Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK

Laporan Pendahuluan Dan Askep Infeksi Saluran Kemih

Disusun oleh:

Kelompok 5

1. Amalia sukmawati
2. Ami nuryani
3. Dwi aliya muis
4. Kurnia aditama
5. Puti melati
6. Rizal hidayat
7. Rizka amalia

KELAS 3C KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA


Jl. Cut Mutia Raya No.88A Sepanjang Jaya Rawalumbu
Kota Bekasi Jawa Barat 17113
Tahun Ajaran 2020
LAPORAN PENDAHULUAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

A. KONSEP PENYAKIT
a. Definisi ISK
Infeksi saluran kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme didalam saluran kemih,yang dalam keadaan normal air kemih
tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain.infeksi saluran kemih
dapat terjadi baik lpria maupun wanita dari semua umur,dan dari kedua jenis
kelamin ternyata wanita lebih sering menderita infeksi dari pada pria.(Sudoyo
Aru,dkk2009)
Infeksi saluran kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme didalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih
tidak mengandung bakteri, virus, mikroorganisme lain. (Nanda Nic-Noc,2012)
Infeksi saluran kemih adalah invasi mikroorganisme pada salah satu atau beberapa
bagian saluran kemih.( Muttaqin, A dan Sari, K 2011)
Infeksi saluran kemih (ISK ) Atau Urinarius Tractus Infection(UTI) adalah suatu
keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih.(Agus Tessy,2001
hal.112)
Klasifikasi ISK Menurut M.Clevo Rendy dan Margareth TH (2012,hal 220)
berdasarkan letak peradangan yaitu :
1. Kanduung Kemih (Sistitis)
Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya
infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra kedalam
kandung kemih , kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistokop.
2. Uretra (Uretritis)
Uretritis adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan sebagai gonoreal
disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis
non gonoreal adalah uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhea
biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum.
3. Prostat (Prostatitis)
4. Ginjal (pielonefritis)
Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri pada ginjal, tubulus
dan jaringan interstisial dari satu atau kedua ginjal.
Infeksi saluran kemih (ISK) pada usia lanjut, dibedakan menjadi :
1. ISK Uncomplicated (simple) merupakan ISK sederhana yang terjadi pada
penderita dengan saluran kencing tak baik, anatomic maupun fungsional
normal.ISK ini pada usia lanjut terutama mengenai penderita Wanita dan
infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.
2. ISK Complicated , sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali
kuman penyebab sulit diberantas,kuman penyebab sering resisten terhadap
beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock.

b. Etiologi
ISK terjadi tergantung banyak factor seperti : usia, gender, prevalensi
bakteriuria,dan factor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran
kemih termasuk ginjal. Berikut menurut jenis mikroorganisme dan usia :
Jenis – jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK,antara lain :
 Escherichia Coli : 90 % Penyebab ISK uncomplicated (simple )
 Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
 Enterobacter, Staphylococcus Epidemidis, Enterococci,dll.

Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :

 Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengososngan


kandung kemih yang kurang efektif.
 Mobilitas menurun.
 Nutrisi yang kurang baik.
 Sistem imun menurun.
 Hilang efek bakterisid dari sekresi prostat.
c. Anatomi

