Anda di halaman 1dari 19

STANDAR MUTU PELAYANAN

KEBIDANAN

OLEH :
RILA RINDI ANTINA, S.ST., M.AP., M.KES
Standard Standar Mutu
Operating Pelayanan
Procedure Kebidanan
(SOP)

Standar Penampilan
Persyaratan Minimal
KONSEP DASAR STANDAR DAN STANDARD
OPERATING PROCEDURE (SOP)

Standard
Operating
Standar Procedure

Standar adalah rumusan tentang penampilan


atau nilai yang diinginkan yang mampu dicapai
yang berkaitan d engan p arameter yang telah
ditetapkan
SYARAT STANDAR
Bersifat jelas
Masuk akal
Mudah dimengerti
Dapat dicapai
Absah
Meyakinkan
Mantap, spesifik, serta eksplisit
MANFAAT STANDAR
● Menentukan kompetensi
● Sebagai dasar untuk
menilai pelayanan, menyusun
rencana pelatihan dan
pengembangan kurikulum
● Membantu dalam penentuan
kebutuhan operasional dalam
penerapannya
STANDARD OPERATING PROSEDUR (SOP)
Standard Operating Prosedur (SOP) atau Sistem Tata
Kerja merupakan perangkat yang memandu setiap
individu dan unit ker ja di dalam institusi untuk
melaksanakan aktivitasnya secara konsisten, dalam
rangka mencapai tujuan yang diinginkan.
Penggunaan SOP dalam institusi bertujuan untuk
memastikan institusi beroperasi secara konsisten, efektif,
efisien, sistematis da terkelola dengan baik, untuk
menghasilkan produk/jasa yang dimiliki mutu konsisten
dengan standar yang telah ditetapkan.
Sebagai dokumen referensi mengenai
kebijakan
Sebagai panduan standar untuk
pelaksanaan aktivitas institusi
Sebagai pedoman dalam birokrasi/hierarki
pengambilan keputusan dan validasi
Untuk menjamin konsistensi dan keandalan
produksi
Untuk menjamin efektivitas dan efisiensi
Untuk menjaga tingkat kinerja
Untuk meminimalkan risiko kesalahan,
pelanggaran atau kegagalan
Menghindari terjadinya one man show
• Memastikan setiap aktivitas kerja dilaksanakan sesuai
standar keselamatan dan kesehatan kerja
• Sebagai referensi pada saat institusi diinspeksi atau diaudit
• Sebagai acuan untuk memecahkan masalah
• Sebagai perangkat untuk melindungi tenaga kerja
• Sebagai acuan/dasar hukum untuk mengambil tindakan
• Digunakan untuk bahan pelatihan
• Sebagai acuan/referensi dalam menyusun job description
dan indikator kinerja.
• Sebagai acuan untuk melakukan tindakan korektif dan
tindakan pencegahan.
• Sebagai acuan dalam mengembangkan sistem informasi
manajemen terpadu dalam institusi.
• Sebagai acuan manajemen institusi eksternal (auditor,
inspeksi, media dan publik)
PRINSIP DALAM MENYUSUN SOP
• SOP dinyatakan secara tertulis, lengkap dan sistematis
• SOP dikomunikasikan secara sistematis kepada seluruh unit kerja
• SOP harus sesuai dengan kebijakan institusi, patuh standar serta
peraturan perundangan yang berlaku
• SOP harus mencerminkan hierarki dalam institusi dan proses
pelayanan yang berlangsung
• SOP harus dapat mendorong pelaksanaan rangkaian aktivitas
institusi efektif dan efisien
• S O P h a ru s me mi l i k i m ekan i s me u nt u k m e m a nta u d a n
mengendalikan pelaksanaan pelanggaran atau penyimpangan
• SOP harus dievaluasi secara periodik disesuaikan dengan
kondisi terkini atau kebutuhan institusi
DOKUMEN SOP

● Kebijakan
● Pedoman
● Prosedur
● Instruksi kerja
● Rekaman
STANDAR MUTU PELAYANAN
KEBIDANAN
Format Standar Pelayanan Kebidanan
a. Tujuan: merupakan tujuan standar.
b. Pernyataan standar: berisikan pernyataan tentang
pelayanan kebidanan yang dilakukan, dengan
penjelasan tingkat kompetensi yang diharapkan,
c. Hasil: hasil yang akan dicapai oleh pelayanan yang
diberikan dan dinyatakan dalam bentuk yang dapat
diukur
d. Prasyarat: hal-hal yang diperlukan (misalnya: alat, obat,
keterampilan) agar pelaksana dapat menerapkan standar,
e. Proses: berisi langkah-langkah pokok yang perlu diikuti
untuk penerapan standar.
Standar Pelayanan Kebidanan
Standar pelayanan umum
Standar 1: Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat
Standar 2: Pencatatan dan pelaporan
Standar pelayanan antenatal
Standar 3: Identifikasi ibu hamil
Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan antenatal
Standar 5 : Palpasi abdominal
Standar 6: Pengelolaan anemia pada kehamilan
Standar 7: Pegelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Standar 8 : Persiapan persalinan
Lanj,,,
Standar pertolongan persalinan
Standar 9 : Asuhan persalinan Kala I
Standar 10 : Persalinan Kala II yang aman
Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif persalinan Kala III
Standar 12 : Penanganan Kala II dengan gawat darurat
Standar pelayanan nifas
Standar 13 : Perawatan bayi baru lahir
Standar 14 : Penanganan pada dua jam pertama
setelah persalinan
Standar 15 : Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa
nifas
Lanj,,,
Standar penanganan kegawatdaruratan obstetri dan
neonatal
Standar 16: Penanganan perdarahan dalam kehamilan pada
trimester III
Standar 17 : Penanganan kegawatan pada eklamsia
Standar 18 : Penanganan Kegawatan pada partus lama/macet
Standar 19 : Persalinan dengan penggunaan Vakum Ekstraktor
Standar 20 : Penanganan Retensio Plasenta
Standar 21 : Penanganan perdarahan post partum primer
Standar 22 : Penanganan perdarahan post partum sekunder
Standar 23 : Penanganan sepsis puerperalis
Standar 24: Penanganan Asfiksia Neonatorum
IDENTIFIKASI STANDAR PERSYARATAN
MINIMAL
Standar Masukan

Standar Lingkungan

Standar Proses
MINIMUN PERFORMANCE STANDARD
• Standar penampilan minimal adalah menunjuk pada
penampilan pelayanan kesehatan yang masih dapat
diterima. Standar ini menunjuk pada unsur keluaran,
disebut dengan nama standar keluaran (standard of
o u t p u t ) , ata u p o p u l e r p u l a d e n ga n sta n d a r
penampilan (standard of performance).
• Contohnya standar keluaran aspek medis (angka
ke s e m b u h a n , a n g ka e fe k s a m p i n g , a n g k a
komplikasi dan angka kematian) dan standar
keluaran aspek non medis (hubungan dokter pasien,
keramahtamahan petugas, keluhan pasien dan
kepuasan pasien).
PENGEMBANGAN STANDAR
• Menetapkan tingkatan organisasi yang memerlukan
standar
• Menetapkan area fungsi yang memerlukan standar
• Menetapkan kegiatan pokok yang memerlukan
standar
• M e n eta p ka n b a g i a n d a r i ke g i a ta n p o ko k ya n g
memerlukan standar
• Menetapkan kriteria standar yang akan diperlukan
• Merumuskan standar yang akan dipergunakan

Anda mungkin juga menyukai