Anda di halaman 1dari 12

DINAMIKA ASEAN

Terhadap Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Kawasan


Regional Malaysia.

GROUP5
ANGGOTA
Zafirah Istiqamah Ardea Ahmad Raihan Darwis M. Rafly Artha Pratama Syarifah Nabila Azzahyan

E061201003 E061201011 E061201027 E061201053


Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri merupakan salah
satu alternatif untuk mengatasi masalah pengangguran yang terjadi di
dalam negeri. Berdasarkan jabatannya, mereka paling banyak bekerja
sebagai pekerja domestik,  caregiver  atau pengasuh orang sakit,
operator, pekerja perkebunan, dan teknisi. Bagi Malaysia, kehadiran
Tenaga Kerja Indonesia dapat mengatasi kesulitan pasokan tenaga
kerja di sektor tertentu yang sulit untuk dipenuhi oleh tenaga kerja
setempat.

Indonesia mempersiapkan Tenaga Kerja Indonesia agar mampu


bekerja secara profesional dan mampu bersaing dengan tenanga kerja
dari negara-negara lainnya. Akan tetapi, pada kenyatannya daya saing
para TKI dari Indonesia ternyata lemah sehingga menjadi sasaran
eksploitasi beberapa pihak.

79.662 JIWA
Jumlah pekerja Indonesia di Malaysia pada tahun 2019
Menurut pemerintah Indonesia, adanya perbedaan
dalam undang-undang yang mengatur mengenai
permasalahan ketenagakerjaan mengakibatkan
kasus kekerasan terhadap TKI kerap terjadi dan tidak
mendapatkan penanganan yang sesuai dengan yang
diharapkan oleh masyarakat Indonesia.

Faktor Penyebab Permasalahan


Tenaga Kerja Indonesia di
Wilayah Malaysia Menurut Nazaruddin Zainun dan Soijah Likin, faktor
sebenarnya yang menyebabkan terjadinya
penyiksaan pembantu rumah tangga, yaitu mereka
mengamati bahwa terkadang mutu kerja pembantu
rumah tangga tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Majikan mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk
mendapat pembantu dan memberi bayaran gaji tiap
bulan.
Tentang Penempatan &
Perlindungan Tenaga Kerja
Peraturan undang-undang telah
menciptakan landasan bagaimana upaya
perlindungan dan penempatan TKI harus
dapat diselenggarakan secara tertib,
efisien, dan efektif
Proses penempatan kerja selalu memperhatikan harkat
dan martabat manusia serta identitas diri bangsa dan
negara. Tenaga Kerja Indonesia dapat diberikan
kesempatan untuk melakukan pekerjaan dengan
beberapa ketentuan yang berlaku :

Keadaan di negara tujuan tidak


membahayakan keselamatan TKI yang
dikaitkan dengan metode praktik
Negara tujuan membuka kemungkinan penyelenggaraan pemerintahan di
kerjasama bilateral dengan negara Indonesia mengenai terjadinya masalah
Negara tujuan memiliki peraturan Indonesia melalui penempatan sistem penempatan dan perlindungan TKI ke
adanya perlindungan tenaga kerja asing. TKI. luar negeri.
Kebijakan ASEAN Terkait Perlindungan
Tenaga Kerja Migran
Pada tahun 2017, ASEAN bersama seluruh anggotanya

2017
membuat sebuah konsensus perlindungan dan promosi hak-
hak pekerja migran (Consensus on The Protection of The
Rights of Migrant Workers) demi memberi perlindungan serta
menguatkan hak-hak yang dimiliki oleh para pekerja migran.

Pada tahun 2020, dibentuklah Komunitas ASEAN (ASEAN


Community) untuk mempererat hubungan antarnegara serta

2020
masyarakat ASEAN dalam lingkungan yang lebih terbuka,
damai, serta sejahtera. Komunitas ASEAN ini juga diharapkan
dapat menjembatani penyelesaian isu-isu regional yang ada di
kawasan ASEAN termasuk permasalahan pekerja migran.
Komunitas ASEAN dibentuk dengan tiga pilar utama, yang
pertama yaitu Komunitas Politik-Keamanan ASEAN (ASEAN
Political-Security Community), Komunitas Ekonomi ASEAN
(ASEAN Economic Community), Komunitas Sosial Budaya
ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community).
Penyelesaian yang
Disepakati Indonesia-Malaysia
Kerjasama G-to-G antara Indonesia dengan Malaysia sebagai dasar perlindungan
terhadap TKI di negara tersebut sudah diupayakan oleh dua negara. Kemenlu dengan
membentuk aturan khusus yang dapat melindungi para TKI di Malaysia, seperti
pembentukan Memorandum of Understanding (MOU) dengan pemerintah Malaysia.

Kerjasama G-to-G antara Indonesia dengan Malaysia sebagai dasar perlindungan


terhadap TKI di negara tersebut sudah diupayakan oleh dua negara. Kemenlu dengan
membentuk aturan khusus yang dapat melindungi para TKI di Malaysia, seperti
pembentukan Memorandum of Understanding (MOU) dengan pemerintah Malaysia.

Penempatan TKI ke Malaysia dilakukan di bawah payung MOU Penempatan dan


Perlindungan TKI ke Malaysia, baik untuk sektor formal maupun sektor informal
(domestic). MoU bagi TKI yang bekerja di sektor formal, ditandatangani tahun 2004, dan
MoU tahun 2006 bagi TKI yang bekerja di rumah tangga (domestic worker).
MEMORANDUM OF UN DERSTAN DIN G (MOU )
Perjanjian bilateral ini untuk memberikan jaminan
perlindungan kepada TKI dari tindak kekerasan ketika
bekerja. Penempatan TKI ke Malaysia dilakukan di
bawah arahan MOU terhadap ketentuan Penempatan
dan PerlindunganTKI ke Malaysia, baik untuk sektor
formal maupun sektor informal.

Tetapi banyak beberapa pihak pelapor khusus PBB dalam bidang


Hak Asasi Buruh Migram, LSM yang konsen masalah perburuhan,
dan sebagainya menilai MOU ini melanggar hak asasi manusia
dan berpotensi berat terjadinya praktik perdagangan manusia
(praktif Trafficking ) terhadap pekerja domestik Indonesia di
Malaysia.
Pengeiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif untuk mengatasi masalah pengangguran yang terjadi di Indonesia. Penempatan
TKI keluar negeri juga dapat meningkatkan kesejahteraan kesejahteraan TKI dan
keluarganya dan juga meningkatkan keterampilan TKI karena pengalaman kerjanya di
luar negeri. Meningkatnya jumlah imigran setiap tahun untuk bekerja di luar negeri juga

Kesimpulan
merupakan indikator globalisasi ekonomi. Indonesia juga merupakan bagian internal dari
ekonomi global sehingga pengiriman tenaga kerja ke luar negeri dapat memberikan
dampak yang sangat signifikan terhadap makro ekonomi. Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia ke luar negeri juga tidak terlepas dari ketentuan dari Undang-Undang No. 13

&
Tahun 2003 tetntang Ketenagakerjaan, yaitu pada Bab VI Pasal 31 yang menyebutkan
bahwa setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih,
mendapatkan, atau pindah pekerjaan da memperoleh penghasilan yang layak di dalam
atau di luar negeri.

Saran
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu bahan untuk dapat
menambah pengetahuan dalam Dinamika ASEAN Terhadap Perlindungan dan
Penempatan TKI Di Kawasan Regional Malaysia. Penulis juga mengharapkan adanya
sumbangsih kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyusunan makalah
berikutnya yang lebih sempurna lagi.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai