Disusun oleh:
Kelompok 5
1. Amalia sukmawati
2. Ami nuryani
3. Dwi aliya muis
4. Kurnia aditama
5. Puti melati
6. Rizal hidayat
7. Rizka amalia
KELAS 3C KEPERAWATAN
A. KONSEP PENYAKIT
a. Definisi ISK
Infeksi saluran kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme didalam saluran kemih,yang dalam keadaan normal air kemih
tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain.infeksi saluran kemih
dapat terjadi baik lpria maupun wanita dari semua umur,dan dari kedua jenis
kelamin ternyata wanita lebih sering menderita infeksi dari pada pria.(Sudoyo
Aru,dkk2009)
Infeksi saluran kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme didalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih
tidak mengandung bakteri, virus, mikroorganisme lain. (Nanda Nic-Noc,2012)
Infeksi saluran kemih adalah invasi mikroorganisme pada salah satu atau beberapa
bagian saluran kemih.( Muttaqin, A dan Sari, K 2011)
Infeksi saluran kemih (ISK ) Atau Urinarius Tractus Infection(UTI) adalah suatu
keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih.(Agus Tessy,2001
hal.112)
Klasifikasi ISK Menurut M.Clevo Rendy dan Margareth TH (2012,hal 220)
berdasarkan letak peradangan yaitu :
1. Kanduung Kemih (Sistitis)
Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya
infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra kedalam
kandung kemih , kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistokop.
2. Uretra (Uretritis)
Uretritis adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan sebagai gonoreal
disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis
non gonoreal adalah uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhea
biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum.
3. Prostat (Prostatitis)
4. Ginjal (pielonefritis)
Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri pada ginjal, tubulus
dan jaringan interstisial dari satu atau kedua ginjal.
Infeksi saluran kemih (ISK) pada usia lanjut, dibedakan menjadi :
1. ISK Uncomplicated (simple) merupakan ISK sederhana yang terjadi pada
penderita dengan saluran kencing tak baik, anatomic maupun fungsional
normal.ISK ini pada usia lanjut terutama mengenai penderita Wanita dan
infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.
2. ISK Complicated , sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali
kuman penyebab sulit diberantas,kuman penyebab sering resisten terhadap
beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock.
b. Etiologi
ISK terjadi tergantung banyak factor seperti : usia, gender, prevalensi
bakteriuria,dan factor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran
kemih termasuk ginjal. Berikut menurut jenis mikroorganisme dan usia :
Jenis – jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK,antara lain :
Escherichia Coli : 90 % Penyebab ISK uncomplicated (simple )
Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
Enterobacter, Staphylococcus Epidemidis, Enterococci,dll.
Sistem perkemihan atau sistem urinaria terdiri atas, dua ginjal yang fungsinya
membuang limbah dan substansi berlebihan dari darah, dan membentuk kemih dan
dua ureter, yang mengangkut kemih dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria)
yang berfungsi sebagai reservoir bagi kemih dan urethra. Saluran yang menghantar
kemih dari kandung kemih keluar tubuh sewaktu berkemih. Setiap hari ginjal
menyaring 1700 L darah, setiap ginjal mengandung lebih dari 1 juta nefron, yaitu
suatu fungsional ginjal. Ini lebih dari cukup untuk tubuh, bahkan satu ginjal pun
sudah mencukupi. Darah yang mengalir ke kedua ginjal normalnya 21 % dari curah
jantung atau sekitar 1200 ml/menit.
Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm
pada bagian paling tebal. Berat satu ginjal pada orang dewasa kira-kira 150 gram
dan kira-kira sebesar kepalang tangan. Ginjal terletak retroperitoneal dibagian
belakang abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada
hepar disisi kanan. Ginjal berbentuk kacang, dan permukaan medialnya yang
cekung disebut hilus renalis, yaitu tempat masuk dan keluarnya sejumlah saluran,
seperti pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan ureter. Panjang ureter
sekitar 25 cm yang menghantar kemih. Ia turun ke bawah pada dinding posterior
abdomen di belakang peritoneum. Di pelvis menurun ke arah luar dan dalam dan
menembus dinding posterior kandung kemih secara serong (oblik). Cara masuk ke
dalam kandung kemih ini penting karena bila kandung kemih sedang terisi kemih
akan menekan dan menutup ujung distal ureter itu dan mencegah kembalinya
kemih ke dalam ureter. Kandung kemih bila sedang kosong atau terisi sebagian,
kandung kemih ini terletak di dalam pelvis, bila terisi lebih dari setengahnya maka
kandung kemih ini mungkin teraba di atas pubis. Peritenium menutupi permukaan
atas kandung kemih. Periteneum ini membentuk beberapa kantong antara kandung
kemih dengan organ-organ di dekatnya, seperti kantong rektovesikal pada pria,
atau kantong vesiko-uterina pada wanita. Diantara uterus dan rektum terdapat
kavum douglasi.
Uretra pria panjang 18-20 cm dan bertindak sebagai saluran untuk sistem
reproduksi maupun perkemihan. Pada wanita panjang uretra kira-kira 4 cm dan
bertindak hanya sebagai system Perkemihan. Uretra mulai pada orifisium uretra
internal dari kandung kemih dan berjalan turun dibelakang simpisis pubis melekat
ke dinding anterior vagina. Terdapat sfinter internal dan external pada uretra,
sfingter internal adalah involunter dan external dibawah volunter kecuali pada bayi
dan pada cedera atau penyakit saraf.
d. Patofisiologi
Infeksi saluran kemih bagian bawah paling banyak disebabkan oleh
mikroorganisme terutama bakteri gram negatif yaitu Escherichia Coli yang
mencapai kurang lebih 90 persen kejadian, disertai dengan pseudomonas,
enterobakter, Bakteri gram positif : streptococcus, S. Saprofit. Secara normal
mikroorganisme tersebut terdapat pada saluran intestinal, tetapi bila terjadi infeksi
pada saluran intestinal maka terjadi respon tubuh terhadap infeksi sehingga timbul
demam, anoreksia, mual, muntah, menggigil, diare. Apalagi jarak anatomi
intestinal dan vesika urinaria yang dekat sehingga memudahkan mikroorganisme
masuk melalui urethra secara asenden. Masuknya mikroorganisme ini dapat
disebabkan karena hubungan sex yang terlalu berlebihan, yang biasanya banyak
terjadi pada wanita muda, dimana jarak antara vagina dan vesika urinaria dekat
sehingga dapat membawa kuman ke vesika urinaria melalui sperma, sperma dapat
membuat pH vagina menjadi meningkat hingga tidak dapat membunuh kuman yang
masuk pada vesika urinaria. Apalagi bila setelah itu tidak mengosongkan kandung
kemih maka mikroorganisme akan berkolonisasi di dalam vesika urinaria.
Pemasangan alat pada traktur urinarius misal ; penggunaan kateter dan
sistoscopy merupakan faktor utama terjadinya infeksi saluran kemih karena saat
membuka uretra kuman pada daerah uretra tersebut dapat masuk bersamaan dengan
alat yang dimasukkan dan penggunaan alat yang lama dapat menyebabkan
mikroorganisme berkembang dan berkolonisasi pada vesika urinaria dan menyebar
ke seluruh sistem urinarius. Intake minum yang kurang, menyebabkan urine sedikit
keluar, yang seharusnya jumlah urine normal untuk membawa sisa metabolisme
adalah 1400 – 1900 ml. Minum yang kurang menyebabkan bakteri yang ada pada
vesika urinaria tidak dapat di bawa keluar.
Secara normal mikroorganisme yang masuk dapat di lawan oleh kandung
kemih karena adanya lapisan kandung kemih yang memproduksi sel mukus dimana
dapat memelihara integritas lapisan vesika urinaria, sehingga sterilitas dari pada
urine dapat cepat kembali, karena mekanisme pertahanan vesika urinaria dapat
selama fase inflamasi akan memasukkan mikroorganisme ke dalam proses
fagositosis pada mukosa (epitel) vesika urinaria dan urine, dimana secara normal
mekanisme pertahanan memiliki kerja anti bakteri (pada selaput lendir urethra).
Bila sudah terjadi obstruksi pada saluran kemih akan memudahkan
berkembangnya kuman menjadi media yang alkali dan ini dapat terjadi juga bila
saluran kemih terjadi kerusakan. Obstruksi ini menyebabkan urine yang keluar
sedikit-sedikit, pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas, spasme kandung
kemih, warna urine yang keruh, low back pain dan dapat terjadi hematuri terutama
pada keadaan trauma urethra. ( M. Clevo Rendy, Margareth TH, 2012 hal 218)
e. Manifestasi Klinis
Rasa ingin buang air kecil,meski sudah dicoba untuk berkemih namun tidak
ada air kemih yang keluar.
Sering kencing dan kesakitan saat kencing, air kencing bisa berwarna putih,
coklat atau kemerahan dan bau nya sangat menyengat.
Warna air seni kental / pekat seperti air teh,kadang kemerahan bila ada
darah.
Nyeri pada pinggang.
Demam/ menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai ginjal. (
diiringi rasa nyeri disisi bawah belakang rusuk, mual, atau muntah )
Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh –
sembuh dapat menjadi pemicu terjadinya kanker kandung kemih.
Pada neonatus usia 2 bulan, gejalanya dapat menyerupai infeksi atau sepsis
berupa demam, apatis, berat badan tidak naik, muntah, mencret, anoreksia,
problem minum dan sianosis (kebiruan)
Pada bayi gejalanya berupa demam, berat badan sukar naik atau anoreksia.
Pada anak besar gejalanya lebih besar gejalanya lebih khas seprti sakit
waktu kencing, frekuensi kencing meningkat, nyeri perut atau
pinggang,mengompol, dan bau kencing yang menyengat.
f. Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisis
a. Leukosuria atau puria : merupakan salah satu bentuk adanya ISK. Leukosuria
positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/ lapang pandang besar (LBP)
sediment air kemih.
b. Hematuria : Hematuria positif bila 5 – 10 eritrosit/ LBP sediment air kemih.
Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa
kerusakan glomerolus ataupun urolitiasis.
2. Bakteriologis
a) Mikroskopis
b) Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
4. Hitung koloni : hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin
tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai
criteria utama adanya infeksi.
5. Metode tes
a. Tes dipstick multistrip untuk WBC ( tes esterase leukosit ) dan nitrit (tes
Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase leukosit positif : maka
pasien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika
terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.
b. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) : Uretritia akut akibat organime
menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria
gonnorrhoeae, herpes simplek) .
c. Tes - tes tambahan : Urogram Intravena (UIV), Pielografi (IVP),
msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untk menentukan
apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu,
massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostat. Urogram
IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat
dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang
resisten.
g. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih ini adalah karena
adanya proses reflux atau mikroorganisme yang di dapat secara asendens, yaitu
menyebabkan :
1) Pyelonefriti
Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal
dan jaringan intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.
2) Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau
tidak diobati dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik
secara akut dan kronik.
h. Penatalaksanaan Medis Dan Non Medis
1) NonMedis
Istirahat.
Diet : perbanyak vitamin A dan C untuk mempertahankan epitel
saluran kemih.
2) Medis
Antibiotik sesuai kultur, jika hasil kultur belum ada dapat diberikan
antibiotik antara lain cefotaxime, ceftriaxone, kotrimoxsazol,trimetoprim,
doksisiklin.
Antibiotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu
Antibiotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di
ganti ) dalam jangka waktu 3 – 4 minggu.
Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari
sebelum tidur dalam waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini merupakan
pengobatan lanjut bila ada komplikasi lebih lanjut.
Bila ada tanda-tanda urosepsis dapat diberikan imipenem atau
kombinasi penisilin dengan aminoglikosida.
Untuk ibu hamil dapat diberikan amoksisilin,nitrofurotoin atau
sefalosporin.
Penanganan Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) yang ideal adalah agens antibacterial yang
secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhadap
flora fekal dan vagina.
i. Pencegahan ISK
a. Minum air putih yang banyak 2 – 2,5 liter per hari.
b. Hindari minum minuman beralkohol, kopi karena dapat mengiritasi kandung
kemih
c. Menganjurkan menjaga personal hygiene yang benar :
jangan menggunakan jeans atau celana yang terlalu ketat.
Hindari hubungan sex yang terlalu sering dan berlebihan dan setelah itu
biasakan mengosongkan kandung kemi
ASUHAN KEPERAWATAN
Ny.f usia 64 tahun datang kerumah sakit medistra diantar anaknya sdah 4 hari
mengeluh sering BAK sedikit tapi sering menetes, Pasien mengeluh nyeri seperti terbakar
waktu buang air kecil, mengeluh nyeri pada daerah pinggul dan tak nyaman di daerah
ovarium, pasien juga mengatakan memiliki riwayat keputihan 1 tahun yang lalu. Pasien
tampak lemas dan meringis kesakitan, skala nyeri 6. Setelah dilakukan pemeriksaan di
dapatkan TTV:
TD: 110/70 Mmhg
N : 68 x/menit
Rr: 22 x/menit
S : 37oc
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.f
Umur : 64
Jenis kelamin : perempuan
Suku bangsa : sunda
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Pendidikan : sma
Alamat : bekasi
Tanggal MRS : 15 januari 2020
Diagnosa medis : infeksi saluran kemih
f. Kognitif Perseptual.
pasien tidak mengalami gangguan.
g. Konsep Diri
pasien menerima penyakit yang dialaminya saat ini, tetapi belum memahami tentang
penyakitnya
h. Pola Koping
pasien biasa nya meminta bantuan anaknya untuk melakukan sesuatu
i. Pola seksual reproduksi
B. Pemeriksaan Fisik
4. System pendengaran
1) Daun telinga : normal
2) Karakteristik serumen : tidak ada
3) Kondisi telinga tengah : normal
4) Cairan pada telinga : tidak ada
5) Perasaan penuh di telinga : tidak
6) Titinus : tidak ada
7) Fungsi pendengaran : normal
8) Gangguan keseimbangan : tidak ada
9) Pemakaian alat bantu : tidak ada
DATA FOKUS
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
Kolaborasi
- awasi pemeriksaan lab :
elektrolit, bun, kreatinin - pengawasan
- lakukan tindakan untuk terhadap di fungsi
memelihara asam urin ginjal asam urin
- tingkatan masukkan sari menghalangi
buah beri dan berikan timbulnya kuman.
obat-obatan untuk
meningkatkan asam urine.