Sistem perkemihan atau sistem urinaria terdiri atas, dua ginjal yang fungsinya
membuang limbah dan substansi berlebihan dari darah, dan membentuk kemih dan
dua ureter, yang mengangkut kemih dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria)
yang berfungsi sebagai reservoir bagi kemih dan urethra. Saluran yang menghantar
kemih dari kandung kemih keluar tubuh sewaktu berkemih. Setiap hari ginjal
menyaring 1700 L darah, setiap ginjal mengandung lebih dari 1 juta nefron, yaitu
suatu fungsional ginjal. Ini lebih dari cukup untuk tubuh, bahkan satu ginjal pun
sudah mencukupi. Darah yang mengalir ke kedua ginjal normalnya 21 % dari curah
jantung atau sekitar 1200 ml/menit.
Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm
pada bagian paling tebal. Berat satu ginjal pada orang dewasa kira-kira 150 gram
dan kira-kira sebesar kepalang tangan. Ginjal terletak retroperitoneal dibagian
belakang abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada
hepar disisi kanan. Ginjal berbentuk kacang, dan permukaan medialnya yang
cekung disebut hilus renalis, yaitu tempat masuk dan keluarnya sejumlah saluran,
seperti pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan ureter. Panjang ureter
sekitar 25 cm yang menghantar kemih. Ia turun ke bawah pada dinding posterior
abdomen di belakang peritoneum. Di pelvis menurun ke arah luar dan dalam dan
menembus dinding posterior kandung kemih secara serong (oblik). Cara masuk ke
dalam kandung kemih ini penting karena bila kandung kemih sedang terisi kemih
akan menekan dan menutup ujung distal ureter itu dan mencegah kembalinya
kemih ke dalam ureter. Kandung kemih bila sedang kosong atau terisi sebagian,
kandung kemih ini terletak di dalam pelvis, bila terisi lebih dari setengahnya maka
kandung kemih ini mungkin teraba di atas pubis. Peritenium menutupi permukaan
atas kandung kemih. Periteneum ini membentuk beberapa kantong antara kandung
kemih dengan organ-organ di dekatnya, seperti kantong rektovesikal pada pria,
atau kantong vesiko-uterina pada wanita. Diantara uterus dan rektum terdapat
kavum douglasi.
Uretra pria panjang 18-20 cm dan bertindak sebagai saluran untuk sistem
reproduksi maupun perkemihan. Pada wanita panjang uretra kira-kira 4 cm dan
bertindak hanya sebagai system Perkemihan. Uretra mulai pada orifisium uretra
internal dari kandung kemih dan berjalan turun dibelakang simpisis pubis melekat
ke dinding anterior vagina. Terdapat sfinter internal dan external pada uretra,
sfingter internal adalah involunter dan external dibawah volunter kecuali pada bayi
dan pada cedera atau penyakit saraf.

d. Patofisiologi
Infeksi saluran kemih bagian bawah paling banyak disebabkan oleh
mikroorganisme terutama bakteri gram negatif yaitu Escherichia Coli yang
mencapai kurang lebih 90 persen kejadian, disertai dengan pseudomonas,
enterobakter, Bakteri gram positif : streptococcus, S. Saprofit. Secara normal
mikroorganisme tersebut terdapat pada saluran intestinal, tetapi bila terjadi infeksi
pada saluran intestinal maka terjadi respon tubuh terhadap infeksi sehingga timbul
demam, anoreksia, mual, muntah, menggigil, diare. Apalagi jarak anatomi
intestinal dan vesika urinaria yang dekat sehingga memudahkan mikroorganisme
masuk melalui urethra secara asenden. Masuknya mikroorganisme ini dapat
disebabkan karena hubungan sex yang terlalu berlebihan, yang biasanya banyak
terjadi pada wanita muda, dimana jarak antara vagina dan vesika urinaria dekat
sehingga dapat membawa kuman ke vesika urinaria melalui sperma, sperma dapat
membuat pH vagina menjadi meningkat hingga tidak dapat membunuh kuman yang
masuk pada vesika urinaria. Apalagi bila setelah itu tidak mengosongkan kandung
kemih maka mikroorganisme akan berkolonisasi di dalam vesika urinaria.
Pemasangan alat pada traktur urinarius misal ; penggunaan kateter dan
sistoscopy merupakan faktor utama terjadinya infeksi saluran kemih karena saat
membuka uretra kuman pada daerah uretra tersebut dapat masuk bersamaan dengan
alat yang dimasukkan dan penggunaan alat yang lama dapat menyebabkan
mikroorganisme berkembang dan berkolonisasi pada vesika urinaria dan menyebar
ke seluruh sistem urinarius. Intake minum yang kurang, menyebabkan urine sedikit
keluar, yang seharusnya jumlah urine normal untuk membawa sisa metabolisme
adalah 1400 – 1900 ml. Minum yang kurang menyebabkan bakteri yang ada pada
vesika urinaria tidak dapat di bawa keluar.
Secara normal mikroorganisme yang masuk dapat di lawan oleh kandung
kemih karena adanya lapisan kandung kemih yang memproduksi sel mukus dimana
dapat memelihara integritas lapisan vesika urinaria, sehingga sterilitas dari pada
urine dapat cepat kembali, karena mekanisme pertahanan vesika urinaria dapat
selama fase inflamasi akan memasukkan mikroorganisme ke dalam proses
fagositosis pada mukosa (epitel) vesika urinaria dan urine, dimana secara normal
mekanisme pertahanan memiliki kerja anti bakteri (pada selaput lendir urethra).
Bila sudah terjadi obstruksi pada saluran kemih akan memudahkan
berkembangnya kuman menjadi media yang alkali dan ini dapat terjadi juga bila
saluran kemih terjadi kerusakan. Obstruksi ini menyebabkan urine yang keluar
sedikit-sedikit, pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas, spasme kandung
kemih, warna urine yang keruh, low back pain dan dapat terjadi hematuri terutama
pada keadaan trauma urethra. ( M. Clevo Rendy, Margareth TH, 2012 hal 218)
e. Manifestasi Klinis
 Rasa ingin buang air kecil,meski sudah dicoba untuk berkemih namun tidak
ada air kemih yang keluar.
 Sering kencing dan kesakitan saat kencing, air kencing bisa berwarna putih,
coklat atau kemerahan dan bau nya sangat menyengat.
 Warna air seni kental / pekat seperti air teh,kadang kemerahan bila ada
darah.
 Nyeri pada pinggang.
 Demam/ menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai ginjal. (
diiringi rasa nyeri disisi bawah belakang rusuk, mual, atau muntah )
 Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh –
sembuh dapat menjadi pemicu terjadinya kanker kandung kemih.
 Pada neonatus usia 2 bulan, gejalanya dapat menyerupai infeksi atau sepsis
berupa demam, apatis, berat badan tidak naik, muntah, mencret, anoreksia,
problem minum dan sianosis (kebiruan)
 Pada bayi gejalanya berupa demam, berat badan sukar naik atau anoreksia.
 Pada anak besar gejalanya lebih besar gejalanya lebih khas seprti sakit
waktu kencing, frekuensi kencing meningkat, nyeri perut atau
pinggang,mengompol, dan bau kencing yang menyengat.

f. Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisis
a. Leukosuria atau puria : merupakan salah satu bentuk adanya ISK. Leukosuria
positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/ lapang pandang besar (LBP)
sediment air kemih.
b. Hematuria : Hematuria positif bila 5 – 10 eritrosit/ LBP sediment air kemih.
Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa
kerusakan glomerolus ataupun urolitiasis.
2. Bakteriologis
a) Mikroskopis
b) Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
4. Hitung koloni : hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin
tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai
criteria utama adanya infeksi.
5. Metode tes
a. Tes dipstick multistrip untuk WBC ( tes esterase leukosit ) dan nitrit (tes
Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase leukosit positif : maka
pasien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika
terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.
b. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) : Uretritia akut akibat organime
menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria
gonnorrhoeae, herpes simplek) .
c. Tes - tes tambahan : Urogram Intravena (UIV), Pielografi (IVP),
msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untk menentukan
apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu,
massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostat. Urogram
IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat
dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang
resisten.

g. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih ini adalah karena
adanya proses reflux atau mikroorganisme yang di dapat secara asendens, yaitu
menyebabkan :
1) Pyelonefriti
Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal
dan jaringan intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.
2) Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau
tidak diobati dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik
secara akut  dan kronik.
h. Penatalaksanaan Medis Dan Non Medis
1) NonMedis
 Istirahat.
 Diet : perbanyak vitamin A dan C untuk mempertahankan epitel
saluran kemih.
2) Medis
Antibiotik sesuai kultur, jika hasil kultur belum ada dapat diberikan
antibiotik antara lain cefotaxime, ceftriaxone, kotrimoxsazol,trimetoprim,
doksisiklin.
 Antibiotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu
 Antibiotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di
ganti ) dalam jangka waktu 3 – 4 minggu.
 Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari
sebelum tidur dalam waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini merupakan
pengobatan lanjut bila ada komplikasi lebih lanjut.
 Bila ada tanda-tanda urosepsis dapat diberikan imipenem atau
kombinasi penisilin dengan aminoglikosida.
 Untuk ibu hamil dapat diberikan amoksisilin,nitrofurotoin atau
sefalosporin.

Penanganan Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) yang ideal adalah agens antibacterial yang
secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhadap
flora fekal dan vagina.

Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan


infeksi.penggunaan medikasi yang umum mencakup : sulfisoxazole (gastrisin),trimethoprim /
sulfamethoxazole ( tpm / smz,bactrim,septra),kadang ampicillin atau amoksisilin
digunakan,tetapi E.Coli telah resisten terhadap bakteri ini.pyridium,suatu analgesic urinarius
juga dapat digunakan untuk mengurangi ketidak nyamanan akibat infeksi.Dan dianjurkan
untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas mikroorganisme yang
mungkin naik ke uretra,untuk wanita harus membilas dari depan kebelakang untuk
menghindari kontaminasi lubang uretra oleh bakteri feces.

i. Pencegahan ISK
a. Minum air putih yang banyak 2 – 2,5 liter per hari.
b. Hindari minum minuman beralkohol, kopi karena dapat mengiritasi kandung
kemih
c. Menganjurkan menjaga personal hygiene yang benar :
 jangan menggunakan jeans atau celana yang terlalu ketat.
 Hindari hubungan sex yang terlalu sering dan berlebihan dan setelah itu
biasakan mengosongkan kandung kemi
ASUHAN KEPERAWATAN

Ny.f usia 64 tahun datang kerumah sakit medistra diantar anaknya sdah 4 hari
mengeluh sering BAK sedikit tapi sering menetes, Pasien mengeluh nyeri seperti  terbakar
waktu buang air kecil, mengeluh nyeri pada daerah pinggul dan tak nyaman di daerah
ovarium, pasien juga mengatakan memiliki riwayat keputihan 1 tahun yang lalu. Pasien
tampak lemas dan meringis kesakitan, skala nyeri 6. Setelah dilakukan pemeriksaan di
dapatkan TTV:
TD: 110/70 Mmhg
N : 68 x/menit
Rr: 22 x/menit
S : 37oc

A. IDENTITAS KLIEN

Nama                   : Ny.f
Umur                   : 64
Jenis kelamin       : perempuan
Suku bangsa        : sunda
Pekerjaan             : ibu rumah tangga
Pendidikan          : sma
Alamat                 : bekasi
Tanggal MRS      : 15 januari 2020
Diagnosa medis   : infeksi saluran kemih

II. RIWAYAT KESEHATAN


a.       Keluhan utama :
pasien mengeluh sering BAK sedikit tapai sering menetes, pasien mengatakan nyeri
dan tak nyaman didaerah ovarium
b.      Riwayat penyakit sekarang
c.       Riwayat penyakit dahulu
pasien mengatakan belum pernah menderita penyakit yang sama sebelumnya

d.      Riwayat penyakit keluarga


keluarga tidak ada yang menderita penyakit serupa
e.       Riwayat psikososial dan spiritual
 Orang terdekat dengan klien : anak klien
 Masalah yang mempengaruhi klien :-
 Mekanisme koping terhadap stress : tidur
 Persepsi klien terhadap pemyakitnya : ingin cepat sembuh agar dapat bekerja kembali
 System nilai kepercayaan : berdoa, sholat dan mengaji
 Kondisi lingkungan rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini : baik

7)      Pola kebiasaan


Hal Yang Dikaji Pola Kebiasaan
Sebelum sakit / Di Rumah Sakit
selelum di RS
1.      Pola nutrisi
a.       Frekuensi makan 2 3
b.      Nafsu makan tidak Tidak baik
Alasan mual Mual
c.       Porsi makan yang dihabiskan ½ ½
d.      Makanan yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada
e.       Makanan yang membuat alergi gorengan gorengan
f.       Makanan pantangan gorengan gorengan
g.      Makanan diet Makanan lunak
h.      Pengunaan obat sebelum makan promag Tidak ada
i.        Penggunaan alat bantu Tidak ada Tidak ada

2.      Pola eliminasi


a.       B.A.K
1)      Frekuensi 3 kali 7 kali
2)      Warna Kuning jernih Kuning keruh
3)      Keluhan Nyeri (skala 6)
4)      Penggunaan alat bantu Tidak ada Tidak ada
b.      B.A.B tidak ada
1)      Frekuensi 1 tidak ada
2)      Waktu Pagi tidak ada
3)      Warna Coklat tidak ada
4)      Konsistensi keras Tidak ada
5)      Keluhan Tidak ada Tidak ada
6)      Penggunaan laxative Tidak ada

3.      Pola Personal Hygiene


a.       Mandi 1
1)      Frekuensi 2 Pagi hari
2)      Waktu Pagi dan sore
b.      Oaral Hygiene 1
1)      Frekuensi 2 Pagi hari
2)      Waktu Pagi dan sebelum
tidur
c.       Cuci rambut 2x/hari -
1)      Frekuensi -

4.      Pola istirahat dan tidur - 4-5 jam


a.       Lama tidur siang -
b.      Lama tidur malam 6-8 jam -
-
5.      Pola aktifitas dan latihan -
a.       Waktu bekerja - -
b.      Olahraga -
c.       Jenis olahraga -
d.      Frekuensi -
e.       Keluhan dalam aktifitas Tidak ada -
-
6.      Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan -
a.       Merokok -
1)      Frekuensi - -
2)      Jumlah - -
3)      Lama pemakaian - -
b.      Minuman keras/NABZA -
1)      Frekuensi Tidak
2)      Jumlah
3)      Lama pemakaian

f.       Kognitif Perseptual.
pasien tidak mengalami gangguan.
g.      Konsep Diri
pasien menerima penyakit yang dialaminya saat ini, tetapi belum memahami tentang
penyakitnya
h.      Pola Koping
pasien biasa nya meminta bantuan anaknya untuk melakukan sesuatu
i.        Pola seksual reproduksi

B. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum: klien tampak lemas dan meringis kesakitan


2. Pemeriksaan fisik umum
1) Berat badan : 40 kg
(sebelum sakit:) 42kg
2) Tinggi badan : 145 cm
3) Pembesaran kelenjar getah bening : tidak
3. System penglihatan
1)      Posisi mata : simetris
2)      Kelopak mata : normal
3)      Pergerakan bola mata : normal
4)      Konjungtiva : merah muda
5)      Kornea : normal
6)      Sclera : anikterik
7)      Pupil : isokor
8)      Otot-otot mata :tidak ada kelainan
9)      Fungsi penglihatan : kabur
10)  Tanda-tanda radang :tidak ada
11)  Pemakaian kaca mata : tidak
12)  Pemakaian lensa kontak : tidak
13)  Reaksi terhadap cahaya : normal

4. System pendengaran
1)      Daun telinga : normal
2)      Karakteristik serumen : tidak ada
3)      Kondisi telinga tengah : normal
4)      Cairan pada telinga : tidak ada
5)      Perasaan penuh di telinga : tidak
6)      Titinus : tidak ada
7)      Fungsi pendengaran : normal
8)      Gangguan keseimbangan : tidak ada
9)      Pemakaian alat bantu : tidak ada

5. System wicara : normal


6. System pernafasan
1)      Jalan nafas : ada sumbatan
2)      Pernafasan :-
3)      Penggunaan otot bantu : tidak
4)      Frekuensi : 22 x/menit
5)      Irama : teratur
6)      Jenis pernafasan : spontan
7)      Kedalaman : dalam
8)      Batuk : Ya
9)      Sputum : Ya
10)  Konsistensi : Kental
11)  Terdapat darah : tidak
12)  Palpasi dada : tidak ada nyeri
13)  Perkusi dada : redup
14)  Suara nafas : Vesikuler
15)  Penggunaan alat bantu nafas: tidak

f.       System kardiovaskular


1)      Sirkulasi perifer
a.       Nadi : 68 x/ menit
b.      Tekanan darah : 110/70 mmHg
c.       Distensi vena jugularis : tidak
d.      Temperature kulit : hangat
e.       Warna kulit : pucat
f.       Pengisian kapiler : < 3 detik
g.      Edema : tidak ada
2)      Sirkulasi jantung
a)      Kecepatan denyut apical: 88 x/menit
b)      Irama : teratur
c)      Kelaianan bunyi jantung: tidak ada
d)     Sakit dada : tidak

DATA FOKUS

Nama klien :Ny.F Tanggal Masuk RS :15-01=2020

Ruangan : mawar Tanggal Pengkajian : 15-01-2020

Dx. Medis : ISK


Data Subyektif Data Obyektif
DS:
1. Pasien tampak lemas
1. Pasien mengatakan sering BAK
2. Pasien tampak meringis
sedikit tapi sering menetes,
kesakitan
2. Pasien mengatakan nyeri seperti 
3. TTV:
terbakar waktu buang air kecil,
3. Pasien mengatakan nyeri pada
TD: 110/70 Mmhg
daerah pinggul
N : 68 x/menit
4. Pasien mengatakkan tak nyaman di
Rr: 22 x/menit
daerah ovarium,
S : 37oc
5. Pasien mengatakan nyeri saat BAK
6. Pasien mengatakan tidak
mengetahui tentang penyakitnya P   : saat buang air kecil
Q   : nyeri seperti terbakar
R  : perut bagian bawah
S  : 6
T  : 2 menit
4. Pasien belum paham tentang
penyakit yang diderita

ANALISA DATA

Nama klien :Ny.F Tanggal Masuk RS :15-01=2020

Ruangan : mawar Tanggal Pengkajian : 15-01-2020

Dx. Medis : ISK


Data Subyektif Data Obyektif problem Etiologi
1. Pasien mengeluh 1. Pasien tampak Nyeri infeksi saluran
nyeri seperti  meringis kemih
terbakar waktu kesakitan
buang air kecil. 2. Pasien tampak
2. mengeluh nyeri lemas
dan tidak nyaman
pada daerah
ovarium TD: 110/70 Mmhg
P   : saat buang air N : 68 x/menit
kecil Rr: 18 x/menit
S : 37oc
Q   : nyeri seperti
terbakar
R  : perut bagian
bawah
S  : 6
T  : 2 menit

1. Pasien mengeluh 1. adanya disuria Perubahan pola infeksi saluran


sering BAK,
2. Pasien tampak eliminasi urine kemih
sedikit tapi
sering menetes meringis
2. Pasien
kesakitan
mengatakan nyeri
saat BAK

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama klien :Ny.F Tanggal Masuk RS :15-01=2020

Ruangan : mawar Tanggal Pengkajian : 15-01-2020

Dx. Medis : ISK


No. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Berhubungan dengan infeksi saluran kemih ditandai dengan
pasien mengeluh nyeri seperti terbakar saat BAK,
2. Perubahan eliminasi urine Berhubungan dengan infeksi saluran kemih. Ditandai dengan
Pasien mengeluh sering BAK, adanya disuria.
3. kurangnya pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang proses penyakit

INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama klien :Ny.F Tanggal Masuk RS :15-01=2020

Ruangan : mawar Tanggal Pengkajian : 15-01-2020


Dx. Medis : ISK

Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Rasional


Keperawatan
Nyeri berhubungan Setelah 1. berikan tindakan 1. meningkatkan
dengan infeksi nyaman seperti pijatan relaksasi
dilakukan
saluran kemih. di daerah perut menurunkan
Ditandai dengan: tindakan tegangan otot
DS : Pasien untuk mencegah
keperawatan
mengeluh nyeri kontaminasi
seperti  terbakar 3x24 jam 2. berikan perawatan uretra
waktu buang air perineal 2. relaksasi,
diharapkan
kecil, mengeluh nyeri
pada daerah ovarium pasien tidak 3. alihkan perhatian pada
DO  :   Ekspresi hal yang 3. menghindari
nyeri
menyenangkan terlalu
wajah meringis
dengan merasakan nyeri
4. catat lokasi, lamanya
Kriteria
intesitas nyeri skala (1-
Hasil : 10) 4. mengevaluasi
tempat obstruksi
- Tidak
5. anjurkan minum dan penyebab
ada banyak 2-3 liter jika nyeri
keluhan tidak ada kontra
nyeri indikasi 5. untuk
waktu membantu klien
BAK dan 6. pantau perubahan dalam berkemih
tidak ada warna, pola kemih,
nyeri masukkan dan
pada keluarkan setian 8 jam
daerah dan pantau hasil untuk
pinggul urinalisa ulang
- Skala mengidentifikasi
nyeri 0-3. indikasi kemajuan
Wajah
atau penyimpangan
klien
dari hasil yang di
tidak kolaborasi
harapkan
meringis.1.    berikan obat analgetik
sesuai dengan program
terapi
analgetik memblok
ranitidin. lintasan nyeri
Perubahan pola Setelah 1. bantu klien ke kamar 1. Untuk
eliminasi urine kecil, memakai pispot / memudahkan
dilakukan
(disuria, dorongan, urinal klien di dalam
frekuensi, dan tindakan berkemih
nokturia) yang 
keperawatan
berhubungan dengan 3x24 2. bantu klien
infeksi saluran mendapatkan posisi 2. supaya klien tidak
diharapkan
kemih. Ditandai berkemih yang nyaman sukar untuk
Pasien dapat
dengan: berkemih
berkemih
DS :  - Pasien 3. anjurkan untuk
sesuai pola
mengeluh sering berkemih setiap 2-3 jam
eliminasi
BAK 3. untuk mencegah
yang
DO: terjadinya
mendekati
- adanya 4. ukur dan catat urin penumpukkan
normal.
disuria setiap kali berkemih urine dalam
Dengan
- Pasien criteria hasil:
tampak - pola
4. untuk mengetahui
eliminasi
meringis adanya perubahan
normal warna dan untuk
kesakitan - tidak mengetahui
adanya input/output
disuria 5. palpasi kandung kemih
tiap 4 jam 5. untuk mengetahui
adanya distensi
kandung kemih

Kolaborasi
- awasi pemeriksaan lab :
elektrolit, bun, kreatinin - pengawasan
- lakukan tindakan untuk terhadap di fungsi
memelihara asam urin ginjal asam urin
- tingkatan masukkan sari menghalangi
buah beri dan berikan timbulnya kuman.
obat-obatan untuk
meningkatkan asam urine.

kurangnya Setelah 1. berikan waktu 1. untuk mengetahui


pengetahuan b/d dilakukan kepada pasien sejumlah mana
kurangnya informasi tindakan untuk menanyakan ketidaktahuan n
tentang proses keperawatan apa yang tidak pasien tentang
penyakit. (penkes) diketahui tentang penyakitnya
selama 3x 24 penyakitnya
DS : klien jam di
mengatakan tidak harapkan 2. kaji ulang proses 2. memberi
tahu tentang klien dan penyakit dan pengetahuan dasar
penyakitnya. keluarga harapan yang akan dimana pasien
mengerti datang dapat membuat
DO : klien tampak tentang pilihan
bingung ketika di penyakitnya berdasarkan
Tanya tentang informasI
penyakitnya. KH :
~mengatakan 3. berikan informasi
mengerti tentang: sumber 3. pengetahuan yang
tentang infeksi, tindakan di dapat
kondisi untuk mencegah mengurangi
~tindakan penyebaran ansietas
perawatan
diri preventif 4. Jelaskan
1. ~klien pemberian
antibiotik, 4. membantu
tenang
pemeriksaan mengembangkan
diagnosis, tujuan, kepatuhan klien
perawatan terhadap rencana
terapetiK
5. sesudah
pemeriksaan 5. pasien sering
anjurkan pasien menghentikan
untuk obat mereka, jika
menggunakan obat tanda–tanda
yang diberikan, penyakit mereda,
minum cairan menolong
sebanyaknya membalas ginjal
kurang lebih 8
gelas/hari

Anda mungkin juga menyukai