajuan. Ilmu itu mengejar kebenaran, dan
kebenaran itu inti etika ilmu. Tetapi kebenaran itu ditentukan oleh derajat penerapan
praktis dari ilmu. Kebenaran merupakan suatu ide yang berlandaskan efek-efeknya
yang praktis (faham pragmatis tentang kebenaran).

 Apa yang menjadi daya tarik ILMU bagi Ilmuwan?


 VAN PEURSEN mengatakan adalah menunjuk kepada sifat ilmu, yaitu “yang tak akan
selesai”. Ilmu beroperasi pada ruang yang tak terbatas. Kegiatannya, berisi aneka
ketegangan dan gerak yang penuh keresahan. Keresahan ilmu itu memang cocok
dengan hasrat manusia yang “tanpa henti ingin tahu segalanya”
 Perlu diketahui hubungan antara “Logos” dan “Ethos”. MARTIN HEIDEGGER
mengatakan bahwa “Jika kita sebutkan manusia itu memiliki logos, itu tak berarti
bahwa manusia sekedar ditabiati oleh akal. Logos bertalian dengan kata kerja Logein
yang artinya bisa bermacam-macam: Dari berbicara sampai membaca, kemudian
diluaskan menjadi memperhatikan, menyimak, mengumpulkan makna, menyimpan
dalam batin, berhenti untuk menyadari. Dari arti berhenti untuk menyadari, logos
bertemu dengan Ethos. Ethos dapat berarti penghentian, rumah, tempat tinggal, endapan
sikap”
 Arti Logos selanjutnya adalah “Sikap hidup yang menyadari, sikap yang
mengutamakan tutup mulut untuk berusaha mendengar, dengan mengorbankan
berbicara lebih.
 Karl Jaspers menulis bahwa “Ilmu adalah usaha untuk mendengarkan jawaban-jawaban
yang ke luar dari dunia yang dihuninya”. (disinilah lengketnya ethika dan ilmu).
 Apakah keresahan itu sama dengan kebenaran?
 Keresahan adalah keinginan yang tak dapat dipenuhi (jarak prinsipil kebenaran). Apa
hubungannya dengan kebenaran?, apakah karena kebenaran itu lalu ilmu bukan tujuan
bagi dirinya? Sehingga perlu diperhatikan “ethika” sebagai tambahan dari ilmu setelah
diterapkan dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai